Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

PENGENDALIAN BATERAI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah SCADA

Dosen : Ir. Sri Pariyanto Mursyid, M.Sc.

Oleh :

Budi Nurdin (NIM.111724007)

Rachman Suni (NIM.111724025)

Wisnu Argo (NIM.111724032)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2014
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dan gairah konsumsi masyarakat terhadap berbagai macam peralatan


pengendali dan otomasi kian waktu semakin bertambah. Kebutuhan tersebut akan meningkat dan
berkembang sejalan dengan permintaan serta berbagai keperluan sistem pengendali terhadap
berbagai kebutuhan penyelesaian masalah dalam berbagai aspek fundamental yang ada pada
masyarakat.

Munculnya berbagai persoalan serta pemenuhan kebutuhan manusia terhadap sistem


kontrol mengakitbatkan munculnya berbagai macam alat yang diciptakan oleh berbagai pihak
yang terkait dengan berbagai fungsi dan implementasi yang berbeda. Sebagai salah satu
implementasi penerapan sistem pengendali berbasis Pembangkit Tenaga Listrik. Pengaplikasian
sistem Solar Tracker merupakan satu aspek bagian yang penting.

Sebagai salah satu alternatif sumber energi yang terbarukan, energi surya (matahari)
memberikan pancaran energi yang sulit dikontrol dan diprediksi dalam jangka waktu beberapa
waktu belakangan ini. Namun ketersediaanya tidak pernah habis, ramah lingkungan (karena
tidak menimbulkan polusi) serta tersedia hampir pada seluruh pelosok bumi.Namun ketersediaan
intensitas matahari setiap waktu sulit untuk diprediksi karena Bumi selalu dinamin mengitari
matahari sehingga arah dan energi yang dipancarkan akan berubah setiap waktu.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penggerak pada Panel Surya perlu terintegrasi


dengan sistem pengendali. Sehingga pada penerapanya penyerapan energi pada Panel Surya
sebagai komponen yang dapat menyerap energi matahari dan diuabh menjadi energi listrik dapat
beroprasi dengan maksimal sesuai dengan ketersediaan energi surya yang terpancarkan oleh
matahari.
1.2. Tujuan

Pembuatan alat Solar Tracker pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya, memiliki beberapa
tujuan diantaranya adalah :

a. Memaksimalkan kinerja dari Solar Panel untuk mendapatkan pancaran cahaya matahari.
b. Meningkatkan fleksibilitas Solar Panel, sehingga dapat diaplikasikan dimana saja tanpa
terkendala intensitas pancaran cahaya matahari yang didapat.
1.3. Batasan Masalah

Dalam melakukan penelitian dan pembuatan alat Solar Tracker pada sistem Pengendali
Listrik Tenaga Matahari, batasan masalah yang diterapkan yaitu :

a. Mengendalikan gerakan Panel Surya mengikuti arah intensitas cahaya tertinggi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SCADA
2.1.1 Pengertian SCADA
SCADA (Supervisor Control and Data Acquisition) adalah sebuah sistem operasi
dengan sinyal kode sebagai antar communication channels untuk mengontrol remote
equipment (biasanya menggunakan satu communication channels per remote station).
Sistem suvervisor ini dapat dikombinasikan dengan sebuah system data akuisisi dengan
menggunakan code sinyak antar communication channels untuk mengirimkan
informasi tentang status dari remote equipment untuk ditampilkan atau direkam.
Industrial Control System (ICS) adalah sistem control terkomputerisasi yang
memonitor dan mengontrol proses industry. Sistem SCADA terdiri dari sistem ICS
yang terpadat pada proses bersekala besar, multiple sites, dan jarak yang jauh. Proses
tersebut termasuk industrial, infrastruktur, dan facility-base proses, contohnya.
• Industri Proses termasuk manufactur, produksi, pembangkit tenaga listrik, fabrikasi,
dll. Yang dapat beroperasi dalam keadaan continuous, batch, repetitive, atau mode
diskrit.
• Infrastruktur Proses (umum dan swasta), termasuk pengolahan air dan
pendistribusiannya, penampungan limbah air dan pengolahannya, garis pipa minyak
dan gas, transmisi jaringan listrik dan distribusi, wind farms, dan sistem
komunikasi.
• Fasilitas proses (umum dan swasta), bangunan, bandara, pelabuhan dan stasiun
ruang angkasa. Mereka memonitor dan mengontrol pemanas, ventilasi, dan sistem
HVAC.

2.2.1 Cara Kerja SCADA


SCADA digunakan untuk mengkombinasikan telemetri dan akuisisi data.
SCADA meliputi pengumpulan informasi, mentransfer kembali ke central site,
membawanya keluar sistem kapanpun dibutuhkan adanya analisis dan pengendalian
data serta kemudian menampilkan informasinya dalam bentuk angka, gambar, kata-
kata, alarm, pada sebuah layar dihadapan operator. Tidakan pengontrolan dibutuhkan
untuk membawanya kembali kedalam proses.
Sebelum akuisisi data, logika relai digunakan untuk mengendalikan produksi dan
sistem yang berjalan pada plant. Dengan adanya CPU dan perangkat elektronik
lainnya, PLC didistribusikan kebanyak tempat dan di berbagai sektor dengan sistemnya
yang menjadi lebih cerdas dan dengan ukuran yang lebih kecil. Penggunaan PLC dan
DCS ditunjukkan pada gambar berikut:

2.2 Solar Changer Controller


2.2.1 Pengertian Solar Changer Controller
Sebuah solar changer controller mengatur tegangan dan arus yang dihasilkan sari
solar panel yang ditempatkan antara solar panel dan baterai. Hal ini dilakukan untuk
menjaga tegangan changer pada baterai sesuai dengan seharusnya. Sebagai input
tegangan dari solar panel meningkat, changer controller mengatur changer ke baterai
dan mencegah terjadinya over charging.
2.2.2 Jenis-Jenis Changer Controller
 On-Off
 PWM
 MPPT

Changer controller yang paling dasar adalah tipe On-Off yang bekerja dengan
cara memutuskan circuit ketika tegangan pada baterai telah mencapai nilai tertentu.

MPPT adalah changer controller yang paling tinggi effisiensinya tapi harganya
mahal dan membutuhkan rangkaian dan algoritma yang rumit.

2.2.3 PWM
Pulse Width Modulation (PWM) adalah changer controller yang berusaha untuk
menjaga agar tegangan baterai tetap konstan dengan mengatur duty ratio switching
(MOSFET). Pada PWM changer controller, arus dari solar panel berdasarkan kondisi
baterai dan kebutuhan changing. Ketika sebuah tegangan baterai mencapai set point
yang diatur, Algoritma PWM mengurangi arus charging untuk menghindari panas dan
terbentuknya gas pada baterai, hingga charging berlanjut hingga baterai penuh.
2.2.4 Kelebihan PWM
 Effisiensi charging yang lebih tinggi di bandingkan On-Off.
 Memperpanjang umur baterai
 Mengurangi overheating baterai
 Meminimalisir stress pada baterai
 Kemampuan untuk mengdesulfate baterai.
BAB III

PEMBUATAN SOLAR CHANGER CONTROLLER PWM

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1 Bahan
1. Arduino Uno Rp. 200.000,00
2. 2 Motor Servo Rp. 90.000,00
3. 4 Light Depending Resistorr (LDR) Rp. 10.000,00
4. 2 Potentiometers 10 k Rp. 7.000,00
5. 4 Resistor 10k ohm Rp. 800,00
6. PCB Rp. 10.000,00
7. Cardboard (Karton duplex) Rp 5000,00
Total Rp. 323.800,00
3.1.2 Alat
1. Solder
2. Tinol
3. Arphus
4. Kawat kecil
5. Tang pemotong
6. Tang penjepit
7. Obeng
3.2. Prosedur
1. Membuat Sheet untuk LDR
Buatlah bentuk bangun seperti di bawah ini. Dimana bangun ini akan digunakan
sebagai rumah sensor LDR

2. Menghubungkan dua motor servo dengan lem.

3. Setelah Bagian sensor selesai buatlah rangkaian seperti dibawah ini


4. Setelah bangun Sheet untuk sensor LDR dan rangkaian pendukung telah dibuat maka
selanjutnya hubungkan kedua step tersebut sehingga membentuk satu kesatuan part
yang utuh.

Anda mungkin juga menyukai