Oleh :
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai salah satu alternatif sumber energi yang terbarukan, energi surya (matahari)
memberikan pancaran energi yang sulit dikontrol dan diprediksi dalam jangka waktu beberapa
waktu belakangan ini. Namun ketersediaanya tidak pernah habis, ramah lingkungan (karena
tidak menimbulkan polusi) serta tersedia hampir pada seluruh pelosok bumi.Namun ketersediaan
intensitas matahari setiap waktu sulit untuk diprediksi karena Bumi selalu dinamin mengitari
matahari sehingga arah dan energi yang dipancarkan akan berubah setiap waktu.
Pembuatan alat Solar Tracker pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya, memiliki beberapa
tujuan diantaranya adalah :
a. Memaksimalkan kinerja dari Solar Panel untuk mendapatkan pancaran cahaya matahari.
b. Meningkatkan fleksibilitas Solar Panel, sehingga dapat diaplikasikan dimana saja tanpa
terkendala intensitas pancaran cahaya matahari yang didapat.
1.3. Batasan Masalah
Dalam melakukan penelitian dan pembuatan alat Solar Tracker pada sistem Pengendali
Listrik Tenaga Matahari, batasan masalah yang diterapkan yaitu :
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SCADA
2.1.1 Pengertian SCADA
SCADA (Supervisor Control and Data Acquisition) adalah sebuah sistem operasi
dengan sinyal kode sebagai antar communication channels untuk mengontrol remote
equipment (biasanya menggunakan satu communication channels per remote station).
Sistem suvervisor ini dapat dikombinasikan dengan sebuah system data akuisisi dengan
menggunakan code sinyak antar communication channels untuk mengirimkan
informasi tentang status dari remote equipment untuk ditampilkan atau direkam.
Industrial Control System (ICS) adalah sistem control terkomputerisasi yang
memonitor dan mengontrol proses industry. Sistem SCADA terdiri dari sistem ICS
yang terpadat pada proses bersekala besar, multiple sites, dan jarak yang jauh. Proses
tersebut termasuk industrial, infrastruktur, dan facility-base proses, contohnya.
• Industri Proses termasuk manufactur, produksi, pembangkit tenaga listrik, fabrikasi,
dll. Yang dapat beroperasi dalam keadaan continuous, batch, repetitive, atau mode
diskrit.
• Infrastruktur Proses (umum dan swasta), termasuk pengolahan air dan
pendistribusiannya, penampungan limbah air dan pengolahannya, garis pipa minyak
dan gas, transmisi jaringan listrik dan distribusi, wind farms, dan sistem
komunikasi.
• Fasilitas proses (umum dan swasta), bangunan, bandara, pelabuhan dan stasiun
ruang angkasa. Mereka memonitor dan mengontrol pemanas, ventilasi, dan sistem
HVAC.
Changer controller yang paling dasar adalah tipe On-Off yang bekerja dengan
cara memutuskan circuit ketika tegangan pada baterai telah mencapai nilai tertentu.
MPPT adalah changer controller yang paling tinggi effisiensinya tapi harganya
mahal dan membutuhkan rangkaian dan algoritma yang rumit.
2.2.3 PWM
Pulse Width Modulation (PWM) adalah changer controller yang berusaha untuk
menjaga agar tegangan baterai tetap konstan dengan mengatur duty ratio switching
(MOSFET). Pada PWM changer controller, arus dari solar panel berdasarkan kondisi
baterai dan kebutuhan changing. Ketika sebuah tegangan baterai mencapai set point
yang diatur, Algoritma PWM mengurangi arus charging untuk menghindari panas dan
terbentuknya gas pada baterai, hingga charging berlanjut hingga baterai penuh.
2.2.4 Kelebihan PWM
Effisiensi charging yang lebih tinggi di bandingkan On-Off.
Memperpanjang umur baterai
Mengurangi overheating baterai
Meminimalisir stress pada baterai
Kemampuan untuk mengdesulfate baterai.
BAB III