ABSTRAK
Proses blowdown boiler melibatkan pemindahan air secara berkala atau terus menerus dari
boiler dengna tujuan untuk mengendaikan air boiler terhadap parameter yang ditentukan
antara lain untuk meminimalkan scale, corrosion, carryover, dan masalah khusus lainya.
Blowdown juga digunakan untuk menghilangkan endapan yang tidak diperlukan dalam boiler
/ steam drum dan juga sebagai pengontrol tekanan / level air berlebih pada steam drum.
Untuk menjaga kualitas air umpan boiler selain dengan chemical treatment juga dengan
menggunakan system blowdown yang secra continuous dan intermitten, air umpan tersebut
di blowdown atau dibuang untuk menjaga kualitas air boiler. Adapun permasalahan yang
timbul akibat system continuous blowdown adalah berupa terbuangnya energy kalor atau
panas oleh fluide dalam jumlah besar tanpa adanya pemanfaatan kembali energy tersebut.
System recovery desing yang akan dilakukan adalah dengan penggunaan system heat
exchanger untuk recovery kalor atau panas yang terbuang dari water blowdown tersebut.
Hasil dari perancangan ini adalah untuk mendapatkan panas yang akan dimanfaatkan untuk
membantu pemanasan pada feed water sebelum masuk ke deaerator.
Kata Kunci : Blowdown, Steam Drum, Heat Exchanger, Feed Water, Deaerator
I. Pendahuluan
Boiler dan sistem-sistem uap adalah sumber panas yang paling utama dipakai oleh
industri pembangkit secara luas. Hal ini disebabkan uap mempunyai banyak sifat yang
menguntungkan antara lain; kandungan panas yang tinggi, memberikan panas pada
temperatur konstan, diproduksi dari air (murah, melimpah), bersih, tak berbau, tak
berasa, sifat panasnya dapat digunakan terus-menerus, dapat membangkitkan tenaga,
mudah didistribusikan dan dikontrol.
Dalam operasional suatu boiler, untuk mendapatkan efisiensi boiler yang tinggi dengan
cara meminimalkan energi yang terbuang. Penentuan efisiensi boiler secara langsung
(direct manner) adalah panas yang diserap oleh uap dibagi dengan masukan energi dari
bahan bakar. Efisiensi boiler juga dapat ditentukan dengan menggunakan metoda tidak
langsung (indirect manner). Metode ini merupakan cara yang paling akurat untuk
menentukan efisiensi boiler. Prinsip metoda tidak langsung adalah dengan menghitung
semua rugi – rugi panas yang terjadi pada boiler (dalam persen). Rugi – rugi panas
yang paling signifikan dalam sistem boiler adalah rugi – rugi panas di cerobong (stack
heat losses), rugi – rugi panas di pembakaran (combustion heat losses), rugi – rugi
panas di ruang bakar (radiation heat losses) dan rugi – rugi panas pada proses
blowdown (blowdown heat losses). Sehingga efisiensi boiler (η Boiler) adalah:
Dengan meminimalkan rugi – rugi panas tersebut diatas, maka dapat diperoleh
peningkatan efisiensi boiler, dimana efisiensi boiler merupakan faktor utama yang
menentukan biaya operasi dari sistem uap. Tulisan ini akan membahas dasar teori,
pembahasan danhasil serta kesimpulan.
Gambar 1. Grafik hubungan heat loss dengan laju blowdown dan tekanan kerja boiler
(Eurotherm Process Automation Ltd, 1999)
Dari gambar 1 tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin besar laju blowdown
pada boiler dengan tekanan kerja yang semakin tinggi, maka jumlah heat loss yang
terjadi juga semakin besar. Ini menunjukkan bahwa rugi panas akibat proses
blowdown untuk boiler tekanan tinggi adalah besar, sehingga perlu dipasang suatu
sistem untuk memanfaatkan panas yang terbuang tersebut.
Sistem pemanfaatan panas yang terbuang dari proses blowdown dapat menggunakan
sebuah alat penukar kalor (heat exchanger), seperti yang ditunjukan pada gambar 2.
Dari steam drum melalui proses blowdown yang kontinyu air dengan tekanan dan
temperatur tinggi serta prosentase tertentu dikeluarkan masuk ke tangki continuous
blowdowan. Pada tangki continuous blowdowan terjadi proses penurunan tekanan
yang akan menyebabkan sebagian dari air blowdown menguap membentuk uap
tekanan rendah (flash steam). Flash steam yang mempunyai tekanan rendah ini
kemudian dibuang ke atmosfir melalui vent. Air yang tidak menguap di continuous
blowdowan tank selanjutnya akan dialirkan masuk ke sebuah penukar kalor (heat
exchanger). Karena air ini mempunyai temperatur yang cukup tinggi, maka digunakan
sebagai fluida panas untuk pemanasan awal (preheat) make up water yang dingin (cold
feed water). Keluar dari penukar kalor make up water sudah dalam bentuk pre-heated
feed water. Ini akan menghemat energi untuk pemanasan awal make up water dengan
memanfaatkan panas dari air blowdown sebelum masuk ke LP heater dan deaerator.
Study kasus
Berikut contoh perhitungan pemanfaatan panas terbuang dari proses blowdown
kontinyu dari sebuah boiler dengan menggunakan sistem heat exchanger, seperti pada
gambar 2 diatas.
Kondisi:
Tekanan Boiler : 10 MPa
Temperature boiler : 538 0C
Continuos blowdown flow : 4 t/h
Temperature air blowdowan : 321 0C
Pressure air blowdown : 11.42 MPa
Pressure continuos blowdown tank : 0.58 MPa
Temperature continuos blowdown tank : 180 0C
Pressure continuos blowdown tank vent : 0.36 MPa
Temperature continuos blowdown tank vent : 149 0C
Condensate feed pump pressure : 1.3 MPa
Flow make up water : 65 t/h
Temperature make up water : 45 0C
(ℎ𝑓)𝑠 − (ℎ𝑓)𝐹
%𝑓𝑙𝑎𝑠ℎ𝑒𝑑 𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 = 𝑥 100 %
ℎ𝑓𝑔
Dimana:
(hf)s = enthalpy cairan pada tekanan boiler (Btu/lb)
(hf)F = enthalpy cairan pada tekanan continuous blowdown tank (Btu/lb)
hfg = panas laten penguapan pada tekanan continuous blowdown (Btu/lb)
= 43526 lb/jam
Total panas dari flash steam pada tekanan 5 psig = 1156 Btu/lb
(9105
Panas yang dapat diambil dari flash steam =(1156 .
Btu/lb)
lb/jam)
= 10,525 MMBtu/jam
IV. Kesimpulan