Anda di halaman 1dari 21

BAB II

DASAR RANCANGAN

II.1 Siklus Pembangkit


Rencana perancangan PLTU Kaltim (Kalimantan Timur) 3 dengan kapasitas 2 x 100 MW
ditunjukkan dengan gambar simulasi gate cycle dibawah ini

II.2 Kondisi Operasi PLTU

II.3 Water Treatment Plant (Aura Adiyani)


II.3.1 Bak Pengendap
II.3.2 Bak Penggumpal
II.3.3 Clarifier
II.3.4 Demineralizer

II.3.5 Bak Penampung


II.3.6 Bak Klorinasi
Cara kerja klorin

Klorin dalam air akan berubah menjadi asam klorida. Zat ini kemudian di
netralisasi oleh sifat basa dan air sehingga akan terurai menjadi ion hydrogen dan
ion hipoklorit. Perhatikan reaksi kimia berikut

H2O + Cl2 HCl +HOCl

HCOl H+ + OCl-
II.4 Coal Handling
II.4.1 Belt Conveyor (Ginanjar Wahyu)

Coal Handling System

II.4.2 Coal Yard (Aura Adiyani)

II.4.3 Coal Feeder (Ginanjar Wahyu)


Volumetric Coal Feeder

Gravimetric Coal Feeder


II.4.4 Pulverizer (Aura Adiyani)

II.5 Ash Handling


II.5.1 ESP (Muhammad Rizki)

II.5.2 Coal Ash Silo


II.5.3 Penanganan Bottom Ash (Ginanjar Wahyu)

Wet Bottom Ash-handling system.


Dry Bottom Ash Handling

II.6 Boiler dan Komponen


II.6.1 Air Preheater (Adam Laskar)

II.6.2 Deaerator (Ginanjar wahyu)

 Alasan Dilakukan Deaerasi

Basic skematik diagram of deaerator operation


II.6.3 Feed Water Heater (Aura Adiyani)

II.6.4 Economizer (Aura Adiyani)

Penampang economizer
II.6.5 Steam Drum (Muzani Syukur)
II.6.6 Superheater (Ginanjar Wahyu)

Steam temperature vs steam flow

II.6.7 Furnace (Adam Laskar)


Metod Klasifikasi Jenis dan Contoh
Jenis bahan bakar yang digunakan Dibakar dengan minyak
Dibakar dengan gas
Dibakar dengan batubara
Cara pengisian bahan Berselang (intermittent)/Batch
Penempaan
Berkala: Penggulungan ulang/ re-rolling (batch/pusher)
Pot
Pusher
Balok berjalan
Kontinyu: Perapian berjalan
Tungku bogie dengan sirkulasi ulang kontinyu
Tungku perapian berputar/ rotary hearth furnace
Cara perpindahan panas Radiasi (tempat perapian terbuka)
Konveksi (pemanasan melalui media)
Cara pemanfaatan kembali limbah panas Rekuperatif
Regeneratif

II.6.8 Reheater (Muhammad Rizki)

Diagram alir
Penempatan Desuperheating dan Dereaheating

II.6.9 Induced Draft Fan (Muzani Syukur)

II.6.10 Forced Draft Fan (Adam Laskar)

Blade Vitch

VBP hydraulic
II.6.11 Primary Air Fan (Ginanjar Wahyu)

Diagram skema PA fan dalam sistem pembakaran

Parameter udara
Fuel Ash and draft system
II.6.12 Secondary Air Fan (Adam Laskar)

II.7 Turbin

Siklus aliran steam pada turbin uap


Siklus rankine

Siklus ideal yang terjadi didalam turbin adalah siklus Renkine ; Air
pada siklus 1 dipompakan, kondisinya adalah isentropik s1 = s2 masuk ke
boiler dengan tekanan yang sama dengan tekanan di kondenser tetapi Boiler
menyerap panas sedangkan kondenser melepaskan panas, kemudian dari boiler
masuk ke turbin dengan kondisi super panas h3 = h4 dan keluaran dari
turbin berbentuk uap jenuh dimana laju aliran massa yang masuk ke turbin sama
dengan laju aliran massa keluar dari turbin, ini dapat digambarkan dengan
menggunakan diagram T-s berikut:

Diagram T-S

Menurut Hukum pertama Thermodinamika, kerja yang dihasilkan


oleh suatu proses siklus adalah sama dengan Jumlah Perpindahan Kalor pada
fluida kerja selama proses siklus tersebut berlangsung. Jadi untuk proses Siklus 1
– 2 – 2’ – 3 – 3’ – 4 – 1. Dalam kenyataan Siklus sistem Turbin Uap
menyimpang dari Siklus Ideal (Siklus Rankine ) antara lain karena faktor
tersebut dibawah ini :

a) Kerugian dalam pipa atau saluran fluida kerja, misalnya kerugian


gesekan dan kerugian kalor ke atmosfer disekitarnya.
b) Kerugian tekanan dalam ketel uap
c) Kerugian energi didalam turbin karena adanya gesekan pada fluida
kerja dan bagian-bagian dari turbin.

Tetapi didalam siklus terjadinya steam yang digunakan untuk


memutar turbin pada semua pltu , dan untuk mendapatkan hasil yang seefisien
mungkin maka perlu ditambah peralatan – peralatan pendukung agar steam yang
dihasilkan menjadi steam yang kwalitasnya baik.

II.7.1 High Pressure Turbine (Muhammad Rizki)


II.7.2 Intermediate Pressure Turbine (Muzani Syukur)
II.7.3 Low Pressure Turbine (Adam Laskar)

II.8 Kondensor (Muzani Syukur)


II.9 Pompa (Muhammad Rizki)
 Persamaan Perancangan Pompa

1. Penentuan Kapasitas Total Pompa


Untuk menentukan kapasitas pompa, persamaan yang digunakan adalah
Qp= Ḿ +(10 × Ḿ )

Dimana.
Qp : laju alir desain (kg/s)

M : laju alir (kg/s)


Maka kapasitas total pompa (volumetric flow rate):
Qp
Qtp=
ρs
Dimana:
Qtp : kapasitas total pompa ( m3 /s)
Qp : laju alir desain (kg/s)
ρs : densitas air (kg/ m3 ) pada temperatur suction
2. Penentuan Diameter Pipa
Untuk menentukan diameter pipa, digunakan persamaan sebagai berikut:
D i=3,9 ×Qtp 0,45 × ρ0,13
Dimana:
Di : diameter dalam pipa (mm)
Q : kapasitas /debit aliran ( m3 /h )
ρ : berat jenis fluida (kg/m3)
3. Penentuan Kecepatan Aliran Fluida
Untuk menentukan kecepatan aliran, digunakan persamaan sebagai berikut:
Q tp
V=
A

π
A= d 2
4
Dimana:
V : Kecepatan aliran fluida (m/s)
Qtp : Debit aliran atau kapasitas total pompa(m3/jam)
A : Luas permukaan (m2)
4. Penentuan Head Total Pompa

Ht=Hd−Hs
Dimana:
Ht : head total (m)
Hd : head discharge (m)
Hs : head suction (m)
Menentukan head discharge
Hd=Head Tekanan+ Head Kecepatan
2
Pd V
Hd= +
ρd 2. g
Dimana:
Hd : head discharge (m)
Pd : tekanan discharge (kg/ cm 2 )
ρd : densitas air outlet (kg/ m3 )
V : kecepatan aliran air (m/s)
g : percepatan gravitasi (m/ s 2 )
Menentukan head suction
Hs=Head Tekanan+ Head Kecepatan
2
Ps Vs
Hs= +
ρs 2. g
Dimana:
Hs : head suction (m)
Ps : tekanan suction (kg/ cm 2 )
ρs : densitas air inlet (kg/ m3 )
V : kecepatan aliran air (m/s)
g : percepatan gravitasi (m/ s 2 )

5. Penentuan Kecepatan Motor (Prime Mover)


Dalam perancangan pompa ini, prime mover yang digunakan adalah
motor listrik induksi. Untuk menentukan kecepatan motor listrik ini maka
digunakan rumus sebagai berikut:
f
N m=120 ( 1−s )
p
Dimana:
Nm : kecepatan putaran motor (rpm), kecepatan motor syncron 3000 rpm
f : frekusnsi (50 hz)
p : jumlah kutub
s : slip (%), asumsi 2 %
6. Penentuan Tingkat
n x √ Qtp
nq = 3
H4
Dimana.
Nq : kecepatan spesifik (rpm)
N : kecepatan putaran (rpm) /Nm
Qtp : kapasitas total pompa (m3/s)
H : head total pompa (m) /Ht

Untuk menentukan jumlah tingkat pada pompa digunakan grafik


pada Gambar dibawah dan untuk mengetahui head per tingkat dari pompa
yang akan digunakan.
Grafik Head per Tingkat Pompa
}
H¿
H
i= ¿

Dimana,
i : Jumlah tingkat pompa (tingkat)
H : Head total pompa
H” : Head pompa
7. Penentuan Jenis Pompa
Untuk menentukan jenis dapat diketahui dengan menggunakan persamaan
dan gambar di bawah ini:
n x √Q tp
ns =
H 34
i
Dimana,
ns : kecepatan (rpm)
n : kecepatan putaran (rpm) /Nm
Qtp : kapasitas pompa (gpm)
H : head total (feet) /Ht
i : jumlah tingkat

Bentuk Optimal sebagai Fungsi dari Kecepatan Spesifik


8. Penentuan Daya Pompa

Water Horse Power (daya hidrolis)


Ph=ρ g H Q
Dimana:
Ph : daya hidrolis
ρ : densitas air (kg/ m3 ) / ρ average
g : pecepatan gravitasi (m/ s 2 )
H : head total (m)
Q : total kapasitas pompa ( m3 /s)
Daya poros η
Diketahui pefisiensi pompa sama dengan 85%.
Ph 81.33 kW
P poros = = =95.68 kW
η pompa 0.85
II.9.1 Re-Circulating Water Pump (Muhammad Rizki)
II.9.2 Condensate Pump

II.9.3 Boiler Feed Pump Turbine (Ginanjar Wahyu)


II.9.5 River Water Pump

II.10 Electrical
II.10.1 Generator
II.10.2 Transformator (Muzani Syukur)

Prinsip kerja trafo

Anda mungkin juga menyukai