Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH UTILITAS DAN PEMELIHARAAN PABRIK

UTILITAS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)


Disampaikan kepada Ibu Dr. Eva Fathul Karamah, S.T., M.T

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Annisa Halimatus Sa’diyah (1706104350)


Hans Adipoetra (1606871404)
Jelita Ninda Qarina (1606892844)
Zumroh Desty Angraini (1606907751)

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang


Maha Esa, karena atas rahmat dan penyertaan-Nya, kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah pilihan
utilitas dan pemeliharaan pabrik. Dalam penyusunan makalah ini, penulis
mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Eva Fathul
Karamah S.T.,M.T dan Ir. Yuliusman, M.Eng selaku dosen mata kuliah utilitas
dan pemeliharaa. pabrik.
Terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna sehingga kritik dan saran
yang membangun selalu penulis harapkan agar dapat menyempurnakan skripsi ini.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca, serta dapat menjadi kontribusi nyata
bagi dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Depok, 20 Maret 2019

Penulis

ii Universitas Indonesia
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) .................................. 1
1.2. Proses Pada Industri PLTU ...................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 9
2.1 Utilitas Pada PLTU ............................................................................... 9
2.2 Komponen Penunjang Utilitas ............................................................... 9
2.3 Penjelasan Penyediaan Fasilitas Utilitas .............................................. 10
BAB III PENUTUP ..........................................................................................22
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................23

iii Universitas Indonesia


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Proses Konversi Energi PLTU ........................................................................... 3


Gambar 1.2 Siklus fluida kerja sederhana pada PLTU ........................................................... 4
Gambar 1.3.Siklus Rankine.................................................................................................... 5
Gambar 1.4. Diagram Alir Proses PLTU Ombilin ................................................................. 8
Gambar 2.5 Boiler .............................................................................................................. 19
Gambar 1.1 Sistem Kondenser ............................................................................................ 20

iv Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Baku Mutu Air Domestik..................................................................................... 11


Tabel 2.2 Baku Mutu Air Proses (Termasuk Umpan Boiler) ................................................ 12

v Universitas Indonesia
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


PLTU atau pembangkit listrik tenaga uap adalah pembangkit listrik yang
menggunakan uap sebagai fluida kerjanya untuk memutar turbin. Turbin memutar
generator yang membangkitkan listrik. Pembangkit listrik tenaga uap
menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan minyak bakar
serta MFO untuk start up awal. Salah satu PLTU yang terbesar di Indonesia
terletak di daerah Probolinggo (Jawa Timur) yaitu PLTU Paiton.
Bahan bakar PLTU terdapat berbagai jenis yang salah satu bahan bakarnya
adalah batubara yang merupakan batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk
dari endapan organik utama yaitu sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses
pembatubaraan. PLTU batubara memiliki beberapa keuntungan dibandingkan
dengan pembangkit dengan bahan bakar lain, diantaranya adalah cadangan bahan
bakar batubara tersedia cukup besar dan melimpah di Indonesia, khususnya yang
berkalori rendah. Dengan menggunakan batubara berkalori rendah yang kurang
diminati untuk diekspor, penambangan batubara sebagai hasil galian lokal akan
semakin meningkat.
Tingginya pertumbuhan penduduk setiap tahun mengakibatkan kebutuhan
akan listrik meningkat sehingga menyebabkan pembangkit listrik yang sudah ada
tidak mampu mencukupi kebutuhan tersebut. Penambahan pembangkit menjadi
salah satu penyelesaian masalah untuk memenuhi kebutuhan akan listrik. Salah
satu penambahan pembangkit dilakukan di daerah Pacitan dengan penambahan
sebanyak unit 2 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan bertujuan untuk
mengantisipasi kekurangan energi listrik yang terjadi di Kediri. Penambahan
PLTU juga dilakukan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap Teluk Sirih pada
sistem kelistrikan Sumatera Bagian Tengah (Sumbagteng). Hal ini dapat
menunjukan bahwa industri PLTU sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia.

Universitas Indonesia
2

1.2.Proses Pada Industri PLTU


1.2.1. Konversi dan Dasar Konversi Energi PLTU
Untuk menggerakkan suatu mesin dibutuhkan energi. Energi adalah
kemampuan untuk melakukan kerja. Seseorang dikatakan berenergi jika ia
mampu melakukan gerak fisik tertentu. Energi dapat disimpan dalam berbagai
bentuk, tetapi untuk dapat dimanfaatkan oleh kita energi harus diubah dari satu
bentuk ke bentuk lainnya.
Satuan energi adalah joule, dimana satu joule adalah kemampuan untuk
menaikan beban seberat 1 newton setinggi 1 meter. Energi yang dipakai pada
PLTU dapat berada dalam berbagai bentuk, yaitu 1) energi kimia, 2) energi panas,
3) energi kinetik, 4) energi mekanik, dan 5) energi lisrik.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu:
 Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas
dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
 Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi kinetik melalui perpindahan
panas.
 Ketiga, energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran
pada turbin.
 Terakhir, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.
Dasar Konversi Energi PLTU :
Dalam PLTU, energi primer yang dikonversikan menjadi energi listrik
adalah bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan dapat berupa batubara (padat),
minyak (cair), atau gas. Adakalanya PLTU menggunakan kombinasi beberapa
macam bahan bakar. Konversi energi tingkat pertama yang berlangsung dalam
PLTU adalah konversi energi primer (energi kimia pada bahan bakar) menjadi
energi panas (kalor). Hal ini dilakukan dalam ruang bakar dari ketel uap PLTU.
Energi panas ini kemudian dipindahkan ke dalam air yang ada dalam pipa ketel
untuk menghasilkan uap yang dikumpulkan dalam drum dari ketel. Uap dari drum
ketel dialirkan ke turbin uap sehingga menghasilkan energi kinetik. Dalam turbin
uap, energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanis untuk menggerakan
generator, dan akhirnya energi mekanik dari turbin uap ini dikonversikan menjadi

Universitas Indonesia
3

energi listrik oleh generator. Proses konversi energi PLTU ditunjukkan pada
Gambar 1.1

Energi kimia Energi panas Energi kinetik


menjadi menjadi energi menjadi energi
energi panas kinetik mekanik

Gambar 1.1 Proses Konversi Energi PLTU

(Sumber: Rakhman, 2013)

1.2.2. Prinsip kerja PLTU


Dalam pengoperasian idealnya, PLTU menggunakan siklus tertutup (closed
system). Air yang digunakan sebagai fluida kerjanya dapat digunakan kembali
untuk proses berikutnya. Siklus PLTU mengikuti prinsip kerja siklus rankine,
yaitu pemanasan suatu fluida (air) oleh heat exchanger sehingga kemudian
berubah menjadi uap panas. Uap panas tadi masuk ke dalam turbin uap sehingga
dapat menggerakkan generator. Setelah itu uap yang keluar dari generator masuk
dalam kondensor dan berubah menjadi air kembali. Setelah itu air dipompa
masuk ke dalam heat exchanger untuk dipanaskan dan seterusnya sehingga
membentuk suatu siklus yang dinamakan siklus closed cycle.
Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang.
Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :
 Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil
pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.

Universitas Indonesia
4

 Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik
berupa putaran.
 Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar
menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet
dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari
terminal output generator
 Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan
dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air
kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi
sebagai air pengisi boiler.
 Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.
Gambar proses siklus tertutup pada sebagai prinsip kerja PLTU ditunjukkan
pada Gambar 1.2 di bawah ini:

Gambar 1.2 Siklus fluida kerja sederhana pada PLTU


(Sumber : Rakhman, 2013)
Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat digambarkan
dengan diagram T – s (Temperatur – entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus
rankine ideal seperti pada gambar dibawah ini:

Universitas Indonesia
5

Gambar 1.3 Siklus Rankie


(Sumber : Rakhman, 2013)
Adapun langkah-langkah dari gambar diatas adalah sebagai berikut
1. a – b : Air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah langkah
kompresi isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.
2. b– c : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik
didih. Terjadi di LP heater, HP heater dan Economiser. .
3. c – d : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut
vapourising (penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi di boiler
yaitu di wall tube (riser) dan steam drum.
4. d – e : Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur
kerjanya menjadi uap panas lanjut (superheated vapour). Langkah ini terjadi
di superheater boiler dengan proses isobar.
5. e – f : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun.
Langkah ini adalah langkah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin.
6. f – a : Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air
kondensat. Langkah ini adalah isobar isothermis, dan terjadi didalam
kondensor.

Universitas Indonesia
6

1.2.3. Cara Kerja PLTU


PLTU memiliki sistem kerja sebagai berikut:
1. Pertama, air demin disimpan disebuah tempat bernama Hotwell dan air
dialirkan menuju Condensate Pump untuk kemudian dipompakan menuju LP
Heater (Low Pressure Heater) yang fungsinya untuk menghangatkan tahap
pertama. Lokasi hotwell dan condensate pump terletak di lantai paling dasar
dari pembangkit atau biasa disebut Ground Floor. Selanjutnya air mengalir
masuk ke Deaerator.
2. Di dearator air akan mengalami proses pelepasan ion-ion mineral yang masih
tersisa di air dan tidak diperlukan seperti oksigen dan lainnya. Deaerator
memiliki fungsi untuk menghilangkan buble/balon yang biasa terdapat pada
permukaan air. Suhu air harus memenuhi suhu yang disyaratkan untuk
mencapi proses yang sempurna sehingga selama perjalanan menuju dearator,
air mengalamai beberapa proses pemanasan oleh peralatan yang disebut LP
Heater. Letak deaerator berada di lantai atas (tetapi bukan yang paling atas).
Sebagai ilustrasi di PLTU Muara Karang unit 4, dearator terletak di lantai
5 dari 7 lantai yang ada.
3. Dari dearator, air turun kembali ke Ground Floor dan kemudian air langsung
dipompakan oleh Boiler Feed Pump/BFP (pompa air pengisi) menuju boiler
atau tempat “memasak” air. Air yang dipompakan adalah air yang bertekanan
tinggidengan tujuan agar uap yang dihasilkan juga bertekanan tinggi. Karena
itulah konstruksi PLTU membuat deaerator berada di lantai atas dan BFP
berada di lantai dasar sehingga dengan meluncurnya air dari ketinggian
membuat air menjadi bertekanan tinggi.
4. Sebelum masuk ke Boiler untuk “direbus”, lagi-lagi air mengalami beberapa
proses pemanasan di HP Heater (High Pressure Heater). Setelah itu barulah
air masuk boiler yang letaknya berada dilantai atas.
5. Didalam boiler terjadi proses memasak air untuk menghasilkan uap. Proses
ini memerlukan api yang pada umumnya menggunakan batubara sebagai
bahan dasar pembakaran dengan dibantu oleh udara dari FD Fan (Force Draft
Fan) dan pelumas yang berasal dari Fuel Oil tank.

Universitas Indonesia
7

6. Bahan bakar dipompakan kedalam boiler melalui Fuel oil Pump sedangkan
udara diproduksi oleh Force Draft Fan (FD Fan). FD Fan mengambil udara
luar untuk membantu proses pembakaran di boiler. Dalam perjalananya
menuju boiler, udara tersebut dinaikkan suhunya oleh air heater (pemanas
udara) agar proses pembakaran bisa terjadi di boiler.
7. Setelah terjadi pembakaran, air mulai berubah wujud menjadi uap. Namun
uap hasil pembakaran ini belum layak untuk memutar turbin karena masih
berupa uap jenuh atau uap yang masih mengandung kadar air. Kadar air ini
berbahaya bagi turbin, karena dengan putaran hingga 3000 rpm, setitik air
sanggup untuk membuat sudu-sudu turbin menjadi terkikis.
8. Untuk menghilangkan kadar air tersebut, uap jenuh tersebut dikeringkan di
super heater sehingga uap yang dihasilkan menjadi uap kering. Uap kering
ini yang digunakan untuk memutar turbin.
9. Ketika turbin berhasil berputar berputar maka secara otomastis generator akan
berputar karena antara turbin dan generator berada pada satu poros. Generator
inilah yang menghasilkan energi listrik.
10. Pada generator terdapat medan magnet raksasa. Perputaran generator
menghasilkan beda potensial pada magnet tersebut. Beda potensial inilah
cikal bakal energi listrik.
11. Energi listrik itu dikirimkan ke trafo untuk dirubah tegangannya dan
kemudian disalurkan melalui saluran transmisi PLN.
12. Uap kering yang digunakan untuk memutar turbin akan turun kembali ke
lantai dasar. Uap tersebut mengalami proses kondensasi didalam kondensor
sehingga pada akhirnya berubah wujud kembali menjadi air dan masuk
kedalam hotwell. (Putra,2008 )
 Proses tersebut ditunjukkan pada gambar berikut:

Universitas Indonesia
8

Gambar 1.4 Diagram Alir Proses PLTU Ombilin


(Sumber : Afrianto, 2012)

Universitas Indonesia
9

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Utilitas Pada PLTU


PLTU terdiri dari komponen utama dan juga komponen penunjang. Secara
keseluruhan, komponen-komponen yang terdapat pada PLTU ditunjukkan pada
Gambar 1.4 Keterangan nama alat-alat pada gambar adalah sebagai berikut:
1. Cooling tower 15. Penampung batubara
2. Cooling water pump 16. Pemecah batubara
3. Transmission line 3 phase 17. Tabung boiler
4. Transformer 3 phase 18. Penampung abu batubara
5. Generator listrik 3 phase 19. Pemanas
6. Low pressure turbine 20. Forced draught fan
7. Boiler feed pump 21. Preheater
8. Condensor 22. Combution air intake
9. Intermediet pressure turbine 23. Econimozer
10. Steam governor valve 24. Air preheater
11. High pressure turbine 25. Preciptator
12. Deaerator 26. Incluced air fan
13. Feed heater 27. Cerobong
14. Conveyor batubara
2.2 Komponen Penunjang Utilitas
a. Desalination Plant: Peralatan ini berfungsi untuk mengubah air laut
(brine) menjadi air tawar (fresh water) dengan metode penyulingan
(kombinasi evaporasi dan kondensasi). Hal ini dikarenakan sifat air laut
yang korosif, sehingga jika air laut tersebut dibiarkan langsung masuk ke
dalam unit utama, maka dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan
PLTU.
b. Reverse Osmosis: Mempunyai fungsi yang sama seperti desalination plant
namun metode yang digunakan berbeda. Pada peralatan ini digunakan

Universitas Indonesia
10

membran semi permeable yang dapat menyaring garam-garam yang


terkandung pada air laut, sehingga dapat dihasilkan air tawar
c. Hidrogen Plant: Pada PLTU digunakan hydrogen (H2) sebagai pendingin
Generator.
d. Chlorination Plant (Unit Chlorin) : Berfungsi untuk menghasilkan
senyawa natrium hipoclorit (NaOCl) yang digunakan untuk mematikan
sementara mikro organisme laut pada area water intake. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pengerakkan (scaling) pada
pipa-pipa kondensor maupun unit desal akibat perkembangbiakan mikro
organisme laut tersebut.
e. Auxiliary Boiler : Pada umumnya merupakan boiler berbahan bakar
minyak (fuel oil), yang berfungsi untuk menghasilkan uap (steam) yang
digunakan pada saat boiler utama start up maupun sebagai uapbantu
(auxiliary steam).
f. Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara) : Merupakan unit yang
melayani pengolahan batubara yaitu dari proses bongkar muat kapal (ship
unloading) di dermaga, penyaluran ke coalyard sampai penyaluran ke coal
bunker.
g. Ash Handling: Merupakan unit yang melayani pengolahan abu baik itu
abu jatuh (bottom ash) maupun abu terbang (fly ash) dari Electrostatic
Precipitator hopper dan SDCC (Submerged Drag Chain Conveyor) pada
unit utama sampai ke tempat penampungan abu (ash valley/ash yard)
2.3 Penjelasan Penyediaan Fasilitas Utilitas
Utilitas dalam pabrik meliputi air, steam, dan listrik. Utilitas mencakup
unit-unit sebagai berikut :
2.3.1 Unit Penyediaan dan Pengolahan Air
a. Air Kebutuhan Umum
Kebutuhan air umum/air domestik meliputi kebutuhan air untuk
karyawan kantor, kebersihan dan pertamanan, laboratorium dan kebutuhan
lainnya seperti masjid, area olahraga, dsb. Bahan baku mutu air tentunya harus

Universitas Indonesia
11

memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Berikut merupakan


standar bahan baku mutu air yang telah ditetapkan oleh pemerintahan:
Tabel 2.1 Baku Mutu Air Domestik
Batas Batas
No. Parameter Satuan
Minimum Maksimum
1. Daya Hantar Listrik Mikroohms/cm 500 500
2. Kekeruhan NTU <100 150
o
3. Suhu C Normal Normal
4. Warna Scala Pt-Co <50 100
5. Material Terlarut mg/l <500 500
6. Amonia mg/l 0.01 2
7. Air Raksa mg/l 0.0005 0.001
8. Arsen mg/l 0 0.05
9. Barium mg/l 0 1
10. Besi mg/l <1 2
12. Boron mg/l <1 1
13. Flouride mg/l 0.5 0.5
14. Hidrogen sulfide mg/l 0 0
15. Kadmium mg/l 0 0.01
16. Klorida mg/l 25 100
17. Krom mg/l 0 0.02
18. Kesadahan mg/l 100 100
19. Mangan mg/l 0.05 1
20. Nikel mg/l 0.1 0.1
21. Nitrat mg/l 0.05 1
22. Nitrit mg/l 0.1 0.1
23. Perak mg/l 5 10
24. pH mg/l 6-8.5 6-8.5
25. Phospat mg/l 0.5 0.5
26. Selenium mg/l 0 0
27. Seng mg/l 1 1

Universitas Indonesia
12

28. Sulfat mg/l <50 100


29. Tembaga mg/l 0 0.1
30. Timbal mg/l 0.05 0.1
31. Ekstrak Karbon mg/l 0.04 0.04
Senyawa Aktif mg/l
32. 0 1
Biru Metilen
33. Minyak dan Lemak mg/l 0 0
34. Sianida mg/l 0 0.05
35. Fenol mg/l 0.001 0.05
36. Pestisida mg/l 0 0
37. BOD mg/l 5 10
38. COD mg/l 10 20
39. DO mg/l >3 >3

40. Zat Tersuspensi mg/l 150 150

( Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor : 20 Tahun 1990, Tanggal : 5 Januari
1990 et. al. Sugiharto, 1997
b. Air Proses
Air ini dibutuhkan pada unit proses yang mana syarat air proses dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.2 Baku Mutu Air Proses (Termasuk Umpan Boiler)
Batas Batas
No. Parameter Satuan
Minimum Maksimum
1. Daya Hantar Listrik Mikroohms/cm 1000 1500
2. Kekeruhan NTU 100 150
o
3. Suhu C 25 25
6. Amonia mg/l 1 1
7. Air Raksa mg/l 0.002 0.002
8. Arsen mg/l 0.05 0. 5
9. Barium mg/l 1 1
10. Besi mg/l 1 3
11. Boron mg/l <1 1

Universitas Indonesia
13

12. Flouride mg/l 1.5 1.5


13. Hidrogen sulfide mg/l 0 0
14. Kadmium mg/l 0.01 0.01
15. Kalsium mg/l 25-40 25-40
16. Krom mg/l 0.05 0.05
17. Kesadahan mg/l 60-100 60-100
18. Nitrat mg/l 10 10
19. Nitrit mg/l 1 1
20. pH mg/l 6-8.5 6-8.5
21. Phospat mg/l 0.5 0.5
22. Seng mg/l 1 1
23. Sulfat mg/l 15 15
24. Tembaga mg/l 0 0.1
25. Timbal mg/l 0.05 0.05
26. Zat Tersuspensi mg/l 200 200

(Sumber : Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Nomor : 1608 tahun 1988,
Tanggal : 26 September 1988, et. al. Sugiharto, 1987)
c. Air Pendingin
Air pendingin diolah di cooling tower dengan proses pendinginan air dari
temperatur 45oC yang berasal dari sirkulasi area proses hingga ke temperatur 30
o
C. Sistem air pendingin terdiri dari cooling tower dan basin, pompa air
pendingin, sistem injeksi bahan kimia, dan induce draft fan. Sistem injeksi bahan
kimia disediakan untuk mengolah air pendingin untuk mencegah korosi dan
mencegah terbentuknya kerak di peralatan proses, karena akan menghambat atau
menurunkan kapasitas perpindahan panas. Pengolahan air pada cooling tower
dilakukan dengan menginjeksikan zat kimia yaitu :
1. Corrosion inhibitor, yaitu berupa natrium fosfat yang berfungsi untuk
mencegah korosi pada peralatan.
2. Scale inhibitor, berupa dispersant yang berfungsi untuk mencegah
pembentukan kerak pada peralatan yang disebabkan oleh senyawa-
senyawa terlarut.

Universitas Indonesia
14

3. Penetral pH, berupa asam sulfat dengan konsentrasi 4 % v/v. Asam


sulfat ini diberikan untuk menetralkan pH air yang berasal dari proses
agar sesuai pH air (± 7) ketika keluar dari cooling tower.
d. Air Umpan Boiler
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler :
1. Zat penyebab korosi
Korosi yang terjadi pada boiler disebabkan air umpan boiler
mengandung larutan asam dan gas-gas terlarut, seperti O2, CO2, H2S,
NH3. Gas-gas terlarut dapat dihilangkan pada Deaerator dengan
menambahkan senyawa Hidrazin (N2H2) dengan reaksi sebagai
berikut :
2N2H2 + O2 ↔ N2 + H2O
2. Zat penyebab foaming
Air yang diambil kembali dari proses pemanasan bias menyebabkan
foam (busa) pada boiler. Karena adanya zat-zat organik, anorganik,
dan zat-zat yang tidak terlarut dalam jumlah besar. Efek pembusaan
terutama terjadi pada alkalinitas yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut,
pada unit demineralisasi, air harus dilewati pada Cation Exchanger dan
Anion Exchanger, agar air tidak mengandung alkalinitas yang tinggi.
3. Zat yang menyebabkan scale foaming
Pembentukan kerak disebabkan adanya kesadahan dan suhu tinggi
yang bisa berasal dari garam-garam karbonat dan silika, karena pada
temperatur tinggi, jumlah kandungan silika yang besar dapat dengan
cepat membentuk kerak.
e. Air Hidran
Air ini diperlukan saat terjadi musibah kebakaran di pabrik. Air ini
disalurkan melalui pipa-pipa hidran yang tersambung yang melintasi seluruh
lokasi pabrik. Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan keselamatan kerja di pabrik
meningkat. Pengolahan air meliputi pengolahan secara fisik dan kimia.
Pengolahan secara fisik antara lain :
 Memisahkan dari padatan yang besar (coarse solid)

Universitas Indonesia
15

 Memisahkan dari padatan yang tersuspensi dan yang terapung


Sedangkan pengolahan secara kimia antara lain :
 Mengendapkan zat-zat terlarut oleh koagulan. Koagulan ialah zat kimia
yang mampu menetralisir muatan partikel koloid. Contoh koagulan ialah
alum, sodium aluminat, dan sebagainya.
 Menghilangkan zat beracun dan bakteri-bakteri pada air. Dapat digunakan
kaporit untuk membunuh bakteri dalam air.
 Menghilangkan bau serta rasa pada air.
Air yang diambil dari sungai, dipompakan kemudian dilakukan tahap
pengolahan air yaitu :
1. Penjernihan
Air yang diambil dari badan sungai, dialirkan melalui pipa oleh pompa ke
unit pengolahan air. Kemudian air masuk ke dalam tangki sedimentasi untuk
mengendapkan dan memisahkan lumpur yang terbawa, yang dapat menyebabkan
fouling nantinya saat proses
demineralisasi. Partikel yang besar dihilangkan dengan penyaringan, tetapi koloid
yang ada dilepas melalui proses coagulation (penggumpalan) dan sebelum
dikeluarkan dilakukan injeksi larutan alum, kaustik, dan kaporit. Jumlah aliran
bahan kimia yang masuk sebanding dengan jumlah air yang masuk. Bahan kimia
yang diinjeksikan ke dalam bak penggumpal akan dikontrol secara otomatis. Air
di alam mengandung sejumlah pengotor, antaralain :
 Padatan yang terlarut
Seperti : kalsium karbonat, magnesium karbonat, magnesium sulfat, silika,
kalsium sulfat, sodium sulfat dan sejumlah kecil besi, mangan, alumunium,
dan sebagainya.
 Gas yang terlarut
Seperti : oksigen, karbon dioksida, metana, dan sebagainya.
 Zat yang tersuspensi
Zat ini dapat menyebabkan kekeruhan. Zat ini berasal dari bahan organik,
mikroorganisme, tanah, endapan lumur, dan endapan mineral (minyak).
Penggunaan bahan kimia antaralain :

Universitas Indonesia
16

 Larutan Alum (Alumunium Sulfat)


Fungsi : sebagai flokulan untuk menjernihkan air. Jumlah alum yang
diinjeksikan sebanyak 0,06% dari jumlah air umpan yang masuk. Konsentrasi
larutan alum yaitu 26% v/v.

Al2(SO4)3 + 3 Ca(HCO3)2 → 2 Al(OH)3 + 3 CaSO4 + 6 CO2

Al2(SO4)3 + 3 Na2CO3 + 3 H2O → 2 Al(OH)3 + 3 Na2SO4 + 3 CO2

 Sodium Hidroksida (NaOH)


Befungsi untuk mengatur nilai pH dengan memberikan kondisi basa pada
air sehingga mempermudah pembentukan flok oleh alum. Jumlah NaOH yang
diinjeksikan sebanyak 0,05% dari jumlah air umpan yang masuk. Konsentrasi
larutan NaOH yaitu 48% v/v.
 Kaporit
Befungsi untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme lainnya dalam air
sungai. Jumlah kaporit yang diinjeksikan sebanyak 1,2% dari jumlah air
umpan yang masuk. Konsentrasi kaporit yaitu 30% v/v.
2. Penyaringan
Terjadi pada alat sand filter dimana kotoran yang masih terikut di air,
disaring agar tidak terjadi fouling saat di penukar ion. Sand filter terdiri dari multi
media filter yaitu activated carbon, anthracite, sand, dan garnet. Bila sand filter
ini telah jenuh maka perlu dilakukan regenerasi, dengan cara cuci aliran balik
(backwash) dengan aliran yang lebih tinggi dari aliran filtrasi. Hal ini dilakukan
untuk melepaskan kotoran (suspended matters) dari permukaan filter dan untuk
memperluas bidang penyaringan. Setelah di-backwash dan filter dioperasikan
kembali, air hasil saringan untuk beberapa menit pertama dikirim ke pembuangan,
hal ini dilakukan untuk membersihkan sistem dari bendabenda padat yang masih
terbawa dan setelah itu dibuang. Backwash filter secara otomatis terjadi bila
hilang tekan tinggi (high pressure drop) tercapai atau waktu operasi (duration
time) tercapai.

Universitas Indonesia
17

3. Demineralisasi
Demineralisasi berfungsi mengambil semua ion yang terkandung di dalam
air. Air yang telah mengalami proses ini disebut air demin (Deionized Water).
Sistem demineralisasi disiapkan untuk mengolah air filter dengan penukar cation
dan anion untuk menghilangkan ion positif dan negatif yang terlarut dalam air dan
menghasilkan air demin sebagai air umpan boiler untuk membangkitkan steam.
Pada penukar kation diisi dengan penukar ion asam lemah berupa
metakrilat. Resin ini berfungsi untuk menghilangkan/mengikat ion-ion logam dari
air atau ion-ion positif seperti K+, Ca2+, Mg2+, Fe2+, Mn+ dan Al3+, dengan
reaksi sebagai berikut :

Resin akan melepaskan ion H+ sehingga air yang dihasilkan akan bersifat asam
dengan pH 3,2 - 3,3. Apabila pH air yang keluar melebihi batas yang dibolehkan,
berarti resin yang ada telah jenuh dan perlu diregenerasi. Hal tersebut dilakukan
dengan melarutkan asam sulfat sehingga ion H+ dari asam sulfat akan
menggantikan ion logam dalam resin dan selanjutnya resin dapat digunakan.
Penyerapan ion positif mutlak dilakukan agar tidak membentuk kerak. Bahan
kimia yang dipakai untuk regenerasi resin kation ialah asam sulfat, reaksi sebagai
berikut :

Sedangkan penukar anion berisi penukar ion basa lemah berupa resin
aminopolistiren (NH(CH)2OH). Resin ini berfungsi untuk menghilangkan ion
asam dari air atau ion-ion negatif seperti karbonat, bikarbonat, sulfat, sulfit, nitrat,
nitrit, silika, dan lain-lain, dengan reaksi sebagai berikut :

Bahan kimia yang dipakai untuk regenerasi resin anion ialah NaOH, reaksi
sebagai berikut :

Universitas Indonesia
18

4. Deaerasi
Deaerasi merupakan proses penghilangan gas-gas terlarut yang terdapat
pada air keluaran Ion Excahanger, untuk air umpan boiler yang berasala dari
Demin Water Tank, gas-gas terlarut harus dihilangkan terutama gas terlarut
berupa O2. Penghilangan gas O2 tersebut dilakukan pada Deaerator, dengan
ditambahkan bahan kimia hidrazin (N2H4) yang akan mengikat gas O2.
2.3.2 Unit Penyediaan Steam
Unit ini bertugas menyediakan steam untuk kebutuhan proses. Steam ini
dipergunakan untuk menukar panas pada aliran yang perlu dinaikkan suhunya.
Sistem penyediaan steam terdiri dari deaerator dan boiler (steam generator).
Kandungan oksigen keluar dari Deaerator didesain tidak lebih besar dari 0,005
ppm. Pembentukan steam terjadi di dalam boiler (steam generator). Digunakan
fire tube boiler yang mirip dengan shell and tube heat exchanger dengan gas
pembakar mengalir melalui tube. Fire tube boiler digunakan untuk
membangkitkan steam dengan tekanan maksimal 18 bar dan temperatur 210 oC
(Kunnen, Adabi, 2003, hal. 28 -29).
 Boiler
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air
sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan
tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas kesuatu proses.
Sistem boiler terdiri dari:
 sistem air umpan
 sistem steam
 sistem bahan bakar.

Universitas Indonesia
19

Gambar 2.1 Boiler


(Sumber : Taufiqrurahman.net)
 Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan
perawatan dan perbaikan.
 Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam
boiler. Steam dialirkan melalui system pemipaan ketitik pengguna. Pada
keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau
dengan alat pemantau tekanan.
 Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan.
Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis
bahan bakar yang digunakan pada sistem.
Sumber Air Umpan yang digunakan ialah sebagai berikut:
1. Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses
2. Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan
dari luar ruang boiler dan plant proses
Pemanasan air pada boiler terjadi dalam :
1. Economizer: pemanasan awal
2. Riser tubes: penguapan sebagian air umpan
3. Superheater: pemanasan uap jenuh menjadi uap superheated (T >
T didih)
Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan
economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah
panas pada gas buang.

Universitas Indonesia
20

 Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin
(uap yang telah digunakan untuk memutar turbin).
Kondenser merupakan peralatan untuk mengembunkan kembali uap
yang telah dimanfaatkan untuk memutar turbin uap. Hal ini diperlukan untuk
menghemat sumber air yang ada di sekitarnya serta menjamin kemurnian air
yang digunakan dalam sistem turbin uap agar tidak terjadi pengendapan
maupun kotoran-kotoran yang dapat merusak. Sebagai pendingin kondensor
biasanya menggunakan air dingin seperti air sungai, laut atau air tanah yang
sudah diproses melalui water treatment terlebih dahulu

Gambar 2.2 Sistem Kondenser


(sumber : Rokhman, 2012)
2.3.3 Unit Penyediaan Udara Tekan
Unit ini bertugas menyediakan udara tekan yang dipakai dalam sistem
instrumentasi pneumatik. Pada perancangan pabrik ini, unit penyediaan udara
tekan digunakan untuk menjalankan instrumentasi dan udara plant di peralatan
proses, seperti untuk menggerakkan control valve serta untuk pembersihan
peralatan pabrik. Sumber udara pabrik dan udara instrumen adalah dari udara
lingkungan yang diambil menggunakan kompresor dan dikirim menuju alat-alat
instrumentasi di unit proses maupun di unit utilitas.

Universitas Indonesia
21

2.3.4 Unit Penyediaan Listrik


Unit ini bertugas untuk menyediakan listrik sebagai tenaga penggerak
untuk peralatan proses, menjalankan infrastruktur dan perlengkapan kantor
maupun untuk penerangan. Listrik disuplai dari PLTU itu sendiri dan generator
sebagai cadangan bila listrik dari PLTU mengalami gangguan. PLTU Tarahan
Baru menghasilkan listrik 2 x 100 MW. Kebutuhan listrik untuk pabrik
direncanakan untuk penerangan seluruh area pabrik, keperluan proses dan
keperluan utilitas.
Contoh generator yang digunakan dalam PLTU yaitu generator sinkron.
Generator sinkron sering digunakan pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik
(dengan kapasitas yang relatif besar). Generator sinkron merupakan frekuensi
listrik yang dihasilkan sesuai dengan putaran mekanis generator tersebut. Untuk
generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang ditempatkan
di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan kumparan jangkar
yang sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi pada ketiga kumparan
jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 1200 satu sama lain.
2.3.5 Unit Penyediaan Bahan Bakar
Unit penyediaan bahan bakar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan
bakar pada generator dan boiler. Bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar
solar yang diperoleh dari PT. Pertamina (persero) atau distribusinya. Pemilihan
didasarkan pada pertimbangan bahan bakar cair:
 Mudah didapat
 Kesinambungannya terjamin
 Mudah dalam penyimpanannya
Solar industri yang dibutuhkan = 56,7328 lb/jam (atau 25,7336 kg/jam)
dengan densitas solar =870 kg/m3 Maka dibutuhkan solar sebesar 29,5788 L/jam.

Universitas Indonesia
22

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 PLTU memiliki utilitas sebagai penunjang industi, diantaranya yaitu
pengolahan air, steam, kondensor, kompresor, unit penyedia listrik, unit
penyedia bahan bakar.
 Pengolahan air ditujukan untuk kebutuhan umum, proses, pemanas,
pendingin, dan hidran
 Komponen penunjang kebutuhan utilitas yang digunakan pada PLTU, yakni
desalination plant, reverse osmosis, hydrogen plant, chlorination plant,
auxiliary boliler, coal handling, dan ash handling
 Steam yang digunakan yaitu saturated steam pada tekanan 476 Kpa dengan
suhu 150oC dimana steam ini digunakan untuk menukar panas pada aliran
yang perlu dinaikkan suhunya.
 Kondensor pada PLTU berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari
turbin (uap yang telah digunakan untuk memutar turbin).
 Kompresor digunakan untuk menjalankan instrumentasi dan udara plant di
peralatan proses, seperti untuk menggerakkan control valve serta untuk
pembersihan peralatan pabrik.
 Unit penyedia listrik berfungsi untuk peralatan proses, menjalankan
infrastruktur dan perlengkapan kantor maupun untuk penerangan.

Universitas Indonesia
23

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, R. 2012. Sistem Eksitasi Generator PT.PLN (Persero) Sektor


Pembangkitan Ombilin. Laporan Kerja Praktek. Institut Teknologi Padang
Hidayat, W. 2007. Teknologi Membran.
http://majarimagazine.com/2007/11/teknologi-membran. Diakses 29
Agustus 2013
Lewerissa, Y. (2018). ANALISIS ENERGI PADA PERENCANAAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) DENGAN CYCLE
TEMPO. Jurnal Voering, [online] 3(1), p.23. Available at:
https://media.neliti.com/media/publications/256917-analisis-energi-pada-
perencanaan-pembang-e53560c9.pdf [Accessed 16 Mar. 2019].
Laksono, H., Sonni, M. and Mahendra, M. (2014). Pengaruh Penambahan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Sirih pada Sistem Kelistrikan
Sumatera Bagian. [online] Repo.unand.ac.id. Available at:
http://repo.unand.ac.id/4594/2/02_Pengaruh%20Penambahan%20Pembangk
it%20Listrik%20Tenaga%20Uap%20%28PLTU%29%20Teluk%20Sirih.pd
f [Accessed 16 Mar. 2019].
Putra, H. 2008. Siklus PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap).
http://wongkentir.blogspot.com/2008/02/siklus-pltu-pembangkit-listrik-
tenaga.html. Diakses 18 Maret 2019
Rakhman, A. 2013. Fungsi dan Prinsip Kerja PLTU.
http://rakhman.net/2013/04/fungsi-dan-prinsip-kerja-pltu.html. Diakses
Diakses 18 Maret 2019
Rakhman, A. 2013. Sistem Bahan Bakar Minyak pada PLTU.
http://rakhman.net/2013/07/sistem-bahan-bakar-minyak-pada-pltu.html.
Diakses Diakses 18 Maret 2019
Rokhman, T. 2012. Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU).
http://taufiqurrokhman.com/2012/09/05/pusat-listrik-tenaga-uap-pltu/.
Diakses Diakses 18 Maret 2019

Universitas Indonesia
24

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai