Anda di halaman 1dari 9

4.

1 Deskripsi Peralatan
Peralatan di (Amine Treating Unit ) untuk reaksi MDEA terdiri dari :
1. Off-gas absorber
Off-gas absorber berfungsi untuk mengolah off-gas yang berasal dari CDU,
AHU, GO-HTU, dan LCO-HTU. Hasilnya digunakan untuk fuel gas system sebagai
bahan bakar kilang dan sebagai umpan gas Hydrogen Plant. Kapasitasnya sebesar
18.522 Nm3/jam.
2. RCC Unsaturated Gas Absorber
RCC Unsaturated Gas berfungsi untuk mengolah sour gas dari unit RCC dan
hasilnya dialirkan ke fuel gas system dan sebagai umpan Hydrogen Plant. Kapasitasnya
sebesar 39.252 Nm3/jam.
3. Amine regenerator
Amine regenerator berfungsi untuk meregenerasi larutan amine setelah digunakan
dalam kedua absorber di atas dengan kapasitas 100% gas yang keluar. Hasilnya berupa
larutan amine yang miskin sulfur dan siap dipakai kembali.Kemudian juga disediakan
fasilitas make up yang digunakan sebagai antisipasi hilangnya senyawa MDEA karena
terbawa oleh sour gas.
Sour Water Stripper adalah unit pengolahan air buangan dari unit-unit lain yang
masih mengandung H2S dan NH3. Produk yang dihasilkan dari unit ini adalah treated
water yang ramah lingkungan dan dapat digunakan kembali untuk proses RU lainnya.
Selain itu juga dihasilkan off gas yang kaya H2S dan NH3 yang dibakar di incinerator.
Proses pada Sour Water Stripper diawali dengan pemisahan air dan minyak secara
fisika berdasarkan specific grafity-nya. Setelah itu dilakukan pemisahan air secara disika
berdasarkan specific grafity-nya. Setelah itu dilakukan pemisahan air dan gas
menggunakan 3 buah stripper dengan pemanas LMP steam yang terdiri dari NH3 stripper
dan H2S stripper pada train 1, serta sour water stripper pada train 2.
Peralatan yang ada pada Naphtha Hydrotreating Unit :
1. Oxygen Stripper
Bagian ini dibuat untuk menghilangkan O2 yang terlarut dalam naphtha. Feed
yang berupa Naphtha dari tangki intermediate (42-T-107 A/B/C) dan naphtha yang
berasal dari unit CDU dimasukkan ke dalam oxygen stripper. Feed yang berasal dari
tangki harus dilengkapi dengan gas blanketing untuk mencegah O2 yang terlarut dalam
naphtha. Fraksi ringan O2 yang masuk dalam kolom oxygen stripper dihilangkan
dengan menggunakan panas dari steam boiler.
2. Reactor Section
Section ini terdiri dari reaktor, separator, recycle gas compressor, dan sistem
pemanas ataupun sistem pendingin. Campuran Sulfur dan Nitrogen yang masuk
bersama dengan Naphtha ke dalam reaktor (31- R-101) akan dibuang melalui
downstream. Sulfur dan Nitrogen yang terkandung dapat meracuni katalis di platfoming
karena dapat membentuk senyawa H2S dan NH3 yang dapat menyebabkan efisiensi dari
katalis dapat berkurang.
Keluaran reaktor akan dikondensasikan dengan finfan dan kemudian masuk ke
dalam vessel (31-R-104). Di dalam vessel, fraksi gas akan di bawa ke drum (31-V105)
untuk di stabilkan, sedangkan naphtha akan dibawa ke bagian Naphta Stripper. Air
yang masih terkandung kemudian terbawa ke SWS. Recycle gasyang mengandung H2
dengan kemurnian tinggi kemudian disirkulasikan oleh recycle gas compressor (31- K-
101 A/B/C) pada saat reaksi hydrotreating dengan tekanan gas H2 pada kondisi
atmosfer.
3. Naphtha Stripper
Naphtha stripper berfungsi untuk menghilangkan H2S, air, hidrokarbon ringan serta
melepas H2 dari keluaran reaktor. Sebelum masuk unit stripping, umpan dipanaskan
terlebih dahulu dalam Heat Exchanger (31-E-107) dengan memanfaatkan bottom
product dari naphtha stripper. Top product kemudian didinginkan dengan menggunakan
fin fan (31-E-108) dan kemudian masuk ke dalam vessel (31-V-102). Fraksi di dalam
vessel sebagian akan di refluks. Sedangkan gas yang ada akan dialirkan ke unit amine
treatment dan flare. Air yang masih terkandung kemudian di buang ke SWS. Bottom
product sebagian dipanaskan dan sebagian lain dikirim ke naphtha spilitter. Naphtha
yang keluar dari naphtha stripper biasanya disebut dengan sweet naphtha.
4. Naphtha Splitter
Naphta splitter digunakan untuk memisahkan sweet naphtha yang masuk menjadi 2
aliran, yaitu Light Naphthadan Heavy Naphtha. Pemisahaannya berdasarkan perbedaan
spesific gravity dan boiling point. Heavy Naphtha sebagian akan di masukkan ke dalam
reboiler (31-F-103) untuk memanaskan kolom naphtha splitter dan sebagian lagi akan
dijadikan sebagai feed untuk unitplatfoming. Light naphtha akan keluar dari bagian atas
kolom dan kemudian menjadi feed untuk unit Penex.

Langkah Proses Penex Unit adalah sebagai berikut :

1. Sulphur Guard Bed


Tujuan utama sulphur guard adalah untuk melindungi katalis dari sulfur yang
terbawa di dalam liquid feed, meskipun sebagian besar sulfur telah mengalami
pengurangan di dalam unit NHT.
2. Liquid Feed dan Make-up Gas Dryer
Semua normal paraffin sebagai feedstock dan make-up hydrogen harus dikeringkan
terlebih dahulu sebelum masuk reaktor. Kandungan air yang diijinkan adalah 0,01 ppm.
Drier berfungsi sebagai alat untuk membersihkan/menghilangkan air dari normal
paraffin, karena air akan menganggu kapasitas dan bereaksi dengan inti asam katalis
pada saat digunakan. Katalis yang digunakan pada Penex sama dengan katalis pada
Platformer, hanya komposisinya yang berbeda.
3. Reactor, Associated Heaters and Exchangers
Seksi reaktor terdiri dari heat exchanger yang berfungsi untuk mengoptimalkan energi
utilitas. Proses isomerisasi berlangsung di dalam reaktor dan mengubah normal parafin
menjadi isoparafin dan sikloparafin dengan bantuan katalis hingga mencapai efisiensi
100%. Hal ini dilakukan untuk menaikkan angka oktan dari n-parafin (light naphtha
C5,C6, dan C7) Untuk mengurangi kerugian akibat pemakaian katalis, katalis dapat
diganti sebagian saja. Selain itu juga dapat dilakukan dengan menaikan LHSV,
seperti butiran katalis yang kecil. Proses isomerisasi dan benzene hydrogenasi adalah
proses eksotermik, yang menyebabkan kenaikan temperatur reaktor.
4. Product Stabilizer
Keluaran reaktor disebut product (yaituPenexate, yang mengandung iso- dan siklo-
parafin) dicampur dengan unstabillized LPG dari Platformer dan dipisahkan fraksi gas
dan fraksi naphtha dengan product stabilizer. Jumlah gas yang keluar dari reaktor penex
lebih kecil daripada di unit Platforming, hal ini disebabkan oleh pemilihan jenis
komposisi katalis yang menghasilkan hydrocracking dari C5/C6 feed yang berubah
daripada di reaktor platforming. Kandungan stabilizer gas adalah sebagai berikut:
1. Gas hidrogen yang tidak dipakai di dalam reaktor.
2. Gas HCl (dari perchloride) yang akan dibersihkan di caustic scrubber.
3. Gas hidrokarbon (C1-C4) yang berasa dari make up gas, hasil
hydrocracking dalam reaktor, dan dari unit Platforming.

Setelah itu stabilizer gas didinginkan dan dipisahkan, fraksi gas ringan masukcaustic
scrubber untuk diolah sebelum ke refinery fuel gas system, sedangkan fraksi
LPGdimurnikan di LPG stripper. Fraksi naphtha menuju kolom deisohexanizer dan
sebagian direfluks.
5. Caustic Scrubber dan Spent Caustic Degassing Drum
Caustic scrubber sangat diperlukan untuk membersihkan hidrogen klorida (HCl)
dalam fraksi gas yang akan masuk ke refinery fuel gas system. Material balance
untuk scrubber ini menunjukkan 10% wt larutan caustic diturunkan hingga 2% wt
yang dipakai untuk proses pemurnian, selanjutnya akan dibuang dan diganti setiap
minggu kira-kira 104,3 m3.
6. LPG Stripper
Top product di recycle ke stabilizer receiver untuk mengolah fraksi ringan dan
meminimalkan LPG yang terikut. Bottom product sebagian direfluks dan sebagian lagi
didinginkan menjadi produk LPG.
7. Deisohexanizer
Produk bawah stabilizer yang mengandung komponen berat dimasukkan dalam
kolom untuk di fraksinasi. Metil pentan dan n-heksan yang membuat nilai oktan rendah
ditarik dari kolom untuk direcycle bersama feed. Sedangkan hasil isomerisasi C5 dan
C6yang lainnya menuju bagian atas kolom kemudian dikondensasikan. Bagian bawah
kolom (fraksi C7) yang bernilai oktan tinggi dialirkan dan digabung dengan produk atas
yang telah dikondensasikan dan disimpan pada tangki. Angka oktannya bernilai >82.
fASILItAS UtILItAS DAN fASILItAS PeNDUKUNG KeGIAtAN OPeRASIONAL
Utility facilities and Supporting facilities for Operational Activities
no. equipment kapasitas | Capacity Keterangan | Description
1 Water intake facility (WIF) Salamdarma 1,606 m3/H
3 Unit pompa existing | 3 existing pump units 1 Unit pompa new Utilities Plant |
new Utilities Plant pump unit
2 Steam boiler 115 T/H X 9
6 Unit boiler existing 3 unit boiler new Utilities Plant
3 Steam turbine generator 22 MW X 5
4 Unit STG existing 1 Unit STG ex. KLBB
4 Cooling tower
33,000 m3/H 13,300 m3/H
existing + KLBB new Utilities Plant
5 emergency Generator 5 MW
6
Service air dan instrument air Water service and water instrument
3,500 nm3/H X 5 3,500 nm3/H X 3
existing + KLBB new Utilities Plant
7 nitrogen Plant
700 nm3/H X 2 2,500 nm3/H X 2
existing + KLBB new Utilities Plan
8 Denim Plant
230 m3/hr x 2 1x110 m3/hr
exixting + KLBB

Sistem Manajemen
1. Status Sistem Manajemen Lingkungan PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan
telah mendapatkan sertifikat ISO 14001 sejak tahun 2000. Tahun 2000–2006 sertifikasi
dilakukan oleh KEMA, 2006–2009 sertifikasi dilakukan oleh TUV dan mulai 2010
sampai sekarang dilakukan oleh SGS. Mulai tahun 2010, Sertifikasi Sistem Manajemen
dilakukan secara terintegrasi antara sistem manajemen ISO 9001:2008, ISO 14001:2004
dan OHSAS 18001:2007. Seluruh sertifikasi dijaga keefektifan dan validitasnya melalui
internal audit, surveillience audit, maupun resertifikasi dan tahun ini PT Pertamina
(Persero) RU VI Balongan sedang melakukan migrasi Sistem Manajemen Lingkungan
dan Mutu dari ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004 menjadi ISO 9001:2015 dan ISO
14001:2015. Berdasarkan sertifikat SGS ID 10/1102954003, RU VI Balongan
tersertifikasi sistem ISO14001:2004 sejak 2 Desember 2016 s.d. 15 September 2018 .
2. Ruang Lingkup Sistem Manajement Lingkungan Ruang lingkup SML mencakup
seluruh kegiatan operasional Kilang PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan meliputi
penerimaan bahan baku, penimbunan, kegiatan produksi, penyimpanan produk sampai
penyaluran ke pelanggan yang di dalamnya meliputi seluruh aspek penilaian PROPER
yaitu efisiensi energi, program 3R (Reduce, Reuse, & Recycle) Limbah B3 dan Limbah
Padat Non B3, Pemantauan dan Penurunan Emisi, Konservasi Air dan Penurunan Beban
Pencemaran, Keanekaragaman Hayati, dan Pemberdayaan Masyarakat.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Pekerja merupakan salah satu aset perusahaan yang sangat signifikan. Oleh karenanya,
manajemen sumber daya manusia (SDM) senantiasa dikelola dengan baik. Proses
rekrutmen di Refinery Unit VI berlangsung terbuka dan transparan, tanpa membedakan
suku, agama, ras, maupun keberagaman lainnya, dan tidak ada insiden diskriminasi.
Sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB),
Refinery Unit VI menerima pekerja dengan usia minimum adalah delapan belas (18)
tahun. Dengan demikian, dapat dipastikan tidak ada pekerja Refinery Unit VI yang
merupakan pekerja anak. [ISRS 15.3.5.5]
Demikian juga, perusahaan memastikan tidak ada pekerja paksa, karena proses
rekrutmen diawasi dan dilakukan oleh PT Pertamina (Persero). Selain itu, sesuai PKB
yang berlaku, Refinery Unit VI telah mengatur jam kerja dan waktu istirahat. Adanya
peraturan tersebut dapat menghindari risiko kerja paksa. Setiap pekerja mendapatkan
kesempatan yang sama dan setara untuk berkarir di Refinery Unit VI. Definisi pekerja
lokal adalah pekerja yang berasal dari Jawa Barat berdasarkan Kartu Tanda Penduduk
(KTP). Perusahaan telah mencatat pekerja lokal yang juga menduduki jabatan manajer
senior. Dari total dua puluh (20) manajer yang bekerja di Refinery Unit VI, lima (5) di
antaranya termasuk kedalam pekerja lokal.
Ketentuan Tentang Jam Kerja Dalam PKB
Uraian Penjelasan
Jam kerja perhari 8 jam kerja
Jam kerja perminggu 40 jam kerja
Waktu istirahat 1 jam perhari
Kelebihan jam kerja (lembur) 3 jam perhari
Flexi time Tidak ada
Fasilitas cuti bagi pekerja 12 hari kerja + 2 hari perjalanan dan tahun ketiga
jadwal rotasi 26 hari kerja + 2 hari perjalanan
Fasilitas cuti bagi pekerja 12 hari kerja + 2 hari perjalanan dan Tahun ketiga
jadwal non-rotasi 26 hari kerja + 2 hari perjalanan dan 5 hari kerja
setelah 90 hari TMT tanggal mutasi ke luar tempat
kedudukan
Masa berlaku fasilitas cuti TMT tanggal pengangkatan sampai due date pada
tahun berikutnya

Perkembangan Singkat PT Kilang Pertamina Internasional RU VI Balongan

Tahun Perkembangan
1990 Kilang Refinery Unit VI dibangun melalui proyek export oriented refinery I
(eXOR-I), yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bagi negara melalui
ekspor sektor migas dan non-migas sesuai dengan kebijakan Pemerintah.
1994  Refinery Unit VI resmi beroperasi.
 Wilayah kerja meliputi Balongan, Salamdarma yang
terletak di Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Subang, Jawa Barat.
2003 Revamping tahap I guna meningkatkan kapasitas produksi menjadi 130 MBSD
dengan rasio 50% crude oil Duri dan 50% crude oil Minas.
2005 Ekspansi mendirikan Kilang Langit Biru Balongan (KLBB) dengan kapasitas
desain sebesar 52 MBSD yang selaras dengan Program Indonesian Mogas
Unleaded. KLBB sebagai satu-satunya produsen produk ramah lingkungan
High Octane Mogas Component (HOMC) di Indonesia.
2008 Revamping tahap II untuk meningkatkan produksi Propylene. Pada tahap ini
dilakukan penggantian type catalyst cooler RCC dari type backmix menjadi
flow through sehingga RCC dapat mengolah feed dengan kandungan MCRT
lebih tinggi.
2013 Ekspansi di bidang petrokimia dengan mendirikan kilang ROPP yang dapat
meningkatkan produksi Propylene dengan kapasitas desain 490 MTPD.
2015 Pengalihan pengelolaan Kilang LPG Mundu ke Direktorat Gas dan energi Baru
Terbarukan pada tanggal 13 Desember 2015.
2016  Dilakukan pengembangan produk bahan bakar khusus (BBK) yaitu
Pertalite RON 90.
 Pertamax Plus RON 95 dikembangkan menjadi produk Pertamax Turbo
RON 98 dan diluncurkan pada 13 Juli 2016.
 Projek Avtur tahap I, optimasi dan alih fungsi Unit Proses untuk
menghasilkan produk .
2017  Produksi Pertamax Turbo dengan kualitas comply eURO IV (Sulphur
Conten <50 ppm-wt) pada Juli 2017.
 Projek Avtur tahap II, dengan pembanguan Sarana dan Fasilitas
Lifting Avtur via Jetty dan via pipeline pada Desember 2017.
2021 PT Pertamina (Persero) ditransformasikan menjadi PT Kilang Pertamina
Internasional.
2022 Launching produk Pertamax Dex (euro V)

Anda mungkin juga menyukai