1) Tujuan Proses
Tujuan proses dari unit ini adalah untuk menghilangkan sulfur, logam berat, dan komponen nitrogen serta senyawa oksigen agar heavy naphtha yang dihasilkan memenuhi syarat sebagai umpan dari Unit Platformer.
2) Konsep Proses
Unit ini berfungsi untuk menghilangkan sulfur, logam berat, dan komponen nitrogen serta senyawa oksigen. Unit Naphtha Hydrotreater untuk kilang baru Cilacap telah dirancang untuk mengolah 2.441 ton/hari. Fraksi naphtha pada selang titik didih 80-149oC dari Unit Crude Distillate untuk dipersiapkan sebagai umpan untuk Unit Platformer dengan kandungan belerang kurang dari 0,2-0,4 ppm agar tidak meracuni atau merusak katalis R-134 di reaktor Platformer. Proses yang dipakai adalah proses Naphtha Hydrotreating dari Universal Oil Product (UOP). Katalis yang digunakan adalah extrudate alumina (Al2O3) yang mengndung nikel dan molybdenum. Tujuan utama penggunaan unit ini adalah untuk membersihkan atau mempersiapkan fraksi naphtha dari kontaminan yang terlarut agar dapat digunakan sebagai umpan untuk Unit Platformer. Ada 6 macam dasar reaksi yang terjadi dalam proses hydrotreating, yaitu : Desulfurisasi Denitrifikasi Pemisahan oksigen Penjenuhan olefin Pemisahan halide Pemisahan logam
3) Mekanisme Proses
Langkah proses yang terjadi dalam keseluruhan di Unit NHT (Naphtha Hydrotreater) adalah sebagai berikut :
a. Feed dan Preheater Naphtha yang diolah di unit ini ada beberapa jenis, yaitu naphtha yang langsung diambil dari splitter coloumn yang ada dalam unit CDU II (Crude Distillation Unit II), naphtha yang berasal dari CDU I (Crude Distillation Unit I) serta naphtha yang berasal dari storage seperti heavy naphtha dari 36T-106 dan sweet naphtha dari 31T-4/6. Naphtha tersebut masuk ke unit ini pada Feed Surge Drum 012V-101. Pada Feed Surge Drum 012V101 agar tidak terjadi overflow, maka aliran naphtha yang masuk dalam vessel ini dikontrol berdasarkan level cairan yang ada di vessel tersebut. Sementara untuk mengatur tekanan juga dilengkapi pressure control dengan melibatkan aliran fuel gas dan flare. Suhu vessel 55oC dengan tekanan dijaga pada 2,5 kg/cm2. Selanjutnya oleh pompa 012P-101A/B naphtha dipompakan bersama aliran gas yang kaya hidrogen ke Combine Feed Exchanger (CFX) 012E-101(1-8) untuk dipanaskan menggunakan reaktor effluent secara countercurrent sehingga suhu campuran menjadi 329oC. Setelah keluar dari CFX, campuran tersebut akan berubah fase menjadi uap yang selanjutnya dilewatkan ke dapur 012F-101 agar suhunya sesuai dengan kondisi input reaktor NHT (Naphtha Hydrotreater), yaitu 370-371oC. Suhu campuran keluar dikontrol dengan cara mengatur pemakaian bahan bakar. b. Reaktor Naphtha Hydrotreater
Keluar dari dapur campuran kemudian dialirkan kedalam reaktor NHT (Naphtha Hydrotreater) 012R-101. Reaktor ini adalah reaktor fixed bed katalitis yang didesain untuk aliran feed secara downflow guna menghilangkan impuritas-impuritas yang ada pada naphtha, terutama sulfur, nitrogen, oksigen, senyawa halida, dan logam, serta untuk penjenuhan olefin. Beda suhu yang terjadi di reaktor akan sangat tergantung pada kadar olefin dan sulfur yang ada dalam feed. Produk keluaran reaktor selanjutnya dialirkan ke Combined Feed Exchanger 012E-101(1-8) di bagian tubenya, kemudian dibawa menuju product condenser 012E-102. Fasilitas air pencuci tersedia di pipa reaktor effluen dari CFX yang menuju kondenser untuk menghilangkan timbunan garam yang mungkin ada pada perpipaan. Aliran keluar dari kondenser akan mempunyai suhu yang cukup rendah yaitu 54 oC, memungkinkan untuk memasukkan seluruh naphtha ke dalam product separator 012V-102. Vessel ini dilengkapi dengan blanket coalescer untuk memisahkan gas, cairan hidrokarbon, dan air. Didalamnya juga terdapat bootleg untuk menampung dan memisahkan air yang diinjeksi pada pencucian garam. Air dari bootleg ini akan dialirkan ke Unit Sour Water Stripper (017V-101) sebelum dibuang ke lingkungan. Untuk mensuplai gas H2 ke reaktor, biasanya dilakukan dengan menggunakan recycle gas compressor (012K-101A/B) yang menghisap gas H2 dari top separator 012V-102 dan mengalirkannya ke hulu CFX. Sementara aliran gas sebagai make up didapatkan dari Unit Platformer 014V-103 yang juga dialirkan ke hulu CFX.
c. Stripper
Cairan hidrokarbon di separator 012V-102 berdasarkan level kontrol yang ada, dialirkan menuju stripper 012C-101 setelah dipanaskan di stripper feed/bottom exchanger 012E-103(1/2). Stripper ini dilengkapi dengan stripper reboiler 012F-102 yang berfungsi untuk memberikan panas bagi penguapan yang terjadi di stripper yang akan memisahkan H2S, air, dan hidrokarbon ringan, serta gas H2 yang terlarut dalam feed stripper, hasil dari top stripper akan mengalir ke stripper overhead condenser (012E-105) dan cairan yang terbentuk akan ditampung di stripper receiver (012V-104). Reflux dipompakan oleh 012P-104 ke stripper berdasarkan receiver level kontrol, jadi untuk menambah jumlah reflux, maka panas yang diberikan oleh stripper reboiler 012F-102 harus ditambah untuk memperoleh kondensat yang banyak. Gas yang meninggalkan receiver dikontrol dengan pressure control kemudian dialirkan ke fuel gas system. Stripper overhead dilengkapi dengan sarana penambahan aditif untuk mencegah karat dengan adanya gas H2S di alirannya. Injeksi ini langsung dilakukan pada aliran uap dari puncak stripper. Minyak dari bottom stripper dipompakan oleh 012P-103 melalui Stripper Feed/Bottom Exchanger (012E-103(1/2)) dan aliran inilah yang selanjutnya dibawa ke Unit Platformer untuk diolah lebih lanjut. Kadang kala juga sebagian dari stripper bottom ini didinginkan lebih lanjut di trim cooler (012E-104) dan disimpan di storage tank sebagai sweet naphtha.
4) Variabel Proses Variabel-variabel proses yang mempengaruhi proses di NHT (Naphtha Hydrotreater) adalah sebagai berikut :
(1) Tekanan
Tekanan reaktor dipilih berdasarkan umur katalis dan pertimbangan kualitas produk. Pada tekanan tinggi, katalis akan sangat efekitf untuk jangka waktu lama dan reaksi dapat berjalan sempurna. Pada tekanan sistem untuk tahap tertentu dipengaruhi oleh perbandingan hidrogen dengan feed menurut desainnya karena kedua parameter ini menentukan tekanan parsial terhadap katalis. Kebanyakan unit-unit NHT (Naphtha Hydrotreater) telah dirancang sedemikian rupa sehingga reaksi desulfurisasi dan denitrifikasi berjalan dengan sempurna pada suhu desain dan untuk bahan tertentu. Variasi normal dalam tekanan dan jumlah aliran hidrogen tidak akan menyebabkan perubahan kualitas produk yang mencolok.
(2) Suhu
Suhu mempunyai pengaruh besar untuk reaksi hydrotreating. Pada suhu dibawah 315oC penghilangan kontaminan akan sulit dan diatas suhu ini penghilangan akan berlangsung baik. Suhu inlet reactor minimum yang disarankan adalah 300oC. Ada dua faktor yang menentukan suhu minimum ini : Di bawah suhu minimum keceptan reaksi untuk penghilangan kontaminan ini sangat lambat. Suhu harus ditahan cukup tinggi agar sewaktu feed gabungan (recycle gas dan naphtha) masuk dapur dalam keadaan uap. Suhu desain reaktor normal untuk mengolah Straight Run Naphtha adalah pada selang 340oC385oC. Untuk bahan ini (SRN) akan terjadi sedikit. Bahan-bahan hasil cracking akan diolah pada suhu agak tinggi 385oC-420oC untuk mencegah coking di katalis dan mencegah cracking yang akan terjadi di atas suhu ini. Suhu reaktor maksimal dengan katalis baru harus dijaga 14oC-40oC dibawah suhu maksimal desain untuk mengimbangi akibat penurunan aktivitas katalis. Dengan bertambahnya umur katalis kualitas produk akan menurun secara berangsur-angsur, dengan demikian perlu menaikkan suhu reactor inlet secara berangsur-angsur pula utuk mengimbangi kecenderungan di atas.
reaksi penghilangan sulfur serta nitrogen. Kemudian dikembangkan sesuai dengan pertimbangan besarnya atau kapasitas unit, perubahan kadar logam pada feed, dan kebutuhan proses.
Penimbunan katalis pada permukaan aktifnya. Adanya reaksi kombinasi dari kontaminan feed stock dan komponen katalis.