ORIENTASI UMUM
FUEL OIL COMPLEX I
8. Long residu, yang akan diolah lebih lanjut di Lube Oil Complex
untuk menghasilkan Lube Oil Component, Bitument, dan Refinery
Fuel Oil.
Namun setelah Debottlenecking Project, kapasitas pengolahan
FOC I meningkat menjadi 118.000 BPSD ALC dan dapat digunakan untuk
mengolah minyak mentah jenis Iranian Light Crude (ILC), Basrah Light
Crude (BLC) secara bergantian. Selain itu, FOC I juga dapat digunakan
untuk mengolah minyak mentah jenis Arjuna Crude dengan kapasitas
lebih rendah yaitu 10.200 T/D, walaupun selama ini belum pernah di coba.
10
digunakan
adalah
sistem
distilasi
atmosferis.
Produk
11
Titik Didih
Yield Berat
Kandungan
(oC)
Crude
Light Top
Kerosene
Light Gas Oil (LGO)
Heavy
Gas
Oil
Arabian
Light Crude
(ALC)
(HGO)
Long residu
Wax
Sulfur
Garam (NaCl)
<150
150-221
221-271
271-364
>364
%
Kerosene
16,8
13,2
8,4
17,6
Diesel
16,8
12,9
11,7
14,6
44
33
1,88
30mg/L
44
33
1,88
30mg/L
Teori Proses
12
beban
pemanasan
dapur)
dengan
LGO
diumpankan
ke
unit
Hydro
Deskripsi Proses
13
dipompakan
dari
tangki
38T-
ke
bottom
desalter
stage
(11V-12).
14
emulsi
air
dalam
minyak.
Garam
dan
pengotor
mengandung
garam
dari
emulsi
dengan
membentuk lapisan diatas brine. Crude keluar dari 11V12, dicampur dengan Fresh desalter-water, lalu masuk
ke bottom 11V-16 untuk dipanaskan kembali di heat
pick-up section II.
3. Heat Pick-up Section II
Dari desalter, aliran crude dipisah menjadi dua,
sebagian dipanaskan dengan Long residue pada 11E-5
A/B dan
11E-23, sedangkan
15
adalah
model
fired-Box,
dan
udara
16
stripper
11P-7
didinginkan
A/B.
Aliran
pada
produk
kerosene
17
LP steam masuk
18
11E-12 lalu ke
shell side
Water
Stripper
Unit
(Unit
1700).
Untuk
19
20
IBP
FBP
Pour Point
Flash
Octane
Point
Number
38
55.7
(IP 170oC)
55.1
Produk
60/60oF
0.67-0.73
C
180
0.77-0.81
140
250
LGO
0.81-0.85
170
315-335
10
HGO
Long
0.85-0.89
205
425
40
0.949
350
370
80
Naphta
Kerosen
residu
Tabel. 2.4 Spesifikasi Produk Stabilizer
SpGr, 60/60 F
IBPoC
FBPoC
RVP pada 100oF
Sulfur ( ppm berat )
Nitrogen( ppm berat )
Water ( ppm berat )
Light Hydrotreated
Heavy Hydotreated
Naphta
0.63-0.70
30
80
14 psia
1
1
0.5
Naphta
0.17-0.76
67
180
0.5
1
3
21
2.1.2
Mercaptan
pada
LGO
dan
HGO,
dengan
mereaksikan
Feed
15/15oC = 0.870).
Kapasitas
Tujuan
HGO.
Proses
Produk
dikonversikan
22
: 0,8 max
: 0,25 max
dengan
carrier-alumina
(Al2O3) dengan
pencemaran
dan
berperan
dalam
korosi
pada
peralatan.
Umumnya
23
(Cyclic Sulphida)
Operasi pada Temperature yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan terjadinya rekombinasi hidrogen sulphida
dengan
sejumlah
kecil
olefin
yang
membentuk
mercapthan di produk.
CH3 C2 CH = CH CH3 + H2S CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 HS
Jika reaksi ini berlangsung, Temperature reaktor
harus diturunkan. Umumnya operasi pada 315-340 oC
Reaktor Inlet Temperature (RIT) akan memberikan laju
reaksi dehidrogenase yang dapat diterima dan tidak
menimbulkan
jumlah
rekombinasi
olefin/
hidrogen
c) Perengkahan
Yaitu pemecahan rantai molekul panjang parafin
menjadi dua rantai molekul. Reaksi ini berjalan secara
eksotermis
pada
suhu
tinggi.
Kerugiannya
adalah
24
Deskripsi proses
Reaktor Section
Separator section
Compressor Section
Stripping dan Drying Section
a. Reaktor Section
Umpan yang berupa LGO atau HGO dari tangki
penyimpanan dipompa dengan 13P-1 menuju heat
exchanger umpan reaktor/effluent 13E-A/B/C/D sebelum
memasuki heat exchanger
25
26
didinginkan
dalam
heat
exchanger
13E-3
yang
memiliki
kelarutan
hidrokarbon
cair,
yang
mengendap
pada
permukaan
bila
tidak
heat
rendah
dalam
dilarutkan
akan
exchanger
dan
27
maka
28
bottom
kolom.
menghilangkan
Pelucutan
kandungan
H2,
dimaksudkan
H2S,
dan
untuk
fraksi
bantuan
steam
jet
ejector
13J-1.
Dryer
29
gas
dari
puncak
kolom
stripper
13C-1
katalis
akan
menurun
karena
berikut:
Tabel 2.5 Hasil Pengolahan HDS
30
Laju alir,
Jenis produk
Umpan LGO
Umpan HGO
0.835
0.800
0.870
0.800
BPSD
16.640
620
2.1.2.3
Variable Proses
a. Aliran feed
Tingkat penyuplaian feed harus dijaga, dengan maksud
apabila terjadi perubahan flow feed harus secara gradual
(bertahap) sehingga Temperature outlet heater/dapur
tidak berubah secara ekstrim, penurunan flow yang
cepat
mengakibatkan
Temperature
outlet
heater
hidrogen
harus
diantisipasi
dengan
produk.
c. Temperature Outlet Heater
Temperature memberikan efek yang signifikan dalam
menunjang
meningkat
reaksi
jika
hydrotreating.
Temperature
Desulphurisasi
dinaikan.
Reaksi
reaksi
semakin
meningkat
seiring
keanaikan
31
reaksi
Desulphurisasi
dapat
berlangsung
32
33
kemurnian
recycle
gas
yang
tinggi
akan
2.1.3
Feed
Kapasitas
Tujuan
Proses
34
Merubah
struktur
molekul
dari
komponen
feed
35
pengambilan
H2
dari
naptha
untuk
yang
dehidrogenasinya
dapat
diinginkan
karena
reaksi
menjadi
senyawa
aromatik
meningkatkan
octane
number
dan
C
C
C
+ 3H2
36
2. Hydrocracking
Yaitu
reaksi
perengkahan
untuk
ini
menurunkan
yield
platformate
pembentukan
aromat
dan
C
3 Methyl Pentane
n. Butane
37
CCCCCC
CCCCC
C
n. Heksana
3 methyl Pentane
C
Cyclo Heksane
senyawa
paraffin
menjadi
menghasilkan gas H2
C
CCCCCCC
n. Heptane
+ H2
5. Desulfurisasi
Yaitu reaksi penyingkiran sulfur menjadi H 2S. H2S
disingkirkan dari hidrokarbon dalam stabilizer
sehingga platformat yang dihasilkan bebas dari
senyawa belerang. Dalam unit ini ditambahkan
IPA (Iso Propil Alcohol) dan DPC (Chloride) untuk
menjaga konsentrasi air dan chloride pada recycle
gas
tetap
yang
diperlukan
untuk
menjaga
38
+ 4H2
C C C C + H 2S
S
Thiopene
Butane
6. Dehydrocyclization of Parafins
Yaitu
perubahan
napthene yang
senyawa
bersifatn
parafin
menjadi
endotermis dengan
39
akhirnya
masuk
ke
puncak
14R-3.
Untuk
40
yang akan
14K-1
dijalankan
dengan
Turbin
steam
reaktor, sedangkan
41
42
membentuk
menyebabkan
endapan
deaktivasi
pada
katalis.
katalis
Regenerasi
sehingga
katalis
43
yang
platformate
akan
mempengaruhi
(platformate
yield)
dan
jumlah
produk
meningkatkan
rendah
akan
memperpendek
umur
katalis
waktu tertentu dalam hal ini per jam dengan kata lain
jumlah feed
44
operasi
platforming
untuk
mempertahankan
(PMF I)
Feed
Kapasitas
Tujuan
Complex
Proses
distilasi
bertekanan, yang dapat memisahkan fraksi
propane dan Butane sebagai komponen LPG
dari hidrokarbon yang mempunyai atom C 1,
C2, dan C5+
Produk
45
Propane
Ethane
Iso-Butane
: min 95% wt
: max 2,5% wt
: max 4% wt
Teori Proses
Fraksinasi umpan LPG menjadi propane dan
Butane,
dilakukan
dengan
metoda
distilasi
dibagi
dikembalikan
menjadi
dua
depropanizer
bagian.
untuk
Sebagian
memperbaiki
stripper
pada
propane
reboiler
46
yang
unit
PMF,
pemisahan
campuran
47
2.1.4.2
Deskripsi Proses
Umpan
LPG
masuk
depropanizer
15C-1,
di 15C-2 kemudian
48
Variabel Proses
Variabel proses yang berpengaruh adalah
(Merox I)
Feed
Kapasitas
Tujuan
: Kerosene ex CDU I
: 2119 TPSD
:
Memproduksi avtur dengan mengoksidasi.
Mercaptan menjadi disulfide.
Memurnikan kerosene sehingga mencapai
spesifikasi (smoke point) tertentu.
Memisahkan Mercaptan yang korosif dan
kerosene dengan cara oksida katalitik.
Proses
Produk
: Kerosene, Avtur.
49
kerosene
Spesifikasi
Glacial
Commercial Grade
30-60 mesh Fuller Earth Type
Sand Filter 8-16 mesh
UOP Merox FB Reagent
Norit PKDA 10 x 30
10Be (6,6 % berat)
2Be (1,2 % berat)
Avtur
150 250oC
21mm
20% volume
Kerosene
150 300oC
17mm
-
50
-44oC
105oC
Max. 0,001% wt
Freezing point
Flash point
Kandungan mecaptan
3.1.5.1
101oC
Max. 0,001% wt
Teori Proses
Unit ini berfungsi untuk memisahkan Mercaptan yang
suasana
basa.
mendapatkan produk
Proses
ini
bertujuan
untuk
2RSSR + 2H2O
4NaSR + 4H2O
51
2H2O + 2RSSR
2NaSR + O2 + H2O
2NaOH + RSSR
temperatur,menambah
jumlah
udara,
dan
52
53
agar
kerosene
sesuai
dikirim
mengendapkan
dengan
ke
spesifikasi.
caustic
senyawa
settler
kaustik.
Avtur
Dari
reaktor,
16V-4
keluar
untuk
dari
54
proses
sweetening
berlangsung
sempurna
Hal
ini
mengakibatkan
kandungan
55
NaSR+ H2O
sweetening tidak
2.1.6
Unit 1700 Sour Water Stripper Unit (SWS)
Feed
: Sour Water dari CDU I, HDS, HVU I
Kapsitas
: 773 TPSD
Tujuan
: Mereduksi kandungan H2S dan NH3 dalam air
buangan sebelumnya ke CPI dan Desalter.
Proses
56
Produk
: 35
: 802
:1
: 20
: 200
57
NH3 + H2S
NH3
dapat
diambil
dengan
pelucutan
Deskripsi Proses
Sour water collecting vessel 17V-1 menampung
58
condensate
ejector
accumulator
11V-4
memlalui
pompa 11P-12 accumulator 13V-7, LP separator 12V3, HDS ejector separator 13V-8, melalui 13P-6 dan
HDS CLP separator 13V-6.
Vessel 17V-1 berfungsi untuk memisahkan air
dan minyak, karena air buangan yang ditampung di
vessel ini masih mengandung minyak. Minyak yang
terpisah dari air akan dipompakan ke tangki slops
dengan 17P-2. Pompa ini akan akan start dan stop
secara otomatis sesuai setting level yang kita
kehendaki diatur oleh 17LSL-001.
Sour water dari 17V-1 kemudian dipompakan
dengan 17P-1 A atau 17P-1 B (pompa common
spare) untuk dijadikan feed unit SWS melalui feed/
effluent
heat
exchanger
17E-1
A/B
sehingga
59
aliran
gas
yang
terbuang
dapat
60
: Udara
Kapasitas
:
Nitrogen gas
Nitrogen cair
: 100Nm3/jam
: 65 Nm3/jam
Tujuan
Proses
Produk
61
penguapan
berulang-ulang.
dan
pengembunan
terjadi
62
palte
didalam
kolom
akan
yang
didinginkan
di
puncak
akan
demikian
kandungan
oksigen
akan
63
udara
didinginkan
oleh
Main
Heat
64
(CRP)
Unit ini beroprasi untuk memenuhi kebutuhan naptha
export, dengan umpan heavy naptha dan light naptha yang
diambil dari FOC II, dengan kapasitas pengolahan sebesar
1600 ton/hari. Tujuan dari proses ini yaitu merubah senyawa
ionik dan anorganik Hg dikonversikan menjadi elemental Hg.
Proses treating naptha dilakukan dengan proses hydrotreating
dan stripping. Proses hydrotreating secara efektif dapat
mengilangkan sulfur dan metal, sehingga dapat memenuhi
persyaratan sebagai umpan reformer, namun belum menjamin
apakah proses ini cukup untuk menghilangkan Hg.
Kandungan Hg dalam hidrokarbon pada berbagai
bentuk baik sebagai elemental sulfur, dalam senyawa organik
dan anorganik maupun sebagai padatan. Hg baik senyawa
maupun elemental, umumnya mudah menguap, sehingga
apabila gas alam atau crude oil di fraksinasi, kandungan Hg
65
Deskripsi Proses
Langkah dekomposisi katalitik, yaitu mengubah
66
67
HgS
(metal) S(x-1)
Mercury sulfide tidak dapat larut dalam hidrokarbon
phasa cair dan terikat dengan kuat pada adsorbent,
sehingga konsentrasi Hg dalam treated hidrokarbon
sangat rendah. Selain adsorbs Hg, senyawa arsenik
organik dengan titik didih diatas 250 oC dapat diadsorb.
Mekanisme penghilangan arsenik sama dengan Hg,
dimana sisi aktif katalis digunakan juga untuk
mereaksikan arsenik dengan sulfur. Adsorbent tidak
dapat
diregenerasi,
sehingga
menjadi
spent
2.1.8.2
Variabel Proses
1. Menjaga kondisi Adsorber agar selalu pada phasa
cair.
2. Agar proses konversi senyawa ionik dan organik
Hg jadi elemental Hg berlangsung 100%
68
untuk
mematikan
proses
adsorbs
berlangsung sempurna.
Variable proses tersebut meliputi:
1. Temperature reaktor
2. Temperature adsorbs
3. Tekanan reaktor dan adsorber
4. Kecepatan umpan reaktor (LHSV)
:200 230oC
: 60oC atau
lebih rendah
: 40Kg/cm2G
: 6,0m3/jam
2.2.1
Kilang Lama
2.2.1.1
Fuel Oil Complex I (FOC I)
Bahan baku
Dengan spesifikasi
sebagai berikut:
Wujud
Kenampakan
: cair
: hitam
69
Bau
: berbau
sedikit
belerang
: 0,8594
: 6,590
: 4,754
: < -36oC
: -34oC
Produk
2.2.1.2
Bahan baku
:
Residu FOC I
Dengan spesifikasi
sebagai berikut:
Wujud
Kenampakan
Bau
Spesific gravity pada 60/60oF
Viskositas kinematik pada
37,8oC
60oC
100oC
: cair
: hitam
: berbau aspal
: 0,9647
: 868,8 CSt
: 198,2 CSt
: 32,45 CSt
70
Produk
2.2.2
HVI 60
HVI 95
Slack Wax
Propane Asphalt
Minarex A dan B
Kilang Baru
2.2.2.1
Fuel Oil Complex II (FOC II)
Bahan baku
:
Arjuna Crude (80% volume)
Dengan spesifikasi
sebagai berikut:
Wujud
Kenampakan
Bau
Spesific gravity pada 60/60oF
Viskositas kinematik pada 30oC
Pour point
Komposisi :
Kadar air
Kadar sulfur
Total (C1-C4)
Light distilat
Residu
Kadar aspal
Bahan baku
: cair
: hitam
: berbau belerang
: 0,8473
: 4,97 CSt
: 27oC
: < 0,05% berat
: < 0,11% berat
: 1,9% berat
: 20,05% berat
: 39% berat
: 0,24% Berat
:
Attaka Crude (20% volume)
Dengan spesifikasi
sebagai berikut:
71
Wujud
Kenampakan
Bau
Spesific gravity pada 60/60oF
Viskositas kinematik pada 10oC
Pour point
Komposisi :
Kadar air
Kadar sulfur
Total (C1-C4)
Light distilat
Residu
Kadar aspal
Bahan baku
: cair
: hitam
: berbau belerang
: 0,8133
: 2,32 CSt
: -33oC
: < 0,05% berat
: < 0,044% berat
: 2,4% berat
: 32,55% berat
: 15,1% berat
: 0,07% Berat
Minas Crude
Dengan spesifikasi
sebagai berikut:
Wujud
Kenampakan
Bau
Spesific gravity pada 60/60oF
Viskositas kinematik pada 40oC
Pour point
Komposisi :
Kadar air
Kadar sulfur
Total (C1-C4)
Light distilat
Residu
Kadar aspal
Bahan baku
: cair
: hitam
: berbau belerang
: 0,8488
: 23,6 CSt
: 36oC
: < 0,6% berat
: < 0,08% berat
: 0,45% berat
: 7,5% berat
: 62,3% berat
: 0,07% Berat
Arun Crude
72
Dengan spesifikasi
sebagai berikut:
Wujud
Kenampakan
Bau
Spesific gravity pada 60/60oF
Viskositas kinematik pada 10oC
Pour point
Komposisi :
Kadar air
Kadar sulfur
Total (C1-C4)
Light distilat
Residu
Kadar aspal
Produk
2.2.2.2
: cair
: hitam
: berbau belerang
: 0,7632
: 1,11 CSt
: < -57oC
LPG
Gasoline / Premium
Naphta
Kerosene
HDO/LDO
Industrial Fuel Oil
Refinery Fuel Gas
Propane
Bahan baku
Residu FOC I
Dengan spesifikasi
sebagai berikut:
Wujud
Kenampakan
Bau
: cair
: hitam
: berbau aspal
73
Produk
: 868,8 CSt
: 198,2 CSt
: 32,45 CSt
2.2.3
: 0,9647
HVI 95
HVI 160s
Slack Wax
Propane Asphalt
Minarex B
HVI 650
Kilang Paraxelene
Bahan baku
Naptha
Dengan spesifikasi
sebagai berikut:
Produk
Wujud
Kenampakan
Bau
Spesific gravity pada 60/60oF
IBP
End point
Paraxelene
Raffinate
Benzene
Heavy Aromate
Toluene
: cair
: jernih/bening
: seperti kerosene
: 0,650
: 25oC
: 204oC
74
2.2.4
Bahan baku
Produk
Wujud
Kenampakan
Bau
Spesific gravity pada 60/60oF
Viskositas kinematik pada
37,8oC
60oC
100oC
: cair
: hitam
: berbau aspal
: 0,9647
: 868,8 CSt
: 198,2 CSt
: 32,45 CSt
HVI 650
Propane Asphalt
Slack Wax
Minarex B
75
Properties
Knock Rating Research
Octane Number (RON)
TEL Content gr/L
88
D-2699
0,3
Distilation
Test Methods
ASTM
Other
D-2341
D-5059
74
88
125*)
180
9,0*)
4
0,20
D-232
D - 381
D-525
D-1266
No. 1
D-130
240
hrs / 50C
Doctor Test or No. 9
Negativ
IP 30
e
Mercaptan Sulphur % wt
Colour
Dye Content : Yellow
gr/100L
Odor
D - 3227
yellow
0,113
Marketable
b. Kerosene
0.0020
76
dll
yang
umumnya
merupakan
domestik (rumahan).
pemakaian
77
Properties
Satuan/ Unit
Limits
Min
Max
Test Methods
ASTM
Other
Spesific Grafity at
0,835
D-1298
60/60 C
Color Livibond 18 cell
Color Saybolt
Smoke Point
Char Value
Destination :
Recovery at 200oC
End Point
2,5
mm
mm/kg
%vol oC
9
16*)
IP 17
D-156
D-1322
40
IP 40
18
D-86
310
100
105
%wt
3 hrs / 50C
Odor
0,2
D-2166
No. 1
D-130
Marketable
*) Jika Smoke Point ditemukan dengan ASTM D-1322, maka batasan minimum diturunkan dari 16
menjadi 15. Spesifikasi tersebut sesuai dengan SK Dirjen Migas No.002/DM/MIGAS/1979 tanggal
25 Mei 1979
c. Minyak Diesel
Minyak Diesel adalah hasil penyulingan minyak
yang
berwarna
hitam
yang
berbentuk
cair
pada
78
Satuan/ Unit
Limits
Min
Max
Test Methods
ASTM
Other
0,840
0,920
D-1298
35
45
D-445*)
65
D-97
Spesific Grafity at
60/60oC
Viscosity Redwood
Secs
o
1/100 F
Pour Point
IP 70
79
Sulphur Content
D-1551/
%wt
1,5
1552
Conradson Carbon
Residu
Water Content
Sediment
Ash
Netralization Value:
Strong
%wt
10
D-198
%vol
%wt
%wt
0,25
0,02
0,02
D-95
D-473
D-482
Mg KOH/ gr
Nihil
Acid
Number
Flash Point P.M.c.c
Color ASTM
150
6
D-93
D-1500
IP 30
d. Minyak Solar
Minyak solar adalah bahan bakar jenis distilat
berwarna kuning kecoklatan yang jernih. Penggunaan
minyak solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar
pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi
(diatas 1.000 RPM), yang juga dapat dipergunakan
sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung dalam
dapur-dapur kecil, yang terutama diinginkan pembakaran
yang bersih. Minyak solar ini biasa disebut juga Gas Oil,
Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel.
80
Satuan/ Unit
Angka Setana
Indeks Setana
Berat Jenis pada 150oC
o
Limits
Min
Max
45
48
Kg/m3
815
870
2,0
5,0
0,35
370
mm /sec
%m/m
o
C
o
C
o
C
Menit
mg/kg
60
Test Methods
ASTM
Other
D-613
D-4737
D-1298/D4737
D-445
D-1552
D-86
D-93
D-97
D-4530
D-1744
%v/v
18
Kelas I
500
Nihil
10
%v/v
Tak Terdeteksi
D-4815
Kelas I
0,01
D-130
D-482
Nihil
Menit
%m/m
81
Kandungan sedimen
Bilangan Asam Kuat
Bilangan Asam Total
partikulat
Penampilan visual
%m/m
mg KOH/gr
mg KOH/gr
mg/L
0,01
0
0,6
D-473
D-664
D-664
D-2276
Jernih dan
Terang
Warna
No. ASTM
D-1500
e. Minyak Bakar
Minyak bakar adalah jenis minyak yang tidak dari
penyulingan, tetapi tipe dari residu (sisa) dan mempunyai
tautan warna gelap hitam. Minyal bakar lebih kental
dibandingkan dengan minyal diesel dan memiliki tingkat
(pour point) yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak
diesel. Penggunaan minyak bakar secara umum untuk
bahan bakar pada pembakaran langsung di dalam dapurdapur industri besar, stasiun pembangkit tenaga uap
(steam power station) dan lain-lainya. Minyak bakar juga
mengacu sebagai Marine Fuel Oil (MFO).
82
Satuan/ Unit
Limits
Min
Max
Test Methods
ASTM
Other
0,990
D-1298
1250
D-445*)
80
D-97
Spesific Grafity at
60/60oC
Viscosity Redwood
Secs
400
1/100 F
Pour Point
Colourific Value
BTU/lb
18000
D-240
Gross
Sulphur Content
D-1551/
%wt
3,5
1552
Conradson Carbon
Residu
Water Content
Sediment
Netralization Value:
Strong
%wt
14
D-189
%vol
%wt
0,75
0,15
D-95
D-473
Mg KOH/ gr
Nihil
Acid
Number
Flash Point P.M.c.c
150
D-93
IP 70
83
2.3.2
Bahan Bakar Khusus (BBK)
a. Aviation Gasoline (Avgas)
Avgas adalah bahan bakar yang berasal dari
perengkahan minyak bumi dan dibuat untuk bahan bakar
transportasi
udara
(aviasi),
menggunakan
mesin
commbustion
engine),
resiprocating
dengan
pada
pembakaran
mesin
pesawat
internal
piston
pengapian
bunga
yang
(internal
atau
mesin
api
(spark
ditentukan
oleh
sifat
kebersihannya,
84
merupakan
(unleaded)
bahan
beroktan
bakar
ramah
tinggi
hasil
mesin
berkendaraan
bermotor
berkerja
bertujuan
untuk
kendaraan
yang
85
level
yang
rendah
sehingga
menghasilkan
World
Wide
Fuel
Charter
(WWFC).
yang
berteknologi
mutakhir
yang
86
yang
menginginkan
performance
mesin
menyempurnakan
proses
kimia
pada
terkandung
pembakaran
energi
besar
kendaraan
lebih
yang
akan
bertenaga,
87
bahan
bakunya
yang
sudah
tidak
yang
lingkungan
dihasilkan
sekitar.
sangat
Pertamax
bersahabat
plus
dengan
menekan
biaya
kandungan
sulfur
dibawah
300ppm,
bakarnya
lebih
irit
dan
ekonomis
serta
88
BioPertamax
adalah
bahan
bakar
kendaraan
mesin
dan
dapat
menjaga
kelestarian
energi
terbaharukan,
biosolar
dapat
depan
generasi
kita.
Dengan
menggunakan
89
propane
spesifikasinya
(C3)
disesuaikan
dan
Butane
untuk
(C4)
keperluan
yang
mesin
maupun
pribadi
karena
kapasitas
90
berkembang
sebagai
energi
distribusi
BBM
guna
pemanasan global.
Memiliki octan number >98.
Untuk kerja mesin optimal, kenyamanan pengendara
tetap terjaga karena tidak ada perubahan pada
Vi-Gas
memiliki
fleksibilitas
dalam
Satuan/ Unit
Limits
Min
Max
Test Methods
ASTM
Other
D-2598
EN 589
91
98,0
RON atau
MON
ANNEX B
98,0
800
1250
ISO 8973
Kelas I
Kelas I
0,3
0,2
ISO 8251
ISO 7941
ISO 7941
Lolos Uji
Lolos Uji
ISO 8819
%mol
%mol
Sulfida
Kandungan Air Bebas
Residu on Evaporation
No free
Visual Inspection D-
of 10 ml Oil Stain
ml
water at
2158
0oC 0,05
Observation
Sulphur Content
mg/kg
100
D-2784
%mol
2,0
D-2163
ISO 7941
Hydrocarbon wt)
Odor
Marketable
*) Spesifikasi tersebut sesuai dengan SK Dirjen Migas No.002/DM/MIGAS/1979 tanggal 21
Februari 2007
92
jumlahnya
cukup
besar
sehingga
lingkungan
serta
mendukung
program
93
mempersembahkan
Musicool
refrigerant
ramah lingkungan.
Musicool adalah refrigerant dengan bahan dasar
hidrokarbon
alam
dan
termasuk
dalam
kelompok
alternatif
refrigerant
sintetic
kelompok
teknik
pada
siklus
refrigerasi.
Hasil
pengujian
musicool
memiliki
keunggulan-keunggulan
kerapatan
beban
(density),
rasio
tekanan
beberapa
parameter
lain
memeberikan
94
MC-22
MC-134
MC-600
sebagai
pengganti
refrigerant
R-600a
Bioling Point
Temperature
(oC)
-31
-42
-32
Application range
High, medium
High, medium,low
High, medium
Tipe
Replaces
Blend
R-290
Blend
R-12
R-22
R-134a
Need special
compressor
R-600
-21
High, medium
design for R600a
*) In Some Applications
95
masyarakat
kelas
menengah
yang
96
Properties
Limits
Min
Max
Test Methods
ASTM
To be reported
D-1657
120
D-1267
Spesific Grafity at
o
60/60 C
Vapour Pressure 100oF,
psig
Weothering Test 36oE,
95
D-1837
%vol
Copper Strip Corrosion
ASTM No. 1
D-1838
15
D-784
No Free Water
Visual
Thr / 100F
Total Sulphur ,
gr/100cuft
Water Content
Composition:
C1 %vol
C3 & C4 %vol
C5 & heavier %vol
Ethyl or Buthyl. ml/1000
0,2
97,5
D-2163
2,0
AG
Mercaptant Added
Marketable
Limits
Min
Max
Test Methods
ASTM
To be reported
D-1657
210
D-1267
Spesific Grafity at
o
60/60 C
Vapour Pressure 100oF,
psig
Weothering Test 36oE,
95
%vol
Copper Strip Corrosion
D-1837
ASTM No. 1
D-1838
97
Thr / 100F
Total Sulphur ,
gr/100cuft
Water Content
Composition:
15
D-784
No Free Water
Visual
0,2
C3 & C4 %vol
C5 & heavier %vol
Ethyl or Buthyl. ml/1000
95
D-2163
2,0
50
AG
Limits
Min
Max
Test Methods
ASTM
To be reported
D-1657
70
D-1267
Spesific Grafity at
60/60oC
Vapour Pressure 100oF,
psig
Weothering Test 36oE,
95
D-1837
%vol
Copper Strip Corrosion
ASTM No. 1
D-1838
15
D-784
No Free Water
2,5
Visual
D-2163
Thr / 100F
Total Sulphur ,
gr/100cuft
Water Content
Composition:
C1 %vol
C3 & C4 %vol
C5 & heavier %vol
97,5
98
Nihil
Ethyl or Buthyl. ml/1000
50
AG
Mercaptant Added
Marketable
yang
dekat
dengan
sumur-sumur
minyak.
penelitian
dan
laboratorium
pengolahan
PT.
hasil
kondensasi
dari
gas
hidrokarbon
99
tambah
yang
dikembangkan
pertamina
untuk
proses
apabila
tercampur
dengan
hingga
12.000
kalori/gr
atau
lebih
tinggi
lingkungan
karena
tidak
meninggalkan
sisa
100
produksi
1370
ton/
bulan
dari
101
Spesifikasi
Min
60
Max
79
Satuan
mm
102
secs
Softening Point
48
58
200
cup)
Loss Weight 163
Heavy
0,4
C, 5 hours
Dissolve in CS2
Precentage
Heavy
99
or CCl4
Ductility 25oC, 5
Precentage
100
cm
75
Percentage
cm/minute
Penetration after
percentage
weight loss
towards the real
weight
Tabel 2.19 Spesifikasi Produk Aspal Penetrasi 80/100 (80 PEN)
Parameter
Spesifikasi
Min
Max
80
99
46
54
Satuan
Penetration
25oC 100 g, 5
secs
Softening Point
(Ring and Ball)
Flash Point
(Cleveland open
cup)
Loss Weight 163
o
C, 5 hours
225
0,4
mm
Heavy
Precentage
103
Dissolve in CS2
Heavy
99
or CCl4
Ductility 25oC, 5
cm/minute
Penetration after
Precentage
100
cm
75
Percentage
percentage
weight loss
towards the real
weight
Weight density
25/25oC
industri
farmasi,
industri
cleaning
dan
degreasing.
Sebagai deluents untuk cat, lacquers dan varnish.
Sebagai pelarut dan diluents pada industri tinta cetak.
Sebagai industri pelarut pada industri thinner, cat dan
lacquers.
Penunjang proses printing pada industri tekstil.
104
merupakan
Kapasitas
produksi
senyawa
per
Aromatic
tahun
adalah
Hydrocarbons.
36.000
ton.
cairan
jernih,
stabil
dan
tidak
korosif.
komponen
komponen
Aromatic
Napthenic
dan
Hydrocarbon,
Parafinic
ditambah
Hydrocarbon.
105
karet.
Yaitu
pemekaran
memperbaiki
karet,
serta
proses
pelunakan
menurunkan
dan
kekentalan
komponen karet.
Minarex sebagai Secondary Plasticizer pada
produksi komponen PVC untuk subtitusi DOP (Dioctyl
Phathalate) memiliki keunggulan :
Molekul PVC dapat mengalir pada suhu yang lebih
rendah dari titik lelehnya yang mengakibatkan daya
kegunaan
dari
Minarex
untuk
dan
106
Kapasitas
produksi
untuk
pertasol-1
adalah
1.700
terbaik.
Jaminan
kelancaaran
pasokan
dengan
jaringan
degreasing.
g. Minasol
Minasol adalah bahan pelarut berjenis naptha ringan,
berbentuk liquid, berwana bening, stabil dan tidak korosif.
Minasol dikelompokan alam 2 grade sesuai dengan asal
produksi dan karakteristik tipikalnya.
Minasol 1 merupakan hasil produksi kilang RU III Plaju
107
lantai.
Pembersih logam dan industri.
h. Special Boilling Point
Special Boilling Point atau dikenal dengan nama
SBP memiliki titk komposisi senyawa
Hydrocarbon
dan
pengembangan
yang
Kapasitas
produksi
yang
dihasilan
sebesar
30.000
108
makanan.
Pembersih di industri, termasuk di industri mebel dan
rotan.
Pembuatan atau produksi thinner grade tinggi.
i. Low Aromatic White Spirit
Kelompok Low Aromatic White Spirit atau yang
lebih dikenal nama LAWS terdiri dari 3 range yang
dibedakan sesuai dengan karakteristik tipikalnya. LAWS
berupa cairan jernih, stabil dan tidak korosif.
LAWS-2, merupakan hasil Kilang RU III Plaju
dengan kapasitas produksi 7.200 ton/tahun, memiliki titik
didih antara 143oC dan 200oC.
LAWS-3 dan LAWS-4, yang lebih dikenal dengan
Pertasol CB dan PertasolCC yang diproduksi di Cepu,
memiliki titik didih antara 104oC 185oC untuk Pertasol
CB dan Pertasol CC antara 124oC 245oC. Kapasitas
produksi LAWS-3 adlah 4.650 ton/tahun sedangkan
LAWS-4 adalah 1.600 ton/tahun. Senyawa hidrokarbon
yang membentuk LAWS terdiri dari senyawa parafin,
cycloparafin/napthenic dan aromatik. Diproses melalui
beberapa pengujian mutu yang ketat, sehingga dihasilkan
produk yang bermutu tinggi. Kegunaan dari produk ini
diantaranya:
Bahan pelarut pada industri thinner,cat dan varnish.
109
pemoles lantai.
Solvent untuk industri kayu mebel, sepatu dan
pemoles lantai.
Solvent bahan kimia industri.
Solvent pembersih logam.
Produksi resins.
2.3.5
Pelumas
a. Enduro 4T SAE 20 W-50
Enduro 4T adalah pelumas bermutu tinggi untuk
motor 4 Tak masa kini. Diformulasikan dari bahan dasar
berkuakualitas tinggi dilengkapi teknologi aditif mutakhir
dalam jumlah dan komposisi yang tepat. Enduro 4T
beraroma khas, dipasarkan dalam kemasan 0,8 liter yang
menarik. Keunggulan dari produk ini diantaranya:
Memiliki kekentalan yang sangat stabil
pada
mesin
serta
mencegah
110
kopling
dan
pelumas
mesin
111
3. Tingkat
penguapan
yang
rendah
sehingga
pad
piston
sehingga
mesin
pelumas
mesin
Syntetic
Oil
direkomendasikan
untuk
rendah
sehingga
pad
piston
sehingga
mesin
112
(multigrade)
sehingga
pelumas
mudah
Fastron
Semi
Syntetic
SAE
20W-50
pad
piston
yang
diformulasikan
bahan
dasar
pilihan
113
memberikan
perlindungan
yang
maksimal
perlindungan
terhadap
pembentukan
bahan
bakar
bensin.
Kendaraan-kendaraan
114
yang
menyaratkan
API
Service
SH
dan