Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Overview SRU
SRU (Sulfur Recovery Unit) adalah unit pengolahan gas buang (waste gas) dari
proses proses yang ada untuk diambil kandungan sulfurnya. Kilang yang dibangun pada
tahun 2004 dan mulai beroperasi tahun 2006 ini menghasilkan produk berupa gas LPG
dan sulfur cair untuk keperluan kosmetik. Sedangkan. tujuan dari pembangunan kilang
SRU ini antara lain
1. Menaikkan nilai tambah Off Gas sebagai refinery fuel gas maupun flare gas
menjadi LPG & naptha (kondensate)
2. Memanfaatkan dan mengolah ekses gas serta mengurangi emisi gas dari kilang,
khususnya emisi SO2
3. Meningkatkan produk LPG dalam rangka memenuhi kebutuhan LPG nasional.
Kilang SRU terdiri dari 5 buah unit proses dan unit common facilities. Kelima
unit proses yang ada di kilang SRU adalah unit 91(Gas Treating Unit),unit 92 (LPG
Recovery Unit), unit 93 (Sulfur Recovery Unit), unit 94 (Tail Gas Unit) dan unit 95
(Refrigeration).Unit-unit tersebut terhubung satu sama lain sehingga mampu
menghasilkan produk berupa fuel gas, LPG, condensat dan sulfur cair seperti yang
ditunjukan pada diagaram blok pada Gambar 1.1
B. Unit 91 (Gas Treating Unit)
Gas Treating Unit dirancang terutama untuk mengurangi kadar hidrogen sulfida
(H2S) hingga maksimum 10 ppmv, sebelum dikirim ke LPG Recovery Unit. Unit ini
terdiri dari 3 bagian utama yaitu Gas Amine Treating, Dehydrator System dan Amine
Regeneration
1. Gas Amine Treating
Pada proses ini, gas H2S diabsorbsi dengan menggunakan larutan turunan
amine yaitu methyldethanolamine (MDEA). Pengambilan gas H2S bertujuan agar
treated gas (sweet gas) dapat digunakan sebagai bahan baku di LPG Recovery Unit
dan meminimalkan polusi dan korosi
Streams (8)
11V-1
11V-2
13V-6
13V-7
019V-112
019V-113
260V-105
86V-102
Berdasarkan tekanan umpannya, proses di Gas Amine unit dilakukan dengan 2 cara
yaitu
a. HP Amine Treating
Gas bertekanan tinggi dari 13V-5 dialirkan ke Separator (91-V-401)
untuk menghilangkan cairan sebelum masuk ke contactor. Kemudian gas
memasuki bagian bawah HP contactor (91-C-401) yang merupakan kolom
packing dan dikontakan dengan pelarut amine (UCARSOL HS Solvent 103)
yang mengalir dari atas kolom. Pelarut amine mengalir ke bawah melalui
packing dalam contactor dan menyerap gas H2S dalam gas umpan. Kemudian
gas terolah yang meninggalkan HP contactor diturunkan tekanannya sebelum
dikembalikan ke Hydrogen Recovery di PSA unit.
b. LP Amine Treating
Delapan sumber gas umpan bertekanan rendah dari kilang lain diolah di
LP Amine Treating sebelum dialirkan ke LPG Recovery Unit. Kedelapan
sumber gas tersebut ternyata memiliki tekanan yang berbeda-beda, oleh karena
mengalir ke bed untuk menghilangkan air yang diserap. Siklus ini berjalan selama
18 jam dengan 6 jam (Gambar 1.2) untuk setiap tahap (Adsorbsi, Regenerasi, dan
Cooling).
3 * 6 hr
3. Amine Regeneration
Rich amine solvent yang berasal dari HP Contactor, LP Contactor dan TGU
absorber masuk ke Rich Amine Flash Drum (91-V-409). Di dalamnya terdapat
separator yang memisahkan pelarut amine dengan hydrocarbon. Gas H2S yang
terlepas di dalam pelarut meninggalkan flash drum dikontakkan dengan lean amine
scrubber di dalam packing coloum. Sisa gas hasil olahan flash drum dialirkan ke
Thermal Oxidizer di unit 94 sedangkan hydrocarbon dipompakan ke slop oil.
Amine yang dihasilkan dipompa ke luar menuju Rich Amine Filter (91-S403) dan dipanaskan dalam Heat Exchanger (91-E-406) oleh lean amine yang
keluar dari regenerator. Regenerator adalah kolom tray yang terdiri dari 32 tray,
umpan ke dimasukkan tray ke 28. Refluks yang digunakan dalam kolom ini adalah
uap air (vapor) yang berasal dari hasil kondensasi overhead product dan steam
dibangkitkan oleh Horizontal termhosiphon Regenerator Reboiler (91-E-407).
Uap yang dihasilkan dari puncak kolom mengandung H 2S, CO2 dan Uap air.
Kemudian uap tersebut dinginkan oleh Regenerator Condensor (91-E-408) dan air
yang terkondensasi dipisahkan oleh Regenerator Refluks Drum (91-V-410). Gas
yang tidak terkondensasi dialirkan ke unit 93 Sulfur Recovery Unit
Bottom Product yang dihasilkan oleh regenerator berupa lean amine.. Mula
mula lean amine didinginkan oleh kondensor (91-E-408) kemudian difilter di (91E-404) sebelum dialirkan menuju Amine Surge Tank (91-T-401). Lean amine
dalam Amine Surge Tank mendapat make up amine dari Amine Make up Tank (91T-402) untuk menggantikan amine yang hilang pada saat proses absorbsi
C. LPG Recovery Unit
Tujuan dari desain kilang ini adalah untuk memperoleh gas LPG yang
merupakan campuran antara (C3 dan C4), dari campuranya yaitu fuel gas (methane,
ethane) maupun condensate product (C5). Gas kering yang berasal dari dehydration
system bertekanan 14.8 kg/cm2 G dan bersuhu 43oC digunakan sebagai umpan LPG
Recovery unit
Mula mula gas umpan didinginkan dengan menggunakan Deethanizer Feed
Heater (92-E-401) dengan mengkontakannya ke deethanzier feed stream dan Gas
chiller yang diproduksi oleh sistem refegerasi. Absorber berupa kolom packing
(Gambar 1.3)dapat mengaborbsi kandungan C2+ dengan mengkontakannya dengan
cairan refluks yang berasal dari Deethanzier. Ovehead product yang berupa campuran
antara C1 dan C2 diturunkan tekanannya dari 13 kg/cm2 G menjadi 5 kg/cm2 G dan
dipanaskan dalam Refrigerant subcooler (92-E-405) sebelum dialirkan untuk menjadi
fuel gas. Sedangkan bottom product yang berupa C2+ dipompa keluar untuk oleh 92-P401A/B menjadi umpan deethanizer
Absorb
ABSOR
er feed
BER
SUR
from
COLUM
GE
Unit 91
NTAN
K
Absorbe
rAbsorber
reflux
overhea
from
Deet
d
to fuel
Deethaniz
hani
gas
er
zer
Fee
d
Gambar 1.3 Absorber
5
0
deethaniz
er feed
(on the
34th tray)
3
3
5
4
deethanizer
deethanizer
overhead
reflux
heating with
LP- steam
deethanizer
kettle liquid
bottom
reboiler
Gas umpan masuk ke debutanizer yang berupa kolom tray dengn 24 tray pada
tray ke 12. Overhead product didinginkan ke debutanizer condensor 92-E-407
kemudian masuk ke Debutanizer Refluks Drum 92-V-405. Hasil kondensasi yang
berupa gas dialirkan ke fuel gas sedangkan hasil kondensasi beruapa cairan (C 3)
sebagian diambil sebagai refluks dan sisanya sebagai produk LPG.
debuth
anizer
feed
2
2
4
2
3
1
1
1
31
2
1
(on the
12th
tray)
reflux
LPG produkt
heating with MP steam
kettle reboiler
condensate product
Thermal Stage
Gas asam yang berasal dari sistem amine masuk ke dalam Reaction Furnace Burner
(93-F_401) dan direaksikan dengan udara yang dikompresi dengan dua buah Claus Air
Blower (93-K-401 A/B) . Dalam furnace burner terjadi pembakaran sepertiga H 2S
menjadi SO2 (persamaan 1) dengan bantuan fuel gas. Kemudian gas yang sudah dibakar
dialirkan ke Reaction Furnace (93-F-402) pada suhu 1269oC, Pada tahap ini terjadi
reaksi antara H2S yang belum terbakar dengan SO2 hasil pembakaran yang
menghasilkan sulfur elementer dan H2O. Reaksi keseluruhan pada tahap ini dapat
dilihat pada persamaan 3
3
H 2 S+ O SO 2+ H 2 O
2 2
.. 1
2 H 2 S + SO2 S2 +2 H 2 O
... 2 +
3
3 H 2 S+ O2 S2 +3 H 2 O
2
. 3
Reaksi yang terjadi pada reaction furnace hanya mampu mengkonversi 60-70 % H 2S
pada temperatur tinggi. Pada reaction furnace juga terjadi reaksi samping akibat
pembakaran hidrokarbon yang ada dalam molekul gas umpan, persamaa reaksi samping
dapat dijelaskankan pada persamaan 4-7
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O
. 5
. 6
.. 7
Gas panas hasil pembakaran di Reaction Furnace dialirkan ke Waste Heat Exchanger
untuk mendinginkan gas sampai suhu 301oC. Proses pendinginan ini dilakukan agar
uap sulfur yang terbentuk terkondensasi (persamaan 8 dan 9). Panas yang dilepaskan
akibat kondensasi digunakan untuk pembangkitan steam
3S2 S6 + Panas
.. 8
4S2 S8 + Panas
.. 9
2.
Catalytic Stage
Gas keluaran Waste Heat Exchanger masuk ke 1 st Condensor 92-E-402A untuk proses
kondensasi sehingga terjadi pemisahan antara uap dan cairan. Cairan yang berupa sulfur
cair dialirkan menuju ke sulfur pit sedangkan gas yang terbentuk dipanaskan kembali
dari suhu 175 oC menuju 234OC. Gas yang telah dipanaskan masuk ke 1st Converter 93R-401 A, untuk reaksi clause yang dikatalisis oleh alumina. Pada 1 st Converter ini selain
terjadi konversi H2S menjadi S2 (persamaan 10) juga terjadi reaksi degradasi CS2 dan
COS menjadi CO2 dan H2S (persamaan 11 dan 12).
2H2S + SO2
3
2 S2 + H2O 10
11
12
Hasil Keluaran 1st Converter dialirkan ke 2nd Condensor (92-E-402B) untuk kembali
dikondensasi sehingga dapat dipisahkan antara sulfur cair dan gas sisa. Gas sisa bersuhu
171 oC dipanaskan kembali untuk direaksikan ke dalam 2nd Convertor 92-R-401B dan
kemudian dikondensasi di Final Condensor 93-E-405 untuk pemisahan akhir antara
sulfur cair dan gas. Gas keluaran dari Final Condensor dialirkan menuju Tail Gas Unit
(Unit 94)
E. Unit 94 Tail Gas Unit
Fungsi utama dari Tail Gas Unit adalah untuk mereduksi komponen sulfur yang berasal
dari Claus SRU Tail Gas ke kandungan yang dapat diterima oleh lingkungan. Claus
SRU Tail Gas mengandung 4-5% sulfur yang ada pada SRU inlet acid gas. Komponen
lain yang ada di SRU Tail Gas antara lain H2S, SO2, CO2, COS. Dan CS2. Proses
pengolahan Claus SRU Tail Gas
Tail gas dari Claus SRU mengalir menuju Hydrogenation Reactor Preheater (94-E-401)
untuk dipanaskan dari suhu 132oC menjadi 288oC dan ditambahkan gas hidrogen.
Kemudian campuran gas tersebut masuk ke hydrogenation Reactor (94-R-401) dimana
seluruh sulfur dihidrogenasi menjadi H2S melalui katalis cobalt-molybdenum sesuai
persamaan 13-17
SO2 + 3H2 H2S + 2H2O
13
Sn + nH2O nH2S
14
....15
16
Quench Section
Gas hasil keluaran Hydrogenation Reactor yang bersuhu 329oC masuk ke TGU Waste
Heat Exchanger (94-E-402) untuk didinginkan ke suhu 177 oC sebelum diumpankan ke
Quench Column (94-C-401). Quench Section adalah unit yang digunakan untuk
absorbsi H2O yang berbentuk kolom packing. Gas inlet masuk dari bagian bawah
dilucuti kandungan airnya oleh cairan refluks yang juga berupa H2O. Gas keluaran dari
overhead product dikirimkan ke absorber untuk dilucuti gas H2S yang masih tersisa,
sedangkan bottom product didinginkan oleh Quench Water Cooler 94-E-403 dan difilter
oleh Quench filter (94-S-401) sebelum dikembalikan menjadi refluks Quench Column
ataupun dibuang ke Sour Water Drain
5.
Absorber
Gas keluaran Quench Column masuk ke absorber yang beruapa tray column pada
bagian bawah kolom. Gas inlet ini dikontakan dengan lean amine yang telah
didinginkan oleh TGU lean amine trim cooler (94-E-404) dan masuk pada tray ke 10,
12 dan 14 untuk dilucuti gas H2S. Bottom product yang dihasilkan berupa rich amine
dan dipompa menuju amine regeneration sedangkan top product yang berupa gas sisa
akan dipompa ke thermal oxidizer untuk dibakar
6.
Thermal Oxidizer
Gas gas sisa yang tidak dapat dikonversi masuk ke thermal oxidizer untuk dibakar
dengan menggunakan udara berlebih dan fuel gas pada suhu 1750oC. Udara berlebih
yang ditambahkan ke dalam Thermal Oxidizer ditambahkan untuk menjamin sulfur dan
komponen lain terbakar secara sempurna (persamaan 18-21). Gas yang telah dibakar
dikeluarkan ke lingkungan melalui Thermal Oxidizer Stack (91-F-403) yang beroperasi
pada suhu 650oC
..20
CO +1/2O2 CO2
..21
Ethane
Propane
Iso-butane