Anda di halaman 1dari 5

1

PROSES PENGOLAHAN CRUDE OIL


DISTILASI ATMOSFERIS

1. Minyak Mentah / Crude Oil

Minyak mentah ( crude oil ) adalah merupakan campuran yang sangat


komplek dari senyawa – senyawa hidrocaarbon sebagai penyusun utamanya dan
sedikit unsure Belerang, Nitrogen, Logam – logam dan Garam – garam mineral.
Sebelum diproses di kilang bahan atau material ikutan tersebut harus dipisahkan lebih
dulu agar tidak mengganggu proses dan mengurangi mutu produk yang dihasilkan.

Minyak Mentah ( Crude Oil ) dikelompokan menjadi beberapa jenis :

a. Crude Oil Parafinis


Adalah crude oil yang susunan hidrocarbonnya sebagian besar terdiri dari
senyawa hydrocarbon dengan struktur yang sederhana, dengan rantai atom –
atom karbon yang tersusun dalam rantai jenuh dan terbuka.
Sifat fisik Crude Oil ini antara lain :
Fraksi beratnya banyak mengandung lilin ( paraffin ), sedikit kandungan aspal,
dan mutu gasoline ON nya rendah, mutu kerosene dan solar baik.

b. Crude Oil Naphtenis


Adalah Crude Oil yang susunan hidrokarbonnya sebagian besar terdiri dari
senyawa hidrokarbon tertutup/cyclis dan tidak ada ikatan rangkap pada atom
carbonnya. Sifat Fisik Crude Oil ini antara lain :
Mutu gasoline ON nya lebih tinggi dibanding Parafinis, mutu kerosene titik
asp lebih rendah dan residunya bersifat asphaltis cocok dibuat asphalt dan
ttidak mengandung lilin.

c. Crude Oil Campuran ( Mixed )


Crude Oil ini adalah merupakan campuran dari crude oil paraffinis dan
naphtenis, dengan perbandingan 70% paraffinis dan 30% naphtenis.
Jenis Crude Oil yang diolah di Unit Distilasi Pusdiklat Migas Cepu adalah
crude oil campuran.

2. Prinsip Dasar Distilasi Atmosferis

Prinsip dasar Distilasi Atmosferis adalah pemisahan fraksi – fraksi yang dikehendaki
berdasrkan atas perbedaan trayek didih ( billing range ) masing – masing fraksi, dan
berlangsung melalui proses pemanasan untuk penguapan dan pendinginan untuk
pengembunan. Proses berlangsung pada tekanan sedikit ditas atmosfer sehingga
disebut Distilasi Atmosferis.
2

3. Peralatan Utama Unit Distilasi

Untuk dapat terlaksananya proses pengolahan, maka dibutuhkan peralatan pokok


antara lain:

a. Pompa
Fungsi pompa di kilang adalah untuk mengalirkan cairan dari suatu tempat
ketempat lain, atau dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi.
Yang digunakan adalah pompa reciprocating ( torak ) dengan penggerak
steam, pompa centrifugal dengan penggerak motor listrik dan pompa crew
dengan penggerak motor listrik.

Penggunaan pompa menurut fungsinya adalah :

1) Pompa Feed ( umpan )


Digunakan untuk memompa feed ( umpan ) dari tangki feed ke proses.

2) Pompa Reflux
Digunakan untuk memompa dari tangki naphta ke kolom C-1 dan C-2

3) Pompa Fuel Oil


Digunakan untuk memompa bahan bakar ( fuel oil ) dari tangki fuel oil ke
Furnace dan Boiler.

4) Pompa Distribusi.
Digunakan untuk memompa produk dari satu tangki ke tangki tang lain.

b. Alat Penukar Panas/ HE ( Heat Exchanger )

Adalah alat untuk memanaskan crude oil dengan memanfaatkan panas produk
kilang yang akan didinginkan. HE berfungsi sebagai pemanas awal ( preheater
) crude oil untuk tujuan effisiensipanas.
HE yang digunakan adalah jenis Shell and Tube Heat Exchanger , Crude Oil
dilewatkan pada tube dan produk panas dalam shell.
Jumlah HE yang dioperasikan ada lima unit, dua HE memanfaatkan panas
produk residu,dua HE memanfaatkan panas produk naphta, dan satu HE
memanfaatkan panas produk solar, sehingga temperature crude oil naik dari
±33 oC menjadi ±140 oC.

c. Dapur Pemanas / Furnace

Berfungsi untuk memanaskan crude oil dari ±140 oC menjadi ± 330 oC .


Pada temperature tersebut sebagian besar fraksi – fraksi pada crude oil pada
tekanan sedikit diatas 1 atm telah menguap kecuali residu.

d. Evaporator
3

Berfungsi untuk memisahkan antara uap dan cairan ( residu ) dari crude oil
yang sudah dipanaskan dari furnace. Jumlah evaporator ada satu unit.

e. Kolom Fraksinasi

Berfungsi memisahkan masing – masing fraksi yang dikehendaki sesuai trayek


didihnya. Jumlah kolom fraksinasi ada tiga unit, dua unit dioperasikan dan satu
unit idle. Sebagai alat kontak uap – cairan kolom fraksinasi dilengkapi bable cup
tray.

f. Kolom Stripper

Berfungsi menguapkan kembali fraksi ringan yang terikut pada suatu produk.
Ada tiga stripper yang dioperasikan yaitu : satu unit untuk stripper kerosin, satu
unit untuk stripper solar dan stu unit untuk stripper residu.

g. Condensor

Berfungsi untuk mencairkan produk uap solvent ringan ( pertasol CA ) dari


puncak kolom C-2. Ada duabelas unit condenser yang dioperasikan, empat unit
condensor sebagai partial condenser dan delapan unit condensor sebagai total
condensor.

h. Cooller

Berfungsi untuk mendinginkan produk cair panas menjadi produk dingin sesuai
temperature yang dikehendaki. Ada empatbelas cooler type shell and tube dan
enam box cooler yang dioperasikan.

i. Sparator

Berfungsi untuk memisahkan air dan gas yang terampur dalam produk. Ada
sembilan sparator yang dioperasikan.

j. Tangki

Berfungsi untuk menampung atau menyimpan crude oil dan produk –


produknya.
Ada empat puluh lima tangki yang dioperasikan.
4

4. Jalannya Proses

 Crude Oil dari tangki Feed dipompakan oleh pompa feed melewati HE,
Furnace dan Evaporator. Di furnace crude oil mengalami pemanasan sampai
temperatur ± 330 oC. Sedangkan di evaporator dipisahkan antara uap dan
cairan ( residu ). Residu mengalir dari bottom evaporator ke residu stripper
C5, HE 4 dan 5, box cooller 1 kemudian ke storage tank Residu
 Dari top evaporator campuran uap minyak dari fraksi – fraksi pertasol,
kerosine, solar, dan PH solar masuk ke kolom fraksinasi C-1 untuk dipisahkan
sesuai fraksi – fraksinya/sesuai trayek didihnya . Pada kolom fraksinasi terjadi
kontak uap dan cairan, sehingga uap yang titk embunnya sama dengan cairan
yang dilewati, maka akan mengembun pada tray tersebut. Uap yang tidak
mengembun, akan keluar melalui puncak kolom C-1 sebagai uap produk
pertasol sebagai umpan kolom C-2 untuk dipisahkan sebagai produk pertasol
CA, pertasol CB dan naphta. Uap yang tidak bisa mengembun pada kolom C-
2, akan keluar melalui puncak kolom C-2 sebagai produk pertasol CA. Uap
produk pertasol CA dicairkan di kondensor dan didinginkan oleh cooller terus
ke sparator untuk dipisahkan airnya, kemudian masuk ke tangki T 114, T115,
T116 dan T117.
 Dari side stream dan bottom kolom C-2 diambil sebagai produk pertasol CB
( LAWS 3 ), terus masuk ke cooller no 1, 2, 5 dan 9 kemudian ke sparator dan
masuk ke tangi T 109dan T110 .
 Dari side stream paling atas yaitu side stream no 8 kolom C-1 diambil produk
pertasol CC, terus ke cooler, separator kemudian ke tangki pertasol CC, T 112
dan T 113.
 Dari side stream tengah kolom C-1 diambil produk kerosine. Dari bottom
kerosine stripper masuk ke cooller, sparator terus ke tangki penampung
kerosine T 106 T 124 T125 T126.( Untuk sementara Kerosin di tutup ,Tangki
kerosine di gunakan untuk produck solar )
 Dari side stream bagian bawah kolom C-1 diambil produk solar, terus masuk
ke solar stripper. Dari bottom solar stripper masuk ke HE-1, cooller,
sparatorterus ke tangki penampung solar, T111, T 120 dan T 127.
 Dari bottom kolom C-1 keluar produk PH solar, ke box cooller,sparator terus
ke tangki penampung PH solar, T118 T 119, selanjutnya dipompa ke unit Wax
Plant untuk diproses dan diambil waxnya ( Batik Wax ).

5. Produk Utama yang Dihasilkan.

 Solvent ringan ( Pertasol CA / Pertasol 2 ), Solvent sedang


( Pertasol CB / LAWS 3 ),dan Solvent berat ( Pertasol CC / LAWS 4 ) semua
produk ini digunakan sebagai pelarut.
 Kerosine untuk minyak lampu atau kompor, setelah ada program konversi
kerosine, mulai tahun 2010 tidak memproduksi kerosine.Konfersi ke LPG
 Solar untuk bahan bakar diesel.
 PH Solar untuk bahan baku pabrik Wax Plant.
 Residu untuk bahan bakar industri.
5

6. Kapasitas Operasi.

Kapasitas operasi Unit Distilasi Pusdiklat Migas Cepu adalah 600 KL / Hari atau
sekitar 3 700 Bbl / day. Saat ini dioperasikan dengan kapasitas ± 320 KL / hari sesuai
dengan kapasitas produksi minyak mentah Unit Explorasi Produksi PT Pertamina
Region Jawa Area Cepu.

Anda mungkin juga menyukai