DESKRIPSI PROSES
Secara umum, PERTAMINA UP-III terbagi ke dalam dua buah
unit produksi, yaitu Unit Produksi I dan Unit Produksi II. Unit Produksi
I merupakan unit yang menghasilkan bahan penunjang pabrik dan
produk-produk BBM sedangkan Unit Produksi II menghasilkan
produk-produk non BBM, dalam hal ini yaitu produk petrokimia. Unitunit yang tergabung ke dalam Unit Produksi I adalah unit utilitas
(UTL), kilang Crude Distilling and Gas Plant (CD&GP), dan kilang
Crude Distiller and Light Ends (CD&L) sedangkan unit-unit yang
tergabung ke dalam Unit Produksi II adalah kilang Terephthalic Acid /
Purified Terephthalic Acid (TA/PTA) dan kilang Polypropylene (PP).
Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut tentang masing-masing kilang.
4.1. Kilang Crude Distilling and Gas Plant (CD & GP)
Kilang CD&GP merupakan kilang yang termasuk ke dalam
unit produksi I yang menangani produk BBM. Pada kilang ini
dilangsungkan pengolahan awal dari minyak mentah. Proses
pengolahan ini berlangsung dalam beberapa tahap yaitu proses
primer, proses sekunder, dan treating.
Proses primer merupakan proses fraksionasi minyak bumi
yang dilakukan dengan distilasi atmosferik. Minyak mentah yang
masuk ke dalam proses ini akan dipisahkan menjadi fraksifraksinya pada tekanan atmosfer. Umumnya fraksi yang dapat
dipisahkan pada proses ini adalah fraksi-fraksi ringan.
Proses sekunder adalah proses pengolahan lanjut dari
minyak bumi yang telah diolah dalam proses primer. Pada proses
ini, dilakukan berbagai usaha untuk menghasilkan produk-produk
yang lebih bernilai tinggi daripada residu pengolahan primer.
IV-1
IV-2
IV-2
IV-3
Produk
Gas
Crude Buthane
SR Tops
Naphtha II
LKD
LCT
Long Residu
4.1.2. Crude Distiller III dan IV
% wt
0,9
1,2
1,14
10,40
7,35
23,02
50,91
IV-4
Produk
Gas
Crude Butane
SR Tops
Naphtha-II
Naphtha-III
LKD
HKD
LCT
HCT
Residue
Loss
Yield (%wt)
CD-III CD-IV
0,520
2,140
0,500
1,100
3,040
5,840
5,020
8,900
1,700
4,930
15,70
9,980
7,610
7,460
7,690
8,810
3,370
2,830
54,45
47,77
0,900
0,250
IV-5
Tabel 4.4 Neraca Massa CD V
MASUK
STREAM
T/D
Feed:
SPD
4165
TAP
500
% wt
89,3
10,7
Total
4665
100
KELUAR
STREAM
T/D
Produk:
Gas
62
SR Tops
81
Naph I
382
Naph II
350
Naph IV
138
LKD
246
HKD
318
LCT
316
HCT
382
Residue
2375
Loss
15
Total
4665
% wt
1,33
1,74
8,19
7,5
2,96
5,27
6,82
6,77
8,19
50,9
0,32
100
IV-6
IV-7
IV-8
Komponen %-wt
C1
0.8
C2
2.4
C3
25.6
i-C4
13.9
n-C4
25.5
i-C5
14.2
n-C5
9.7
C6+
5.6
CO2
2.3
4.1.6. Butane Butylene Motor Gas Compressor (BBMGC)
Sama seperti unit SRMGC, unit BBMGC berfungsi untuk
menaikkan tekanan fraksi gas. Gas yang dikompresi pada unit
ini adalah gas yang berasal dari unit SRMGC. Kompresi ini
dilakukan oleh tiga buah kompresor (MGC-1/2/3) yang
dipasang paralel. Kapasitas desain unit ini adalah sebesar 200
ton/hari. Proses yang terjadi dalam unit ini dapat digambarkan
oleh Lampiran C dan dapat dijelaskan sebagai berikut.
Umpan gas dari SRMGC dimasukkan ke kolom distilasi
(1201) dimana pada kolom ini terjadi pemisahan fasa dimana
C1-C4 berupa fasa gas dan C5+ berupa kondensat. Gas yang
terbentuk pada kolom tersebut sebagian dikeluarkan sebagai
IV-9
crack top. Produk bawah kolom ini adalah lean oil yang
digunakan sebagai absorben pada kolom 1-1. Pemanasan
bottom product dari unit ini dilakukan dengan menggunakan
hot oil yang terlah dipanaskan oleh furnace berbahan bakar
refinery fuel gas sedangkan pendinginan overhead product
dilakukan dengan menggunakan media pendingin cooling
water.
Produk keluaran unit ini dapat digunakan untuk
bermacam keperluan. Refinery fuel gas dapat digunakan
sebagai bahan bakar furnace, propana yang dapat digunakan
sebagai bahan baku LPG propana dan untuk pembuatan Musi
Cool, fresh buthane-buthylene (FBB) dapat digunakan sebagai
bahan baku LPG butana, sedangkan stabilized crack top dapat
digunakan sebagai LOMC.
4.1.8. BB Treater
Unit BB treater berfungsi untuk mengurangi kadar
merkaptan, senyawa sulfur, dan senyawa amina dalam
campuran butana-butilen keluaran unit BB distiller dan unit
FCCU kilang CD&L sebelum diumpankan ke unit polimerisasi.
Hal ini dilakukan karena senyawa impurities tersebut dapat
meracuni katalis yang digunakan pada unit polimerisasi.
Senyawa yang digunakan untuk mengurangi kadar impurities
tersebut adalah soda kaustik dengan konsentrasi 35 %-wt dan
air. Unit ini terbagi atas dua bagian yaitu settler A (untuk FBB
yang berasal dari unit BB distiller) dan settler B (untuk FBB
yang berasal dari unit FCCU) dimana pada masing-masing
settler terdapat sebuah caustic settler, water settler, dan final
settler. Kapasitas desain unit ini adalah sebesar 500 ton/hari.
Proses yang terjadi dalam unit ini dapat digambarkan oleh
Lampiran C dan dapat dijelaskan sebagai berikut.
IV-10
IV-11
4.1.9. Polimerisasi
Unit polimerisasi merupakan unit yang berfungsi untuk
melakukan polimerisasi dari produk keluaran unit BB treater
sehingga dapat dijadikan bahan baku komponen mogas (high
octane mogas component, HOMC) dan juga sebagai umpan
unit alkilasi. Polimerisasi tersebut dilakukan dengan
mengkombinasikan olefin ringan (terutama propilen dan
butilen) sehingga dihasilkan polimer iso-octylene yang
memiliki angka oktan 88 menurut reaksi berikut ini.
C 4 C 4 P 2 O5 C8 , C12 energi
Umpan unit polimerisasi yang berasal dari unit BB
distiller memiliki kadar butilen sebesar 20 % sedangkan umpan
yang berasal dari unit FCCU kilang CD&L memiliki kadar
butilen sebesar 60 % sedangkan sisanya merupakan campuran
dari propana, propilen, butana, dan isobutana. Kapasitas
produksi unit ini yaitu sebesar 2 MBCD.
Katalis yang digunakan pada unit ini adalah katalis padat
yang bersifat asam, yaitu P2O5 (solid phosphoric acid, SPA).
Umur katalis ini adalah sekitar tiga bulan dengan waktu
penggantian adalah sekitar 2-3 minggu.
Unit ini terdiri atas sembilan buah konventer (reaktor)
yang dipisahkan menjadi tiga bagian (A, B, C) dan sebuah
stabilizer. Proses yang terjadi pada unit ini dapat digambarkan
seperti pada Lampiran C dan dapat dijelaskan sebagai berikut.
Umpan yang berasal dari tangki penampungan butanabutilen dipompakan oleh P-1/2/3 dan dibagi ke dalam tiga buah
aliran yang masing masingnya menuju ke tiga set konverter
yang berbeda (A, B, dan C). Pada tiap aliran tersebut, umpan
dipanaskan dengan menggunakan preheater dan final heater.
Setelah dipanaskan, ketiga cabang aliran tersebut masingmasing terbagi tiga lagi dimana tiap aliran menuju ke satu buah
konverter pada tiap set (A-1/2/3, B-1/2/3, dan C-1/2/3). Umpan
Jenis olefin
Propilen
Butilen
Amilen
IV-12
Panas reaksi
(kcal/kg olefin)
2.250
1.420
1.220
4.1.10. Alkilasi
Unit alkilasi dibangun pada tahun 1940 dengan kapasitas
pengolahan sebesar 155 ton/hari. Unit ini berfungsi untuk
menghasilkan produk light alkylate berangka oktan tinggi
berupa senyawa hidrokarbon bercabang dengan cara
mereaksikan isobutana dengan olefin ringan. Produk reaksi
senyawa alkilasi sangat tergantung pada komposisi umpan.
Konsentrasi isobutana yang tinggi sangat diharapkan agar dapat
dihasilkan produk bernilai oktan tinggi. Katalis yang digunakan
untuk reaksi alkilasi tersebut adalah asam sulfat (H 2SO4)
dengan konsentrasi 98 %-wt. Untuk reaksi alkilasi dengan
katalis asam sulfat, reaksi tersebut terjadi pada suhu rendah,
sekitar 0-8C, sehingga diperlukan suatu sistem pendinginan.
Umpan yang masuk ke unit ini adalah RBB yang berasal
dari unit polimerisasi. Umpan ini umumnya merupakan
campuran dari iC4, i-butilen, 2-butilen, isobutene, normal
butene, propana, dan propilen. Semua isomer butilen tersebut
akan bereaksi dengan isobutana sehingga alkilat ringan yang
dihasilkan sebagian besar berupa campuran 2,3,3-/2,2,3-/2,2,4trimetil pentana sebanyak 90 % sedangkan sisanya adalah
campuran isopentana, isomer heksana, heptana, dan molekul
yang lebih berat dari oktana. Raksi alkilasi yang diharapkan
terjadi adalah:
Komposisi
(%-v)
Propan
0.05
Isobutan
0.04
n-butan
0.92
Isopentan
8.76
n-pentan
0.23
C6 (total)
7.29
C7 (total)
30.61
C8+
52.10
Senyawa
4.1.10.1
Reaktor
Umpan dan isobutane recycle (bottom product kolom
depropanizer) yang akan masuk ke reaktor (2-3/1/2) terlebih
dahulu didinginkan pada heat exchanger (HE, 6-2/3) sampai
suhunya 25C untuk kemudian dimasukkan ke reactor feed
blend tank (8-8). Pada tangki ini, air yang masih terkandung
dalam umpan dipisahkan agar tidak menurunkan kepekatan
katalis asam sulfat yang dapat mengakibatkan turunnya
kecepatan reaksi alkilasi dan meningkatkan konsumsi asam.
Umpan yang telah bebas air didinginkan dalam propane chiller
IV-13
Distilasi
Bagian distilasi terdiri dari empat buah kolom distilasi,
yaitu kolom deisobutanizer (1-1), kolom depropanizer (1-2),
kolom stabilizer (1-3), dan kolom rerun (1-4). Proses yang
terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut.
Produk keluaran reaktor dimasukkan ke kolom
deisobutanizer dimana pada kolom ini dihasilkan produk atas
yang kemudian dikirimkan ke kolom depropanizer sedangkan
produk bawahnya dipanaskan dan dikirim ke kolom stabilizer.
Pada kolom depropanizer, dihasilkan produk atas berupa
propana yang sebagian dipakai sebagai fuel gas, sebagian lagi
untuk chilling system, dan sisanya dikirim ke tangki
penampungan propana (TK-1260/62). Produk bawah yang
dihasilkan kolom ini adalah isobutana yang digunakan sebagai
recycle isobutana dan sisanya ditampung dalam tangki
penampungan isobutana (TK-1250/51).
Pada kolom stabilizer, dihasilkan produk atas berupa
normal butana yang dimanfaatkan sebagai komponen LPG dan
ditampung dalam tangki penampungan (TK-1252/53). Produk
bawah kolom ini dipanaskan kembali dan diumpankan ke
kolom rerun.
Pada kolom rerun, dihasilkan produk atas berupa light
alkylate yang dimanfaatkan untuk pembuatan avigas atau
HOMC dan kemudian ditampung dalam tangki penampungan.
Produk bawah yang dihasilkan kolom ini adalah heavy alkylate
yang kemudian ditampung dalam tangki penampungan (TK1256/57/58) dan dimanfaatkan sebagai lean oil untuk unit BB
distiller atau sebagai slop oil.
4.1.10.3
Sistem Pendingin
Sistem pendinginan yang digunakan pada unit ini adalah
propane chiller. Untuk mendapatkan propana cair yang dingin,
dipakai sistem propane refrigeration. Proses yang terjadi dapat
dijelaskan sebagai berkut.
Propana cair yang dihasilkan sebagai produk atas kolom
depropanizer dikeringkan dengan CaCl2 dalam propane dryer
untuk kemudian ditampung dalam refrigerant accumulator (96). Propana cair ini kemudian dialirkan ke chiller untuk
mendinginkan umpan reaktor. Setelah tugasnya terlaksana,
propana cair ini kemudian dimasukkan ke refrigerant scrubber
(9-5), dimana pada tangki ini, propana diuapkan (evaporasi)
dan kemudian dikompresi pada kompresor (C-17/18/44/47).
Uap propana bertekanan ini kemudian dikondensasikan dengan
menggunakan
kondenser
(5-7/8/9/10)
dan
setelah
terkondensasi, propana cair ini dikembalikan ke tangki 9-6
untuk kemudian disirkulasikan kembali.
IV-14
Proses primer
CD VI
Rediss III dan
IV
Proses sekunder
Treating
HVU II (High Vacuum Unit)
Caustic
FCCU (Fluid Catalytic Cracking
treater
Unit)
Stab III
Secara umum, kilang CD&L dapat digambarkan seperti pada
Gambar 4.2.
IV-15
IV-16
IV-17
Kolom
T-1
Parameter
Nilai
Temperatur (F)
flash zone
670
top
480
bottom
645
Tekanan (psi)
flash zone
19,6
top
18
jumlah tray
10
Kolom
T-2
Parameter
Nilai
Temperatur (F)
flash zone
300
top
260
bottom
290
Tekanan (psi)
flash zone
14
top
12
jumlah tray
14
Exchange
r
E-2
Fluida panas
Fluida dingin
minyak mentah
E-3
E-4
E-5
E-6
E-7
minyak mentah
air pendingin
air pendingin
minyak mentah
minyak mentah
Unit pemroses
CD VI
Redistiller III/IV
Produk
ton/hari %-wt %-v bbl/day
%-wt
Off gas
4.7
0.23 0.35
43.76
0.27
Nafta
181
9.03 10.75 486.83
7.6
Kerosene
361
18.01 19.1
711.1
11.7
ADO
163
8.13 8.39 1,077.59
18.5
Long residue
1,290 64.37 61.02 3,150.72 61.93
Loss
4.3
0.2
0.4
Tabel 4.12. Kondisi Operasi HVU
HVU
Parameter
Tekanan (mmHg)
Flash zone
Vapor line
Temperatur (C)
bottom
top
LVGO draw off
MVGO draw off
HVGO draw off
Nilai
110
75
395
55
170
282
347
Produk
LVGO
MVGO
HVGO
LSWR
Yield
%-wt
%-v
26.4
27.88
19.66
20.44
20.21
20.61
33.28
31.62
IV-18
dan lebih bernilai ekonomis. Alat utama yang ada pada unit ini
adalah reaktor dan regenerator katalis yang saling terhubung
satu sama lainnya. Kapasitas pengolahan unit ini adalah sebesar
20,500 BCD. Produk dan yield dari unit ini dapat dilihat pada
Tabel 4.14.
Umpan yang masuk ke reaktor terdiri dari long residue
(bertemperatur 150C) dan M HVGO (bertemperatur 220C)
dengan perbandingan 1 : 4. Pertama tama, umpan ini
dipanaskan dalam sejumlah preheater dengan memanfaatkan
produk kolom fraksionasi dan kemudian dipanaskan lagi dalam
furnace sampai suhunya mencapai 331C. Ke dalam umpan
panas ini kemudian diinjeksikan antimony (dengan kecepatan
0.75 2.1 kg/jam) dengan tujuan untuk mencegah peracunan
katalis akibat kandungan logam dalam umpan. Setelah itu,
umpan dikabutkan dengan menggunakan steam. Pengabutan ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi deposit coke pada
katalis.
Setelah dilakukan pengabutan, umpan dimasukkan ke
dalam riser dengan bantuan injeksi steam dari enam buah
injector. Saat berada di dalam riser, umpan akan bereaksi
dengan katalis padat bersuhu 700C yang berasal dari
regenerator. Akibat injeksi steam, campuran ini bergerak ke atas
(rise) dan kemudian masuk ke dalam reaktor. Reaksi
perengkahan terjadi sepanjang riser sampai masuk ke dalam
reaktor dengan suhu sekitar 520C dan menghasilkan
bermacam-macam produk perengkahan. Suhu reaksi yang
cukup tinggi menyebabkan hidrokarbon ringan hasil
perengkahan berfasa gas.
Hidrokarbon ringan yang diperoleh dari perengkahan
akan terbawa ke bagian atas reaktor dan kemudian masuk ke
siklon. Pada siklon ini, terjadi pemisahan katalis dari
hidrokarbon ringan. Hidrokarbon ringan yang telah bebas
IV-19
IV-20
IV-21
Produk
H2S
H2
C1
C2
%-wt
0.04
0.04
0.86
0.78
C2=
0.71
dry gas
2.45
C3
1.3
C3=
5.17
iC4
3.61
nC4
0.94
iC4=
1.52
=
1C4
1.34
2C4=
3.52
LPG
17.4
iC5
4.25
nC5
0.86
=
C5
7.05
C6 C206
37.34
gasoline
49.5
LCO (205 370) 18.4
slurry
7.96
Coke
4.29
TOTAL
100
4.2.4. Caustic treater
Identik dengan unit treating yang ada di kilang CD&GP,
unit ini berfungsi untuk menghilangkan kandungan senyawasenyawa sulfur, terutama merkaptan, yang masih terkandung di
dalam produk akhir. Penghilangan senyawa ini dilakukan dengan
tujuan untuk memenuhi spesifikasi produk yang diinginkan pasar.
Proses penghilangan merkaptan ini dilakukan dengan cara
menambahkan soda kaustik NaOH.
Proses yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut. Umpan
nafta yang berasal dari CD VI dimasukkan ke mixer column dan
diinjeksikan dengan NaOH. Campuran ini dimasukkan ke weak
soda setter dan kemudian ke strong soda setter. Pada strong soda
IV-22
IV-23
4.3.1.1.
Oksidasi
Reaktor TA merupakan tempat terjadinya reaksi
oksidasi antara PX dengan oksigen. Reaksi tersebut
merupakan reaksi eksoterm yang terjadi menurut :
IV-24
IV-25
Parameter
Tekanan
Temperatur
Holding time
Rasio Q / PX
Konsentrasi katalis dalam RQ
CMA
TBE
* 1 G = 10-5 g-atom/g-solvent
Konsentrasi silicon oil
Konsentrasi air pada Q
CHO
r1
1.3-1.6 G
1.3-1.5 G
2000 L DQ
30 kg per 500 L PX
1 x 36 jam
Kondisi
9 11 K
185 195C
60-80 menit
5-6
COOH
r2
COOH
r3
COOH
r4
CH3
CH3
CH3
CHO
COOH
p-Xylene
p-Tolualdehyde
p-Toluic Acid
4-Carboxy
Benzaldehyde
Terepthalic
Acid
10 ppm
5 10 %-wt
Jenis Katalis
Massa Pelarutan
TBE (3103
FA)
CMA (3103
Durasi
Pelarutan
1 x 12 jam
1 x 18 jam
FB)
Anti foaming
agent
IV-26
Separasi
Bagian ini berfungsi untuk memisahkan produk CTA
dari pelarut, katalis, serta senyawa organik hasil reaksi
samping dalam mother liquor (ML).
Umpan yang berasal dari produk bawah reaktor unit TA
(slurry CTA) akan dimasukkan ke slurry flash drum (3203 F)
untuk diturunkan tekanannya sampai mencapai tekanan
atmosferik. Penurunan tekanan yang terjadi menyebabkan
sebagian besar Q terpisahkan sebagai produk atas (berupa
uap) sedangkan sisa campuran tersebut didinginkan sampai
113.6oC. Produk bawah yang dihasilkan berupa slurry CTA
yang mengandung katalis dan sedikit Q. Uap Q dari 3203F
IV-27
Pengeringan
Bagian ini berfungsi untuk mengeringkan cake CTA
yang berasal dari bagian separasi. Proses ini dilakukan pada
rotary steam tube dryer (3304 L) dengan menggunakan
steam bertekanan 4 6.5K sehingga residual acetic acid
yang masih ada di dalam produk dapat dipisahkan. Pelarut
yang telah teruapkan dikeluarkan dari dryer dengan
menggunakan gas inert (waste gas yang kaya N2) yang
dialirkan secara counter current. Cake CTA yang telah
dikeringkan akan keluar dari dryer sebagai bubuk CTA
dengan suhu 135oC dan kadar senyawa volatile kurang dari
0.03%-wt. Bubuk yang dihasilkan ditransfer ke TA day
SILO (untuk produk yang memenuhi spesifikasi atau on
spec) atau ke run down SILO (untuk produk yang tidak
IV-28
Temperatur (C)
135
120 - 135
4.3.1.5.
SILO
Bagian ini berfungsi untuk penampungan dan
penanganan CTA bubuk sebelum diolah oleh unit PTA serta
untuk pemurnian waste gas yang akan digunakan untuk
keperluan pneumatic conveying system.
Bubuk CTA yang berasal dari dryer akan masuk ke
dalam SILO. Pada SILO yang digunakan, terdapat cyclone
separator (3400 LA, LB). Siklon ini berfungsi untuk
memisahkan bubuk CTA dari kendaraannya (waste gas).
Bubuk CTA yang sudah dipisahkan akan jatuh ke bawah dan
tertampung. Waste gas yang tersisa dialirkan ke dalam bag
filter (3403 L) dan dust collector (3401 E) dengan tujuan
untuk menangkap partikel-partikel bubuk CTA yang masih
terbawa. Setelah itu, gas tersebut dibuang ke udara luar
(venting).
4.3.1.6.
IV-29
4.3.2.1.
IV-30
Preheate
r
4101 C1
4101 C2
4101 C3
4101 C4
Parameter
Tekanan
Temperatur
Hidrogen
Tekanan parsial
Laju alir
Katalis PdC
Kadar Pd
Tinggi unggun
Larutan CTA
Konsentrasi CTA
Precipitating point
Laju alir massa
superfisial
Satuan
K
C
Kondisi
67 69
280 282
K
kg/ton
umpan
57
0.05
0.06
%-wt
mm
0.5
7500
k/100 kg
air
C
k/h.m2
31.5
274
35,500
4.3.2.2.
Medium pemanas
Steam 3 K
Steam 7 K
Hot oil
Hot oil
Crystallizer
Bagian ini berfungsi untuk memisahkan air dan p-TA
dari produk reaksi sehingga dihasilkan slurry PTA. Umpan
yang berasal dari reaktor PTA dimasukkan ke dalam lima
tahap crystallizer berpengaduk yang disusun seri dengan
tekanan dan temperatur operasi yang semakin lama semakin
kecil. Sistem pemisahan yang diterapkan adalah sistem flash
yang memanfaatkan penurunan tekanan untuk menguapkan
air sehingga larutan menjadi dingin dan menyebabkan
kelarutan TA dalam air menurun. Pengadukan dilakukan
dengan tujuan untuk menjaga agar slurry tetap berbentuk
suspensi. Produk atas dari sistem ini kemudian di flash atau
dialirkan ke bagian heat recovery. Produk bawahnya berupa
slurry PTA yang akan diumpankan ke bagian separasi.
Kondisi operasi masing-masing kristalisator dapat dilihat
pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20. Kondisi Operasi Crystallizer
Crystallize
r
4301 F
4302 F
4303 F
Tekanan
(K)
35
20.5
10.5
Temperatur
(C)
245
217
187
4304 F
4305 F
4.3.2.3.
IV-31
6.9
4.1
170
152
Jenis Produk
Injection molding (PI)
Kapasitas
Kegunaan
(ton/jam)
5,7
bahan pembuat ember
machine and automotive parts
houseware and kitchen utensils
toys
applience parts
trays extrusion coating
IV-32
Film (PF)
5,7
5,7
Fiber
5,7
IV-33
55
3,366
12,000
3
60
2,334
20,000
3
Parameter
Jenis polimerisasi
Tekanan (K)
Temperatur (C)
Waktu tinggal (jam)
Reaktor 1 Reaktor 2
Fasa cair Fasa gas
30 31
17 19
70
80
1.5
1.2
IV-34
nitrogen. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar terjadi prepolimerisasi yang berlangsung pada rentang temperatur 5-15
C. Untuk mencapai rentang temperatur yang dibutuhkan,
campuran reaksi tersebut didinginkan dengan menggunakan
media pendingin etilen glikol. Temperatur pre-polimerisasi
yang rendah dapat memicu terjadinya penggumpalan pada
sistem perpipaan. Penggumpalan ini dapat terjadi karena bentuk
fisik campuran reaksi setelah pre-polimerisasi adalah berupa
slurry. Didukung dengan temperatur yang rendah, slurry ini
akan dengan mudah menggumpal. Untuk mencegah terjadinya
hal ini, maka laju alir campuran reaksi yang menuju reaktor 1
harus lebih besar daripada laju reaksi pre-polimerisasi.
Reaktor 1 merupakan wadah tempat terjadinya reaksi
polimerisasi. Reaktor ini memiliki bentuk vertikal seperti
reaktor pada umumnya dan merupakan loop reactor.
Maksudnya yaitu bahwa pada reaktor ini, umpan yang masuk
dari bagian tengah reaktor akan mengalir turun ke bawah akibat
gaya gravitasi lalu umpan tersebut akan mengalir ke atas
dengan bantuan motor pengaduk. Pada reaktor ini, reaksi
polimerisasi berlangsung pada fasa cair. Proses yang terjadi
dapat dijelaskan sebagai berikut.
Campuran reaksi pre-polimerisasi diinjeksikan masuk ke
reaktor dari bagian tengah lalu ke dalam reaktor diinjeksikan
pula katalis AT sedikit di atas tempat masuk umpan. Selama
reaksi polimerisasi berlangsung, pengadukan dilakukan terus
menerus. Produk reaksi yang dihasilkan (berupa slurry dan gas
hidrogen) dikeluarkan dari bagian bawah reaktor untuk
kemudian dimasukkan ke fine particle separation (MA-2211).
Pada separator ini, gas hidrogen yang tidak bereaksi akan
dipisahkan dari slurry dengan cara kontak langsung dengan
cairan propilen hasil recycle. Gas hidrogen yang telah
dipisahkan dimasukkan kembali ke reaktor 1 sehingga dapat
IV-35
IV-36
IV-37