Anda di halaman 1dari 34

BAGIAN CD&L

(CRACKING DISTILLATION & LIGHT-ENDS)


PROD-I/KILANG

PT PERTAMINA PERSERO RU-III PLAJU

Kilang di CD&L terdiri dari :


CD VI (16.6 MBSD) & Treating Unit
Products :
Off-gas, Naphtha, Kerosene, ADO, Long residue

HVU-II (54 MBSD)


Products :
Gas, LVGO,MVGO, HVGO, Vac.Residue

FCCU (20.5 MBSD)


Products :
Dry Gas, Raw PP, LPG, Cat.Naphtha, LCGO, Slurry,
Coke

Block Diagram Proses CD&L/Prod-I


S O D / FURNACE

GAS

TK. CRUDE
OIL

RDU
3/4

NAPTHA

CTU # 4

TREATED NAPTHA

KEROSINE
ADO

TK. SLOP
L. RESIDUE

TK L. RESIDUE

TK KEROSINE
G AS

TK. CRUDE
OIL

CDU
6

S O D / FURNACE

NAPTHA

TK DIESEL OIL

KEROSINE
DRY GAS TO B.
LINE

AD O

TK. SLOP

L. RESIDUE

RFCCU

DEBUT
OH

LONG RESIDUE
DARI TK

H OMC

M V G O to FCC

SHORT RESIDUE

LCGO ( IDO )

L V G O ( ADO )

SLURRY KE
TK. LSWR

HVU
II

H V G O to FCC

L/ RESIDUE DARI CD 2/3/4

STAB-3
LPG
ALKYFEED

LONG RESIDUE 20 % TO FCC

L/ RESIDUE
DARI CD-5

RAW PP (C3=)

TK. LSWR

PROSES FLOW DIAGRAM - KILANG UP III


KOMPRESOR

BB. DIST

POLYMERISASI

ALKYLASI

LPG
AVIGAS
MOGAS

CRUDE

C
D
U

STAB CAB

SOLVENT
KEROSENE
AVTUR
ADO
IDO

HVU-II

RFCCU

IFO

KILANG PP
PX

KILANG PTA

POLYTAM
PTA

HVU II & FCCU


HVU-II =
RFCCU =

HIGH VACUUM UNIT-II


RESIDUE FLUIDISED
CATALYTIC CRACKING UNIT

RFCCU

HVU-II

HIGH VACUUM UNIT II (HVU-II)

Berfungsi mengolah Long Residue yang dihasilkan Unit


Crude Distiller (CD-II/III/IV/V/VI)
Menggunakan tekanan vakum (+ 70 mm Hg) dengan
bantuan tiga buah steam jet ejector
Kapasitas maksimum 54,000 BPSD
Produk-produk yang dihasilkan:

Light Vacuum Gas Oil (LVGO) digunakan sebagai komponen


mogas.
Medium Vacuum Gas Oil (MVGO) sebagai umpan ke RFCCU
Heavy Vacuum Gas Oil (HVGO) sebagai umpan ke RFCCU
Vacuum Residue sebagai Komponen Blending Fuel Oil.

Deskripsi Proses
Long Residue dari stream ditampung di
drum (V-62-101) dengan suhu 180-190oC.
Dikontakkan pada preheater dg media
HVGO media MVGO media Vac
Residue. Keluar dari preheater 280-284oC
Dimasukkan ke Furnace. Keluar Furnace
pada suhu 395-400oC.
Dimasukkan ke Flash-zone Kolom pada
400oC dan tekanan 70-100 mmHg.

PROCESS FLOW DIAGRAM HVU-II

L RESIDUE

COLUMN

LVGO

FURNACE

M/HVGO

PROCESS FLOW DIAGRAM HVU-II

RFCCU

I. PENDAHULUAN
Pada umumnya, di Industri Kilang selain adanya unit unit primary
process seperti Crude Distillation Unit, selalu diikuti dengan unit
secondary process seperti : Catalytic Cracking, Plat Former,
HydroCracking, Polymerisasi, Alkylasi dan lain lain.
Didirikannya unit-unit secondary process berfungsi sebagai unit
pengolahan lanjut dimana intermediate product ( bahan setengah
jadi ) yang nilai jualnya rendah dapat diolah kembali di secondary
process untuk mendapatkan product product dengan nilai jual
yang lebih tinggi.
Konfigurasi Unit Proses utama di Kilang UP III adalah : CDU HVU
RFCCU Poly Propylene Unit, dimana keempat unit ini
terintegerasi secara compact dan saling ketergantungan .

PROSES FLOW DIAGRAM - KILANG UP III


KOMPRESOR

BB. DIST

POLYMERISASI

ALKYLASI

LPG
AVIGAS
MOGAS

CRUDE

C
D
U

STAB CAB

SOLVENT
KEROSENE
AVTUR
ADO
IDO

HVU-II

RFCCU

IFO

KILANG PP
PX

KILANG PTA

POLYTAM
PTA

Produk Utama RFCCU


Raw Propane Propylene (Raw PP) merupakan
bahan baku kilang Polypropylene.
LPG dimanfaatkan sebagai kebutuhan rumah
tangga dan sebagai umpan pabrik Alkylasi &
Polymerisasi.
Catalytic Naptha yang mempunyai octane
number = 92.0 93.0 akan dicampur dengan
straight run naptha dari CDU yang mempunyai
octane number = 60.0 70.0, guna dijadikan
bensin Premium dengan ON (Octane Number)
= 87.

Deskripsi Proses
Unit RFCC berfungsi mengolah bahan baku minyak berat
berupa MVGO & HVGO + long Residue. Melalui proses
perengkahan dengan bantuan katalisator, bahan baku akan
terkonversi menjadi product product : Dry Gas, Raw PP,
LPG, Catalytic Naptha, LCGO, Slurry dan Cokes.
Proses / Reaksi Cracking berlangsung di Reactor, pada
suhu 510 520 oC & tekanan = 1.5 kg/cm2g. Proses Cracking
(perengkahan) adalah reaksi pemutusan rantai hydrocarbon
panjang dengan berat molekul yang besar menjadi rantai
hydrocarbon pendek dengan berat molekul yang kecil.
Secara sederhana, reaksi kimia cracking dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu PRIMARY CRACKING REACTION
(Reaksi Cracking Utama) dan PROGRESS REACTION
(Reaksi Lanjutan)

Kapasitas Feed & Produk


Unit RFCC dirancang mengolah bahan baku
sebesar = 2,894 ton/hari atau 20,500 Barrel/hari
dan persentase product yang akan dihasilkan
adalah sebagai berikut :
Dry Gas
= 76 ton/hari
= 2.63 % wt
Raw PP
= 198 ton/hari
= 6.84 % wt
LPG = 306 ton/hari
= 10.57 % wt
Cat Naptha = 1432 ton/hari
= 49.48 % wt
LCGO = 528 ton/hari = 18.24 % wt
Slurry = 230 ton/hari = 7.95 % wt
Coke = 124 ton/hari = 4.29 % wt

Seksi-seksi RFCCU
Secara garis besar RFCCU complex dapat
dibagi menjadi beberapa seksi proses,
yaitu sebagai berikut :

Seksi Cracking
Seksi Fraksinasi
Seksi Light End & Stabilizer
Seksi Treating
Seksi Flue Gas Cooler

Kondisi Operasi Reactor


Suhu = 510 520 oC
Tekanan
= 1.5 kg/cm2g
Level Catalyst di Stripper
= 57 65 %
Feed Flow rate
= 2894 ton/hari
Dispersion Steam = 113.4 ton/hari
Stripping steam = 66.9 ton/hari
Anticoking steam = 2.4 ton/hari
Perbandingan Cat. / Oil (C/O) = 6.6
Delta coke = 0.65 %wt
Feed inlet temperature = 331 oC

Kondisi Operasi Regenerator

Suhu Regent Bed


Suhu Regent stack (dilute phase)
Tekanan
Level catalyst di Bed Regent
Level catalyst di overflowwell
Sirkulasi katalis
Catalyst addition (make-up)
Supply udara dari MAB
Supply udara dari CAB

=
=
=
=
=
=
=
=
=

672 oC
676 oC
1.4 kg/cm2g
50 55 %
45 50 %
13.27 ton/menit
1.5 2.0 ton/hari
60.7 ton/jam
7.0 ton/jam

Kondisi Operasi FC-T-1 & FC-T-20


Main Fractionator ( FC-T-1 )
- Suhu top kolom
- Tekanan top kolom
- Suhu bottom kolom

= 269 oC
= 1.2 kg/cm2g
= 365 oC max

Secondary Fractionator ( FC-T-20)


- Suhu top kolom
- Tekanan top kolom
- Suhu bottom kolom

= 130 oC
= 1.02 kg/cm2g
= 232 oC

Debutanizer dan Depropanizer


FL-T-102 ( Debutanizer Column )
- Suhu top kolom
- Suhu outlet overhead condenser
- Tekanan top kolom
- Suhu outlet Reboiler

= 65 oC
= 49 oC
= 11.0 kg/cm2g
= 170 oC

LS-T-1 ( Depropanizer Column )


- Suhu top kolom
- Suhu outlet overhead condenser
- Tekanan top kolom
- Suhu outlet Reboiler

=
=
=
=

56 oc
48 oC
19.5 kg/cm2g
111 oC

SEKSI CRACKING

Bahan baku (feed ) unit RFCC adalah campuran antara VGO dan Long Residue
dengan perbandingan 16.500 barrel/hari ( 2314 ton/hari) VGO dan 4000 barrel/hari
(580 ton/hari ) Long residue ( Total feed = 20500 barrel/hari = 2894 ton/hari).

Hot VGO dari unit HVU dengan suhu 275 280 oC dan Hot Long Residue dari CDUII/III/IV/V Plaju dengan suhu = 150 160 oC, dipompakan masuk ke vessel FC-D-6.

Feed cold VGO diambil dari TK-191 atau TK-192 ditarik dengan pompa FC-P-1-AB
setelah dipanasi di FC-E-1 s/d suhu 70 oC juga dimasukkan ke vessel FC-D-6

Dari FC-D-6 combined feed dengan suhu = 230 oC, ditarik dengan pompa FC-P-5-A/B
dan dialirkan ke heat exchanger ( HE ) FC-E-2-ABCD untuk mendapat pemanasan
awal dimana sebagai media pemanasnya adalah product slurry.

Suhu combined feed keluar FC-E-2-ABCD sekitar = 320 325 oC . Untuk mencapai
suhu yang sesuai untuk feed ke Reactor, maka feed tersebut perlu dipanaskan lagi di
furnace (dapur) FC-F-2, sehingga diperoleh suhu outlet dapur > 331 oC.

Dari dapur feed selanjutnya diinjeksikan kedalam Riser Reactor melalui 6 (enam)
buah nozzles feed injector untuk di reaksikan dengan katalis dari regenerator. Proses
perengkahan berlangsung pada kondisi operasi : T = 510 520 oC & P= 1.50 kg/cm2g.

SEKSI CRACKINGlanjut

Reaksi cracking adalah reaksi Endhothermis ( membutuhkan panas ),


dimana katalis dari Regenerator dengan suhu 672 oC akan kontak dengan
feed di Riser Reactor, sehingga feed akan terengkah menjadi uap (vapor).

Katalis setelah digunakan meng-cracked feed akan mengandung carbon


yang terdeposit di pori-pori katalis disebut dengan spent catalyst,
dikembalikan lagi ke regenerator untuk dilakukan proses regenerasi. Yang
dimaksud dengan proses regenerasi adalah : proses reaksi pembakaran
carbon yang terdeposit di pori-pori katalis, sehingga kadar carbon dapat
turun dari 1.0 1.2 %wt 0.3 0.5 %wt.

Proses reaksi regenerasi adalah Exothermis (mengeluarkan panas ).


Setelah mengalami proses regenerasi, katalis akan menjadi aktip dan
digunakan kembali untuk proses perengkahan di Reactor Riser.

Katalis mengalir secara kotinyu dari Reactor ke Regenerator dan


sebaliknya dari Regenerator ke Reactor dengan kecepatan sirkulasi = 11.013.0 ton/menit.

Seksi Fraksinasi

Seksi fraksinasi mempunyai 2 (dua) menara pemisah yaitu FC-T-1 (Main


Fractionator) dan FC-T-20 (Secondary Fractionator ).
Cracked vapor dari reactor dengan suhu = 510 520oC, dialirkankan ke bottom
menara Main Fractionator FC-T-1, selanjutnya dipisah-pisahkan menjadi fraksifraksi sebagi berikut :
Hasil puncak berupa vapor dengan cutting temperature = 260 oC, dialirkan ke
menara FC-T-20
Dari tengah menara pada tray ke 6, ditarik fraksi MPA (middle pump around),
dimanfaatkan sebagai media pemanas pada reboiler reboiler di light-ends
unit serta memanasi cold feed di FC-E-1.
Product bawah adalah slurry, dialirkan ke tanki LSWR (low sulphur waxy
residue).
Untuk mempertajam pemisahan dan mendapatkan cutting temperature
sesuai design, pada menara fraksinasi FC-T-1 digunakan reflux ( reflux
adalah : sebagian product yang ditarik dari kolom, dikembalikan lagi ke
kolom tersebut ), antara laian : Top reflux, Midle reflux dan bottom reflux.
Slurry oil pump around sebagai bottom refluk dikontrol dengan FC-FRC-7
dan setelah panasnya dimanfaatkan memanasi feed di FC-E-2-ABCD,
dikembalikan ke bottom main fractionator untuk mendinginkan cracked
vapor dari reactor.
Slurry quench dikontrol dengan FC-FRC-2020 setelah sebagian didinginkan
di trim cooler juga dikembalikan ke bottom main fractionator untuk
mencegah reaksi lanjutan, agar tidak terbentuk coke pada bottom menara.

Seksi Fraksinasi.(lanjut 1)

Middle Pump Around (MPA) setelah panasnya dimanfaatkan di


reboiler light ends, dikembalikan ke bagian tengah menara
sebagai middle reflux yang berfungsi untuk mendapatkan suhu
cutting pada MPA draw-off = 298 oC
Uap dari puncak kolom FC-T-1 dialirkan ke kolom FC-T-20, dan
dipisahkan menjadi fraksi fraksi :
Hasil puncak berupa fraksi naptha dan yang lebih ringan
Fraksi tengah berupa TPA (top pump around)
Fraksi bottom berupa product LCGO dialirkan ke FC-T-2 ( LCGO
stripper)

Dari FC-T-2 LCGO product ditarik dengan pompa FC-P-6-A/B,


discharge P-6-AB dibagi menjadi 3 yaitu :
LCGO product setelah didinginkan di cooler FC-E-3-AB
Sebagai torch oil ke regenerator
Sebagai hot & cold flushing
Sebagian fraksi bottom FC-T-20 dikontrol oleh FC-LC-2005,
dikembalikan sebagai top reflux ke puncak menara FC-T-1.
sehingga suhu top FC-T-1 dapat dipertahankan = 260oC.

Seksi Fraksinasi.(lanjut 2)

Dari bagian tengah menara ditarik fraksi TPA (top pump around)
yang digunakan sebagai : - internal reflux dan sebagai media
pemanas di HE FL-E-406 dan reboiler FL-E-407 di light ends.
Vapor hasil puncak FC-T-20 di dinginkan di overhead partial
condenser FC-E-4-ABCDEF. Cairan dan gas dari E-4 ditampung
di drum FC-D-20.
Dari FC-D-20 cairan dipompakan dengan pompa FC-P-23-AB.
Hasil pendinginan dari E-20 ditampung didrum FC-D-7. Cairan
dari FC-bercampur dengan gas dari D-20 dikondensasikan
kembali di condenser FC-E-20-ABCD dan outlet E-20 ditampung
di FC-D-7.
Vapor yang tidak terkondensasi dari FC-D-7 akan ditarik oleh
Wet Gas Compressor untuk di kompresi yang bertujuan
merubah fase uap ke cair.
Discharge dari wet gas compressor akan di proses di light-ends
unit. Sedangkan cairan dari FC-D-7 ditarik pompa FC-P-7-AB,
sebagian digunakan sebagai top reflux di menara FC-T-20 dan
sebagian lagi dimasukkan kemenara FL-T-401( primary absorber
tower ) yang berfungsi sebagai absorbent.

Seksi Light-ends

Light Ends Unit berfungsi memproses / memisahkan fraksi


hydrocarbon ringan mulai dari dry gas ( CH4 dan C2H6)
sampai dengan fraksi naptha yang mempunyai final boiling
point = 205 oC
Umpan yang diolah di light end berasal dari discharge Wet
Gas Compressor dan cairan LPD (low pressure distillate)
dari pompa FC-P-7-AB.
Sebelum masuk ke Compressor, wet gas dari D-7
dipisahkan kondensatnya di drum FL-D-401. Gas dari drum
FL-D-401 kemudian diisap oleh Wet Gas Compressor (FL-C101) pada stage (tingkat) pertama.
Outlet dari stage pertama compressor dengan suhu 98oC
dan tekanan 3.8 kg/cm2g kemudian didinginkan di cooler
FL-E-101-AB yang sebelumnya dicuci dengan wash water
untuk memisahkan unsur pengotor ( impurities ) yang
terlarut dalam air dan akhirnya masuk ke drum Fl-D-402.

Seksi Light-endslanjut

Sebagian gas outlet compressor stage pertama di by pass ( spill


back ) ke inlet partial condenser FC-E-4-ABCDEF untuk mengatur
keseimbangan tekanan ( pressure balance ) di reactor.
Outlet dari drum FL-D-402 dengan suhu 38 oC dan tekanan 3.72
kg/cm2g kemudian diisap oleh compressor stage ke-2
Discharge compressor stage kedua dengan suhu 110 oC dan
tekanan 15.0 kg/cm2g kemudian bergabung dengan aliran aliran:

Overhead menara FL T-403


Bottom menara FL-T-401
Liquid wash water dari drum FL-D-402

Gabungan keempat aliran tersebut dengan suhu 72 oC, sebelum


masuk kedrum FL-D-404 didinginkan terlebih dahulu di Air Fin
Cooler ( suhu outlet = 56 oC ) dan cooler FL-E-402-AB ( diperoleh
suhu outlet = 38 oC ).
Gas dari vessel FL-D_404 dengan suhu 38 oC dan tekanan 14.7
kg/cm2g, kemudian diumpankan kemenara absorber FL-T-401
bersama-sama dengan naptha LPD dari drum FC-D-7.

Seksi Light-endslanjut 2

Gas dari overhead FL-T-401 kemudian dimasukkan ke sponge absorber FL-T402 untuk dilakukan proses absorpsi dengan media absorbent nya adalah
fraksi TPA (top pump around )
Liquid dari vessel FL-D-404 kemudian ditarik dengan pompa FL-P-404-AB
menuju menara stripper FL-T- 403.
Sebelum masuk menara, fluida tersebut dipanaskan terlebih dahulu di HE
FL-E-406 dengan media pemanas TPA, sehingga suhunya naik menjadi 61 oC
Untuk menyempurnakan pemisahan , maka pada bottom menara FL-T-403
dipasang dua buah reboiler yaitu FL-E-407 dan FL-E-408 yang dipasang
secara seri sehingga diperoleh suhu outlet reboiler = 122 oC
Bottom dari menara FL-T-403 berupa campuran fraksi C3 & C4 (LPG) dan
komponent naptha, dialirkan ke menara FL-T-102 ( debutanizer kolom )
dengan suhu 122 oC dan tekanan 12.0 kg/cm2g untuk dipisahkan antara LPG
dan Cat Naptha.
Feed sebelum masuk kemenara FL-T-102 dipanaskan terlebih dahulu di HE
FL-E-106 sehingga diperoleh suhu = 126 oC
Untuk kesempurnaan pemisahan maka pada bottom menara debutanizer
dipasang reboiler FL-E-107, sehingga suhu bottom adalah = 173 oC. Media
pemanas di FL-E-107 adalah fraksi MPA (middle pump around ).

Seksi Light-endslanjut 3

Overhead (hasil puncak) dari menara FL-T-102 dengan tekanan = 11.0 kg/cm2g
& suhu = 65 oC kemudian didinginkan di partial condenser FL-E-108-AB dan
ditampung di drum FL-D-103 . Suhu bisa turun dari 65 oC 49 oC. Bila kondisi
operasi memerlukan, sebelum ke FL-E-108-AB, hasil puncak tadi didinginkan
dulu di Air Fin Cooler FC-E-22.
Liquid (berupa fraksi C3 dan C4 beserta turunannya ) outlet dari D-103 ditarik
dengan pompa, dikirim sebagai umpan ke unit Stabilizer-3 dan sebagian lagi
sebagai reflux ke puncak menara FL-T-102.
Hasil bottom dari FL-T-102 adalah product Cat Naptha , panasnya dimanfaatkan
dulu di FL-E-106 , setelah itu didinginkan di naptha cooler FL-E-105 sehingga
diperoleh suhu = 38 oC.
Dari cooler E-105 , product naptha sebelum dikirim ke tanki penimbunan,
dilakukan process pencucian terlebih dahulu menggunakan caustic soda .
Proses ini bertujuan menghilangkan / menurunkan senyawa sulphur sampai
batas yang diizinkan . Process pencucian berlangsung di unit Gasoline
Merichem Treater.
Fluida dari drum D-103 ditarik dengan pompa FC-P-3-AB dan didinginkan di
cooler LS-E-3-A sehingga diperoleh suhu = 43 oC dikirim ke feed drum
Stabilizer 3 LS-D-1.
Umpan dari bottom D-1 , ditarik pompa LS-P-1-AB dan dimasukkan kemenara
stabilizer LS-T-1.

FCCU Simplified Flowsheet

Anda mungkin juga menyukai