GAS
TK. CRUDE
OIL
RDU
3/4
NAPTHA
CTU # 4
TREATED NAPTHA
KEROSINE
ADO
TK. SLOP
L. RESIDUE
TK L. RESIDUE
TK KEROSINE
G AS
TK. CRUDE
OIL
CDU
6
S O D / FURNACE
NAPTHA
TK DIESEL OIL
KEROSINE
DRY GAS TO B.
LINE
AD O
TK. SLOP
L. RESIDUE
RFCCU
DEBUT
OH
LONG RESIDUE
DARI TK
H OMC
M V G O to FCC
SHORT RESIDUE
LCGO ( IDO )
L V G O ( ADO )
SLURRY KE
TK. LSWR
HVU
II
H V G O to FCC
STAB-3
LPG
ALKYFEED
L/ RESIDUE
DARI CD-5
RAW PP (C3=)
TK. LSWR
BB. DIST
POLYMERISASI
ALKYLASI
LPG
AVIGAS
MOGAS
CRUDE
C
D
U
STAB CAB
SOLVENT
KEROSENE
AVTUR
ADO
IDO
HVU-II
RFCCU
IFO
KILANG PP
PX
KILANG PTA
POLYTAM
PTA
RFCCU
HVU-II
Deskripsi Proses
Long Residue dari stream ditampung di
drum (V-62-101) dengan suhu 180-190oC.
Dikontakkan pada preheater dg media
HVGO media MVGO media Vac
Residue. Keluar dari preheater 280-284oC
Dimasukkan ke Furnace. Keluar Furnace
pada suhu 395-400oC.
Dimasukkan ke Flash-zone Kolom pada
400oC dan tekanan 70-100 mmHg.
L RESIDUE
COLUMN
LVGO
FURNACE
M/HVGO
RFCCU
I. PENDAHULUAN
Pada umumnya, di Industri Kilang selain adanya unit unit primary
process seperti Crude Distillation Unit, selalu diikuti dengan unit
secondary process seperti : Catalytic Cracking, Plat Former,
HydroCracking, Polymerisasi, Alkylasi dan lain lain.
Didirikannya unit-unit secondary process berfungsi sebagai unit
pengolahan lanjut dimana intermediate product ( bahan setengah
jadi ) yang nilai jualnya rendah dapat diolah kembali di secondary
process untuk mendapatkan product product dengan nilai jual
yang lebih tinggi.
Konfigurasi Unit Proses utama di Kilang UP III adalah : CDU HVU
RFCCU Poly Propylene Unit, dimana keempat unit ini
terintegerasi secara compact dan saling ketergantungan .
BB. DIST
POLYMERISASI
ALKYLASI
LPG
AVIGAS
MOGAS
CRUDE
C
D
U
STAB CAB
SOLVENT
KEROSENE
AVTUR
ADO
IDO
HVU-II
RFCCU
IFO
KILANG PP
PX
KILANG PTA
POLYTAM
PTA
Deskripsi Proses
Unit RFCC berfungsi mengolah bahan baku minyak berat
berupa MVGO & HVGO + long Residue. Melalui proses
perengkahan dengan bantuan katalisator, bahan baku akan
terkonversi menjadi product product : Dry Gas, Raw PP,
LPG, Catalytic Naptha, LCGO, Slurry dan Cokes.
Proses / Reaksi Cracking berlangsung di Reactor, pada
suhu 510 520 oC & tekanan = 1.5 kg/cm2g. Proses Cracking
(perengkahan) adalah reaksi pemutusan rantai hydrocarbon
panjang dengan berat molekul yang besar menjadi rantai
hydrocarbon pendek dengan berat molekul yang kecil.
Secara sederhana, reaksi kimia cracking dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu PRIMARY CRACKING REACTION
(Reaksi Cracking Utama) dan PROGRESS REACTION
(Reaksi Lanjutan)
Seksi-seksi RFCCU
Secara garis besar RFCCU complex dapat
dibagi menjadi beberapa seksi proses,
yaitu sebagai berikut :
Seksi Cracking
Seksi Fraksinasi
Seksi Light End & Stabilizer
Seksi Treating
Seksi Flue Gas Cooler
=
=
=
=
=
=
=
=
=
672 oC
676 oC
1.4 kg/cm2g
50 55 %
45 50 %
13.27 ton/menit
1.5 2.0 ton/hari
60.7 ton/jam
7.0 ton/jam
= 269 oC
= 1.2 kg/cm2g
= 365 oC max
= 130 oC
= 1.02 kg/cm2g
= 232 oC
= 65 oC
= 49 oC
= 11.0 kg/cm2g
= 170 oC
=
=
=
=
56 oc
48 oC
19.5 kg/cm2g
111 oC
SEKSI CRACKING
Bahan baku (feed ) unit RFCC adalah campuran antara VGO dan Long Residue
dengan perbandingan 16.500 barrel/hari ( 2314 ton/hari) VGO dan 4000 barrel/hari
(580 ton/hari ) Long residue ( Total feed = 20500 barrel/hari = 2894 ton/hari).
Hot VGO dari unit HVU dengan suhu 275 280 oC dan Hot Long Residue dari CDUII/III/IV/V Plaju dengan suhu = 150 160 oC, dipompakan masuk ke vessel FC-D-6.
Feed cold VGO diambil dari TK-191 atau TK-192 ditarik dengan pompa FC-P-1-AB
setelah dipanasi di FC-E-1 s/d suhu 70 oC juga dimasukkan ke vessel FC-D-6
Dari FC-D-6 combined feed dengan suhu = 230 oC, ditarik dengan pompa FC-P-5-A/B
dan dialirkan ke heat exchanger ( HE ) FC-E-2-ABCD untuk mendapat pemanasan
awal dimana sebagai media pemanasnya adalah product slurry.
Suhu combined feed keluar FC-E-2-ABCD sekitar = 320 325 oC . Untuk mencapai
suhu yang sesuai untuk feed ke Reactor, maka feed tersebut perlu dipanaskan lagi di
furnace (dapur) FC-F-2, sehingga diperoleh suhu outlet dapur > 331 oC.
Dari dapur feed selanjutnya diinjeksikan kedalam Riser Reactor melalui 6 (enam)
buah nozzles feed injector untuk di reaksikan dengan katalis dari regenerator. Proses
perengkahan berlangsung pada kondisi operasi : T = 510 520 oC & P= 1.50 kg/cm2g.
SEKSI CRACKINGlanjut
Seksi Fraksinasi
Seksi Fraksinasi.(lanjut 1)
Seksi Fraksinasi.(lanjut 2)
Dari bagian tengah menara ditarik fraksi TPA (top pump around)
yang digunakan sebagai : - internal reflux dan sebagai media
pemanas di HE FL-E-406 dan reboiler FL-E-407 di light ends.
Vapor hasil puncak FC-T-20 di dinginkan di overhead partial
condenser FC-E-4-ABCDEF. Cairan dan gas dari E-4 ditampung
di drum FC-D-20.
Dari FC-D-20 cairan dipompakan dengan pompa FC-P-23-AB.
Hasil pendinginan dari E-20 ditampung didrum FC-D-7. Cairan
dari FC-bercampur dengan gas dari D-20 dikondensasikan
kembali di condenser FC-E-20-ABCD dan outlet E-20 ditampung
di FC-D-7.
Vapor yang tidak terkondensasi dari FC-D-7 akan ditarik oleh
Wet Gas Compressor untuk di kompresi yang bertujuan
merubah fase uap ke cair.
Discharge dari wet gas compressor akan di proses di light-ends
unit. Sedangkan cairan dari FC-D-7 ditarik pompa FC-P-7-AB,
sebagian digunakan sebagai top reflux di menara FC-T-20 dan
sebagian lagi dimasukkan kemenara FL-T-401( primary absorber
tower ) yang berfungsi sebagai absorbent.
Seksi Light-ends
Seksi Light-endslanjut
Seksi Light-endslanjut 2
Gas dari overhead FL-T-401 kemudian dimasukkan ke sponge absorber FL-T402 untuk dilakukan proses absorpsi dengan media absorbent nya adalah
fraksi TPA (top pump around )
Liquid dari vessel FL-D-404 kemudian ditarik dengan pompa FL-P-404-AB
menuju menara stripper FL-T- 403.
Sebelum masuk menara, fluida tersebut dipanaskan terlebih dahulu di HE
FL-E-406 dengan media pemanas TPA, sehingga suhunya naik menjadi 61 oC
Untuk menyempurnakan pemisahan , maka pada bottom menara FL-T-403
dipasang dua buah reboiler yaitu FL-E-407 dan FL-E-408 yang dipasang
secara seri sehingga diperoleh suhu outlet reboiler = 122 oC
Bottom dari menara FL-T-403 berupa campuran fraksi C3 & C4 (LPG) dan
komponent naptha, dialirkan ke menara FL-T-102 ( debutanizer kolom )
dengan suhu 122 oC dan tekanan 12.0 kg/cm2g untuk dipisahkan antara LPG
dan Cat Naptha.
Feed sebelum masuk kemenara FL-T-102 dipanaskan terlebih dahulu di HE
FL-E-106 sehingga diperoleh suhu = 126 oC
Untuk kesempurnaan pemisahan maka pada bottom menara debutanizer
dipasang reboiler FL-E-107, sehingga suhu bottom adalah = 173 oC. Media
pemanas di FL-E-107 adalah fraksi MPA (middle pump around ).
Seksi Light-endslanjut 3
Overhead (hasil puncak) dari menara FL-T-102 dengan tekanan = 11.0 kg/cm2g
& suhu = 65 oC kemudian didinginkan di partial condenser FL-E-108-AB dan
ditampung di drum FL-D-103 . Suhu bisa turun dari 65 oC 49 oC. Bila kondisi
operasi memerlukan, sebelum ke FL-E-108-AB, hasil puncak tadi didinginkan
dulu di Air Fin Cooler FC-E-22.
Liquid (berupa fraksi C3 dan C4 beserta turunannya ) outlet dari D-103 ditarik
dengan pompa, dikirim sebagai umpan ke unit Stabilizer-3 dan sebagian lagi
sebagai reflux ke puncak menara FL-T-102.
Hasil bottom dari FL-T-102 adalah product Cat Naptha , panasnya dimanfaatkan
dulu di FL-E-106 , setelah itu didinginkan di naptha cooler FL-E-105 sehingga
diperoleh suhu = 38 oC.
Dari cooler E-105 , product naptha sebelum dikirim ke tanki penimbunan,
dilakukan process pencucian terlebih dahulu menggunakan caustic soda .
Proses ini bertujuan menghilangkan / menurunkan senyawa sulphur sampai
batas yang diizinkan . Process pencucian berlangsung di unit Gasoline
Merichem Treater.
Fluida dari drum D-103 ditarik dengan pompa FC-P-3-AB dan didinginkan di
cooler LS-E-3-A sehingga diperoleh suhu = 43 oC dikirim ke feed drum
Stabilizer 3 LS-D-1.
Umpan dari bottom D-1 , ditarik pompa LS-P-1-AB dan dimasukkan kemenara
stabilizer LS-T-1.