RESUME
Laporan Kerja Praktek : PENERAPAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
PT. ALP PETRO INDUSTRY GEMPOL-PASURUAN
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
Daftar Isi
2
2
2
3
3
4
4
6
7
8
8
I. Latar Belakang
Negara Indonesia kini tengah mengalami pertumbuhan salah satunya di sektor
perindustrian. Hal ini ditengarai oleh permintaan pemenuhan kebutuhan oleh
masyrakat. Pertumbuhan sektor perindustrian ini tidak bisa dipisahkan dengan
meningkatnya produksi dan timbulan limbah. Berbagai jenis limbah termasuk limbah B3
tidak bisa dielakkan keberadaannya. Limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)
merupakan limbah yang berbahaya dan memerluka pengelolaan khusus karena limbah
B3 ini berdampak pada terjadinya pencemaran, kerusakan dan degradasi lingkungan.
PT. ALP Petro Industry merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
pelumas industri. Dalam kegiatan Operasionalnya PT. ALP Petro Industry menghasilkan
limbah toksik dan berpotensi mencemari lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik.
Menanggapi hal tersebut diperlukan strategi pengelolaan limbah B3 agar tidak
mencemari lingkungan. Pengelolaan Limbah yang sesuai sangat diperlukan agar tidak
mencemari lingkungan. Untuk menemukan solusi yang tepat maka perlu diadakan
analisis pengelolaan limbah B3 yang dilakukan PT. ALP Petro Industry dengan beberapa
sumber tertulis yang telah dipublikasi.
II. Gambaran Obyek Study
II-1 Jenis Perusahan
PT. ALP Petro Industry merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
pelumas industri dengan cara memanfaatkan kembali limbah sisa pelumas kemudian
melalui proses produksi dan pemanfaatan teknologi sisa pelumas tersebut dimurnikan
dari zat-zat pengotornya sehingga didapatkan kembali pelumas yang berkualitas.
Metode pemurnian kembali seperti ini dikenal dengan istilah teknologi Refinery Used
Oil. Metode Refinery Used Oil Belum begitu berkembang di Indonesia Sehingga hanya
beberapa perusahaan saja yang memproduksi pelumas menggunakan metode Refinery
Used Oil.
II-2 Sejarah Singkat PT. ALP Petro Industry
PT. ALP Petro Industry merupakan perusahaan gabungan antara AGIP Petroli
International yang berkeduduka di Italia dengan PT. Sinar Pejambon Indah yang
berkedudukan di Surabaya yang disepakati pada tahun 1994. PT. ALP Petro Industry
mulai dibangun pada tahun 1995 dan mulai beroperasi pada tahun 1997. PT. ALP Petro
Industry pada saat itu belum beroperasi secara normal dan pada tahu 1999 perusahan
ini dapat beroperasi secara normal.
II-3 Lokasi Perusahaan
PT. ALP Petro Industry berlokasi di Jl. Raya Kebonsari Desa Legok Kecamatan
Gempol, Kabupaten Pasuruan , Jawa timur dengan luas sekitar 6.45 Hektar.
III. Proses Produksi
PT. ALP Petro Industry mengolah minyak pelumas bekas (Used Oil) menjadi Base Oil
dan kemudian dengan menambahkan additive dihasilkan minyak pelumas bermutu
tinggi dengan Kapasitas pengolahan 30.000 ton/tahun. Kegiatan Produksi Meliputu
Refinery, Blending dan Filling.
III-1
III-2
Refinery
Pada tahap ini Used Oil diolah menjadi Base Oil melalui proses berikut ini :
a. Unit Preflash
Used Oil bekas disaring dan dipompa ke Preheater dan temperatiur dinaikkan
hingga 90oC. Minyak selanjutnya dipompa ke Mechancal Mixer dan dicampur
dengan NaOH 32oBe dan dipanaskan hingga 140oC dan pada Heat Exchanger
kemudian dialirkan ke kolom Preflash (T-301) untuk mereduksi kadar air menjadi
0,2%.
Uap air dan hidrokarbon ringan dikirim ke Condensor dan diturunkan menjadi
40oC. Kemudian dialirkan ke Separator untukk memisahkan kondensat dengan
uap yang tidak terkondensasi. Kondensat air dipompakan ke IPAL dan kondensat
gas oil dipompa ke Coalescer untuk mereduksi kadar air. Off-Gas dikirim ke
incinerator dan hasilnya akan dipompakan ke Tangki Intermediate.
b. Unit TDA (Thermal Desphalting)
Pada proses ini gas oil, base oil(spindle, light dan heavy oil), residu tinggi
hidrokarbon dan logam dipisahkan. Minyak yang sudah dipisahkan sabunnya
dipompa ke Furnace dengan temperatur hingga 350oC kemudian dialirkan ke
pompa destilasi. Aspal dipisahkan dari uap dengan menggunakan Cyclone di
bagian flash area pada kolom destilasi dengan tekanan 2.000 Pa. Metal, kotoran
dan substansi aspal terpisah dari minyak. Fraksi lubricant akan didinginkan
dengan pendingin udara.
Gas oil dipisah menjadi dua yakni sebagian dikembalikan ke kolom destilasi dan
sebagian didinginkan pada Heat Exchanger. Air kondensat dikirim ke IPAL
sedangkan Gas oil ke storage.
c. Unit HF (Hydrofinishing)
Pada unit HF base oil dijernihkan. Base oil dicampur dengan make up dan Gas
hidrogen pada Demetalization Reactor . Katalis akan memisahkan logam dari
minyak. Liquid dan vapor dipisahkan di Separator Drum. Air make-up akan
melarutkan garam amonium sehingga larutan mengandung garam kurang dari
4%.
Kondensat steam dipisah dari hidrokarbon ringan. Air dipisahkan secara gravitasi
dan dipompa ke unit pengolaha air limbah sebagai oily water.
Produk yang telah dikeringkan dicampurkan dengan hidrokarbon, didinginkan
dan dikirim ke storage produk akhir.
Blending
Base Oil sebagai produk akhir dari Refinery dicampur dengan bahan aditif,
diantaranya:
a. Viscocity Index Improvers, meningkatkan kemapuan oli terhadap pengaruh
panas
b. Pour Point Depressants, Menurunkan titik beku oli
c. Anti-wear additives, melindungi permukaan logam dari gesekan
d. Detergents dan Dispersants, menjaga komponen oli tetap bersih
e. Oxidation Inhibitors, menjaga oli tetap stabil
f. Corrosion & Rust Inhibitors, melindungi oli dari pengaruh kondensasi
g. Defoamants, mencegah pembentukan gelembung dan kehampaan
3
III-3
Filling
Filling merupakan proses pengemasan yang meliputi tahap-tahap berikut ini :
a. Tahap pengisian
Sebelum tahap pengisian kemasan telah diberi label oleh Label Machines.
b. Capping (penutupan Botol)
c. Pengepakkan
a)
-
j)
Uji Radioaktifitas
Menguji tingkat radioaktifitas pada tingkat maksimum yang dibolehkan.
Uji Biokonsentrasi
Menguji kriteria kandungan kimia misalnya hidrokarbon pestisida yang terklorinasi.
Uji Potensi Terbakar
Menguji tingkat kerentanan limbah terhadap api , apakah limbah mudah terbakar atau tidak.
Uji Reaktifitas
Menguji kereaktifan limbah terhadap unsur-unsur kimia.
Uji Toksisitas
Menguji kadar toksik suatu limbah menggunakan spesies tertentu. Apabila 50% dari populasi
mati, maka limbah dikategorikan limbah B3
Uji Genetika, Karsinogenetis, Mutagenesis, Potensi Teratogenesis.
Uji ini dilakukan oleh Institusi Kanker Nasional
Namun PT. ALP Petro Industry tidak melakukan semua uji tersebut, hanya beberapa
oksidator seperti oksigen dan hidrogen peroksida dapat bereaksi dengan air, karbon dioksida
dan asam. Setidaknya 99.9 % materi B3 dapat di detoksifikasi dalam hitungan menit.
Metode ini menggunakan media berfase antara cair dan gas yang sangat korosif khusus nya
bila digunakan pada materi mengandung unsur halogen.
d) Pengolahan biologis
Dalam pengolahan ini biasanya menggunakan lumpur aktif, tricking filter, kolam stabilisasi,
aerasi. Namun ada kemungkinan toksisitas limbah bertambah akibat proses bioligis yang
dilakukan mikroorganisme.
e) Stabilisasi/Solidifikasi
Metode ini dapat dilakukan apabila potensi limbah menghasilkan lindi yang lebih sedikit bila
ditekan serta tahan terhadap tekanan 50Psi.
PT. ALP Petro Industry sendiri bukan merupakan produsen primer limbah B3.
Perusahaan ini mengolah limbah B3 yang dalam bentuk based oil yang kemudian
dimurnikan kembali sehingga menjadi pelumas yang berkualitas tinggi. Namun
bukan berarti limbah B3 berhenti sampai di perusahaan ini, PT. ALP Petro Industry
juga menghasilkan limbah, dimana sebagian besar limbah belum diolah secara
mandiri melainkan melakukan transfer limbah B3 kepada perusahaan lain agar dapat
digunakan kembali
Selain itu juga terdapat alternatif untuk membuang limbah B3:
-
TPA B3
TPA yang tertutup sehingga lindi beracun tidak terproduksi. Lokasi yang digunakan paling
tidak memiliki struktur tanah lempung atau memiliki sistem pengumpul lindi yang baik.
Sebenarnya tempat pembuangan ini sangat sulit untuk direalisasikan karena harus di desain
sedemikian rupa.
Injeksi bawah tanah
Metode ini yakni dengan menginjeksikan limbah B3 berfase cair kedalam tanah dengan
lapisan tertentu. Misalnya pada lapisan di bawah lapisan adanya air tanah sehingga tidak
mencemari air .
Untuk limbah B3 yang akan dibuang biasanya akan disimpan terlebih dahulu untuk efisiensi
jumlah dan transportasi. Namun setidaknya transportasi limbah B3 ini harus terjamin
keselamatannya. Transportasi limbah B3 ini membutuhkan kendaraan yang tepat seperti
truk kota. Selain itu diperlukan juga peralatan yang tepat guna memindahkan limbah B3
seperti troli, kontainer dan sejenisnya. Selain itu yang perlu diperhatikan adalah badan yang
menangani pengelolaan limbah setempat.
PT. ALP Petro Industry menghasilkan tiga jenis limbah yakni Limbah Padat B3 , Limbah Klinik
dan Laboratorium dan Limbah Sludge WWTP. Seperti telah diketahui beberapa metode
untuk mengelola limbah B3 dan beberapa uji yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi
limbah B3.
Identifikasi Limbah yang dapat dilakukan guna menambah keamanan dalam pengelolaan
limbah B3 yang dihasilkan PT. ALP Petro Industry adalah uji potensi terbakar dan uji
kereaktifan. Karena bahan baku yang diolah termasuk kedalam jenis minyak yang biasanya
7
memicu kebakaran. Bahan additive yang ditambahkan merupakan bahan dengan komponen
kimia yang kompleks sehingga tidak ada salahnya untuk menguji tingkat kereaktifannya.
Selain itu, PT. ALP Petro Industry bukanlah perusahaan kecil melainkan perusahaan besar
yang mempunyai ikatan dengan perusahaan asal italy. Maka pegelolaan limbah B3
dianjurkan untuk lebih ditingkatkan. Seperti insenerasi, yang dapat di lakukan untuk
mendegradasi limbah laboratorium, solidifikasi untuk sludge sehingga sludge dapat
dimanfaatkan sebagai batako.
VII. Kesimpulan
- PT. ALP Petro Industry sendiri bukan merupakan produsen primer limbah B3.
Perusahaan ini mengolah limbah B3 yang dalam bentuk based oil yang kemudian
dimurnikan kembali sehingga menjadi pelumas yang berkualitas tinggi.
- PT. ALP Petro Industry menghasilkan tiga jenis limbah yakni Limbah Padat B3 , Limbah
Klinik dan Laboratorium dan Limbah Sludge WWTP.
- Pengelolaan limbah oleh PT. ALP Petro Industry belum bisa sepenuhnya karena
sebagian besar limbah yang dihasilkan PT. ALP Petro Industry dikirim ke pihak ketiga
- Uji yang direkomendasikan adalah uji potensi terbakar dan uji kereaktifan.
- Pengelolaan yang direkomendasikan adalah insenerasi dan solidifikasi.
VIII.
Daftar Pustaka