Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum PT.Teknik Utama Mandiri Kalimantan Utara

PT.Teknik Utama Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak disektor


pertanian dan manufaktur khususnya tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.
PT.Teknik Utama Mandiri beroperasi didaerah sesayap hilir Kalimantan utata. Visi
perusahaan PT.Teknik Utama Mandiri Menjadi sebuah perusahaan perkebunan
yang berintergrasi dan bertaraf global, Menghasilkan produk dan layanan yang
terbaik untuk pelanggan dan stake holder, Mewujudkan lingkungan kelapa sawit
yang lestari dan berkelanjutan, begitu pun Misi perusahaan PT.Teknik Utama
Mandiri “Memberi layanan profesional dalam lingkup dimana perusahaan
mempunyai keahlian penuh dedikasi, standar produk serta pelayanan yang
melampauin jangkau dan berkelanjutan”.

4.2 Sejarah PT. Teknik Utama Mandiri

Trurich Resources Sdn. Bhd didirikan pada tahun 1997 oleh Lembaga Tabung
Haji dalam upaya untuk memperluas area perkebunan kelapa sawit dan investasi di
luar negeri. Berkantor pusat di Kuala Lumpur Malaysia, perusahaan ini dipandu
oleh komitmen yang kuat untuk menjadi salah satu pemain global terkemuka
terpadu kelapa sawit diu Asia Tenggara. Trurich pertama kali terdaftar pada 19
Februari 1997 di bawah Lembaga Tabung Haji. Kemudian pada November 2009,
Lembaga Tabung Haji melepaskan 50% kepemilikan saham di perusahaan untuk
Felda Global Ventures Kalimantan. Sejak saat itu, Lembaga Tabung Haji dan Felda
Global Ventures Kalimantan menjadi pemegang saham sama Trurich Resources
Sdn. Bhd Kegiatan utama perusahaan adalah investasi memegang dengan kegiatan
usaha yang terdiri dari perkebunan kelapa sawit, pengolahan Tandan Buah Segar
(TBS) dan pemasaran Crude Palm Oil (CPO), Palm Kernel (PK) dan TBS. Pusat
kegiatan Trurich yang saat ini sedang dilakukan oleh enam anak perusahaan yang
dimiliki sepenuhnya di Indonesia. Ini adalah PT. Gemareksa Mekarsari, PT. Satria
Hupasarana, PT. Teknik Utama Mandiri, PT. Anugrah Kembang Sawit Sejahtera
dan PT. Usaha Kaltim Mandiri. Selain itu, pengelolaan investasi Trurich di
Indonesia dilakukan melalui PT. TH Felda Nusantara.
4.3 Struktur Organisasi PT.Teknik Utama Mandiri

PT.Teknik Utama Mandiri memiliki struktur organisasi yang dipimpin oleh


Head of Operation dan Estate Dept & Operation membawahi Estate Delima, Intan
dan berlian.

Sumber : PT.Teknik Utama Mandiri

Tabel 4.1 Identifikasi Risiko Pada Pengoperasian Stasiun Boiler

Langkah Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko

Firing Boiler Cuaca panas Dehidrasi


Ceceran minyak Terpeleset
Pengoperasian Peralatan Boiler Kebisingan Tuli
Tekanan tinggi Ledakan
Kontak dengan pipa uap air yang panas Luka bakar
Pengoperasian Force Draft Fan Kebisingan Tuli
Arus Listrik Kesetrum
Tangan terjepit Cedera
Pengoperasian Pompa BBM Ceceran minyak Terpeleset
Pengisian Air Boiler Kebisingan Tuli
Pengoperasian Burner Percikan Api Kebakaran
Pengoperasian Kimia Terkena cairan NaOH Korosi
Pengoperasian Soot Blower Bocoran uap air Luka bakar
Pencatatan Parameter Terbentur Cedera
Terjatuh dan terpeleset dari ketinggian Cedera
4.4 Standard Operational Procedure Stasiun Boiler

Gambar 4.2 Diagram Alir 29 Boiler


Sumber : PT.Teknik Utama Mandiri
Gambar 4.3 Diagram Alir 30 Boiler
Sumber : PT.Teknik Utama Mandiri
4.4.1 Standard Operatinal Prosedure Umum K3
Tujuan
 Memastikan standar operasioanal prosedur keselamatan dan kesehatan
kerja yang ditetapkan oleh perusahaan dipatuhi oleh semua karyawan.
 Membuat panduan standar operasioanal prosedur untuk dipatuhi oleh
semua karyawan perusahaan.
 Memastikan segala undang-undang dan peraturan keselamatan kesehatan
kerja dipatuhi.
 Memastikan tempat kerja senantiasa aman dan sehat kepada karyawan
pabrik dan semua orang selain karyawan pabrik.

Ruang Lingkup

 Prosedur ini digunakan di area pabrik dan workshop PT.Teknik Utama


Mandiri.
 Tatacara dan panduan keselamatan dan kesehatan kerja ini hanya untuk
lingkup pabrik dan workshop.

REFERENSI

 ISO 18001:2001 Klausul 4.4.5. Pengendalian Dokumen.


 ISO 18001:2001 Klausul 4.4.6. Pengendalian Operasi

DEFINISI

 LOTO : Lock Out Tak Out


 TKTD : Team Kesiapan Tanggap Darurat
 APD : Alat Pelindung Diri

4.4.2 Prosedur dan Tanggung Jawab

Prosedur :

 Semua karyawan, sequrity, tamu dan kontraktor diwajibkan memenuhi


prosedur kesehatan dan keselamatan kerja ini setiap berada didalam area
pabrik dan workshop.
 Setiap melakukan kegiatan dipabrik dan workshop wajib mematuhi
prosedur kesehatan dan keselamatan kerja.

4.4.3 Standard Operational Prosedure Stasiun Boiler

Tujuan

Semua aturan kesehatan dan keselamatan kerja bagi stasiun boiler dipatuhi setiap
saat.

RUANG LINGKUP

Meliputi stasiun boiler dan kamar mesin.

REFERENSI

ISO 9001:2000 Klausul 4.2.3 Pengendalian Dokumen.

DEFINISI

 Boiler adalah mesin yang bereporasi mengeluarkan uap panas (steam) untuk
menjalankan “turbine” kemudian mengeluarkan tenaga listrik dan juga
berfungsi untuk merebus TBS dan sistem pemanasan ke stasiun operasi.
 BPV (Back Pressure Vessel), adalah bejana yang berfungsi untuk
menampung steam bertekanan yang diperlukan untuk proses proses
perebusan TBS dan pemanasan sistem proses.

4.4.4 Prosedur dan Tanggung Jawab

Prosedur Sebelum Beroperasi

a. Memeriksa bukti laporan kerusakan dan pastikan jika ada kerusakan


segera koordinasi dengan pihak terkait dan segera lakukan perbaikan.
b. Pastikan persediaan air sekurang kurangnya 3⁄4 penuh di feed water tank.
c. Pastikan alat keselamatan berfungsi dengan baik yaitu:
- Water Alarm
- Safety Valve
- Water Gauge Glass’ dan high / Low Water Alarm’
- Pengaman Force Draft Fan
- Pengaman Fuel Feeder Fan
- Pengaman Induced Draft Fan
- Pengaman Motor, belting, Conveyor
- Feed pump’ dalam keadaan baik
- Main stop Valve’ senantiasa tertutup
d. Pastikan sumber bahan bakar api mencukupi (fibre dan shell)

Pada Saat Dandang Beroperasi

a. Pastikan feed water pump berfungsi dengan baik


b. Jalankan Induced Draft Fan untuk membuang gas – gas yang terperangkap
dan mudah meletup di dalam boiler selama 2 – 3 menit.
c. Pada saat beroperasi dilarang membuka pintu dapur boiler saat tekanan
Forced Draft Fan tinggi.
d. Pastikan Main stop Valve dibuka pada tekanan boiler kurang lebih 15 bar dan
sirine dibunyikan terlebih dahulu.
e. Apabila tekanan boiler terus meningkat melebihi 30 bar, pastikan tekanan
tidak melebihi.
Tekanan Kerja Aman yaitu 30 bar, Langkah – langkah yang harus diambil:
- Melaraskan Damper Induced Draft Fan
- Melaraskan Damper Forced Draft Fan
- Mengawasi bahan bakar yang dimasukkan
f. Pastikan pengawalan level air digauge glass senantiasa melebihi separuh.
g. Pastikan Blow Down dilakukan mengikuti arahan pihak laboratory dan
melihat pada kondisi tertentu yang dianggap perlu. Petugas Blow Down
perlu dilakukan 2 orang. 1 petugas mengawaasi Blow Down dan 1 petugas
mengawasi paras air di gauge glass.
h. Pastikan pelepasan asap di bawah Ringelman Chart No. 2.

Membuang abu dan Arang sisa Pembakaran Boiler Pada Saat Beroperasi

a. Pastikan semua peralatan keselamatan digunakan.


b. Pastikan tekanan boiler dalam keadaan stabil (30 bar)
c. Tutup damper Forced Draft Fan ke paras 3⁄4 dengan tujuan terjadinya
negative Pressure di dalam dandang bagi mengelakkan semburan api keluar
melalui pintu dapur dandang.
d. Pastikan abu dan arang yang dikeluarkan disiram air terlebih dahulu, apabila
tidak dilaksanakan berpotensi mengakibatkan kebakaran.
e. Dilarang membuang abu dan arang sisa pembakaran boiler dikawasan
pembuangan fibre shell dan tanda kosong (tidak dibenarkan pengangkutan
dan pembuangan satu tempat).

Emergency Shut Down

a. Turbin diberhentikan mengikuti prosedur yang ditetapkan.


b. Pastikan Main Stop Valve ditutup.
c. Matikan semua mesin yang menggunakan bahan bakar.
d. Berhentikan Fibre Feeder Fan.
e. Berhentikan Forced Draft Fan dan Induced Draft Fan.
f. Mengeluarkan bahan bakar dan matikan api secepat mugkin.
g. Buka semua pintu dan manhole dan outlet damper biarkan boiler dingin.
h. Buka semua steam drain valve
i. Buka super heater drain valve
j. Buka air vent / air cock
k. Jalankan Induced Draft Fan selama 3 menit dan jalankan terus feed water
pump.
l. Laporkan kepada pihak pengurus.

Memberhentikan Operasi Dandang

a. Pastikan TBS habis diproses.


b. Berhentikan semua mesin yang menggunakan bahan bakar termasuk FD
Fan dan IDE Fan.
c. Buang sisa pembakaran dari dalam dapur boiler. Pada saat pembuangan abu
dan arang petugas diwajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri seperti
berikut :
- Baju tahan api
- Perlindungan muka penuh (Full Face Helmet)
- Sarung tangan panjang hingga meliputi siku
- Sepatu Safety
- Masker

Lantai dan kawasan disekitar stasiun wajib bersih agar tidak terjadi kecelakaan
adapun kondisi yang harus dilakukan sebagai berikut :

a. Kering dan tidak liein


b. Lubang tertutup
c. Tidak ada penghalang jalan
d. Bersih dari sampah

Pipa yang berbahan panas sebaiknya terisolasi dan tidak bocor, seperti

a. Steam dan condesate


b. Air panas, sludge dan minyak

Pipa blow down steam tidak membahayakan :

a. Semburan ke lubang tertutup bagi steam bertekanan rendah.


b. Semburan ke chamber bagi steam yang banyak dan bertekanan tinggi.
c. Semburan steam ke udara bagi steam yang tiada condensate.

Alat pemadam api selalu berada ditempatya dan dapat digunakan untuk :

a. Jenis Dry Chemical Powder - untuk pemadam api Kelas A (Kebakaran


Kayu. Kertas, Kain. Karet. Plastik.dil)
b. Jenis CO? - untuk pemadam api kelas B dan Kelas C (kebakaran listrik, dan
kebakaran Bensin.Gas.Oil,Cat, Solvents,Methanol,Propane,dil)
c. Foam Liquid AFFF - selalu terpasang.
d. Instalasi Hydran terpasang dan senantiasa dalam keadaan siap dipergunakan
sewaktu waktu timbul keadaan darurat kebakaran.

Panduan Umum Keselamatan dan Kesehatan Di Stasiun Kerja:

a. Lantai bersih dan tidak licin


b. Jalan tidak terhalang
c. Alat dan bahan kerja tersusun
d. Sisa bahan kerja tidak berantakan, tidak ditinggalkan atäu dibiarkan
ditempat kerja.

Mesin grinda memiliki pelindung keselamatan Menggunakan sarung tangan katit


yang tidak rasak untuk bokerja seperti berikut :

 Oxy -cutting
 Welding
 Grinding
 Narik Seling
 Mengangkat besi /bahan tajan /bahan panas

Pipa yang berbahan panas sebaiknya terisolasi dan tidak bocor, seperti

a. Steam dan condesate


b. Air panas, sludge dan minyak

Pipa blow down steam tidak membahayakan :

a. Semburan ke lubang tertutup bagi steam bertekanan rendah.


b. Semburan ke chamber bagi steam yang banyak dan bertekanan tinggi.
c. Semburan steam ke udara bagi steam yang tiada condensate.

Alat pemadam api selalu berada ditempatya dan dapat digunakan untuk :

a. Jenis Dry Chemical Powder - untuk pemadam api Kelas A (Kebakaran


Kayu. Kertas, Kain. Karet. Plastik.dil)
b. Jenis CO? - untuk pemadam api kelas B dan Kelas C (kebakaran listrik, dan
kebakaran
c. Bensin.Gas.Oil,Cat, Solvents,Methanol,Propane,dil)
d. Foam Liquid AFFF - selalu terpasang.
e. Instalasi Hydran terpasang dan senantiasa dalam keadaan siap dipergunakan
sewaktu waktu timbul keadaan darurat kebakaran.

Panduan Umum Keselamatan dan Kesehatan Di Stasiun Kerja:

a. Lantai bersih dan tidak licin


b. Jalan tidak terhalang
c. Alat dan bahan kerja tersusun
d. Sisa bahan kerja tidak berantakan, tidak ditinggalkan atäu dibiarkan
ditempat kerja.
e. Mesin grinda memiliki pelindung keselamatan

Menggunakan sarung tangan katit yang tidak rasak untuk bokerja seperti berikut

 Oxy -cutting
 Welding
 Grinding
 Narik Seling
 Mengangkat besi /bahan tajan /bahan panas

Tanggung Jawab :
5.2.1. Asst, Boiler
5.2.2. Asst. Proses
5.2.3. Staff Boiler
5.2.4. Staff Proses
5.2.5. Operator Boiler
5.2.6. Operator Kamar Mesin
Tabel 4.2 Job Safety Analysis Stasiun Boiler
Penilaian Risiko Awal Penilaian Risiko Akhir
No. Tahapan Kerja Bahaya Risiko Dampak Pengendalian Yang Telah Dilakukan Rekomendasi Pengendalian
LL S RR Risk LL S RR Risk
1 Firing Boiler Cuaca Panas Dehidrasi Munculnya Kebingungan Minum Air putih/Mineral Yang Cukup 3 1 3 L Membawa air putih yang cukup 1 1 1 L

2 Pengoperasian Peralatan Boiler Kebisingan Tuli Gangguan Pendengaran Telinga Menggunakan Pelindung/Penutup Telinga 3 1 3 L Menggunakan APD Penutup Telinga 1 1 1 L

3 Pengoperasian Force Draft Fan Kebisingan Tuli Gangguan Pendengaran Telinga Menggunakan Pelindung/Penutup Telinga 3 1 3 L Menggunakan APD Penutup Telinga 1 1 1 L

4 Pengoperasian Pompa BBM Ceceran Minyak Terpeleset Cedera Membersihkan Lantai Area Licin 3 3 9 M Menggunakan APD Helm,Sepatu Safety 2 2 4 L

5 Pengisian Air Boiler Kebisingan Tuli Gangguan Pendengaran Telinga Menggunakan Pelindung/Penutup Telinga 3 1 3 L Menggunakan APD Penutup Telinga 1 1 1 L

6 Pengoperasian Burner Percikan Api Kebakaran Luka Bakar Mengecek Burner Terjadinya Konseleting 5 3 15 H Menggunakan APD Lengkap Untuk Mencegah Terjadinya Luka Bakar 2 3 6 M

7 Pengoperasian Kimia Terkena Cairan naOH Korosi Menimbulkan Kecelakaan Menyiapkan Alat Pengaman 5 3 15 H Menggunakan APD sesuai prosedure Lengkap 2 3 6 M

8 Pengoperasian Soot Blower Bocoran Uap Air Luka Bakar Luka Bakar Pemeriksaan Soot Blower Agar Uap Air Tidak Bocor 5 3 15 H Menggunakan APD sesuai prosedure Lengkap 2 3 6 M

9 Pencatatan Parameter Terbentur Cedera Cedera Memperhatikan Area Yang Rawan 3 3 9 M Menggunakan APD Dengan Lengkap 2 2 4 L

Keterangan :
Keterangan :
Likelihood/Peluang (LL) Severity/Keparahan/Akibat Low : Kendalikan dengan proses yang ada/rurin.
5 : Almost Certain (Hampir Pasti Terjadi) 1 : No. Injurie Moderate : Penjadwalan dan Penetapan
tanggung jawab tindakan akan ditetapkan
4 : Likely (Besar Kemungkinan Terjadi) 2 : First aid/Minor High : Penanganan dengan penjadwalan yang
secepatnya
3 : Moderate (Dapat Terjadi 3 : Moderate/Medical
2 : Unlikely (Kecil Kemungkinan Terjadi) 4 : Major/Cacat
1 : Rare ( Jarang Terjadi) 5 : Fatality
Setelah bahaya dan risiko telah di analisa dengan menggunakan tool Job
Safety Analysis Worksheet terhadap pekerjaan stasiun boiler yang memiliki 9
langkah pekerjaan di dapatkan pekerjaan masih masuk dalam risiko dengan
kategori High Risk sebanyak 3 risiko, dengan kategori Moderate Risk sebanyak 2
Risiko dan risiko Low Risk sebanyak 4 risiko.

Setelah dilakukan rencana pengendalian dengan tindakan pencegahan


diharapkan volume risiko kecelakaan bisa berkurang seperti pada analisa JSA yang
telah dilakukan. Dari hasil analisis setelah dilakukan tindakan pengendalian
didapatkan:

1. Tidak terdapat pekerjaan dengan risiko tinggi.


2. Pekerjaan dengan moderate risk menjadi 3 jenis pekerjaan yang
memiliki 3 risiko yang berbeda yaitu risiko kebakaran, korosi dan luka
bakar.
3. Pekerjaan dengan tingkat Low Risk sebanyak 6 langkah pekerjaan

Bila dihitung menggunakan persentase didapat hasil sebagai berikut:

Sebelum diberikan rekomendasi pengendalian

3 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
a. High Risk = 𝑥100% = 33 %
9 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
2 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
b. Moderate Risk = 𝑥100% = 22 %
9 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
4 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
c. Low Risk = 9 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑥100% = 44 %

Sesudah diberikan rekomendasi pengendalian

0 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
a. High Risk = 𝑥100% = 0 %
9 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
3 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
b. Moderate Risk = 𝑥100% = 33 %
9 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
6 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
c. Low Risk = 𝑥100% = 66 %
9 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
4.5 Pembahasan Penelitian

4.5.1 Analisis Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan di Stasiun Boiler

Berdasarkan hasil wawancara dari pekerjaan stasiun boiler dapat


disimpulkan bahwa pekerja tidak mengetahui bahaya yang mereka hadapi sat
bekerja secara detail dan sesuai prosedure seperti setiap langkah pekerjaan
memiliki bahayanya masing-masing yang dapat kapan saja menimpa para pekerja.
Para pekerja atau karyawan hanya mengetahui bahaya yang mereka anggap
memiliki dampak besar seperti saat pengoperasian boiler para pekerja atau
karyawan mengetahui bahaya dari kebakaran, korosi dan luka bakar.

Berdasarkan Undang-Undang No 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja


pada pasal 9 ayat 1 yang berbunyi pengurus diwajibkan menunjukan dan
menjelaskan pada tap tangan kerja baru tentang kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya
seta yang dapat timbul dalam tempat kerja (as). Menurut penelitian yang dilakukan
ole Agustina (2017) menyatakan bahwa tingkat pengetahuan mengenai bahaya
sangat penting untuk menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja (PAK) (28). Maka dari
itu seharusya pihak PT. Teknik Utama Mandiri membuat program edukasi
mengenai bahaya apa saja yang mereka hadapi saat bekerja untuk meminimalisir
terjadinya kecelakaan kerja khususnya di stasiun boiler maupun penyakit akibat
kerja sehingga dapat melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik.

4.5.2 Analisis Penilaian Risiko Pada Pekerjaan Operator Boiler

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terdapat kategori High Risk


yaitu pengoperasian burner dengan risiko percikan api dan bisa berdampak luka
bakar, pengoperasian kimia juga tergolong dengan kategori High Risk yaitu dengan
risiko korosi dan bisa mengakibatkan kecelekaan secara fatal, begitu pula dengan
pengoperasian soot blower dengan kategori High Risk risiko luka bakar.

Bahaya kontak langsung bisa terkena cairan naOH pada saat pengoperasian
kimia pada stasiun boiler dan mengakibatkan korosi. Nilai keparahan pekerja
mengalami keluhan panasnya steam boiler pada saat pengoperasian burner untuk
memberi tindakan mencegah juga terjadinya percikan api pada saat pengoperasian
burner yang bisa mengakibatkan luka bakar seluruh operator di stasiun boiler maka
dalam hal ini penilaian risiko untuk pekerja yang ada di stasiun boiler begitu penting
untuk menjadikan parameter identifikasi bahaya manakah yang menjadikan
kecelakaan kerja yang dominan terjadi. Berharap untuk pihak K3 bisa mengevaluasi
kembali untuk karyawan PT. Teknik Utama Mandiri khususnya operator boiler
mematuhi dan memahami kembali dengan prosedur yang ditetapkan demi
kenyaman dan keaman para pekerja di PT. Teknik Utama Mandiri dan menciptakan
lingkungan kerja yang tertip dan disiplin.

4.5.3 Analisis Rekomendasi Pengendalian Pada Pekerjaan di Stasiun Boiler

Dari hasil mengetahui kemungkinan bahaya, hasil analisis risiko hingga


manajemen risiko, langkah selanjutnya adalah mengeluarkan usulan inspeksi untuk
inspeksi yang dilakukan oleh pemerintah desa untuk mengurangi nilai risiko.

Rekomendasi kontrol dipandu oleh hierarki kontrol. Hierarki kontrol adalah


satu tingkat atau tahap dasar dari manajemen risiko dan mitigasi dampak peralatan
dan/atau pekerjaan yang ditujukan untuk menghilangkan atau mengurangi risiko ke
tingkat yang dapat diterima atau ditoleransi. Dalam hal ini, hirarki manajemen
berperan penting dalam menentukan rekomendasi apa yang dapat dibuat.

Rekomendasi pengendalian berupa eliminasi merupakan langkah awal dan


solusi terbaik untuk hal tersebut pengelolaan potensi bahaya dan risiko yang ada,
yaitu eliminasi bahaya di tempat kerja. Seperti halnya pengoperasian burner yang
berpotensi bahaya yaitu percikan api, pengendalian berupa pengecekan burner
dengan efektif. Hal ini sejalan dengan Darmiatun dan Tasrial (2015) bahwa cara
terbaik untuk mengelola bahaya adalah dengan menghilangkannya.
Decommissioning dapat dilakukan dengan melakukan perubahan pada proses kerja
sehingga pekerjaan yang tidak lagi dilakukan atau yang berbahaya secara fisik
dihilangkan. Rekomendasi kontrol yang diberikan dalam formulir pengganti tidak
dapat digunakan dalam penelitian ini. Kontrol substitusi, yaitu mengganti bahan
berbahaya dengan bahan yang kurang berbahaya atau mengurangi energi sistem.
Karena pembersihan debu di boiler harus menggunakan masker APD. Hal ini tidak
sejalan dengan Darmiatuni dan Tasrial (2015) yang menemukan bahwa substitusi
merupakan cara paling efektif kedua untuk mengelola risiko/ancaman.
Rekomendasi pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan teknis.
Pengendalian teknik, yaitu mengendalikan bahaya dengan alat atau memodifikasi
potensi bahaya, Hal ini sesuai dengan Djatmiko (2016) bahwa pemeriksaan teknis
dilakukan sebanyak kali Tujuannya adalah untuk memisahkan bahaya dari pekerja
dan menghindari kesalahan manusia.

Rekomendasi selanjutnya adalah pengendalian berupa pengendalian


administratif. Kontrol administratif, mis. mengelola bahaya dengan mengubah
lingkungan kerja dan interaksi antar karyawan, misalnya pelatihan penyusunan
jadwal kerja. Dalam penelitian ini salah satu rekomendasi pengendalian adalah
pengendalian administrasi dengan memberikan SOP agar petugas di stasiun boiler
dapat bekerja dengan aman, memberikan pelatihan cara bertindak yang baik dan
benar serta melatih petugas dalam pekerjaannya. Pengendalian ini sejalan dengan
Darmiatun dan Tasrial (2015) yang menyatakan bahwa pelatihan dan pendidikan
pekerja tentang cara melakukan pekerjaan yang aman untuk meminimalkan risiko
paparan. Bekerja dengan aman juga merupakan bagian penting dari program
keselamatan dan kesehatan kerja yang komprehensif. Pelatihan meningkatkan
keterampilan untuk melakukan pekerjaan yang aman dan memastikan kepatuhan
karyawan terhadap bahaya yang timbul dari pekerjaan. Pelatihan memberi
karyawan informasi tentang cara melindungi diri mereka sendiri dan rekan kerja,
termasuk akses ke prosedur kerja dan instruksi/tanda di tempat kerja.

Rekomendasi pengendalian terakhir adalah alat pelindung diri (APD).


Penilaian ini mengendalikan risiko dengan menyediakan APD bagi operator ddi
stasiun boiler. PT. Teknik Utama Mandiri menerapkan manajemen risiko dengan
menyediakan alat pelindung diri seperti seragam lengan panjang dan pendek, topi,
masker, sarung tangan dan sepatu boots. Namun, alat pelindung diri yang
disediakan tidak cukup untuk mengendalikan risiko. Oleh karena itu, perlu
menyertakan beberapa alat pelindung diri, seperti pakaian tahan air untuk
melindungi dari panasnya steam distasiun boiler, kacamata hitam untuk
menghindari paparan api pembakaran di boiler, yang mengandung radiasi UVA dan
UVB, kerucut lalu lintas untuk membatasi akses kamar mesin untuk lewat. .
kendaraan, rompi yang mengandung scotite, yang dapat menyala jika terkena
radiasi, dan pemeriksaan penggunaan alat pelindung diri. Ini Permenakertrans no.
PER.08/MEN/VII/2010 tentang alat pelindung diri adalah alat yang dapat
melindungi seseorang yang tugasnya mengisolasi sebagian tubuh atau seluruh
tubuh dari kemungkinan bahaya di tempat kerja. Penilaian risiko pada setiap
tahapan pekerjaan operator stasiun boiler turun mengikuti rekomendasi
pengendalian.

Di bawah ini adalah tabel penilaian risiko setelah mengeluarkan rekomendasi


pengendalian:

Tabel 4.3 Analisis Risiko Sesudah Dilakuakan Rekomendasi Pengendalian Pada


Pekerjaan Operator Stasiun Boiler
Tahapan Penilaian
No. Bahaya Risiko
Kerja Risiko Akhir

1 Firing Boiler Cuaca Panas Dehidrasi Low Risk

Pengoperasian
2 Peralatan Kebisingan Tuli Low Risk
Boiler
Pengoperasian
3 Force Draft Kebisingan Tuli Low Risk
Fan
Pengoperasian Ceceran
4 Terpeleset Low Risk
Pompa BBM Minyak
Pengisian Air
5 Kebisingan Tuli Low Risk
Boiler
Pengoperasian Moderate
6 Percikan Api Kebakaran
Burner Risk
Pengoperasian Terkena Moderate
7 Korosi
Kimia Cairan naOH Risk
Pengoperasian Bocoran Uap Moderate
8 Luka Bakar
Soot Blower Air Risk
Pencatatan
9 Terbentur Cedera Low Risk
Parameter

Anda mungkin juga menyukai