Anda di halaman 1dari 7

System laporan kecelakaan kerja

Tujuan pelaporan kecelakaan kerja dan PAK

 Perlindungan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja beserta kompensasinya


 Diperoleh data kecelakaan dan PAK
 Memudahkan identifikasi dan analisis guna menemukan factor penyebab
 Dapat memberikan syarat perbaikan agar kecelakaan tidak terulang kembali
 Mengendalikan kerugian dari kecelakaan

Meliputi kecelakaan di tempat kerja

 Kecelakaan kerja
 PAK
 Peledakan
 Kebakaran
 Bahaya pembuangan limbah
 Kejadian bahay lainnya

Kriteria JKK (pasal 14 ayat 2 Permen 26/2015)

 Mengalami serangan penyakit saat bekerja di tempat kerja


 Langsung dibawa ke faskes
 Meninggal tidak lebih dari 24 jam

UU no 1 th 1970 tentang keselamatan kerja pasal 11

 Pengurus diwajibkan melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, kpd pejabat yang ditunjuk oleh menteri tenaga kerja
 Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh pegawai dimaksud dalam ayat 1
diatur dengan perundanga

Alur pelaporan dan klaim JKK kasus KK dan PAK (PP 44/2015 Jo PP 82/2019 Jo Permenaker 26/2015)

Laporan meliputi

1. Data Umum
a. Identitas Perusahaan
b. Informasi Kecelakaan
c. Keterangan Lain
2. Data Korban
a. Jumlah
b. Nama
c. Akibat kecelakaan
d. Bagian Tubuh yang cidera
3. FAKTA YANG DIBUAT
a. Kondisi yang berbahaya
b. Tindakan yang berbahaya
4. URAIAN TERJADINYA KECELAKAAN
a. kronologis kejadian kecelakaan.
b. hal-hal yang dapat mempengaruhi korban dalam melakukan pekerjaannya
c. Mengungkapkan kejadian sesaat sebelum, saat terjadi, sesaat setelah kejadian
kecelakaan (Sequent /rentetan kejadian)
5. SUMBER KECELAKAAN
a. pilihlah benda, bahan, zat atau pemapar lainnya yang tidak aman di TKP
b. pilihlah benda/ zat/ alat yang kontak langsung dengan korban
6. VI. TYPE KECELAKAAN
a. berdasarkan proses terjadi hubungan kontak sumber kecelakaan dengan luka atau
sakit yang diderita korban.
7. TINDAKAN LEBIH LANJUT
a. Rekomendasi
b. tindakan berkaitan dg jaminan sosial
c. penyelidikan / penyidikan
d. pembinaan
8. HAL-HAL LAIN YANG PERLU DILAPORKAN
a. Tindakan yang telah diambil oleh pihak managemen
b. Dampak terhadap lingkungan, peralatan atau tenaga kerja.
c. Dll
9. PENYEBAB KECELAKAAN
a. menganalisa dan menemukan :
- tindakan tidak aman
- kondisi tidak aman
10. YARAT-SYARAT YG DIBERIKAN
a. ekonomis
b. dapat dilakukan / dikerjakan
c. efektif dlm mencegah kecelakaan
d. tidak mengganggu proses produksi

Perhitungan tingkat kecelakaan

Frequency Rate (FR) :

Jumlah kecelakaan x 1.000.000


Jumlah jam orang kerja
Saverity Rate (SR) :

Jumlah hari hilang x 1.000.000


Jumlah jam orang kerja

Jumlah jam kerja= perusahaan rata-rata 7/8 jam sehari/ 40 jam per minggu

1 tahun = 50 minggu

Dalam perusahaan dengan tenaga kerja 500 orang

Jam kerja lembur, cuti, izin dapat mempengaruhi jumlah jam kerja di perusahaan

08121562835

bu niece
Pengawas K3 PEsawat Uap

JAMES WATT

19 Januari 1736 - 25 Agustus 1819

Dasar Hukam

1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

2. Undang-Undang Uap 1930

3. Peraturan Uap 1930

Peraturan Menteri Tenaga Kerja :

a). No. Per.02/Men/1982

b). No. Per.01/Men/1988

5. Keputusan / Edaran Dirjen

6. Standar2 Internasional yang diterima di Indonesia :

 NEN ( Nederlandse Norm)

 DIN (Deutsches Institut fur Normug)

 BS ( British Standards)

 ASME (American Society of Mechanical Engineer)

 JIS ( Japanese Industrial Standard)

Klasifikasi ketel Uap

1. Menurut Working Pressure

a. Wp < 0,5 Kg/cm2

b. Wp > 0,5 Kg/cm2

2. Menurut konstruksinya

a. Ketel Uap Tetap (stationary boiler)

b. Ketel Uap Berpindah ( packeged boiler)

3. Menurut kapasitasnya

a. Ketel Uap kapasitas > 10 T/jam

b. Ketel Uap kapasitas < 10 T/jam

4. Menurut Tempat Kedudukannya

a. Ketel Uap di Laut


b. Ketel Uap di Darat
c. Ketel Uap Lokomotif
d. Pesawat Uap selain Ketel Uap

5. Berdasarkan aliran gas panas atau air yang dipanaskan :

a. Ketel pipa api ( fire tube boiler)

b. Ketel pipa air ( water tube boiler )

Ketel Pipa api ( Fire tube boiler )

Keuntungan :
1. Tidak membutuhkan setting khusus, sehingga proses pemasangannya mudah dan cepat.
2. Investasi awal murah.
3. Bentuknya lebih compact dan portable.
4. Tidak memerlukan area yang besar.

Kerugian :
1. Tekanan operasi steam terbatas untuk tekanan rendah 18 bar.
2. Jika dibandingkan dengan water tube, kapasitas steamnya
relative kecil (13.5 Ton/H).
3. Tempat pembakarannya sulit dijangkau sehingga susah untuk
dibersikan, diperbaiki, dan diperiksa kondisinya.
4. Banyak energi kalor yang terbuang langsung menuju stack
sehingga nilai effisiensinya rendah

Ketel pipa air ( Water tube boiler )


Keuntungan :
1. Kapasitas steam besar hingga 450 TPH.
2. Tekanan operasi mencapai 100 Bar.
3. Nilai effisiensi lebih tinggi jika dibanding fire tube boiler
4. Untuk melakukan pemeriksaan, pembersihan, dan perbaikan
tungku mudah dijangkau
Kerugian :
1. Water tube boiler ini proses konstruksinya lebih detail.
2. Investasi awal relative lebih mahal.
3. Penanganan air yang masuk ke boiler dalam sistem ini
lebih sensitif sehingga perlu dijaga mutu dan kualitas airnya
4. Konstruksinya membutuhkan area yang luas karena mampu
menghasilkan kapasitas dan tekanan steam yang lebih besar.

Berdasarkan Penggunaan Bahan bakar

a. Bahan bakar padat ;

kayu, serabut & cangkang sawit, bagase, batu bara

b. Bahan bakar cair ;

Solar, residu , Coal oil

c. Bahan bakar gas


LPG, CNG, LNG

d. Nuclear = U235

Berdasarkan suhu dan tekanan uap

 Boiler subcritical,
tekanan : 16-17 Mpa (160-170 bar)
temperatur uap : 547 oC
efisiensi : 38%.
 Boiler supercritical,
tekanan : 22-24 Mpa (220-240 bar)
temperatur uap : 560 oC
efisiensi : 45 %.
 Boiler ultra-supercritical,
tekanan : > 26 Mpa (260 bar)
temperatur uap : 700 oC
efisiensi : 50 %.

Ketel uap tekanan tinggi

A. Tingkap pengaman ( Safety Valve)

Fungsi : Membuang tekanan pada Saat tekanan di dalam

Boiler telah mencapai tekanan kerja maksimum yang

diizinkan.

B. Pedoman tekanan ( Manometer )

Fungsi : Menunjukkan tinggi tekanan steam dalam Boiler.

C. Gelas pedoman air/gelas penduga ( WLG ).

D. Pompa Pengisi / Feed Water Pump

Fungsi : Mengisi air umpan kedalam boiler

E. Peluit bahaya/alarm

Fungsi : Memberitahukan kepada Operator bahwa Boilernya kekurangan air.

F. TBAT

Fungsi : hanya berupa tanda bahwa

Permukaan air tidak boleh lebih Rendah dari tanda tsb.

G. Kerangan cabang tiga memakai Flens Coba, tepat berada di bawah manometer.

Fungsi : Sebagai tempat Manometer yang sudah dikalibrasi

H. Katup Blowdown

Fungsi : membuang kotoran yang mengendap di dalam air


I. Man Hole

Fungsi : Lewat petugas penguji/ Pemeliharan boiler.

J. Sludge Hole / hand hole

Fungsi : tempat mengambil lumpur Dalam boiler manakala Boilernya Berhenti.

K. Nama Plate.

Memuat keterangan2 dari boiler

Kecelakaan akibat pesawat Uap

 Menimbulkan Peledakan
 Menimbulkan Kebakaran
 Terkena Semburan air panas
 Terkena Semburan uap air
 Terkena Semburan api
 Runtuhan Bangunan

Sebab sebab kecelakaan pada pesawat uap

1. Unsafe condition

a. Bahan/ Material yang digunakan tidak sesuai ketentuan

Contoh :

 ASME SA 516 Gr 70
 DIN 17115 H II
 BS 1501
 JIS 3103 SB.42

b. Ketebalan pelat kurang/ berkurang

c. Mutu las rendah

d. Apendages tidak lengkap / tidak berfungsi.

e. Mutu Air Umpan boiler rendah.

2. Usafe action
a. Pemakai menggunakan secara tidak sah/ilegal
b. Operator
 Mengoperasian tidak sesuai Prosedur
 Membuat alat pengaman tidak berfungsi
 Lalai / Meninggalkan tempat pengoperasiannya
c. Riksa Uji
 Pelaksana tidak berwenang
 Prosedur tidak sesuai ketentuan
 Peralatan uji

Ketentuan jumlah operator ( Permenker no 1/1988)


Operator kelas I berwenang melayani:

a. Sebuah ketel uap dengan kapasitas uap lebih besar dari 10 ton/jam.

b. Pesawat uap selain ketel uap untuk semua ukuran.

c. Mengawasi kegiatan operator kelas II bila menurut ketentuan pada peraturar ini perlu didampingi
operator kelas II.

Operator kelas II berwenang melayani:

a. Sebuah ketel uap dengan kapasitas uap paling tinggi 10 ton/jam.

b. Pesawat uap selain ketel uap untuk semua ukuran.

Bejana tekan

Permen 37 tn 2016, tentang bejana tekan

Anda mungkin juga menyukai