Anda di halaman 1dari 111

PENGOPERASIAN PESAWAT UAP

UU UAP & PERATURAN UAP


Thn. 1930
DAN
KWALIFIKASI DAN SYARAT OPERATOR
PESAWAT UAP
PERMENAKER NO.01 TAHUN 1988

2
TUJUAN PELATIHAN
Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta
pelatihan mampu
mengoperasikan pesawat uap sesuai
Peraturan Uap thn1930 dan PERMENaker
NO. 01/MEN/1988
MANFAAT PELATIHAN
Dapat Melakukan Pekerjaan Dengan Baik dan Benar
Mengkonversikan energi kimia dari bahan bakar menjadi
energi panas dan selanjutnya memanfaatkan energi
panas tersebut untuk proses pendidihan (boiling) air untuk
menghasilkan air panas atau uap air.
Bahaya yang timbul dari Pesawat Uap dan Bejana Tekan

1. Semburan api/uap/air panas


2. Peledakan
3. Terkena gas yang berbahaya
4. Runtuhnya bangunan
5. Pencemaran lingkungan
6. Sentuhan listrik
7. Dan lain-lain
5
PENYEBAB KECELAKAAN
1. Faktor Peralatan
Konstruksi Pesawat Uap/Bejana tekan/Instalasi
 Material / Proses pembuatan / Pemasangan
 Adanya kemunduran kualitas / perubahan dimensi pesawat
/ instalasi, dll
 Alat pengaman / Perlengkapan tidak ada / tidak memenuhi
syarat / tidak berfungsi dengan baik
2. Faktor Operasi
Kondisi operasi tidak sesuai desain
 Tekanan / Temperatur / Beban melebihi batas maksimal
 Proses operasi tidak sesuai prosedur
 Dll
6
Faktor Managemen
 Kepatuhan terhadap peraturan kurang
 Perawatan yang buruk
 Dll

Operator
 Kurang terampil
 Ceroboh / lalai

7
DASAR HUKUM
1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-Undang Uap 1930
3. Peraturan Uap 1930
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja :
a). No. Per.37 Tahun 2016, Tentang Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun
b). No. Per.01/Men/1988, Tentang Kwalifikasi dan Syarat-
syarat Operator Pesawat Uap

8
ISTILAH -ISTILAH

1. Pesawat Uap ialah : Ketel uap dan Alat-alat lainnya yang


dengan Peraturan Pemerintah ditetapkan demikian-langsung
atau tidak langsung berhubungan (tersambung) dengan suatu
Ketel Uap dan diperuntukan bekerja dengan tekanan lebih
besar dari pada tekanan udara luar (Pasal 1 Ayat 1 UU Uap)
2. Ketel Uap ialah : Suatu Pesawat yang dibuat guna
Menghasilkan uap/stoom yang dipergunakan di luar
pesawatnya (Pasal 1 Ayat 2 UU Uap)
3. Peralatan Pesawat Uap ialah semua alat-alat yang ditujukan
agar pemakaian Ketel Uap AMAN (Pasal 2 UU Uap)

9
ISTILAH –ISTILAH lanjutan
4. Pesawat Uap Tetap ialah : Semua Pesawat yang di tembok atau Dalam
tembokan Pesawat Uap berpindah semua Pesawat yang tidak ditembok
(Pasal 4 UU Uap)

5. Ketel Uap Tekanan Tinggi ialah : Ketel Uap dimana Tekanan Uapnya > ½
Kg/cm 2 (Pasal 1 Peraturan Uap)

6. Ketel Uap Tekanan rendah ialah : Ketel Uap dimana Tekanan Uapnya ≤ ½ Kg/cm 2

(Pasal 1 Peraturan Uap)

7. Bejana tekanan ialah Bejana selain Pesawat Uap di dalamnya terdapat


tekanan dan dipakai untuk menampung gas atau campuran gas termasuk
udara, baik dikempa menjadi cair dalam keadaan larut atau beku (Pasal 1
ayat 1 Permen 37 Tahun 2016)

8. Tangki Timbun adalah Bejana selain Bejana Tekanan yang menyimpan


atau menimbun cairan berbahaya atau cairan lainnya, didalamnya
terdapat gaya tekan yang ditimbulkan oleh berat cairan yang disimpan
10
atau ditimbun dengan volume tertentu (Pasal 1 ayat 2 Permen 37 Thn 2016)
PESAWAT UAP
1. PESAWAT UAP
A.KETEL UAP
B.PESAWAT UAP SELAIN KETEL UAP (ALAT-ALAT LAINNYA)
Pemanas Air
Pengering Uap
Penguap
Bejana Uap
Pipa Uap ID >450 mm

2. KETEL AIR PANAS


3. PESAWAT CAIRAN PANAS
11
HAK DAN KEWAJIBAN OPERATOR

1. MEMBERIKAN semua KETERANGAN yang diperlukan


Pegawai Pengawas / Ahli K3 Bidang Pesawat Uap dan
Bejana Tekan
2. TIDAK MENINGGALKAN Pesawat Uap yang sedang
dioperasikan
3. MENJAGA Pesawat Uap dan Alat Perlengkapan baik
dipakai atau tidak

12
PERALATAN / PERLENGKAPAN
PESAWAT UAP
1. KETEL UAP (TEKANAN > ½ kg/cm2)
 Sekurang-kurangnya dua tingkap pengaman /pressure safety valve
 Sekurang-kurangnya satu pedoman tekanan / pressure gauge
 Sekurang-kurangnya dua gelas pedoman air
 Sekurang-kurangnya dua pompa pengisi
 Alat memberitahukan kekurangan air / pluit bahaya / alarm
 Tanda batas air terendah
 Kerangan / katup untuk dipasangkan pedoman tekanan coba
 Kerangan/katup pembuang
 Pelat nama / name plate
 Lubang lalu orang / man hole
13
2. KETEL UAP TEKANAN RENDAH (TEKANAN ≤ ½ kg/cm2)

 Sekurang-kurangnya satu gelas pedoman air


 Sekurang-kurangnya satu pompa pengisi
 Satu pipa pengaman terbuka tinggi Max 5 m
 Kerangan/katup pembuang
 Pelat nama

3. KETEL UAP VOLUME ≤ 500 LITER, TEKANAN KERJA ≤ 3 kg/cm2

 Sesuai pasal 12 (point 1 di atas) kecuali tingkap pengaman cukup


satu

14
4. PESAWAT UAP SELAIN KETEL UAP (ALAT-ALAT LAINNYA)

● Pemanas Air
 Satu tingkap pengaman / pressure safety value
 Satu kerangan / katup pembuang
 Satu katup yang menutup sendiri pada lubang pengisi
 Lubang lalu orang
 Lubang pemeriksaan

● Pengering Uap

 Satu tingkap pengaman (bila dapat ditutup terpisah dari ketel


uapnya)
 Kerangan pembuang air seperlunya
 Lubang lalu orang
 Lubang pemeriksaan
15
● Penguap
 Satu tingkap pengaman
 Satu pedoman tekanan
 Satu gelas pedoman air
 Satu kerangan pembuang

● Bejana Uap
 Satu tingkap pengaman
Bila : Tekanan kerja maksimal yang diijinkan untuknya > 1/2
tekanan tertinggi dari pesawat uap pemberi uap.
 Dua tingkap pengaman
Bila : Tekanan maksimal yang diijinkan untuknya < ½ tekanan
tertinggi dari pesawat uap pemberi uap.
 Satu pedoman tekanan
 Lubang lalu orang
 Lubang pemeriksaan
16
PESAWAT UAP YANG TIDAK PERLU AKTE IJIN /
PENGESAHAN PEMAKAIAN

1. Ketel Uap
 Luas pemanas (m2) X tekanan tertinggi (Kg/cm 2) ≤ 0,2

2. Pemanas Air

 Diameter dalam ≤ 50 mm

3. Pengering Uap Tidak Langsung Bersatu Dengan Ketel Uap

 Diameter dalam ≤ 25 mm

17
2. PEMERIKSAAN PERTAMA
 Pemeriksaan dokumen teknis A, B, C di atas
 Pemeriksaan visual
 Pengujian hydrotest
 Pengujian dengan uap (Steam Test)

PEMERIKSAAN BERKALA
1. Perioda Pemeriksaan
A.Ketel Uap di Kapal Laut Max 1 x 1 Tahun
B.Ketel Uap di Darat Max 1 x 2 Tahun
C.Ketel Uap Kereta Api Max 1 x 3 Tahun
D.Pesawat Uap selain Ketel Uap Max 1 x 4 Tahun
E.Bejana Tekan Max 1 x 5 Tahun
F.Tangki Timbun Max 1 x 5 Tahun

Kecuali disebutkan sesuai Lampiran-lampiran Permen No.37 Tahun 2016


18
2. Prosedur Pemeriksaan

 Pemberitahuan ke Disnaker setempat


 Pemeriksaan dokumen teknis (akte ijin)
 Pemeriksaan visual
 Pemeriksaan Ketebalan (bila diperlukan)
 Pemeriksaan NDT (bila diperlukan)
 Pemeriksaan DT (bila diperlukan)
 Pengujian hydrotest
 Pengujian dengan uap (Steam Test)
 Pengisian lembar pemeriksaan

19
PEMERIKSAAN KHUSUS

Syarat Pemeriksaan Khusus

 Tidak mempunyai/hanya mempunyai sebagaian dokumen teknis


 Terjadi cacat kerusakan
 Terjadi peledakan
 Permintaan si pemakai
 Saran dari pengawas spesialis pesawat uap dan bejana tekan
 Karena reparasi / modifikasi
 Karena mutasi / pemindahan
 Ketel berusia 35 tahun (Ketel Pelat Tua)
 Dll
20
OPERATOR PESAWAT UAP
Kwalifikasi Operator Pesawat Uap

1. Operator Kelas I
Wewenang :

 Melayani Ketel Uap semua Kapasitas


 Pesawat uap selain ketel uap untuk semua ukuran
 Mengawasi kegiatan operator kelas II

2. Operator Kelas II
Wewenang :
 Melayani Ketel Uap Kapasitas ≤ 10 Ton/jam
 Pesawat uap selain ketel uap untuk semua ukuran

21
JUMLAH OPERATOR UNTUK SETIAP SHIFT
1. Satu ruangan satu Ketel Uap
Jumlah Operator Untuk I Ketel Uap
Kapasitas Uap
Operator Kelas II Operator Kelas I

≤10 Ton / jam 1 Orang -

>10 Ton / jam - < 20 Ton / jam - 1 Orang

>20 Ton / jam - < 40 Ton / jam 1 Orang 1 Orang

>40 Ton / jam - < 60 Ton / jam 2 Orang 1 Orang

>60 Ton / jam - < 80 Ton / jam


3 Orang 1 Orang

>80 Ton / jam 3 Orang 2 Orang

22
Lanjutan
JUMLAH OPERATOR UNTUK SETIAP SHIFT
2. Satu ruangan beberapa Ketel Uap
Jumlah Operator pada setiap Ruangan
Kapasitas Setiap Ketel Uap (Q)
Operator Kelas II Operator Kelas I
Jumlah K Uap
EQ < 20 Ton/ jam -
2
< 10 Ton/jam
Jumlah K Uap
EQ > 20 Ton/ jam 1 Orang
2
>10 Ton / jam - < 20 Jumlah K Uap Jumlah K Uap
Ton / jam 2 2
>20 Ton / jam - < 40 Jumlah K Uap
Ton / jam Jumlah K Uap
2
>40 Ton / jam - < 60 Jumlah K Uap
Ton / jam 2 x Jumlah K Uap
2
>60 Ton / jam - < 80 Jumlah K Uap
Ton / jam 3 x Jumlah K Uap
2
>80 Ton / jam 3 x Jumlah K Uap Jumlah K Uap
23
PENGOPERASIAN KETEL UAP

Peraturan yang berlaku, Dapat melayani ketel uap dengan benar


Standar sesuai petunjuk pabrik pembuat

Operator

Mengetahui pengetahuan &


keterampilan yang cukup

Mengetahui Pembakaran
 Mencegah polusi
 Menggunakan Bahan Bakar lebih Ekonomis
Jadwal, 1 tahun, rutin
Pengukuran

Agar pengoperasian baik,


yang dilakukan oleh operator

Uji Alat Buku Harian


Pemeriksaan sebelum pengoperasian ketel uap

 Pemeriksaan dalam ketel uap


 Dapur & saluran gas buang
 Gelas pedoman, katup pengaman, katup uap utama,
ventilasi
 Peralatan otomatis
 Peralatan tambahan
 Pengisi air
 Superheater
 Economizer
• Swicth Otomatis / Manual
Otomatis • Lampu Indikator

MENYALAKAN Manual Bahan Bakar Cair


KETEL UAP • Temperatur
• Atur udara pembakaran (damper)
• Keluarkan gas - gas didalam dapur

Bahan Bakar Gas

• Kebocoran gas
• Tekanan gas
Bahan Bakar • Ventilasi dapur & saluran gas buang
Batu • Tidak nyala, hentikan segera
bara

• Buka dapur lebar - lebar, tutup pintu api, taburkan abu/bara/sisa diatas rangka bakar
• Kayu & minyak nyala pintu setengah
• Garuk batu bara yang, agar merata terbakar
Yang harus diperhatikan oleh operator pada kondisi normal

Mengontrol Ketinggian air Mengontrol tekanan uap


• Gelas pedoman, standar * Indicator pedoman tekanan
• Pembuangan * Katup pengaman

Pembakaran
* Campuran udara & BBakar
* Temperatur ruang pembakaran
MEMBERSIHKAN BAGIAN PANAS SELAMA KETEL
UAP DI OPERASIKAN

Jelaga

1. Jelaga yang melekat menurun


efesiensi ketel : 2. Pembersihan setelah
 Meniup jelaga
peniupan jelaga
 Mengatur ventilasi
 Saluaran buang (drain out)
 Metoda peniupan jelaga
 Memeriksa ke efektifan jelaga
GANGGUAN SELAMA KETEL UAP DI
OPERASIKAN

1.Ketinggian air Abnormal low/


tidak normal terlalu rendah

Tindakan
* Suplay BBK hentikan.
* Pembakaran hentikan.
* Temperatur kurangi.
* Jangan memasukan air
Penyebab : mendadak
• Kelalaian
• Gelas pedoman tidak berfungsi
• Kebocoran
• Peralatan pembatas tidak berfungsi
• Peralatan pengisi air rusak
2. Ketel berhenti mendadak

• Stop suplay bahan bakar ke burner


• Stop udara pembakaran
• Tutup katup utama
• Jika dibutuhkan masukan air
kedalam ketel uap dan sesuai
standar

3. Emergency stop kontrol otomatis

• Flame detector
• Fungsi interlock
• Peralatan pengapian
• Kabel listrik
Foaming : Gelembung-gelembung di permukaan air &
terjadi disemua permukaan air dalam ketel

MUATAN YANG TERBAWA (CARRY


OVER)

Priming : Penambahan konsumsi uap yang berlebihan atau


permukaan air didalam drum terlalu tinggi atau
terlalu rendah

Silika berlebihan : Silika salah satu zat yang


terkandung dalam air ketel
• Konsunsi uap terlalu besar
• Air terlalu tinggi
• Katup uap menutup & membuka terlalu cepat
• Suspensasi terlalu kuat
Sebab muatan yang terbawa • Alkaninitas tinggi bercampur dengan solid
• Nilai silika tinggi didalam air ketel
• Kosentrasi air ketel tinggi

Kerugian MUATAN YANG TERBAWA (CARRY OVER)

• Tidak menghasilkan uap kering


• Pengukuran tinggi rendah air sangat sukar
• Katup pengaman cepat kotor
• Uap yang disuplay ke superheter akan overheating
• Transmiter kontrol otomatis akan rusak(timah hitam naik)
• Kurang air dalam pipa sewaktu air dikeluarkan dapat
Tindakan yang dilakukan
menyebabkan pukul balik
• Uap berbau, tidak dapat dipergunak langsung jika carry over

* PENGURANGAN JUMLAH BAHAN BAKAR KE BUNER


*TUTUP KATUP UAP UTAMA & BIARKAN JUMLAH AIR SEIMBANG
* DIBUANG SEDIKIT AIR DIDALAM KETEL & TAMBAHKAN AIR YANG BARU
* UJI FUNGSI DARI KATUB PENGAMAN, GELAS PEDOMAN, PERALATAN PEMBUANG
* AMBIL SEMPEL AIR KETEL & PERIKSA
TAMBAHAN PEMBAKARAN (SECONDARY
COMBUSTION) GAS PEMBAKARAN YANG TIDAK
TERBAKAR, DIBUANG DARI DAPUR KEMUDIAN TERJADI
PEMBAKARAN LAGI DI TEMPAT PEMBUANGAN ASAP (GAS
DUCT) ATAU DITEMPAT UDARA PANAS

Resonanci (gaung)

Penyebabnya : Mengatasinya:
• Banyak embun/uap basah pada • Gunakan bbakar mengandung
bahan bakar kelembaban rendah
• Percampuran bbakar dengan oksigen • Atur jumlah udara panas
jelek (kecepatan burner rendah) • Atur kecepatan burner
dengan bentuk dapur
• Tertahan karena adanya aliran
• Modifikasi dapur dan
pusaran-pusaran gas didalam
cerobong asap (smoke duct) cerobong asap
• Biarkan sisa abu (batubara)
MENGHENTIKAN KETEL
UAP

Bahan bakar cair dan gas


Bahan bakar batu bara
 Stop suplay bahan bakar
 Stop suplay udara pembakaran  Tumpukan batubara basah atau
 Turunkan tekanan uap, tutup abu basah pada tumpukan api
katub pengisi air ketel (pompa)  Setelah api padam keluarkan
abu & clingker
 Stop katup uap utama
 Tutup damper
Pengujian dan pengukuran pada ketel uakondisi di operasikan


PENGUKURAN PADA KONDISI DI
OPERASIKAN

 Temperatur dan tekanan

 Konsunsi bahan bakar

 Temperatur gas buang

 Jumlah/kecepatan air pengisi dan temperatur

 Bagaimana Menyusun/mencatat selama ketel uap


dioperasikan
Energi yang
Energi yang masuk
masuk&&keluar
keluar pada
pada ketel
ketel uap
uap

Ketel
Keteluap
uap Hasil
Hasiluap
uap&
Bahan
BahanBakar
Bakar Tekanan
Tekananuap ,,
uap air
airpanas
panas
Temperatur
Temperaturair
airpanas
panas

Temperatur
Temperaturuap ,,
uap Gas buang
Air
AirPengisi
Pengisi Ketinggian air
Ketel Ketinggian airketel
keteluap
uap
Keteluap
uap

Udara
UdaraUntuk
Untuk Tekanan didapur Panas yang hilang
Pembakaran
Pembakaran Tekanan didapur

Pengukuran pada kondisi di operasikan


PERSIAPAN, PEMERIKSAAN, DAN
PENGUJIAN PESAWAT UAP
a. Tutup katup utama
b. Hentikan ketel uap
c. Pasang flange buntu
d. Kurangi tekanan uap
e. Setelah ketel uap dan tembokan dingin keluarkan air perlahan-lahan
f. Lepaskan semua alat perlengkapan
a. Periksa bagian yang berhubungan dengan
ketel lain (Katup Uap, Katup Pengisi)
b. Periksa gas berbahaya (Gas beracun, gas
mudah meledak)
c. Pastikan ventilasi kondisi baik (buka lubang
lumpur, lalu orang, damper dan pintu udara
lainnya)
d. Bila menggunakan tangga, Pasanglah tangga
dengan posisi yang benar
e. Beri penerangan yang cukup (tegangan listrik
Max. 50 Volt)
a. Pembersihan sisi api (jelaga dan debu)
• Semburan Uap
• Semburan Udara
• Alat Mekanis

b. Pembersihan sisi uap/air (lumpur)


•Semprotan Air
•Alat Mekanis
•Bahan Kimia
PEMERIKSAAN
PESAWAT UAP
I. Untuk kelancaran pemeriksaan dan pengujian pesawat uap
pengusaha/pengurus membantu peralatan untuk keperluan apa saja
yang di perlukan dalam hal pemeriksaan pesawat uap

Pemeriksaan pesawat uap dibagi atas :


1.Pemeriksaan baru
2.Pemeriksaan berkala
3.Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan Baru
Adalah pemeriksaan / pengujian pesawat uap yang dilakukan
sebelum pesawat uap tersebut dipergunakan untuk mendapatkan ijin
pemakaian.
Pemeriksaan dilakukan :
A. Pemeriksaan dokumen :
1.Gambar konstruksi beserta gambar detail
2.Sertifikat material
3.Perhitungan
4.Laporan NDT / MT
5.WPS (Welding Procedure Spesification)
6.Perlakuan panasan bila ada
B. Penyesuaian gambar konstruksi dengan pesawat uapnya meliputi :
Diameter, panjang, tebal, jumlah, detail, alat apendagese
Bila tidak sesuai diadakan Redrawing sesuai dengan pesawatnya.
C. Pemeriksaan visual
- Dilakukan pada bagian luar dan dalam untuk itu perlu dibuka
salut dan manhole cheek hole, apendagese.
- Pemeriksaan terhadap sambungan.
D. Pengujian tehadap alat apendagese meliputi :
Safety value, manometer, pump, gelas praduga, dsb
E. Hydrostatic Test.
- Air diisi dengan temperature air 210C penuh
- Semua lubang ditutup
- Pompa tekan disiapkan
- Pemasangan chart
 
P
 
 
 
 
 

W
d. steam test dan penyetelan safety valve
2. Pemeriksaan berkala
a. Pemeriksaan dokumen
-.Akte izin
b. Pemeriksaan visual
- Korosi, Fitting, Abrasi, Retak, Perubahan bentuk, Defleksi
c. Hydrostatic test bila dibutuhkan
d. Steam test bila diperlukan dan sekaligus penyetelan
safety valve.
3. Pemeriksaan khusus dilakukan bila :
a. Boiler telah berusia lebih dari 35 tahun
b. Boiler telah berusia 70 tahun
c. Bila Boiler terbakar, meledak
d. Boiler akan dipergunakan lagi
e. Boiler mendapatkan kerusakan berat dan telah diperbaiki
Tujuan : Untuk mengetahui kemunduran akibat usia boiler
apakah masih baik untuk beroperasi.
Jenis pemeriksaan

a. Pemeriksaan bahan (PB)


PB I diambil dari rounsel pada daerah yang berhubungan
uap dan air dengan < 100< d<120 mm
Sample dikirim ke laboratorium untuk diadakan pemeriksaan
dengan perpiece
 2 test piece tarik
 3 test piece bending (pembengkokan)
 3 test piece charpy
 Pemeriksaan unsur kimia
 Struktur material

Dari beberapa ini akan ditentuka / diputuskan apakah bahan


tersebut masih dapat dipaki atau tidak ( afkir)
b. Pemeriksaan NDT meliputi
- Structur material
-Pengukuran ketebalan
-Pemeriksaan las-lasan
-Perhitungan kembali
c. Pemeriksaan visual pada permukaan luar dan dalam meliputi :
-Badan ketel (drum)
-Lorong api (room chamber)
-Tube plate (pipa)
-Dishead (tutup / fron)
-Tube ( Fair Tube / Water Tube )
-Untuk mencari
-Retak
-Filting
-Abrasi
-Defleksi
-Perluasan karena Overheating
-Perubahan bentuk
- Dll.
PENGUJIAN BAHAN
DT (DESTRUCTIVE TEST)
(ATAU PENGUJIAN MERUSAK PADA UMUMNYA
DISEBUT PENGUJIAN MEKANIS)

Terdiri dari :
a. Pengujian Kuat Tarik (Tensile Strength

b. Pengujian Kekerasan (Hardness Test)

c. Pengujian Pukul Takik (Impact Test)

d. Pengujian Lengkung (Bending Test)

e. Pengujian Metalographi
• Uji tarik dimaksudkan untuk mengetahui :
- Kekuatan maksimum logam : σ mak
(kg/mm2 atau N/mm2) terhadap
beban yang bekerja pada logam
tersebut
UJI
KEKERASAAN
 Makna nilai kekerasan suatu material berbeda untuk
kelompok bidang ilmu yang berbeda
 Bagi insinyur metalurgi kekerasan adalah ketahanan
material terhadap penetrasi
 Insinyur disain nilai tersebut adalah ukuran dari
tegangan alir
 Insinyur lubrikasi kekerasan berarti ketahanan
terhadap mekanisme keausan
 Untuk para mekanik work-shop lebih bermakna kepada
ketahanan material terhadap pemotongan dari alat
potong
BENDING TEST

Menentukan sifat mampu bentuk bahan

Termasuk sifat mampu bentuknya setelah


mengalami proses pengelasan
PEMERIKSAAN NDT (NON DESTRUCTIVE TEST)
PENGUJIAN TIDAK MERUSAK
• Tidak merusak: Metode fisis untuk menentukan
kondisi bahan tanpa merusak bahan pengujian
terhadap karakteristik bahan dilakukan secara tidak
langsung,tetapi melalui karakteristik yang dapat
dihubungkan dengan keadaan yang sebenarnya
• Keuntungan metode UTR:
- Tidak merusak bahan
- Dilakukan di lapangan (di lokasi alat/bahan)
- Dapat dilakukan pada bahan sebanyak yang
diinginkan (tidak sebatas pada sepotong benda uji)
CACAT LAS (WELDING DEFECT)

• Pengelasan adalah proses penyam-bungan dua


buah logam atau lebih dengan menggunakan
sumber panas dari busur api atau semburan api
gas, sehingga logam yang disambung mencair
bersama logam pengisi atau tanpa logam
pengisi menjadi fusi (padu).
Retak Bawah Manik Las (Under Bead Crack)

Retak Akar Las (Root Crack)


Retak memanjang

LONGITUDINAL

C
Retak melintang

TRANSVERSAL
PEMERIKSAAN NDT
(NON DESTRUCTIVE TEST) PENGUJIAN TIDAK MERUSAK

Pengujian Tidak merusak: Metode fisis untuk menentukan kondisi bahan


tanpa merusak bahan pengujian terhadap karakteristik bahan dilakukan
secara tidak langsung, tetapi melalui karakteristik yang dapat dihubungkan
dengan keadaan yang sebenarnya
JENIS ALAT
NDT
A. NDT –Radiasi
Radiograpy
 X – Ray ,
 ɣ Ray (Cobal –60, Iridium –192, dan calsium -137)

B. NDT Non Radiasi


 Liquid Penetrant ( PT)
 Uji Visual ( VT)
 Magnetic Partical (MT)
 Eddy Current ( ET)
 Thickness Meter
 Ultrasonic (UT)
 Dan lain-lain
RADIOGRAF
I
Pengujian Radiografi adalah salah satu metode pengujian non
destruktif yang cocok untuk mendeteksi adanya cacat di dalam
suatu bahan. Metode ini diterapkan secara luas untuk menguji
bagian yang di las atau barang tempaan seperti pressure
vessel/bejana yang menggunakan tekanan tinggi, badan kapal,
pipeline/jaringan pipa serta struktur jenis lain.
Metode:
Sinar –sinar elektromagnetik (sinar x – sinar ɣ) ditembuskan
kepada bahan lalu direkam dalam film khusus. Dari hasil
rekaman dalam film akan diamati. Namun pemakaian alat ini
harus hati –hati karena sinar elektromagnetik dapat berbahaya
bagi manusia juga harganya relatif mahal dibandingkan dengan
metode lainnya.
Operator harus memiliki sertifikat.
PEMERIKSAAN CACAT RADIOGRAPHY SINAR X

 Benda tuang harus bersih dari minyak dan kotoran


 Memasang film pada tempatnya
 Benda tuang yang diuji diletakkan diantara tabung sinar x dan film
 Menghidupkan sinar x, sehingga mengenai benda tuang dan
tembus ke film
 Melakukan pencucian film
 Mengamati film dengan teliti jika terdapat cacat maka pada film
akan terlihat noda hitam
PENGUJIAN
VISUAL
 Pengujian visual yaitu proses pengujian yang dilakukan
dengan menggunakan alat indera mata tanpa alat
bantu lain
 Pengujian langsung dilakukan oleh penguji dengan
melihat benda coran
 Pengujian ini terbatas pada cacat-cacat permukaan
yang dapat terlihat oleh alat indera mata
 Hasil yang dicapai tergantung dari ketelitian,
keterampilan dan pengalaman dari penguji
PENGUJIAN
VISUAL

 Kekasaran permukaan dan Porositas

 Retakan

 Aliran logam

 Inklusi pasir cetak

 Deformasi atau melintir

 Ukuran
METODE CAIRAN PENETRAN

Uji menggunakan cairan penetran adalah salah satu metode yang


mampu mendekteksi cacat terbuka pada permukaan suatu bahan
atau komponen,misalnya retakan terbuka.
Uji cairan penetran dapat dilakukan pada semua jenis bahan,asal
permukaannya tidak menyerap cairan penetrtan tersebut.
Prinsip kerja
Prinsip dasar uji penetran adalah sifat kapilaritas.Bila celah yang
sangat sempit diberi cairan,maka celah tersebut mampu menyedot
cairan sehingga celah akan berisi cairan.Cairan yang ada didalam
celah akan dapat disedot keluar kepermukaan bila ujung celah diberi
developer yang daya kapilaritasnya lebihn kuat.
Cairan yang disedot oleh developer diujung celah akan memberikan
indikasi bahwa ditempat tersebuit terdapat celah.
PEMERIKSAAN CACAT PERMUKAAN DENGAN
DYE PENETRANT

Memeriksa cacat halus pada permukaan coran


Dapat digunakan untuk semua jenis logam, baik magnetik
maupun tidak
Ada 2 pemeriksaan :
1. Dengan fluorensen
2. Pemberian zat pewarna
Prinsip pemeriksaan sama, perbedaan pada warna cairan
penetran dan developernya
PROSEDUR PEMERIKSAAN CACAT DENGAN
DYE PENETRANT

1. Membersihkan permukaan benda


tuang yang akan diperiksa dari
karat, minyak dan kotoran lainnya
2. Pemberian cairan penetran
dengan jalan dicelup atau
dioleskan, atau disemprotkan
sehinggga menutupi semua
permukaan yang akan diuji.
3. Benda uji dibiarkan selama 10 –
20 menit, agar cairan penetran
meresap pada retakan. Lamanya
tergantung rekomendasi dari yang
disarankan pada cairan penetran
4. Membersihkan permukaan benda
tuang yang diuji denga jalan dilap
dengan kain
5. Menggunakan cairan developer (putih)

6. Inspeksi
II Persiapan yang harus dilakukan oleh pengurus, pemilik atau operator boiler
dalam hal kelancaran / pemeriksaan dan pengujian adalah :

1. Pembukaan Salut :
2. Pembersihan bagian dalam / luar dengan
a. sistem mekanis (brush, gernida, pahat,
martil, kertas pasir, dll)
b. sistem kimia (dengan menggunakan bahan
kimia)
3. Perubahan semua alat : Apendage ( Tingkap
penguapan, Manometer, Gelas duga, proses timah)
- Alat tersebut dibersihkan
- Alat yang rusak diganti dengan baru yang telah diganti dengan baru yang
telah diuji dan fugsinya.
4. Pembuatan tangga (lader) agar dapat masuk kedalam atau keluar
5. Pembuatan Scafolding untuk semua bagian
sehingga inspektur dapat melakukan tugasnya

6. Persiapan / penempatan Fan


7. Alat perlengkapan
Penerangan (senter, listrik)
Pakaian kerja (warfak)
Sepatu kerja (safety sheoes)
Topi pengaman (safety helment)
Sabuk pengaman ( safety belt)
Gas detector ( alat deteksi gas)
Pahat, kikir,gerinda
8. Alat penunjang atau bantu bila memungkinkan
 D. Meter thickness ( pengukur ketebalan)
 Ultrasonic flaw detector ( 2 buah deteksi dan gelombang)
 Radiografi
 X- Ray
- Hardness tester
 Poldy hammer
 Hardnes tester digital
 Perlica (untuk melihat struktur)
 Dead weist (kalibrasi manometer)
9. Khusus untuk PB
 Bor
 Pahat
10. Untuk hidrostatic test
 Pompa lengakap dengan manometer
 Selang
 Neepel
 Chart
 Termometer
Dengan tersedianya alat /peralatan tersebut diats
maka bantuan tenaga diperlukan seperti
tenaga khusus yaitu :
 Operator
 Mekanis
 Listrik
 
INSPEKSI &
REPARASI PESAWAT
UAP
Reparasi pada dasarnya dilakukan dengan reparasi ringan dan berat
1. Reparasi Ringan
REPARASI
a. Penggantian pipa api /pipa air
b. Pengelasan karena kebocoran pada lokasi tertentu,mis ;sheel,dishend.tibe
plate dengan ukuran kecil dan tidak begitu berbahaya
c. Pengelasan tempat karena korosi, abrasi, erosi dengan jumlah kecil
d. Bila sudah selesai diadakan pemeriksaan dan perbaikan perlu NDT
e. Pekerjaan ini dilakukan oleh orag-orang yang sudah ahli dan mendapat
penunjukan badan usahanya.
2. Reperasi Berat
Reperai berat bisa terdapat pada shell, tube plat, tutp, lorong api, ruang bakar atau
penggantian pipa api/pipa air yang jumlahnya banyak dan hal ini perlu direperasi
dengan ketentuan sbb :
a Penelitian terhadap kerusakan sampai sejauh mana pengaruhnya atau pelemahannya. Hal
ini perlu pengukuran dan diperhitungkan terhadap kekuatan konstruksi
b. Pembuatan prosedur reperasi
c. Penyimpanan bahan-bahan yang diperlukan
d. Pembuatan gambar konstruksi reperasi dan perhitungan kekuatan konstruksi
e Penyiapan peralatan dan tenaga yang sudah mempunyai kepentingan
untuk itu
f. Pengajuan ke Depnaker untuk mendapat pengesahan gambar konstruksi dengan cara
perbaikan dan pemeriksaan
g. Setelah selesai perlu diperiksa secara NDT dan Hydrostatic test
h. Semua perbaikan ini akan dituliskan dalam akte izin boiler tersebut
Hal-hal lain yang dianggap perlu.
SYARAT REPARASI
1. orang/badan hukum yang telah mendapatkan penunjukkan dari yang
berwenang (SKP masih berlaku)
2. Persiapan bahan pengganti dengan Spec yang sesuai dengan aslinya
atau sesuai dengan ketentuan maupun standard yang berlaku
3. Membuat WPS, mempunyai Juru Las bersertifikat Klas-I sesuai Per. No.
02/Men/1982
4. Mengikuti ketentuan maupun standard yang berlaku, dalam membuat
prosedur perbaikan/reparasi
5. Mempunyai peralatan yang memadai sesuai dengan jenis pekerjaan
reparasi dimaksud.
REPARASI RINGAN

1. Penggantian pipa api/air < 10% dari jumlah pipa


2. Perbaikan las memanjang/melingkar dengan jumlah < 25%, dari panjang
masing-masing las
Menentukan berat ringannya cacat (kerusakan yang harus direperasi)
Tidak semua cacat harus direperasi, tetapi dilihat dari berat ringannya cacat yang
bersangnkutan. Adapun yang perlu direperasi serta cara reperasinya adalah :
1. Komponen atau bagian pesawat yang mengalami lenturan, pelendungan berat,
pecah atau retak berat harus diganti baru. Komponenn atau bagian yang
mengalami pelendungan sedang, bagian tersebut perlu dibuang kemudian
ditambal
2. Pipa api, pipa air yang terbakar, pecah, melentur, membengkok, menipis,
keropos, melendung harus diganti baru. Penggantian dapat secara keseluruhan,
satu pipa atau sebagian dari pipa yang bersangkutan
3. Las-lasan yang hampir lepas, capuk-capuk, menipis, harus dibongkar dan dilas
kembali
4. Plat badan, plat pipa yang retak dapat direparasi dengan cara :
a. Pengelasan setelah bagian yang retak dibuang
b. Diganti baru bila retakannya cukup parah
c. Dengan penambalan.
5. Plat badan, peti api, lorong api, ruang nyala yang ada tanda-tanda terbakar
yang mana setelah diteliti terjadi kemunduran kekuatan bahan yang cukup
berarti, maka plat tersebut harus dipotong kemudian ditambal atau diganti
6. Plat badan yang mengalami penipisan berat sebagian harus direperasi ,
dengan cara dibuang, bagian tersebut kemudian ditambal.
7. Plat yang mengalami penipisan setempat ringan, cukup dengan dilas
penambalan.

PENJELASAN
a. Pelendungan ringan adalah pelendungan setempat dimana :
b. Pelendungan sedang ialah bila batas pemotongan pelat tidak mencapai sudut
180O atau D max – D min 2 % nominal
c. Pelendungan berat ialah bila batas pemotongan pelat mencapai 180O atau
lebih
d. Batas pemotongan pelat ditentukan berdasarkan penelitian/pemeriksaan
khusus
TINGKATAN REPERASI
Sesuai dengan tingkat kerusakan, maka reparasi digolongkan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu :
- Reparasi berat
- Reparasi ringan

1. Reparasi Berat
Ialah reparasi komponen/bagian pesawat uap yang mana bagian tersebut secara konstruktif
memegang peranan dalam hal kekuatan konstruksinya. Yang termasuk kategori ini ialah :
a. Penambalan/penggantian lorong api, kamar nyala, peti api, boiler, dom
uap, pelat, pipa/pron
b. Penambalan pelat badan/pelat peti api/kamar nyala
c. Penggantian head (water kast)
d. Penggantian pipa dari ketel uap pipa air sebanyak > 10% dari jumlah pipa
e. Perbaikan pas-pasan memanjang/melingkar badan atau bagian lain
dimana panjang las yang akan diperbaiki melebihi 25% dari panjang
masing-masing las yang bersangkutan
2. Reparasi Ringan
a. Penggantian pipa api
b. Penggantian pipa air dengan jumlah< 10% dari jumlah pipa
c. Perbaikan las memanjang/melingkar dengan jumlah < 25% dari
panjang masing-masing las

PENELITIAN KHUSUS
Suatu cacat/kerusakan kadang-kadang memerlukan penelitian khusus sebelum
dilakukan perencanaan reparasi. Cacat-cacat yang perlu penelitiankhusus
terutama adalah :
1. Cacat/kerusakan dalam bentuk pelendungan atau terbakar
2. Retakan-retakan
Cacat Karena Bentuk Lendungan/Terbakar
Penelitian khusus pada cacat semacam ini adalah bertujuan untuk mencari
dasar garis batas antara bagian yang masih baik dengan bagian yang sifat
mekanisnya telah mengalami kemunduran akibat terbakar atau sebab-sebab
lainnya yang menyebabkan terjadinya pelendungan.
Apabila garis tersebut sudah diketahui maka dapat ditetapkan batas
pemotongan dan juga cara-cara reparasinya (harus diganti atau ditambal
saja). Dengan demikian gambar rencana reparasinya dapat dibuatkan
berdasarkan hasil penelitian khusus tersebut.
Penelitian dapat menggunakan alat yang disebut poldy hemer atau alat-alat
yang dapat mendekati batas kelemahan material.

Cacat Berupa Retakan


Penelitian khusus pada cacat yang berupa retakan, baik pada pelat dinding
(misal pelat pipa), sekitar kelingan atau pada las-lasan bertujuan mencari
batas retakan terutama yang tidak terlihat secara visual.
Dengan diketahuinya retakan tersebut, ditetapkan batas-batas sejauh mana
reparasi tersebut harus dilakukan dan jenis reoparasinya. Untuk penelitian
khusus ini digunakan pesawat ultrasonoc, dyacheck, magnetes dan lain-lain.

Pengawasan Pelaksanaan Reparasi


Pengawasan pelaksanaan reparasi dimulai sejak pemotongan/pelepasan bagian
yang akan direparasi/diganti sampai dengan pengujian.
A. Syatat-syarat Umum
1. Reparasi suatu pesawat uap harus dilakukan oleh bengkel konstruksi
pesawat uap yang telah disahkanoleh Direktur DBPNKK dan Hyperkes
2. Harus mengikuti syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam
pengesahannya
3. Bila karena sesuai hal terpaksa diperlukan penyimpangan, atas gambar
yang telah disahkan, hal tersebut terlebih dahulu dimintakan
dispensasi dari direktur DBPNKK dan Hyperkes
B. Tahap Pengwasan Pelaksanaan Reparasi
Pengawasan pelaksanaan reparasi pesawat uap dilakukan secara bertahap antara
lain :
1. Pengecekan sebelum pekerjaan dimulai :
a. Mengecek material yang akan dipakai untuk pengganti/penambal
b. Mengecek kwalitas juru las dan elektroda las
c. Mengecek persiapan pengelasan sudut/penyerongan kampuh las,
sela akan dan bibir plat serta pelat pencobaan las.
2. Pengecekan alur las untuk las lawan
3. Lain-lain yang dipandang perlu sesuai dengan kondisi reparasi yang
bersangkutan.

Untuk reparasi dalam bentuk penggantian (misal: ganti boiler, lorong api, peti api
dan ruang nyala) maka tahapan pengawasan seperti pada pembuatan pesawat
uap.
PROSEDUR REPARASI
RINGAN
1). Pemeriksaan Buku AI.
2). Pemeriksaan visual.
3). Mencatat hasil dan saran dalam buku AI.
4). Repair dilaksanakan oleh yg
berwenang awasi.
5). Pemeriksan visual.
6). NDT jika perlu
7). Hydro test.
8). Steam Test.
REPARASI BERAT

Yang termasuk kategori Reparasi Berat ialah :


a. penambahan/penggantian lorong api, kamar nyala, peti api, bouiller,
dom uap, pelat pipa/tube plate
b. Penambalan pelat badan/pelat pipa api/kamar nyala
c. Penggantian Header-header
d. Penggantian pipa dari ketel uap pipa air sebanyak ≥ 10% dari jumlah
pipa
e. Perbaikan las-lasan memanjang – melingkar badan atau bagian lain
dimana bagian las yang akan diperbaiki melebihi 25% dari panjang
masing-masing las yang bersangkutan.
PROSEDUR REPARASI
BERAT
1). Pemeriksaan Buku AI
2). Pemeriksaan visual,jika perlu NDT
3). Mencatat dalam Buku AI.
4). Proses pengesahan Gambar
rencana.
5). Pelaksanaan repair berpedoman
pd gambar rencana repair.
6). Pemeriksaan visual,jika perlu NDT
7). Hydor Test.
8). Steam test.
9). Mencatat dalam buku AI.
Gbr. 4. Pipa 101 D terlihat telah putus.
Gbr. 4. Pipa 101 D terlihat telah putus.
KEBOCORAN DRUM-HEADER DAN KERUSAKAN
MATERIAL
Terima Kasih
Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai