2
TUJUAN PELATIHAN
Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta
pelatihan mampu
mengoperasikan pesawat uap sesuai
Peraturan Uap thn1930 dan PERMENaker
NO. 01/MEN/1988
MANFAAT PELATIHAN
Dapat Melakukan Pekerjaan Dengan Baik dan Benar
Mengkonversikan energi kimia dari bahan bakar menjadi
energi panas dan selanjutnya memanfaatkan energi
panas tersebut untuk proses pendidihan (boiling) air untuk
menghasilkan air panas atau uap air.
Bahaya yang timbul dari Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Operator
Kurang terampil
Ceroboh / lalai
7
DASAR HUKUM
1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-Undang Uap 1930
3. Peraturan Uap 1930
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja :
a). No. Per.37 Tahun 2016, Tentang Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun
b). No. Per.01/Men/1988, Tentang Kwalifikasi dan Syarat-
syarat Operator Pesawat Uap
8
ISTILAH -ISTILAH
9
ISTILAH –ISTILAH lanjutan
4. Pesawat Uap Tetap ialah : Semua Pesawat yang di tembok atau Dalam
tembokan Pesawat Uap berpindah semua Pesawat yang tidak ditembok
(Pasal 4 UU Uap)
5. Ketel Uap Tekanan Tinggi ialah : Ketel Uap dimana Tekanan Uapnya > ½
Kg/cm 2 (Pasal 1 Peraturan Uap)
6. Ketel Uap Tekanan rendah ialah : Ketel Uap dimana Tekanan Uapnya ≤ ½ Kg/cm 2
12
PERALATAN / PERLENGKAPAN
PESAWAT UAP
1. KETEL UAP (TEKANAN > ½ kg/cm2)
Sekurang-kurangnya dua tingkap pengaman /pressure safety valve
Sekurang-kurangnya satu pedoman tekanan / pressure gauge
Sekurang-kurangnya dua gelas pedoman air
Sekurang-kurangnya dua pompa pengisi
Alat memberitahukan kekurangan air / pluit bahaya / alarm
Tanda batas air terendah
Kerangan / katup untuk dipasangkan pedoman tekanan coba
Kerangan/katup pembuang
Pelat nama / name plate
Lubang lalu orang / man hole
13
2. KETEL UAP TEKANAN RENDAH (TEKANAN ≤ ½ kg/cm2)
14
4. PESAWAT UAP SELAIN KETEL UAP (ALAT-ALAT LAINNYA)
● Pemanas Air
Satu tingkap pengaman / pressure safety value
Satu kerangan / katup pembuang
Satu katup yang menutup sendiri pada lubang pengisi
Lubang lalu orang
Lubang pemeriksaan
● Pengering Uap
● Bejana Uap
Satu tingkap pengaman
Bila : Tekanan kerja maksimal yang diijinkan untuknya > 1/2
tekanan tertinggi dari pesawat uap pemberi uap.
Dua tingkap pengaman
Bila : Tekanan maksimal yang diijinkan untuknya < ½ tekanan
tertinggi dari pesawat uap pemberi uap.
Satu pedoman tekanan
Lubang lalu orang
Lubang pemeriksaan
16
PESAWAT UAP YANG TIDAK PERLU AKTE IJIN /
PENGESAHAN PEMAKAIAN
1. Ketel Uap
Luas pemanas (m2) X tekanan tertinggi (Kg/cm 2) ≤ 0,2
2. Pemanas Air
Diameter dalam ≤ 50 mm
Diameter dalam ≤ 25 mm
17
2. PEMERIKSAAN PERTAMA
Pemeriksaan dokumen teknis A, B, C di atas
Pemeriksaan visual
Pengujian hydrotest
Pengujian dengan uap (Steam Test)
PEMERIKSAAN BERKALA
1. Perioda Pemeriksaan
A.Ketel Uap di Kapal Laut Max 1 x 1 Tahun
B.Ketel Uap di Darat Max 1 x 2 Tahun
C.Ketel Uap Kereta Api Max 1 x 3 Tahun
D.Pesawat Uap selain Ketel Uap Max 1 x 4 Tahun
E.Bejana Tekan Max 1 x 5 Tahun
F.Tangki Timbun Max 1 x 5 Tahun
19
PEMERIKSAAN KHUSUS
1. Operator Kelas I
Wewenang :
2. Operator Kelas II
Wewenang :
Melayani Ketel Uap Kapasitas ≤ 10 Ton/jam
Pesawat uap selain ketel uap untuk semua ukuran
21
JUMLAH OPERATOR UNTUK SETIAP SHIFT
1. Satu ruangan satu Ketel Uap
Jumlah Operator Untuk I Ketel Uap
Kapasitas Uap
Operator Kelas II Operator Kelas I
22
Lanjutan
JUMLAH OPERATOR UNTUK SETIAP SHIFT
2. Satu ruangan beberapa Ketel Uap
Jumlah Operator pada setiap Ruangan
Kapasitas Setiap Ketel Uap (Q)
Operator Kelas II Operator Kelas I
Jumlah K Uap
EQ < 20 Ton/ jam -
2
< 10 Ton/jam
Jumlah K Uap
EQ > 20 Ton/ jam 1 Orang
2
>10 Ton / jam - < 20 Jumlah K Uap Jumlah K Uap
Ton / jam 2 2
>20 Ton / jam - < 40 Jumlah K Uap
Ton / jam Jumlah K Uap
2
>40 Ton / jam - < 60 Jumlah K Uap
Ton / jam 2 x Jumlah K Uap
2
>60 Ton / jam - < 80 Jumlah K Uap
Ton / jam 3 x Jumlah K Uap
2
>80 Ton / jam 3 x Jumlah K Uap Jumlah K Uap
23
PENGOPERASIAN KETEL UAP
Operator
Mengetahui Pembakaran
Mencegah polusi
Menggunakan Bahan Bakar lebih Ekonomis
Jadwal, 1 tahun, rutin
Pengukuran
• Kebocoran gas
• Tekanan gas
Bahan Bakar • Ventilasi dapur & saluran gas buang
Batu • Tidak nyala, hentikan segera
bara
• Buka dapur lebar - lebar, tutup pintu api, taburkan abu/bara/sisa diatas rangka bakar
• Kayu & minyak nyala pintu setengah
• Garuk batu bara yang, agar merata terbakar
Yang harus diperhatikan oleh operator pada kondisi normal
Pembakaran
* Campuran udara & BBakar
* Temperatur ruang pembakaran
MEMBERSIHKAN BAGIAN PANAS SELAMA KETEL
UAP DI OPERASIKAN
Jelaga
Tindakan
* Suplay BBK hentikan.
* Pembakaran hentikan.
* Temperatur kurangi.
* Jangan memasukan air
Penyebab : mendadak
• Kelalaian
• Gelas pedoman tidak berfungsi
• Kebocoran
• Peralatan pembatas tidak berfungsi
• Peralatan pengisi air rusak
2. Ketel berhenti mendadak
• Flame detector
• Fungsi interlock
• Peralatan pengapian
• Kabel listrik
Foaming : Gelembung-gelembung di permukaan air &
terjadi disemua permukaan air dalam ketel
Resonanci (gaung)
Penyebabnya : Mengatasinya:
• Banyak embun/uap basah pada • Gunakan bbakar mengandung
bahan bakar kelembaban rendah
• Percampuran bbakar dengan oksigen • Atur jumlah udara panas
jelek (kecepatan burner rendah) • Atur kecepatan burner
dengan bentuk dapur
• Tertahan karena adanya aliran
• Modifikasi dapur dan
pusaran-pusaran gas didalam
cerobong asap (smoke duct) cerobong asap
• Biarkan sisa abu (batubara)
MENGHENTIKAN KETEL
UAP
PENGUKURAN PADA KONDISI DI
OPERASIKAN
Ketel
Keteluap
uap Hasil
Hasiluap
uap&
Bahan
BahanBakar
Bakar Tekanan
Tekananuap ,,
uap air
airpanas
panas
Temperatur
Temperaturair
airpanas
panas
Temperatur
Temperaturuap ,,
uap Gas buang
Air
AirPengisi
Pengisi Ketinggian air
Ketel Ketinggian airketel
keteluap
uap
Keteluap
uap
Udara
UdaraUntuk
Untuk Tekanan didapur Panas yang hilang
Pembakaran
Pembakaran Tekanan didapur
W
d. steam test dan penyetelan safety valve
2. Pemeriksaan berkala
a. Pemeriksaan dokumen
-.Akte izin
b. Pemeriksaan visual
- Korosi, Fitting, Abrasi, Retak, Perubahan bentuk, Defleksi
c. Hydrostatic test bila dibutuhkan
d. Steam test bila diperlukan dan sekaligus penyetelan
safety valve.
3. Pemeriksaan khusus dilakukan bila :
a. Boiler telah berusia lebih dari 35 tahun
b. Boiler telah berusia 70 tahun
c. Bila Boiler terbakar, meledak
d. Boiler akan dipergunakan lagi
e. Boiler mendapatkan kerusakan berat dan telah diperbaiki
Tujuan : Untuk mengetahui kemunduran akibat usia boiler
apakah masih baik untuk beroperasi.
Jenis pemeriksaan
Terdiri dari :
a. Pengujian Kuat Tarik (Tensile Strength
e. Pengujian Metalographi
• Uji tarik dimaksudkan untuk mengetahui :
- Kekuatan maksimum logam : σ mak
(kg/mm2 atau N/mm2) terhadap
beban yang bekerja pada logam
tersebut
UJI
KEKERASAAN
Makna nilai kekerasan suatu material berbeda untuk
kelompok bidang ilmu yang berbeda
Bagi insinyur metalurgi kekerasan adalah ketahanan
material terhadap penetrasi
Insinyur disain nilai tersebut adalah ukuran dari
tegangan alir
Insinyur lubrikasi kekerasan berarti ketahanan
terhadap mekanisme keausan
Untuk para mekanik work-shop lebih bermakna kepada
ketahanan material terhadap pemotongan dari alat
potong
BENDING TEST
LONGITUDINAL
C
Retak melintang
TRANSVERSAL
PEMERIKSAAN NDT
(NON DESTRUCTIVE TEST) PENGUJIAN TIDAK MERUSAK
Retakan
Aliran logam
Ukuran
METODE CAIRAN PENETRAN
6. Inspeksi
II Persiapan yang harus dilakukan oleh pengurus, pemilik atau operator boiler
dalam hal kelancaran / pemeriksaan dan pengujian adalah :
1. Pembukaan Salut :
2. Pembersihan bagian dalam / luar dengan
a. sistem mekanis (brush, gernida, pahat,
martil, kertas pasir, dll)
b. sistem kimia (dengan menggunakan bahan
kimia)
3. Perubahan semua alat : Apendage ( Tingkap
penguapan, Manometer, Gelas duga, proses timah)
- Alat tersebut dibersihkan
- Alat yang rusak diganti dengan baru yang telah diganti dengan baru yang
telah diuji dan fugsinya.
4. Pembuatan tangga (lader) agar dapat masuk kedalam atau keluar
5. Pembuatan Scafolding untuk semua bagian
sehingga inspektur dapat melakukan tugasnya
PENJELASAN
a. Pelendungan ringan adalah pelendungan setempat dimana :
b. Pelendungan sedang ialah bila batas pemotongan pelat tidak mencapai sudut
180O atau D max – D min 2 % nominal
c. Pelendungan berat ialah bila batas pemotongan pelat mencapai 180O atau
lebih
d. Batas pemotongan pelat ditentukan berdasarkan penelitian/pemeriksaan
khusus
TINGKATAN REPERASI
Sesuai dengan tingkat kerusakan, maka reparasi digolongkan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu :
- Reparasi berat
- Reparasi ringan
1. Reparasi Berat
Ialah reparasi komponen/bagian pesawat uap yang mana bagian tersebut secara konstruktif
memegang peranan dalam hal kekuatan konstruksinya. Yang termasuk kategori ini ialah :
a. Penambalan/penggantian lorong api, kamar nyala, peti api, boiler, dom
uap, pelat, pipa/pron
b. Penambalan pelat badan/pelat peti api/kamar nyala
c. Penggantian head (water kast)
d. Penggantian pipa dari ketel uap pipa air sebanyak > 10% dari jumlah pipa
e. Perbaikan pas-pasan memanjang/melingkar badan atau bagian lain
dimana panjang las yang akan diperbaiki melebihi 25% dari panjang
masing-masing las yang bersangkutan
2. Reparasi Ringan
a. Penggantian pipa api
b. Penggantian pipa air dengan jumlah< 10% dari jumlah pipa
c. Perbaikan las memanjang/melingkar dengan jumlah < 25% dari
panjang masing-masing las
PENELITIAN KHUSUS
Suatu cacat/kerusakan kadang-kadang memerlukan penelitian khusus sebelum
dilakukan perencanaan reparasi. Cacat-cacat yang perlu penelitiankhusus
terutama adalah :
1. Cacat/kerusakan dalam bentuk pelendungan atau terbakar
2. Retakan-retakan
Cacat Karena Bentuk Lendungan/Terbakar
Penelitian khusus pada cacat semacam ini adalah bertujuan untuk mencari
dasar garis batas antara bagian yang masih baik dengan bagian yang sifat
mekanisnya telah mengalami kemunduran akibat terbakar atau sebab-sebab
lainnya yang menyebabkan terjadinya pelendungan.
Apabila garis tersebut sudah diketahui maka dapat ditetapkan batas
pemotongan dan juga cara-cara reparasinya (harus diganti atau ditambal
saja). Dengan demikian gambar rencana reparasinya dapat dibuatkan
berdasarkan hasil penelitian khusus tersebut.
Penelitian dapat menggunakan alat yang disebut poldy hemer atau alat-alat
yang dapat mendekati batas kelemahan material.
Untuk reparasi dalam bentuk penggantian (misal: ganti boiler, lorong api, peti api
dan ruang nyala) maka tahapan pengawasan seperti pada pembuatan pesawat
uap.
PROSEDUR REPARASI
RINGAN
1). Pemeriksaan Buku AI.
2). Pemeriksaan visual.
3). Mencatat hasil dan saran dalam buku AI.
4). Repair dilaksanakan oleh yg
berwenang awasi.
5). Pemeriksan visual.
6). NDT jika perlu
7). Hydro test.
8). Steam Test.
REPARASI BERAT