PENDAHULUAN
Pesawat uap atau juga disebut ketel uap adalah suatu pesawat yang dibuat untuk
mengubah air didalamnya, sebagian menjadi uap dengan jalan pemanasan
menggunakan pembakaran dari bahan bakar. Bejana tekan adalah suatu wadah untuk
menampung energi baik berupa cair atau gas yang bertekanan atau bejana tekan
adalah selain pesawat uap yang mempunyai tekanan melebihi tekanan udara luar
(atmosfer) dan mempunyai sumber bahaya antara lain; kebakaran, keracunan,
gangguan pernafasan, peledakan, suhu ekstrem. Pengawasan K3 mekanik adalah
serangkaian kegiatan pengawasan dan semua tindakan yang dilakukan oleh pegawai
pengawas ketenagakerjaan atas pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan terhadap objek pengawasan K3 mekanik di tempat kerja pengawasan K3
mekanik terdiri dari pesawat angkat-angkut serta pesawat tenaga produksi.
Seperti yang telah kita pahami dan pelajari bersama bahwa ruang lingkup keselamatan
kerja yang tertuang pada UU. No. 1 tahun 1970 pasal 2 mengatakan bahwa ruang
lingkup keselamatan kerja adalah seluruh tempat kerja baik di darat, udara, di dalam
tanah, permukaan air dan dalam air yang berada di kekuasaan hukum Indonesia dan
menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Permen No.02/MEN/1992 pasal 2 bahwa
suatu tempat kerja yang memiliki karyawan yang berjumlah > 100 karyawan dan
perusahaan yang memiliki karyawan < 100 karyawan tetapi memiliki potesial bahaya
tinggi harus mempunyai ahli K3. Seperti yang terjadi di Hotel Novotel ini, dengan
memiliki jumlah karyawan > 100 karyawan, maka Hotel Novotel sudah memiliki ahli
K3 dan perlu melakukan pengawasan SMK3. Pengawasan yang dilakukan meliputi
pengawasan K3 bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan dan Mekanik.
1
khususnya tempat kerja serta melakukan pengawasan meliputi aspek normatif,
administratif dan dasar teknis.
1.2 TUJUAN
Tujuan dari makalah ini untuk mengidentifikasi sumber-sumber potensi bahaya pada
pesawat uap, bejana tekan dan mekanik yang digunakan pengelola Hotel Novotel.
Dalam Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah kami lakukan di Hotel
Novotel. Pengawasan dan pengamatan dilakukan sebagai berikut:
2. Pengawasan K3 Mekanik
a. Perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, penggunaan atau
pengoperasian, dan pemeliharaan pesawat tenaga dan produksi.
b. Perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, penggunaan atau
pengoperasian, dan pemeliharaan pesawat angkat dan angkut.
c. Operator yang mengoperasikan alat tersebut.
Dasar hukum yang menjadi acuan untuk pengawasan K3 Pesawat Uap, Bejana Tekan
dan Mekanik sebagai berikut :
2
2. Stoom Ordonnantie (Undang-Undang Uap) Tahun 1930
3. Stoom Verordening (Peraturan Uap) Tahun 1930
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 37/MEN/2016
Tentang Bejana Tekan & Tangki Timbun
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 01/MEN/1988 Tentang Kualifikasi
dan Syarat-Syarat Operator Pesawat Uap
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 02/MEN/1982 Tentang Kualifikasi
Juru Las
1.4.2 Mekanik
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pesawat Uap adalah ketel uap dan peralatan lainnya baik tersambung langsung
maupun tidak langsung, berhubungan dengan suatu ketel uap dan diperuntukkan
bekerja dengan tekanan yang lebih besar dari tekanan udara. Sedangkan Ketel uap
adalah suatu pesawat yang dibuat untuk mengubah air ada di dalamnya menjadi
sebagian uap dengan jalan pemanasan. Pemanasan dilakukan dari proses pembakaran
sehingga dalam sistem tenaga uap selalu terdapat tempat pembakaran. Dengan
semakin tingginya tekanan uap maka setiap ketel harus mampu menahan tekanan uap
ini.
6. 1 kran pembuang.
4
Sumber bahaya pada pesawat uap terutama akibat dari pada:
1. Bila manometer tidak berfungsi dengan baik atau bila tidak dikalibrasi
dapat menimbulkan peledakan karena operator tidak mengetahui
tekanan yang sebenarnya dalam boiler dan alat lain tidak berfungsi.
2. Bila safety valve tidak berfungsi dengan baik karena karat atau sifat
pegasnya menurun.
3. Bila gelas duga tidak berfungsi dengan baik yang mana nosel-noselnya
atau pipa-pipanya tersumbat oleh karat sehingga jumlah air tidak dapat
terkontrol lagi.
8. Karena perubahan tak sempurna atau rouster, nozel fuel tidak berfungsi
dengan baik.
Bejana tekan adalah sesuatu alat untuk menampung fluida yang bertekanan atau
bejana selain pesawat uap yang di dalamnya terdapat tekanan yang melebihi tekanan
udara luar dan dipakai untuk menampung gas atau gas campuran termasuk udara baik
terkempa menjadi cair atau dalam keadaan larut atau beku.
5
Jenis bahaya yang ditimbulkan akibat bejana tekan adalah :
5. Bahaya terkena cairan sangat dingin seperti yang disebabkan oleh gas
nitrogen cair dan lain-lain.
2.2 MEKANIK
Pengawasan K3 mekanik adalah serangkaian kegiatan pengawasan dan semua
tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan atas pemenuhan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan terhadap objek pengawasan K3
mekanik di tempat kerja.
6
2.2.1 Pesawat tenaga dan produksi
Pesawat Tenaga dan produksi adalah alat yang bergerak berpindah-pindah atau tetap
yang dipakai atau di pasang untuk membangkitkan atau memindahkan daya atau
tenaga, mengolah, membuat bahan, barang, produksi yang mengandung dan dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan.
Pesawat Tenaga dan produksi terdiri dari :
1. Penggerak mula adalah pesawat yang mengubah energi menjadi tenaga
mekanik dan digunakan untuk menggerakkan pesawat atau mesin, seperti
turbin air dan kincir angin.
2. Turbin adalah mesin penggerak dimana energi fluida kerja dipergunakan
langsung untuk memutar roda turbin.
3. Perlengkapan transmisi tenaga mekanik adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan daya dan putaran mesin baik putarannya berlawanan maupun
searah.
4. Mesin perkakas kerja dan mesin produksi menurut gerakannya, dibagi menjadi:
Mesin perkakas kerja gerak utama berputar, contoh : mesin bor, mesin
bubut, mesin asah dan lain-lain.
Mesin perkakas gerak utama lurus, contoh: mesin press, mesin gunting,
mesin ayak dan lain-lain.
5. Tanur/dapur dapat dijumpai di tempat-tempat kerja pengolahan logam yaitu
Pabrikasi besi kasar dimana proses pengolahannya berlangsung dalam dapur
baja dan Pabrikasi besi tuang.
Sumber potensi bahaya pada pesawat tenaga dan produksi antara lain :
1. Lingkungan, yang dimaksud potensi bahaya pada lingkungan adalah sebagai
berikut : tata letak mesin, lantai harus dirawat dengan baik, ketentuan
membuang limbah dan lain-lain.
2. Kelistrikan, yang dimaksud potensi bahaya pada kelistrikan adalah sebagai
berikut : pertanahan (grounding) mesin-mesin yang mapan, kabel dan saklar
harus sesuai dengan persyaratan dan lain-lain.
3. Kesehatan, yang dimaksud potensi bahaya pada kesehatan adalah sebagai
berikut : kebisingan dan debu yang mebahayakan dari mesin, dan lain-lain.
7
4. Pengaman Mesin, yang dimaksud potensi bahaya pada pengaman mesin adalah
sebagai berikut : pengaman mesin potong gurinda, dan lain-lain.
a. Pita Transport adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
memindahkan muatan secara terus menerus dengan menggunakan bantuan
pita.
b. Crane adalah alat untuk mengangkat, gabungan dari hoisting machine yang
dipasang pada suatu frame atau konstruksi khusus sebagai penunjang dalam
fungsinya sebagai alat pengangkat atau suatu kombinasi dari pesawat
pengangkat yang bekerja sendiri atau mempunyai mesin penggerak serta
rangka untuk pengangkatan dan pemindahan beban yang dapat dalam
penggerakannya.
c. Pesawat Angkutan diatas landasan dan permukaan adalah suatu pesawat atau
alat yang digunakan untuk memindahkan muatan dengan menggunakan
kemudi baik dalam dan luar pesawat dan bergerak di atas landasan maupun
permukaan.
d. Alat angkutan jalan ril adalah suatu alat angkutan yang bergerak di atas jalan
rel.
Sumber potensi bahaya pada pesawat angkat dan angkut antara lain :
1. Pemilihan atau penggunaan bahan untuk konstruksi pesawat angkat angkut
2. Design kontruksi pesawat angkat angkut
3. Peralatan pengaman suatu pesawat angkat angkut
4. Pemeriksaan yang tidak lengkap pada pesawat angkat angkut
5. Pelayanan atau perawatan pada pesawat angkat angkut
6. Kelalaian operator pada pesawat angkat angkut
8
BAB III
KONDISI LAPANGAN
3.2 Temuan
Berdasarkan praktek yang telah kami lakukan pada hari rabu tanggal 06 September
2017 di sekitar lingkungan Hotel Novotel Balikpapan, ada beberapa hal positif dan
negatif pada bidang pengawasan Pesawat Uap, Bejana Tekan Dan Mekanik yang kami
temukan, sebagai berikut ;
3.2.1 Temuan Positif Pesawat Uap, Bejana Tekan Dan Mekanik
Hasil temuan positif berasal dari penelitian selama Praktek Kerja Lapangan dan tanya
jawab dengan pembimbing hotel (Bapak Marten selaku Asst. Chief Engineer dan Bapak
Edi sebagai Chief Security dan Ahli K3 Hotel Ibis Balikpapan) adalah sebagai berikut :
1. Adanya Laporan pemeriksaan berkala Boiler oleh pihak ke 3 dari Hotel
Novetel yang menunjuk CV. Dohmon Jaya sebagai PJK3 Uji Riksa terakhir
pada tanggal 30 November 2016.
2. Adanya laporan pemeriksaan pada gondola yang sudah dilakukan oleh
Dinasker pada bulan oktober 2016.
3. Panel pada motor listrik dan pada panel Genset berfungsi dengan baik
4. Spesifikasi bolier terdapat pada dinding boiler dan tercetak jelas
5. Di beberapa unit motor yang berputar, ada terdapat pelindung pada poros
putarnya dan terpasang dengan baik.
6. Adanya simbol-simbol berbahaya (peringatan sign, danger sign)
7. Cover pelindung untuk pipa panas serta tanda peringatannya tersedia
8. Di beberapa tempat unit seperti Ruang Genset dan Boiler terdapat SOP
9. Tersedianya APD di unit genset dan boiler (helm dan ear muff)
9
10. Adanya jadwal preventif maintenance di beberapa unit mesin
11. Adanya Form Riwayat penggunaan alat
Dari hasil survei lapangan yang telah kami lakukan, bahwa Hotel Novotel Balikpapan
sudah banyak melakukan hal hal positif terutama dalam menjaga keselamatan dan
kesehatan kerja karyawannya serta tamu hotel. Namun masih ada beberapa hal yang
mungkin harus diperbaiki dan ditingkatkan supaya karyawan dan tamu hotel merasa
lebih aman dan nyaman lagi.
10
BAB IV
11
2. Ruang 1. Tidak 1. Dapat 1. Dilakukan 1. UU No.1 Tahun
Genset adanya menyebabkan Pengukuran 1970 Tentang K3
pengukuran ganguan pada kebisingan agar
2. Permenaker
kebisingan pendengaran mengetahui
No.13 Tahun
yang dan bisa berapa nilai
2011
dilakukan mengakibatkan dari kebisingan
pada Penyakit dan 3. Kepres No.22
ruangan Akibat Kerja. pengendalian Tahun 1993
genset dan kontrol apa
2. Tidak ada 4. PERMENAKER
boiler yang dapat
tenaga kerja No. 12 Tahun
dilakukan.
2. Tidak ada yang ahli dalam 2015, Pasal 7
Ahli K3 menjalankan 2. Harus ada Ahli
Listrik genset dengan K3 Listrik
kapasitas di minimal 1
atas 200 KVa orang
12
4. Ruang Tidak ada - Tidak ada 1. Segera lakukan 1. PERMENAKER
Boiler dan dokumen jaminan bahwa Training dan NO. 38 Tahun
Genset surat izin teknisi boiler sertifikasi 2016
operator dan genset operator Boiler
2. PERMENAKER
dari dihotel ini sudah sesuai dengan
No. 1 Tahun
Kementrian menjalankan kelas boilernya
1988.
Tenaga prosedur
2. Karena
kerja pemeriksaan
Kapasitas Boiler
Khusus pengoprasian
0,47 ton/jam
Operator dan perawatan
maka dibutuhkan
Boiler dan Boiler dan
1 operator boiler
genset genset sesuai
kelas II
dengan
(PERMENAKER
ketentuan UU
No. 1 tahun 1988
Pasal 8 ayat 2).
Karena boiler
beroperasi 24 jam
(3 shift) maka
dibutuhkan 3
orang operator
boiler kelas II.
13
5. Ruangan Belum Bila ada Diberi Cover atau 1.UU No.1 tahun
Pengelolaan adanya pekerjaan pelindung berupa 1970 Tentang
Air pelindung didekat mesin plat melengkung K3
pada bagian ini operator melindungi
2. PERMENAKER
pompa yang rentan terkena seluruh bagian
No. 4 tahun
berputar mesin yang yang berputar
1985, Pasal 13
berputar
dan Pasal 26
tersebut yang
berakibat
kecelakaan kerja
14
7. Ruangan Kompresor 1.Dapat terjadi 1.Memberikan PERMENAKER
Genset yang tidak penggunaan Lebel pada No. 01 Tahun
memiliki yang salah atau kompresor 1982 Tentang
label atau penanganan seperti Bejana Tekan,
spesifikasi yang kurang spesifikasinya Pasal 22 ayat 4.
serta tepat dan informasi
pengecekan kompresor
2.Tidak bisa
harian yang
dipastikan 2.Melakukan
tidak
keadaan pengecekan
dijalankan
kompresor harian secara
dalam kondisi rutin
yang normal
15
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah kami lakukan, pada dasarnya
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja khususnya pada bidang Pesawat Uap dan
Bejana Tekan dan mekanik telah dilakukan dengan baik, namun ada beberapa hal yang
masih kurang dan perlu ditingkatkan lagi penerapannya di Hotel Novotel sehingga
segala resiko kecelakaan kerja atau pun penyakit akibat kerja yang tidak diinginkan
dikemudian hari dapat diminimalkan bahkan bisa dihilangkan.
5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan setelah melakukan pengamatan pada Hotel
Novotel Balikpapan adalah :
16
DAFTAR PUSTAKA
17