Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pesawat uap atau juga disebut ketel uap adalah suatu pesawat yang dibuat untuk
mengubah air didalamnya, sebagian menjadi uap dengan jalan pemanasan
menggunakan pembakaran dari bahan bakar. Bejana tekan adalah suatu wadah untuk
menampung energi baik berupa cair atau gas yang bertekanan atau bejana tekan
adalah selain pesawat uap yang mempunyai tekanan melebihi tekanan udara luar
(atmosfer) dan mempunyai sumber bahaya antara lain; kebakaran, keracunan,
gangguan pernafasan, peledakan, suhu ekstrem. Pengawasan K3 mekanik adalah
serangkaian kegiatan pengawasan dan semua tindakan yang dilakukan oleh pegawai
pengawas ketenagakerjaan atas pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan terhadap objek pengawasan K3 mekanik di tempat kerja pengawasan K3
mekanik terdiri dari pesawat angkat-angkut serta pesawat tenaga produksi.

Seperti yang telah kita pahami dan pelajari bersama bahwa ruang lingkup keselamatan
kerja yang tertuang pada UU. No. 1 tahun 1970 pasal 2 mengatakan bahwa ruang
lingkup keselamatan kerja adalah seluruh tempat kerja baik di darat, udara, di dalam
tanah, permukaan air dan dalam air yang berada di kekuasaan hukum Indonesia dan
menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Permen No.02/MEN/1992 pasal 2 bahwa
suatu tempat kerja yang memiliki karyawan yang berjumlah > 100 karyawan dan
perusahaan yang memiliki karyawan < 100 karyawan tetapi memiliki potesial bahaya
tinggi harus mempunyai ahli K3. Seperti yang terjadi di Hotel Novotel ini, dengan
memiliki jumlah karyawan > 100 karyawan, maka Hotel Novotel sudah memiliki ahli
K3 dan perlu melakukan pengawasan SMK3. Pengawasan yang dilakukan meliputi
pengawasan K3 bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan dan Mekanik.

Sebagai calon Ahli K3 Umum yang bertugas melakukan pembinaan, membantu


melaksanakan dan pengawasan peraturan perundangundangan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, bahwa seorang AK3 umum harus dapat mengidentifikasi sumber-
sumber bahaya dan melakukan penilaian resiko bahaya yang ada di sekelilingnya

1
khususnya tempat kerja serta melakukan pengawasan meliputi aspek normatif,
administratif dan dasar teknis.

1.2 TUJUAN

Tujuan dari makalah ini untuk mengidentifikasi sumber-sumber potensi bahaya pada
pesawat uap, bejana tekan dan mekanik yang digunakan pengelola Hotel Novotel.

1.3 RUANG LINGKUP

Dalam Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah kami lakukan di Hotel
Novotel. Pengawasan dan pengamatan dilakukan sebagai berikut:

1. Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan


a. Pertimbangan pertimbangan desain yang mencakup prinsip desain termasuk
gambar konstruksi, data ukuran dan gambar teknik.
b. Spesifikasi bahan
c. Metode konstruksi
d. Penempatan Ketel Uap.
e. Operator yang mengoperasikan pesawat uap.

2. Pengawasan K3 Mekanik
a. Perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, penggunaan atau
pengoperasian, dan pemeliharaan pesawat tenaga dan produksi.
b. Perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, penggunaan atau
pengoperasian, dan pemeliharaan pesawat angkat dan angkut.
c. Operator yang mengoperasikan alat tersebut.

1.4 DASAR HUKUM

Dasar hukum yang menjadi acuan untuk pengawasan K3 Pesawat Uap, Bejana Tekan
dan Mekanik sebagai berikut :

1.4.1 Pesawat Uap dan Bejana Tekan


1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

2
2. Stoom Ordonnantie (Undang-Undang Uap) Tahun 1930
3. Stoom Verordening (Peraturan Uap) Tahun 1930
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 37/MEN/2016
Tentang Bejana Tekan & Tangki Timbun
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 01/MEN/1988 Tentang Kualifikasi
dan Syarat-Syarat Operator Pesawat Uap
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 02/MEN/1982 Tentang Kualifikasi
Juru Las

1.4.2 Mekanik

1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

2. Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Cara


Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli K3
3. Peraturan Mentri Tenaga Kerja No 05/Men/1985 tentang Pesawat
Angkat Angkut
4. Operator yang mengoperasikan peralatan tersebut sesuai dengan PER.
09/Men/VII/2010
5. Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1985 tentang Pesawat
Tenaga dan Produksi
6. Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. Per.38/Men/2016 tentang Pesawat
Tenaga Produksi
7. Keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.
75/PPK/XII/2013 tentang Petunuk Teknis Pembinaan Calon Ahli K3
bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Pesawat Angkat Angkut dan
Pesawat Tenaga Produksi
8. Surat Edaran Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.
1/DJPPK/VI/2009 tentang peunjuk teknis pelaksanaan dan pengujian
lisensi K3 bagi petugas dan operator pesawat uap, pesawat tenaga
produksi dan pesawat angkat angkut.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN


Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan merupakan serangkaian kegiatan
pengawasan dan semua tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas
ketenagakerjaan atas pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-undangan
serta bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pekerja serta Ahli K3 Umum
untuk mengawasi Pesawat Uap dan Bejana Tekan yang ada di tempat kerja.

2.1.1 Pengertian Pesawat Uap

Pesawat Uap adalah ketel uap dan peralatan lainnya baik tersambung langsung
maupun tidak langsung, berhubungan dengan suatu ketel uap dan diperuntukkan
bekerja dengan tekanan yang lebih besar dari tekanan udara. Sedangkan Ketel uap
adalah suatu pesawat yang dibuat untuk mengubah air ada di dalamnya menjadi
sebagian uap dengan jalan pemanasan. Pemanasan dilakukan dari proses pembakaran
sehingga dalam sistem tenaga uap selalu terdapat tempat pembakaran. Dengan
semakin tingginya tekanan uap maka setiap ketel harus mampu menahan tekanan uap
ini.

Suatu pesawat uap harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Sekurang-kurangnya 2 tingkap pengaman.

2. Sekurang-kurangnya 1 pedoman tekanan.

3. Sekurang-kurangnya 2 pengukuran air dan 1 gelas pedman air.

4. Sekurang-kurang nya 2 alat pengisi

5. Suatu tanda dari batas air terendah yang diperbolehkan.

6. 1 kran pembuang.

4
Sumber bahaya pada pesawat uap terutama akibat dari pada:

1. Bila manometer tidak berfungsi dengan baik atau bila tidak dikalibrasi
dapat menimbulkan peledakan karena operator tidak mengetahui
tekanan yang sebenarnya dalam boiler dan alat lain tidak berfungsi.

2. Bila safety valve tidak berfungsi dengan baik karena karat atau sifat
pegasnya menurun.

3. Bila gelas duga tidak berfungsi dengan baik yang mana nosel-noselnya
atau pipa-pipanya tersumbat oleh karat sehingga jumlah air tidak dapat
terkontrol lagi.

4. Bila air pengisi ketel tidak memenuhi syarat

5. Bila boiler tidak dilakukan blowdown dapat menimbulkan scale atau


tidak sering dikunci.

6. Terjadi pemanasan lebih karena kebutuhan produksi uap

7. Tidak berfungsinya pompa air pengisi ketel

8. Karena perubahan tak sempurna atau rouster, nozel fuel tidak berfungsi
dengan baik.

9. Karena umur boiler sudah tua sehingga material telah mengalami


degradasi kualitas.

2.1.2 Pengertian Bejana Tekan

Bejana tekan adalah sesuatu alat untuk menampung fluida yang bertekanan atau
bejana selain pesawat uap yang di dalamnya terdapat tekanan yang melebihi tekanan
udara luar dan dipakai untuk menampung gas atau gas campuran termasuk udara baik
terkempa menjadi cair atau dalam keadaan larut atau beku.

5
Jenis bahaya yang ditimbulkan akibat bejana tekan adalah :

1. Bahaya terhadap kebakaran yang kebanyakan ditimbulkan oleh bejana


tekan penyimpan gas asetilen, hidrogen, elpiji, karbonmonoksida, metan
dan lain-lain.

2. Bahaya terhadap keracunan dan iritasi oleh gas-gas seperti chlorine,


sulfur dioksida, hydrogencydrogensulfide, karbon monoksida, amoniak
dan lain-lain

3. Bahaya terhadap pernapasan tercekik (aspisia) hingga pingsan seperti


disebabkan oleh nitrogen, argon, karbondioksida, helium dan gas
inertlainnya yang memenuhi ruangan yang mana membuatkan dungan
oksigen jauh menurun.

4. Bahaya terhadap peledakan yang ditimbulkan oleh gas mudah terbakar


yang ditampung dalam bejana tekan yang mengalami kerusakan hingga
dapat mengakibatkan ledakan.

5. Bahaya terkena cairan sangat dingin seperti yang disebabkan oleh gas
nitrogen cair dan lain-lain.

Untuk menjaga keamanan penggunaan, setiap kandungan gas yang berbeda,


tabung-tabung gas memiliki warna yang berbeda seperti gas oksigen ditampung
dalam tabung gas berwarna biru muda.

2.2 MEKANIK
Pengawasan K3 mekanik adalah serangkaian kegiatan pengawasan dan semua
tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan atas pemenuhan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan terhadap objek pengawasan K3
mekanik di tempat kerja.

6
2.2.1 Pesawat tenaga dan produksi

Pesawat Tenaga dan produksi adalah alat yang bergerak berpindah-pindah atau tetap
yang dipakai atau di pasang untuk membangkitkan atau memindahkan daya atau
tenaga, mengolah, membuat bahan, barang, produksi yang mengandung dan dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan.
Pesawat Tenaga dan produksi terdiri dari :
1. Penggerak mula adalah pesawat yang mengubah energi menjadi tenaga
mekanik dan digunakan untuk menggerakkan pesawat atau mesin, seperti
turbin air dan kincir angin.
2. Turbin adalah mesin penggerak dimana energi fluida kerja dipergunakan
langsung untuk memutar roda turbin.
3. Perlengkapan transmisi tenaga mekanik adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan daya dan putaran mesin baik putarannya berlawanan maupun
searah.
4. Mesin perkakas kerja dan mesin produksi menurut gerakannya, dibagi menjadi:
Mesin perkakas kerja gerak utama berputar, contoh : mesin bor, mesin
bubut, mesin asah dan lain-lain.
Mesin perkakas gerak utama lurus, contoh: mesin press, mesin gunting,
mesin ayak dan lain-lain.
5. Tanur/dapur dapat dijumpai di tempat-tempat kerja pengolahan logam yaitu
Pabrikasi besi kasar dimana proses pengolahannya berlangsung dalam dapur
baja dan Pabrikasi besi tuang.
Sumber potensi bahaya pada pesawat tenaga dan produksi antara lain :
1. Lingkungan, yang dimaksud potensi bahaya pada lingkungan adalah sebagai
berikut : tata letak mesin, lantai harus dirawat dengan baik, ketentuan
membuang limbah dan lain-lain.
2. Kelistrikan, yang dimaksud potensi bahaya pada kelistrikan adalah sebagai
berikut : pertanahan (grounding) mesin-mesin yang mapan, kabel dan saklar
harus sesuai dengan persyaratan dan lain-lain.
3. Kesehatan, yang dimaksud potensi bahaya pada kesehatan adalah sebagai
berikut : kebisingan dan debu yang mebahayakan dari mesin, dan lain-lain.

7
4. Pengaman Mesin, yang dimaksud potensi bahaya pada pengaman mesin adalah
sebagai berikut : pengaman mesin potong gurinda, dan lain-lain.

2.2.2 Pesawat angkat dan angkut


Peralatan Angkat:

a. Pita Transport adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
memindahkan muatan secara terus menerus dengan menggunakan bantuan
pita.
b. Crane adalah alat untuk mengangkat, gabungan dari hoisting machine yang
dipasang pada suatu frame atau konstruksi khusus sebagai penunjang dalam
fungsinya sebagai alat pengangkat atau suatu kombinasi dari pesawat
pengangkat yang bekerja sendiri atau mempunyai mesin penggerak serta
rangka untuk pengangkatan dan pemindahan beban yang dapat dalam
penggerakannya.
c. Pesawat Angkutan diatas landasan dan permukaan adalah suatu pesawat atau
alat yang digunakan untuk memindahkan muatan dengan menggunakan
kemudi baik dalam dan luar pesawat dan bergerak di atas landasan maupun
permukaan.
d. Alat angkutan jalan ril adalah suatu alat angkutan yang bergerak di atas jalan
rel.

Sumber potensi bahaya pada pesawat angkat dan angkut antara lain :
1. Pemilihan atau penggunaan bahan untuk konstruksi pesawat angkat angkut
2. Design kontruksi pesawat angkat angkut
3. Peralatan pengaman suatu pesawat angkat angkut
4. Pemeriksaan yang tidak lengkap pada pesawat angkat angkut
5. Pelayanan atau perawatan pada pesawat angkat angkut
6. Kelalaian operator pada pesawat angkat angkut

8
BAB III

KONDISI LAPANGAN

3.1 Gambaran Umum Perusahaan


Hotel Novotel yang di kelola oleh PT. Grand Balikpapan berdiri dan beralamat di Jalan
Brigjen Ery Suparjan No. 02 Klandasan Ulu, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76112.
Hingga saat ini Novotel memiliki 234 karyawan dengan jumlah jam kerja 8 jam perhari
yang dibagi dengan 3 shift. Jumlah kamar yang dimiliki oleh Hotel Novotel saat ini
adalah sebanyak 198 kamar dengan jumlah lift dibagi 3 yaitu lift untuk barang 2 buah,
lift untuk tamu 3 buah dan lift untuk evakuasi 1 buah yang terintegrasi pada tiap lantai
hotel.

3.2 Temuan
Berdasarkan praktek yang telah kami lakukan pada hari rabu tanggal 06 September
2017 di sekitar lingkungan Hotel Novotel Balikpapan, ada beberapa hal positif dan
negatif pada bidang pengawasan Pesawat Uap, Bejana Tekan Dan Mekanik yang kami
temukan, sebagai berikut ;
3.2.1 Temuan Positif Pesawat Uap, Bejana Tekan Dan Mekanik
Hasil temuan positif berasal dari penelitian selama Praktek Kerja Lapangan dan tanya
jawab dengan pembimbing hotel (Bapak Marten selaku Asst. Chief Engineer dan Bapak
Edi sebagai Chief Security dan Ahli K3 Hotel Ibis Balikpapan) adalah sebagai berikut :
1. Adanya Laporan pemeriksaan berkala Boiler oleh pihak ke 3 dari Hotel
Novetel yang menunjuk CV. Dohmon Jaya sebagai PJK3 Uji Riksa terakhir
pada tanggal 30 November 2016.
2. Adanya laporan pemeriksaan pada gondola yang sudah dilakukan oleh
Dinasker pada bulan oktober 2016.
3. Panel pada motor listrik dan pada panel Genset berfungsi dengan baik
4. Spesifikasi bolier terdapat pada dinding boiler dan tercetak jelas
5. Di beberapa unit motor yang berputar, ada terdapat pelindung pada poros
putarnya dan terpasang dengan baik.
6. Adanya simbol-simbol berbahaya (peringatan sign, danger sign)
7. Cover pelindung untuk pipa panas serta tanda peringatannya tersedia
8. Di beberapa tempat unit seperti Ruang Genset dan Boiler terdapat SOP
9. Tersedianya APD di unit genset dan boiler (helm dan ear muff)

9
10. Adanya jadwal preventif maintenance di beberapa unit mesin
11. Adanya Form Riwayat penggunaan alat

3.2.2 Temuan Negatif Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Mekanik


1. Ditemukan Label Bejana Tekan yang Kurang Jelas
2. Pengukuran tingkat kebisingan pada ruang boiler, genset dan belum
dilaksanakan.
3. Prosedur Lock Out Take Out (LOTO) belum diterapkan dengan baik.
4. Pada saat inspeksi operator boiler tidak ada di tempat dan untuk operator
genset dan boiler belum ada SIO dari Kemenaker.
5. Belum terdapat casing mesin pada bagian mesin yang berputar
6. Dekatnya jarak antara Penampungan Bahan Bakar dan boiler
7. Kompresor yang tidak memiliki lebel dan spesifikasi serta laporan
Pengecekan harian yang tidak dijalankan.
8. Tangki Timbun IPAL / STP belum pernah dilakukan sertifikasi

Dari hasil survei lapangan yang telah kami lakukan, bahwa Hotel Novotel Balikpapan
sudah banyak melakukan hal hal positif terutama dalam menjaga keselamatan dan
kesehatan kerja karyawannya serta tamu hotel. Namun masih ada beberapa hal yang
mungkin harus diperbaiki dan ditingkatkan supaya karyawan dan tamu hotel merasa
lebih aman dan nyaman lagi.

10
BAB IV

ANALISA KEGIATAN LAPANGAN

4.1 TEMUAN NEGATIF

Temuan Analisa Potensi


No Lokasi Gambar Rekomendasi Dasar Hukum
Negatif Bahaya

1. Basement Label Tidak dapat Buatkan Form Permen 01 Tahun


bejana membaca bejana tekan dan 1982 Tentang
tekan yang dengan jelas Lebel pada tiap Bejana Tekan,
kurang jelas spesifikasi atau bejana tekan Pasal 22 ayat 1
informasi pada mengenai dan 4.
label tersebut, informasi atau
bisa terjadi salah spesifikasi dari
penanganan dan Bejana tekan
penggunaan. tersebut

11
2. Ruang 1. Tidak 1. Dapat 1. Dilakukan 1. UU No.1 Tahun
Genset adanya menyebabkan Pengukuran 1970 Tentang K3
pengukuran ganguan pada kebisingan agar
2. Permenaker
kebisingan pendengaran mengetahui
No.13 Tahun
yang dan bisa berapa nilai
2011
dilakukan mengakibatkan dari kebisingan
pada Penyakit dan 3. Kepres No.22
ruangan Akibat Kerja. pengendalian Tahun 1993
genset dan kontrol apa
2. Tidak ada 4. PERMENAKER
boiler yang dapat
tenaga kerja No. 12 Tahun
dilakukan.
2. Tidak ada yang ahli dalam 2015, Pasal 7
Ahli K3 menjalankan 2. Harus ada Ahli
Listrik genset dengan K3 Listrik
kapasitas di minimal 1
atas 200 KVa orang

3. Rooftop Prosedur Loto yang tidak Memberikan 1.UU No.1 tahun


atau lantai Lock Out memberikan tanda LOTO pada 1970 Tentang K3
9, Ruang Take Out identitas peralatan yang 2. Permen No. 4
Boiler (LOTO) pada perbaikan / masih dalam Tahun 1985
motor yang rusak sehingga tahapan Tentang pesawat
rusak belum ditakutkan perbaikan/rusak tenaga dan
diterapkan terjadi produksi pada
dengan baik kesalahan dalam pasal 6
penanganan / (Pemasangan
pengoperasian Larangan Untuk
menjalankan
mesin )

12
4. Ruang Tidak ada - Tidak ada 1. Segera lakukan 1. PERMENAKER
Boiler dan dokumen jaminan bahwa Training dan NO. 38 Tahun
Genset surat izin teknisi boiler sertifikasi 2016
operator dan genset operator Boiler
2. PERMENAKER
dari dihotel ini sudah sesuai dengan
No. 1 Tahun
Kementrian menjalankan kelas boilernya
1988.
Tenaga prosedur
2. Karena
kerja pemeriksaan
Kapasitas Boiler
Khusus pengoprasian
0,47 ton/jam
Operator dan perawatan
maka dibutuhkan
Boiler dan Boiler dan
1 operator boiler
genset genset sesuai
kelas II
dengan
(PERMENAKER
ketentuan UU
No. 1 tahun 1988
Pasal 8 ayat 2).
Karena boiler
beroperasi 24 jam
(3 shift) maka
dibutuhkan 3
orang operator
boiler kelas II.

13
5. Ruangan Belum Bila ada Diberi Cover atau 1.UU No.1 tahun
Pengelolaan adanya pekerjaan pelindung berupa 1970 Tentang
Air pelindung didekat mesin plat melengkung K3
pada bagian ini operator melindungi
2. PERMENAKER
pompa yang rentan terkena seluruh bagian
No. 4 tahun
berputar mesin yang yang berputar
1985, Pasal 13
berputar
dan Pasal 26
tersebut yang
berakibat
kecelakaan kerja

6. Ruang Dekatnya 1.Berpotensi 1. Diberikan sekat 1. UU No 1 Tahun


Boiler jarak tangki terjadi atau barricade 1970 tentang K3
bahan bakar kebakaran antara boiler
2. Kepmen 186
dengan dan bagian
2 Berpotensi tahun 1999
electric dan lainnya
terjadi Tentang Unit
boiler
peledakan 2. Diberikan Unit penanggulangan
atau sarana Kebakaran
penanggulangan ditempat kerja
kebakaran besar

14
7. Ruangan Kompresor 1.Dapat terjadi 1.Memberikan PERMENAKER
Genset yang tidak penggunaan Lebel pada No. 01 Tahun
memiliki yang salah atau kompresor 1982 Tentang
label atau penanganan seperti Bejana Tekan,
spesifikasi yang kurang spesifikasinya Pasal 22 ayat 4.
serta tepat dan informasi
pengecekan kompresor
2.Tidak bisa
harian yang
dipastikan 2.Melakukan
tidak
keadaan pengecekan
dijalankan
kompresor harian secara
dalam kondisi rutin
yang normal

8. Tangki Belum pernah Ketahanan dari Melakukan 1. Undang Undang


Timbun dilakukannya tangki timbun pemeriksaan, No 1 Tahun 1970
sertifikasi
IPAL / STP tidak diketahui pengujian dan 2. PERMENAKER No.
serta
pemeriksaan karena tidak sertifikasi atas 37 Tahun 2016
dan pengujian dilakukan uji tangki timbun tentang Bejana
terhadap riksa dan tersebut Tekan dan Tangki
tangki timbun sertifikasi Timbun

15
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah kami lakukan, pada dasarnya
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja khususnya pada bidang Pesawat Uap dan
Bejana Tekan dan mekanik telah dilakukan dengan baik, namun ada beberapa hal yang
masih kurang dan perlu ditingkatkan lagi penerapannya di Hotel Novotel sehingga
segala resiko kecelakaan kerja atau pun penyakit akibat kerja yang tidak diinginkan
dikemudian hari dapat diminimalkan bahkan bisa dihilangkan.

5.2 SARAN

Adapun saran yang dapat kami berikan setelah melakukan pengamatan pada Hotel
Novotel Balikpapan adalah :

Melakukan penggantian label yang kurang jelas mengenai spesifikasi dan


informasi mengenai bejana atau motor pada Hotel Novotel.
Menunjuk Pihak Ketiga untuk Uji Riksa pemeriksaan berkala bejana pada
Hotel Novotel.
Melakukan pengukuran kebisingan untuk tindakan pencegahaan preventif
Pada penyakit Akibat Kerja
Memberikan LOTO pada peralatan yang sedang dilakukan perbaikan.
Segera lakukan Training dan sertifikasi pada Operator Boiler Pada Hotel
Novotel
Memberikan pelindung pada bagian motor yang berputar
Melakukan sertifikasi serta pengawasan dan pengujian atas Bejana Tekan
dan Bejana Timbun sebagai bentuk pengawasan

16
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat pengawas norma K3, 2015, Himpunan Peraturan Perundang-undangan


keselamatan dan kesehatan kerja

17

Anda mungkin juga menyukai