Anda di halaman 1dari 25

Makalah PKL AK3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam Meningkatkan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di


tempat kerja, maka pengawasan terhadap pelaksanaan dan penerapan Undang-Undang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat diperlukan pada suatu perusahaan.Menurut
ILO (Internasioal Labor Organization) yang didirikian pada tanggal 11 April 1919 di
Rue de Lausnne kesehatan kerja ialah pemeliharaan derajat setinggi-tingginya dari
kesehatan fisik, mental dan sosial tenaga kerja di semua pekerjaan. Seperti yang telah
kita pahami dan pelajari bersama bahwa ruang lingkup keselamatan kerja yang
tertuang pada UU. No. 1 tahun 1970 pasal 2 mengatakan bahwa ruang lingkup
keselamatan kerja adalah seluruh tempat kerja baik di darat, udara, di dalam tanah,
permukaan air dan dalam air yang berada di kekuasaan hukum Indonesia dan menurut
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Kepmenaker no.02/MEN/1992 pasal 2 ayat 2 bahwa
suatu tempat kerja yang memiliki karyawan yang berjumlah > 100 karyawan dan
perusahaan yang memiliki karyawan < 100 karyawan tetapi memiliki potesial bahaya
tinggi wajib menerapkan sistem SMK3.Seperti yang terjadi di IBIS Hotel, dengan
memiliki jumlah karyawan > 100 karyawan, maka IBIS Hotel perlu melakukan
pengawasan SMK3 sesuai dengan Kepmenaker diatas. Pengawasan yang dilakukan
meliputi pengawasan K3 bidang Pesawat Uapdan Bejana Tekan, Mekanik.

Jika perusahaan yang memiliki kriteria seperti diatas. tidak menerapkan sistem
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka potensi terjadinya Kecelakaan Kerja atau
Penyakit Akibat Kerja (PAK) sangat besar dan akan terus meningkat.

Sebagai calon Ahli K3 Umum yang bertugas melakukan pembinaan,


membantu melaksanakan dan pengawasan peraturan perundang – undangan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, bahwa seorang AK3 umum harus dapat
mengidentifikasi sumber-sumber bahaya dan melakukan penilaian resiko bahaya yang
ada di sekelilingnya khususnya tempat kerja serta malakukan pengawasan meliputi
aspek normatif, administratif dan dasar teknis.

Pengenalan faktor / sumber bahaya yang ada di lingkungan kerja atau


pekerjaan merupakan hal yang sangat penting dilakukannya identifikasi dan

Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Mekanik Page 1


Makalah PKL AK3

pengendalian sehingga tidak terjadi kecelakaan kerja dalam melakukan suatu


pekerjaan

1.2 TUJUAN

Tujuan dilakukannya PKL ini adalah agar peserta pelatihan AK3 umum dapat
mengetahui dan memahami pengetahuan dasar norma Keselamatan dan Kesehatn
kerja (K3) bidang K3 Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Mekanik dan juga peserta
pelatihan K3 umum dapat membandingkan antara ilmu yang diperoleh pada saat
pelatihan dengan kondisi nyata dilapangan untuk memperdalam teori dan praktek
dengan harapan dapat di implementasikan pada tempat kerja masing – masing.

1.3 RUANG LINGKUP

Memberikan pembekalan peserta Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(K3) mengetahui peraturan Perundang-undangan K3 dibidang K3 Pesawat Uap
Bejana Tekan dan Mekanik yang ditinjau dari aspek normatif dan administratif
sehingga mampu menjalankan tugas dan fungsi sebagai pengawas. Dalam Kegiatan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah kami lakukan di Hotel Ibis dan Novotel
Balikpapan, kami telah melakukan pengamatan dan pengawasan yang meliputi :

1. Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan


a. Pertimbangan – pertimbangan desain yang mencakup prinsip desain termasuk
gambar konstruksi, data ukuran, gambar teknik.
b. Spesifikasi bahan
c. Metode konstruksi
d. Penempatan Ketel Uap.

2. Pengawasan K3 Mekanik
a. Perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, penggunaan atau
pengoperasian, dan pemeliharaan pesawat tenaga dan produksi.
b. Perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, penggunaan atau
pengoperasian, dan pemeliharaan pesawat angkat dan angkut.
c. Operator yang mengoperasikan alat tersebut.

Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Mekanik Page 2


Makalah PKL AK3

1.4 DASAR HUKUM

Dasar hukum yang menjadi acuan untuk pengawasan K3 Pesawat Uap, Bejana
Tekan dan Mekanik sebagai berikut :

1.4.1 Pesawat Uap dan Bejana Tekan


1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Stoom ordonnantie (Undang-Undang Uap) Tahun 1930
3. Stoom Verordening (Peraturan Uap) Tahun 1930
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
01/MEN/1982 Tentang Bejana Tekan
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 01/MEN/1988 Tentang
Kualifikasi dan Syarat-Syarat Operator Pesawat Uap

1.4.2 Mekanik

1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

2. Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Cara


Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli K3
3. Perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, penggunaan
atau pengoperasian dan pemeliharaan sesuai dengan PER.
05/Men/1985
4. Operator yang mengoperasikan peralatan tersebut sesuai dengan
PER. 09/Men/VII/2010

Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Mekanik Page 3


Makalah PKL AK3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PESAWAT UAP DANBEJANA TEKAN


Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan merupakan serangkaian
kegiatan pengawasan dan semua tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas
ketenagakerjaan atas pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-undangan
terhadap obyek pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan ditempat kerja atau
perusahaan.

2.1.1 Pengertian Pesawat Uap

Pesawat uap adalah ketel uap dan peralatan lainnya baik tersambung langsung
maupun tidak langsung, berhubungan (atau tersambung) dengan suatu ketel uap dan
diperuntukkan bekerja dengan tekanan yang lebih besar (tinggi) dari tekanan udara.
Pesawat uap selain ketel uap adalah :
− Pemanas air diperuntukkan guna mempertinggi temperatur dari air pengisi
untuk ketel-ketel uap dengan jalan pemanasan dengan hawa pembakaran
− Pengering uap diperuntukkan guna mempertinggi temperatur dari uapnya
dengan jalan pemanasan dengan hawa pembakaran
− Penguap-penguap diperuntukkan guna membuat air sulingan dengan jalan
pemanasan dengan uap; dan
− Bejana uap kedalam mana langsung atau tidak langsung dimasukkan uapnya
dari ketel uapnya, terkecuali pesawat-pesawat penguap.

Sumber bahaya pada pesawat uap terutama akibat dari pada:


1. Bila manometer tidak berfungsi dengan baik, atau bila tidak di

kalibrasi dapat menimbulkan peledakan karena si operator tidak

mengetahui tekanan yang sebenarnya dalam boiler dan alat lain tidak

berfungsi.

Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Mekanik Page 4


Makalah PKL AK3

2. Bila safety valve tidak berfungsi dengan baik karena karat atau sifat

pegasnya menurun.

3. Bila gelas duga tidak berfungsi dengan baik yang mana nosel-noselnya

atau pipa-pipanya tersumbat oleh karat sehingga jumlah air tidak dapat

terkontrol lagi.

4. Bila volume air pengisi ketel tidak memenuhi syarat.

5. Bila boiler tidak dilakukan blowdown dapat menimbulkan scall atau

tidak sering dikunci.

6. Terjadi pemanasan lebih karena kebutuhan produksi uap.

7. Tidak berfungsinya pompa air pengisi ketel.

8. Kerena perubahan tidak sempurna atau rouster, nizel fuel tidak

berfungsi dengan baik.

9. Karena umur boiler sudah tua sehingga material telah mengalami

degradasi kualitas.

10. Karena material boiler tersebut sudah mengalami perubahan tebal.

11. Tidak teraturnya diadakan inspeksi sesuai dengan peraturan

perundang – undangan.

2.1.2 Pengertian Bejana Tekan

Bejana tekan adalah sesuatu untuk menampung fluida yang bertekanan atau
bejana selain pesawat uap yang di dalamnya terdapat tekanan yang melebihi
udara luar dan dipakai untuk menampung gas atau gas campuran termasuk
udara baik terkempamen jadi cair atau dalam keadaan larutan atau beku.

Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Mekanik Page 5


Makalah PKL AK3

2.1.3. Jenis-Jenis Bejana Tekanan dan Gas Bertekanan


Bejana Tekanan
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun
1982, pengelompokan bejana tekanan adalah :
- Bejana penampung atau storage tank
- Bejana pengangkut atau bejana transport
- Botol baja atau tabung gas
- Instalasi atau pesawat pendingin
- Instalasi pipa gas atau udara
- Reaktor, yaitu suatu tangki tempat berlangsungnya suatu proses/reaksi
kimia dengan jalan bahan-bahan yang diperlukan dimasukan kedalamnya
kemudian dicampur, dipanaskan, didinginkan, ditekan atau disuling dan
lain-lain agar menghasilkan reaksi yang diinginkan.
Gas bertekanan
Gas bertekanan merupakan salah satu jenis bahan kimia berbahaya yang dalam
pengemasannya disimpan atau ditampung didalam bejana tekan/botol baja
bertekanan tinggi dalam wujud atau dalam keadaan terkempa, cair atau larutan
maupun dalam keadaan beku.

Jenis bahaya yang ditimbulkan akibat bejana tekan adalah :

1. Bahaya terhadap kebakaran yang kebanyakan ditimbulkan oleh bejana


tekan penyimpan gas asetilen, hidrogen, elpiji, karbon monoksida,metan
dan lain-lain.

2. Bahaya terhadap keracunan dan iritasi oleh gas-gas seperti chlorine,


sulful dioksida, hydrogen cydrogen sulfide,karbon monoksida,amoniak
dan lain-lain

3. Bahaya terhadap pernapasan tercekik (aspisia) hingga pingsan seperti


disebabkan oleh nitrogen, argon, karbondioksida, helium dan gas inert
lainnya yang memenuhi ruangan yang mana membuat kandungan
oksigen jauh menurun.

Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Mekanik Page 6


Makalah PKL AK3

4. Bahaya terhadap peledakan yang ditimbulkan oleh gas mudah terbakar


yang ditampung dalam bejana tekan yang mengalami kerusakan hingga
dapat mengakibatkan ledakan.

5. Bahaya terkena cairan sangat dingin seperti yang disebabkan oleh gas
nitrogen cair dan lain-lain.

Untuk menjaga keamanan penggunaan, setiap kandungan gas yang


berbeda, tabung-tabung gas memiliki warna yang berbeda seperti gas
oksigen ditampung dalam tabung gas berwarna birumuda.

2.2 MEKANIK
Pengawasan K3 mekanik adalah serangkaian kegiatan pengawasan dan semua
tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan atas pemenuhan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan terhadap objek pengawasan K3 mekanik
di tempat kerja.

2.2.1 Pesawat tenaga dan produksi

1. Penggerak mula adalah salah satu penggerak mula yang banyak dipakai
adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk
melakukan kerja mekanik.
2. Turbin adalah mesin penggerak dimana energi fluida kerja dipergunakan
langsung untuk memutar roda turbin.
3. Perlengkapan transmisi tenaga mekanik Speed reducer adalah alat yang
digunakan untuk memindahkan daya dan putaran mesin baik putarannya
berlawanan maupun searah,
4. Mesin perkakas kerja dan mesin produksimenurut gerakannya, dibagi
menjadi:
 Mesin perkakas kerja gerak utama berputar
 Mesin perkakas gerak utama lurus
5. Mesin gerinda. adalah alat untuk proses pemotongan logam ke dalam suatu
bentuk tertentu dengan menggunakan roda gerinda yang padat.

Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Mekanik Page 7


Makalah PKL AK3

6. Mesin pres adalah mesin yang digerakkan secara mekanis atau dengan bantuan
kaki dan tangan operator dan digunakan untuk memotong, melubangi,
membentuk dan merangkaikan bahan logam atau bukan logam dengan
menggunakan stempel yang terpasang pada batang-batang luncur.
7. Tanur/dapur Dapat dijumpai di tempat-tempat kerja pengolahan logam yaitu
fabrikasi besi kasar dimana proses pengolahannya berlangsung dalam dapur
baja dan fabrikasi besi tuang.
8. Pondasi mesin Berfungsi sebagai penyangga mesin yang ada di atasnya baik
keadaan bekerja maupun tidak.
9. Pesawat angkat dan angkut
Peralatan Angkat:

a. Hoisting machinery: Alat angkat dimana dikonstruksi hanya untuk


mengangkat dan menurunkan
b. Crane: Alat untuk mengangkat, gabungan dari roisting machine yang dipasang
pada suatu frame atau konstruksi khusus sebagai penunjang dalam fungsinya
sebagai alat pengangkat
c. Elevator: Alat angkat yang bekerja secara periodic dan mempunyai alat angkat
tertentu

Alat Pengangkut dibagi dalam 3 group :

 Hoisting Equipment
 Conveying Equipment
 Surface and Overhead Equipment
Derek / Crane menurut jenis konstruksinya terbagi atas :

 Derek jembatan  Jib crane


 Portal crane  Pillar crane
 Semi portal crane  Mobile crane, truck
 Cantilever crane
 Cable crane

Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Mekanik Page 8


Makalah PKL AK3

2.2.2 Sumber Bahaya

1. Pesawat tenaga dan produksi memiliki jenis penanganan lingkungan dan


bahan terdiri dari :
 Tata letak mesin
 Lantai harus dirawat dengan baik
 Lorong-lorong terusan diberi tanda
 Cukup ruang kerja di sekitar mesin
 Mesin ditempatkan sedemikian rupa sehingga menerima penerangan
buatan atau alami
 Dibuat ketentuan untuk membuang limbah
Pemeliharaan dan pengawasan terdiri dari :

 Dilakukan secara berkala


 Melarang mengadakan perbaikian mesin yang sedang berjalan
 Setiap pergantian shift, operator harus mengadakan pemeriksaan terhadap
mesinnya yang mencakup :
- control operasi
- peralatan pengaman
- kekuatan penggerak dan roda gigi
- ketajaman sisi pemotong dan lain-lain yang banyak digunakan

2. Pesawat angkat dan angkut memiliki Sumber bahaya seperti :


 Kesalahan desain
 Kesalahan pemasangan
 Kesalahan pemakaian
 Kesalahan perawatan
 Tidak pernah diperiksa dan diuji
 Daerah lingkungan tidak aman

Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Mekanik Page 9


Makalah PKL AK3

Sumber-sumber bahaya tersebut dapat menimbulkan bahaya


kecelakaan,antaralain :

 Penggunaan alat tidak sesuai dengan fungsinya


 Konstruksi tidak kuat/memenuhi syarat
 Safety devices/alat pengaman tidak berfungsi
 Tenaga kerja tidak terampil
 Lingkungan kerja tidak memenuhi syarat

Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Mekanik Page 10


Makalah PKL AK3

BAB III

KONDISI LAPANGAN

3.1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Hotel IBIS dan hotel Novotel Balikpapan adalah satu management yang dikelola oleh
PT. Grand Balikpapan berdiri tanggal 20 Mei 2012 yang bergerak dibidang pariwisata
terutama dalam bidang perhotelan yang mana perusahaan ini beralamat di Jalan Brigjen
Ery Suparjan no.02, Klandasan ulu, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76112.
Hingga saat ini hotel Ibis dan Novotel memiliki 163 karyawan dengan jumlah jam kerja
8 jam perhari yang dibagi dengan 3 shift. Jumlah kamar yang dimiliki kedua hotel
tersebut sebanyak 156 kamar dengan jumlah lift ada 2 dan jalur evakuasi yang tersedia
terintegrasi dengan kamar hotel.

3.1.1. Pesawat Uap / Boiler

PT. Grand Balikpapan (Hotel Ibis & Novotel) mempunyai 2 buah pesawat uap /
boiler merk fulton dengan kapasitas masing - masing 500 liter, tahun pembuatan
2006, dengan tekanan 5, 5 Ton / Jam,boiler tersebut sudah dilengkapi dengan
pengaman berupa manometer dan tingkap pengaman.

3.1.2. Bejana Tekan


Bejana tekan yang digunakan oleh hotel Ibis dan Novotel diantaranya:
1. Tabung Apar ( Alat Pemadam Api Ringan )
2. Tabung Oxygen
3. Tabung Acetelyn
4. Tabung Gas LPG
5. Tabung Kompressor
6. Fuel Tank

Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Mekanik Page 11


Makalah PKL AK3

3.1.3. Mekanik
PT. Grand Balikpapan (Hotel Ibis & Novotel), mengunakan beberapa mesin
mesin, diantaranya
1. Generator
2. Dinamo
3. Mesin Gerinda
4. Kipas Angin
5. Lift
6. Mesin laundry

3.2 TEMUAN

Berdasarkan praktek yang telah kami lakukan di sekitar lingkungan Hotel IBIS
dan hotel NOVOTEL Balikpapan, ada beberapa temuan kesesuaian dan ketidaksesuaian
berdasarkan undang – undang keselamatan dan kesehatan keeja pada bidang
pengawasan Pesawat Uap, Bejana Tekan, dan Mekanik seperti sebagai berikut ;

3.2.1 Temuan Kesesuaian pada Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Mekanik

Hasil temuan kesesuaian selama Praktek Kerja Lapangan dan Tanya-Jawab


dengan pembimbing hotel (Bpk. Siswanto selaku Asst. Chief Engineer Hotel Ibis
dan Hotel Novotel ) adalah sebagai berikut :
Bidang Pesawat uap
1. Pemeriksaaan pada pesawat uap sudah dilaksanakan setahun sekali
terakhir pada bulan desember 2015
2. Ceklist maintenance tersedia.
3. Terdapat tanda / Sign untuk pipa panas
4. Skema pemadaman kebakaran pada ruang boiler tersedia
5. Manometer tersedia dan berfungsi dengan baik

Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Mekanik Page 12


Makalah PKL AK3

Bidang Bejana Tekan


1. Kartu Inspeksi pada alat pemadam api ringan tersedia
2. Kompressor dilengkapi dengan pedoman tekanan

Bidang Mekanik
1. Lantai ruangan generator bersih.
2. Terdapat info kapasitas maksimal pada lift
3. Pelindung alat yang berputar pada mesin genset terpasang dengan baik.
4. Terdapat Sign / Rambu Tegangan Tinggi pada ruang genset

3.2.2 Temuan Ketidaksesuaian Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Mekanik


Bidang Mesin Uap
1. Operator boiler belum mempunyai surat ijin operasi ( SIO )
2. Isolasi instalasi pada pipa steam yang menuju ke ruang laundry rusak.
3. Isolasi pada instalasi kabel pada ruang bolier tidak sempurna.

Bidang Bejana Tekan


1. Inspeksi kondisi tabung APAR yang terbaru belum dilakukan.
2. Bejana tekan tidak ditempatkan pada tempat yang aman

Bidang Mekanik
1. Ditemukan penutup lubang untuk blower ada yang rusak.
2. Prosedur Lock Out Take Out (LOTO) belum diterapkan dengan baik.
3. Kipas angin tidak dilengkapi dengan pelindung
4. Lantai masuk ruang mekanik licin dan terdapat ceceran air campur oli
5. Penempatan barang, peralatan mekanik tidak tertata rapi

Dari hasil survei lapangan yang telah kami lakukan, bahwa IBIS Hotel Balikpapan
sudah banyak melakukan hal – hal positif terutama dalam menjaga keselamatan dan
kesehatan kerja karyawannya serta tamu hotel.Namun masih ada beberapa hal yang
mungkin harus diperbaiki dan ditingkatkan supaya karyawan dan tamu hotel merasa
lebih aman dan nyaman lagi.

Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Mekanik Page 13


BAB IV

ANALISA KEGIATAN LAPANGAN

4.1 TEMUAN KESESUAIAN

Temuan
No. Lokasi Gambar Rekomendasi Dasar Hukum
Kesesuaian

Pemeriksaaan &
Perlu ditingkatkan dan 1. UU No. 01 Tahun 1970
Ruang Uji berkala pada
1. ( Informasi ) dilakukan secara terus tentang Keselamatan Kerja
Pesawat Uap pesawat uap sudah
menerus 2. UU Uap Tahun 1930
dilaksanakan

Ceklist maintanace Perlu ditingkatkan dan 1. UU No. 01 Tahun 1970


Ruang
2. mesin boiler dilakukan secara terus tentang Keselamatan Kerja
Pesawat Uap
tersedia menerus 2. UU Uap Tahun 1930
1. UU No. 01 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
Terdapat tanda /
Ruang Dipertahankan dan
3. Sign untuk pipa 2. UU Uap Tahun 1930
Pesawat Uap ditambah
panas
3. PP 50 tahun 2012 Tentang
SMK3

1. UU No. 01 Tahun 1970


tentang Keselamatan Kerja
Ruang Skema pemadam
4. Diperbaharui 2. UU Uap Tahun 1930
Pesawat Uap kebakaran tersedia
3. Kep. Menteri Tenaga Kerja
No. 186 Tahun 1999

Manometer 1. UU No. 01 Tahun 1970


Ruang tersedia dan
5. tentang Keselamatan Kerja
Pesawat Uap berfungsi dengan
2. UU Uap Tahun 1930
baik
1. UU No. 01 Tahun 1970
Kartu Inspeksi tentang Keselamatan Kerja
Pada APAR
Ruang 2. Pernakerneker No. 1 Tahun
6 tersedia dan Ditingkatkan
Generator 1982 tentang bejana tekan
dilakukan inspeksi
3. Permenaker no. 04 Tahun
berkala
1980

1. UU No. 01 Tahun 1970


Kompresor tentang Keselamatan Kerja
Ruang
7. dilengkapi dengan
Generator 2. Pernakernek er No. 1 Tahun
pedoman tekanan
1982 tentang bejana tekan

1. UU No. 01 Tahun 1970


Ruang Generator
Ruang
8 Diperhanankan tentang Keselamatan Kerja
bersih tidak ada
Generator
ceceran B3 2. Pemenaker no. 04 Tahun 1985
1. UU No. 01 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
Terdapat info
9 Ruang Lift kapasitas maksimal 2. Pemenaker no. 03 Tahun

pada lift 1999 Pasal 3

Pelindung pada alat 1. UU No. 01 Tahun 1970


Ruang yang berputar
10 tentang Keselamatan Kerja
Generator mesin generator
2. Pemenaker no. 04 Tahun 1985
terpasang

1. UU No. 01 Tahun 1970


Terdapat Sign /
Ruang
11 tentang Keselamatan Kerja
Rambu Tegangan
Generator
Tinggi

BAB IV
ANALISA KEGIATAN LAPANGAN

4.1 TEMUAN KETIDAKSESUAIAN

Temuan Analisa Potensi


No. Lokasi Gambar Rekomendasi Dasar Hukum
Negatif Bahaya

- UU No. 01 Tahun 1970


Operator
Operator belum ahli Agar diikutkan - Pemenakertrans No 01
belum
Ruang dalam training Tahun 1988 Tentang
1. memiliki Surat
Boiler mengoperasikan pengoperasian Kualifikasi dan Syarat
Ijin Operasi
boiler bolier – Syarat Operator
( Bolier )
Pesawat Uap
Isolasi instalasi 1. UU Uap Tahun 1930
Mesin pada pipa Uap panas akan
2. Peraturan Uap Tahun
Bolier & steam yang keluar dan dapat Segera dilakukan
2. 1930
Ruang menuju ke mengakibatkan suhu perbaikan
Loundry ruang laundry ruang panas 3. UU No. 1 Tahun 1970
rusak tentang K3

UU No. 01 Tahun 1970


tentang Keselamatan
Isolasi pada Kerja
instalasi kabel Dapat mengakibatkan
Mesin Segera dilakukan Keputusan Menteri No. 75
3 pada ruang hubungan arus pendek
Boiler perbaikan Tahun 2002 Tentang
bolier tidak ( Konsleting )
Listrik
sempurna
1. UU No. 1 Tahun 1970
1.Melakukan tentang K3
penggantian isi
2. Permen No. 01 Tahun
Pemeliharaan
tabung APAR
1982 tentang Bejana
tabung APAR Tabung APAR tidak
Ruang setiap tahun.
Tekan
4. yang terbaru dapat digunakan
Generator 2. pemeriksaan
belum secara maksimal. 3. permenakertrans N0.
berkala oleh
dilaksanakan Per 04/Men / 1980
pihak yang
berkompeten

1. UU No. 1 Tahun 1970


- Dapat tentang K3
Harus
Penempatan mengakibatkan
ditempatkan 2. Permen No. 01 Tahun
Gudang Bejana tekan kecelakaan berupa
5 ditempat yang 1982 tentang Bejana
Mekanik yang salah dan kejatuhan pada tabung
sesuai dan harus Tekan
tidak diikat tersebut
diikat
1. UU No. 1 Tahun 1970
Dikhawatirkan benda Alat pelindung
tentang K3
Pelindung alat asing atau binatang ganti dengan yang
Lantai
yang berputar masuk kedalam baru. 2. Permen No.3 Tahun
6 paling atas.
pada blower exhouse fan dapat 1985 tentang K3 Asbes
(roof top)
rusak mengakibatkan bab VI Pasal 12 point 3

gangguan pada alat


tersebut
Kipas Angin 1. UU No. 1 Tahun 1970

tidak tentang Keselamatan


Gudang Bisa mengenai orang Agar segera diberi
7 dilengkapi 2. Permenakertrans No. 04
Mekanik yang berada disekitar safety cover
dengan safety Tahun 1985 Tentang
kipas tersebut
cover pesawat tenaga produksi

8 Ruang Dapat mengakibatkan Segera beri 1. UU No. 1 Tahun 1970


(boilerbase kecelakaan pada saat penutup pada tentang K3
ment) dioperasikan seluruh putaran
2. Permen No. 05 Tahun
Putaran dynamo yang
1985 tentang Pesawat
Dinamo tidak terbuka
Angkat Angkut
diberi
pelindung
1. UU No. 1 Tahun 1970
tentang K3
- Segera
dibersihkan, dan 2. Permen Perburuhan No.
Lantai gudang pastikan schedule
Dapat mengakibatkan 07 Tahun 1964 Tentang
house keeping
mekanik basah tergelincir
Gudang Syarat Kesehatan,
9. dan licin,
Mekanik Kebersihan serta
terdapat
penerangan dalama
ceceran oli
tempat kerja
1. UU No. 1 Tahun 1970
tentang K3

Penempatan Dapat mengakitkan 2. Permen Perburuhan No.


Dirapikan &
barang & kejatuhan barang, dan dipisahkan barang 07 Tahun 1964 pasal
Gudang dan peralatan
10 peralatan akan kesulitan 11 Tentang Syarat
Mekanik yang sesuai
mekanik tidak mencari barang yang tempatnya dan Kesehatan, Kebersihan
rapi digunakan diberi label serta penerangan
dalama tempat kerja
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah kami lakukan, pada
dasarnya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja khususnya pada bidang Pesawat
Uap dan Bejana Tekan, telah dilakukan dengan baik, namun ada beberapa hal yang
masih kurang dan perlu ditingkatkan lagi penerapannya di IBIS Hotel. Sehingga segala
resiko kecelakaan kerja atau pun penyakit akibat kerja yang tidak diinginkan
dikemudian hari dapat diminimalkan bahkan bisa dihilangkan.

4.2 SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan setelah melakukan PKL di lingkungan PT.
Grand Balikpapan (Hotel IBIS dan Novotel) adalah :

 Pastikan semua operator pesawat boiler memilik SIO.


 Lakukan perbaikan pada isolasi instalasi pipa steam.
 Lakukan perbaikan pada isolasi kabel yang terkelupas.
 Inspeksi APAR harus dilakukan secara rutin dan berkesinambungan
 Buat tempat bejana tekan yang khusus dan standar.
 Lakukan penggantian pada pelindung exhouse fan
 Pasang pelindung pada kipas angin.
 Pasang alat pelindung atau pengaman pada putaran dynamo.
 Lakukan pembersihan pada lantai gudang mekanik.
 House keeping pada gudang mekanik harus diberbaiki

Anda mungkin juga menyukai