PENERAPAN
SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA
( SMK3 )
LAMPIRAN - II
Kebijakan K3
1.1.1 Terdapat kebijakan K3 yang tertulis, bertanggal, ditandatangani oleh
pengusaha atau pengurus, secara jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3
serta komitmen terhadap peningkatan K3.
1.1.5
Kebijakan K3 dan kebijakan khusus lainnya ditinjau ulang secara
berkala untuk menjamin bahwa kebijakan tersebut sesuai dengan perubahan
yang terjadi dalam perusahaan dan dalam peraturan perundang-undangan.
Ada mekanisme untuk meninjau ulang isi Kebijakan K3 secara berkala, misal
melalui rapat , management review, meeting tahunan, rapat P2K3 atau rapat
lainnya.
Bila ada perubahan nama perusahaan, manajemen, visi, dll maka kebijakan juga
harus direvisi.
Jadwal waktu tinjauan sebaiknya dicantumkan
Ada dokumen yang menjelaskan tanggung jawab dan wewenang seseorang (bisa
dari manajemen atau pekerja) untuk mengambil tindakan dan melapor mengenai
K3 , contoh : laporan kecelakaan, sumber bahaya, inspeksi; tindakan penanganan
darurat, P3K, penghentian pekerjaan, dll). Bisa dalam bentuk dokumen job
description, tanggung jawab K3 dalam manual K3, dll. Harus dipastikan personil
yang terkait mengetahui hal ini
1.2.2
Penunjukan penanggung jawab K3 harus sesuai peraturan
Perundang-undangan.
Ada beberapa Penanggung jawab K3 yang sesuai dengan peraturan perundangan yaitu : Dokter
perusahaan (Permenaker 01/MEN/1976) , Paramedis (Permenaker 01/MEN/1979) , Sekretaris
P2K3 (Permenaker 02/MEN/1992) , Regu darurat (Kepmenaker 186/1999) , Regu Pemadam
Kebakarn (Kepmenaker No. 186/MEN/1999 tentang Unit , Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja yaitu Lampiran 1), Petugas P3K ( Permenaker No PER.15/MEN/VIII/2008 TAHUN
2008)
1.2.3 Pimpinan unit kerja dalam suatu perusahaan bertanggung jawab atas
kinerja K3 pada unit kerjanya.
Bisa dilihat dalam job descriptionnya, bukti keterlibatan misalnya turut andil
dalam penilaian kinerja unit, ikut serta dalam inspeksi K3, ikut serta rapat K3
Classified - Public Use
4
unit dll.
1.2.4
Pengusaha atau pengurus bertanggung jawab secara penuh untuk
menjamin pelaksanaan SMK3.
Lihat tanggung jawab manajemen baik pada kebijakan K3, manual SMK3 atau job
decsnya., Bukti pelaksanaannya dapat dilihat pada kriteria 1.3.1 sampai 1.3.3
1.3.2
Kegiatan tinjauan ulang ini bisa dalam bentuk rapat manajemen yang khusus
membahas kinerja SMK3, rapat P2K3 bulanan atau rapat pembahasan hasil
audit
internal SMK3
Ada dokumen tentang kegiatan konsultasi (bisa dalam bentuk rapat K3, rapat
P2K3, daily meeting, briefing dll)
1.4.2 Terdapat prosedur yang memudahkan konsultasi mengenai perubahanperubahan yang mempunyai implikasi terhadap K3.
membentuk
P2K3
Sesuai
dengan
peraturan
Lihat pada dokumen 1.4.3 yang menjabat sebagai ketua P2K3. Seharusnya
pengurus atau pimpinan puncak perusahaan
secara
teratur
dan
hasilnya
Minimal dilakukan 1 kali dalam 1 bulan, Dilihat dari Dokumentasi hasil notulen
rapat P2K3 .
1.4.9
P2K3 melaporkan kegiatannya secara teratur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
1.4.10
Dibentuk kelompok-kelompok kerja dan dipilih dari wakil-wakil
tenaga kerja yang ditunjuk sebagai penanggung jawab K3 di tempat kerjanya
dan kepadanya diberikan pelatihan sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Bila memang dibentuk namun ini disesuaikan lagi dengan kondisi didalam
perusahaan
1.4.11
Susunan kelompok-kelompok kerja yang telah
didokumentasikan dan diinformasikan kepada tenaga kerja.
terbentuk
Bila dibentuk maka harus di cek ke pekerja dengan wawancara apakah mereka
tahu mengenai struktur kelompok kerja ini
9
Rencana strategi K3
2.1.1 Terdapat prosedur terdokumentasi untuk identifikasi potensi bahaya,
penilaian, dan pengendalian risiko K3.
2.1.2
Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko K3
sebagai rencana strategi K3 dilakukan oleh petugas yang berkompeten.
10
Terdapat
rencana/program
diidentifikasikan
kegiatan
untuk
mengendalikan
risiko
yg
2.1.4
Rencana strategi K3 yang telah ditetapkan digunakan untuk
mengendalikan risiko K3 dengan menetapkan tujuan dan sasaran yang dapat
diukur dan menjadi prioritas serta menyediakan sumber daya.
11
Dilihat pada detil dari tiap rencana/program K3, apa tujuannya/sasaran, siapa
pelaksananya, adakah fasilitas yang dibutuhkan
2.1.6
Rencana K3 diselaraskan dengan rencana sistem manajemen
perusahaan.
Bila rencana yang disusun dan diterapkan berasal dari kegiatan manajemen
risiko otomatis kriteria ini terpenuhi .
12
2.2.2 Terdapat manual khusus yang berkaitan dengan produk, proses, atau
tempat kerja tertentu.
2.2.3 Manual SMK3 mudah didapat oleh semua personil dalam perusahaan
sesuai kebutuhan.
Manual disimpan pada lokasi yang mudah diakses oleh personil perusahaan.
13
14
15
Informasi K3
2.4.1
Informasi yang dibutuhkan mengenai kegiatan K3 disebarluaskan
secara sistematis kepada seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor, pelanggan,
dan pemasok.
16
3.1.2
Prosedur, instruksi kerja dalam penggunaan produk, pengoperasian
mesin dan peralatan, instalasi, pesawat atau proses serta informasi lainnya
yang berkaitan dengan K3 telah dikembangkan selama perancangan
dan/atau modifikasi.
WI/prosedur
khusus
utk
sarana
produk
17
yg
Ada personil yang ditunjuk melakukan verifikasi aspek K3 telah dipenuhi dalam
rancangan. Personil ini bisa internal (misal ahli K3)/eksternal (misal : petugas
pengawas K3, konsultan/perusahaan Jasa K3 yang ditunjuk)
18
Ada dokumen berupa prosedur . Dokumentasi dapat berupa hasil notulen rapat
review sebelum kontrak jadi, checklist identifikasi aspek K3 dlm kontrak yg telah
berisi
3.2.2
Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan pada tinjauan
kontrak oleh petugas yang berkompeten.
19
dapat
20
4. PENGENDALIAN DOKUMEN
4. PENGENDALIAN DOKUMEN
4. PENGENDALIAN DOKUMEN
4. PENGENDALIAN DOKUMEN
4.2
Ada prosedur untuk melakukan perubahan terhadap suatu dokumen, bila pernah
berubah tunjukan catatan perubahan tersebut
4.2.2
Dalam hal terjadi perubahan diberikan alasan terjadinya perubahan
dan tertera dalam dokumen atau lampirannya dan menginformasikan kepada
pihak terkait.
4.2.3
Terdapat prosedur pengendalian dokumen atau daftar seluruh
dokumen yang mencantumkan status dari setiap dokumen tersebut, dalam
upaya mencegah penggunaan dokumen yang usang.
Perusahaan memiliki suatu daftar yang berisi semua judul dokumen K3 yang
dipergunakan termasuk statusnya (misalkan revisi keberapa).
22
Ada dokumen tertulis mengenai prosedur pembelian barang atau jasa dimana ada
kegiatan pemeriksaan item K3 yg terkait dg barang atau jasa yang dibeli
5.1.2
Spesifikasi pembelian untuk setiap sarana produksi, zat kimia atau
jasa harus dilengkapi spesifikasi yang sesuai dengan persyaratan peraturan
perundang-undangan dan standar K3.
Kriteria ini merupakan aplikasi dari kriteria 5.1.1 dimana perusahaan dapat
menunjukkan contoh catatan purchase order yang memasukkan item K3 saat
pembeliannnya
5.1.3
Konsultasi dengan tenaga kerja yang kompeten pada saat keputusan
pembelian, dilakukan untuk menetapkan persyaratan K3 yang dicantumkan
dalam spesifikasi pembelian dan diinformasikan kepada tenaga kerja yang
menggunakannya.
Kegiatan konsultasi ini dapat disebutkan dalam isi prosedur 5.1.1 atau dapat
ditunjukkan bukti berupa notulensi meeting/input dari pihak user kepada
pembelian.
23
5.1.4
Kebutuhan pelatihan, pasokan alat pelindung diri dan perubahan
terhadap prosedur kerja harus dipertimbangkan sebelum pembelian dan
penggunaannya.
Kebutuhan pelatihan, APD dll ini bisa disebutkan dalam prosedur pembelian atau
buktinya berupa catatan purchase order yang telah lengkap item K3nya.
Setiap barang dan jasa yang masuk harus diperiksa sesuai dengan spesifikasi
yang telah disetujui sebelumnya, Misal : dokumen persetujuan penerimaan
barang oleh pihak gudang.
24
Setiap barang dan jasa yang masuk harus diperiksa sesuai dengan spesifikasi
yang telah disetujui sebelumnya, Misal : dokumen persetujuan penerimaan
barang oleh pihak gudang.
5.3
5.3.1 Barang dan jasa yang dipasok pelanggan, sebelum digunakan terlebih
dahulu diidentifikasi potensi bahaya dan dinilai risikonya dan catatan
tersebut dipelihara untuk memeriksa prosedur.
Setiap barang, material yang digunakan dalam process produksi harus diperiksa
sesuai dengan spesifikasi teknis dan dilengkapi dengan document-document
telusuran.
Setiap barang, material hasil dari produski harus diperiksa sesuai dengan
standard yang telah ditentukan , dan dilengkapi dengan document-document
telusuran untuk keselamatan konsumen.
26
Perusahaan telah menunjuk personil untuk melakukan risk assessment. Bukti penerapannya
dapat dilihat dari laporan risk assessment yang telah dilakukan. Kompetensi petugas ini dilihat
dari sertifikat atau catatan pelatihan, job desc atau wewenangnya atau dari track record
pengalaman serta laporan risk assessment yang telah dilakukannnya selama ini
Penerapannya sama dengan 6.1.1, dapat dilihat pada laporan risk assessmentnya terutama pada
kolom bentuk pengendalian risiko yang diusulkannya
Ada dokumen tertulis prosedur/WI di tempat kerja. Untuk ijin kerja misalnya hot work permit,
confined space permit, tergantung dari proses yang ada di tempat kerja
Bila ada perubahan terhadap prosedur/WI maka perubahan tersebut mengacu pada peraturan,
standar atau ketentuan lainnya yang terkait. Biasanya pada dokumen prosedur/WI dapat
dicantumkan
27
Ada dokumen tertulis prosedur/WI di tempat kerja. Untuk ijin kerja misalnya hot
work permit, confined space permit, tergantung dari proses yang ada di tempat kerja
6.1.7
Alat pelindung diri yang digunakan dipastikan telah dinyatakan layak
pakai sesuai dengan standar dan/atau peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Kesesuaian APD dengan standar/Per-UU dilihat pada spesifikasi teknis dari pihak
suplier. Mengacu ke standar mana ? Atau mungkin lihat sertifikasi produk misal
SNI, BS, ISO, dll dari APD tersebut
6.1.8
Upaya pengendalian risiko dievaluasi secara berkala apabila terjadi
ketidaksesuaian atau perubahan pada proses kerja.
Sama dengan 6.1.1 dimana ada review terhadap suatu hasil risk assessment.
Lihat pada laporannya
28
6.2.2 Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat kemampuan dan tingkat
risiko tugas.
Lihat kembali pada uraian tanggung jawab pada 6.2.1 atau adanya kegiatan
pemantauan bagi karyawan baru atau program on the job training
Idem dengan 6.2.1, lihat pada job desc-nya. Bukti penerapan berupa laporan
inspeksi/laporan sumber bahaya atau lainnya .
29
6.2.5
Proses konsultasi disini bisa berupa keterlibatan pengawas dalam rapat yang
membahas masalah-masalah K3 dalam area pengawasannya
30
31
Area Terbatas
6.4.1 Pengusaha atau pengurus melakukan penilaian risiko lingkungan
kerja untuk mengetahui daerah-daerah yang memerlukan pembatasan izin
masuk.
Adanya dokumen atau daftar daerah-daerah di tempat kerja yang memerlukan ijin
masuk. Atau cek langsung ke lapangan
Pada daerah-daerah tsb dilakukan pengendalian yang dapat berupa ijin tertulis,
penguncian, rambu- rambu, dll.
Fasilitas disini yaitu kamar mandi, wastafel, loker/ruang ganti, musholla, ruang
makan, kantin,dll. Layanan yaitu penyediaan air minum bersih, layanan makan, dll .
Rambu K3 (safety sign, warning sign, poster,dll) dan tanda pintu dipasang sesuai
standar yang diacu perusahaan. Yang penting rambu tsb masih dalam kondisi baik,
terlihat dan dimengerti oleh tenaga kerja
32
6.5.2
Semua catatan yang memuat data secara rinci dari kegiatan
pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan perubahan yang dilakukan atas
sarana dan peralatan produksi harus disimpan dan dipelihara.
6.5.3 Sarana dan peralatan produksi memiliki sertifikat yang masih berlaku
sesuai dengan persyaratan peraturan perundang-undangan dan standar.
33
6.5.7 Terdapat sistem untuk penandaan bagi peralatan yang sudah tidak
aman lagi untuk digunakan atau sudah tidak digunakan.
6.5.8
Apabila diperlukan dilakukan penerapan sistem penguncian
pengoperasian (lock out system) untuk mencegah agar sarana produksi tidak
dihidupkan sebelum saatnya.
Terdapat mekanisme
digunakan)
penguncian
(lihat
bentuk/sistem
penguncian
yang
6.5.10
Terdapat penanggung jawab untuk menyetujui bahwa sarana dan
peralatan produksi telah aman digunakan setelah proses pemeliharaan,
perawatan, perbaikan atau perubahan.
Adanya petugas yang ditunjuk dalam menjalankan verifikasi hasil pekerjaan dan
memastikan telah sesuai dan aman untuk dioperasikan kembali.
35
Pelayanan
6.6.1
Apabila perusahaan dikontrak untuk menyediakan pelayanan yang
tunduk pada standar dan peraturan perundang-undangan mengenai K3,
maka perlu disusun prosedur untuk menjamin bahwa pelayanan memenuhi
persyaratan.
Pelayanan atau jasa disini termasuk dalam PJK3 (perusahaan jasa K3) sesuai
dengan Permenaker 04/MEN/1995 yang meliputi jasa konsultan K3, jasa
pabrikasi pemeliharaan, reparasi dan instalasi teknik K3, jasa pemeriksaan dan
pengujian teknik, jasa pemeriksaan dan atau pelayanan kesehatan kerja, jasa
audit K3 dan jasa pembinaanK3. Bila kita sebagai penyedia jasa tsb maka
persyaratan harus dipenuhi.
Namun bila kita sebagai pelanggan (6.6.2) maka dapat dilihat pada elemen 5
(pada prosedur pembelian) dimana sudah didetilkan spesifikasi K3 ini dalam
pembelian barang dan jasa. Spesifikasi ini bisa berupa surat penunjukan PJK3
dari Depnaker RI.
36
6.7.1
Keadaan darurat yang potensial di dalam dan/atau di luar tempat
kerja telah diidentifikasi dan prosedur keadaan darurat telah
didokumentasikan dan diinformasikan agar diketahui oleh seluruh orang
yang ada di tempat kerja.
Prosedur tsb harus dilakukan simulasi untuk mengetahui sesuai atau efektif
diterapkan. Simulasi paling tidak bisa dilakukan 1 x dalam setahun. Lihat
catatan laporan & evaluasi simulasi ini dan dievaluasi oleh petugas yang
kompeten (bisa bagian K3 atau pihak luar misal kerja sama dng dinas kebakaran)
6.7.4
INTERPRETASI
KRITERIA
- SMK3
pelatihan khusus serta166
diinformasikan
kepada seluruh
orang PP
yang 50
ada di
tempat kerja.
TH. 2012
Perusahaan telah membuat instruksi keadaan darurat dan telah diinformasikan kepada
6. KEAMANAN
BEKERJA
BERDASARKAN
SMK3
seluruh karyawan.
Lihat catatan
atau daftar hadir latihan/sosialisasi
instruksi tsb
6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3
Jelas. Verifikasi dilakukan dng melihat kondisi di lapangan, apakah instruksi tsb jelas,
terlihat dan semua tenaga kerja memahaminya.
6.7.6
Peralatan, dan sistem tanda bahaya keadaan darurat disediakan,
diperiksa, diuji dan dipelihara secara berkala sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, standar dan pedoman teknis yang relevan.
Lihat pada catatan-catatan inspeksi, pengujian dan sertifikat hasil pengujian, dan laporan
maintenancenya.
38
Ada kegiatan pengecekan terhadap kondisi isi dari kotak P3K, biasanya
berupa checklist tentang kelengkapan obat, jumlah pemakaian, penggantian, dll
6.8.2 Petugas P3K telah dilatih dan ditunjuk sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan.
6.9
Ada petugas P3K yang ditunjuk. Petugas ini bisa dari karyawan atau orang medis
diklinik yang ditunjuk sebagai petugas P3K. Pelatihan P3K bagi petugas yang
ditunjuk sesuai dengan Permenaker 03/MEN/1982 tentang pelayanan kesehatan
karyawan
7. STANDAR PEMANTAUAN
7. STANDAR PEMANTAUAN
7.1
Pemeriksaan Bahaya
7.1.1
Pemeriksaan/inspeksi terhadap tempat kerja dan cara kerja
dilaksanakan secara teratur.
Ada jadwal reguler kegiatan inspeksi ini. Bisa dilihat pada tabel jadwal atau
prosedur inspeksi atau dari hasil laporan inspeksi yang telah dilakukan
beberapa waktu sebelumnya.
Bukan berarti semua inspeksi harus selalu dilakukan oleh wakil pengurus
dan wakil karyawan tetapi pihak manajemen atau yang mewakilinya juga
dilibatkan
dalam inspeksi. Bentuknya dapat berupa inspeksi dari
manajemen/P2K3
7.1.3
Pemeriksaan/inspeksi mencari masukan dari tenaga kerja yang
melakukan tugas di tempat yang diperiksa.
7.1.4
Daftar periksa (check list) tempat kerja telah disusun untuk
digunakan pada saat pemeriksaan/inspeksi
40
7. STANDAR PEMANTAUAN
7. STANDAR PEMANTAUAN
7.1.5
Laporan pemeriksaan/inspeksi berisi rekomendasi untuk tindakan
perbaikan dan diajukan kepada pengurus dan P2K3 sesuai dengan
kebutuhan.
7.1.6
Pengusaha atau pengurus telah menetapkan penanggung jawab
untuk
pelaksanaan
tindakan
perbaikan
dari
hasil
laporan
pemeriksaan/inspeksi.
Adanya petugas yang ditunjui untuk melakukan verifikasi dan tindaklanjut dari
hasil laporan inspeksi , ( dilihat dari CAP yang ditelah disusun )
7.1.7
Tindakan perbaikan dari hasil laporan pemeriksaan/inspeksi
dipantau untuk menentukan efektifitasnya.
7. STANDAR PEMANTAUAN
7. STANDAR PEMANTAUAN
7.2
7.2.2
Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja meliputi faktor fisik,
kimia, biologi, ergonomi dan psikologi.
Lihat pada Kepmenaker 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
(Kebisingan, Suhu Kerja, Getaran, Gelombang Mikro dan Radiasi Ultraviolet). Lihat
pada Kepmenaker 187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya di
tempat kerja. Faktor biologis misalnya nilai baku mutu air minum, pengawasan
terhadap kualitas makanan karyawan,dll. Faktor radiasi dapat mengacu pada
ketentuan dari BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) Indonesia .
7.2.3
Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja dilakukan oleh petugas
atau pihak yang berkompeten dan berwenang dari dalam dan/atau luar
perusahaan.
7. STANDAR PEMANTAUAN
7. STANDAR PEMANTAUAN
7.3
Ada prosedur tertulis mengenai hal tersebut. Alat ukur disini misalnya noisemeter
(kebisingan), luxmeter (pencahayaan), gas detector (gas-gas kimia),dll. Bila alat-alat
disediakan dari pihak luar maka mereka/suplier/kontraktor harus dapat
menunjukkan prosedur ini. Hal ini bisa diidentifikasi pada saat tahap kontrak dan
pembelian jasa.
7.3.2
Alat dipelihara dan dikalibrasi oleh petugas atau pihak yang
berkompeten dan berwenang dari dalam dan/atau luar perusahaan
43
7. STANDAR PEMANTAUAN
7. STANDAR PEMANTAUAN
7.4
44
7. STANDAR PEMANTAUAN
7. STANDAR PEMANTAUAN
pada
Permenaker
Jelas
45
Pelaporan Bahaya
8.1.1 Terdapat prosedur pelaporan bahaya yang berhubungan dengan K3
dan prosedur ini diketahui oleh tenaga kerja.
8.2
Perusahaan mempunyai prosedur pelaporan sumber bahaya dan tenaga kerja tahu
cara pelaporan tersebut. Dokumen berupa prosedur pelaporan, formulir pelaporan
bahaya/ketidaksesuaia
Pelaporan Kecelakaan
8.2.1 Terdapat prosedur terdokumentasi yang menjamin bahwa semua
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran atau peledakan serta
kejadian berbahaya lainnya di tempat kerja dicatat dan dilaporkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
Ada dokumen pelaporan kecelakaan dan atau penyakit akibat kerja kepada pihak
Disnaker setempat atau dalam laporan triwulan P2K3 perusahaan ke Disnaker.
Ketentuan ini diatur dalam Permenaker No.03/MEN/1998 tentang Tata Pelaporan
dan Pemeriksaan Kecelakaan
46
Dokumennya sama dengan 8.2.1 dimana bisa dijadikan satu prosedur yaitu
pelaporan dan penyelidikannya
8.3.3 Laporan pemeriksaan dan pengkajian berisi tentang sebab dan akibat
serta rekomendasi/saran dan jadwal waktu pelaksanaan usaha perbaikan.
Lihat dan cek pada dokumen laporan kecelakaan selama ini, apakah sudah
tertera saran dan jadwal perbaikannya .
47
Dilihat dari laporan Investigasi dan Tindakan Perbaikan , dan hasil investigasi serta
tindakan perbaikan harus diinformasikan ke karyawan, melalui media yang ada.
48
Penanganan Masalah
8.4.1
Terdapat prosedur untuk menangani masalah keselamatan dan
kesehatan yang timbul dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
49
Prosedur yang dimaksud yaitu prosedur manajemen risiko seperti pada 2.11 dan
6.1.1 tetapi kriteria ini lebih fokus pada kegiatan penanganan bahan secara manual
dan mekanis. Bukti penerapan lihat hasil laporan risk assessment pada kegiatan
yang dimaksud ini
9.1.4
Terdapat prosedur untuk penanganan bahan meliputi metode
pencegahan terhadap kerusakan, tumpahan dan/atau kebocoran.
9.2.2
Terdapat prosedur yang menjelaskan persyaratan pengendalian bahan
yang dapat rusak atau kadaluarsa.
9.2.3 Terdapat prosedur yang menjamin bahwa bahan dibuang dengan cara
yang aman sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
51
9.3.2 Terdapat Lembar Data Keselamatan BKB (Material Safety Data Sheets)
meliputi keterangan mengenai keselamatan bahan sebagaimana diatur pada
peraturan perundang-undangan dan dengan mudah dapat diperoleh.
Lembar data ini dikenal juga dengan nama MSDS(material Safety Data Sheet).
Seharusnya tempat kerja mempunyainya dan bisa didapatkan dari pihak suplier
bahan kimia. (Dipersyaratkan pada elemen 5 dalam pembelian bahan)
52
9.3.3
Terdapat sistem untuk mengidentifikasi dan pemberian label secara
jelas pada bahan kimia berbahaya.
Ada pelabelan pada wadah bahan kimia. Yang penting label ini diketahui oleh para
user bahan kimia maksudnya
9.3.4
Rambu peringatan bahaya terpasang sesuai dengan persyaratan
peraturan perundang-undangan dan/atau standar yang relevan.
Rambu peringatan ini menjelaskan bahaya dari bahan kimia yang ada ditempat
kerja, misalnya: rambu sifat bahan tsb, rambu peringatan seperti larangan
merokok, nyala api,dll.
9.3.5
Penanganan BKB dilakukan oleh petugas yang berkompeten dan
berwenang.
Pihak user telah mendapatkan pelatihan mengenai bahaya bahan kimia serta tata
cara pemakaian yang aman dari bahan tersebut. Lihat pada catatan pelatihan atau
sertifikat pelatihan.
53
Catatan K3
10.1.2
Peraturan perundang-undangan, standar dan pedoman teknis K3
yang relevan dipelihara pada tempat yang mudah didapat.
10.1.3
Terdapat prosedur yang menentukan persyaratan untuk menjaga
kerahasiaan catatan.
54
10.1.4
Catatan kompensasi kecelakaan dan rehabilitasi kesehatan tenaga
kerja dipelihara.
10.2.2
Laporan rutin kinerja K3 dibuat dan disebarluaskan di dalam tempat
kerja.
55
hasil
Perusahaan memiliki jadwal kegiatan audit internal SMK3 dan telah dilaksanakan
sesuai jadwal tsb. Lihat pada laporan audit internal yang ada
Petugas atau auditor internal SMK3 harus kompeten yakni telah dibekali dengan
pemahaman mengenai isi SMK3 dan standar audit SMK3 ini. Lihat pada catatan
latihan/sertifikat atau pada contoh hasil laporannya selama ini. Independen yakni
ia tidak mengaudit bagiannya sendiri.
Tiap laporan hasil audit ada daftar distribusi penerima dokumen laporan tsb
56
Strategi Pelatihan
12.1.1
Analisis kebutuhan pelatihan K3 sesuai persyaratan peraturan
perundang-undangan telah dilakukan.
12.1.3
Jenis pelatihan K3 yang dilakukan harus disesuaikan dengan
kebutuhan untuk pengendalian potensi bahaya.
Lihat kembali pada matriks pelatihan K3. Perhatian khusus untuk pelatihan yang
dipersyaratkan \ oleh per-UU seperti; operator forklift, crane, regu kebakaran, ahli
K3
12.1.4 Pelatihan dilakukan oleh orang atau badan yang berkompeten dan
berwenang sesuai peraturan perundang-undangan.
Kriteria ini terkait dengan pihak ketiga yang digunakan jasanya untuk mengadakan
pelatihan. Hal ini diatur dalam Permenaker No.04/MEN/1994 tentang Perusahaan
Jasa K3. Kesesuaian ini bisa dipastikan dalam kontrak pembelian jasa
57
Perusahaan menyediakan fasilitas (kelas, board, OHP, LCD,dll) dan sumber daya
trainer, dana) untuk kegiatan pelatihan (khususnya bila pelatihan bersifat internal)
12.1.6
Pengusaha atau pengurus mendokumentasikan dan menyimpan
catatan seluruh pelatihan.
Catatan pelatihan seperti daftar hadir, jadwal, dll disimpan dan di file
12.1.7
Program pelatihan ditinjau secara teratur untuk menjamin agar
tetap relevan dan efektif.
Pada prosedur pelatihan ada tahapan dimana semua program pelatihan dievaluasi
untuk menentukan apakah masih relevan atau perlu peningkatan lebih lanjut.
58
Manajemen senior terlibat dalam kegiatan pelatihan K3. Dokumen yang dilihat yaitu
catatan pelatihan, sertifikat (jika ada) atau kegiatan yang diikuti seperti seminar,
dll
12.2.2
Manajer dan pengawas/penyelia menerima pelatihan yang sesuai
dengan peran dan tanggung jawab mereka.
59
12.3.1
Pelatihan diberikan kepada semua tenaga kerja termasuk tenaga
kerja baru dan yang dipindahkan agar mereka dapat melaksanakan tugasnya
secara aman.
Setiap tenaga kerja baru mendapatkan pelatihan bagaimana bekerja dengan aman
termasuk pengenalan mengenai K3. begitu pula dengan tenaga kerja yang
dipindahkan ke bagian yang baru. Lihat pada prosedur pelatihan, catatan pelatihan
Perubahan sarana produksi atau proses dapat menimbulkan bahaya baru maka
tenaga kerja harus diinformasikan mengenai bahaya ini
60
Ada prosedur safety induction bagi tamu atau mitra kerja. Bisa dalam bentuk
pembagian selebaran, training khusus, lampiran kontrak, dll
TERIMAKASIH
62