Anda di halaman 1dari 62

INTERPRETASI 166 KRITERIA

PENERAPAN
SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA
( SMK3 )
LAMPIRAN - II

PP NO.50 TAHUN 2012

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

1. PEMBANGUNAN DAN KOMITMEN


1. PEMBANGUNAN DAN KOMITMEN
1.1

Kebijakan K3
1.1.1 Terdapat kebijakan K3 yang tertulis, bertanggal, ditandatangani oleh
pengusaha atau pengurus, secara jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3
serta komitmen terhadap peningkatan K3.

Perusahaan membuat kebijakan K3 yang tertulis, bertanggal dan isinya


mencakup tujuan dan pernyataan komitmen perusahaan mengenai
pelaksanaan K3 di tempat kerja .
1.1.2 Kebijakan disusun oleh pengusaha dan/atau pengurus setelah
melalui proses konsultasi dengan wakil tenaga kerja.

Penandatangan Kebijakan K3 harus dilakukan oleh manajemen senior


perusahaan (bisa Pemilik atau Jabatan Tertinggi di Perusahaan)
1.1.3 Perusahaan mengkomunikasikan kebijakan K3 kepada seluruh tenaga
kerja, tamu, kontraktor, pelanggan, dan pemasok dengan tata cara yang
tepat.

Bentuk komunikasi kebijakan K3 ini bisa melalui : penempelan,


pembacaan saat briefing pagi, lampiran kartu pengenal visitor, lampiran
dalam kontrak, materi briefing bagi tamu, di papan pengumuman , di
pintu masuk perusahaan dll
2

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

1. PEMBANGUNAN DAN KOMITMEN


1. PEMBANGUNAN DAN KOMITMEN

1.1.4 Kebijakan khusus dibuat untuk masalah K3 yang bersifat khusus.

Kebijakan K3 khusus yang dibuat sesuai kebutuhan Perusahaan (tidak


wajib harus ada) , sebagai contoh Kebijakan mengenai bahaya kimia,
alcohol & drugs, dll

1.1.5
Kebijakan K3 dan kebijakan khusus lainnya ditinjau ulang secara
berkala untuk menjamin bahwa kebijakan tersebut sesuai dengan perubahan
yang terjadi dalam perusahaan dan dalam peraturan perundang-undangan.

Ada mekanisme untuk meninjau ulang isi Kebijakan K3 secara berkala, misal
melalui rapat , management review, meeting tahunan, rapat P2K3 atau rapat
lainnya.
Bila ada perubahan nama perusahaan, manajemen, visi, dll maka kebijakan juga
harus direvisi.
Jadwal waktu tinjauan sebaiknya dicantumkan

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

1. PEMBANGUNAN DAN KOMITMEN


1. PEMBANGUNAN DAN KOMITMEN
1.2

Tanggung Jawab dan Wewenang Untuk Bertindak

1.2.1 Tanggung jawab dan wewenang untuk mengambil tindakan dan


melaporkan kepada semua pihak yang terkait dalam perusahaan di bidang
K3 telah ditetapkan, diinformasikan dan didokumentasikan.

Ada dokumen yang menjelaskan tanggung jawab dan wewenang seseorang (bisa
dari manajemen atau pekerja) untuk mengambil tindakan dan melapor mengenai
K3 , contoh : laporan kecelakaan, sumber bahaya, inspeksi; tindakan penanganan
darurat, P3K, penghentian pekerjaan, dll). Bisa dalam bentuk dokumen job
description, tanggung jawab K3 dalam manual K3, dll. Harus dipastikan personil
yang terkait mengetahui hal ini

1.2.2
Penunjukan penanggung jawab K3 harus sesuai peraturan
Perundang-undangan.

Ada beberapa Penanggung jawab K3 yang sesuai dengan peraturan perundangan yaitu : Dokter
perusahaan (Permenaker 01/MEN/1976) , Paramedis (Permenaker 01/MEN/1979) , Sekretaris
P2K3 (Permenaker 02/MEN/1992) , Regu darurat (Kepmenaker 186/1999) , Regu Pemadam
Kebakarn (Kepmenaker No. 186/MEN/1999 tentang Unit , Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja yaitu Lampiran 1), Petugas P3K ( Permenaker No PER.15/MEN/VIII/2008 TAHUN
2008)

1.2.3 Pimpinan unit kerja dalam suatu perusahaan bertanggung jawab atas
kinerja K3 pada unit kerjanya.

Bisa dilihat dalam job descriptionnya, bukti keterlibatan misalnya turut andil
dalam penilaian kinerja unit, ikut serta dalam inspeksi K3, ikut serta rapat K3
Classified - Public Use
4
unit dll.

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

1. PEMBANGUNAN DAN KOMITMEN


1. PEMBANGUNAN DAN KOMITMEN

1.2.4
Pengusaha atau pengurus bertanggung jawab secara penuh untuk
menjamin pelaksanaan SMK3.

Lihat tanggung jawab manajemen baik pada kebijakan K3, manual SMK3 atau job
decsnya., Bukti pelaksanaannya dapat dilihat pada kriteria 1.3.1 sampai 1.3.3

1.2.5 Petugas yang bertanggung jawab untuk penanganan keadaan darurat


telah ditetapkan dan mendapatkan pelatihan.

Bisa dilihat dari sertifikat pelatihan, dokumentasi latihan darurat, absensi


latihan, dilengkapi, Tanda Pengenal misal topi/helm khusus, bage, warna
baju,dll.

1.2.6 Perusahaan mendapatkan saran-saran dari para ahli di bidang K3


yang berasal dari dalam dan/atau luar perusahaan.

Bisa berupa laporan kinerja K3 dari konsultan/pegawai pengawas (luar) dan


laporan audit internal K3, inspeksi K3, dll (dalam)

1.2.7 Kinerja K3 termuat dalam laporan tahunan perusahaan atau laporan


lain yang setingkat.

Jelas. Kinerja K3 misal meliputi angka kecelakaan kerja, jumlah klaim


kecelakaan, prestasi/ penghargaan K3, % pencapaian target dll
5

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

1. PEMBANGUNAN DAN KOMITMEN


1. PEMBANGUNAN DAN KOMITMEN
1.3

Tinjauan dan Evaluasi


1.3.1 Tinjauan terhadap penerapan SMK3 meliputi kebijakan, perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi telah dilakukan, dicatat dan
didokumentasikan.

1.3.2

Dokumen berupa notulensi rapat, absensi kehadiran rapat

Hasil tinjauan dimasukkan dalam perencanaan tindakan manajemen.


Lihat pada Job Description , bukti keterlibatan seperti ikut menilai kinerja K3
kontraktor , melakukan inspeksi K3, ikut serta dalam rapat-rapat dengan
kontraktor, observasi lapangan, dll.

1.3.3 Pengurus harus meninjau ulang pelaksanaan SMK3 secara berkala


untuk menilai kesesuaian dan efektivitas SMK3.

Kegiatan tinjauan ulang ini bisa dalam bentuk rapat manajemen yang khusus
membahas kinerja SMK3, rapat P2K3 bulanan atau rapat pembahasan hasil
audit
internal SMK3

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

1. PEMBANGUNAN DAN KOMITMEN


1. PEMBANGUNAN DAN KOMITMEN
1.4

Keterlibatan dan Konsultasi dengan Tenaga Kerja


1.4.1 Keterlibatan dan penjadwalan konsultasi tenaga kerja dengan wakil
perusahaan didokumentasikan dan disebarluaskan ke seluruh tenaga kerja.

Ada dokumen tentang kegiatan konsultasi (bisa dalam bentuk rapat K3, rapat
P2K3, daily meeting, briefing dll)

1.4.2 Terdapat prosedur yang memudahkan konsultasi mengenai perubahanperubahan yang mempunyai implikasi terhadap K3.

Tata cara menyampaikan masalah/issue K3 akibat perubahan ditempat kerja


dari pekerja. Perubahan yang dimaksud bisa tempat kerja, cara kerja, alat &
bahan yang dirasa pekerja membahayakan dirinya.

1.4.3 Perusahaan telah


perundang-undangan.

membentuk

P2K3

Sesuai

dengan

peraturan

Dokumen berupa Surat Penunjukkan P2K3 dari Depnaker


7

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

1. PEMBANGUNAN DAN KOMITMEN


1. PEMBANGUNAN DAN KOMITMEN

1.4.4 Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak atau pengurus.

Lihat pada dokumen 1.4.3 yang menjabat sebagai ketua P2K3. Seharusnya
pengurus atau pimpinan puncak perusahaan

1.4.5 Sekretaris P2K3 adalah ahli K3 sesuai dengan peraturan perundangundangan.

Sekretaris P2K3 harus Ahli K3 sesuai dengan Permenaker 02/MEN/1992. Lihat


pada sertifikasi dan surat penunjukkan AK3

1.4.6 P2K3 menitikberatkan kegiatan pada pengembangan kebijakan dan


prosedur mengendalikan risiko.

Lihat pada program-program K3 yang direncanakan atau sedang dilaksanakan ,


Agar lebih yakin dapat dilihat bagaimana kegiatan atau prosedur manajemen
resiko yang ada

1.4.7 Susunan pengurus P2K3 didokumentasikan dan diinformasikan


kepada tenaga kerja.

Dokumen berupa surat penunjukkan P2K3 dari Depnaker, dan ditempatkan


strucktur organisasi ke beberapa area kerja .
8

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

1. PEMBANGUNAN DAN KOMITMEN


1. PEMBANGUNAN DAN KOMITMEN
1.4.8
P2K3 mengadakan pertemuan
disebarluaskan di tempat kerja.

secara

teratur

dan

hasilnya

Minimal dilakukan 1 kali dalam 1 bulan, Dilihat dari Dokumentasi hasil notulen
rapat P2K3 .

1.4.9
P2K3 melaporkan kegiatannya secara teratur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Sesuai Peraturan Permenaker 04/MEN/1987 tiap 3 bulan sekali kegiatan P2K3


harus dilaporkan ke Dinas setempat

1.4.10
Dibentuk kelompok-kelompok kerja dan dipilih dari wakil-wakil
tenaga kerja yang ditunjuk sebagai penanggung jawab K3 di tempat kerjanya
dan kepadanya diberikan pelatihan sesuai dengan peraturan perundangundangan.

Bila memang dibentuk namun ini disesuaikan lagi dengan kondisi didalam
perusahaan

1.4.11
Susunan kelompok-kelompok kerja yang telah
didokumentasikan dan diinformasikan kepada tenaga kerja.

terbentuk

Bila dibentuk maka harus di cek ke pekerja dengan wawancara apakah mereka
tahu mengenai struktur kelompok kerja ini
9

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

2. PEMBUATAN DAN PENDOKUMENTASIAN RENCANA K3


2. PEMBUATAN DAN PENDOKUMENTASIAN RENCANA K3
2.1

Rencana strategi K3
2.1.1 Terdapat prosedur terdokumentasi untuk identifikasi potensi bahaya,
penilaian, dan pengendalian risiko K3.

Ada dokumen berupa prosedur perancangan yg didalamnya ada identifikasi aspek


K3

2.1.2
Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko K3
sebagai rencana strategi K3 dilakukan oleh petugas yang berkompeten.

Ada petugas/personil/tim yg melakukan manajemen risiko ditempat kerja.


Kompetensi dilihat dari training/wewenang (job decs) atau hasil risk management.
Lihat dokumen manajemen resiko dan prosedur

10

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

2. PEMBUATAN DAN PENDOKUMENTASIAN RENCANA K3


2. PEMBUATAN DAN PENDOKUMENTASIAN RENCANA K3
2.1.3 Rencana strategi K3 sekurang-kurangya berdasarkan tinjauan awal,
identifikasi potensi bahaya, penilaian, pengendalian risiko, dan peraturan
perundang-undangan serta informasi K3 lain baik dari dalam maupun luar
perusahaan.

Terdapat
rencana/program
diidentifikasikan

kegiatan

untuk

mengendalikan

risiko

yg

2.1.4
Rencana strategi K3 yang telah ditetapkan digunakan untuk
mengendalikan risiko K3 dengan menetapkan tujuan dan sasaran yang dapat
diukur dan menjadi prioritas serta menyediakan sumber daya.

Sda (Terdapat rencana/program kegiatan untuk mengendalikan risiko yg


diidentifikasikan ) , namun tetapi spesifik detail rencananya

11

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

2. PEMBUATAN DAN PENDOKUMENTASIAN RENCANA K3


2. PEMBUATAN DAN PENDOKUMENTASIAN RENCANA K3
2.1.5
Rencana kerja dan rencana khusus yang berkaitan dengan produk,
proses, proyek atau tempat kerja tertentu telah dibuat dengan menetapkan
tujuan dan sasaran yang dapat diukur, menetapkan waktu pencapaian dan
menyediakan sumber daya.

Dilihat pada detil dari tiap rencana/program K3, apa tujuannya/sasaran, siapa
pelaksananya, adakah fasilitas yang dibutuhkan

2.1.6
Rencana K3 diselaraskan dengan rencana sistem manajemen
perusahaan.

Bila rencana yang disusun dan diterapkan berasal dari kegiatan manajemen
risiko otomatis kriteria ini terpenuhi .

12

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

2. PEMBUATAN DAN PENDOKUMENTASIAN RENCANA K3


2. PEMBUATAN DAN PENDOKUMENTASIAN RENCANA K3
2.2 Manual SMK3
2.2.1
Manual SMK3 meliputi kebijakan, tujuan, rencana, prosedur K3,
instruksi kerja, formulir, catatan dan tanggung jawab serta wewenang
tanggung jawab K3 untuk semua tingkatan dalam perusahaan.

Dokumen berupa manual SMK3

2.2.2 Terdapat manual khusus yang berkaitan dengan produk, proses, atau
tempat kerja tertentu.

Dokumen manual khusus (misal : pengelolaan bahan kimia, ergonomi dll)

2.2.3 Manual SMK3 mudah didapat oleh semua personil dalam perusahaan
sesuai kebutuhan.

Manual disimpan pada lokasi yang mudah diakses oleh personil perusahaan.

13

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

2. PEMBUATAN DAN PENDOKUMENTASIAN RENCANA K3


2. PEMBUATAN DAN PENDOKUMENTASIAN RENCANA K3
2.3

Peraturan perundangan dan persyaratan lain dibidang K3


2.3.1
Terdapat prosedur yang terdokumentasi untuk mengidentifikasi,
memperoleh, memelihara dan memahami peraturan perundang-undangan,
standar, pedoman teknis, dan persyaratan lain yang relevan dibidang K3
untuk seluruh tenaga kerja di perusahaan.

Ada dokumen berupa prosedur perancangan yg didalamnya ada mengidentifikasi,


memperoleh, memelihara dan memahami peraturan perundang-undangan,
standar, pedoman teknis, dan persyaratan lain yang relevan dibidang K3.

2.3.2 Penanggung jawab untuk memelihara dan mendistribusikan informasi


terbaru mengenai peraturan perundangan, standar, pedoman teknis, dan
persyaratan lain telah ditetapkan

Ada personil yang ditunjuk melakukan update informasi terbaru mengenai


peraturan perundang-undangan , standard , pedoman teknis , serta syarat-syarat
K3 lainnya , personil ini bisa internal (misal ahli K3)/eksternal

14

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

2. PEMBUATAN DAN PENDOKUMENTASIAN RENCANA K3


2. PEMBUATAN DAN PENDOKUMENTASIAN RENCANA K3
2.3.3 Persyaratan pada peraturan perundang-undangan, standar, pedoman
teknis, dan persyaratan lain yang relevan di bidang K3 dimasukkan pada
prosedur-prosedur dan petunjuk-petunjuk kerja.

Ada dokumen berupa prosedur perancangan yg didalamnya ada mengidentifikasi,


memperoleh, memelihara dan memahami peraturan perundang-undangan, standar,
pedoman teknis, dan persyaratan lain yang relevan dibidang K3.

2.3.4 Perubahan pada peraturan perundang-undangan, standar, pedoman


teknis, dan persyaratan lain yang relevan di bidang K3 digunakan untuk
peninjauan prosedur-prosedur dan petunjuk-petunjuk kerja

Ada dokumen berupa prosedur perancangan yg didalamnya ada mengidentifikasi,


memperoleh, memelihara dan memahami peraturan perundang-undangan, standar,
pedoman teknis, dan persyaratan lain yang relevan dibidang K3

15

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

2. PEMBUATAN DAN PENDOKUMENTASIAN RENCANA K3


2. PEMBUATAN DAN PENDOKUMENTASIAN RENCANA K3
2.4

Informasi K3
2.4.1
Informasi yang dibutuhkan mengenai kegiatan K3 disebarluaskan
secara sistematis kepada seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor, pelanggan,
dan pemasok.

Bentuknya dapat berupa papan pengumuman, foto-foto, poster, verbal dalam


briefing dll
Bentuk catatan K3 ini dapat berupa laporan kegiatan, tempelan pada papan
pengumuman, catatan training dll) dan harus disimpan dengan baik
dokumentasinya.

16

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

3. PENGENDALIAN PERANCANGAN DAN PENINJAUAN


3. PENGENDALIAN PERANCANGAN DAN PENINJAUAN
KONTRAK
KONTRAK
3.1
Pengendalian Perancangan

3.1.1 Prosedur yang terdokumentasi mempertimbangkan identifikasi potensi


bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko yang dilakukan pada tahap
perancangan dan modifikasi.

Ada dokumen berupa prosedur perancangan yg didalamnya ada identifikasi bahaya


dan resiko / aspek K3

3.1.2
Prosedur, instruksi kerja dalam penggunaan produk, pengoperasian
mesin dan peralatan, instalasi, pesawat atau proses serta informasi lainnya
yang berkaitan dengan K3 telah dikembangkan selama perancangan
dan/atau modifikasi.

Saat perancangan dibuatkan


dirancang /dirancang ulang.

WI/prosedur

khusus

utk

sarana

produk

17

yg

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

3. PENGENDALIAN PERANCANGAN DAN PENINJAUAN


3. PENGENDALIAN PERANCANGAN DAN PENINJAUAN
KONTRAK
KONTRAK
3.1.3
Petugas yang berkompeten melakukan verifikasi bahwa perancangan

dan/atau modifikasi memenuhi persyaratan K3 yang ditetapkan sebelum


penggunaan hasil rancangan.

Ada personil yang ditunjuk melakukan verifikasi aspek K3 telah dipenuhi dalam
rancangan. Personil ini bisa internal (misal ahli K3)/eksternal (misal : petugas
pengawas K3, konsultan/perusahaan Jasa K3 yang ditunjuk)

3.1.4 Semua perubahan dan modifikasi perancangan yang mempunyai


implikasi terhadap K3 diidentifikasikan, didokumentasikan, ditinjau ulang
dan disetujui oleh petugas yang berwenang sebelum pelaksanaan.

Lihat pada dokumennya berupa catatan/notulensi review perancangan, checklist


kesesuaian desain dengan aspek K3, tanda tangan pengesahan rancangan oleh
petugas di 3.1.3

18

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

3. PENGENDALIAN PERANCANGAN DAN PENINJAUAN


3. PENGENDALIAN PERANCANGAN DAN PENINJAUAN
KONTRAK
KONTRAK
3.2
Peninjauan Kontrak

3.2.1 Prosedur yang terdokumentasi harus mampu mengidentifikasi bahaya


dan menilai risiko K3 bagi tenaga kerja, lingkungan, dan masyarakat,
dimana prosedur tersebut digunakan pada saat memasok barang dan jasa
dalam suatu kontrak.

Ada dokumen berupa prosedur . Dokumentasi dapat berupa hasil notulen rapat
review sebelum kontrak jadi, checklist identifikasi aspek K3 dlm kontrak yg telah
berisi

3.2.2
Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan pada tinjauan
kontrak oleh petugas yang berkompeten.

Personil P2K3 atau safety yg melakukan kegiatan identifikasi aspek K3 yg


dibutuhkan saat memenuhi suatu kontrak.

19

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

3. PENGENDALIAN PERANCANGAN DAN PENINJAUAN


3. PENGENDALIAN PERANCANGAN DAN PENINJAUAN
KONTRAK
KONTRAK
3.2.3
Kontrak ditinjau ulang untuk menjamin bahwa pemasok
memenuhi persyaratan K3 bagi pelanggan.

Akan terpenuhi jika 3.2.1 sudah ada

3.2.4 Catatan tinjauan kontrak dipelihara dan didokumentasikan.

dapat

Catatan hasil review kontrak/checklist pemenuhan persyaratan K3 terhadap suatu


kontrak.

20

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

4. PENGENDALIAN DOKUMEN
4. PENGENDALIAN DOKUMEN

4.1 Persetujuan, Pengeluaran dan Pengendalian Dokumen


4.1.1
Dokumen K3 mempunyai identifikasi status, wewenang, tanggal
pengeluaran dan tanggal modifikasi.

Status dokumen bisa berupa nomor khusus, wewenang, yg menyetujui dokumen,


tgl pengeluaran & modifikasi dimana terjadi perubahan

4.1.2 Penerima distribusi dokumen tercantum dalam dokumen tersebut.


Ada daftar distribusi penerima dokumen
4.1.3 Dokumen K3 edisi terbaru disimpan secara sistematis pada tempat
yang ditentukan.

Dokumen disimpan pada lokasi tertentu yg telah ditetapkan sebelumnya

4.1.4 Dokumen usang segera disingkirkan dari penggunaannya sedangkan


dokumen usang yang disimpan untuk keperluan tertentu diberi tanda
khusus.

Perusahaan hrs memastikan bahwa dokumen K3 yg sedang beredar adalah


dokumen terbaru/revisi terakhir. Bila disimpan maka diberi tanda misalkan
obsolete
21

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

4. PENGENDALIAN DOKUMEN
4. PENGENDALIAN DOKUMEN
4.2

Perubahan dan Modifikasi Dokumen


4.2.1 Terdapat sistem untuk membuat, menyetujui perubahan terhadap
dokumen K3.

Ada prosedur untuk melakukan perubahan terhadap suatu dokumen, bila pernah
berubah tunjukan catatan perubahan tersebut

4.2.2
Dalam hal terjadi perubahan diberikan alasan terjadinya perubahan
dan tertera dalam dokumen atau lampirannya dan menginformasikan kepada
pihak terkait.

Pada dokumen yg telah berubah dilampirkan perubahan yg dilakukan, tgl


modifikasi & siapa yang menyetujui perubahan tsb

4.2.3
Terdapat prosedur pengendalian dokumen atau daftar seluruh
dokumen yang mencantumkan status dari setiap dokumen tersebut, dalam
upaya mencegah penggunaan dokumen yang usang.

Perusahaan memiliki suatu daftar yang berisi semua judul dokumen K3 yang
dipergunakan termasuk statusnya (misalkan revisi keberapa).

22

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

5. PEMBELIAN DAN PENGENDALIAN PRODUK


5. PEMBELIAN DAN PENGENDALIAN PRODUK
5.1

Spesifikasi Pembelian Barang dan Jasa


5.1.1 Terdapat prosedur yang terdokumentasi yang dapat menjamin bahwa
spesifikasi teknik dan informasi lain yang relevan dengan K3 telah diperiksa
sebelum keputusan untuk membeli.

Ada dokumen tertulis mengenai prosedur pembelian barang atau jasa dimana ada
kegiatan pemeriksaan item K3 yg terkait dg barang atau jasa yang dibeli

5.1.2
Spesifikasi pembelian untuk setiap sarana produksi, zat kimia atau
jasa harus dilengkapi spesifikasi yang sesuai dengan persyaratan peraturan
perundang-undangan dan standar K3.

Kriteria ini merupakan aplikasi dari kriteria 5.1.1 dimana perusahaan dapat
menunjukkan contoh catatan purchase order yang memasukkan item K3 saat
pembeliannnya

5.1.3
Konsultasi dengan tenaga kerja yang kompeten pada saat keputusan
pembelian, dilakukan untuk menetapkan persyaratan K3 yang dicantumkan
dalam spesifikasi pembelian dan diinformasikan kepada tenaga kerja yang
menggunakannya.

Kegiatan konsultasi ini dapat disebutkan dalam isi prosedur 5.1.1 atau dapat
ditunjukkan bukti berupa notulensi meeting/input dari pihak user kepada
pembelian.
23

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

5. PEMBELIAN DAN PENGENDALIAN PRODUK


5. PEMBELIAN DAN PENGENDALIAN PRODUK

5.1.4
Kebutuhan pelatihan, pasokan alat pelindung diri dan perubahan
terhadap prosedur kerja harus dipertimbangkan sebelum pembelian dan
penggunaannya.

Kebutuhan pelatihan, APD dll ini bisa disebutkan dalam prosedur pembelian atau
buktinya berupa catatan purchase order yang telah lengkap item K3nya.

5.1.5 Persyaratan K3 dievaluasi dan menjadi pertimbangan dalam seleksi


pembelian.

Setiap barang dan jasa yang masuk harus diperiksa sesuai dengan spesifikasi
yang telah disetujui sebelumnya, Misal : dokumen persetujuan penerimaan
barang oleh pihak gudang.

24

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

5. PEMBELIAN DAN PENGENDALIAN PRODUK


5. PEMBELIAN DAN PENGENDALIAN PRODUK
5.2

Sistem Verifikasi Barang dan Jasa Yang Telah Dibeli


5.2.1
Barang dan jasa yang dibeli diperiksa kesesuaiannya dengan
spesifikasi pembelian.

Setiap barang dan jasa yang masuk harus diperiksa sesuai dengan spesifikasi
yang telah disetujui sebelumnya, Misal : dokumen persetujuan penerimaan
barang oleh pihak gudang.

5.3

Pengendalian Barang dan Jasa Yang Dipasok Pelanggan

5.3.1 Barang dan jasa yang dipasok pelanggan, sebelum digunakan terlebih
dahulu diidentifikasi potensi bahaya dan dinilai risikonya dan catatan
tersebut dipelihara untuk memeriksa prosedur.

Barang dan jasa yang dipasok pelanggan maksudnya barang/jasa yang


dipergunakan/ diproses di tempat kerja kita untuk kemudian setelah selesai
dikembalikan lagi kepada
pelanggan. Bukti penerapan kegiatan ini bisa
dicantumkan dalam prosedur tersendiri atau melalui kegiatan manajemen risiko
seperti yang dilakukan pada 2.1.1.
25

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

5. PEMBELIAN DAN PENGENDALIAN PRODUK


5. PEMBELIAN DAN PENGENDALIAN PRODUK
5.4

Kemampuan Telusur Produk


5.4.1 Semua produk yang digunakan dalam proses produksi dapat
diidentifikasi di seluruh tahapan produksi dan instalasi, jika terdapat potensi
masalah K3.

Setiap barang, material yang digunakan dalam process produksi harus diperiksa
sesuai dengan spesifikasi teknis dan dilengkapi dengan document-document
telusuran.

5.4.2 Terdapat prosedur yang terdokumentasi untuk penelusuran produk yang


telah terjual, jika terdapat potensi masalah K3 di dalam penggunaannya.

Setiap barang, material hasil dari produski harus diperiksa sesuai dengan
standard yang telah ditentukan , dan dilengkapi dengan document-document
telusuran untuk keselamatan konsumen.

26

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3


6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3

6.1 Sistem Kerja


6.1.1
Petugas yang kompeten telah mengidentifikasi bahaya, menilai dan
mengendalikan risiko yang timbul dari suatu proses kerja.

Perusahaan telah menunjuk personil untuk melakukan risk assessment. Bukti penerapannya
dapat dilihat dari laporan risk assessment yang telah dilakukan. Kompetensi petugas ini dilihat
dari sertifikat atau catatan pelatihan, job desc atau wewenangnya atau dari track record
pengalaman serta laporan risk assessment yang telah dilakukannnya selama ini

6.1.2 Apabila upaya pengendalian risiko diperlukan, maka upaya tersebut


ditetapkan melalui tingkat pengendalian.

Penerapannya sama dengan 6.1.1, dapat dilihat pada laporan risk assessmentnya terutama pada
kolom bentuk pengendalian risiko yang diusulkannya

6.1.3 Terdapat prosedur atau petunjuk kerja yang terdokumentasi untuk


mengendalikan risiko yang teridentifikasi dan dibuat atas dasar masukan
dari personil yang kompeten serta tenaga kerja yang terkait dan disahkan
oleh orang yang berwenang di perusahaan.

Ada dokumen tertulis prosedur/WI di tempat kerja. Untuk ijin kerja misalnya hot work permit,
confined space permit, tergantung dari proses yang ada di tempat kerja

6.1.4 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, standar serta


pedoman teknis yang relevan diperhatikan pada saat mengembangkan atau
melakukan modifikasi atau petunjuk kerja.

Bila ada perubahan terhadap prosedur/WI maka perubahan tersebut mengacu pada peraturan,
standar atau ketentuan lainnya yang terkait. Biasanya pada dokumen prosedur/WI dapat
dicantumkan
27

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3


6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3
6.1.5 Terdapat sistem izin kerja untuk tugas berisiko tinggi.

Ada dokumen tertulis prosedur/WI di tempat kerja. Untuk ijin kerja misalnya hot
work permit, confined space permit, tergantung dari proses yang ada di tempat kerja

6.1.6 Alat pelindung diri disediakan sesuai kebutuhan dan digunakan


secara benar serta selalu dipelihara dalam kondisi layak pakai.

Lihat penerapannya di lapangan, apakah APD dipakai ? APD dipakai dengan


benar ? Bagaimana kondisinya ?

6.1.7
Alat pelindung diri yang digunakan dipastikan telah dinyatakan layak
pakai sesuai dengan standar dan/atau peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Kesesuaian APD dengan standar/Per-UU dilihat pada spesifikasi teknis dari pihak
suplier. Mengacu ke standar mana ? Atau mungkin lihat sertifikasi produk misal
SNI, BS, ISO, dll dari APD tersebut

6.1.8
Upaya pengendalian risiko dievaluasi secara berkala apabila terjadi
ketidaksesuaian atau perubahan pada proses kerja.

Sama dengan 6.1.1 dimana ada review terhadap suatu hasil risk assessment.
Lihat pada laporannya

28

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3


6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3
6.2 Pengawasan

6.2.1 Dilakukan pengawasan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan


dilaksanakan dengan aman dan mengikuti prosedur dan petunjuk kerja yang
telah ditentukan.

Ada kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan di tempat kerja.


Biasanya menjadi tanggung jawab supervisor atau yang setingkat. Lihat pada
uraiannya tanggung jawabnya. Bukti dokumen bisa berupa catatan/log inspeksi
harian

6.2.2 Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat kemampuan dan tingkat
risiko tugas.

Lihat kembali pada uraian tanggung jawab pada 6.2.1 atau adanya kegiatan
pemantauan bagi karyawan baru atau program on the job training

6.2.3 Pengawas/penyelia ikut serta dalam identifikasi bahaya dan membuat


upaya pengendalian.

Idem dengan 6.2.1, lihat pada job desc-nya. Bukti penerapan berupa laporan
inspeksi/laporan sumber bahaya atau lainnya .

29

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3


6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3

6.2.4 Pengawas/penyelia diikutsertakan dalam melakukan penyelidikan


dan pembuatan laporan terhadap terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja serta wajib menyerahkan laporan dan saran-saran kepada pengusaha
atau pengurus.

Pengawas terlibat dalam kegiatan pelaporan dan penyelidikan kecelakaan dan


penyakit akibat kerja. Lihat pada prosedur pelaporan & penyelidikan kecelakaan
kerja (elemen 8) dan item pada 6.2.1 (uraian job desc). Lihat juga pada dokumen
pelaporan dan hasil penyelidikan kecelakaan yang pernah terjadi.

6.2.5

Pengawas/penyelia ikut serta dalam proses konsultasi.

Proses konsultasi disini bisa berupa keterlibatan pengawas dalam rapat yang
membahas masalah-masalah K3 dalam area pengawasannya

30

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3


6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3
6.3

Seleksi dan Penempatan Personil


6.3.1 Persyaratan tugas tertentu termasuk persyaratan kesehatan
diidentifikasi dan dipakai untuk menyeleksi dan menempatkan tenaga kerja.

Perusahaan menetapkan syarat kesehatan dalam penerimaan pegawai. Lihat pada


prosedur penerimaan pegawai dan data-data aktifitas pemeriksaan kesehatan
karyawan

6.3.2 Penugasan pekerjaan harus berdasarkan kemampuan dan


keterampilan serta kewenangan yang dimiliki.
sama dengan 6.3.1

31

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3


6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3
6.4

Area Terbatas
6.4.1 Pengusaha atau pengurus melakukan penilaian risiko lingkungan
kerja untuk mengetahui daerah-daerah yang memerlukan pembatasan izin
masuk.

Adanya dokumen atau daftar daerah-daerah di tempat kerja yang memerlukan ijin
masuk. Atau cek langsung ke lapangan

6.4.2 Terdapat pengendalian atas daerah/tempat dengan pembatasan


izin masuk.

Pada daerah-daerah tsb dilakukan pengendalian yang dapat berupa ijin tertulis,
penguncian, rambu- rambu, dll.

6.4.3 Tersedianya fasilitas dan layanan di tempat kerja sesuai dengan


standar dan pedoman teknis.

Fasilitas disini yaitu kamar mandi, wastafel, loker/ruang ganti, musholla, ruang
makan, kantin,dll. Layanan yaitu penyediaan air minum bersih, layanan makan, dll .

6.4.4 Rambu-rambu K3 harus dipasang sesuai dengan standar dan


pedoman teknis.

Rambu K3 (safety sign, warning sign, poster,dll) dan tanda pintu dipasang sesuai
standar yang diacu perusahaan. Yang penting rambu tsb masih dalam kondisi baik,
terlihat dan dimengerti oleh tenaga kerja

32

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3


6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3
6.5

Pemeliharaan, Perbaikan, dan Perubahan Sarana Produksi


6.5.1
Penjadualan pemeriksaan dan pemeliharaan sarana produksi serta
peralatan mencakup verifikasi alat-alat pengaman serta persyaratan yang
ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan, standar dan pedoman
teknis yang relevan.

Perusahaan mempunyai dokumen berupa jadwal pemeliharaan sarana produksi


yang dipergunakan di tempat kerja

6.5.2
Semua catatan yang memuat data secara rinci dari kegiatan
pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan perubahan yang dilakukan atas
sarana dan peralatan produksi harus disimpan dan dipelihara.

Perusahaan menyimpan catatan-catatan pemeliharaan yang dilakukan .

6.5.3 Sarana dan peralatan produksi memiliki sertifikat yang masih berlaku
sesuai dengan persyaratan peraturan perundang-undangan dan standar.

Perusahaan memiliki sertifikat sarana produksi yang masih berlaku. Beberapa


sarana
produksi tsb antara lain bejana tekan (Permenaker 01/MEN/1082),
pesawat angkat
dan angkut (Permanker 05/MEN/1985), Lift (Permenaker
03/MEN/1999), Pesawat Uap (Peraturan Uap tahun 1930).

33

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3


6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3

6.5.4 Pemeriksaan, pemeliharaan, perawatan, perbaikan dan setiap


perubahan harus dilakukan petugas yang kompeten dan berwenang.
Lihat kompetensi personil yang melakukan kegiatan perawatan sarana
produksi tsb (sertifikat, lisensi, pengalamannya)

6.5.5 Terdapat prosedur untuk menjamin bahwa Jika terjadi perubahan


terhadap sarana dan peralatan produksi, perubahan tersebut harus sesuai
dengan persyaratan peraturan perundang-undangan, standar dan pedoman
teknis yang relevan.

Ada prosedur (tertulis lebih baik) mengenai kegiatan pemeliharaan sarana


produksi. Contoh dokumen misalnya Work Order Form

6.5.6 Terdapat prosedur permintaan pemeliharaan sarana dan peralatan


produksi dengan kondisi K3 yang tidak memenuhi persyaratan dan perlu
segera diperbaiki.

Ada prosedur (tertulis lebih baik) mengenai kegiatan pemeliharaan sarana


produksi. Contoh dokumen misalnya Work Order Form

6.5.7 Terdapat sistem untuk penandaan bagi peralatan yang sudah tidak
aman lagi untuk digunakan atau sudah tidak digunakan.

Penandaan pada mesin/sarana produksi yang sedang diperbaiki atau rusak


ini dapat dituangkan dalam prosedur pemeliharaan atau prosedur Lock Out
dan Tag Out (LOTO).
34

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3


6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3

6.5.8
Apabila diperlukan dilakukan penerapan sistem penguncian
pengoperasian (lock out system) untuk mencegah agar sarana produksi tidak
dihidupkan sebelum saatnya.

Terdapat mekanisme
digunakan)

penguncian

(lihat

bentuk/sistem

penguncian

yang

6.5.9 Terdapat prosedur yang dapat menjamin keselamatan dan kesehatan


tenaga kerja atau orang lain yang berada didekat sarana dan peralatan
produksi pada saat proses pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan
perubahan.

Ada prosedur (tertulis lebih baik) mengenai kegiatan pemeliharaan sarana


produksi terkait dengan Emergency handling , Contoh dokumen misalnya Work
Permit .

6.5.10
Terdapat penanggung jawab untuk menyetujui bahwa sarana dan
peralatan produksi telah aman digunakan setelah proses pemeliharaan,
perawatan, perbaikan atau perubahan.

Adanya petugas yang ditunjuk dalam menjalankan verifikasi hasil pekerjaan dan
memastikan telah sesuai dan aman untuk dioperasikan kembali.

35

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3


6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3
6.6

Pelayanan
6.6.1
Apabila perusahaan dikontrak untuk menyediakan pelayanan yang
tunduk pada standar dan peraturan perundang-undangan mengenai K3,
maka perlu disusun prosedur untuk menjamin bahwa pelayanan memenuhi
persyaratan.

Pelayanan atau jasa disini termasuk dalam PJK3 (perusahaan jasa K3) sesuai
dengan Permenaker 04/MEN/1995 yang meliputi jasa konsultan K3, jasa
pabrikasi pemeliharaan, reparasi dan instalasi teknik K3, jasa pemeriksaan dan
pengujian teknik, jasa pemeriksaan dan atau pelayanan kesehatan kerja, jasa
audit K3 dan jasa pembinaanK3. Bila kita sebagai penyedia jasa tsb maka
persyaratan harus dipenuhi.

6.6.2 Apabila perusahaan diberi pelayanan melalui kontrak, dan pelayanan


tunduk pada standar dan peraturan perundang-undangan K3, maka perlu
disusun prosedur untuk menjamin bahwa pelayanan memenuhi persyaratan.

Namun bila kita sebagai pelanggan (6.6.2) maka dapat dilihat pada elemen 5
(pada prosedur pembelian) dimana sudah didetilkan spesifikasi K3 ini dalam
pembelian barang dan jasa. Spesifikasi ini bisa berupa surat penunjukan PJK3
dari Depnaker RI.
36

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3


6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3
6.7

Kesiapan Untuk Menangani Keadaan Darurat

6.7.1
Keadaan darurat yang potensial di dalam dan/atau di luar tempat
kerja telah diidentifikasi dan prosedur keadaan darurat telah
didokumentasikan dan diinformasikan agar diketahui oleh seluruh orang
yang ada di tempat kerja.

Perusahaan telah mengidentifikasi keadaan darurat yg mungkin terjadi (fire, spill,


ledakan, banjir, huru hara,dll). Hal ini dibuktikan dengan adanya dokumen
tertulis berupa prosedur keadaan darurat perusahaan

6.7.2 Penyediaan alat/sarana dan prosedur keadaan darurat berdasarkan


hasil identifikasi dan diuji serta ditinjau secara rutin oleh petugas yang
berkompeten dan berwenang.

Prosedur tsb harus dilakukan simulasi untuk mengetahui sesuai atau efektif
diterapkan. Simulasi paling tidak bisa dilakukan 1 x dalam setahun. Lihat
catatan laporan & evaluasi simulasi ini dan dievaluasi oleh petugas yang
kompeten (bisa bagian K3 atau pihak luar misal kerja sama dng dinas kebakaran)

6.7.3 Tenaga kerja mendapat instruksi dan pelatihan mengenai prosedur


keadaan darurat yang sesuai dengan tingkat risiko.

Perusahaan telah membuat instruksi keadaan darurat dan telah diinformasikan


kepada seluruh karyawan. Lihat catatan atau daftar hadir latihan/sosialisasi
37
instruksi tsb

6.7.4

Petugas penanganan keadaan darurat ditetapkan dan diberikan

INTERPRETASI
KRITERIA
- SMK3
pelatihan khusus serta166
diinformasikan
kepada seluruh
orang PP
yang 50
ada di
tempat kerja.
TH. 2012

Perusahaan telah membuat instruksi keadaan darurat dan telah diinformasikan kepada

6. KEAMANAN
BEKERJA
BERDASARKAN
SMK3
seluruh karyawan.
Lihat catatan
atau daftar hadir latihan/sosialisasi
instruksi tsb
6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3

6.7.5 Instruksi/prosedur keadaan darurat dan hubungan keadaan darurat


diperlihatkan secara jelas dan menyolok serta diketahui oleh seluruh tenaga
kerja di perusahaan.

Jelas. Verifikasi dilakukan dng melihat kondisi di lapangan, apakah instruksi tsb jelas,
terlihat dan semua tenaga kerja memahaminya.

6.7.6
Peralatan, dan sistem tanda bahaya keadaan darurat disediakan,
diperiksa, diuji dan dipelihara secara berkala sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, standar dan pedoman teknis yang relevan.
Lihat pada catatan-catatan inspeksi, pengujian dan sertifikat hasil pengujian, dan laporan
maintenancenya.

6.7.7 Jenis, jumlah, penempatan dan kemudahan untuk mendapatkan alat


keadaan darurat telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau
standar dan dinilai oleh petugas yang berkompeten dan berwenang.
Posisi alat darurat (APAR, Hidran, Spill Kit, Shower, kotak P3K,dll) jelas dilihat, tidak
terhalang dan bertanda jelas oleh karyawan.

38

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3


6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3
6.8

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan


6.8.1 Perusahaan telah mengevaluasi alat P3K dan menjamin bahwa sistem
P3K yang ada memenuhi peraturan perundang-undangan, standar dan
pedoman teknis.

Ada kegiatan pengecekan terhadap kondisi isi dari kotak P3K, biasanya
berupa checklist tentang kelengkapan obat, jumlah pemakaian, penggantian, dll

6.8.2 Petugas P3K telah dilatih dan ditunjuk sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan.

6.9

Ada petugas P3K yang ditunjuk. Petugas ini bisa dari karyawan atau orang medis
diklinik yang ditunjuk sebagai petugas P3K. Pelatihan P3K bagi petugas yang
ditunjuk sesuai dengan Permenaker 03/MEN/1982 tentang pelayanan kesehatan
karyawan

Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat


6.9.1 Prosedur untuk pemulihan kondisi tenaga kerja maupun sarana dan
peralatan produksi yang mengalami kerusakan telah ditetapkan dan dapat
diterapkan sesegera mungkin setelah terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.

Perusahaan harus memiliki prosedur rencana pemulihan keadaan darurat secara


cepat untuk mengembalikan pada kondisi yang normal dan membantu
pemulihan tenaga kerja yang mengalami trauma
39

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

7. STANDAR PEMANTAUAN
7. STANDAR PEMANTAUAN
7.1

Pemeriksaan Bahaya
7.1.1
Pemeriksaan/inspeksi terhadap tempat kerja dan cara kerja
dilaksanakan secara teratur.

Ada jadwal reguler kegiatan inspeksi ini. Bisa dilihat pada tabel jadwal atau
prosedur inspeksi atau dari hasil laporan inspeksi yang telah dilakukan
beberapa waktu sebelumnya.

7.1.2 Pemeriksaan/inspeksi dilaksanakan oleh petugas yang berkompeten


dan berwenang yang telah memperoleh pelatihan mengenai identifikasi
bahaya.

Bukan berarti semua inspeksi harus selalu dilakukan oleh wakil pengurus
dan wakil karyawan tetapi pihak manajemen atau yang mewakilinya juga
dilibatkan
dalam inspeksi. Bentuknya dapat berupa inspeksi dari
manajemen/P2K3

7.1.3
Pemeriksaan/inspeksi mencari masukan dari tenaga kerja yang
melakukan tugas di tempat yang diperiksa.

Keterlibatannya bisa dalam bentuk tanda tangan dari pihak petugas/yg


mewakili di lapangan dalam laporan.

7.1.4
Daftar periksa (check list) tempat kerja telah disusun untuk
digunakan pada saat pemeriksaan/inspeksi

Dokumen berupa formulir atau checklist inspeksi.

40

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

7. STANDAR PEMANTAUAN
7. STANDAR PEMANTAUAN

7.1.5
Laporan pemeriksaan/inspeksi berisi rekomendasi untuk tindakan
perbaikan dan diajukan kepada pengurus dan P2K3 sesuai dengan
kebutuhan.

Dilihat dari hasil laporan inspeksi

7.1.6
Pengusaha atau pengurus telah menetapkan penanggung jawab
untuk
pelaksanaan
tindakan
perbaikan
dari
hasil
laporan
pemeriksaan/inspeksi.

Adanya petugas yang ditunjui untuk melakukan verifikasi dan tindaklanjut dari
hasil laporan inspeksi , ( dilihat dari CAP yang ditelah disusun )

7.1.7
Tindakan perbaikan dari hasil laporan pemeriksaan/inspeksi
dipantau untuk menentukan efektifitasnya.

Ada prosedur pemantauan terhadap temuan-temuan inspeksi, lihat pada prosedur


inspeksi atau lihat pada laporan apakah ada pernyataan status temuan inspeksi
sudah selesai atau inprogress
41

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

7. STANDAR PEMANTAUAN
7. STANDAR PEMANTAUAN
7.2

Pemantauan/Pengukuran Lingkungan Kerja


7.2.1
Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja dilaksanakan secara
teratur dan hasilnya didokumentasikan, dipelihara dan digunakan untuk
penilaian dan pengendalian risiko.

Adanya dokumentasi/laporan hasil pemantauan lingkungan kerja. Interval waktu


pelaksanaannya disesuaikan dengan ketentuan/standar yang berlaku

7.2.2
Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja meliputi faktor fisik,
kimia, biologi, ergonomi dan psikologi.

Lihat pada Kepmenaker 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
(Kebisingan, Suhu Kerja, Getaran, Gelombang Mikro dan Radiasi Ultraviolet). Lihat
pada Kepmenaker 187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya di
tempat kerja. Faktor biologis misalnya nilai baku mutu air minum, pengawasan
terhadap kualitas makanan karyawan,dll. Faktor radiasi dapat mengacu pada
ketentuan dari BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) Indonesia .

7.2.3
Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja dilakukan oleh petugas
atau pihak yang berkompeten dan berwenang dari dalam dan/atau luar
perusahaan.

Pemantauan Lingkungan Kerja dilakukan oleh PJK3 / Laboratorium yang telah


memenuhi standard sebagaiamana yang telah ditetapkan .
42

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

7. STANDAR PEMANTAUAN
7. STANDAR PEMANTAUAN
7.3

Peralatan Pemeriksaan/Inspeksi, Pengukuran dan Pengujian


7.3.1
Terdapat prosedur yang terdokumentasi mengenai identifikasi,
kalibrasi, pemeliharaan dan penyimpanan untuk alat pemeriksaan, ukur dan
uji mengenai K3.

Ada prosedur tertulis mengenai hal tersebut. Alat ukur disini misalnya noisemeter
(kebisingan), luxmeter (pencahayaan), gas detector (gas-gas kimia),dll. Bila alat-alat
disediakan dari pihak luar maka mereka/suplier/kontraktor harus dapat
menunjukkan prosedur ini. Hal ini bisa diidentifikasi pada saat tahap kontrak dan
pembelian jasa.

7.3.2
Alat dipelihara dan dikalibrasi oleh petugas atau pihak yang
berkompeten dan berwenang dari dalam dan/atau luar perusahaan

Jelas. Lihat kualifikasi petugas yang melakukan kalibrasi alat tersebut.

43

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

7. STANDAR PEMANTAUAN
7. STANDAR PEMANTAUAN
7.4

Pemantauan Kesehatan Tenaga Kerja


7.4.1 Dilakukan pemantauan kesehatan tenaga kerja yang bekerja pada
tempat kerja yang mengandung potensi bahaya tinggi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Ada kegiatan serta dokumentasi mengenai kegiatan pemantauan kesehatan tenaga


kerja. Terutama pemeriksaan kesehatan khusus seperti misalnya pengecekan darah
untuk melihat kontaminasi bahan kimia, audiometri untuk kebisingan, rontgen
untuk penyakit saluran pernafasan,dll.

7.4.2 Pengusaha atau pengurus telah melaksanakan identifikasi keadaan


dimana pemeriksaan kesehatan tenaga kerja perlu dilakukan dan telah
melaksanakan sistem untuk membantu pemeriksaan ini.

Hasil identifikasi dalam bentuk daftar program pemeriksaan kesehatan karyawan


yang dilakukan dan tata cara atau prosedur untuk pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja ini

44

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

7. STANDAR PEMANTAUAN
7. STANDAR PEMANTAUAN

7.4.3 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan oleh dokter pemeriksa


yang ditunjuk sesuai peraturan perundang-undangan.

Dokter perusahaan yang sesuai dengan Permenaker 01/MEN/1976 tentang


kewajiban latihan hyperkes bagi dokter perusahaan

7.4.4 Perusahaan menyediakan pelayanan kesehatan kerja sesuai peraturan


perundang-undangan.

Detil pelayanan kesehatan yang diberikan mengacu


03/MEN/1982 tentang pelayanan kesehatan tenaga kerja

pada

Permenaker

7.4.5 Catatan mengenai pemantauan kesehatan tenaga kerja dibuat sesuai


dengan peraturan perundang-undangan.

Jelas

45

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

8. PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN


8. PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN
8.1

Pelaporan Bahaya
8.1.1 Terdapat prosedur pelaporan bahaya yang berhubungan dengan K3
dan prosedur ini diketahui oleh tenaga kerja.

8.2

Perusahaan mempunyai prosedur pelaporan sumber bahaya dan tenaga kerja tahu
cara pelaporan tersebut. Dokumen berupa prosedur pelaporan, formulir pelaporan
bahaya/ketidaksesuaia

Pelaporan Kecelakaan
8.2.1 Terdapat prosedur terdokumentasi yang menjamin bahwa semua
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran atau peledakan serta
kejadian berbahaya lainnya di tempat kerja dicatat dan dilaporkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan

Ada dokumen pelaporan kecelakaan dan atau penyakit akibat kerja kepada pihak
Disnaker setempat atau dalam laporan triwulan P2K3 perusahaan ke Disnaker.
Ketentuan ini diatur dalam Permenaker No.03/MEN/1998 tentang Tata Pelaporan
dan Pemeriksaan Kecelakaan
46

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

8. PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN


8. PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN
8.3

Pemeriksaan dan pengkajian Kecelakaan


8.3.1
Tempat kerja/perusahaan mempunyai prosedur pemeriksaan dan
pengkajian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Dokumennya sama dengan 8.2.1 dimana bisa dijadikan satu prosedur yaitu
pelaporan dan penyelidikannya

8.3.2 Pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan kerja dilakukan oleh petugas


atau Ahli K3 yang ditunjuk sesuai peraturan perundang-undangan atau
pihak lain yang berkompeten dan berwenang.

Perusahaan telah menetapkan personil perusahaan yang akan melakukan


penyelidikan. Kompetensinya bisa dilihat pada pelatihan atau sertifikat
pelatihan
yang telah dimilikinya

8.3.3 Laporan pemeriksaan dan pengkajian berisi tentang sebab dan akibat
serta rekomendasi/saran dan jadwal waktu pelaksanaan usaha perbaikan.

Lihat dan cek pada dokumen laporan kecelakaan selama ini, apakah sudah
tertera saran dan jadwal perbaikannya .
47

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

8. PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN


8. PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN

8.3.4 Penanggung jawab untuk melaksanakan tindakan perbaikan atas


laporan pemeriksaan dan pengkajian telah ditetapkan.

Lihat pada dokumen laporan kecelakaan siapa penanggung jawab tindakan


perbaikan tsb? Apakah beliau sudah diinformasikan mengenai tanggung jawabnya
ini ?

8.3.5 Tindakan perbaikan diinformasikan kepada tenaga kerja yang bekerja


di tempat terjadinya kecelakaan.

Verifikasi dilakukan dengan melihat proses saat penyelidikan dilakukan. Apakah


melibatkan tenaga kerja saat mengumpulkan informasi atau saat
mendiskusikan tindakan perbaikan yang akan dilakukan ? Cross check dengan
pekerja yang terkait ! Atau sertakan tandatangan pekerja.

8.3.6 Pelaksanaan tindakan perbaikan dipantau, didokumentasikan dan


diinformasikan ke seluruh tenaga kerja.

Dilihat dari laporan Investigasi dan Tindakan Perbaikan , dan hasil investigasi serta
tindakan perbaikan harus diinformasikan ke karyawan, melalui media yang ada.

48

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

8. PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN


8. PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN
8.4

Penanganan Masalah
8.4.1
Terdapat prosedur untuk menangani masalah keselamatan dan
kesehatan yang timbul dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Ada prosedur penyampaian masalah-masalah K3 di tempat kerja., Masalah ini bisa


berupa hal-hal seperti; lingkungan kerja yang kurang nyaman dan aman, cara
kerja, kesehatan dalam bekerja, atau keluhan-keluhan lainn

49

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

9. PENGELOLAAN MATERIAL DAN PERPINDAHANNYA


9. PENGELOLAAN MATERIAL DAN PERPINDAHANNYA
9.1

Penanganan Secara Manual dan Mekanis

9.1.1 Terdapat prosedur untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan menilai


risiko yang berhubungan dengan penanganan secara manual dan mekanis.

Prosedur yang dimaksud yaitu prosedur manajemen risiko seperti pada 2.11 dan
6.1.1 tetapi kriteria ini lebih fokus pada kegiatan penanganan bahan secara manual
dan mekanis. Bukti penerapan lihat hasil laporan risk assessment pada kegiatan
yang dimaksud ini

9.1.2 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilaksanakan oleh petugas


yang berkompeten dan berwenang.

Verifikasi petugas yang melakukan risk assessment ini.

9.1.3 Pengusaha atau pengurus menerapkan dan meninjau cara


pengendalian risiko yang berhubungan dengan penanganan secara manual
atau mekanis.

Verifikasi ke lapangan apakah rekomendasi tindakan pengendalian risiko dari


laporan risk assessment diterapkan di tempat kerja

9.1.4
Terdapat prosedur untuk penanganan bahan meliputi metode
pencegahan terhadap kerusakan, tumpahan dan/atau kebocoran.

Ada prosedur/dokumen untuk penanganan terhadap kemungkinan kerusakan,


tumpahan dan kebocoran
50

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

9. PENGELOLAAN MATERIAL DAN PERPINDAHANNYA


9. PENGELOLAAN MATERIAL DAN PERPINDAHANNYA
9.2

Sistem Pengangkutan, Penyimpanan dan Pembuangan


9.2.1
Terdapat prosedur yang menjamin bahwa bahan disimpan dan
dipindahkan dengan cara yang aman sesuai dengan peraturan perundangundangan.

Semua kriteria ini dapat ditunjukkan dengan suatu prosedur mengenai


penanganan bahan agar teratur dan rapi dalam penyimpanan (housekeeping),
bahan dalam kondisi siap pakai serta bila tidak dipakai akan dibuang dengan cara
yang aman bagi lingkungan

9.2.2
Terdapat prosedur yang menjelaskan persyaratan pengendalian bahan
yang dapat rusak atau kadaluarsa.

Terdapatnya procedure untuk penyimpanan Bahan / Material , serta penanganan


untuk material yang rusak / kadaluarsa.

9.2.3 Terdapat prosedur yang menjamin bahwa bahan dibuang dengan cara
yang aman sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Terdapatnya procedure untuk penanganan limbah B3 .

51

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

9. PENGELOLAAN MATERIAL DAN PERPINDAHANNYA


9. PENGELOLAAN MATERIAL DAN PERPINDAHANNYA
9.3

Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya (BKB)


9.3.1 Perusahaan telah mendokumentasikan dan menerapkan prosedur
mengenai penyimpanan, penanganan dan pemindahan BKB sesuai dengan
persyaratan peraturan perundang-undangan, standar dan pedoman teknis
yang relevan.

Ada dokumen tertulis mengenai kegiatan-kegiatan tersebut untuk bahan


berbahaya. Bisa berupa prosedur atau instruksi kerja terkait dengan penggunaan
bahan kimia tsb. Peraturan yg mengatur tentang B3 yaitu PP no.74 tahun 2001
tentang Pengendalian Bahan Kimia di tempat kerja

9.3.2 Terdapat Lembar Data Keselamatan BKB (Material Safety Data Sheets)
meliputi keterangan mengenai keselamatan bahan sebagaimana diatur pada
peraturan perundang-undangan dan dengan mudah dapat diperoleh.

Lembar data ini dikenal juga dengan nama MSDS(material Safety Data Sheet).
Seharusnya tempat kerja mempunyainya dan bisa didapatkan dari pihak suplier
bahan kimia. (Dipersyaratkan pada elemen 5 dalam pembelian bahan)

52

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

9. PENGELOLAAN MATERIAL DAN PERPINDAHANNYA


9. PENGELOLAAN MATERIAL DAN PERPINDAHANNYA

9.3.3
Terdapat sistem untuk mengidentifikasi dan pemberian label secara
jelas pada bahan kimia berbahaya.

Ada pelabelan pada wadah bahan kimia. Yang penting label ini diketahui oleh para
user bahan kimia maksudnya

9.3.4
Rambu peringatan bahaya terpasang sesuai dengan persyaratan
peraturan perundang-undangan dan/atau standar yang relevan.

Rambu peringatan ini menjelaskan bahaya dari bahan kimia yang ada ditempat
kerja, misalnya: rambu sifat bahan tsb, rambu peringatan seperti larangan
merokok, nyala api,dll.

9.3.5
Penanganan BKB dilakukan oleh petugas yang berkompeten dan
berwenang.

Pihak user telah mendapatkan pelatihan mengenai bahaya bahan kimia serta tata
cara pemakaian yang aman dari bahan tersebut. Lihat pada catatan pelatihan atau
sertifikat pelatihan.

53

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

10. PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN DATA


10. PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN DATA
10.1

Catatan K3

10.1.1 Pengusaha atau pengurus telah mendokumentasikan dan


menerapkan prosedur pelaksanaan identifikasi, pengumpulan, pengarsipan,
pemeliharaan, penyimpanan dan penggantian catatan K3.

Perusahaan telah menetapkan prosedur yang mengatur pengelolaan terhadap


catatan-catatan K3 tersebut. Bisa dalam satu prosedur pengelolaan dokumen K3.
Catatan K3 ini berupa formulir K3 yang sudah terisi misal form kecelakaan,
inspeksi, NCR audit, dll

10.1.2
Peraturan perundang-undangan, standar dan pedoman teknis K3
yang relevan dipelihara pada tempat yang mudah didapat.

Idem dengan penjelasan 10.1.1

10.1.3
Terdapat prosedur yang menentukan persyaratan untuk menjaga
kerahasiaan catatan.

Idem dengan penjelasan 10.1.1. Misal kerahasiaan catatan medis seseorang

54

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

10. PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN DATA


10. PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN DATA

10.1.4
Catatan kompensasi kecelakaan dan rehabilitasi kesehatan tenaga
kerja dipelihara.

Contoh catatan peninjauan ulang & pemeriksaan misalkan; notulensi


management review, notulen rapat P2K3, hasil audit, medical record, dll

10.2 Data dan Laporan K3


10.2.1

Data K3 yang terbaru dikumpulkan dan dianalisa.

Data-data K3 perusahaan dapat berupa; data-data kecelakaan kerja, laporan


penyakit kerja, data % hasil inspeksi, data pencapaian kinerja program K3, data
pemantauan lingkungan kerja(misal kebisingan, NAB, dll)yang mana kesemua data
itu dianalisa. Analisa bisa dalam bentuk tabel, matriks, atau grafik atau yang
lainnya

10.2.2
Laporan rutin kinerja K3 dibuat dan disebarluaskan di dalam tempat
kerja.

Laporan rutin K3 misalnya; laporan rapat P2K3, laporan inspeksi, laporan


training, laporan audit, dll

55

hasil

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

11. PEMERIKSAAN SMK3


11. PEMERIKSAAN SMK3
11.1

Audit Internal SMK3

11.1.1 Audit internal SMK3 yang terjadwal dilaksanakan untuk memeriksa


kesesuaian kegiatan perencanaan dan untuk menentukan efektifitas kegiatan
tersebut.

Perusahaan memiliki jadwal kegiatan audit internal SMK3 dan telah dilaksanakan
sesuai jadwal tsb. Lihat pada laporan audit internal yang ada

11.1.2 Audit internal SMK3 dilakukan oleh petugas yang independen,


berkompeten dan berwenang.

Petugas atau auditor internal SMK3 harus kompeten yakni telah dibekali dengan
pemahaman mengenai isi SMK3 dan standar audit SMK3 ini. Lihat pada catatan
latihan/sertifikat atau pada contoh hasil laporannya selama ini. Independen yakni
ia tidak mengaudit bagiannya sendiri.

11.1.3 Laporan audit didistribusikan kepada pengusaha atau pengurus dan


petugas lain yang berkepentingan dan dipantau untuk menjamin
dilakukannya tindakan perbaikan

Tiap laporan hasil audit ada daftar distribusi penerima dokumen laporan tsb

56

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

12. PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DAN KEMAMPUAN


12. PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DAN KEMAMPUAN
12.1

Strategi Pelatihan

12.1.1
Analisis kebutuhan pelatihan K3 sesuai persyaratan peraturan
perundang-undangan telah dilakukan.

Terdapat TNA (training need analysis) yang mencakup mengenai kebutuhan


pelatihan K3. Lihat pada matriks training.

12.1.2 Rencana pelatihan K3 bagi semua tingkatan telah disusun

Lihat pada matriks pelatihan tahunan perusahaan

12.1.3
Jenis pelatihan K3 yang dilakukan harus disesuaikan dengan
kebutuhan untuk pengendalian potensi bahaya.

Lihat kembali pada matriks pelatihan K3. Perhatian khusus untuk pelatihan yang
dipersyaratkan \ oleh per-UU seperti; operator forklift, crane, regu kebakaran, ahli
K3

12.1.4 Pelatihan dilakukan oleh orang atau badan yang berkompeten dan
berwenang sesuai peraturan perundang-undangan.

Kriteria ini terkait dengan pihak ketiga yang digunakan jasanya untuk mengadakan
pelatihan. Hal ini diatur dalam Permenaker No.04/MEN/1994 tentang Perusahaan
Jasa K3. Kesesuaian ini bisa dipastikan dalam kontrak pembelian jasa
57

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

12. PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DAN KEMAMPUAN


12. PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DAN KEMAMPUAN
12.1.5
Terdapat fasilitas dan sumber daya memadai untuk pelaksanaan
pelatihan yang efektif.

Perusahaan menyediakan fasilitas (kelas, board, OHP, LCD,dll) dan sumber daya
trainer, dana) untuk kegiatan pelatihan (khususnya bila pelatihan bersifat internal)

12.1.6
Pengusaha atau pengurus mendokumentasikan dan menyimpan
catatan seluruh pelatihan.

Catatan pelatihan seperti daftar hadir, jadwal, dll disimpan dan di file

12.1.7
Program pelatihan ditinjau secara teratur untuk menjamin agar
tetap relevan dan efektif.

Pada prosedur pelatihan ada tahapan dimana semua program pelatihan dievaluasi
untuk menentukan apakah masih relevan atau perlu peningkatan lebih lanjut.

58

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

12. PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DAN KEMAMPUAN


12. PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DAN KEMAMPUAN
12.2

Pelatihan Bagi Manajemen dan Penyelia

12.2.1 Anggota manajemen eksekutif dan pengurus berperan serta dalam


pelatihan yang mencakup penjelasan tentang kewajiban hukum dan prinsipprinsip serta pelaksanaan K3.

Manajemen senior terlibat dalam kegiatan pelatihan K3. Dokumen yang dilihat yaitu
catatan pelatihan, sertifikat (jika ada) atau kegiatan yang diikuti seperti seminar,
dll

12.2.2
Manajer dan pengawas/penyelia menerima pelatihan yang sesuai
dengan peran dan tanggung jawab mereka.

Idem dengan penjelasan 12.2.1.

59

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

12. PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DAN KEMAMPUAN


12. PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DAN KEMAMPUAN
12.3

Pelatihan Bagi Tenaga Kerja

12.3.1
Pelatihan diberikan kepada semua tenaga kerja termasuk tenaga
kerja baru dan yang dipindahkan agar mereka dapat melaksanakan tugasnya
secara aman.

Setiap tenaga kerja baru mendapatkan pelatihan bagaimana bekerja dengan aman
termasuk pengenalan mengenai K3. begitu pula dengan tenaga kerja yang
dipindahkan ke bagian yang baru. Lihat pada prosedur pelatihan, catatan pelatihan

12.3.2 Pelatihan diberikan kepada tenaga kerja apabila di tempat kerjanya


terjadi perubahan sarana produksi atau proses.

Perubahan sarana produksi atau proses dapat menimbulkan bahaya baru maka
tenaga kerja harus diinformasikan mengenai bahaya ini

12.3.3 Pengusaha atau pengurus memberikan pelatihan penyegaran kepada


semua tenaga kerja.

Pelatihan penyegaran ini tergantung kebutuhan/persyaratan yang ada. Misal


pelatihan tanggap darurat minimal 1 tahun sekali, pelatihan P3K, dll

60

INTERPRETASI 166 KRITERIA - SMK3 PP 50


TH. 2012

12. PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DAN KEMAMPUAN


12. PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DAN KEMAMPUAN
12.4

Pelatihan Pengenalan dan Pelatihan Untuk Pengunjung dan


Kontraktor

12.4.1 Terdapat prosedur yang menetapkan persyaratan untuk memberikan


taklimat (briefing) kepada pengunjung dan mitra kerja guna menjamin K3.

Ada prosedur safety induction bagi tamu atau mitra kerja. Bisa dalam bentuk
pembagian selebaran, training khusus, lampiran kontrak, dll

12.5 Pelatihan Keahlian Khusus


12.5.1 Perusahaan mempunyai sistem yang menjamin kepatuhan terhadap
persyaratan lisensi atau kualifikasi sesuai dengan peraturan perundangan
untuk melaksanakan tugas khusus, melaksanakan pekerjaan atau
mengoperasikan peralatan.

Perusahaan melakukan identifikasi terhadap kebutuhan pelatihan yang memang


dipersyaratkan dalam peraturan perundangan. Lihat pada TNA atau matriks
pelatihan
yang ada. Beberapa pelatihan tsb yaitu;
Ahli K3 : Permenaker
02/MEN/1992 , Dokter perusahaan : Permenaker 01/MEN/1976 , Operator Uap :
Permenaker 01/MEN/1988 , Operator Crane : Permenaker 01/MEN/1989 , Regu
Kebakaran : Kepmenaker 186/MEN/1999
61

TERIMAKASIH

62

Anda mungkin juga menyukai