Anda di halaman 1dari 22

1

• Pasal 1

Ketel uap  P > ½ kg/cm2

• Pasal 2

Yang termasuk pesawat uap :


•Pemanas air
•Pengering uap .
(Bila bergabung dengan ketel uapnya maka dianggap
bersatu dengan ketel uap)
•Penguap  membuat air sulingan
•Bejana uap :
D > 450 mm
2
• Pasal 4 dan Pasal
5

Tentang pengesahan gambar rencana dan retribusinya

Pasal 6

 Untuk mendapatkan ijin operasional pesawat uap diperlukan


antara lain :
 • Pengesahan gambar
pemanasan)
rencana (untuk menghitung luas



• Surat permohonan
• Tujuan penggunaan pesawat uap
 • P tertinggi yang diinginkan


• Sertifikat material
• Tingkap pengaman (ukuran-ukuran)
 • Tempat pesawat uap dipasang atau akan dipasang
 • Jika pesawat uap pernah punya akte izin  harus disertakan
dalam permohonan
• Pasal 7

TIDAK PERLU AKTE IZIN :


•Ketel uap : Jumlah LP (m2) x Pmax (kg/cm2) < 0,2
•Pemanas air dari pipa dengan ID < 50 mm
•Pengering uap tidak bersatu dengan ketel uapnya, dengan pipa
ID < 25 mm
•Bejana uap :
ID < 450 mm
V (dm3) x PUap (kg/cm2) < 600
V (dm3) < 100
(tidak melihat berapa tekanannya)

4
• Pasal 8

Akte izin diberikan setelah diperiksa dan di uji

• Pasal 9

Pemeriksaan & pengujian  untuk kepastian keamanan


dalam pengoperasiannya

5
Pasal 12

Perlengkapan tiap ketel uap adalah :


a.Minimal 2 buah tingkap pengaman
b.Satu pedoman tekanan
c.Minimal 2 kerangan coba atau pengukur air dan
satu gelas pedoman air
d.Dua buah pompa air pengisi
e.Alarm bell
f.Tanda batas air terendah yang dijinkan
g.Suatu kran pembuang (blow – down)
h.Suatu plat nama (name plate)
i.Manhole dan lubang lumpur (hand hole)

6
Pasal 13

Perlengkapan ketel uap tekanan rendah :


a.Minimal satu pedoman air
b.Minimal satu pompa pengisi
c.Satu pipa pengaman terbuka, yaitu :
Ujungnya pada tinggi batas air terendah
ID pipa minimal 50 mm
Panjang tegak lurus max 5 m
•Satu kutub blow – down
•Name Plate

Pasal 14

Cukup satu tingkap pengaman, untuk :


•Ketel uap dengan V < 500 dm3
•Pmaksimal 3 kg/cm2 7
• Pasal 15

Pesawat uap selain ketel uap harus mempunyai perlengkapan sebagai


berikut :
A. Pemanas air : C. Penguap :
Satu tingkap pengaman Satu tingkap pengaman
Satu kerangan pembuang Satu pedoman tekanan
Satu check valve Satu gelas pedoman air
Lubang pemeriksaan Satu kerangn pembuang

B. Pengering uap : D. Bejana uap :


C. Satu tingkap pengaman E. Satu kerangan pembuang
bila pesawat uapnya F. Satu pedoman tekanan
terpisah dari ketel uapnya G. Lubang lalu orang atau
D. Satu kerangan pembuang lubang-lubang pemeriksaan
E. Satu manhole atau 2 buah
lubang pemeriksaan
• Pasal 16

Tidak perlu tingkap pengaman dan pedoman tekanan bila


bejana uap disambung langsung dengan ketel uap

• Pasal 17

Tentang tingkap pengaman  harus dapat berfungsi


dengan sempurna

• Pasal 18

Pesawat uap P < ½ kg/cm2  (Pasal 13 huruf c)

9
Pasal 19 Skala manometer harus yang sesuai
dengan tekanan pesawat uap
Manometer pada tekanan tertinggi
diberi tanda strip merah
Antara menometer dan uap diberi batas
air

Pasal 20 Ketel uap dengan LP < 5 m2  cukup satu


pompa pengisi

1. Letak pompa pengisi sedekat


Pasal 21
mungkin dengan ketel uap
2. Ketel tekanan rendah cukup satu
tingkap pengaman
10
Pasal 22 Tanda batas air terendah :

10 cm diatas garis api  ketel uap darat


15 cm diatas garis api  ketel uap kapal

• Pipa penghubung ketel uap dengan pedoman air :


ID > 50 mm
ID > 25 mm
• Gelas pedoman air harus ada kran pembuka dan
penutup
Pasal 23 • Panjang gelas pedoman harus dapat memperlihatkan
posisi air :
60 mm diatas dari batas air
40 mm dibawah terendah
ID gelas pedoman air > 8 mm
• Ketel uap  1 - 2 gelas pedoman air
11
Pasal 25

Pipa-pipa yang menghubungkan pesawat uap yang satu dengan


lainnya harus dipasang EXPANSION JOINT

Pasal 26

Ketel uap yang dipasang pada kapal penumpang letak ketel


uap harus menjamin keselamatan penumpang

12
Pasal 27

Hydrostatic test pertama ketel uap :


•Untuk DP < 5 kg/cm2  PH = DP x 2
•Untuk 5 < DP < 10 kg/cm2  PH = DP + 5
•Untuk DP > 10 kg/cm2  PH = 1 ½ X DP
P H
1 ½ DP -----------------

DP ------------

TIME 13
Keterangan gambar

* H = Daerah untuk melihat / terjadi perubahan


bentuk
* L = Daerah Kebocoran

* Untuk Pemadatan :
 Suhu air masuk  t = 210C (max)
 Suhu air dalam boiler  t = 490C (max)

14
Pasal 28
Pengujian dengan uap
SV1 < DP
SV2 = DP + max 3 % DP

Pasal 29

•Pengujian pertama (hydrotest) pesawat uap dilakukan


sebelum disalut
•Pesawat uap disalut  keputusan ada di pegawai pengawas K3
pesawat uap
Pasal 30 s/d Pasal
33
Tentang hasil pemeriksaan dan pengujian  untuk izin
operasionalnya 15
Pasal 34

Akte izin memuat


A. Nama & alamat pengguna
B. Nama dan tempat pabrik pembuat, No seri dan tahun
pembuatan
C. Tempat dan penggunaan pesawat uap
D. Bentuk dan ukuran-ukuran
E. Bahan (material)
F. Jumlah, macam dan ukuran alat-alat perlengkapan
G. MAWP
H. Syarat-syarat dalam pegoperasiannya
I. Cacat / penyimpanan-penyimpanan yang harus
diperbaiki

16
Pasal 35

Akte izin :
•Disimpan dan diperlihatkan pada pegawai pengawas yang
berwenang
•Hilang  diganti baru

Pasal 36 s/d Pasal 38

Masalah retribusi pemeriksaan pertama dan pengujian


pesawat uap yang didasarkan pada luas pemanasan.

17
Pasal 39

Kewajiban pemakai pesawat uap :


•Memelihara pesawat uap dengan baik
•Pkerja < P pada akte izin
•Level air > batas air terendah
•Operator  punya SIO
•Ada cacat / kelainan  lapor ke Dinas yang
berwenang

18
Pasal 40

Pemeriksaan :
a.Ketel uap kapal  minimal 1 tahun sekali
b.Ketel uap darat  minimal 2 tahun sekali
c.Ketel kereta api minimal 3 tahun sekali
d.Pesawat uap selain ketel uap  minimal 4 tahun
sekali

Pasal 43

Dalam hal akan dilakukan pemeriksaan :


a.Pesawat uap harus kondisi cukup bersih
b.Pesawat uap dalam kondisi dingin
c.Bila pesawat uap terhubung dengan pesawat lain maka
harus diyakinkan bahwa kondisi aman
19
Pasal 44

1. PUji = Pkerja + max 3 kg/cm2


2. Bila P diturunkan  harus tunduk  bila keberatan
(sesuai Pasal 12 UU uap 1930)
3. Bila ada perubahan P  harus ditulis dalam akte izin
4. Pembetulan pesawat uap  diuji kembali

Pasal 45

1. Hasil pemeriksaan dan pengujian  harus dituangkan


dalam akte izin
2. Pemeriksaan oleh ahli K3 pesawat uap  harus
melaporkan ke Dinas yang berwenang

20
Pasal 46

Bila pesawat uap dipindahkan tidak sesuai dengan akte


izinnya 1  bulan sesudah memindahkan wajib
melaporkan ke pegawai pegawai pesawat uap setempat

Pasal 47
1. Bila pesawat uap mengalami perubahan atau dijual
maka pemakai / pembeli  wajib lapor kepegawai pengawas
pesawat uap setempat
Kemudian penjual  wajib lapor kepegawai
pengawas pesawat uap setempat
Wajib Lapor  1 bulan sesudah pemakaian
2. Bila pemakai tidak melaporkan  pegawai pengawas
pesawat uap lapor
ke pimpinannya 21
Pasal 48

Pesawat uap yang dipindahkan sebelum dipakai  harus


diperiksa dan diuji lebih dulu

Pasal 49

Sanksi peraturan uap 1930  - kurungan 3 bulan atau


denda Rp 500,-

22

Anda mungkin juga menyukai