Anda di halaman 1dari 26

K3 PESAWAT UAP & BEJANA TEKAN

A. DASAR HUKUM
1. UUD.1945 Pasal 27 ayat (2)

2. UU.No.14 tahun 1969 tentang ketentuan pokok


Tenaga kerja ( perhatikan pasal 3, 9 dan 10 ).

3. UU.No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan


Kerja-----contens ; Kesel kerja + kesh kerja.
(perhatikan Pasal 3 ayat 1 huruf c).
Ruang lingkup ; “ Tempat Kerja “

4. Stoom Ordonantie 1930 / Stoom Verordening


1930 tidak dicabut.

5. Permenaker No.Per.01/Men/1982 tentang


Bejana Tekan.

6. Permenaker No.Per.02/Men/1982 tentang


Kwalifikasi Juru Las.

7. Permenaker No.Per.01/Men/1988 tentang


Kwalifikasi dan syarat-syarat operator Pesawat
Uap.

Catatan : UU.No.14/1969 sudah dicabut dan sudah


Keluar UU.No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan
( perhatikan Pasal 86 + 87 perihal K3 ).

1
B. PENGERTIAN / PEMAHAMAN

Pesawat Uap dikelompokkan menjadi dua


yaitu ;
1. Ketel Uap ( Boiler )
2. Pesawat Uap selain Boiler
a. Superheater
b. Economiser
c. Bejana Uap
d. Penguap

Ketel Uap ialah ; suatu pesawat yang dibangun


untuk menghasilkan uap dan uap itu
dipergunakan diluar pesawatnya.
( prinsip kerjanya..., lihat sket di papan tulis )

Pemanfaatan Ketel Uap ;


- Di Rumah Sakit modern
- Di Hotel berbintang
- Di pabrik makanan/minuman
- Di pabrik minyak makan.
- Di pabrik Ban
- Di PLTU
- Di Pabrik CPO
- Di Pabrik Pulp
- Dll.
( Contoh beberapa steam instalation ,lihat
Sket di papan tulis ).

2
Bahan untuk Pesawat Uap
Menurut JIS, Pesawat Uap dengan Wp > 1
Kg/Cm2 harus dibuat dari baja,bukan besi.

Contoh ; material untuk Boiler;


Pelat baja ; Mild steel JIS.G3103 SB.42, SA
515 Gr.70, BS 1501, DIN 7115 H II, dsb.
Pipa baja ; Seamless steel JIS-STB.35 dsb.

Pesawat Uap digolongkan menjadi 2 yaitu ;


1. Ketel Uap
2. Pesawat Uap selain Boiler.

Potensi bahaya yang terkandung pada


pemakaian Ketel Uap ;
- Bahaya peledakan / pelepasan energy yang
sangat dahsyat
- Material yang amat panas terlempar dengan
kecepatan tinggi.

Jenis-jenis Ketel Uap berdasarkan peraturan


perundangan yang berlaku di Indonesia ;
1. Dari sudut pandang Tekanan kerja
a. Ketel uap tekanan rendah ( < 0,5 Kg/cm2)
Ketel jenis ini sangat jarang dipakai di
perusahaan- perusahaan.
b. Ketel uap tekanan diatas 0,5 Kg/Cm2.
Bahan dan alat pengamannya berbeda.

3
2. Dari sudut pandang bangunannya;
a. Ketel uap tetap ( stationary Boiler ).
Contoh : Ketel pipa air Takuma, B & W,
Frasher, Vickers Hoskin.

Ketel Uap jenis ini kalau dipindahkan dari


Pondasi semula, AI nya dicabut oleh Peme
-rintah.

b. Ketel Uap berpindah ( Packeged boiler)


Contoh : Ketel pipa api Mechmar,
Maxiterm, Achenbach, Breda.

Ketel Uap jenis ini jika sudah memiliki AI


untuknya, manakala pindah ke tempat lain
di wilayah hukum NKRI, AI nya tetap
berlaku jika telah melalui proses prosedur
mutasi, dan dari hasil riksa-uji khusus
oleh yang berwenang dinyatakan
memebuhi syarat.

3. Dari sudut pandang tempat pemakaiannya;


a. Ketel Uap kapal.
Ketel uap ini harus diriksa-ujikan berkala
minimal sekali setiap tahun.

b. Ketel Uap Darat


Ketel uap jenis ini harus diriksa-ujikan
berkala minimal sekali setiap 2 tahun.

4
c. Ketel Uap Lokomotif
Ketel Uap jenis ini harus diriksa-ujikan
Berkala minimal sekali setiap 3 tahun.

4. Dari sudut pandang kapasitas


a. Ketel uap berkapasitas < 10 Ton uap/jam
Ketel uap jenis ini hanya boleh di
operasikan oleh operator pesawat uap
kelas II.

b. Ketel uap berkapasitas > 10 Ton uap/jam


Ketel Uap jenis ini hanya boleh di
operasikan oleh Operator Pesawat Uap
Kelas I.

Jenis-jenis pesawat uap selain Boiler :


1. Bejana Uap , contoh :
- Back pressure vessel (BPV)
- Bejana Uap rebusan KS (Sterillliser)
- High pressure Steam header
- Medium pressure steam header
- Low pressure steam header.
- Daerator.

2. Pengering uap ( superheater);


Peruntukan : merobah uap basah (seturated
steam menjadi Uap kering (supeheated
steam).

5
3. Pemanas air ( Economiser )
Memanaskan air dingin menjadi air panas,
kemudian baru dimasukkan ke Boiler.

4. Penguap
Menguapkan cairan tertentu yang akan di
suling.

C. KETENTUAN TEKNIS/STANDAR
Pesawat Uap yang memenuhi syarat K3 ;
1. Konstruksinya memenuhi syarat :
a. Jenis material sesuai standar (dibuktikan
dg “material sertifikat ”.

b. Tebal material Cukup sesuai perhitungan


teoritis(Gronslagen, ASME, JIS.BS,DIN)

c. Mutu las memenuhi syarat ;


- Kampuh las
- Jenis kawat las yang dipakai
- Prosedur pengelasan
- Tidak ada cacat yang melebihi batas.

2. Apendagesnya (perlengkapan/safety devices)


lengkap, bahannya memenuhi
Standar, kuat dan berfungsi dengan baik
( nanti akan dibahas secara lebih mendalam )

6
Sebagai bukti bahwa Pesawat uap telah
memenuhi syarat K3 :
1. Dokumen lengkap
a. Gbr konstruksi min (Skala min 1:12)
b. Gbr detail sambungan min(skala 1 :1 ).
c. Material sertifikat yg di aproval pihak III.
d. Hasil perh.kekuatan konst.secara teoritis.
e. Hasil NDT( Radiography, UT ).
f. Hasil Hydrostatic Test
g. Hasil steam test.

2. Dari hasil riksa-uji oleh yang berwenang di-


nyatakan memenuhi syarat.

3. Memiliki Akte Izin dari Pemerintah.

Siapa yang berwenang melaksanakan riksa-


uji tersebut diatas ?
1. Pengawas Ketenagakerjaan spesialis K3
Pesawat Uap & BT Depnaker/Disnaker.

2. AK3 spesialis Uap & BT dari PJK3 yang


telah memiliki SKP dari Menakertrans
( PT.Sucofindo, PT.Indospec, PT.Paramuda,
PT. Akatama, PT.Surveyor Ind. dll ).

Catatan : Pemeriksaan rutin secara visual dng


tanpa merobah apapun pada Pesawat Uap ybs,
juga menjadi tugas AK3U perusahaan ybs ,di-
lakukan kan bersama operator ybs.

7
Setiap Ketel Uap tekanan diatas 0,5 Kg/cm2
harus dilengkapi alat pengaman sbb :
1. Safety Valve.
Fungsinya ?

2. Manometer
Fungsinya ?

3. Gelas penduga (Water level glass)


Fungsinya ?

4. Pompa air pengisi


Fungsinya ?

5. Peluit bahaya/alarm
Fungsinya ?

6. Tanda batas air terendah


Fungsinya ?
Letaknya ?

7. Check Valve ( Non return valve)


Fungsinya ?
Letaknya ?

8. Man Hole
Fungsinya ?

9. Sludge hole
Fungsinya ?

8
10.Kerangan pembuang
Fungsinya ? (untuk blow down)

11. Name Plate


Contoh yang wajib tertera ;
PT.Super andalas Steel
Medan, Indonesia
24 Kg/Cm2, No.Serie 406
Tahun 2008

Boleh ditambah (tidak wajib );


Hs = 600 M2
HTP = 36 Kg/Cm2.
Qk = 20 Ton Uap perjam.

Catatan :
Untuk Ketel Uap yang memiliki tekanan kerja
Kurang dari 3 Kg/Cm2, Safetynya cukup satu
saja, tapi kalau lebih dari itu, min. 2 buah.

Dan untuk yang memiliki Isi kurang dari 300


liter, Pompa pengisinya cukup satu saja.
Tapi kalau isi boiler lebih dari 300 liter, jumlah
Pompa, min 2 buah

9
Perlengkapan pada Bejana Uap sbb:
1. Safety valve, jumlahnya tergantung WP
Input dan Wp bejana uap ybs.
Contoh :
a. Wp uap masuk = 10 Kg/Cm2.
Sedangkan Wp bejana uap = 10 Kg/Cm2
Maka tdk perlu safety valve.

b. Wp uap masuk = 10 Kg/cm2,


Sedangkan Wp bejana uap = 8 Kg/Cm2,
Harus memiliki min.satu safety valve.

c. Wp uap masuk = 10 Kg/Cm2,


Sedangkan Wp Bejana uap = 4 Kg/Cm2
Harus memiliki min.2 Safety Valve.

3. Manometer.

4. Kerangan pembuang.

5. Name Plate.

6. Man hole jika perlu.

D. KETENTUAN ADMINISTRATIF
Menurut Stoom ordonantie 1930, setiap Ketel
Uap yang dipakai di wilayah Hukum RI,
baik di BUMN, Swasta, Rumah tangga harus
memiliki Akte Izin untuknya dari Pemda

10
setempat untuk yg dipakai tetap di tempat
kerja wilayah itu. Tetapi kalau sifatnya
dipakai antar lintas Kota/Kab, maka AI dari
Pemprop, tetapi kalau lintas propinsi AI dari
Dirjen Binwasnaker Depnaker RI, kecuali;

1. Dipakai di Kapal Patroli /Angkatan Laut .

2. Dipakai di BUMN. Swasta atau Rumah


Tangga asalkan Wp (Atm) x Luas
pemanasan ( M2), tidak lebih dari 0,2.

Prosedur untuk mendapatkan Akte Izin


Pesawat Uap;
1. Perusahaan wajib menyampaikan berkas
permohonan yang berisi sbb :

a. Form Btk.6 yang diisi , dan bermaterai


( Blanko ini bisa diminta ke Disnaker
setempat ).

b. Gambar konstruksi dari pabrik pembuat


Boiler &
Gambar detail sambungan,dari pabrik
Pembuat boiler.

c. Sertifikat bahan (dikeluarkan oleh pabrik


Pebuat pelat /pipa )

11
d. Laporan hasil NDT( dikeluarkan oleh
Pihak ketiga contoh : PT.Sucofindo,BKI
PT.Gema baja sakti, PT.Indospec dll).

e. Laporan hasil heat treatment jika ada


( dikeluarkan oleh pabrik pembuat Boiler)
Kaitannya untuk menentukan harga C
Koefisien heat treatmen 5 & 15 dalam
perhitungan .

f. Laporan pengawasan pembuatan


dikeluarkan oleh Disnaker dimana Boiler
dibuat.

3. Berdasarkan SPT dari Kadisnaker ,


Pengawas K3 Spesialis melakukan riksa-uji
sbb;
a. Pemeriksaan kelengkapan berkas.
b. Menghitung kekuatan konstruksi secara
Matematis-teotiris.
c. Pemeriksaan visual di lapangan.
d. Memerintahkan NDT ulang jika perlu.
e. Melakukan Hydro Test pada pemeriksaan
Pertama ( belum punya AI)

. Wp < 5 Kg/Cm2, HTP = Wp X 2


. Wp > 5 < 10 Kg/Cm2, HTP =Wp+5
. Wp >10 Kg/cm2, HTP = 1,5 x Wp.

12
Tujuan Hydrotest ;
- Rembesan/kebocoran
- Kekuatan konstruksi.
- Material bekerja dalam dearah plastic
atau elastis.

f. Melakukan steam Test ;


. Manometer berfungsi baik ?
. Safety valve berfungsi baik?
. Pompa berfungsi dan mampu ?
. Check Valve berfungsi baik ?
. Water level glass berfungsi baik ?
. Alarm berfungsi baik ?
. Kerangan pembuang berfungsi baik ?

g. Pengawas/AK3 spesialis membuat laporan


hasil riksa-uji dng Formulir Btk.9/9a.

3. Berdasarkan laporan pemeriksaan tsb,


Kadisnaker menerbitkan Akte Izin Form
Btk.1.

Jangka waktu pemeriksaan berkala Pesawat


Uap di Indonesia sbb:
1. Ketel uap Kapal; min.sekali tiap 1 tahun.
2. Ketel uap darat ;min. Sekali setiap 2 tahun.
3. Ketel Uap Loko; min. Sekali setiap 3 tahun.
4. PU selain Boiler,min. sekali tiap 4 tahun.

13
Tekanan Hydrostatik pada pemeriksaan
berkala : Wp + 3 Kg/Cm2,
Berapapun Wp nya.

Pemeriksaan khusus oleh yang berwenang


harus dilakukan apabila Sbb ;
1. Apabila Ketel uap telah berumur 35 tahun.
Ada PB I, mungkin PB II, mungkin PB III.
Contoh : lihat white board.

2. Apabila ada kerusakan/reparasi.


. Ada kerusakan konstruksi /Safety Valve
sgr laporkan ke Disnaker.

. Disnaker Kab/Kab. akan riksa dan


memberi syarat Teknis.
( Kab/Kota bisa minta bantuan ke Prop,
Propinsi bisa minta bantuan ke Pusat )

. Persh.Pelaksana Repair hrs memiliki SKP


(Surat keterangan penunjukan sebagai
Perusahaan pereparasi boiler, dari
Dirjen Binawasnaker Depnaker RI ).

. Setelah selesai repair riksa-uji kembali


Oleh AK3 spesialis PU & BT dari PJK3,
atau Pengawas K3 spesialis dari Disnaker.

14
Catatan :
Untuk repair berat harus ada Pengesahan
Gambar rencana repair dari Dirjen PPK
Depnakertrans RI ,kalau repair ringan tak
perlu pengesahan gambar rencana repair.

Kriteria repair berat Ketel pipa air:


1. Ganti pipa air lebih dari 10 %.
2. Ada pengelasan Drum lebih dari 25 %
x panjang las.

Kriteria repair berat Ketel Pipa api;


1. Ada pengelasan Drum lebih dari 25 %
panjang las.
2. Penggantian lorong api, ruang nyala,tube
Plate.
Kalau pipa apinya ganti semua (100% )=
Repair ringan .

Penyebab kerusakan konstruksi Pesawat Uap ;


1. Menipisnya pelat/pipa karena korosif dll.
2. Perobahan sifat material karena over heating
----Kualitas Feed Water Boiler; Ph air,
kandungan logam misal Zn dsb.
Kekurangan air...?

Saran AK3 kepada Pimpinan : Ujikan air


pengisi Ketel, dan
Air dalam Ketel yg diambil keluar dari Blow
down

15
( bandingkan antara hasil uji dengan
standar Depnaker RI ).

Apabila ada modifikasi PU maka


prosedurnya
- Sama dg prosedur reparasi berat.

Prosedur mutasi Ketel berpindah?


Misal ; mutasi KU pipa api (Packaged Boiler
) dari PT.A di Medan ke PT.B Di Duri . Pak
Nurya AK3U bekerja di PT.B Duri,
Jelaskan kpd atasan sudara bagaimana
prosedur mutasi KU tsb, supaya legal.
Jawab :
1. Harus ada surat pengantar dari Disnaker
Kota Medan . ( yang mengurus kesana
PT.A Medan).

2. AI asli dari Boiler lampirkan di surat


pengantar tersebut diatas.

3. PT.B melaporkan ke Disnaker


Kab.Bengkalis dimana Ketel Uap akan
dipindah kesana,dg menunjukkan surat
pengantar & AI asli tsb.

4. Pengawas K3 spesialis Uap Kab.


Bengkali / Prop.Riau melakukan riksa-
uji ke PT.B, kemudian membuat laporan
hasil riksa-uji dalam Form Btk.9

16
5. Kadisnaker Kab Bengkalis menerbitkan
Surat Keterangan Mutasi yang menyatakan
bahwa Ketel Uap No.AI....., telah berobah
nama dan alamat pemakaianya dari
Sdr.Agus PT.A Medan menjadi
Sdr.Bambang PT.B Bengkalis ----Legal
Catatan :
Untuk Stationary boiler tdk berlaku
ketentuan itu karena AI dicabut kalau
berobah dari pondasi semula.

Prosedur mutasi Ketel Uap tetap ;


Jika pindah dari pondasinya, maka AI dicabut,
dianggap pembuatan baru.

OPERATOR BOILER
Operator Kelas I -----> 10 Ton/jam
( 78 Jp + 54 Jp )

Operator Kelas II-----< 10 Ton/jam


( 78 Jp)

Pelaksana Pelatihan ? ialah PJK3 bidang


Pembinaan K3 yg memiliki SKP dari
Menaker, contoh : PT. Arpindo pratama.

17
Sertifikasi / SIO operator
Diterbitkan oleh Dirjen Binwasnaker
Depnakertrans RI.

Buku Operator ...?DISEDIAKAN Depnaker


tetapi harus diisi oleh Operator sendiri
setiap hari.

Prosedur pembuatan Ketel Uap di dlm


negeri , Sbb :
1. Calon pembuat (misal PT.ATMINDO
Medan ), harus menyampaikan berkas per-
mohonan pengesahan gambar design Boiler
ke Dirjen Binwasnaker Depnakertrans
melalui Disnaker setempat, isinya sbb :

a. Gambar konstruksi, skala min 1:12.


b. Gambar detail sambungan skala 1:1.
c. Sertifikat bahan ( penjelasan bahan jenis
yang akan dipakai ).
d. Perhitungan kekuatan konstruksi dengan
menggunakan rumus : JIS, ASME,BS,
DIN atau Gronslagen.

2. Tim Pengawas spesialis K3 PU & BT di


Depnaker Pusat melakukan evaluasi berkas
dan analisis.

3. Terbit pengesahan gambar design.

18
4. Dimulai proses pembuatan, secara continue
diawasi Pengawas K3 spesialis Uap
Disnaker setempat.

a. Mutu bahan.
( tanda dalam pelat = tanda pada pelat)

b. Riksa visual pengelasannya, kebulatan


badan.

c. NDT oleh pihak ketiga.


UT, Radiography ( X-ray, Gamma-ray)

d. Hydro Test, dilakukan pabrik boiler dan


diarahkan & diketahui Pengawas K3.

Pembuatan pelaporan pengawasan


pembuatan PU. Diteken pihak pabrik +
Pengawas K3.

Pabrik pembuatnya ?
1. Berbentuk badan hukum
- Akte pendirian /notaris
- SIUP, SKITU, NPWP
- Izin industri

2. Surat lainnya berkaitan dg Disnaker ;


a. Tanda wajib lapor Ketenagakerjaan
( UU.No.7 tahun 1981 tentang wajib
Lapor Ketenagakerjaan) dari Disnaker

19
setempat.

b. Daftar alat , diketahui Pengawas


KK Disnaker setempat.

c. Susunan organisasi perusahaan.

d. Juru las kelas I.

e. Surat pengantar dari Disnaker

SELANJUTNYA DIEAVALUASI----
TERBIT SKP, berlaku 2 tahun.
Contoh : PT.Atmindo ( B & W ),
PT. SAS ( Takuma ), PT.MJI(Mechmar)

Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan


riksa-uji Pesawat Uap
1. Wall thickness meter ( digital )
2. Hardness tester ( digital )
3. UT.
4. X-Ray atau gamma-ray.
5. Hydro test Pump.

20
Jenis-jenis Bejana Tekanan :
1. Botol Baja
Contoh : Botol baja O2, Botol Baja N2,
Botol baja NH3, Botol baja LPG ( mak 60 L)

2. Bejana Transport
Contoh : Air receiver tank,Bejana Transport
LPG/HCl, NH3 , dsb ( diatas 60 liter ).

3. Pesawat pendingin ,contoh : pabrik es, dll.

Isi di dalam Bejana Tekan :


1. Udara, atau
2. Gas, atau
3. Gas yang apabila dikempa menjadi cair
Contoh : LNG. LPG.
Tekananya melebihi tekanan udara luar.

Sebutkan & jelaskan potensi bahaya pada


pemakaian Bejana Tekan...?
1. Peledakan
2. Pencemaran bahan kimia berbahaya.
3. Kebakaran

Setiap bejana tekan yang dipakai di BUMN dan


Perusahaan swasta di Indonesia harus memiliki
Pengesahan Pemakaian dari Disnaker setempat
Kecuali : apabila volumenya < 220 Cm3 dan
tekanannya < 2 Kg/Cm2.

21
Safety Devices yang harus ada pada Bejana
Tekan Jenis Air Receiver tank:
1. Safety Valve
2. Manometer
3. Kerangan pembuang

Safety devices pada Botol Baja sbb :


1. Katup pengaman ( Relief valve )
2. Sungkup penutup .

Ruang Lingkup berlakunya UU.No1/1970 :


1. Ada perusahaan/usaha.
2. Ada Tenaga Kerja.
3. Ada sumber bahaya sebagaimana diuraikan
pada Psl.2.

Studi kasus :
Di pabrik karoserie Mobil PT.ABD Duri ,
memakai satu unit Bejana Tekan kompresor,
dan memakai 10 botol baja O2 milik PT.Duri
Gas sbg suplier.
Maka ;
Pengesahan pemakaian tabung angin menjadi
tanggung jawab PT.ABD.

Pengesahan pemakaian 10 botol baja tanggung


jawab PT.Duri Gas.

Untuk botol baja sejumlah satu kelompok tertentu


yang sama dapat memiliki satu pengesahan saja.

22
Tenggang waktu Pemeriksaan berkala Bejana
Tekan :
1. minimal sekali setiap 5 tahun.
2. Khusus penampung Chlorine atau senyawa
Chlorine minimal sekali tiap 2 tahun.

Metode riksa uji Botol baja ;


1. Ditimbang waktu kosong baru = x Kg
( Misal berat awal = 10 Kg, dicap di Botol bata )
Setelah 5 tahun ditimbang betambah = 0,04 ons
Lulus karena kurang dari 5 % ).

Misal berat awal = 10 Kg


Setelah 5 tahun ditimbang berkurang=0,04 ons
( Lulus karena kurangnya tdk lebih dari 5 %)
2. Di wall thickess = y mm, dibandingkan dg batas
minimal menurut perht. teoritis.
3. Di NDT.
4. Hydrotest ; 1,5 x Wp.

Standart Warna;
1. Botol baja O2 ; Putih, atau biru muda
2. Botol NH3 ; kuning muda.
3. Botol N2 ; abu-abu rokok.
4. Botol Hydrogen; merah
5. Botol baja LPG ; badan biru, ujung head=merah.
6. Gas campuran ; separo kuning separo hitam.

23
Bagaimana proses penerbitan Pengesahan
Pemakaian suatu Bejana Tekan “ Bejana
kompresor/ air receiver tank yang dipakai di
perusahaan ?

1. Ajukan berkas permohonan ke Disnaker


a. Formulir btk. 45
b. Gambar konstruksi.
c. Gambar detail sambungan las
d. Material sertifikat kalau ada.

2. Disnaker menugaskan Pengawas K3 spesialis;


Melakukan riksa-uji sbb :
a. Pemeriksaan visual
b. Ukur ketebalan dg WTM----t
c. Hardness tester digital----kuat tarik
b. Perhitungan kekuatan konstruksi.
d. Hydro Test.
e. Stel Safety Valve
Pengawas K3 buat laporan hasil riksa-uji
Form Btk. 46.A
3. Kadisnaker menerbitkan Pengesahan pemakaian

Bagaimana penempatan Botol Baja yang benar


di tempat kerja ?
1. Tidak terkena sinar matahari langsung.
2. Posisi berdiri.
3. Terkumpul & terikat secara kelompok sejenis.
==000==

24
KESIMPULAN :
Dengan materi pelatihan yang telah kami
sampaikan hari ini berikut pemutaran Video
dari beberapa macam Pesawat Uap dan
apendagesnya berikut beberapa foto Pesawat
Uap yang meledak , maka sesuai dengan TPU
& TPK , maka diharapkan rekan-telah mampu
menjelaskan ;

1. Latar belakang Pengawasan/penerapan K3


Pesawat Uap dan Bejana Tekan ( khususnya
dari sisi pentingnya Pesawat Uap di dunia
industri, serta potensi bahayanya ).

2. Dasar Hukum Pengawasan K3 Pesawat Uap dan


Bejana Tekanan ( UU, Permen/Kepmen ).

3. Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan


( Pihak yang berwenang mengawasi pada
pembuatan, perakitan, pemakaian , modifikasi,
reparasi dan prosedur perizinannya ).

4. Apendages/perlengkapan /safety devices


( Jenis & fungsinya ).

5. Pemeriksaan & pengujian


( Macam-macam pemeriksaan, dan siapa yang
berwenang melaksakannya ).

25
Semoga rekan-rekan semuanya sukses dalam
melaksanakan tugasnya sebagai Safety
Officer/Sekr. P2K3 di perusahaan tempat tugas
masing-masing nantinya dalam rangka menuju
Zero accident....,Amin...

Untuk mendalaminya secara lebih teknis dan agar


berkompetensi dibidang safety Pesawat Uap &
Bejana Tekanan berdasarkan standar internasional
yang berlaku kaitannya dengan; 1) standar material,
2) perhitungan kekuatan konstruksi secara
matematis, 3) standar sambungan, 4) perhitungan
apendages secara matematis, 5) pengukuran dengan
WTM dan Hardness tester, 6) melaksanakan
Hydrotest dan steam test dg benar dan 7) membaca
gambar teknik PU & BT, maka skill ini dapat
diperoleh pada Pelatihan AK3 spesialis Pesawat
Uap & Bejana Tekanan.

26

Anda mungkin juga menyukai