Anda di halaman 1dari 177

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kemajuan Teknologi di bidang industry berpengaruh terhadap peningkatan

penggunaan pesawat uap dan bejana tekanan, apabila dalam penggunaannya tidak

dikendalikan dengan baik akan menimbulkan peledakan, kebakaran, dan

kecelakaan kerja.

Untuk menjamin keselamatan kerja maka dalam pembuatan, pemasangan,

pemakaian dan perawatan pesawat uap perlu mentaati ketentuan-ketentuan atau

syarat-syarat teknis yang sudah ditetapkan dalam peraturan perundangan

keselamatan kerja pesawat uap, selain itu perlu disiapkan sumber daya manusia

yang memenuhi syarat untuk penanganan pesawat uap agar terhindar dari

kecelakaan, peledakan, kebakaran, dan penyakit akibat kerja.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Dalam rangka peningkatan kompetensi peserta diklat Spesialis K3 Pesawat

Uap dan Bejana Tekanan berkaitan dengan pengetahuan empiris dan aplikasi

lapangan, maka dilakukan Praktek Kerja Lapangan ( PKL) yang dilaksanakan

mulai tanggal, 24 November 2008 s.d. 4 Desember 2008 di 3 (tiga lokasi ) yaitu

: Wilayah DKI Jakarta pada perusahaan Grand Kartech (Ketel Pipa Api);

Wilayah Kodya Yogyakarta pada RS. Panti Rapih (Ketel Pipa Api) serta

Kabupaten Bantul pada PG. Madukismo PT. Madu Baru (Ketel Pipa air, Bejana

Uap dan Bejana Bertekanan).


Untuk kepentingan pemeriksaan tersebut maka disusun rencana kerja

pengawas Speseialis Uap dan Bejana Bertekanan sbb:

No Hari/Tanggal Nama Perusahaan Pemeriksaan

1. Senin-selasa, PT. Grand Kartech Pemeriksaan Pertama Ketel Pipa

24-25 Nop - DKI Jakarta api

2008

2. Jumat, 28-11- Rs. Panti Rapih Pemeriksaan Khusus ketel pipa api

2008 Kota Yogyakarta

3 Sabtu, 29-11- Rs. Panti Rapih, Pemeriksaan antar Periodik ketel

2008 Kota Yogyakarta pipa api

4. Senin, 1-12- PG. Madukismo Pemeriksaan Berkala ketel pipa air

2008 PT. Madu Baru, dan Pemeriksaan Pertama bejana

Kabupaten Bantul uap

5. Selasa, 2-12- PG. Madukismo- Pemeriksaan Pertama Bejana

2008 PT. Madu baru Tekanan

Kabupaten Bantul

Sebagai gambaran umum berikut ini dijelaskan speseifikasi dari masing-

masing obyek pemeriksaan dan pengujian sbb :

No Jenis Spesifikasi Keterangan

peralatan

1. Ketel Pipa api Pembuat PT. Grand Pabrikasi Ketel uap

Kartech, tahun 2008

No. seri HB120/10-


01, Tekanan 10

Kg/cm2

2. Ketel pipa api 1.Pembuat Pemeriksaan Khusus ketel pipa api

K.Hagoort&Zonen karena reparasi dan pemeriksaan

BV-Tilburg dan

,Belanda, tahun 1981

No. seri 2968

Tekanan 12 Kg/Cm2

2.Pembuat PT. Grand

Kartech, tahun 2003 Pemeriksaan antar Periodik ketel

No. seri HB30/13-01 pipa api.

Tekanan 13 Kg/Cm2

3 Ketel Pipa air Pembuat PT. Sachsen Pemeriksaan berkala

Neumark,Germany Sesuai Surat Keputusan Dirjen

tahun 1955 No. seri Binwasnaker No,

4531 Tekanan, 16 286/BW/KK/U/1994, No,

Kg/cm2 287/BW/KK/U/1994, No,

288/BW/KK/U/1994 tanggal 25

Juni 1994 seharusnya dilakukan

PB II pada tahun 2003 untuk drum

Mendatar bawah sedangkan untuk

drum mendatar atas dan drum

tegak PB II dilakukan pada tahun


2006.

4. Bejana Uap Pembuat Pemeriksaan Berkala

PT.Encoxim, tahun

1987 No. seri 87-RI-

01 Tekanan 2

Kg/Cn2

5. Bejana Pembuat Jerman , Pemeriksaan Pertama

Bertekanan tahun 1958 No. seri --

- Tekanan, 6 Kg/cm2

Dalam pelaksaan praktek kerja lapangan akan dilakukan tahapan – tahapan

kegiatan sebagai berikut :

1. Mempersiapkan prosedur administrasi maupun teknis

2. Pelaksanaan pemeriksaan visual

3. Rekalkulasi kekuatan konstruksi

4. Pemeriksaan appendages

5. Pelaksaaan pemadatan dengan air ( hidro test )

6. Pelaksanaan steam test

7. Penulisan dalam akte ijin termasuk syarat-syarat sesuai dengan aspek

K3.

8. Penyusunan laporan pemeriksaan

9. Kesimpulan dan saran.


1.3 DASAR HUKUM

Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang Undang,

Peraturan Pemerintah, dan Surat Keputusan yang menjadi dasar hokum dari

penggunaan peaswat uap dan bejana tekanan serta pemeriksaan dan pengujian

sebagai berikut :

a. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

b. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

c. Undang-undang Uap Tahun 1930.

d. Peraturan Uap Tahuin 1930

e. Permenaker No. Per-01/MEN/1982 tentang Bejana Tekanan.

f. Permenaker No. Per-02/MEN/1982 tentang Kwalifikasi Juru Las.

g. Permenaker No. Per-01/MEN/1988 tentang Kwalifikasi dan Syarat-

Syarat Operator Pesawat Uap.

h. Permenaker No. Per-03/MEN/1978 tentang Penunjukan dan Wewenang

serta Kewajiban Pegawai Pengawas Spesialis K3 dan Ahli K3.

1.4 RUANG LINGKUP

a. Pemeriksaan Pertama Fire tube Boiller di PT. Grand Katech, pada

tanggal 24 Nopember 2008

b. Pemeriksaan Khusus Ketel Uap Berpindah/Ketel Pipa Api, di RS. Panti

Rapih tanggal 28 Nopember 2008.

c. Pemeriksaan Antar Berkala Ketel Uap Berpindah/Ketel Pipa Api, di

RS. Panti Rapih tanggal 29 Nopember 2008.


d. Pemeriksaan Berkala Ketel Uap Dalam Tembokan/Ketel Pipa Air, di

PG Madukismo PT. Madubaru tanggal 1 Desember 2008.

e. Pemeriksaan Pertama Bejana Uap, di PG Madukismo PT. Madubaru

tanggal 1 Desember 2008.

f. Pemeriksaan Pertama Bejana Tekanan, di PG Madukismo PT.

Madubaru tanggal 2 Desember 2008.


PERHITUNGAN STEAM DISTRIBUTIONS

I. Kapasitas Giling : 3.500 ton/hari

: 145,83 ton/jam

II. Kebutuhan Uaap Baru

No Pesawat Hitungan M. Saechu

1. Turbin Generator I 1.280 KW = 13,15 Ton/jam 12,75 Ton/jam

2. Turbin Genarator II 1.280 KW = 13,15 Ton/jam 12,75 Ton/jam

3. Turbin Generator III 1.280 KW = 13,15 Ton/jam 12,75 Ton/jam

4. IDF Ketel Cheng-Chen 130 KW = 1,49 Ton/jam 1,76 Ton/jam

5. BFW Ketel Cheng-Chen 75 KW = 0,86 Ton/jam 1,01 Ton/jam

6. Pompa Voeding I, II 2 x 70 KW = 1,6 Ton/jam 1,89 Ton/jam

7. Turbin Unigrator 1.085 HP = 14,88 Ton/jam 10,77 Ton/jam

8. Turbin Gilingan I 492 KW = 6,73 Ton/jam 6,64 Ton/jam

9. Turbin Gilingan II 600 KW = 5,72 Ton/jam 5,96 Ton/jam

10. Turbin Gilingan III 500 KW = 4,53 Ton/jam 4,96 Ton/jam

11. Turbin Gilingan IV 500 KW = 4,29 Ton/jam 4,96 Ton/jam

12. Turbin Gilingan V 500 KW = 3,82 Ton/jam 4,96 Ton/jam

Total = 83,37 Ton/jam 81,16 Ton/jam


13. Lain-lain (steam decon, = 7,55 Ton/jam 4,87 Ton/jam

Krengseng, D, Belerang,

TB. Gamping)

Uap baru yang jadi uap bekas (Losses 5 %) = 83,37- (0,05x83,37)

= 79,20 Ton/jam 81,73 Ton/jam

III. Kebutuhan Uap Bekas

No Pesawat Hitungan

1. Juice Heater I (PP I) = 12,99 Ton/jam

2. Juice Heater II (PP II) = 9,73 Ton/jam

3. Juice Heater III (PP III) = 1,33 Ton/jam

4. Evaporator = 30,42 Ton/jam

5. Pan Masak = 18,59 Ton/jam

Jumlah Kekuatan Uap Panas = 73,07 Ton/jam

Uap % Tebu = (90,92/145,83) x 100%

= 62,35 %

IV. Operasional Ketel


Ketel EKM 4 Unit = 64 Ton/jam

Ketel Cheng Chen = 36 Ton/jam

Jumlah = 100 Ton/jam

Ketel EKM 5 Unit = 80 Ton/jam

Ketel Cheng Chen = 36 Ton/jam

Jumlah = 116 Ton/jam

Sket Steam Instalation Ketel Uap Pipa Api ( RS. Panti Rapih )

Ketel uap pipa api terdiri dari :

1. 1 buah KU Hoiken Boiler dengan kapasitas 1,5 Ton uap/jam;

2. 1 buah KU Hagomatic dengan kapasitas 1,5 Ton uap/jam

Gambar instalasi :

Condensat Washery

Dapur
Tangki Air Header
Pemanas
Air
Boiler
Menggoso
Water k
Chemical
Treatment Tambahan

Keterangan : G1, G2 : Pompa Suply Air


Air dari penampung ( Tower Air ) di pompa
Pompa ke Softener ( Water Treatment )
kemudian dilanjutkan ke Condensat bercampur
G 2 dengan air dari pemakaian bagian
Pompa
G1
penggosokan, pemanas air, dapur dan pencuci (washery). Air dari condensat di
pompa masuk ke boiler ditambah cairan chemical yang selanjutnya uap dari boiler
masuk ke header terus didistribusikan ke penggunaan menggosok, pemanas air,
dapur dan mencuci. Air sisa dari proses menggosok, mencuci, pemanas air dan
dapur kembali masuk ke bak kondensor.

BAB II
PEMERIKSAAN PERTAMA
KETEL UAP PIPA API DI
PT. GRAND CARTECH

BAB II
PEMERIKSAAN PERTAMA KETEL UAP PIPA API
DI PT. GRANS CARTECH
2.1 PROSES/PROSEDUR

1. Pemeriksaan berkas Ketel Uap

2. Mencocokan data teknis dalam berkas dengan data teknis pada name plate

3. Pemeriksaan ketel uap bagian dalam dengan menggunakan alat-alat riksa uji

sebagai berikut :

a. Schimat, digunakan untuk mengukur tebal pipa bagian ujung, diameter

pipa, dll.

b. Ultrasonic Wall Thickness Meter, digunakan untuk mengukur tebal plat

dan pipa ketel.

c. Meteran.

d. Lampu senter.

4. Perhitungan kekuatan konstruksi dengan menggunakan standar JIS.

Perlengkapan yang dibutuhkan :

a. Buku standar JIS.

b. Kalkulator Scientific.

5. Pemeriksaan visual apendages.

6. Hydro Test dengan air dingin

Perlengkapan yang dibutuhkan :

a. Flens mati untuk menutup laluan uap pada safety valve sebanyak 2 (dua)

atau 3 (tiga), berukuran 2 dan 3 inchi.


b. Hydrostatic Water Pump minimal bertekanan 23 atm, lengkap dengan

nepel dan slang.

c. Hammer Test.

7. Steam test perlengkapan yang dibutuhkan adalah :

a. Tracker untuk mematikan salah satu safety valve secara bergantian

b. Kunci kunci pada satu set untuk membuka dan mengencangkan mur safety

valve

c. Shicmat untuk mengukur tinggi cincin ppengatur safety valve

8. Pemsangan segek pengamanan safety valve dengan menggunakan tang segel,

kawat dan locis

9. Membuat laporan pemeriksaan memakai formulir bentuk 9 ditanda tangani

oleh pegawai spesialis pesawat uap bejana tekanan

10. Membuat akte izin bentuk 1 untuk ditanda tangani oleh kepala dinas tenaga

kerja dan transmigrasi provinsi DKI Jakarta

11. Menjilid buku akte izin yang isinya sebagai berikut :

a. Akte izin bentuk 1

b. Laporan pemeriksaan bentuk 9 dan penomorannya

c. Lembar-lembar pemeriksaan

d. Formulir bentuk 6

e. Gambar konstruksi dan gambar detail

f. Sertifikat bahan

g. Laporan hasil radiography (NDT)

12. Penomoran dan cap akte izin

13. Penyerahan AI kepada Pengusaha


14. Pengiriman arsip ke Dirjen Binwasnaker c.q Direktur Pengawasan Norma K3
2.2 HASIL PEMERIKSAAN

1. Pemeriksaan pada drum(shell) dari arah dalam drum

 Panjang Shell = 4502 mm

 Panjang total shell + pron depan + pron belakang = 4572 mm

 Diameter luar = 2400 mm

 Tebal = 14 mm

 Kuat Tarik = 70.000 Psi (SA 516 Gr 70)

 Tidak ditemuai adanya cacat yang konstruktif

2. Pemeriksaan padan pron depan dan pron belakang

 Bentuk rata, Di = 2366 mm, t = 25 mm

 Kuat tarik = 70.000 Psi (SA 516 Gr 70)

 Tidak terdapat cacat yang konstruktif

3. Pemeriksaan kecukupan dan kondisi visual perlengkapan ketel uap :

 2 Unit safety valve, masing-masing berdiameter 1,5 inchi , kondisi baik

 1 unit manometer, lengkap dengan strip merah pada MAWP, kondisi baik

 2 buah lubang periksa/ hand hole dan 1 man hole, kondisi baik

 2 buah kerangan coba, kondisi baik

 1 buah kerangan pembuang, kondisi baik

 2 buah gelas pedoman air, kondisi baik

 1 buah kerangan sembur, kondisi baik

 2 buah pompa pengisi air, kondisi baik

 1 buah alarm, kondisi baik

 Garis tanda batas air terendah, kondisi baik

 1 buah plendes coba, kondisi baik


 1 buah pelat nama, kondisi baik

4. Perhitungan kekuatan konstruksi

- Tebal shell memenuhi syarat

- Tebal pron/tube plate memenuhi syarat

- Tebal furnace memenuhi syarat

- Tebal pipa api memenuhi syarat

KETEL UAP PIPA API HOKEN BOILER PT. GRAND KARTECH –

JAKARTA

Gambar Nomor : HB 120-2008/VII-GK/VII

Type : Horizontal Furnace Fire Tube Boiler

Kapasitas : 6.000 kg/jam

Tekanan Desain : 10 kg/cm2

Jumlah : 1 (satu) unit

Pembuat : PT. Grand Kartech

Tahun pembuatan : Oktober 2008

Pemakai : PT. Grand Kartech

Nomor Seri : HB 120/10-01

A. Perhitungan kekuatan konstruksin dengan menggunakan standart JIS

I. Perhitungan tebal plat badan ketel

P = 10 kg/cm2

D = 2400 mm

σ a (Allowable stress) = 14, 06 kg/mm2 (material SA 516 Gr 70)


η = 80 % = 0,8 ……………….. ( Karena badan Ketel tidak bolong

bolong)

K = 0,4 …….. (Article 11.1(1) diambil K = 0,4 karena suhu kurang dari

4800 C

P . Di
t= +a ………………………………….(Article 11.1.(1)
200 . σa.η  2.P(1 - k)

P . Di
t= +1
200 .14,06.0,8 - 2.10(1 - 0,4)

t = 11,72 mm

sesuai dengan Article 10.1.(3) apabila diameter dalam melebihi 1850 mm, maka

ketebalan tidak boleh kurang dari 12 mm

Jadi pelaksanaan t = 14 mm ‘’ memenuhi’’

II Perhitungan tebal plat lorong api lurus

P = 10 kg/cm2

D = 956 mm

C = 75 ……. Diambil harga C= 75 karena lorong api horizontal

L = 3825 mm

P.D  c.L 
t= 1    2 …………………………………….. (Article 32.1)
2400 
 P.(1  D) 
10.956 
 75.3825 
t= 1  2 …………………………….. (Article 32.1)
2400  10(3825  956) 

t = 12 mm

Jadi pelaksanaan t = 16 mm ‘’ memenuhi’’

III . Perhitungan tebal plat tube plate

D = 63,5 mm

d
t=5 …………………………………… (Article 26.2)
10

63,5
t=5
10

t = 11,35 mm

sesuai dengan Article 26.1 untuk diameter tube plate lenih dari 1850, maka

ketebalan min = 14 mm

jadi pelaksanaan t = 19 mm, “memenuhi”

IV. Perhitungan Tebal Fire Tube

Pass II

d= P.D + 1,5 …………..…………………………( Artikel 78 )


700
d = 10 . 63,5 + 1,5
700
d = 2,4 mm

Jadi pelaksanaan t = 3, 2 mm “ Memenuhi “

Pass III

d= P.D + 1,5 …………..…………………………( Artikel 78 )


700
d= 10 . 63,5 + 1,5
700
d = 2,4 mm

Jadi pelaksanaan t = 3, 2 mm “ Memenuhi “

B. PEHITUNGAN DIAMETER SAFETY VALVE

DP = 10 Kg/ cm 2

HS = Luas pemanasan = 151 m2

Diameter safety Valve 2 buah masing masing = 38,1 mm

W = (1,03 .P + 1 ). A nN
2,5
W= (1,03 .10 + 1 ). π/4 (38,1)2 N
2,5
W = 10306, 43 kg Uap/ jam

Kapasitas Ketel uap = 6000 kg/uap, sehingga Diameter safety valve

Mencukupi .

5. Hidrostatic Test

 Media yang digunakan = Air dingin biasa

 Besarnya tekanan Hidrostaic Test = 1,5 X 10 kg/cm2

 Grafik Hidrostatic Terlampir

6. Penyetelan safety Valve

Safety Valve I disetel Membuka pada tekanan 10,0 kg/cm2 . ditunggu beberapa

detik tidak ada kenaikan tekanan, dan menutup Kembali pada tekanan 9,98

kg/cm2, tinggi tempat cincin pengatur (sebelah kiri dari arah depan ) = 37,5 mm

Safety Valve II disetel membuka pada tekanan 10,0 kg/cm2 ditunggu beberapa

menit tidak kenaikan tekanan, dan menutup kembali pada tekanan 9,90 kg/cm2

, tinggi tempat cicin pengatur = 36 mm

Kedua unit safety valve tersebut diatas dipasang segel pengaman

Catatan
- Pengukuran diameter dan panjang ketel uap dilakukan dengan

menggunakan meteran gulung terbuat dari metal .

- Pengukuran ketebalan dilakukan dengan memakai wall thickness meter

- Pengukuran kekuatan tarik dilakukan dengan menggunakan Hardness

tester/ Poldy Hummer (diasumsikan karna tidak tersedia)

- Pengukuran diameter safety valve dilakuakan dengan menggunakan

Schitmaat.

- Hydrostatic Test dilakuakan menggunakan Hidrotest Pump

- Pemasangan Segel pengaman pada safety valve dilakukan dengan

menggunakan Tang segel berlogo roda gigi danbertuliskan K3 ditengah

nya, timah segel dan kawat segel

2.3 ANALISIS

1. Secara visual konstruksi tidak ditemui cacat yang Konstruktif

2. perlengkapan cukup lengkap dan secara Visual : baik

3. hasil dari Hidrostatic Test : tidak ada perubahan bentuk menetap dan tidak

terdapat rembesan yang konstruktif.

4. hasil uji safety valve : Kedua unit safety valve berfungsi dengan baik

2.4 KESIMPULAN DAN SARAN

1. Ketel uap memenuhi syarat untuk diberikan Akte izin

2. Harus diperiksa secara berkala Minimal sekali setiap 2 tahun.


LAMPIRAN –LAMPIRAN BAB II
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
KETEL UAP PIPA API
No. .
I. DATA UMUM
1. Pemilik :
2. Alamat :
3. Pemakai :
4. Lokasi unit :
5. Nama Operator :
6. Jenis Pesawat Uap :
7. Pabrik Pembuat :
8. Merk / Type :
9. Tahun Pembuatan :
10. Nomor Serie / nomor unit :
11. Tekanan Kerja Max yang :
Diijinkan
12. Kapasitas :
13. Luas pemanasan :
14. Jenis Bahan Bakar :
15. Standard yang dipakai :
16. Digunakan untuk :
17. Akte izin No. :
18. Sertifikat Operator :
19. Data Riwayat Pesawat :
20. Pembayaran Retribusi :
II. DATA TEKNIK
Jumlah Roundshell
Cara penyambungan
Material / Bahan
Diameter Dalam (ID)
Ketebalan (t)
Shell / Badan Panjang Badan
Tutup Jenis Rata
Diameter Ketebalan
Depan
Belakang
Tube Plate Diameter
(pelat pipa) Ketebalan
Jenis
Penguat Jumlah
Ukuran/Dimensi
Lorong Api / Jenis
Furnace Material / Bahan
Diameter Luar (OD)
Ketebalan
Panjang
Ruang Pembalik/ Jenis
Reversal Bahan
Chamber Bentuk
Ukuran / Dimensi
Pipa-pipa Api / Diameter Ketebalan Panjang Jumlah
Fire Tube Jalur
Kedua/Second
Pass
Jalur Ketiga/
Third Pass
Stay Bar
Material
Cara Pemasangan pada pelat pipa
(tube plate)

III. PEMERIKSAAN
a) Visual
Kondisi
NO Bagian -bagian Memenuhi Keterangan
Tidak
Syarat
1 Komponen pesawat uap terdiri atas :
a. Drum / Badan
b. Bouilleur
c. Lorong Api
d. Peti Api
e. Salut peti api / batu tahan api
f. Kamar nyala
g. Pipa-pipa api
h. Superheater
i. Reheater
j. Ekonomiser
2 Kelengkapan Ketel Uap
a. Kisi / sarangan
b. Alat pembakar
c. Kipas Tekan (FDF)
d. Kipas Isap (IDF)
e. Pemanas Udara Pembakaran
f. Penyalur udara pembakar
g. Penyalur ags pembakaran
h. Unit penangkap abu terbang
i. Cerobong asap
Kondisi
NO Bagian -bagian Memenuhi Keterangan
Tidak
Syarat
j. Tangga-tangga / bordes
k. Salut / isolasi
3 Alat-alat pengaman (pasal 12, 13, 15
Stoom Verordering 1930)
1. Tingkap Pengaman
a. Cincin Pengatur
b. Pipa Pengaman
c. Pipa pembuang asap
2. Pedoman Tekanan
a. Tanda tekanan tinggi yang
diijinkan
b. Pipa lengkung berisi air
c. Kerangan cabang tiga dan
plendes coba
3. Gelas pedoman air
a. Cerat duga
b. Kerangan sembur
4. a. Tanda batas air terendah
b. Letaknya diatas garis api
5. a. Alat / pompa pengisi
b. Kapasitas masing-masing
c. Tenaga penggerak
d. Tingkap balik
6. a. Blacks Fluit
b. Sumbat timah
c. Kontrol pengatur permukaan
air
d. Kontrol tekanan uap
7. a. Kerangan pembuang
b. Bahan kerangan pembuang
8. a. Lubang lalu orang
b. Lubang pemeriksaan / cuci
9. a. Pelat nama
b. Tulisan pelat nama sesuai
keadaan/dokumen teknik
c. cap-capan nomor bentuk 9/9a
pada baut pemasang pelat
nama

b. Dimensi

Ukuran
NO Komponen Keterangan
Dimensi

1. Shell / Badan

a. Ketidak bulatan

b. Ketebalan

c. Diameter

d. Panjang

2. Head / Tutup Ujung

a. Diameter

b. Ketebalan

3. Pipa-pipa / Channel

a. Diameter

b. Ketebalan

c. Panjang

4. Instalasi Pipa
a. Diameter

b. Ketebalan

c. Panjang

KETERANGAN: Pemeriksaan dimensi untuk ketebalan diambil berdasarkan

ketebalan tertipis dari hasil pengukuran spot secara random.

IV. PEMERIKSAAN TIDAK MERUSAK

A. Shell / Badan Jenis NDT :

Radiography

No Bagian Yang di NDT Lokasi Cacat Keterangan

Ada Tidak Ada

1. Las-lasan Melingkar Las-lasan A √

Las-lasan B √

Las-lasan C √

Las-lasan D √

2. Las-lasan Memanjang √

GAMBAR :

Mengetahui Jakarta, November 2008


PEGAWAI PENGAWAS/AHLI K3 PELAKSANA
SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA
TEKAN
B. Lorong Api Jenis NDT : 1. Penetrant / Ultrasonic

2. Radiography

No Bagian Yang di Periksa Lokasi Cacat Keterangan


Ada Tidak Ada
1. Titik A √
Titik B √
Las-lasan √
Melingkar
Las-lasan √
Memanjang

GAMBAR :

Mengetahui Jakarta, November 2008


PEGAWAI PENGAWAS/AHLI K3 PELAKSANA
SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA
TEKAN
IV.3. Pipa Api dan Pelat Pipa

Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonic

No Bagian yang Diperiksa Lokasi Cacat Keterangan


Ada Tidak
Ada
1. Pipa Api Pass II √
Pass III √
2. Pelat Pipa Depan √
Belakang √

GAMBAR

Mengetahui Jakarta, November 2008


PEGAWAI PENGAWAS/AHLI K3 PELAKSANA
SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA
TEKAN
IV.4. Kamar Nyala

Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonic

No Bagian yang Diperiksa Lokasi Cacat Keterangan


Ada Tidak
Ada
1. Kamar Nyala Titik A √
Titik B √
Tiotik C √

GAMBAR

Mengetahui Jakarta, November 2008


PEGAWAI PENGAWAS/AHLI K3 PELAKSANA
SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA
TEKAN
IV.4. Nozzle

Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonic

No Bagian yang Diperiksa Lokasi Cacat Keterangan


Ada Tidak
Ada
1. LLW Electrode N1a, b √
2. Main Steam N2 √
3. Safety Valve N3a, b √
4. Air Vent N4 √
5. Blow Down N5 √
6. Pressure Regulator N6 √
7. Level Gauge I N7a, b √
8. Level Gauge II N8a, b √
9. Water Level Regulator N9a, b √
10. Continous Blowdown N10 √
11. Feed Water N11 √
12. Sample N12 √
13. Manhole M1a, b, c √

GAMBAR

Mengetahui Jakarta, November 2008


PEGAWAI PENGAWAS/AHLI K3 PELAKSANA
SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA
TEKAN
V. PENGUJIAN HIDROSTATIS

No Data Pengujian Simbol Keterangan

1. Tekanan Desain DP
2. Tekanan Kerja WP
3. Tekanan Uji TP
4. Temperatur Ambien
Waktu Penahanan
5. a. Tekanan Desain / Kerja T0
b. Tekanan Uji T1
6. Kenaikan Temperatur

CATATAN Jakarta, Nopember 2014


Selama dan setelah pengujian telah PEGAWAI PENGAWAS
Diperiksa Bagian-bagian Utama SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA
Ketel : TEKANAN
Terjadi / Tidak Terjadi Kebocoran
Terjadi / Tidak Terjadi Perubahan
Bentuk
NIP.
VI. PENGUJIAN UAP

No Perlengkapan Tekanan Membuka Menutup


Setting
1 2 3 4 5
1 Tingkap Pengaman I
2 Tingkap Pengaman II
3 Tingkap Pengaman III

CATATAN

Jakarta, November 2014


PEGAWAI PENGAWAS
SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA TEKANAN

…………………………..
NIP. .
VII. KESIMPULAN

Bahwa setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian, ketel uap tersebut

memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka dapat

diusulkan untuk diterbitkan akte ijinnya.

VIII. SARAN SARAN

 Di ruangan ketel uap disediakan alat pemadam api ringan (APAR)

yang sesuai.

 Ketel uap harus dilayani oleh operator yang bersertifikat dari

Depnakertrans.

 Selain operator ketel uap dilarang masuk keruangan ketel uap.

 Operator ketel uap harus memakai alat pelindung diri (APD).

……………, November 2014


PEGAWAI PENGAWAS
SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA TEKANAN

………............…………………..
NIP.
SURAT PERMOHONAN

PENGGUNAAN PESAWAT UAP

Berdasarkan Undang-Undang Uap dan Peraturan Uap 1930 yang berlaku, maka

yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Lengkap : ……………………..

Jabatan / Kedudukan : ……………………..

Mohon diberi ijin untuk mempergunakan : ( x ) Ketel Uap ( Stoom Ketel )

( ) Pemanas air ( Voorwarmer )

( ) Pemanas uap ( Stoomverhitter )

( ) Pesawat Penguap ( Verdamper )

( ) Bejana Uap ( Stoomvat )

Dengan gambar konstruksi terlampir rangkap : ……………4 (empat) rangkap

………………

𝑃𝑒𝑟𝑛𝑎ℎ
Gambar konstruksi tersebut disyahkan oleh P.P.K dengan Daftar
𝐵𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑎ℎ

No : ………

𝑃𝑒𝑟𝑛𝑎ℎ
Pesawat tersebut mempunyai Akte Ijin ( A.I ) No :
𝐵𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑒𝑟𝑛𝑎ℎ

…………………………....

Keterangan selanutnya sebagai berikut :

a. Pesawa tersebut dibuat oleh : ……. PT. Grand Kartech….di Jakarta

....Tahun.2008 ..… No. Pabrik : ……. HB 120/10-01 ………………….

b. Pesawat tersebut akan dipergunakan untuk : ………Proses produksi

…………………….. diperusahaan : ….PT. Grand Kartech ……alamat : …..


Jl. Rawa Bali II No.7 Kawasan industri Pulo Gadung Jakarta Timur

……………………………………………………….

c. Tekanan kerja (werkdruk) yang tertinggi yang diperlukan : …….10

kg/cm²……………...

d. Pesawat tersebut dibuat dari bahan : ……… SA516 Gr. 70

…………………………….....

e. Luas panggang ………………..… m², Bahan bakar :

……Solar……………

Ketel uap :

…………………….. m²

Luas Pemanasan : Jumlah……….m² Pengering uap :

…………………….. m²

Pemanas air (ekonomiser )

………… m²

Isi ........................................ - ..............dm3

f. Perlengkapan pesawat uap yang telah ada sebagai berikut :

2 (dua) … buah tingkap pengaman (veiligheidskleppen), dimuati dengan

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡𝑒𝑛 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔
garis tengah …………mm, tinggi cincin
𝑝𝑒𝑔𝑎𝑠 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔

pengatur……………...

𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖
1 (satu) … buah pedoman tekanan (manometer) 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 tanda tekanan

𝑚𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑦𝑎𝑖
tertinggi 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑦𝑎𝑖 pipa penghubung berisi air

𝑚𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑦𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
Plemdes coba kerangan cabang tiga
𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑦𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎

𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖
2 (dua) … buah gelas pedoman (peilglazen) 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 kerangan sembur.
1 (satu) … buah cerat duga ( proefkranen ).

…………. Buah pompa uap ( stoompomp ).

…………. Buah pompa tangan ( handpomp ). Sebagai alat-alat pengisi air,


masing-masing mempunyai
𝐾𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
2 (dua) … buah pompa keong ( centrifugaalpomp ) rumah tingkap 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝
𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
………… buah injektur ( injecteur ) kerangan
𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
coba
………… buah sumbat timah ( smeltprop )

1 (satu) … buah suling tanda bahaya ( Blacksfluit ) atau alat lain berupa :

Alarm otomatis.

1 (satu) … buah tanda batas air terendah ( merk lag waterstand )

𝑘𝑟𝑎𝑎𝑛
1 (satu).....buah kerangan/tingkat pembuang (spui 𝑎𝑓𝑠𝑙𝑢𝑖𝑡𝑒𝑟), terbuat dari (bahan) :

Besi Cor.

1 (satu) .....buah lobang lalu orang (mangat)

2 (dua) .....buah pelat nama (naamplaat) memuat tulisan : ...Kapasitas 6 000

KG/H...

... DP 10

Kg/Cm2.........................................

... HS 151

M2...............................................

... Test Pressure 15

Kg/Cm2........................

... No. Serie : HB120/10-

07.........................

pesawat tersebut sekarang berada di : ...PT. GRAND

KARTECH ............................................
......... ...................................................................................................................................

.........

dan siap untuk diperiksa/diuji di alamat tersebut di atas pada tanggal

......... .....................................................

Jakarta, 24 Nopember 2008


Kepada : Pemohon,
Direktur Pengawasan Keselamatan Kerja,
Melalui Dinas Tenaga Kerja setempat
di : Jakarta Meterai
Rp. 6000,-

(ANDREAS)

Tanda tangan dan nama

terang

CATATAN :

- Surat Permohonan ini (asli bermeterai) harus dikirimkan pada Kantor Dinas

Tenaga Kerja setempat

- Isilah atau coret seperlunya.

- Tiap Surat Permohonan hanya berlaku untuk satu pesawat


SUKU DINAS TENAGA KERJA JAKARTA TIMUR

Bentuk 9
Pemeriksaan Pertama Ketel Uap

LAPORAN No. : .................. No. Petunjuk : ...................


No. Klas Ind. : ......33100

AKTE IJIN No. : .................. TGL. : .............................20.....

Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ...............................................

Membaca surat permohonan tgl. 24 November 2008 .. Sdr. ANDREAS

sebagai: Factory Manager PT. Grand Kartech Jl. Rawa Bali II No. 7 Kawasan

Industri Pulo Gadung Jakarta Timur.

mengenai permintaan ijin untuk menggunakan suatu : KETEL-UAP dibuat di

Jakarta – Indonesia

pada tahun : ..............2008...................oleh...........PT. Grand Kartech

.......................

yang akan dipergunakan untuk : Proses produksi

...................................................................

Di Perusahaan : PT. Grand Kartech

...............................................................................

Alamat pos : Jl. Rawa Bali II No. 7 Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta Timur,

Kabupaten/Kotamadya ......Jakarta Timur.....Propinsi : DKI

Jakarta..................................

yang menurut si pemohon tidak akan dikerjakan dengan tekanan lebih dari

.......10..............kg/cm2 diatas tekanan udara luar, dibuatkan laporan ini dengan

keterangan-keterangan sebagai berikut :


Jenis ketel uap : Ketel Uap Darat berpindah (Ketel Uap Pipa Api) .............

Bentuk ketel uap : Silindris Horizontal dengan lorong api dan pipa – pipa api

.........................................................................................................................................

......... Gambar Konstruksi terlampir/tidak terlampir No. HB 120/10-C.01 ....... Juli

2008.

Pabrik dari ketel uap : HB 120/10-01

....................................................................................................................................

.........

𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖
Ketel uap tersebut 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 dengan gambar rencana yang diperiksa dan disetujui

oleh DEPNAKERTRANS RI dan mendapat nomor – nomor pendaftaran:

...............................................................................

Ukuran – ukuran ketel uap: panjang, tinggi, garis tengah, tebal plat, penguatan dan

lain – lain (ukuran dalam milimeter)

...............................................................................

Shell Diameter luar 2000 mm, tebal 14 mm, Panjang 4572 mm

Bahan: ....... SA 516 Gr. 70 ....... Sertifikat No. .................................. tgl.

..................... (terlampir)

Lorong api/lorong dapur : panjang, lebar, tinggi, tebal plat, penguatan dan lain –

lain

Diameter luar 972 mm, panjang 3825 mm, tebal 16 mm

Anak ketel

....................................................................................................................................

.........

Leher ketel
....................................................................................................................................

.........

Bahan: SA 516 Gr. 70 .... sertifikat No. ..................... tgl.

..................... (terlampir)

Ruang nyala: panjang, lebar, tinggi, tebal plat, penguatan dan lain – lain

............................................................................

Diameter 1576 mm, tebal 19 mm, lebar 585 mm ..............

Bahan: ............................................................................ Sertifikat No.

..................... tgl ..................... (terlampir)

Salut peti api: ukuran – ukuran dan tebal plat

............................................................................

....................................................................................................................................

.........

Bahan : ........... SA 516 Gr. 70........... sertifikat No.

............................................... tgl............................................... (terlampir)

Ruang asap: ukuran – ukuran, tebal plat dan lain-

lain ............................................................................

....................................................................................................................................................

.........

....................................................................................................................................................

.........

Bahan: ...... ................ sertifikat No. ........... ........... tgl ...........

........... (terlampir)

Kamar uap (dom): ukuran – ukuran, tebal plat dan lain –


lain.......................................................

....................................................................................................................................................

.........

....................................................................................................................................................

.........

Bahan: ...... ................ sertikat No.

...... ................ tgl...... ................ (terlampir)

Pipa – pipa api, pipa – pipa penahan, pipa – pipa air dan pipa – pipa pengeringan uap:

a. banyak garis tengah luar / dalam, panjang antara dinding – dinding pipa api/air

atau kas air (waterkast), dan

lain – lain

..................................................................................................................................

Pipa api pass 2, diameter 63,5 mm; tebal 3,2 mm; panjang 3818 mm

Jumlah 92 batang.

Pipa api pass 3, diameter 63,5 mm; tebal 3,2 mm; panjang 4562 mm

Jumlah 72 batang.

Stay Bar, Diamater 50,8 mm; Panjang 210 mm; Jumlah 47 batang

Gusset stay, Tebal 19 mm; jumlah 8 buah

Bahan ST.35-8 KL.1..........

sertifikat

No. ................ tgl................ (terlampir)

b. cara memasangnya: kedua pipa ujung pipa disambung dengan las – lasan dan

dirol terhadap plat pipa............................................................................


Bila ketel mempunyai pasangan tembok, supaya disebut juga adanya dapur

(vuurhard) lorong asap, pintu-pintu geseran (schuiven), book api, tempat abu, dan

lain-

lain………………………………………………………………………….Ketel

uap tidak dalam tembokan………………………………………

Luas panggang…………………………………m2, bahan bakar

:…………………………Solar…………………Ketel uap

:…………………………………..m2

Luas pemanasan: Jumlah………………………………….m2, pengering

uap:……………….m2.

Alat-alat perlengkapan menurut Stoomverordening 1930 telah ada:

2(dua) tingkap pengaman, dimuati dengan bobotan langsung/pegas tidak

langsung, garis tengah …………..tinggi cincin-cincin pengatur :

kanan……………mm, kiri…………..mm.

1(satu) pedoman tekanan pakai/tidak pakai tanda tekanan tertinggi yang diijinkan,

mempunyai/tidak mempunyai pipa penghubung berisi air, mempunyai/tidak

mempunyai plendes coba, dengan/tidadk dengan kerangan caban tiga.

tdak dipasang
2(dua) gelas pedoman pakai/tidak pakai kerangan sembu pada satu
dipasang

kolom bersama.

1 (satu) cerat duga.

……..….. sumbat timah

……..….. suling tanda bahaya (Blacksfluit) atau alat lain

berupa………………………………

1 (satu) tanda batas air terendah, letaknya…………………..cm diatas garis api.


1 (satu) kerangan/tingkap pembuang, dibuat dari bahan : besi tuang

tdak dipasang
dipasangkan.
dipasang

1 (satu) lobang lalu orang : …2 (dua)……lobang untuk

cuci/pemeriksaan……..katup memutup sendiri pada lobang

pengisi……….kerangan pembuang air/tekanan.

Alat-alat pengisi :

……………………………pompa jalan:…………………….pompa

uap:……………………pompa tangan;

………2 (Dua)……….pompa Listrik:……………..injektur: masing-masing

karangan tersendiri
mempuntayi rumah tingkap dengan kerangan coba.
penutup bersama

Pelat nama

bertuliskan………………………………………………………………..,

Kapasitas……………………….kg/jam, Tahun pembuatan……………………,

No. Seri……………….Telah/belum

dicap:…………………………………………………………… kerangan-

kerangan packing dengan lobang terusan diameter > 30 mm ternyata

tidak ada
.
telah/diberi penjamin

Hasil-hasil pemeriksaan / pemadatan :

Pemeriksaan pertama dilakukan secara visual pada tanggal 27 November 2008,

dan lobang-lobang pemeriksaan dan Menhole dibuka, dilakukan pemeriksaan luar

dan pemeriksaan dalam bagian-bagian sisi api dan sisi air dan mencocokkan

keaadaan konstruksinya dengan gambar konstruksinya termasuk sambungan las-

lasanya. Semua bagian tidak terdapat cacat konstruktif dan alat-alat appendages
lengkap dan terpasang sesuai dengan pasal 12 Peraturan Uap 1930. Pengujian

padat dilakukan pada tanggal 28 November 2008 lubang-lubang pemeriksaan dan

Manhole ditutup, kerangan uap induk ditutup dan flens mati dipasang pada

tingkap pengaman, selanjutnya ketel uap diisi air dingin sampai penuh, kemudian

dilakukan pemadatan secara bertahap hingga mencapai tekanan 15 kg/cm2, dan

ditahan selama 40 menit, dilakukan pemerikssaan, tidak terdapat

bocoran/rembesan serta perubahan bentuk yang memetap dan penurunan tekanan.

Kemudian tekanan diturunkan perlahan-lahan hingga tekanan kerja 0 (nol)

kg/cm2.

Percobaan dengan tekanan uap diadakan pada tanggal 29 November

2008.

Percobaan dengan api penuh, tutup abu terbuka dan dengan pipa-pipa

pengisi dan uap tutup, tambahnya tekanan uap dalam ketel dalam tempo 15 menit

ada…………….-……..kg/cm2 tepat.

Laporan keaadaan pada waktu percobaan tentang tingkap pengaman,

pedoman tekanan. baut-baut penahan, dan lain-lain.

Pengujian operasi dengan uap dilaksanakan setelah semua peralatan terpassang

kembali sebagaimana keaadaan semula. Ketel uap di panaskan secara berlahan-

lahan hingga mencapai tekanan 10 kg/cm2 dan tingkap pengaman membuka

penuh, api tetap hidup selama 15 menit tidak terdapat kenaikan tekanan, api

dimatikan, tekanan turun sampai 9,5 kg/cm2. Tingkap pengaman menutup

kembali.

Usul mengenai pemberian buku Akte Ijin:


Pemeriksa mengusulkan supaya diberikan ijin untuk pemakaian ketel uap

tersebut. Dengan tekanan uap paling tinggi:….10…kg/cm2 diatas tekanan udara

luar dengan syarat-

sayarat………………………………………………………………………………

1. Air pengisi ketel harus memenuhi syarat sebagai air pengisi

2. Opereator Ketel Uap harus yang memiliki sertifikat Operator Boiler.

3. Pada Manometer harus diberi tanda / strip merah pada tekanan kerja yang

diijinkan.

4. Salah satu safety valve disarankan agar spiringnya diganti.

Jakarta, 29 November 2008


Pegawai Pengawas/ Ahli Keselamatan
Kerja
Yang memriksa,

(…………………………….)
AKTE IZIN
NO :……………… No. Petunjuk :……………….
No. Klas Idk :………………

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI


Membaca surat permohonan tanggal 24 Nopember 2008
………………………………..dari…….Sdr. Andreas, Jabatan Factory Manager
PT. Garand Kartech………………………………..
Mengenai permintaan ijin untuk menggunakan suatu:……….Ketel
Uap…………………………. di buat
di……Jakarta………………………………………………………………………
……….
…………………………………….pada tahun 2008 oleh PT. Grand Kartech,
yang akan digunakan untuk….Menhasilkan Uap dalam Proses Produksi…..di
perusahaan PT. Garand Kartech,
………………………………………………………………………………………
……..……………………………………………………………………….Alamat
Jln. Rawa Bali II No. 7 Kawasan Industri Pulau Gadung.
Kabupaten/Kotamadya Jakarta Timur
…………………………………….......……………………Propinsi…...........DKI
Jakarta….............................………………………………………………………
Dengan mengigat pasal 6 s/d 8 dan Stoomverodening 1930 ditetapkan
menurut Gouvernements Besluit tertanggal 19 Juni 1930 No. 44 (Staatsbland
No.225).
MEMUTUSKAN
Memberi ijin kepada……..Factori Manager PT. Grand
Kartech………………………………………………alamat Jln. Rawa Bali II No.
7 Kawasan Industri Pulau Gadung.
Jakarta Timur……………………untuk menggunakan……Ketel Uap………..
Tersebut…………………………..(yang dijelaskan lebih lanjut) dengan tekanan
sebesar……….
…10……………………………………………...kg tiap persegi diatas tekanan
udara luar dengan syarat
………………………………………………………………………………………
……….
1) Pada gelas pedoman air harus dipasang tanda batas air terendah yang di
izinkan…………………………………………………………………………
………………
2) Air pengisi ketel uap harus memenuhi
syarat…………………………………………………………………………
………………
3) Ketel Uap harus dilayani oleh Operator yang
bersertifikat……………………………………………………………………
……………….
4) Pada kepala baut-baut pemegang pelat nama harus dicapkan nomor dari
bentuk 9-nya.
…………………………………………………………………………………
…………..

Jakarta, ……….November 2008


DINAS TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI PROV. DKI
JAKARTA
KEPALA

(…………………………..)
NIP. ………………………
BAB III

PEMERIKSAAN KHUSUS KETEL UAP PIPA API

RUMAH SAKIT PANTI RAPIH

3.1. PROSES / PROSEDUR

1. Pemeriksaan bentuk 10 di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota

Yogyakarta.

2. Pemeriksaan pertinggal Akte Izin Ketel Uap Berpindah / Ketel Pipa Api di

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta.

3. Mencocokkan data teknis pada Name Plat dengan data teknis dalam Akte Izin.

4. Melakukan pemeriksaan bagian dalam Ketel Uap secara visual dan

melaakukan pengukuran. Alat antu yang digunakan adalah sbb :

a. Ultrasonic Wall Thicknes Meter untuk mengukur ketebalan pelat dan pipa

ketel

b. Hardness Tester atau Poldy Hammer untuk mengukur kekerasan / kuat

tarik pelat dan pipa

c. Lampu senter

d. Kapur tulis untuk menandai cacat yang harus direparasi

5. Rekalkulasi kekuatan kontruksi dengan menggunakan standar Gronslagen,

dengan perlengkapan sebagai berikut :

a. Buku standart Gronslagen

b. Kalkulator Scientific

6. Pemeriksaan secara visual Appendages

7. Pengisian hasil dan syarat pemeriksaan didalam buku Akte Izin


8. Pengisian laporan bulanan bentuk 10

9. Pengiriman laporan bulanan bentuk 10 ke Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dirjen c/q Direktur

Pengawasan Norma K3

3.2. HASIL PEMERIKSAAN

1. Pemeriksaan pada Drum (Shell) dari arah dalam Drum.

 Tebal = 7,29 mm

 Kuat tarik = 48,21 Kg/mm2. (Material H II DIN)

 Tidak ditemui adanya cacat konstruktif, kecuali adanya burik-burik

karena korosi berdiameter 2-5 mm sedalam 1-3 mm sejajar sepanjang 90

mm pada pelat drum sebelah kiri dilihat dari arah depan ( ditandai dengan

spidol )

2. Pemeriksaan pada Pron depan dari arah dalam dan luar Drum.

 Tebal = 15 mm

 Kuat Tarik = 48,21 Kg/mm2 (Material H II DIN)

 Tidak terdapat cacat yang konstruktif

3. Pemeriksaan Pron belakang dari arah dalam dan luar

 Tebal = 15 mm

 Kuat Tarik = 48,21 Kg/mm2 (Material H II DIN)

 Tidak terdapat cacat yang konstruktif

4. Pemeriksaan Lorong Api

 Tebal = 15 mm

 Kuat Tarik = 48,21 Kg/mm2 (Material H II DIN)


 Tidak terdapat cacat yang konstruktif

5. Pemeriksaan Ruang Nyala

 Tebal = 15 mm

 Kuat Tarik = 48,21 Kg/mm2

 Tidak terdapat cacat yang konstruktif

6. Pemeriksaan pipa-pipa api

 Tebal = 2,9 mm

 Kuat Tarik = 40,67 Kg/mm2

 Tidak terdapat cacat yang konstruktif

7. Pemeriksaan kecukupan dan kondisi visual apendages

a. Safety Valve 2 unit, jenis bobotan, diameter masing-masing 25 mm,

kondisi visual baik.

b. Manometer 1 unit, kondisi visual baik dilengkapi dengan strip warna

merah pada skal WP dan pipa syphone, namun tidak dilengkapi flens coba.

c. 2 buah gelas pedoman air, kondisi visual baik dengan kerangan sembur,

tidak dipassang pada satu kolom bersama, kondisi baik

d. 1 buah peluit tanda bahaya, kondisi baik

e. Garis tanda batas air terendah, letaknya 10,8 cm diatas garis api

f. 1 buah kerangan pembuang, kondisi baik

g. 1 buah lubang lalu orang dan 3 buah lubang periksa, kondisi visual baik

h. 2 buah pompa pengisi air, kondisi baik

i. 1 buah pelat nama, dilakukan pengamatan terhadap kondisi pelat nama dan

tulisan-tulisan, secara visual kondisi baik

Catatan :
- Pengukuran ketebalan dilakukan dg memakai Wall Thicness meter.

- Pengukuran Kuat Tarik dilakukan dg menggunakan Hardness Tester /

Poldy Hammer ( asumsikan krn tidak tersedia ).

- Pengukuran Kedalaman dan lebar korosif dilakukan dg menggunakan

Schitmaat.

8. Perhitungan Kekuatan Konstruksi

KETEL UAP PIPA API

Gambar Nomor : HH 6932 B

Type : Horizontal Furnace Fire Tube Boiler

Kapasitas : 1.000 kg/jam

Tekanan Kerja : 12 kg/cm2

Luas Pemanasan : 25 m2

Suhu Uap : 190,8 oC

Jumlah : 1 (satu) unit

Pembuat : K. Hagoort & Zonen BV – Tilburg, Belanda

Tahun Pembuatan : July, 1981

Pemakai : RS. Panti Rapih

Nomor Seri : 2968


A. PERHITUNGAN KEKUATAN KONSTRUKSI

I. Tebal Pelat Badan Ketel

P = 12 Kg/Cm2

Di = 1384 mm

X = 5/3 ............... (III.1.c, tabel 4) diambil harga X = 5/3 karena

dianggap kondisi pabrik pembuat ketel uap bekerja normal, atau

keadaan normal.

Z = 90 ............... (III.1.d.1, tabel 6) diambil harga Z = 90 karena untuk

ketel uap wajib dilakukan pemeriksaan radiografi. Selain itu dipakai Z

= 90 meski ada lubang lalu orang, hasil perhitungan Z menunjukan

harga Z = ............ (perhitungan di bawah) ,oleh karena itu diambil

harga terkecil yaitu 90.

C = 5 ............... (III.1.c, tabel 5) Diambil harga C = 5 karena ketel uap

dilakukan proses pemanasan lepas (heat treatment)

SB = 473 N/mm2 = 48,21 Kg/mm2

SV = 328 N/mm2 = 33,43 Kg/mm2

υ = υ a + 50 = 190,8 + 50 = 240,8 oC (ditambah 50 karena terjadi

perpindahan panas secara konveksi)

∆ = 1 mm

Harga Z dengan adanya lobang pemeriksaan atau sejenisnya

Z = Y (W + 1) ............................... (III.1.d.2)

Diketahui ukuran lobang lalu orang (bentuk elips) :


t1 = tebal pelat tabung = 20 mm

t = tebal pelat badan = 8 mm

L = tinggi manhole/panjang tabung untuk perhitungan = 120

d = garis tengah lubang = 320

2 t1 L
W …………………….. (III.d.3, tabel 7)
td

(2) (20)(120)
W
(8) (320)

W = 1,87

d - 60 320 - 60
Check   0,18  Karena kurang dari 0,3 maka harga Y
(D) 1384

adalah :

d - 60
2  20( )
D
Y d - 60 100 ………………………(III.d.3)
1  60( )
D

2  20(0,18)
Y 100
1  60(0,18 )

Y = 47,45

maka harga Z adalah :

Z = Y (W+1)

Z = 47,45 (1,87+1)

Z = 136,18

Z yang dipakai adalah 90 karena lebih kecil dari 136,18

f(υ) = 1  

525
2
…………………………. Tabel 3
2
 240,8 
= 1  
 525 

= 1 (0,458) 2

= 0,790

SVυ = SV . f(υ)

= 33,43 x 0,790

= 26,40 Kg/mm2

SV υ = 2/3 .SB . f(υ)

= 2/3 x 48,21 x 0,790

= 25,39 Kg/mm2

( dipilih SV υ terkecil )

P. D. X
t =   ………………………. (III.1.b)
2.( Z C ). SV   P . X

12.1384.5 / 3
= 1
2.(90  5).25,39  12.5 / 3

27569,28
= 1
4316,3  19,2

27569,28
= 1
4297,1

= 7,41 mm

Jadi pelaksanaan t = 7,89 mm, “memenuhi”

Namun karena ada cacat karena korosif berdiamater 2-5 mm sedalam 1-3

mm sejajar sepanjang 90 mm pada pelat drum sebelah kiri dilihat dari arah
depan, menjadikan pada daerah tersebut memiliki ketebalan efektif 7,89 mm

– 3 mm = 4,89 mm

Sehingga tidak memenuhi, maka harus dilakukan reparasi terhadap cacat

tersebut.

II. Tebal plat Lorong Api

Jenis : Lurus ( Plain )

D = 630 mm

C = 9 ……(IV.1.b) diambil harga C = 9 karena jenis konstruksi

sambungan secara las- lasan

L = 1940 mm

SB = 48,21 Kg/mm2

SV = 33,43 Kg/mm2

υ = υ a + 75 = 190,8 + 75 = 265,8 oC (ditambah 75 karena terjadi

perpindahan panas

secara radiasi)

f(υ) = 1  
525
2

2
 265,8 
= 1  
 525 

= 1  (0,256)

= 0,744

SV υ = SV . f(υ)

= 33,43 x 0,744
= 24,87 Kg/mm2

SV υ = 2/3 .SB . f(υ)

= 2/3 x 48,21 x 0,744

= 23,67 Kg/mm2

( dipilih SVυ terkecil )

D
2
Y = 5. L ……………………………………(IV.1.c)
D
10 
L

630
2
=5. 1940
630
10 
1940

2  0,324
=5.
10  0,324

= 1,25

D
t= …………………………..(IV.1.a)
 100.SV v 
16. 1  . y  1
 C.P 
 

630
=
 100.23,67 
16. 1  .1,125  1
 9.12 

630
=
16 x 4,95

= 7,95 mm

Jadi pelaksanaan t = 14 mm, ”memenuhi”.


III. Tebal Pelat Api

L = 420 mm (lebar efektif, dari lebar total 450 mm dikurangi

ketebalan

15 mm x 2 (dua sisi)

C = 6 ……. (VI.2.b, table 20) diambil harga C = 6 karena cara

pemasangan dengan sambungan las-lasan.

P = 12 Kg/Cm2

SVv = 23,67 Kg/mm2

2,31.𝐿 𝐶.𝑃
𝑡= . √𝑆𝑉 𝑣 ......……………………………………………(VI.2.c)
100

2,31.420 6.12
𝑡= . √33,43
100

𝑡 = 9,7 .1,467

𝑡 = 14,23 mm

Jadi pelaksanaan 𝑡 = 15 mm, “memenuhi”

IV. Tebal Pipa Api

P = 12 Kg/cm2

D = 57 mm

X = 1,5 …………………………………………(VII.1.b, table 21)

Diambil harga X = 1,5 karena suhu belum melebihi 275 OC

SV = 28,84 Kg/mm2

SB = 40,67 Kg/mm2

U = u a + 75 = 190,8 + 75 = 265,8 OC

(ditambah 75 karena terjadi perpindahan panas secara radiasi)


∆ = 0,5 mm

𝑣 2
𝑓 = 1 − (525)

265,8 2
= 1 − ( 525 )

= 1 − (0,256)

= 0,744

SVu = SV.F(u)

= 28,84 x 0,744

= 21,45 Kg/mm2

SVu = 2/3.SB. f(u)

= 2/3x40,67x0,744

= 20,17 Kg/mm2

(dipilih SVu terkecil)

𝑃.𝑑.𝑋
𝑡= + ∆ ……………………………………………(VII.1.b)
200.𝑆𝑣.𝜗2 +𝑃.𝑋

12.57.1,5
𝑡= + 0,5
200.(20,17)2 +12.1,5

10260
𝑡= + 0,5
200.(406,82)+18

10260
𝑡= + 0,5
81382

𝑡 = 0,62 𝑚𝑚

Jadi pelaksanaan t = 2,9 mm, “memenuhi”

B. PERHITUNGAN DIAMETER SAFETY VALVE (Jenis Bandul/Bobotan)

P = 12 Kg/cm2

HS = Luas Pemanasan = 25 m2

Kapasitas Ketel : 1000 Kg/Jam


(1,03.𝑃+1).𝐴
W= .𝑁
2,5

𝜋
(1,03.12+1). .(25)2
4
W= .2
2,5

W = 5243,8 𝐾𝑔 𝑢𝑎𝑝/𝑗𝑎𝑚

Kapasitas Ketel uap = 1000 kg uap/jam, sehingga Diameter safety valve

mencukupi

3.3. ANALISIS

3.3.1. Badan/Shell

Ketebalan minimum hasil perhitungan adalah 7,41 mm. Sehingga dengan

pemasangan pelat badan setebal 8 mm (desain) dan hasil pemeriksaan 7,89

mm, dinyatakan memenuhi syarat. Namun karena pada pelat badan

tersebut terdapat burik-burik akibat korosif berdiameter 2-5 mm, sedalam

1-3 mm sejajar sepanjang 900 mm pada pelat drum sebelah kiri dilihat dari

arah depan (ditandai dengan spidol), sehingga tebal efektif pada daerah

korosif = 7,89 mm – 3 mm = 4,89 mm. oleh karena itu dengan ketebalan

4,89 mm, tidak mampu menahan tekanan 12 kg/cm2, sehingga harus

dilakukan perbaikan.

3.3.2. Lorong Api

Ketebalan minimum hasil perhitungan adalah 7,95 mm. Sehingga dengan

pemasangan pelat lorong api setebal 14 mm (desain) dan hasil

pemeriksaan 13,95 mm, dinyatakan memenuhi syarat.

3.3.3. Peti Api

Ketebalan minimum hasil perhitungan adalah 14,23 mm, Sehingga dengan

pemasangan pelat badan setebal 15 mm (desain) dan hasil pemeriksaan

14,89 mm, dinyatakan memenuhi syarat.


3.3.4 Pipa Api

Ketebalan minimum hasil perhitungan adalah 0,611 mm, Sehingga dengan

pemasangan pelat badan setebal 2,9 mm (desain) dan hasil pemeriksaan

2,9 mm, dinyatakan memenuhi syarat.

3.3.5. Safety Valve

Diameter minimum hasil perhitungan adalah 20,68 mm, Sehingga dengan

pemasangan safety valve dengan diameter 25 mm (desain) dan hasil

pemeriksaan 25 mm, dinyatakan memenuhi syarat.

(semua hasil perhitungan kontruksi terlampir)

3.3.6. Pemeriksaan Kecukupan dan Visual Appendages :

Semua appendages telah diperiksa dan telah sesuai dengan yang

dipersyaratkan untuk alat-alat perlengkapan sesuai dengan peraturan uap

1930 pasal 12. Namun pada manometer belum dilengkapi flens coba.

3.3.7. Pengisian hasil dan syarat pemeriksaan di dalam buku Akte Ijin

Hasil pemeriksaan pada tanggal 28 November 2008 di RS. Panti Rapih

Kotamadya Yogyakarta karena pemeriksaan khusus.

Ketel uap api dalam tembokan/bersalut semua manhole dan lubang periksa

dibuka dilakukan pemeriksaan visual pada bagian luar dan dalam tidak

ditemui adanya cacat yang konstruktif, kecuali adanya burik-burik dalam

drum karena korosif yang berdiameter 2-5 mm, sedalam 1-3 mm sejajar

sepanjang 90 mm pada pelat drum sebelah kiri dilihat dari arah depan (

ditandai dengan spidol).

Dilakukan pemeriksaan ketebalan plat dengan wall thickness meter dan

kuat tarik dengan hardness tester pada drum, front, tube plate, lorong api,
kamar nyala seta pipa api dan pipa pebguat kemudian dilakukan

perhitungan kontruksi, dengan hasil baik.

Diperiksa secara visual semua perlengkapan dalam kondisi baik.

Diisyaratkan :

Agar cacat tersebut ditambal dengan elektroda las yang memenuhi syarat oleh

Juru las Kelas I (jenis electroda las dan teknik prosedur pengelasan sesuai

petunjuk Pengawas KK yang berwenang). Dan pelaksana Repair (PJK3) harus

memeiliki SKP dari Dirjen Binwasnaker Depnakertrans, dan selama pelaksanaan

reparasi dibawah pengawasan Spesialis K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekanan.

Apabila reparasi telah selesai harus segera dilaporkan kepada Disnakertrans Kota

Kerawang untuk dilakukan pemeriksaan khusus sebagaimana mestinya.

Kerawang, November 2014


Pengawas Ketenagakerjaan K3 Spesialis
Pesawat Uap dan Bejana Tekanan

..................................................
NIP. .

3.4. KESIMPULAN / SARAN

1. terdapat cacat konstruktif berupa burik-burik pada pelat Drum bagian

dalam

2. disyaratkan ; agar cacat tersebut ditambal dengan elektroda las yang

memenuhi syarat oleh juru las kelas I (jenis electroda las dan teknik

prosedur pengelasan sesuai petunjuk pengawas Kk yang berwenang).

3. Manometer belum dilengkapi flens coba.

4. Disyaratkan ; agar pada manometer dilengkapi dengan flens coba.


LAMPIRAN-LAMPIRAN BAB III
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
KETEL UAP PIPA API
No. .
IV. DATA UMUM
21. Pemilik :
22. Alamat :
23. Pemakai :
24. Lokasi unit :
25. Nama Operator :
26. Jenis Pesawat Uap :
27. Pabrik Pembuat :
28. Merk / Type :
29. Tahun Pembuatan :
30. Nomor Serie / nomor unit :
31. Tekanan Kerja Max yang :
Diijinkan
32. Kapasitas :
33. Luas pemanasan :
34. Jenis Bahan Bakar :
35. Standard yang dipakai :
36. Digunakan untuk :
37. Akte izin No. :
38. Sertifikat Operator :
39. Data Riwayat Pesawat :
40. Pembayaran Retribusi :
V. DATA TEKNIK
Jumlah Roundshell
Cara penyambungan
Material / Bahan
Diameter Dalam (ID)
Ketebalan (t)
Shell / Badan Panjang Badan
Tutup Jenis Rata
Diameter Ketebalan
Depan
Belakang
Tube Plate Diameter
(pelat pipa) Ketebalan
Jenis
Penguat Jumlah
Ukuran/Dimensi
Lorong Api / Jenis
Furnace Material / Bahan
Diameter Luar (OD)
Ketebalan
Panjang
Ruang Pembalik/ Jenis
Reversal Bahan
Chamber Bentuk
Ukuran / Dimensi
Pipa-pipa Api / Diameter Ketebalan Panjang Jumlah
Fire Tube Jalur
Kedua/Second
Pass
Jalur Ketiga/
Third Pass
Stay Bar
Material
Cara Pemasangan pada pelat pipa
(tube plate)

VI. PEMERIKSAAN
b) Visual
Kondisi
NO Bagian -bagian Memenuhi Keterangan
Tidak
Syarat
1 Komponen pesawat uap terdiri atas :
k. Drum / Badan
l. Bouilleur
m. Lorong Api
n. Peti Api
o. Salut peti api / batu tahan api
p. Kamar nyala
q. Pipa-pipa api
r. Superheater
s. Reheater
t. Ekonomiser
2 Kelengkapan Ketel Uap
l. Kisi / sarangan
m. Alat pembakar
n. Kipas Tekan (FDF)
o. Kipas Isap (IDF)
p. Pemanas Udara Pembakaran
q. Penyalur udara pembakar
r. Penyalur ags pembakaran
s. Unit penangkap abu terbang
t. Cerobong asap
Kondisi
NO Bagian -bagian Memenuhi Keterangan
Tidak
Syarat
u. Tangga-tangga / bordes
v. Salut / isolasi
3 Alat-alat pengaman (pasal 12, 13, 15
Stoom Verordering 1930)
10.Tingkap Pengaman
d. Cincin Pengatur
e. Pipa Pengaman
f. Pipa pembuang asap
11.Pedoman Tekanan
d. Tanda tekanan tinggi yang
diijinkan
e. Pipa lengkung berisi air
f. Kerangan cabang tiga dan
plendes coba
12.Gelas pedoman air
c. Cerat duga
d. Kerangan sembur
13.a. Tanda batas air terendah
b. Letaknya diatas garis api
14. a. Alat / pompa pengisi
b. Kapasitas masing-masing
c. Tenaga penggerak
d. Tingkap balik
15. a. Blacks Fluit
b. Sumbat timah
c. Kontrol pengatur permukaan
air
d. Kontrol tekanan uap
16. a. Kerangan pembuang
b. Bahan kerangan pembuang
17. a. Lubang lalu orang
b. Lubang pemeriksaan / cuci
18. a. Pelat nama
b. Tulisan pelat nama sesuai
keadaan/dokumen teknik
c. cap-capan nomor bentuk 9/9a
pada baut pemasang pelat
nama

b. Dimensi

Ukuran
NO Komponen Keterangan
Dimensi

1. Shell / Badan

a. Ketidak bulatan

b. Ketebalan

c. Diameter

d. Panjang

2. Head / Tutup Ujung

a. Diameter

b. Ketebalan

3. Pipa-pipa / Channel

a. Diameter

b. Ketebalan

c. Panjang

4. Instalasi Pipa
a. Diameter

b. Ketebalan

c. Panjang

KETERANGAN: Pemeriksaan dimensi untuk ketebalan diambil

berdasarkan ketebalan tertipis dari hasil pengukuran spot secara random.

Yogyakarta, Desember 2008


PEGAWAI PENGAWAS/AHLI K3
SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA TEKAN

.
NIP. .

IV. KESIMPULAN :

i. Tedapat cacat korosif dengan diameter 2-5 mm sedalam 1-3 mm

sepanjang 90 mm pada pelat drum sebelah kiri dilihat dari arah depan.

ii. Manometer belum dilengkapi flens coba.

V. SARAN-SARAN :

i. Agar cacat tersebut ditambal dengan elektroda las yang memenuhi syarat

oleh Juru Las kelas I ( jenis elektroda las dan teknik prosedur pengelasan

sesuai petunjuk pengawas ketenagakerjaan yang berwenang ).

ii. Agar pada manometer dilengkapi dengan flens coba.


Yogyakarta, Desember 2008
PEGAWAI PENGAWAS/AHLI K3
SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA TEKAN

.
NIP. .
BAB IV

PEMERIKSAAN PERIODIK ANTAR BERKALA KETEL UAP PIPA API

DI RS. PANTI RAPIH DI YOGYAKARTA

4.1. PROSES/PROSEDUR

Pemeriksaan Antar Berkala Ketel Uap berpindah/pipa api No. Akter Izin:

12/A.0054 A

1. Pemeriksaan bentuk 10 di Disnaker setempat.

2. Pemeriksaan pertinggal Akte Izin Ketel Uap yang bersangkutan di

Disnaker setempat.

3. Pemeriksaan Akte Izin di Perusahaan dimana Ketel Uap berada.

4. Mencocokan data teknis di Name Plate dengan data teknis dalam Akte

Izin.

5. Melakukan pemeriksaan secara visual mengenai kecukupan dan kondisi

appendages.

6. Memeriksa penunjukan jarum manometer.

7. Memeriksa tinggi permukaan air pada water.

8. Mengamati bekerjanya Feed Water Pump.

9. Mencoba berfungsinya kerangan pembuang.

10. Mencoba bekerjanya Safety Valve dengan cara manual.

11. Menulis Hasil Pemeriksaan dan Syarat dalam lembar pemeriksaan dan

peng ujian, dan Akte Izin.

12. Membuat Laporan Bentuk 10.


13. Mengirim Laporan Bulan bentuk 10 ke Disnaker Provinsi dan Dirjen

PPK Cq. Dit PNK3.

4.2. HASIL PEMERIKSAAN

4.2.1. Pemeriksaan Appandages.

a. Safety Valve 2 unit, jenis pegas, diameter masing-masing 25,4 mm dengan

tinggi cincin pengatur kanan 37,5 mm, kiri 36 mm.

Dilakukan pengamatan visual kondisi baik dan dicoba dengan menarik tuas,

pada safety valve pertama uap keluar kemudian pegas kembali ke posisi

semula, sedangkan pada safety valve kedua, uap keluar tetapi pegas tidak

kembali ke posisi semula dengan baik.

b. Manometer 1 (satu) unit.

Dilakukan pengamatan jarum penunjuk bergerak sesuai dengan tekanan dan

kondisi visual baik, tidak dilengkapi strip merah pada skala WP, dan tidak

dilengkapi flens coba.

c. 2 (dua) buah gelas pedoman air.

Dilakukan percobaan pada sisi air :

(1). Kerangan sisi air ditutup dan kerangan pembuang (drain) dibuka selama

kurang lebih 5 detik, level air pada gelas pedoman menurun dan keluar air

dari kerangan buang.

(2). Kerangan Pembuang (drain) ditutup dan kerangan air dibuka, level air

pada gelas penduga kembali ke posisi semula.

Dilakukan percobaan pada sisi uap :


(1). Tutup kerangan uap dan kerangan pembuang (drain) dibuka selama kurang

lebih 5 detik, level air pada gelas pedoman menurun dan keluar air dari

kerangan buang.

(2). Kerangan Pembuang (drain) ditutup dan kerangan air dibuka, level air

pada gelas penduga kembali ke posisi semula.

d. 1 (satu) buah alarm tanda bahaya.

e. Garis Tanda batas air terendah, letaknya 10 cm diatas garis api.

f. 1 (satu) buah kerangan pembuang. Dicoba dengan membuka kerangan, air

keluar dari kerangan pembuang.

g. 1 (satu) buah lubang lalu orang dan 2 (dua) buah lubang periksa, didapatkan

kondisi baik.

h. 2 (dua) buah pompa pengisi air. Dilakukan pengamatan didapatkan kondisi

baik.

i. 1 (satu) buah pelat nama. Dilakukan pengamatan terhadap kondisi pelat nama

didapatkan kondisi baik.

4.4.2 PERHITUNGAN DIAMETER SAFETY VALVE KETEL UAP

HOKKEN BOILER RS. PANTI RAPIH- YOGYAKARTA

Gambar Nomor : HB.30/13-C.01

Type : Horizontal Furnace Fire Tube Boiler

Kapasitas : 1.500 kg/jam

Tekanan Kerja : 13 kg/cm2

Luas Pemanasan : 41 m2

Suhu Uap : 190,8 0C


Jumlah : 1 (satu) unit.

Pembuat : PT. GRAND KARTECH

Tahun Pembuatan : Desember 2002

Pemakai : RS. Panti Rapih

Nomor Seri : HB. 30/13-01

Perhitungan :

HS 41
𝐷 = P+1 = = 2,93 ; karena D ≤ 4, maka :
13+1

2 HS
𝐷 = 3 ( 25+ 6,25. P+1)

2
𝐷 = 3 ( 25+ 6,25 . 2,93)

D = 28,87 mm.
π
𝐴=4 D2

3,14
𝐴= (28,87) 2
4

A = 708,70 mm2.

Bagi 2 :
π
𝐴 = 4 D 2.2

3,14
708,70 = D 2.2
4

708,70
D=√
(0,785)(2)

D = 21,25 mm.

Karena DAktual = 25 mm > DHitung = 21,25 mm, maka memenuhi syarat.


4.2.2 Perhitungan Diameter Safety Valve Ketel Uap Hoken Boiler RS.

PANTI RAPIH-YOGYAKARTA

Gambar : HB.30/13-C.01

Type : horizontal furnance fire tube boiler

Kapasitas : 1.500 kg/jama

Tekanan kerja : 13 kg/ cm2

Luas pemanasan : 41 m2

Suhu uap : 190,8 0C

Jumlah : 1 (satu) unit

Pembuat : PT. GRAND KARTECH

Tahun pembuatan : Desember 2002

Pemakai : PT. PANTI RAPIH

Nomor seri : HB 30/13-01

Perhitungan :

HS 41 HS
D = P+1 = 13+1 = 2,39  <4
P+1

2 𝐻𝑆
𝐷 = (25 + 6,25. )
3 𝑃+1

2
𝐷 = (25 + 6,25.2,93)
3

𝐷 = 28,87 𝑚𝑚
𝜋 3,14
𝐴 = 4 𝑑2 = (28,87)2 = 708,70 𝑚𝑚2
4

Bagi 2
𝜋 3,14
𝐴 = 4 𝑑2 . 2  708,70 = 𝑑2. 2
4

477,76
𝑑=√ = 21,25 𝑚𝑚
(0,875)(2)
Jadi pelaksanaan d= 25 mm, “memenuhi”

4.3 ANALISIS

1. Diameter safety valve memenuhi

2. Semua appendages dicoba dan berfungsi dengan baik

3. Pada manometer tidak dilengkapi dengan strip (garis) merah

4.4 KESIMPULAN/SARAN

1. Semua appendages masih berfungsi dengan baik, kecuali satu buah safety

valve perlu dilakukan pemeriksaan khusus

2. Pada manometer terdapat kekurangan pemenuhan persyaratan, yaitu tidak

dilengkapi dengan strip warna merah pada skala WP

3. Manometer belum dilengkapi flens coba

4. Disyaratkan :

 Pada manometer dilengkapi dengan flens coba

 Dilengkapi dengan strip warna merah pada skala WP


LAMPIRAN-LAMPIRAN BAB IV
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
KETEL UAP PIPA API
No.12/A.0054.A
DATA UMUM
Pemilik : RS. PANTI RAPIH
Alamat : Jl. Cik Ditiro No. 30, Yogyakarta
Pemakai : RS. PANTI RAPIH
Lokasi : Jl. Cik Ditiro No. 30, Yogyakarta
Nama Operator : 1. Puji Haryono
2. Antonius Suhardi
Jensi Pesawat Uap : Ketel Uap Darat Berpindah
Pabrik Pembuat : PT. GRAND KARTECH
Merk/ Type : HOKEN BOILER
Tahun Pembuatan : Desember 2012
No. Serie / No. Unit : HB 30/13-01
Tekanan Kerja Maks. : 13 Kg/ cm2
Yang Diijinkan
Kapasitas : 1500 Kg/Jam
Luas Pemanasan : 41 m2
Jenis Bahan Bakar : Solar
Standar Yang Dipakai : ASME
Digunakan Untuk : Memberi Uap Pada Instalasi Pemanas
Akte Izin No. : 12/A.0054 A
Sertifikat Operator : Tidak ada sertifikat
Data Riwayat : Ketel uap dibuat desember 2002 oleh PT. GRAND
Pesawat KARTECH, digunakan oleh RS. PANTI RAPIH pada
25 maret 2003
Pembayaran Retribusi : Tidak ada
II DATA TEKNIK

Jumlah Roundshell 1 (satu)


Cara Penyambungan Las-lasan
Material/bahan DIN 50049/3B
Diameter Dalam ( ID ) 1384 mm
Ketebalan ( t ) 8 mm
Panjang Badan 2270 mm
Jenis Rata
Diameter Ketebalan
Tutup Depan 1384 mm 15 mm
Shell/Badan
Belakang 1384 mm 15 mm

Tube Plate 1384 mm


(Pelat Pipa) 15 mm

Jenis Batang Penunjang (Stay Bar)

Penguat Jumlah 19

Ukuran/Dimensi 30 mm
Jenis Rata (Plain)
Material/Bahan DIN 50049/3B
Lorong Diameter Luar (OD) 630 mm
Api/Furnace Ketebalan 14 mm
Panjang 1940 mm

Jenis Basah (Wet)


Ruang
Pembalik/ Material/Bahan DIN 50049/3B
Reversal Bentuk Silindris
Chamber
Ukuran/Dimensi ID = 950 mm; t = 15 mm

Diameter Ketebalan Panjang Jumlah


Pipa-Pipa Api
Jalur Kedua/
(Fire Tube) 57 mm 2,9 mm 2470 mm 20
Second Pass
Jalur Ketiga/ 57 mm 2,9 mm 2470 mm 12
Third Pass
Stay Tube 57 mm 5 mm 22
Material
Cara Pemasangan Pada Pelat Pipa
(Tube Plate)

III. PEMERIKSAAN

a). Visual

Kondisi
No. Bagian-Bagian Memenuhi Keterangan
Tidak
Syarat
1 2 3 4 5
1. Alat-alat pengaman (Pasal 12,
13, 15 Stoom Verordening
1930)
1. Tingkap Pengaman
a. Cincin Pengatur v Jumlah : 2
b. Pipa Pengaman v Unit
c. Pipa Pembuang Asap v 2 (dua) unit
2. Pedoman Tekanan v Jumlah : 1
a. Tanda Tekanan v Unit
tertinggi yang diizinkan
b. Pipa lengkung berisi air v
c. Kerangan Cabang tiga - v

dan plendes coba

3. Gelas Pedoman Air

a. Cerat duga v Jumlah : 2

b. Kerangan sembur v Unit


4. a. Tanda Batas Air v 10 cm

Terendah

b. Letaknya di atas garis v

api

5. a. Alat/Pompa Pengisi v Jumlah : 2

b. Kapasitas masing- v Unit Pompa

masing 1,8 m3/jam

c. Tenaga Penggerak v listrik

d. Tingkap Balik v

6. a. Black Pluit v Aktif

b. Sumbat Timah - - Tidak ada

c. Kontrol/Pengatur v

Permukaan Air

d. Kontrol Tekanan Uap v

7. a. Kerangan Pembuang v

b. Bahan Kerangan v

Pembuang

8. a. Lobang Lalu orang v

b. Lobang v

Pemeriksaan/cuci

9. a. Pelat nama v

b. Tulisan Pelat nama v

sesuai

keadaan/dokumen v
teknik

c. Cap-capan nomor v

bentuk

9/9a

d. Pada baut pemasang

pelat

nama

KETERANGAN : Pemeriksaan Visual dilakukan terhadap Appendages.

Yogyakarta, Desember 2008

PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS


PESAWAT UAP & BEJANA
TEKANAN

( ........................................... )
NIP.

IV. KESIMPULAN

1. Semua Appendages masih berfungsi dengan baik.

2. Terdapat kekurangan pemenuhan persyaratan yaitu tidak dilengkapi

dengan strip warna merah pada skala WP.

3. Manometer belum dilengkapi flens coba.

V. SARAN-SARAN

1. Pada Manometer dilengkapi dengan flens coba.

2. Dilengkapi dengan strip warna merah pada skala MAWP.

3. Operator harus mempunyai sertifikat dari Kemenakertrans RI.


Yogyakarta, Desember 2008

PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS


PESAWAT UAP & BEJANA
TEKANAN

( ........................................... )
NIP.
BAB V

PEMERIKSAAN BERKALA KETEL UAP PIPA AIR DI PT. MADU BARU

BANTUL

5.1. Proses / Prosedur

Pemeriksaan berkala Ketel Uap Darat Tetap / Pipa Air di PG. Madu Baru,

Bantul, Yogyakarta tanggal 01 Desember 2008 Akte Izin No. 02023 A:

1. Pemeriksaan bentuk 10 di Disnaker setempat

2. Pemeriksaan pertinggal Akte Ijin Ketel Uap yang bersangkutan di

Disnaker

3. Pemeriksaan Akte Ijin di perusahaan Akte Ijin di perusahaan dimana Ketel

Uap berada

4. Mencocokkan data teknis di pelat nama (name plate) dengan data teknis

dalam Akte Ijin

5. Melakukan pemeriksaan bagian luar dan dalam,

Dengan menggunakan peralatan sebagai berikut:

a. Ultrasonik Thickness Meter

b. Hardness Tester

c. Lampu Senter

d. Amplas

e. Schitmat

f. Meteran

g. Palu

h. Majun (Kain Lap)


6. Perhitungan ulang (re-calculation) kekuatan konstruksi dengan sesuai

standar yang berlaku.

7. Pemeriksaan perlengkapan pengaman (appendages) Ketel Uap

8. Pengujian pemadatan dengan air dingin (hydrostatic test)

9. Pengujian dengan uap (steam test), termasuk pemasangan segel pengaman

pada tingkat pengaman (safety valve)

10. Pengisian hasil dan syarat pemeriksaan di dalam buku Akte Ijin.

11. Pengisian Laporan Bulanan Bentuk 10.

12. Pengiriman Laporan Bulanan Bentuk 10 ke Disnaker Provinsi dan Dirjen

Binwasnaker Cq. Direktur PNK3.

13. Selesai.

5.2. Hasil Pemeriksaan

Hasil pemeriksaan terhadap Ketel Uap Darat Tetap / Pipa Air di PG. Madu

Baru, Bantul, Yogyakarta:

1. Pemeriksaan bentuk 10 di Disnakertrans Kabupaten Bantul tidak dapat

dilakukan karena tidak ada Laporan bentuk 10.

2. Pemeriksaan pertinggal Akte Ijin Ketel Uap yang bersangkutan di

Disnakertrans dari Kanwil Propinsi D.I. Yogyakarta sehingga

Disnakertrans Kabupaten Bantul tidak memiliki berkas AI ketel uap

bersangkutan.

3. Pemeriksaan Akte Ijin di PG. Madu Kismo, diperoleh data sebagai berikut:

a. Jenis Ketel Uap Darat tetap dengan nomor laporan: PK I / 1810

Pendafataran Nomor: KU.1242 A


b. Drum Bawah (silindris mendatar):

 Panjang 6870 mm; diameter 1200 mm

 Tebal 20 mm: R = 960; r = 185; tebal front = 20 mm

c. Drum Atas (silindris mendatar):

 Panjang 7290 mm; diameter 1600 mm; tebal = 25 mm; R = 1280

mm; r = 145 mm; tebal front = 25 mm

d. Drum Silindris tegak:

 Tinggi 9870 mm; diameter 1600 mm; tebal = 20 mm; R = 1280

mm; r = 245 mm; tebal front = 20 mm

e. Jumlah Pipa:

 224 batang (bengkokan) pipa-pipa; diameter = 76 / 83

 48 batang pipa – pipa air yang menghubungkan air terendah

diameter 76 / 83

 76 batang pipa – pipa air diameter 76 / 83

 48 batang pipa uap diameter 76 / 83

 2 biji pengering uap dengan No. 4532 dan ecomonizer semua pipa

– pipa diroll

f. Bahan: baja leleh

g. Luas Panggang : 37,8 m2

h. Luas Pemanasan : 564 m2

i. Bahan bakar : Ampas / Minyak Solar (suplisi)

j. Alat-alat penjaga keselamatan:

2 Tingkap pengaman, dimuati dengan bobotan tidak langsung garis

tengah 40 mm, 1 pedoman tekanan pakai tanda tekanan tertinggi yang


diijinkan mempunyai pipa penghubung berisi air, mempunyai pendes

coba dengan kerangan cabang tiga, 2 gelas pedoman pakai kerangan

sembur, alat lain berupa sebuah otomat dengan flote, 1 tanda batas air

terendah yang diperbolehkan, 2 kerangan pembuaang dibuat dari

bahan baja, 3 lobang lalu orang pada masing-masing drum, plat nama.

k. Alat-alat pengisi air:

2 pompa turbin uap, 1 pompa keong masing-masing mempunyai

rumah tingkap kerangan bersama.

l. Tidak ada laporan hasil pemeriksaan dan pengujian bentuk 9

m. Gambar konstruksi terdiri dari 2 (dua) lembar yaitu Walling in

(General Arrangement). Tidak ada gambar per-bagian utama maupun

cara penyambungannya dan belum disahkan oleh Direktur.

n. Tidak ada lembar perhitungan kekuatan konstruksi

o. Tidak ada lembar sertifikat material maupun laporan pemeriksaan

bahan (Material Inspection)

p. Dari lembar pemeriksaan berkala diperoleh data bahwa pada tahun

1991 telah dilakukan PB I dengan putusan:

1. Untuk drum mendatar atas dan drum tegak diperbolehkan untuk

digunakan selama 15 tahun terhitung mulai tahun 1991, untuk

kemudian dilakukan PB II tahun 2006

2. Untuk drum mendatar Bawah diperbolehkan untuk digunakan

selama 12 tahun terhitung mulai tahun 1991, untuk kemudian

dilakukan PB II tahun 2003.


Namun dari lembar pemeriksaan berkala dapat disimpulkan bahwa

PB II belum dilaksanakan.

4. Mencocokan data teknis di Name Plate dengan Data Teknis dalam Akte

Ijin:

a. Name Plate Drum Atas, Bawah, dan Tegak:

a.1. Data di name plate tidak terbaca / name plate rusak

1.2. Empat buat baut menonjol keluar

5. Melakukan Pemeriksaan Bagian Luar – Dalam

a. Secara Visual

Dilakukan pada bagian Apendages, dengan hasil baik.

b. Pemeriksaan NDT dengan memeriksa ketebalan dan dimensi dengan

menggunakan perlatan sebagai berikut:

b.1. UT Wall Thickness Meter, schitmat dan meteran:

 Drum Atas / Drum Uap;

Tebal badan = 24,6 mm, tebal tutup = 24,6 mm, diameter

dalam = 1600 mm.

 Drum Bawah / Drum Air

Tebal badan = 19,6 mm, tebal tutup = 19,6 mm; diameter

dalam = 1200 mm. Tidak ditemukan cacat yang konstruktif

kecuali adanya burik-burik pada dasar drum dengan diameter

15 s/d/ 25 mm dan kedalaman 1,5 s/d 2,5 mm.

 Drum Tegak

Tebal badan = 19,6 mm, tebal tutup = 19,6 mm; diameter

dalam = 1600 mm
 Pipa-pipa air / Water Tube

Tebal = 3 mm, diameter luar 83 mm. Terdapat pipa-pipa

ekspansi yang tidak memenuhi syarat lagi.

 Pipa-pipa Superheater

Tebal = 3 mm, diameter luar = 38,5 mm.

b.2. Hardness Tester:

Tidak dilakukan Harness Test, namun untuk perhitungan

kekuatan data diambil dari hasil PB yang dilakukan oleh B4T

6. Rekalkulasi Kekuatan Konstruksi

Perhitungan ulang kekuatan konstruksi menggunakan standar ASME Section I

Power Boiler Edition 2001.

a. Drum Bawah
r = 185 mm
tw = 19.8
t = 19.6 mm
200 mm
mm

150
1200

mm
mm

R = 960 mm
t0= 19.6 mm

6000 mm
Efisiensi ligament (PG-52.2)

Longitudinal Circumferensial

P = 200 mm P = 150 mm
d = 87 mm d = 87 mm

𝑃−𝑑 𝑃−𝑑
EL = EL =
𝑃 𝑃
200 − 87 150 − 87
= =
200 150

= 0.56 = 0.84

Digunakan E = 0.56

Ketebalan Badan dengan tekanan dari sisi dalam

Dimana : P = 16 kg/cm2 = 1569.056 KPa

D = 1200 mm

S = 1⁄4 x 433000 KPa = 108250 KPa

= Nilai 433000 KPa merupakan nilai kuat tarik bahan yang

diambil dari hasil PB II dari B4T Bandung tahun 2001 pada Drum

tegak KU dengan AI No. 02025 A. Diasumsikan Mendekati

karena mempunyai bahan dan kondisi operasiyang sama.

Pengukuran lebih akurat tidak dapat dilakuan karena tidak adanya

hardness tester.

E = 0.56

Y = 0.4 (lihat PG-27. 4, Note 6)

C = 0 ( lihat PG-27. 4, Note 3)


RUMUS
P .D
𝑡 = 2 .𝑆𝐸+2 .𝑌𝑃 + 𝐶 ( PG-27. 2. 2)

1569,056 x 1200
𝑡 = 2,108250 × 0,56 + 2 × 0,4 ×1569,056 + 0

1882867,2
𝑡 = 109505,24 + 0

𝑡 = 17,19 𝑚𝑚

𝑡 𝑎𝑐𝑡 = 19,6 𝑚𝑚

Catatan :

Dari Hasil pemeriksaan Visual ditemukan adanya burik-burik, yang telah

diukur menggunakan schetmathc diperoleh variasi kedalama antara 1,5

s/d 2,2 mm.

Tebal pada bagian yang terdalam burik = 19,6 – 2,2 = 17,40 mm >> ACC

Ketebalan pron (Head) dengan tekanan dari sisi dalam

Bentuk : Thorispherical

R=L : 960 mm

r : 185 mm

S : 108250 KPa

SPL
𝑡 = 4,8S

5.156,056.960
𝑡= 4,8.108250

𝑡 = 14, 49 𝑚𝑚

Untuk pron karena ada lobang lalu orang (sisi kanan), Maka ketebalan

ditambahkan 15 % dari ketebalan hasil perhitungan diatas (PG-29.3)

t = ( 15 % x 14,49) + 14,49 = 2,18 + 14,49 = 16,67 mm


tr = t + CA = 16,67 + 1,5 =18,17 mm

t act = 19,6 mm >> ACC

b. Drum Atas r = 245 mm


t = 19.6 tw = 24,6
mm mm

R = 1280
mm
1600
mm

t0= 24.6 mm

200 190
mm mm
6280 mm

Efisiensi ligament ( PG-52.2)

Longitudinal Circumferensial

p = 200 mm P = 190 mm
d = 87 mm d = 87 mm

𝑝−𝑑 𝑝−𝑑
EL = EL =
𝑝 𝑝

200 − 87 190 − 87
= =
200 190

= 0.56 = 0.54

EL = 2 x EC = 2 x 0,54 = 1,08

Digunakan E = 0,56

Ketebalan Badan dengan tekanan dari sisi dalam

P = 16 Kg/cm2 = 1569,056 KPa

ID = 1600 mm

S = 1⁄4 x 43000 KPa = 108250 KPa


= diambil dari hasil PB II dari B4T bandung tahun 2001 pada

drum tegak KU dengan AI No. 02025 A. Diasumsikan

mendekati karena mempunyai bahan dan kondisi operasi

yang sama. Pengukuran lebih akurat tidak dapat dilakukan

karena tidak adanya Hardness Tester.

E = 0,56

Y = 0,4

C =0
𝑃. 𝐷
t = 2𝑆𝐸 + 2𝑦𝑝 + C ( PG-27. 2. 2 )

1569,056.1600
t = 2. + 0
108250 . 0,56 + 2 . 0,4 . 1569,056

2510489
t=
109505,24

t = 22,93 mm

tr = t + CA = 9,57 + 1,5 = 11,07

t act = 24,6 mm

Ketebalan Pron ( Head ) dengan tekanan dari sisi dalam

Bentuk : Torispherical

R=L : 1280 mm

r : 245 mm

S : 108250 KPa

5𝑃𝐿
t = 4,8 𝑆 ( PG-29. 1 )

5 . 156,056 . 1280
t=
4,8 . 108250

t = 19,33 𝑚𝑚
= 5.156,056.1280

4,8.108250

= 19,33 mm

Untuk pron karena ada lobang lalu orang (sisi kanan), maka ketebalan diambah 15

% dari ketebalan hasil perhitungan diatas (PG-29.3)

t = (15% x 19,33) + 19,33 = 2,90 + 19,33 = 22,23 mm

tr = t + CA = 22,23 + 1,5 = 23,73 mm

tact = 24,6 mm >> Acc

c. Drum Tegak

R = 1280 mm
t = 19,6 mm
r = 245 mm
t = 19,6 mm
300 mm

1270 mm
8800 mm

157 mm
300 mm

157 mm

ID 1600 mm
Efsisiensi (PG-52.2)

Longitudinal 1 Circumferensial 1
p = 1570 p = 157
d = 87 d = 87

EC1 = p - d EC1 = p - d
p p

= 1570 - 87 = 157 - 87
1570 157

= 0,94 = 0,45

EL1 = 2 x EC1 = 0,90

Longitudinal 2 Circumferensial 2

p = 300 p = 157
d = 87 d = 87

EL2 = p - d EC2 = p - d
p p

= 300 - 87 = 157 - 87
300 157

= 0,71 = 0,45

Digunakan E = 0,71 EL2 = 2 x EC2 = 0,90

Ketebalan Badan dengan Tekanan dari sisi dalam

P = 16 Kg/Cm2 = 1569,056 Kpa

ID = 1600 mm

S = ¼ x 433000 Kpa = 108250 Kpa


= Diambil dari hasil PB II dari B4T Bandung ahun 2001 pada Drum egak

KU dengan AI No. 02025A. Diasumsikan mendekati karena

mempunyai bahan dan kondisi operasi yang sama. Pengukuran lebih

akurat tidak dapat dilakukan karena tidak adanya Harness Tester)

E = 0,71

Y = 0,4

C = 0

(PG-27.2.2)
P.D
t C
2 SE  2 yP

1569,056.1600
t 0
2 x108250 x0,71  2 x0,4 x1569,056

2510489
t
154970,24
t  19,6mm

tr  t  CA  16,20  1,5  17, ,70

tact  19,6mm >> ACC

Ketebalan Pron (Head) dengan tekanan dari sisi dalam

Bentuk : Trispherical

R = L : 960 mm

r : 245 mm

S : 108250 Kpa
5PL (PG-29.1)
t
4,8S

5 x1569,056 x960
t
4,8 x108250

t  14,49mm

Untuk Pron karena ada lubang lalu orang (sisi kanan), maka ketebalan

ditambahkan 15 % dari ketebalan hasil perhitungan diatas (PG-29.3).

t = (15% x 14,49) + 14,49 = 2,18 + 14,49 = 16,67 mm

tr = t + CA = 16,67 + 1,5 = 18,17 mm

tact = 19,6 mm >> ACC

d. Pipa-pipa air

P = 1569,056 Kpa

D = 83 mm

S = 108250 Kpa

e = 0,04 (PG-27.4, Note 4)

Tact = 3 mm

P.D
t  0,005D  e (PG-27.2.1)
2S  P

1569,056 x83
t  0,005 x83  0,04
2 x108250  1569,056

130231,65
t  0,455
218069,056

t  1,055mm
tr = t + CA = 1,055 + 1,55 = 2,555 mm

tact = 3 mm >> ACC

e. Pipa-pipa Superheater

P = 1569,056 Kpa

D = 38,5 mm

S = 108250 Kpa

e = 0

P.D
t 0,005D  e (PG-27.2.1)
2S  P

1569,056 x38,5
t  0,005 x38,5  0
2 x108250  1569,056

60408,66
t  0,19
218069,056

t  0,28  0,19

t  0,47 mm

tr = t + CA = 0,47 + 1,5 = 1,97 mm

tact = 3 mm >> ACC

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Halaman 88 s.d 90 nomor absen 23 spasi 2 margin menyesuaikan kondisi yang

diketik 3 lb

5.4. Kesimpulan dan Saran

a. Name plate tidak terbaca

Disyaratkan : Agar diganti diganti dan memberikanndatanidentitas yang

lengkap sesuai dengan akte iizinnya

Baut name plate dipasang sesuai dengan ketentuan yang berlaku

b. terdapat cacat konstruktif berupa burik-burik pada plate drum atas bagian

dalam dengan diameter antara 10 – 15 mm, kedalaman 1-1,2 mm

disyaratkan agarcacat terrsebut ditambal dengan electrode las yang

memenuhi syarat oleh juru las kelas I (jenis electrode las dan teknik

prosedur pengelasan sesui petunjuk Pengawas Spesialis Pesawat Uap dan

Bejana Tekanan).

c. Pada pipa drum (bawah dan atas) terjadi ekspansi (kelebihan pada pipa

water tube, minimal 6 mm ASME Section I power boiler PWT-11.1

Disyaratkan : Pipa drum (bawah dan atas) yang telah ditandai dengan

kapur untuk diganti dengan material sesuai dengan standar yang berlaku.

d. Korosif sumuran pada drum bawah, dengan kedalaman 1,5 s/d 2,5 mm

dengan diameter bervariasi antara 15 s/d 25 mm.

Diyaratkan korosif sumuran yang telah ditandai dengan kapur untuk

ditambal dengan electrode las dengan standar yang berlaku.

e. Untuk drum mendatar atas, drum mendatar bawah serta drum tegak harus

dilakukan PB II melalui B4T di Bandung.


LAMPIRAN-LAMPIRAN BAB V
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
KETEL UAP PIPA API
No. .
VII. DATA UMUM
41. Pemilik :
42. Alamat :
43. Pemakai :
44. Lokasi unit :
45. Nama Operator :
46. Jenis Pesawat Uap :
47. Pabrik Pembuat :
48. Merk / Type :
49. Tahun Pembuatan :
50. Nomor Serie / nomor unit :
51. Tekanan Kerja Max yang :
Diijinkan
52. Kapasitas :
53. Luas pemanasan :
54. Jenis Bahan Bakar :
55. Standard yang dipakai :
56. Digunakan untuk :
57. Akte izin No. :
58. Sertifikat Operator :
59. Data Riwayat Pesawat :
60. Pembayaran Retribusi :
VIII. DATA TEKNIK
Jumlah Roundshell
Cara penyambungan
Material / Bahan
Diameter Dalam (ID)
Ketebalan (t)
Shell / Badan Panjang Badan
Tutup Jenis Rata
Diameter Ketebalan
Depan
Belakang
Tube Plate Diameter
(pelat pipa) Ketebalan
Jenis
Penguat Jumlah
Ukuran/Dimensi
Lorong Api / Jenis
Furnace Material / Bahan
Diameter Luar (OD)
Ketebalan
Panjang
Ruang Pembalik/ Jenis
Reversal Bahan
Chamber Bentuk
Ukuran / Dimensi
Pipa-pipa Api / Diameter Ketebalan Panjang Jumlah
Fire Tube Jalur
Kedua/Second
Pass
Jalur Ketiga/
Third Pass
Stay Bar
Material
Cara Pemasangan pada pelat pipa
(tube plate)

IX. PEMERIKSAAN
c) Visual
Kondisi
NO Bagian -bagian Memenuhi Keterangan
Tidak
Syarat
1 Komponen pesawat uap terdiri atas :
u. Drum / Badan
v. Bouilleur
w. Lorong Api
x. Peti Api
y. Salut peti api / batu tahan api
z. Kamar nyala
aa. Pipa-pipa api
bb. Superheater
cc. Reheater
dd. Ekonomiser
2 Kelengkapan Ketel Uap
w. Kisi / sarangan
x. Alat pembakar
y. Kipas Tekan (FDF)
z. Kipas Isap (IDF)
aa. Pemanas Udara Pembakaran
bb. Penyalur udara pembakar
cc. Penyalur ags pembakaran
dd. Unit penangkap abu terbang
ee. Cerobong asap
Kondisi
NO Bagian -bagian Memenuhi Keterangan
Tidak
Syarat
ff. Tangga-tangga / bordes
gg. Salut / isolasi
3 Alat-alat pengaman (pasal 12, 13, 15
Stoom Verordering 1930)
19.Tingkap Pengaman
g. Cincin Pengatur
h. Pipa Pengaman
i. Pipa pembuang asap
20.Pedoman Tekanan
g. Tanda tekanan tinggi yang
diijinkan
h. Pipa lengkung berisi air
i. Kerangan cabang tiga dan
plendes coba
21.Gelas pedoman air
e. Cerat duga
f. Kerangan sembur
22.a. Tanda batas air terendah
b. Letaknya diatas garis api
23. a. Alat / pompa pengisi
b. Kapasitas masing-masing
c. Tenaga penggerak
d. Tingkap balik
24. a. Blacks Fluit
b. Sumbat timah
c. Kontrol pengatur permukaan
air
d. Kontrol tekanan uap
25. a. Kerangan pembuang
b. Bahan kerangan pembuang
26. a. Lubang lalu orang
b. Lubang pemeriksaan / cuci
27. a. Pelat nama
b. Tulisan pelat nama sesuai
keadaan/dokumen teknik
c. cap-capan nomor bentuk 9/9a
pada baut pemasang pelat
nama

b. Dimensi

Ukuran
NO Komponen Keterangan
Dimensi

1. Shell / Badan

a. Ketidak bulatan

b. Ketebalan

c. Diameter

d. Panjang

2. Head / Tutup Ujung

a. Diameter

b. Ketebalan

3. Pipa-pipa / Channel

a. Diameter

b. Ketebalan

c. Panjang

4. Instalasi Pipa
a. Diameter

b. Ketebalan

c. Panjang

KETERANGAN: Pemeriksaan dimensi untuk ketebalan diambil berdasarkan

ketebalan tertipis dari hasil pengukuran spot secara random.


IV. PEMERIKSAAN TIDAK MERUSAK

IV.1. Drum Atas / Drum Uap

Jenis NDT : ............................................

UT Wallthicness Meter ........................

................................................................

Cacat
No. Bagian Yang NDT Lokasi Keterangan
Ada Tidak Ada

1. Shell Jam 12,3,6,9 ada Burik-burik

Dengan ketebalan pada posisi jam

24,6 mm 10 dengan

diameter 10

s/d15 mm

Tidak Ada kedalaman 1 s/d

1,2 mm

2. Front Jam 12,3,6,9

Dengan ketebalan

24,6 mm
GAMBAR :

Mengetahui,

PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3 ..........................................., 2014

SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA TEKAN PELAKSANA

NIP.

IV.2. Drum Bawah / Drum Air

Jenis NDT : ............................................

UT Wallthicness Meter ........................

................................................................

Cacat
No. Bagian Yang NDT Lokasi Keterangan
Ada Tidak Ada

1. Shell Jam 12,3,6,9 ada Burik-burik

Dengan ketebalan dengan


19,6 mm kedalaman 2 s/d

3 mm dengan

diameter

Tidak Ada bervariasi antara

15 s/d 25 mm

2. Front Jam 12,3,6,9

Dengan ketebalan

24,6 mm

GAMBAR :

Mengetahui,

PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3 ..........................................., 2014

SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA TEKAN PELAKSANA


NIP.

Jenis NDT : Penetran/Ultrasonic

…………………………………….

…………………………………….

…………………………………….

…………………………………….

…………………………………….

Cacat
No. Bagian yang diperiksa Lokasi Keterangan
Ada Tidak Ada

GAMBAR :
Mengetahui, Karawang, ……………….. 2014
Pegawai Pengawas / Ahli K3
Spesialis Pesawat Uap & Bejana Tekan Pelaksana,

……………………………… …………………………….
Nip. …………………………
IV.3. Header – header

Jenis NDT : Penetran / Ultrasonic

…………………………………

…………………………………

…………………………………

…………………………………

…………………………………

Cacat
No. Bagian yang diperiksa Lokasi Keterangan
Ada Tidak Ada

GAMBAR :
Mengetahui, Karawang, ……………….. 2014
Pegawai Pengawas / Ahli K3
Spesialis Pesawat Uap & Bejana Tekan Pelaksana,

……………………………… …………………………….
Nip. …………………………
IV.4. Pipa-Pipa Air

Jenis NDT : Penetran / Ultrasonic

…………………………………

…………………………………

…………………………………

…………………………………

…………………………………

Cacat
No. Bagian yang diperiksa Lokasi Keterangan
Ada Tidak Ada

GAMBAR :
Mengetahui, Karawang, ……………….. 2014

Pegawai Pengawas / Ahli K3

Spesialis Pesawat Uap & Bejana Tekan Pelaksana,

……………………………… …………………………….

Nip. …………………………

IV.5. Pipa-pipa superheater

Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonic

…………………………………..

…………………………………..

…………………………………..

…………………………………..

…………………………………..

…………………………………..

No. Bagian yang diperiksa Lokasi Cacat Keterangan

Ada Tidak Ada


GAMBAR :

……………….,…………................
Mengetahui , PELAKSANA

PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3

SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA TEKAN

------------------------------------------- ---------------------------------

NIP.

102

IV.6. Pipa-pipa Downcomer

Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonic

…………………………………..

…………………………………..

…………………………………..

…………………………………..

…………………………………..

…………………………………..

No. Bagian yang diperiksa Lokasi Cacat Keterangan

Ada Tidak Ada


GAMBAR :

……………….,…………................

Mengetahui , PELAKSANA
PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3
SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA TEKAN

------------------------------------------- ---------------------------------
NIP.
IV.7. N o z z l e

Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonic

…………………………………..

…………………………………..

…………………………………..

…………………………………..

…………………………………..

…………………………………..

No. Bagian yang diperiksa Lokasi Cacat Keterangan

Ada Tidak Ada


GAMBAR :

……………….,…………................

Mengetahui , PELAKSANA
PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3
SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA TEKAN

------------------------------------------- ---------------------------------
NIP.
VII. PENGUJIAN HIDOSTATIS

No. Data Pengujian Simbol Keterangan

1. Tekanan Desain DP 16 Kg/Cm²

2. Tekanan Kerja WP 16 Kg/Cm²

3. Tekanan Uji TP 19 Kg/Cm²

4. Temperatur Ambien 30º C

Waktu Penahanan

a. Tekanan T0 15 Menit
5.
Desain/Kerja

b. Tekanan Uji T1 30 Menit

6. Kenaikan Temperatur ºC

TP

DW/WP

T0 T1
CATATAN

Selama dan setelah pengujian telah diperiksa

bagian-bagian utama Ketel :

Terjadi / Tidak Terjadi Kebocoran

Terjadi / Tidak Terjadi Perubahan Bentuk

…………………,…………………………
……
PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3
SPESIALIS PESAWAT UAP &
BEJANA TEKAN

NIP.

VI. PENGUJIAN UAP

Tekanan
No. Perlengkapan Membuka Menutup
Setting

1 2 3 4 5

1. Tingkap Pengaman I 16,3 Kg/Cm² 16,3 Kg/Cm² 16 Kg/Cm²

2. Tingkap Pengaman II 16,4 Kg/Cm² 16,4 Kg/Cm² 16 Kg/Cm²

3. Tingkap Pengaman III

CATATAN :
…………………,…………………………
……
PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3
SPESIALIS PESAWAT UAP &
BEJANA TEKAN

NIP.
VIII. KESIMPULAN :

IX. SARAN – SARAN :


…………………,…………………………

……

PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3

SPESIALIS PESAWAT UAP &

BEJANA TEKAN

NIP.
BAB VI

PEMERIKSAAN PERTAMA BEJANA UAP (VACUUM PAN) DI PT. MADU

BARU BANTUL

6.1 PROSES/PROSEDUR

1. Pemohon atau calon pemakai bejana uap mengajukan permohonan

pemakaian (bentuk 6) ke Disnakertrans setempat dengan melampirkan

sebagai berikut :

a. Gambar konstruksi serta gambar detail-detailnya dengan skala 1 : 12

dalam rangkap 4 antara lain 1 lembar kalkir dan 3 lembar fotocopy

b. Sertifikat material dalam rangkap 4 sebnayak 4 lembar

c. Perhitungan kekuatan konstruksi

d. Manufacturing data report antara lain :

- Pengukuran dimensi pesawat uap

- Welding map (juru las + WPS & PQR)

- Hasil NDT

e. Hydrostatic test

2. Kepala dinas mengeluarkan SPT kepada pegawai pengawas spesialis K3

Pesawat Uap dan Bejana Tekan untuk melakukan pemeriksaan ke

perusahaan.

3. Pegawai pengawas spesialis K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan

melakukan pemeriksaan terhadap dokume yang meliputi :

a. Surat permohonan

b. Gambar konstruksi bejana uap


c. Sertifikat bahan

d. Menghitung kekuatan konstruksi

4. Mencocokkan data teknis dalam berkas dengan data teknis pada name

plate yang meliputi antara lain :

a. Pabrik pembuat

b. Tahun dan tempat pembuatan

c. Tekanan kerja

d. Nomor seri pembuatan

e. Luas pemanasan

f. volume

5. Mengadakan pemeriksaan bejana uap bagian luar dan dalam dengan

menggunakan alat-alat riksa uji :

a. Schitmat

b. Lampu senter

c. Wall thickness meter

d. Rol meter

6. Hydrostatic test

Alat yang digunakan :

a. Pressure water pump

b. Kunci-kunci pas

c. Palu

d. Manometer coba

Prosedur pengujian hydrostatic test :

a. Tutup keran udara masuk dari pembuangan


b. Bejana uap diisi dengan air dingin sampai penuh

c. Sambungan Pressure Water Pump pada nozzle manometer dengan

menggunakan naple

d. Naikkan tekanan secara perlahan-lahan dengan kecepatan 3

kg/cm²/menit sampai mencapai tekanan kerja 4 kg/cm² lalu ditahan

secukupnya (min 30 menit sampat maksimal 90 menit), disesuaikan

dengan bagian yang akan diperiksa

e. Dilakukan pemeriksaan terhadap kebocoran maupun rembesan pada

las-lasan memanjang dan melingkar, dan sambungan badan dengan

flange

f. Bila tidak ada bocoran maupun rembesan maka tekanan diturunkan

secara perlahan-lahan sampai tekanan 2 kg/cm² dan ditahan selama 5

menit

g. Kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap ada tidaknya perubahan

bentuk menetap

h. Tekanan diturunkan lagi secara perlahan-lahan sampai 0 kg/cm²

i. Air dikeluarkan dari dalam bejana uap sampai habis

7. Steam test

a. Perlengkapan yang dibutuhkan sebagai berikut :

- Tracker untuk mengunci baut cincin pengatur pada safety valve

- Kunci-kunci pas 1 set lengkap untuk membuka dan

mengencangkan mur cincin pengatur safety valve

- Schitmat untuk mengukur tinggi cincin pengatur dan diameter

safety valve
b. Prosedur steam test adalah :

- Semua lubang (manhole dan handhole) ditutup rapat

- Mur baut safety valve dikendorkan dan mur atas dikencangkan

kira-kira mendekati tekanan setting

- Tekanan uap dinaikan sampai mencapai 2 kg/cm²

c.

8.

o Setting safety valve dengan cara apabila uap telah keluar

pada tekanan 2 Kg/cm2 mur bawah dikencangkan.

o Pasang kembali tutup cincin pengatur safety valve lalu

pasang segel pengaman pada safety valve dengan

menggunakan tang segel, kawat segel dan locis.

8. Membuat laporan pemeriksaan memakai bentuk 9 A yang ditandatangani

oleh pengawas spesialis pesawat uap dan bejana tekanan.

9. Membuat Akte Izin bentuk 1 untuk ditandatangani Kepala Dinas Tenaga

Kerja Dan Transmigrasi setempat.

10. Menjilid buku Akte Izin yang isinya sebagai berikut :

o Akte Izin bentuk 1

o Laporan Pemeriksaan bentuk 9A dan penomorannya.

o Lembar-lembar pemeriksaan.

o Form bentuk 6

o Gambar konstruksi dan gambar detailnya.

o Sertifikat bahan
o Laporan hasil NDT

o Laporan pengawasan pembuatan pesawat uap.

11. Penomoran dan cap Akte Izin.

12. Penomoran dengan slugh letter pada paku name plate.

13. Penyerahan Akte Izin ( AI ) kepada Pengusaha.

14. Pengiriman arsip ke Disnakertrans Propinsi dan Ditjen Binwasnaker c/q.

DPNK3 Kementerian Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI.

6.2. HASIL PEMERIKSAAN

1. Pemeriksaan ukuran Shell ( badan ) adalah :

a. Ketebalan pelat badan = 16,1 mm

b. Diameter pelat badan = 3900 mm

c. Tinggi pelat badan = 1105 mm

2. Pemeriksaan ukuran pipa pemanas adalah :

a. Jumlah pipa = 544 buah.

b. Diameter luar pipa panas = 101,6 mm

c. Panjang pipa = 1110 mm

d. Tebal pipa = 2 mm

3. Pemeriksaan down take

a. Diameter down take = 1500 mm

b. Tinggi down take = 1090 mm

c. Tebal down take = 16 mm

4. Pemeriksaan batang tunjang


a. Jumlah batang tunjang = 6 buah.

b. Diameter batang tunjang = 38 mm

c. Panjang batang tunjang = 1110 mm

5. Pemeriksaan Tube Plate atas dan bawah

a. Tinggi tube plate sisi dalam = 1050 mm

b. Tinggi tube plate sisi luar = 1100 mm

c. Tebal tube plate = 15 mm

6. Pemeriksaan luas pemanasan ( Heating Surface ) = 221 m2

7. Pemeriksaan alat – alat perlengkapan bejana uap ( appendages ) yang

terdiri dari :

1. 1 unit safety valve

2. 1 unit manometer

3. 2 unit lobang lalu orang

4. 1 unit lobang periksa ( hand hole )

5. 1 unit thermometer

6. 1 buah pelat nama.

8. Perhitungan kekuatan konstruksi Bejana Uap

Alat perlengkapan yang dibutuhkan :

o Calculator Scientific

o Standard J I S

I. PERHITUNGAN PLAT BADAN ( DRUM )

Data Teknis : P = 2,0 Kg/Cm2

Di = 3900 mm
t = 16 mm

t tube plate = 25 mm

Bahan Tube Plate = SS41 ------------SA 283Gr. D

S = 17.100 Psi ----- S = 12,02 kg/mm2

Perhitungan tebal plat badan :


𝑃.𝐷𝑖
𝑡 = 200𝜎𝑎.η−2P(1−k) +𝛼

Dimana :

t = tebal plat minimum ( mm )

P = tekanan kerja maksimum yang diijnkan ( kg/cm2 )

Di = diameter badan dalam (mm)

σa = tegangan tarik bahan (kg/mm2)

η = efisiensi sambungan minimum

= 80%=0,8 (karena tidak menerima panas langsung)

α = penambahan ketebalan = 1 mm --- chapter 2 sec. 2

k = koefisien temperatur dalam badan

0,4 sesuai tabel chapter 2 sec. 2

2 . 3900
𝑡= +1
200 . 12,02 . 0,8 − 2 . 2 (1 − 0,4)

7800
= +1
1923,2 − 2,4

= 4,06 + 1

= 5,06 𝑚𝑚

Pelaksanaan 16 mm – memenuhi syarat (ACC)


II. PERHITUNGAN TEBAL TUBE PLATE

𝑑 𝑝𝑖𝑝𝑎
𝑡 = 5+
10
97,6
=5+
10

= 5 + 9,76

𝑡 = 14,76 𝑚𝑚

Sesuai ketentuan dalam JIS d tube plate > 1850 mm, t min = 14 mm

Pelaksanaan (t actual) = 25 mm memenuhi syarat (Acc)

III. PERHITUNGAN TEBAL PIPA

Diameter Luar Pipa (OD) = 101,6 mm

t = 2 mm

𝑃 .𝐷
𝑡= + 1,5
700

2 . 101,6
= + 1,5
700

t = 0,29 + 1,5

t = 1,79 mm

t actual 2 mm, memenuhi syarat (Acc)

6.3. ANALISIS

Sesuai dengan hasil riksa uji terhadap konstruksi bejana uap maka didapat

hasil sebagai berikut:

1. Bejana Uap tidak ditemui adanya cacat – cacat yang konstruktif

2. Alat perlengkapan / Appendages dalam keadaan baik

3. Hasil hydrostatic test tidak terdapat kebocoran, rembesan dan perubahan

bentuk menetap
4. Hasil Steam Test didapatkan safety valve dapat berfungsi dengan baik

6.4. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Bahwa sesuai dengan hasil pemeriksaan dan pengujian pegawai pengawas

K3 spesialis pesawat uap dan bejana tekan, maka bejana uap layak untuk

digunakan dan dibuatkan akte ijin sesuai dengan ketentuan perundangan

yang berlaku

2. Saran

 Setelah bejana uap tersebut memiliki Akte Ijin dilakukan pemeriksaan

berkala sekurang – kurangnya 4 Tahun sekali sesuai dengan peraturan

uap pasal 40 ayat 3.

 Pengurus perusahaan berkewajiban memenuhi segala ketentuan yang

dipersyaratkan dalam buku Akte Ijin serta peraturan perundangan

yang berlaku.

LAMPIRAN – LAMPIRAN BAB VI

Alat-alat perlengkapan menurut Stoomverordening 1930 telah ada :

1 (satu) tingkap pengaman dimuati dengan boboton/pegas lengsung, garis

tengah . mm tinggi cincin-cincin pengatur : ………… mm


- - katup menutup sendiri pada lobang pengisi

- - kerang pembuang air/tekanan

1 (satu) pedoman tekanan/pressure gouge

1 (satu) pedoman tekanan/pressure vacuum gouge

1 (satu) thermometer

- - gelas penduga

1 (satu) kerangan pembuang

2 (dua) lobang lalu orang ……. 1 (satu).……..lobang untuk cuci/pemeriksaan

1 (satu) pelat nama

Pelat nama bertulisan No: L-638/III/87

Nama : Vacum Fan 87-RI/01/1987

V.O : 221 M2

P.Kerja : 2 kg/cm2

Suhu = 120 0C

Talah/belum dicap :

Kerangan-kerangan pakking dengan lobang terusan diameter > 30 mm ternyata

Tidak ada
telah/belum diberi penjamin
Bentuk 6
SURAT PERMOHONAN
Karawang, 27 Oktober 2014

Sesuai dengan yang ditentukan dalam Undang-Undang Uap dan Peraturan Uap
yang berlaku, maka yang bertandatangan di bawah ini :
Nama lengkap :
............................................................................................................................
Jabatan/Kedudukan :
............................................................................................................................
Mohon diberikan izin untuk menggunakan Ketel uap (Steam Ketel)
Pemanas Air (Verwarmer)
Pemanas Uap (Stoom Verbitter)
Pesawat Penguap (Verdomper).
Bejana Penguap (Stoom Vet).

Yang gambar konstruksinya dilampirkan bersama ini


Tidak dilampirkan
Gambar konstruksi tsb. Pernah disahkan oleh D.P.N.K gambar No. 87.RI/BU/87
.................................. belum .....
Pesawat tersebut pernah mempunyai Akte Izin (A.I)
..............................................................................
Belum pernah
Penjelasan selanjutnya adalah sebagai berikut :
a. Pesawat tsb. dibuat oleh : PT. ENCOXIM
...................................................................................................
diSurabaya .................. Tahun 1987 ............. No. Pabrik 87-RI-01.

....................................................................................................................................
..............................
b. Pesawat tsb. Akan digunakan untuk Bejana Uap untuk memasak nira gula
.................................................
di perusahaan : PT. Madu Baru
..................................................................................................................
Alamat : Padokan Tirta Nirmala – Kasihan Kabupaten Karawang Jawa Barat.
...............................................
c. Pesawat tsb. Dibuat dari bahan : Baja Lumer
......................................................................................
d. Luas pemanasan (V.O) : 221 – m2 Ketel uap :
....................... m2
Luas panggang (R.O) : ------- m2 Pemanas uap : -------
------------m2
Isi : 375 dm2 Bahan bakar
e. Tekanan kerja (Werduk) yang tertinggi yang diperlukan adalah : 2 (dua)
kg/m2

Perlengkapan adalah sbb :


1 (satu) buah tingkap pengaman (veilegheidskleppen) dengan ukuran .............
dimuati bobotan

Pegas
Langsung, garis tengah 50 .... mm, tinggi cincin-cincin pengatur kanan
.......... mm; kiri ......mm
Tidak langsung
1 (Satu) buah pedoman tekanan (manometer) p a k a i tanda tekanan
tertinggi mempunyai
tidak pakai
tidak mempunyai
pipa penghubung, berisi air, mempunyai plendes coba dengan
kerangan cabang tiga
tidak mempunyai tidak
dengan
....................... gelas pedoman (peliglazen) pakai keranan sembur
Tidak pakai
....................... ceret duga (proefkranen)
....................... pompa jalan (gangpomp)
....................... pompa uap (stompomp)
....................... pompa tangan (handpomp) sebagai alat2 pengisi air, masing2
mempunyai rumah tingkat
....................... pompa keong (centrifugoalpomp) kerangan tersendiri
dengan
Penutup bersama
tidak dengan
....................... injectur (injecteur) kerangan coba
....................... sumbat timah (Smel prop)
....................... suling tanda bahaya (blacksfluit) atau lain berupa alarm listrik dan
lampu tanda bahaya
....................... tanda batas air terendah (merk laag watersland)
1 (satu) buah kerangan/tingkap pembuang (spull kran) dibuat dari bahan : baja
lumer.
Afsluiter
2 (dua) buah lobang lalu orang (mangat)
1 (satu) buah lobang untuk cuci atau pemeriksaan (was/inspectie gaten)
1 (satu) buah pelat nama (nameplat) memuat tulisan : No. Pabrik
........................... tahun pembuatan ......... tekanan kerja 2 kg/m2.
Pesawat tersebut berada di PT. Madu baru padopokan kabupaten
PALI.
Akan ditempatkan
dan disana akan siap untuk diperiksa/diuji pada tanggal : 01 Desember 2008.
Direktur pembinaan Norma-norma keselamatan kerja dan Hygiene
perusahaan dan kesehatan kerja d/p Kepala Kantor Dinas tenaga kerja kabupaten
karawang
Dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten karawang
Di –
Peminta,
Karawang

Ir. Sutriman

Catatan : - Surat permohonan ini (asli bermaterai ) harus dikirimkan pada kantor
Dinas tenaga kerja dan transmigrasi diwilayah dimana pesawat yang
besangkutan berada dan akan
diperiksa/diuji.

- Isilah atau coret seperlunya


- Tiap surat permohonan hanya berlaku untuk 1 (satu) pesawat.

BENTUK INI DITETAPKAN OLEH BNKK & HYPERKES/Ditjen binawas


DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI R.I. 1981

KETERANGAN

Laporan bentuk 9A No. PK.12/BU-K3/Nakertrans /2008 . . . . Akta lama No. - . .


. . tgl. . . . . . . No. Pendaftaran : . . . . . . . . . . . . . gambar daftar No. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . tgl. . . . . . . . . . . . .
Jenis pesawat uap : Bejana Uap
Bentuk pesawat uap : Silinder tegak dengan pipa-pipa pemanas
Gambar konstruksi terlampir / tidak terlampir No. 87. R.I/BU/87 tgl. . . .
. . 1987 . . . . . . .
No. Pabrik dari pesawat uap : 87-RI-01
Pesawat uap tersebut sesuai / tidak sesuai dengan gambar rencana yang diperiksa
dan disetujui oleh Direktorat PNKK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

UKURAN-UKURANG PESAWAT UAP : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


. . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tinggi Calandria antara tube plate sisi dalam = 1050 mm
Tinggi Calandria antara tube plate sisi dalam = 1100 mm
Diameter dalam calandria = Ø 3900 mm
Tebal pelat calandria = 16 mm
Tebal pelat pipa (tube plate) atas / bawah = 25 mm
Tinggi steam belt = 600 mm
Diameter dalam steam belt = Ø 4252 mm
Tebal pelat steam belt = 16 mm
Tinggi down take = Ø 1500 mm
Diameter down take = Ø 101,6 / 97,6 mm
Tebal pipa pemanas = 2 mm
Panjang pipa pemanas = 1110 mm
Jumlah pipa pemanas = 544 batang
Diameter batang tunjang = Ø 38 mm
Panjang batang tunjang = 1110 mm
Jumlah batang tunjang = 6 batang
Luas pemanasan = 221 M2
Bahan JIS G3101 SS 41 ……………… Sertifikat No. KOB 330003 tgl 17-02-
1983 . . . . . . . . . . . (terlampir).
Luas pemanasan 221 M2
Isi – 35000 dm3 (liter)
Garis tengah terkecil dari pipa uap pembawa . .. .. . . 100 mm
Tekanan 2 kg/cm2 (tekanan ketel uap yang memberikan buap 16,0 kg/ cm2)
Bentuk 9A

PEMERIKSAAN PERTAMA PESAWAT UAP JENIS BEJANA UAP

( VACUM FAN )

LAPORAN NO : PK. 12/C.003

AKTE IDZIN NO :……………… tanggal …………….. No. Petunjuk : G.13

No. Klas Ind : 2070

Membaca Surat Permohonan tanggal 25 Nopember 2008 …………………………

Dari : Sdr. Ir. Bambang Sumardiko, Jabatan : Administratur PG.Madu Baru ……..

Mengenai permintaan izin untuk menggunakan satu :

Pemanas air/pengering Uap/Penguap/Bejana Uap …………………………………

Dibuat di : Surabaya ……………………………… pada tahun 1987 .……………

Yang akan digunakan untuk : Bejana Uap Memasak Nira Gula …………………..

Di perusahaan : PT.Madu Baru ……………………………………………………

Alamat pos : Di Padokan, Tirto Nirnala-Kasihan …………………………………

Kabupaten / Kotamadya : Bantul ………………………………………………….

Propinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta …………………………………………...

Yang menurut si pemohon tidak akan dikerjakan dengan tekanan lebih dari 2

(dua) kg/cm2 diatas tekanan udara luar.

Jenis pesawat uap : Bejana uap

Bentuk pesawat uap : Silinder tegak dengan pipa-pipa pemanas

Gambar konstruksi terlampir/tidak terlampir No. 87.R.I/BU/87 tgl. …..2007…..


No. Pabrik dari pesawat uap : 87-RI-01

sesuai
Pesawat uap tersebut tidak sesuai dengan gambar rencana yang diperiksa dan

disetujui oleh Direktorat PNKK…………………………………………………….

UKURAN-UKURAN PESAWAT UAP : …………………………………………

Tinggi Calandria antara tube plate sisi dalam = 1050 mm

Tinggi Calandria antara tube plate sisi dalam = 1100 mm

Diameter dalam calandria = ǿ 3900 mm

Tebal pelat calandria = 16 mm

Tebal pelat pipa (tube plate) atas/bawah = 25 mm

Tinggi steam belt = 600 mm

Diameter dalam steam belt = ǿ 4252 mm

Tebal pelat steam belt = 16 mm

Tinggi down take = 1090 mm

Diameter down take = ǿ 1500 mm

Tebal pelat down take = 16 mm

Diameter pipa pemanas = ǿ 101,6 / 97,6 mm

Tebal pipa pemanas = 2 mm

Panjang pipa pemanas = 1110 mm

Jumlah pipa pemanas = 544 batang

Diameter batang tunjang = ǿ 38 mm

Panjang batang tunjang = 1110 mm

Jumlah batang tunjang = 6 batang

Luas pemanasan = 221 M2


Bahan JIS G3101 SS 41…….Sertifikat No KOB 330003 tgl 17-02-1983 ……...

(terlampir)

Luas Pemanasan 221 M2

Isi – 35000 dm3 (liter)

Garis tengah terkecil dari pipa uap pembawa …….100 mm

Tekanan 2 kg/cm2 ( Tekanan ketel-uap yang memberikan uap 16,0 kg/cm2

Alat-alat perlengkapan menurut Stoomverordening 1930 telah ada :

1 (satu) tingkap pengaman dimuati dengan boboton/pegas lengsung, garis

tengah . mm tinggi cincin-cincin pengatur : ………… mm

- - katup menutup sendiri pada lobang pengisi

- - kerang pembuang air/tekanan

1 (satu) pedoman tekanan/pressure gouge

1 (satu) pedoman tekanan/pressure vacuum gouge

1 (satu) thermometer

- - gelas penduga

1 (satu) kerangan pembuang

2 (dua) lobang lalu orang ….. 1 (satu)………..lobang untuk cuci/pemeriksaan

1 (satu) pelat nama

Pelat nama bertulisan No: L-638/III/87

Nama : Vacum Fan 87-RI/01/1987

V.O : 221 M2
P.Kerja : 2 kg/cm2

Suhu = 120 0C

Kerangan-kerangan pakking dengan lobang terusan diameter > 30 mm ternyata

Tidak ada
telah/belum diberi penjamin

Hasil-hasil pemeriksaan / pemadatan / pengujian :

01 – 12 – 2008 Pemeriksaan Pertama …………….

Bersalut

Di Padokan, Tirto Nirmala-Kasihan – Kabupaten Bantul Provinsi DI

Yogyakarta

Dilakukan pemeriksaan secara visual : Bejana Uap (Vacuum Pan)

dengan semuat pintu-pintu (manhole, handhole dll) dibuka diperiksa

dibagian luar dan dalam, diadakan pengecekan dimensi bejana uap

dan alat-alat perlengkapannya dalam keadaan baik dan sesuai dengan

gambar konstruksinya/rencananya.

Tidak terdapat cacat-cacat yang mengkawatirkan

Selanjutnya bejana uap harus dipersiapkan untuk dipadat dengan

air dingin.

01 – 12 – 2008 Pemadatan

Bersalut

Bejana uap (Vacuum Pan) dipadat dengan air dingin sampai dengan

tekanan 4 kg/cm2 ditahan selama 24 menit. Sepanjang sambungan

las-lasan diperiksa, tidak terdapat kebocoran-kebocoran dan

perubahan bentuk menetap terhadap body tidak tampat, lain-lain


dalam keadaan baik. Kemudian tekanan diturunkan perlahan-lahan

hingga pada tekanan 0 kg/cm2

Selanjutnya bejana uap harus dipersiapkan untuk percobaan uap

(steam test).

02 – 12 – 2008 Diadakan percobaan uap dengan pipa uap masuk terbuka penuh

dan pipa uap

keluar tertutup Tingkap pengaman (safety valve) membuka pada

tekanan 2 kg/cm2 dan menutup kembali pada tekanan 1,95 kg/cm2

dengan tinggi cincin pengatur 39 mm dan diameter 50 mm. Selama

percobaan uap, bejana uap dan alat-alat perlengkapannya berfungsi

dan dalam keadan baik.

Pemeriksaan Pegawai Pengawas Spesialis Pesawat Uap dan Bejana Tekan

mengusulkan kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Bantul supaya diberikan izin untuk pemakaian Bejana Uap (Vacuum Pan) tersebut

dengan tekanan paling tinggi 2 (dua) kg/cm2 di atas tekanan udara luar, dengan

syarat-syarat :

1. Bejana Uap (Vacuum Pan) harus dilayani oleh operator yang berpengalaman

dibidangnya.

2. Dilarang memindahkan, memperbaiki, mengganti, mensetting peralatan /

perlengkapan, cleaning atau pencucian Bejana Uap tanpamemiliki izin dari

Pegawai Pengawas Spesialis Pesawat Uap dan Bejana Tekan mengusulkan

kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja setempat.


3. Pada manometer tepat angka 2 kg/cm2 harus diberi garis strip merah yang jelas

begitu juga pada gelas penduga diberi tanda batas maximum dan minimum

4. Pemeriksaan berkala dilakukan selambat-lambatnya 4 (empat) tahun sekali sejak

izin diterbitkan.

Bantul, 2

Desember 2008

Yang memeriksa,
Bentuk : A.1

KLUI :

AKTE IDZIN

No. 560/ /BU-18 /Nakertrans/2008

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kodya Yogyakarta

Membaca Surat Permohonan tanggal 25 Nopember 2008

……………………………….……..…….

Dari : Sdr. Ir. I. Putu Ariwangsa, Jabatan : Kabag Instalasi PG. Madu Baru

...……….………..

Mengenai permintaan izin untuk menggunakan sesuatu : 1 (satu) Unit Bejana Uap

(Vacuum Pan)

Dibuat di : Surabaya ……………………………… pada tahun 1987

…...………………………….

Oleh : CIDAR ENGINEERING SDN.BHD

….…………………………………………………….

Yang akan digunakan untuk : Memasak Nira Gula

…..……………………………………………..

Di Perusahaan : PG. Madu Baru

…….………………………………………………………………

Alamat Pos : Di Padokan, Tirto Nirmala-Kasihan

…………………………………………………

Kabupaten / Kotamadya : Bantul

…...………………………………………………………………..
Propinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta

….………………………………………………………...

Dengan mengingat pasal 6 s/d 8 dari Stoomordonnantie 1930 ditetapkan menurut

Gouvernements Besluit tertanggal 19 Juni 1930 No.44 (Staatsblad No.225), Jo. Undang-

undang No. 32 Tahun 2004, Jo, Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007 tentang

Pemerintah Daerah dan Peraturan Pelaksanaannya.

MEMUTUSKAN

Memberi izin kepada Pemimpin Pabrik PG. MADU BARU

Alamat pos : Di Padokan, Tirto Nirmala-Kasihan Kabupaten Bantul

….……………………….

Untuk menggunakan : 1 (satu) Unit Bejana Uap (Vacuum Pan) tersebut ……….

(yang dijelaskan lebih lanjut)

Dengan tekanan sebesar 2 (dua) kg tiap cm persegi di atas tekanan udara luar.

Dengan syarat :

1. Bejana Uap (Vacuum Pan) harus dilayani oleh operator yang berpengalaman

dibidangnya.

2. Dilarang memindahkan, memperbaiki, mengganti, mensetting peralatan /

perlengkapan, cleaning atau pencucian Bejana Uap tanpamemiliki izin dari Pegawai

Pengawas Spesialis Pesawat Uap dan Bejana Tekan mengusulkan kepada Kepala

Dinas Tenaga Kerja setempat.


3. Pada manometer tepat angka 2 kg/cm2 harus diberi garis strip merah yang jelas begitu

juga pada gelas penduga diberi tanda batas maximum dan minimum

4. Pemeriksaan berkala dilakukan selambat-lambatnya 4 (empat) tahun sekali sejak izin

diterbitkan.

Bantul, 4

Desember 2008

KEPALA DINAS

Drs. LUKMAN

Pembina Tk.I

NIP. 160013154

BAB VII

PEMERIKSAAN PERTAMA

BEJANA TEKANAN DI

PT. MADU BARU-BANTUL

4. Menciptakan data teknis dalam berkas dengan data teknis pada name plate

yang meliputi antara lain :


a. Pabrik pembuat

b. Tahun dan tempat pembuatan

c. Tekanan kerja

d. Nomor seri pembuatan

e. Volume

5. Mengadakan pemeriksaan bejana tekanan bagian luar dengan menggunakan

alat-alat riksa uji :

a. Schitmaat

b. Senter

c. Wall Thicness Meter

d. Rol Meter

6. Hydrostatic Test

Alat yang digunakan :

a. Pressure Water Pump

b. Kunci-kunci pas

c. Palu

d. Manometer coba

e. Selotip

f. Nappel

g. Flange mati

Prosedur pengujian Hydrostatic Test :

a. Tutup kran udara masuk dan pembuangan dengan flange mati

b. Pasang alat Pressure Water Pump pada nozzle manometer


c. Bejana tekanan diisi dengan air dingin sampai penuh

d. Naikkan tekanan secara perlahan-lahan sampai mencapai tekanan 9

Kg/cm2 lalu ditahan minimal 30 menit, maksimal 60 menit

e. Dilakukan pemeriksaan terhadap kebocoran maupun rembesan pada las-

lasan dan plat badan

f. Bila tidak ada kebocoran maupun rembesan maka tekanan diturunkan

secara perlahan-lahansampai tekanan 6 kg/cm2 dan ditahan selama 5

menit

g. Kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap ada tidaknya perubahan

bentuk menetap

h. Tekanan diturunkan lagi secara perlahan-lahan sampai 0 kg/cm2

i. Air dikeluarkan dari dalam bejana tekanan sampai habis

Tekanan (Kg/cm2)

7. Setting Safety Valve

Alat yang dipergunakan :

1. Kunci-kunci pas

2. Palu

3. Manometer coba

4. Kawat segel dan locis

5. Tang segel
6. Schitmaat

Prosedur setting safety valve :

a. Semua peralatan pengaman dan perlengkapan terpasang

b. Keran pembuang ditutup kemudian diisi udara dari compressor

c. Tekanan dinaikkan sampai tekanan kerja 6 Kg/cm2

d. Kemudian safety valve I disetting membuka pada tekanan 6,0 Kg/cm2,

ditunggu beberapa menit tidak ada kenaikan tekanan dan menutup kembali

pada tekanan 5,98 Kg/cm2, tinggi cincin pengatur (sebelah kiri dari arah

depan) = 5,8 mm

Selanjutnya Safety Valve II disetel membuka pada tekanan 6,6 Kg/cm2

ditunggu beberapa menit tidak ada kenaikan tekanan dan menutupkembali

pada tekanan 6,3 Kg/cm2, tinggi cincin pengatur = 6,8 mm

Kedua unit safety valve tersebut diatas dipasang segel pengaman

5.2. HASIL PEMERIKSAAN

1. Pemeriksaan pada Drum (Shell) dari arah dalam Drum

o Tinggi Shell = 1840 mm

o Tinggi total Shell + Front bawah = 2170 mm

o Diameter luar = 621 mm

o Tebal = 5,3 mm

o Kuat tarik = 36 Kg/mm2 (asumsi dipakai Plat SB. 36 dimana

merupakan plat

dengan grade paling rendah untuk kontruksi bejana tekanan


o Tidak ditemui adanya cacat yang konstruktif

2. Pemeriksaan pada front atas dan bawah

o Bentuk Elips; R = 400 mm, r = 80 mm

o tw = 5,7 mm, to = 5,2 mm

o Kuat tarik = 36 Kg/mm2 ( asumsi dipakai plat SB 36 dimana

merupakaan plat dengan grade paling rendah untuk konstruksi bejana

tekanan).

o Tidak terdapat cacat yang konstruktif

3. Pemeriksaan kecukupan dan kondisi visual perlengkapan bejana tekanan

o 2 unit safety valve berdiameter 1 inchi, kondisi baik

o 1 unit Manometer kondisi baik

o 2 lubang periksa/hand hole kondisi baik

o 1 buang keran pembuangan kondisi baik

4. Perhitungan kekuatan konstruksi Bejana Tekanan

DENGAN STANDART GRONSLAGEN

Data Teknis : P = 6,0 Kg/cm2 z = 80

D = 610 mm x = 1,5

Tinggi = 1840 mm c = 10

Lo = 165 mm

t = 5,3 mm

Plat ST 36 → Svφ = 5/9.36 {( 1 – 50/525 ) 2 }

= 20{( 1 – 0,05 ) 2 }

= 18,49 Kg/cm2

Perhitungan tebal plat badan :


𝑃. 𝐷. 𝑋
𝑡= +1
2(𝑧 − 𝑐)𝑆𝑣φ − 𝑃. 𝑋

6 . 610 . 1,5
𝐴= +1
2(80 − 10)18,19 − 6.1,5

5490
𝐴= +1
2579,6

𝑡 = 3,1 𝑚𝑚

Pelaksanaan 5,3 mm – memenuhi syarat ( Acc )

Perhitungan tebal plat tutup

r = 80 mm , R = 400 mm

𝐷. 𝑓
𝑡𝑤 = + 𝛥
𝑓. 𝑆𝑣φ
200 (√𝑔2 + 3,6 𝑃. 𝑋2 − 𝑔)

𝐷. 𝑒
𝑡𝑜 = + 𝛥
𝑒. 𝑆𝑣φ
200 (√1 + 3,6 𝑃. 𝑋1 − 1)

Svφ 𝑃𝑏
𝑋1 = 𝑋2 = .
𝑆𝑣 𝑃

= ( 18,49 / 20 ) . ( 9 / 6 ) = 1,38

𝐷
6−𝑅 𝐷
𝑒= ( + 8)
𝐷
1 + ( 5 . 𝑅) 𝑟

610
6 − 400 610
𝑒= ( + 8)
610 80
1 + ( 5 . 80 )

6 − 1,52
𝑒= (7,26 + 8)
1 + 7,6

4,58
𝑒= (15,62)
8,6
𝑒 = 8,13

𝐷
(2,2 − (𝑅 ))
𝑓 = 40 .
𝐷
[1 + ( 5. (𝑅 ))]

610
(2,2 − (400))
= 40 .
610
[1 + ( 5. (400))]

= 40 . 0,36

𝑓 = 14,66

𝐷
𝑔= [5 + (2𝐷/𝑅)]
2𝑅
610
𝑔= [5 + (2. (610/400))]
2.400

𝑔 = 0,76 . ( 8,05)

𝑔 = 6,1

𝐷. 𝑒
𝑡𝑜 = + 𝛥
𝑒. 𝑆𝑣φ
200 (√1 + 3,6 𝑃. 𝑋1 − 1)

610 . 8,14
𝑡𝑜 = + 1
8,13 . 18,49
200 (√1 + 3,6 6 . 1,38 − 1)

4959,3
𝑡𝑜 = + 1
200 . (7,14)

𝑡𝑜 = 3,47 + 1

𝑡𝑜 = 4,47 𝑚𝑚

𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎 5,2 𝑚𝑚

𝑫. 𝒇
𝒕𝒘 = +𝟏
𝒇. 𝑺𝒗𝑽
𝟐𝟎𝟎 (√𝒈𝟐 + 𝟑, 𝟔 𝒑. 𝑿 .− 𝒈)
𝟐
𝟔𝟏𝟎 . 𝟏𝟒, 𝟔𝟔
= +𝟏
𝟏𝟒, 𝟔𝟔 . 𝟏𝟖, 𝟒𝟗
𝟐𝟎𝟎 (√𝟔, 𝟏𝟐 + 𝟑, 𝟔 .− 𝟔, 𝟏)
𝟔 . 𝟏, 𝟑𝟖

𝟖𝟗𝟒𝟐, 𝟔
= +𝟏
𝟐𝟎𝟎(𝟏𝟐, 𝟒𝟓 − 𝟔, 𝟏)
𝟖𝟗𝟒𝟐, 𝟔
= +𝟏
𝟐𝟒𝟖𝟑, 𝟗
= 𝟑, 𝟔 + 𝟏
= 𝟒, 𝟔 𝒎𝒎
Pelaksanaan 5,2 mm ( Acc )
DENGAN STANDARD ASME Section VIII Div.1
Data Teknis : P = 6,0 Kg / 𝐶𝑚2= 85,32
D = 610 mm = 24 In
E= 0,85
Material ST 36 = 36 kg / 𝑚𝑚2

S= ¼ σs = ¼ .36 = 9 Kg / 𝑚𝑚2 = 12.800 Psi

P.D
t =  ca
2S .E  1,2.P
85,32. 24
t =  0,0393
2.12800.0,85  1,2.85,32
2047,68
t =  0,0393
21657,607
t = 0,0944 + 0,0393
= 0,1338 in . 25,4 mm
t = 3,4 mm ( perhitungan Acc)

Pelaksanaan 5,2 mm

Tebal Pelat Tubuh


R = L = 400 mm = 15,748 In

0,885 . P L
t = c
S .E  0,1.P
0,885 . 85,32.,15,748
t =  0,0393
12.800.0,85  0,1.85,32
1189,103
t =  0,0393
10880  8,532
1189,103
t =  0,0393
10871,468
t = 0,109 + 0,0393
t= 0,1483 in 25,4
t = 3,77 mm ( Perhitungan Acc )
Pelaksanaan 5,2 mm

Dari hasil perhitungan diatas didapat :

- Tebal Shell Memenuhi Syarat

- Tebal Front Memenuhi Syarat

5. Hydrostatic Test

Media yang digunakan adalah air dingin. Besarnya tekanan Hydrotastik

Test adalah 1,5 x 6 Kg / cm2 = 9 Kg / cm2

Tidak ada Kebocoran, rembesan maupun perubahan bentuk menetap

6. Setting Safety Valve

a. Safety Valve I dan II telah seting sampai dengan tekanan kerja yang

diijinkan sebesar 6 kg/kg/cm2

b. Safety Valve dapat berfungsi dengan baik dan membuka pada tekanan 6

Kg/cm2 dan menutup pada tekanan 5,82 Kg/cm2

7.3 Analisis

Sesuai dengan hasil riksa uji terhadap konstruksi bejana tekanan maka didapat

hasil sebagai berikut :

1. Bejana tekan tidak ditemui cacat yang konstruktip

2. Alat perlengkapan / Appendages dalam keadaan baik

3. Hasil Hydrotastik Test tidak terdapat kebocoran , rembesan dan

perubuhan bentuk

4. Hasil Uji Safety Valve, kedua safety valve berfungsi dengan baik
7.4 Kesimpulan dan Saran

7.4.1 Kesimpulan

a. Dokumen teknis bejana tekanan ( air receiver tank ) tidak lengkap.

b. Ketebalan plat badan ( shell ) dan tutup / front masih cukup baik dan

memenuhi syarat aman untuk dipergunakan dengan tekanan tidak lebih

dari 6,0 Kg/cm2

c. Tidak ditemukan adanya cacat konstruktif ataupun perubahan bentuk yang

menetap pada keseluruhan badan bejana.

Jenis katub Pegas Langsung

Jumlah 2 (Dua) Buah

III. PEMERIKSAAN

a) Visual

Kondisi

No. Bagian-Bagian Memenuhi Tidak Keterangan

syarat

1. Komponen Bejana terdiri atas :

a. Shell / badan Baik --

b. Head / Tutup ujung -- --

c. Jacket / selubung -- --
d. Pipa-pipa / Channel -- --

e. Nozzle / nosel Baik --

2 Kelengkapan Bejana :

a. Pedoman tekanan Baik --

b. Pengukur temperatur -- --

c. Pelat nama -- Tidak ada Tidak terbaca

d. Keran pembuang / Drain Baik --

e. Keran ventilasi -- --

f. Katub pengaman / Safety valve Baik Tidak baik 1 (satu) Baik

1 (satu) Tidak

Baik

g. Katub pelampung -- --

h. Katub vacuum -- --

i. Filter -- --

j. Steam Trap -- --

3. Support -- --

4. Instalasi pipa

a. Katub-katup Baik --

b. Support Baik --

KETERANGAN : Pemeriksaan Visual dilakukan terhadap kondisi sambungan

Keretakan, Korosi dan Perubahan Bentuk

b) Dimensi
No. Komponen Ukuran / Dimensi Keterangan

1. Shell / badan :

a. Ketidak bulatan Nol Nol %

b. Ketebalan 5,3 mm

c. Diameter 6,10 mm

d. Panjang 2170 mm

2. Head / tutup ujung : R = 400 mm ; r = 80 mm

a. Diameter R = 400 mm ; r = 80 mm

b. Ketebalan Tw = 5,2 mm ; to = 5,7 mm

3. Pipa-pipa / channel --

a. Diameter --

b. Ketebalan --

c. Panjang --

4 Instalasi pipa --

a. Diameter --

b. Ketebalan --

c. Panjang --

KETERANGAN : Pemeriksaan dimensi untuk ketebalan diambil berdasarkan

ketebalan tertipis dari hasil pengukuran spot secara random.

Karawang, November 2014


PEGAWAI PENGAWAS

SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA

.______________________

NIP: ………………………..
IV. PEMERIKSAAN TIDAK MERUSAK

IV.1. Shell / Badan


Jenis NDT : Tidak ada

Lokasi Cacat
No. Bagian yang NDT Keterangan
Ada Tidak ada

__ __ __ __ __
GAMBAR :

Mengetahui,

PEGAWAI PENGAWAS

SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA ………….,……………

PELAKSANA

.________________________________ ._________________________

NIP.

Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonic

Tidak ada

………………………

………………………

………………………

………………………

No. Bagian yang diperiksa Lokasi Cacat Keterangan


Ada Tidak ada

__ __ __ __ __

GAMBAR :

Mengetahui,

PEGAWAI PENGAWAS ………….,……………

SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA PELAKSANA


.________________________________ ._________________________

NIP.

IV. 3. Pipa-pipa / Channel

Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonic

Tidak ada

………………………

………………………

………………………

………………………

Cacat
No. Bagian yang diperiksa Lokasi Keterangan
Ada Tidak ada
.

__ __ __ __ __

GAMBAR :

Mengetahui,

PEGAWAI PENGAWAS ………….,……………

SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA PELAKSANA


.________________________________ ._________________________

NIP.

IV. 4. Nozzle / Nosel

Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonic

………………………

………………………

………………………

………………………

………………………

Cacat
No. Bagian yang diperiksa Lokasi Keterangan
Ada Tidak ada
.

__ __ __ __ __

GAMBAR :

Mengetahui,

PEGAWAI PENGAWAS ………….,……………

SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA PELAKSANA


.________________________________ ._________________________

NIP.

IV. 5 Instalasi Pipa

Jenis NDT : Penetrand /

Ultrasonic

........................................................

....

........................................................

....

........................................................

....

Cacat
No. Bagian Yang Diperiksa Lokasi Keterangan
Ada Tidak Ada
GAMBAR :

Mengetahui, .........................,................................
PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3 PELAKSANA
SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA TEKANAN

NIP.
IX. PENGUJIAN HIDOSTATIS

No. Data Pengujian Simbol Keterangan

1. Tekanan Desain DP - Kg/Cm²

2. Tekanan Kerja WP 6 Kg/Cm²

3. Tekanan Uji TP 9 Kg/Cm²

4. Temperatur Ambien 32º C

Waktu Penahanan

c. Tekanan T0 Menit
5.
Desain/Kerja

d. Tekanan Uji T1 1 Menit

6. Kenaikan Temperatur ºC

TP = 9 Kg/Cm²

DW/WP = 6 Kg/Cm²

3 T1
CATATAN

Selama dan setelah pengujian telah diperiksa

bagian-bagian utama Ketel :

Terjadi / Tidak Terjadi Kebocoran

Terjadi / Tidak Terjadi Perubahan Bentuk

…………………,…………………………
PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3
SPESIALIS PESAWAT UAP &
BEJANA TEKAN

NIP.

X. KESIMPULAN :
XI. SARAN – SARAN :

…………………,…………………………
PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3
SPESIALIS PESAWAT UAP &
BEJANA TEKAN

NIP.
BAB VIII

PENUTUP

1. Berdasarkan hasil tinjauan lapangan yang selanjutnya telah dituangkan

dalam Laporan Hasil Praktek Kompetensi, maka dapat disampaikan hal –

hal sebagai berikut :

2. PT. Grand Kartech, sebagai Perusahaan Pabrikasi telah memenuhi

ketentuan Perundang-undangan dalam rangka pembuatan Ketel Uap.

3. Ketel Uap Pipa Api, Buatan K. Hoogert&Zonen BV, tahun 1981 yang

digunakan di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta diisyaratkan untuk

direparasi dan Ketel Uap Pipa Api buatan PT. Grand Kartech, tahun 2003

diisyaratkan Safety Valve yang belakang direparasi/diganti.

4. Ketel Pipa Air, buatan Sachsen Neuwark Germany, tahun 1955 yang

digunakan oleh PG Madukismo PT. Madubaru diwajibkan dilakukan PB

ke 2 (Dua).

5. Bejana Uap, buatan PT. Encoxim-Surabaya tahun 1987 yang digunakan

oleh PG Madukismo PT. Madubaru, perlu mengajukan permohonan untuk

mendapatkan Akte Izin.

6. Bejana Tekanan (Air Reciever Tank), buatan Jerman tahun 1958 yang

digunakan PG Madukismo PT. Madubaru, perlu mengajukan permohonan

Pengesahan Pemakaian pada Dinas yang membidangi Ketenagakerjaan

setempat.
Tekanan
No. Perlengkapan Membuka Menutup
Setting

1 2 3 4 5

1. Tingkap Pengaman I 16,3 Kg/Cm² 16,3 Kg/Cm² 16 Kg/Cm²

2. Tingkap Pengaman II 16,4 Kg/Cm² 16,4 Kg/Cm² 16 Kg/Cm²

3. Tingkap Pengaman III

CATATAN :

……………,………………………………
PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3
SPESIALIS PESAWAT UAP &
BEJANA TEKAN

NIP.
VIII. KESIMPULAN :

IX. SARAN – SARAN :


…………………,…………………………
……
PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3
SPESIALIS PESAWAT UAP &
BEJANA TEKAN

NIP.

adkfkjahsdhfkls

Anda mungkin juga menyukai