K3 PESAWAT UAP
KETEL UAP
Suatu pesawat, dibuat guna menghasilkan uap atau
stoom yang dipergunakan di luar pesawatnya
PESAWAT UAP
Ketel uap dan alat-alat lainnya yang dengan Peraturan
Pemerintah ditetapkan demikian, langsung atau tidak
langsung berhubungan (atau tersambung) dengan suatu
ketel uap dan diperuntukan bekerja dengan tekanan
yang lebih besar (tinggi) daripada tekanan udara
KETEL UAP
PESAWAT UAP
3. Bejana Uap
Fungsi : Menampung uap yang berasal dari Boiler atau dari Bejana
Uap lainnya
4. Penguap-Penguap (Sulingan)
Fungsi : untuk menguapkan suatu Cairan dengan cara pemanasan
IV. PENGETAHUAN TENTANG KETEL UAP
2. Menurut konstruksinya
a. Ketel Uap Tetap (stationary boiler) AKTE IJIN
b. Ketel Uap Berpindah ( packeged boiler)
Packeged Boiler
Stasionary Boiler
3. Menurut kapasitasnya
a. Ketel Uap kapasitas > 10 T/jam OPERATOR KELAS I
b. Ketel Uap kapasitas < 10 T/jam OPERATOR KELAS II
4. Menurut Tempat Kedudukannya
a. Ketel Uap di Laut 1 th sekali
Kerugian :
1. Tekanan operasi steam terbatas untuk tekanan rendah 18 bar.
2. Jika dibandingkan dengan water tube, kapasitas steamnya
relative kecil (13.5 TPH).
3. Tempat pembakarannya sulit dijangkau sehingga susah untuk
dibersikan, diperbaiki, dan diperiksa kondisinya.
4. Banyak energi kalor yang terbuang langsung menuju stack
sehingga nilai effisiensinya rendah
Fire Tube Boiler 3 Pass
Ketel pipa air ( Water tube boiler )
Keuntungan :
1. Kapasitas steam besar hingga 450 TPH.
2. Tekanan operasi mencapai 100 Bar.
3. Nilai effisiensi lebih tinggi jika dibanding fire tube boiler
4. Untuk melakukan pemeriksaan, pembersihan, dan perbaikan
d. Nuclear U235
PERALATAN PESAWAT UAP
ALAT PENGAMAN / SAFETY DEVICES / APENDAGES
c. Pipa pengaman H = 5 m, d = 50 mm
Fungsi : Membuang uap secara otomatis manakala
tekanan uap dalam Boiler telah mencapai 0,5 Kg/Cm2.
d. Kerangan pembuang
Fungsi : Untuk membuang partikel/ umpur dalam air Boiler
pada saat Boiler beroperasi.
e. Pelat nama
Fungsi : sebagai identifikasi data Teknis Boiler ybs, isi data
minimal harus tertulis :
– Nama Pabrik pembuat.
– Kota/Negara pembuatan
– Tahun pembuatan
– Tekanan kerja
– Nomor serie
2. APENDAGES KETEL UAP TEKANAN TINGGI
A. Tingkap pengaman ( Safety Valve)
Fungsi : Membuang tekanan pada Saat tekanan di dalam
Boiler telah mencapai tekanan kerja maksimum yang
diizinkan.
B. Pedoman tekanan ( Manometer )
Fungsi : Menunjukkan tinggi tekanan steam dalam Boiler.
F. TBAT
Fungsi : hanya berupa tanda bahwa
Permukaan air tidak boleh lebih Rendah dari
tanda tsb.
G. Kerangan cabang tiga memakai Flens Coba, tepat berada di
bawah manometer.
Fungsi : Sebagai tempat Manometer yang sudah
dikalibrasi
H. Katup Blowdown
Fungsi : membuang kotoran yang mengendap di dalam air
I. Man Hole
Fungsi : Lewat petugas penguji/ Pemeliharan
boiler.
1. Peledakan/ kebakaran
2. Semburan air panas /Semburan uap/Semburan api
3. Terkena gas yang berbahaya
4. Runtuhnya bangunan
5. Timbulnya Pencemaran lingkungan
6. Terkena Sentuhan listrik
52
SEBAB-SEBAB PELEDAKAN PADA PESAWAT UAP
1. UNSAFE CONDITION
a. Kesalahan jenis bahan
Contoh : ASME : SA 516 Gr 70
Contoh : DIN 17115 H II
Contoh : BS 1501
Contoh : JIS 3103 SB.42—Kuat
b. Ketebalan pelat / pipa boiler kurang
c. Mutu las rendah
d. Apendages tidak lengkap / tidak berfungsi.
e. Mutu Air Umpan boiler rendah.
2. UNSAFE ACTION
a. Menggunakan Boiler secara tidak syah.
b. Operator lalai / tidak kompeten
c. Pengoperasian tidak sesuai SOP
d. Riksa Uji yang tdk berkualitas :
56
PROSEDUR PENGESAHAN
GAMBAR RENCANA
3
1
3
3
Perusahaan Dinas Tenaga Pemerintah
pembuat Kerja 1 2 (Dirjen
1
Binwasnaker)
PENGAWASAN
1 Evaluasi berkas
BERKAS PERMOHONAN / BA 1 2
Evaluasi berkas
• Surat permohonan 1
• Gambar konstruksi
• Lembar perhitungan
kekuatan
• Dokumen pendukung
Pengesahan
3
Surat Pengantar
2
Berkas permohonan berisi :
1. Gambar konstruksi
kalkir = 1 set, afdruknya 4 set
skala minimal 1 : 12
2. Gambar detail sambungan las / rol
(skala 1:1, kalkir satu set, afdruknya 4 set).
3. Perhitungan kekuatan konstruksi
(Gronslagen,ASME, DIN, BS, atau JIS)
4. Material certificat yang syah.
(Shiping Beareu, Lyoid Register, DOT, TUV)
PENGAWASAN PADA TAHAP PEMBUATAN
4 3
4
Perusahaan Dinas Tenaga Pemerintah
pembuat Kerja (Dirjen
1 2
Binwasnaker)
PENGAWASAN
Pengesahan gambar 1 Evaluasi
rencana Verifikasi Dok teknik
dok. teknik 1 2
3 4
Dokumen teknik 2
bahan baku Riksa/uji
1. Visual, NDT, dll
2. Hydrotest
Bahan baku SERTIFIKAT
Kelayakan pembuatan
Proses pembuatan 5
Laporan
barang produk pengawasan 4
Dokumen teknik Pemesan /
3
pembuatan Barang produk pemakai
1 2 3 4 5
PENGAWASAN PADA TAHAP PEMAKAIAN
1. PEMERIKSAAN PERTAMA
2. PEMERIKSAAN BERKALA
3. PEMERIKSAAN KHUSUS :
KARENA REPARASI
KARENA MUTASI
KARENA UMUR PEMAKAIAN
KARENA PELEDAKAN
1. Pemeriksaan Pertama
Pemeriksaan sebelum Boiler memiliki Akte Izin.
Riksa-uji pertama wewenang Pengawas Ketenaga
kerjaan spesialis / AK3 spesialis PU & BT.
Jika dari hasil riksa-uji pertama yang dilaporkan dalam
Btk.9 dinyatakan memenuhi standar / ketentuan yang
berlaku, maka AI diterbitkan.
Pelaksana reparasi :
PJK3 bidang perepasi Boiler yang memiliki SKP Dirjen PPK.
Surat Edaran No. 111/U, tanggal 31 Mei 1957, tentang pemeriksaan bahan
(PB), untuk semua ketel uap
Surat Edaran No. 156/U, tahun 1978, tentang pengujian-pengujian las-lasan
pesawat uap dengan pengujian tidak merusak
Pemotongan pelat sampel untuk PB dilakukan
dengan mata bor berdiameter 10 mm.
KETENTUAN JUMLAHNYA
LIHAT LAMP.PERMEN 1/1988
SYARAT OPERATOR KELAS I
a. Pendidikan Min imal SLTA Jurusan mekanik, listrik, atau IPA.
b. Telah berpengalaman dibidang pelayanan pesawat uap sekurang-
kurangnya 2 tahun.
c. Berkelakuan baik dari kepolisian.
d. Berbadan sehat dari dokter.
e. Umur sekurang-kurangnya 23 tahun.
f. Harus lulus paket Al + A2.
g. Lulus ujian yang diselenggarakan oleh Departemen Tenaga Kerja cq.
Ditjen Binawas.
SYARAT OPERATOR KELAS II
a. Sekurang-kurangnya berpendidikan SLTP, dan diutamakan teknik
mekanik, atau listrik.
b. Pernah sebagai pembantu operator selama 1 tahun
c. Berkelakuan baik dari kepolisian.
d. Umur sekurang-kurangnya 20 tahun.
e. Berbadan sehat dari dokter.
f. Mengikuti kursus operator paket A1.
g. Lulus ujian yang diselenggarakan oleh Departemen Tenaga Kerja
cq. Ditjen Binawas
WEWENANG OPERATOR
Operator kelas I berwenang melayani:
a. Sebuah ketel uap dengan kapasitas uap lebih besar dari 10
ton/jam.
b. Pesawat uap selain ketel uap untuk semua ukuran.
c. Mengawasi kegiatan operator kelas II bila menurut ketentuan
pada peraturar ini perlu didampingi operator kelas II.
CONTOH :
belakang
depan
CONTOH :
belakang