Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUGAS MATA KULIAH K3

PENGAMATAN KELENGKAPAN MINIMAL KETEL UAP (BOILER)


PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI

Dosen :

Siti Saodah, S.T, M.T

KELOMPOK 3

1. Daffa Aditya Fadila ( 181734006 )


2. Fikri Bayhaki ( 181734007 )
3. Nannuba Hilma Azhury Annur ( 181734017 )
4. Raihan Fadhlurrahman Rasyid ( 181734025 )
5. Rizki Soegabja Ramdan ( 181734026 )
6. Taufik Al Rasyid (181734029 )
7. Yudi Miptahudin (181734031 )

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KONSERVASI ENERGI


JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatu

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kita masih diberi kesempatan untuk bernapas dan
mempelajari tentang ilmu-ilmu yang diciptakannya, terutama berkaitan dengan Keamanan, Kesehatan
dan Keselamatan Kerja atau K3.

Sholawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita semua, yaitu Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, beserta kepada keluarganya, para sahabat-sahabatnya, dan
mudah-mudahan kita semua yaitu pengikutnya yang senantiasa setia hingga hari kiamat.

Tugas K3 yang kami buat ini, tidak hanya sekedar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
Tapi kami juga mempelajari dan memahami mengenai pentingnya K3, terutama di dalam industri.
Adanya peraturan-peraturan terkait pengamanan dan penggunaan mesin-mesin, bukan dimaksudkan
untuk memberatkan ataupun merugikan pemilik perusahaan, tapi berusaha meminimalisir kecelakaan
dan kerugian yang akan diderita oleh perusahaan, karyawan, masyarakat sekitar dan pemerintah akibat
tidak dipahaminya pentingnya mematuhi peraturan K3.

Laporan ini kami buat dengan sebaik-baiknya. Apabila ada kesalahan kata ataupun kurang
lengkapnya data yang kami berikan, kami meminta maaf yang sebesar-besarnya. Dan kami berharap
semoga apa yang kami tuliskan dapat bermanfaat.

Terimakasih

Bandung, 17 November 2018

Penulis

DAFTAR ISI

II
KATA PENGANTAR II
DAFTAR ISI III
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 3
C. TUJUAN 3

BAB II ISI 4
A. PERLENGKAPAN KETEL UAP 5
B. FOTO TAMBAHAN 9

BAB III PENUTUP 12


A. KESIMPULAN 5
B. SARAN 5

DAFTAR PUSTAKA 4

III
BAB 1
A. LATAR BELAKANG

Dalam perkembangan teknologi yang makin modern ini merupakan suatu kenyataan
bahwa sampai saat ini di kapal – kapal niaga masih banyak dijumpai istalasi tenaga uap yang
digunakan baik sebagai instalasi induk yang digunakan untuk menggerakan turbin uap yang
memutar baling – baling sehingga kapal dapat bergerak maju dan mundur, maupun istalasi
tenaga uap yang digunakan sebagai instalasi bantu untuk menghasilkan tenaga uap yang
dipergunakan sebagai pemanas, baik sebagai pemanas bahan bakar, pemanas ruangan,
pemanas air ataupun untuk keperluan dapur.
Meninjau tentang keberadaan ketel uap diatas kapal , dengan demikian penulis
menganggap bahwa sistem pengapian ketel uap bantu adalah salah satukomponen yang perlu
diperhatikan perawatannya.
Dan untuk menjaga seselamatan kerja dalam hal pengoprasian ketel uap bantu sangat
diperlukan tenaga kerja yang ahli dalam menangani ketel uap tersebut, dan wajib mengadakan
pengujian – pengujian terhadap ketel uap, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengoprasian
tersebut.
Bukan hanya dari segi tenaga ahlinya ( SDM ) melainkan segi alat bantunya tersebut
mesti di rancang dengan sebaik mungkin, dan mesti memenuhi setandar yang berlaku.Bahkan
dikapal sering terjadi kesalahan kontruksi dari ketel uap tersebut, dan sering mengalami
kesalahan dalam pengoprasian ketel uap, dan kurangnya pengecekan, ataupun pengujian dari
ketel uap tersebut.
Oleh karena itu, diperlukan peraturan-peraturan yang dapat mengatur seluk- beluk
penggunaan ketel uap. Hal ini kemudian yang mendasari dibentuknya Undang-Undang
mengenai penggunaan ketel uap Tahun 1930.

Dalam peraturan Uap Tahun 1930 juga dimuat perlengkapan ketel uap. Peraturan ini
sampai saat ini masih berlaku di Indonesia. Dalam peraturan ini dinyatakan perlengkapan
minimal yang ada pada suatu ketel uap adalah sebagai berikut:
1) Sekurang-kurangnva mempunyai 2 katup pengaman (safety valve) yang berkualitas,
berukuran cukup, dan dipasang pada ketel uap itu sendiri atau pada kamar uapnya.
2) Sekurang-kurangnya mempunyai 1 pedoman tekanan (alat ukur tekanan). Alat ukur
tekanan untuk mengetahui tekanan boiler setiap saat.
3) Sekurang-kurangnya mempunyai 2 kran/kerangan coba atau pengukur air dan 1 gelas
pedoman air yang memakai kran sembur yang dapat ditusuk sewaktu ketelnya beruap,

1
atau 2 gelas pedoman air. Perlengkapan ini untuk memastikan bahwa air di dalam ketel
cukup.
4) Sekurang-kurangnya mempunyai 2 alat pengisi yang tidak bergantung antara satu dan
lainnya, yang masing-masing dapat memberi air ke dalam ketel dengan leluasa, dan
sekurang-kurangnya satu diantaranya dapat bekerja sendiri (otomatik)
5) Mempunyai alat yang dapat bekerja sendiri, yang dapat memberitahukan kekurangan
air dalam ketel uapnya, lepas dari masinis atau peladennya
6) Mempunyai tanda batas air terendah yang diperbolehkan
7) Mempunyai kran tekanan untuk memasang pedoman tekanan coba
8) Mempunyai katup/kran buang
9) Mempunyai lubang lalu orang atau lumpur seperlunya
Berdasarkan penjelasan ini, memberikan gambaran bahwa agar bisa bekerja dengan aman,
boiler telah diberi perlengkapan yang sudah memadai. Dengan standar yang sudah lengkap ini,
secara fisik boiler sudah dapat dikatakan aman untuk beroperasi. Walaupun begitu, dalam
operasinya boiler masih memerlukan persyaratan lain yang tanpa itu boiler tidak boleh
dioperasikan. Persyaratan yang dimaksud adalah:
a) Boiler (ketel uap) dibuat dan dipasang berdasarkan standar yang berlaku;
b) Boiler (ketel uap) dioperasikan oleh personil yang kompeten dan memegang sertifikat
yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang;
c) Boiler (ketel uap) diperiksa secara reguler oleh inspektor (pengawas) yang bersertifikat
dari lembaga yang berwenang (Depnaker untuk di Indonesia).
Terjadinya peledakan ketel uap kebanyakan disebabkan oleh akibat peningkatan titik didih air
yang ditentukan oleh tekanannya. Air masih dalam bentuk cairan pada titik didihnya, 212 °F
atau 100°C pada permukaan laut. Air dalam keadaan tersebut akan berubah bentuk menjadi
uap jika tekanan dihilangkan. Sebagai contoh pada tekanan 7 bar, titik didih air adalah 337 °F
atau 170 °C di atas titik didih pada tekanan atmosfir. Jika tekanan tersebut dihilangkan secara
tiba-tiba, misalkan akibat adanva kegagalan pada bagian tertentu dari ketel, maka air, secara
tiba-tiba, akan berubah menjadi uap yang dapat mengakibatkan suatu ledakan yang dahsyat

2
GAMBAR 1.1

KETEL UAP LABORATORIUM KONVERSI ENERGI

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah ketel uap yang berada di laboratorium konversi energi sudah memenuhi
ketentuan minimal yang harus dipenuhi ?

2. Apakah ketel uap dirawat dan digaja kebersihannya ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui kelengkapan ketel uap pada laboratorium konversi energi

2. Melihat kelayakan ketel uap

3
BAB II
ISI
A. PERLENGKAPAN KETEL UAP

FOTO DESKRIPSI
Di ketel uap ini terdapat 2 katup
pengaman. Hal ini sudah sesuai
dengan ketentuan UU Uap tahun
1930. Hanya saja yang jadi
perhatian katup pengaman yang
warnanya yang sudah mulai
memudar dan agak kotor.
Seharusnya hal ini menjadi
perhatian operator laboratorium.

4
Ini adalah alat ukur tekanan. Di
ketel uap ini sudah sesuai dengan
ketentuan UU, minimal memiliki 1
alat ukur tekanan.

5
FOTO DESKRIPSI
Di ketel uap terdapat 1 gelas
pedoman air. Hal ini sudah
sesuai dengan ketentuan UU
uap.

6
Di foto terdapat sebuah
selang yang terhubung
dengan ketel uap. Kami
menduga bahwa selang ini
adalah selang pembuangan
air.

7
Di foto terdapat pipa-pipa
yang pengeluaran airnya
menuju ke selokan. Kami
menduga bahwa pipa ini
adalah pipa pembuangan
lumpur atau air pada ketel
uap.

B. FOTO TAMBAHAN

8
Ini adalah beberapa foto yang kami ambil sebagai tambahan, dikarenakan ada beberapa
perlengkapan minimal yang tidak kami ketahui bagaimana bentuk dan letaknya.

9
10
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Terdapat kekurangan data yang kami sampaikan dikarenakan kurangnya pengetahuan


kami mengenai alat-alat perlengkapan ketel uap. Oleh karena itu, kami belum dapat
memastikan apakah ketel uap yang berada di Laboratorium Konversi Energi sudah
memenuhi ketentuan minimal Undang Undang Uap 1930 ataupun belum.

Dan kami meminta maaf yang sebesar-besarnya karena banyak kekurangan dalam
laporan ini.

B. SARAN

Ada baiknya kepada Mahasiswa untuk mengetahui terlebih dahulu bagaimana bentuk-
bentuk perlengkapan ketel uap dan letaknya, atau menanyakan kepada operator terkait
yang mengetahui mengenai ketel uap.

12
DAFTAR PUSTAKA
Roberto, G. (2015). Makalah Permesinan Bantu,
https://www.academia.edu/23437363/MAKALAH_PERMESINAN_BANTU, dikases pada 17
November 2018 pukul 10.50.

Rayber. (2017). Perlengkapan Minimal Ketel Uap,


https://www.scribd.com/document/340017970/Perlengkapan-Minimal-Ketel-Uap-docx, diakses
pada 17 November 2018 pukul 11.00

13

Anda mungkin juga menyukai