Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MANAJEMEN PEMELIHARAAN

PABRIK

BOILER

OLEH :
Romulus S
Piter

(110401156)
(100401048)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Boiler

merupakan

suatu

peralatan

yang

digunakan

untuk

menghasilkan steam (uap) dalam berbagai keperluan. Boiler juga bisa


disebut mesin konversi energi yang mengubah air dari fase cair menjadi
fase uap bertekanan tinggi. Proses perubahan fase ini membutuhkan kalor
yang besar. Kalor yang besar itu dihasilkan dari proses pembakaran bahan
bakar. Selain sumber daya alam yang semakin menipis dan semakin mahal,
boiler dengan proses pembakaran juga menimbulkan polusi udara.
Saat ini banyak sekali industri yang menggunakan boiler. Boilerboiler tersebut menggunakan bahan bakar untuk menghasilkan energi yang
kemudian digunakan untuk memanaskan air dan mengubah fase air
menjadi uap air. Untuk memperdalam pengetahuan tentang boiler maka
kita lakukan praktikum ini. Karena praktikum ini sangat berguna bagi kita,
mengingat kita adalah calon ahli K3 yang harus mengetahui segala macam
hazard hazard yang ada.

BAB II
BOILER ( KETEL UAP )
2.1.

Pengertian Boiler
Boiler adalah pesawat yang berfungsi untuk menghasilkan uap.
Dengan kata lain adalah boiler merupakan bagian dari pesawat uap. Uap
yang dihasilkan dari boiler masih bersifat jenuh atau Saturated Steam. Uap
yang dihasilkan oleh boiler ini dapat diaplikasikan untuk beberapa hal,
yaitu :
a. Digunakan sebagai Heater
b. Sebagai Pengering
c. Untuk proses Sterilisasi
d. Penyulingan, dll

Jadi pada intinya uap jenuh (Saturated Steam) yang dihasilkan oleh
boiler digunakan untuk proses produksi. Beberapa pabrik atau perusahaan
yang banyak menggunakan boiler adalah :
Rumah Sakit
Pabrik Kertas
PLN
Pabrik Gula
Pabrik Tepung, dll
Boiler yang menghasilkan uap jenuh (Saturated Steam) disebut
dengan Boiler bertekanan rendah (Low Pressure Boiler) yang mana
tekanan yang dihasilkan adalah 15 bar, dengan kapasitas yang besar.
Sedangkan kapasitas adalah produksi uap tiap jamnya.
2.2.

Bagian Bagian Boiler


Boiler memiliki alat-alat kelengkapan yang biasa disebut dengan
Appendages. Alat-alat kelengkapan tersebut meliputi ;
1. Pressure Gauge (Manometer) yang berfungsi untuk mengukur tekanan
uap dalam boiler.
2. Water Gauge (Sight Glass) yang berfungsi untuk mengetahui level air
dalam boiler.
3. Safety Valve berfungsi untuk membuang uap yang tekanannya
melebihi tekanan operasional boiler.

4. Blow Down Valve mempunyai fungsi untuk membuang air yang


berada di dalam boiler saat proses pembakaran awal yang ada di
dalam boiler. Sehingga dapat menghindari terjadinya peluapan air di
dalam boiler yang mengembang karena pemanasan.
5. Water Column adalah kolom air yang berfungsi sebagai level switch,
yang terdiri dari Feed Water Off, Feed Water On dan Cut Burner
(Burner Off)

Burner Of
FW On
FW Of

Panel
Sigh
Control
Glass
Boiler

Gambar 2.1 Water Column

Cara kerja dari valvevalve yang ada pada water column ini adalah
sebagai berikut :
1) V5 dan V4
Harus dibuka karena V5 dan V4 ini mewakili level air yang ada
pada sight glass yang menunjukkan level air yang ada di dalam
boiler.
2) V3
Harus ditutup karena jika V3 air yang ada di dalam boiler akan
keluar semua
3) V1 dan V2

3
3

1
2

Harus ditutup karena jika dibuka maka uap yang ada didalam
water column akan keluar lewat V1 dan airnya akan keluar lewat
V2. V1 dan V2 ini digunakan sebagai checking valve untuk
mengetahui apakah V5 dan V4 buntu atau tidak yaitu dengan cara
membuka V1 dan V2 dan apabila tidak keluar uap dan air maka V5
dan V4 buntu.
6. Burner
Burner adalah alat yang berfungsi sebagai penyemprot bahan bakar
cair misalnya solar, residu, dll. Pada pabrik gula penggunaan Burner
sangat

ditekan

karena

dengan

penggunaan

Burner

berarti

menggunakan bahan bakar yang beli, sedangkan pabrik gula adalah


produsen bahan bakar padat yaitu bagasse. Oleh karena itu harus
diupayakan agar mois atau kandungan air pada bagasse sekecil
mungkin. Namun demikian peralatan Burner harus tetap dipasang,
karena pada sebelum tersedia bahan bakar bagasse maka Burner harus
digunakan. Selain itu mungkin terjadi gangguan pada pada peralatan
bahan bakar bagasse pada saat operasi.
Burner terdiri dari :
Motor Listrik
Fan, berfungsi untuk memasukkan udara ke dalam Boiler.
Electrode berfungsi untuk menimbulkan percikan bunga api
Ignition Transformer berfungsi untuk menaikkan kuat arus (Amp)
dan untuk menurunkan tegangan (Volt) yang ditujukan untuk
mempermudah dalam menimbulkan percikan bunga api.
Nozel Injector berfungsi untuk mengkabutkan (menyepray) bahan
bakar sehingga dapat mempermudah bahan bakar untuk terbakar.
Photo Cell berfungsi untuk menghentikan fungsi electrode bila
sudah terjadi pembakaran.
Fuel Pump berfungsi untuk memompa bahan bakar ke dalam ruang
bakar.

7. Main Steam Valve


Main Steam Valve berfungsi untuk memberi kesempatan
keluarnya Okxygen yang ada di dalam boiler saat awal proses
dihidupkannya boiler.
8. Hand Hole digunakan untuk mempermudah dalam melakukan
maintenance boiler.
2.3.Jenis-jenis boiler :

Berdasarkan bahan
Jenis boiler berdasarkan bahan bakar dapat dikelompokkan menjadi :
- Boiler bahan bakar padat
- Boiler bahan bakar cair
- Boiler bahan bakar gas

Berdasarkan posisi air dan gas panas


Jenis boiler berdasarkan posisi air dan gas panas dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Ketel Pipa Api
Adalah sebuah ketel di mana gas-gas pembakaran mengalir di dalam
pipa-pipa sedang di luarnya mengalir air ketel.
b. Ketel Pipa Air
Adalah sebuah ketel di mana air boiler mengalir di dalam pipa-pipa
sedangkan di luarnya terdapat gas-gas pembakaran- Boiler kombinasi

Berdasarkan tekanan
Jenis boiler berdasarkan tekanan dapat dibagi menjadi :
- Boiler tekanan rendah

- Boiler tekanan sedang


- Boiler tekanan tinggi

Berdasarkan sirkulasi
Jenis boiler berdasarkan sirkulasi air dapat dibagi atas :
- Boiler sirkulasi alami
- Boiler sirkulasi paksa

2.4.Kondisi Air Umpan Boiler


Air yang digunakan pada proses pengolahan dan air umpan boiler
diperoleh dari air sungai, air waduk, sumur bor dan sumber mata air
lainnya. Kualitas air tersebut tidak sama walaupun menggunakan sumber
air sejenis, hal ini dipengaruhi oleh lingkungan asal air tersebut. Sumber
mata air sungai umumnya sudah mengalami pencemaran oleh aktivitas
penduduk dan kegiatan industri, oleh sebab itu perlu dilakukan pemurnian.
Air umpan boiler harus memenuhi spesifikasi yang telah
ditentukan agar tidak menimbulkan masalah-masalah pada pengoperasian
boiler. Air tersebut harus bebas dari mineral-mineral yang tidak diinginkan
serta pengotor-pengotor lainnya yang dapat menurunkan efisiensi kerja
dari boiler.
Feed water harus memenuhi persyaratan tertentu seperti yang
diuraikan dalam tabel di bawah ini :

NALCOH. Reference
2.5.Masalah-masalah pada Boiler
Suatu boiler atau pembangkit uap yang dioperasikan tanpa kondisi
air yang baik, cepat atau lambat akan menimbulkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan kinerja dan kualitas dari sistem pembangkit uap. Banyak
masalah-masalah yang ditimbulkan akibat dari kurangnya penanganan dan
perhatian khusus terhadap penggunaan air umpan boiler.
Akibat dari kurangnya penanganan terhadap air umpan boiler akan
menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut :
1. Pembentukan kerak
2. Peristiwa korosi
3. Pembentukan deposit
4. Terjadinya terbawanya uap (steam carryover)

2.6.Spesifikasi Air Umpan Boiler


Untuk boiler tekanan tinggi ( modern ) memerlukan air umpan
boiler dengan spesifikasi yang telah ditentukan, karena dengan tingginya

tekanan material yang ditinggalkan semakin besar, hal ini tentu


mempengaruhi efisiensi boiler.
Tabel Karakteristik Air Filter

Sumber: Laboratorium Utility PT. PIM


2.7.Karakteristik Boiler
Ada beberapa petunjuk yang memberi gambaran spesifik dari
boiler dapat diketahui melalui karakteristiknya sebagai berikut :
1. Tekanan effektif dari boiler dinyatakan dalam bar ( kg/ cm 2 )atau
N/m 2 atau Pa (pascal).
2. Suhu uap panas lanjut
Suhu uap kondisi kering dimana besarnya lebih kecil dari suhu
550C hal

ini untuk menyelamatkan pipa boiler.

3. Produksi uap tiap jam atau kapasitas penyimpanan untuk boiler


untuk Boiler kapasitas rendah besarnya antara 10 kg/jam sampai
250 Kg/ jam. Untuk boiler kapasitas besar bisa mencapai 4000 ton/
jam.
4. Luas panas pengumpan adalah luas metalik dari pemproduksi uap
yang berhubungan langsung dengan gas panas. Untuk kapasitas
rendah mencapai 2 m2 untuk kapasitas besar mencapai 2000 m2

5. Produksi uap spesifik adalah produksi uap tiap jam tiap m2 dari
luas panas penguapan untuk kapasitas kecil 10 kg/ jam m 2 dan
kapasitas besar 60 Kg/ jam m2.
6. Randemen termis dari boiler adalah perbandingan antara jumlah
kalor yang diserap oleh boiler untuk penguapan dengan jumlah
kalor yang diberiknan bahan bakar/jam.
2.8.Persiapan Pengoperasian Boiler
Dalam persiapan pengoperasian boiler yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Pemeriksaan air yang ada di tandon
Pemeriksaan air yang ada di dalam tandon perlu dilakukan karena
supply air dalam boiler berasal dari air yang ada di dalam tandon.
Untuk di PPNS ITS menggunakan tandon atas sehingga air yang
akan masuk kedalam boiler dapat mengalir secara gravitasi ke dalam
boiler. Dan dapat terus menyuplay air ke dalam boiler saat level air
dalam boiler menunjukkan minimnya iar di dalam sehingga daoat
menghindari kerusakan boiler ataupun meledaknya boiler.
2. Pemeriksaan air di Feed Water Tank
Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk mengetahui persedian air yang
ada di dalam FWT.
3. Pemeriksaan air yang ada di dalam boiler lewat Sight Glass
4. Pemeriksaan Bahan bakar
5. Pemeriksaan Listrik (Power Supply)
6. Pengaturan Valve
7. Start
Dalam proses pengoperasian boiler yang juga harus diperhatikan
adalah kualitas air yang akan digunakan sebagai feed water ke dalam
boiler. Karena air yang akan digunakan dalam boiler apabila tidak diolah
terlebih dahulu dapat menyebabkan korosi pada boiler. Dan hal ini dapat
menyebabkan turunnya performance (efisiensi) boiler. Korosi ini timbul
akibat bereaksinya H2O dengan FeC yang membentuk CO yang dapat
menimbulkan korosi. Korosi ini juga dapat menyebabkan penipisan logam

baik pada boiler ataupun saluran-saluran yang ada sehingga sangat


berbahaya sekali jika itu terjadi karena dapat menyebabkan hal-hal yang
tidak diinginkan seperti peledakan ataupun kebakaran dan lain sebagainya.
2.9.Proses Pengolahan Air Feed Water
Proses pengolahan (Treatment) air yang akan di gunakan sebagai
feed water adalah sebagai berikut, air PDAM dari tandon atas turun secara
gravitasi dan masuk kedalam Feed Water Tank (FWT) ketika Va dibuka.
Tetapi terlebih dahulu air PDAM tersebut masuk kedalam Softener.
Softener ini berfungsi untuk melunakkan air bahan baku bolier. Setelah itu
air tersebut akan mengalir masuk kedalam Feed Water Tank (FWT). Air
bahan baku boiler yang ada di dalam FWT harus ditreatment lagi untuk
menghilangkan mineral-mineralnya dan oksigen yang terkandung, yaitu
dengan menambahkan larutan Dosage atau larutan Housemen dengan cara
di-injectsikan. Baru setelah FWP diaktifkan dan Vb dan Vc dibuka maka air
bahan baku boiler yang telah ditreatment yang berada di FWT dapat
dialirkan masuk kedalam boiler.
Ada juga beberapa sistem treatment air bahan baku boiler yang
menggunakan Demin. Demin atau Demineralisasi digunakan untuk
menghilangkan mineral-mineral yang ada di dalam boiler, yaitu dengan
menggunakan Resin (pasir kering), Anion yang berupa (NaOH), Kation
yang berupa (HCl) dan penggunaan Mixbed.
Yang digunakan sebagai parameter air bahan baku boiler untuk
menghindari korosi atau untuk meningkatkan performance boiler, yaitu
dengan :

pH

Hardness

Conductivity

Kandungan Clorate (Cl)

Kandungan Silica, dll

2.10. Pengoperasian Boiler


1. Feed Water to the boiler atau air pengisian ke boiler
Buka semua kran air pengisian dari tangki cascade ke boiler begitu juga
dengan ventilasi udara dari feed pump dan sistemnya.
Nyalakan sumber tebaga dari boiler.
Pindahkan pompa pengisian dari manual ke otomatis. Juga pilih pompa
pengisian No.1 atau No.2.
Tekan tombol untuk pengoperasian pompa pengisian dan pastikan pilot
lamp menyala, pilot lamp menyala untuk level air rendah juga buzzer
alarm level air rendah.
Pastikan motor pompa pengisian berjalan dengan halus dan panasnya
tidak berlebihan.
Pastikan compound gauge dan pressure gauge bekerja dengan normal
Cek sistem pipa dari kebocoran.
Hidupkan stop switch untuk alarm buzzer level air rendah.
2. Ventilasi udara dari sirkulasi bahan bakar
Buka semua kran sistem bahan bakar.
Tutup kran cock dari kran pengembalian bahan bakar, juga udara ventilasi
dari sistem bahan bakar dan pompa pengisian.
Naikkan setting dari alarm termostat suhu rendah sesuai sirkulasi dari
bahan bakar.
Pindahkan pembakaran ke pengoperasian otomatis dan pindahkan switch
pembakaran ke posisi ON.
Buka cock ventilasi udara pada pipa pengembalian bahan bakar untuk
semua pembuangan udara dari sisem.
Cek sistem bahan bakar dari kebocoran.
Pastikan motor poma bahan bakar dan fan force drop berjalan lembut dan
panasnya terkontrol.

Pastikan bahwa termometer mencatat sesuai dengan suhun pemanasan


bahan bakar dan tidak ada kebocoran saat melewati pipa nozzle.
3. Pembakaran
Jika suhu pemanasan bahan bakar sudah sesuai dan tidak ada masalah
dalam setiap unitnya, nyalakan termostat alarm pada suhu normal.
Pembuangan air setiap 35 menit.
Pembakaran mulai beberapa detik setelah lampu pilot pembakaran
menyala.
Pemeriksaan saat pembakaran
Warna, tingkat pengabutan dan stabilitas penyalaan
Warna asap, bocornya gasbuang dari sisi atas dan pelindung.
Getaran tidak normal.
Jika terjadi masalah segera hentikan pembakaran dan cek tekanan minyak,
suhu minyak, dan ujung nozzle.
Buka kran uap utama perlahan-lahan untuk mencegah ketukan air dalam
sistem.
4. Shut down atau pembuangan
Menaikan tekanan uap mendekati maksimum tekana kerja normal
Tutup kran uap utama, blow off permukaan air.
Pembakaran di nyalakan kembali, mendekati maksimum tekanan kerja
normal.
Matikan switch pembakaran, tekan pengunci penghentian pengoperasian
dan putus sumber tenaga listrik.
Tutup kran sistem pengisian, periksa level air dalam tanki cascade dari
jumblah minyak dalam tanki harian sebelum penutupan kran utama.
5. Cold starting atau jalankan pada kondisi dingin
Keyika tekanan uap jatuh pada nol atau khususnya dalam kasus ini adalah

percobaan pengoperasian atau boiler baru, perhatikan hal-hal di bawah ini


:
Sejak bagian dalam boiler dingin hindari penyalaan pembakaran tiba-tiba.
Jangan menikan tekanan uap tiba-tiba tapi ambil waktu yang baik sampai
tekanan naik ke 1 Kg/cm.
Periksa semua sistem dan lakukan tindakan yang perlu dilakukan untuk
mencegah hal-hal yamh tidak diingikan.

2.11. Pemeliharaan Boiler


Boiler yang berperan dalam proses pengubahan air menjadi uap
memerlukan perlakuan dan perawatan khusus. Masalah yang timbul pada
boiler umumnya disebabkan oleh perlakuan air umpan boiler yang tidak
memenuhi persyaratan. Untuk perawatan dan pemeliharaan boiler dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Proses Commisioning awal


Proses persiapan awal yang dilakukan baik terhadap boiler
yang baru ataupun boiler yang sudah lama adalah suatu pemeriksaan
utama yang terdiri dari proses penghilangan kerak ataupun material
asing pada boiler setelah uji hidrostatik dan pemeriksaan pada
kebocoran boiler. Ketel dioperasikan dengan cara pendidihan yang
menggunakan larutan alkali untuk menghilangkan material-material
yang mengandung minyak dan deposit-deposit yang lain. Selama
pendidihan, boiler dioperasikan pada tekanan rendah yang dijaga
setengah dari tekanan penuh. Waktu pendidihan lebih kurang 24 jam.
Untuk boiler tekanan tinggi pembersihan secara kmia dengan
mengurangi zat-zat dilakukan untuk menghilangkan kerak. Setelah
pendidihan atau pembersihan secara asam (acid cleaning) boiler
dikosongkan, diisi kembali dan dicuci dengan air segar. Boiler

kemudian siap untuk beroperasi pada tekanan uap optimal dan


menggunakan tombol pengaman.
2. Operasi pada keadaan normal dan emergency (darurat)
Pengoperasian pada keadaan normal dilakukan oleh pabrikpabrik ketel yang memerlukan pemeliharaan dan kondisi air ketel
yang baik untuk mencegah timbulnya kerak atau korosi. Untuk
memeriksa secara benar/baik perlu diperhatikan uap dan temperature
uap yang dihasilkan serta menjaga kebersihan gas. Jangka waktu
untuk memulai dan untuk pendinginan boiler setelah dimatikan,
ditetapkan dalam petunjuk manual ketel dan harus diikuti/ dipatuhi
dengan baik.
Pengoperasian pada keadaan darurat, merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan. Keadaan ini dapat berupa kesalahan
pada sediaan air umpan atau sediaan bahan bakar. Kehilangan udara
atau kesalahan pada api pembakaran. Unit boiler yang modern
dilengkapi dengan kunci pengaman yang otomatis untuk aliran
sediaan bahan bakar dan pada saat ketel berhenti beroperasi., jika
terjadi keadaan yang membahayakan.
3. Pengawasan dan perawatan
Pembersihan eksternal sering dilakukan dengan penyiaktan
dan pengaliran gas atau dengan air mengalir. Pembersihan internal
dengan air dan uap dilakukan dengan cara manual jika mungkn dan
dapat juga dengan menggunakan pembersih kimia secara otomatis
untuk ketel yang modern pada unit boiler terutama pada bagian ketel
yang tidak semuannya dapat dijangkau oleh tangan.
Pembersihan

secara

kimia

harus

dilakukan

dibawah

pengawasan supervisor. Kebanyakan asam hidroklorik digunakan


bersama-sama dengan zat kimia untuk menghilangkan kerak-kerak
yang keras. Pembersihan asam jika dibuat oleh orang yang tidak
kompeten dapat menyebabkan kelebihan zat-zat kimai pada boiler.
Setelah pencucian dengan asam, dinetralkan dengan larutan alkali

dan terakhir kali boiler dioperasikan pada pemanasan tekanan rendah


dengan larutan inert.
Pada saat ketel dihentikan uttuk periode yang lama sekitar 1
atau 2 bulan. Metode storage kering dianjurkan untuk melindungi
boiler dari serangan korosi. Ini memerlukan pembersihan dan
pengeringan yang seksama terhadap boiler dan penutup semua
lubang juga menghilangkan air dan udara diruangan boiler dan alatalat

pengukur

tekanan.

Penampang

material

penyerap

air

ditempatkan untuk membersihkan kelembapan yang rendah.


(Pedoman

Efisiensi

Energi

untuk

Industri

di

Asia

www.energyefficiencyasia.org/2010/01/20/)
Perawatan yang baik pada boiler dapat menjamin umur teknis dan
umur ekonomis yang relatif panjang. Dibawah ini di jelaskan cara-cara
perawatan boiler, bila mana dilakukan lebih sering lebih menjamin
amannya pengoperasian boiler tersebut.

Setiap 1 s/d 2 minggu :


-

Memeriksa dan membersihkan strainer (saringan), air maupun steam.

Memerika dan membersihkan pipa dan dinding batu api dari semua abu
dan kerak pembakaran yang melekat di dinding.
Memeriksa rotor (impeller) blower terutama impeller blower ID Fan atas
kemungkinan abu yang melekat.
Setiap 1 s/d 3 bulan.
-

Memeriksa dan membersihkan bagian luar dan dalam boiler.

Membersihkan bagian dalam semua water tube (pipa) dan semua header
serta drum dari scale (kerak).
-

Memeriksa roster dan menggantinya jika ada yang patah/rusak

Membersihkan semuam abu dari dalam chimney.

Diatas 1 tahun :
-

Periksa dan perawatan pada casing (dinding)

Periksa dan perawatan pada gas duct dan dust collector.

Periksa dan perawatan pada collector, peralatan dan instrument.

Periksa dan perawatan pada kerangan, cock dan piping.


Setiap 2 tahun :

Setiap 2 tahun di lakukan pemeriksaan berkala yang disaksikan oleh depnaker


setempat.

2.12.Keamanan Boiler
Secara historis, boiler adalah sumber cedera serius dan kerusakan
properti karena prinsip teknik kurang dipahami. Kerang logam tipis dan
rapuh bisa pecah, sementara jahitannya buruk dilas dikeling atau bisa
membuka, mengarah ke letusan kekerasan terhadap uap bertekanan. Ketika
air diubah menjadi uap mengembang ke lebih dari 1.000 kali volume
awalnya dan bergerak ke bawah pipa uap pada lebih dari 100 kilometer per
jam. Karena uap ini merupakan cara terbaik untuk memindahkan energi
dan panas di sekitar situs dari boiler sentral untuk tempat yang
membutuhkan, tapi tanpa pengobatan air umpan boiler yang tepat,
tanaman uap penggalangan akan menderita pembentukan kerak dan korosi.
Paling-paling, ini meningkatkan biaya energi dan dapat menyebabkan uap
berkualitas buruk, efisiensi berkurang, kehidupan tanaman lebih pendek
dan operasi tidak dapat diandalkan. Paling buruk, dapat memicu terjadinya
kerusakan fatal dan korban jiwa. Tabung boiler Collapsed atau copot juga
bisa menyemprotkan mendidih-panas uap dan asap keluar dari asupan
udara dan saluran menembak, melukai petugas pemadam kebakaran yang
memuat batubara ke dalam api ruang. Boiler sangat besar menyediakan
ratusan tenaga kuda untuk mengoperasikan pabrik berpotensi dapat
menghancurkan seluruh bangunan.

2.13. Korosi Pada boiler


a. Bentuk Korosi Pada Boiler.
Dalam bab ini akan diuraikan berbagai bentuk korosi yang terdapat pada
boiler. Korosi dapat terjadidi sisi air dan di sisi gas asap bahan. Yang di
maksud dengan korosi adalah penyentuhan yang tidak disukai pada bahan
oleh pengaruh kimia dipermukaannya. Korosi di sisi air dapat di cegah
dengan penanganan air secara baik, sedangkan korosi di sisi gas lebih
rumit. Pencegahannya terutama terletak di bidang konstruksi, dalam arti
kata dalam bentuk boiler, pola pemipaan, letak pemanas lanjut, pengaturan
suhu pendingin gas asap, dan sebagainya. Rancangan boiler masa kini
terutama di tunjukkan pada pencegahan korosi di sisi gas asap.
Terkecuali logam mulia emas, perak dan platina logam terdapat dalam
alam sebagai oksida, dalam arti kata bersenyawa dengan zat asam.
Pengolahan logam murni untuk penerapan praktis terjadi melalui proses
reduksi sebagai berikut :
MeO + R Me + RO
MeO adalah oksida logam, R sarana reduksi, Me logam dan RO oksida
sarana reduksi. Misalnya reduksi Fe2O3 dengan CO, seperti berlangsung
dalam dapur tinggi adalah sebagai berikut :
Fe2 O3 + 3CO 2Fe + 3CO2
Walaupun kebanyakan logam tidak dalam bentuk murnimnya tetapi di
terapkan sebagai paduan, logam akan mencoba kembali ke bentuk asalnya
yaitu oksida. Karena itu oksida dianggap sebagai gejala alami.
Pemberantasannya setiap tahun membutuhkan biaya yang sangat besar
untuk perbaikan dan sarana pemberantasan di satu pihak dan rugi bahan di
lain pihak. Korosi dapat di bagi dalam arti manifestasinya, yaitu :
Penyentuhan di seluruh permukaan.
Penyentuhan setempat (pembentukan kubangan, lekukan).
Garis antar kristal, yaitu penyentuhan di batas-batas kristal pada atau dekat
bawah permukaan.
Bagian lain adalah menurut mekanisme korosi :
Korosi kimia murni.
Koroso elektro kimia
b. Penyebab Korosi Pada Boiler

1. Pengkorosian disebabkan oleh air boiler


Korosi akan terjadi pada bagian dimana air di uapkan secara terus-menerus
bila corong asap di atas ruang pembakaran dan menunjukkan pipa air
menuju ruang pembakaran, saat beberapa korosi terjadi segera atasi
dengan reaksi kimia, ketika reaksi berlangsung cepat maka korosi terjadi
tidak sampai mengakar. Jika, bagaimanapun melakukan pencucian dengan
reaksi kimia akan memperlambat terjadinya korosi. Beberapa penyebab
terjadinya korosi adalah kelalaian dalam blow off, tidak bersihnya
pembersihan dalam boiler, tidak cukupnya sirkulasi air boiler dan
pemakaian berlebihan.
2 .Korosi yang di sebabkan oleh zat-zat lain
a. Reaksi gas dalam air boiler
Besi berkarat atau berkorosi akibat terendam dalam air atau suhu yang
tinggi dan pemakaian bahan yang mudah korosif. Dalam kasus ini
terkandungnya oksigen dalam penyediaan air sangat bagus untuk
pengubangan atau pelubangan, kejadian ini bagian dalam ruangan uap
dimana kurangnya pergantian air, jalannya air dari drum boiler dan pipapipa, pipa air dan economiser. Asam karbon hasil dari karbon dioxida
ketika pelarutan dalam air dan bereaksi dengan besi untuk menghasilkan
karbon besi. Karbon besi bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan
oksida besi kedua. Sejak proses reaksi ini berlangsung di mana karbon
dioksida terbebaskan, dengan demikian mempercepat siklus pengkorosian
lainnya.
b. Korosi oleh alam
Satu bagian dari pengubangan atau pelubangan, perluasan area
pengkorosian di sebabkan oleh terpisahnya asam-asam dalam air boiler
dan terpisahnya asam besar/gemuk dari binatang atau tanaman tenunan
dalam air boiler.
c. Korosi oleh garam
Korosi magnesium klorida pada boiler terjadi sampai berakar. Keadian ini
karena terpisahnya hasil asam hidroklorik dalam air boiler dan ini tidak
berhenti dalam pelubangan tapi berhenti dalam bentuk karat skala ikan
melakukan perluasan, dimana sering terjadi dalam bagian-bagian
menunjukkan untuk kuatnya panas dimana gelembung-gelembung udara
sukar untuk di lepaskan.
d. Korosi oleh uap panas yang nerlebihan.
Uap adalah pemisah dalam hidrogen dan oksigen ketika suhu dari
permukaan baja naik menjadi 400 degrees centrigrade atau lebih tinggi.

Oksigen adalah pengkorosi bagian penampang baja.


D. AIR BOILER DAN AIR PENGISI BOILER
a. Pengertian air boiler dan air pengisi boiler
Kita memerlukan air yang sangat murni untuk mengisi boiler dan untuk
menambah akibat dari kebocoran yang terjadi dalam peredaran lingkar
yaitu memanaskan menguap mengkondensasi dengan maksud
memberi energi. Untuk maksud ini berbagai pesawat terdapat dalam
peredaran lingkar yaitu ketel uap turbin kondensor dan pesawat
bantu lainnya seperti pompa, pemanas muatan, pemanas bahan bakar dan
sebagainya.
Selama peredaran lingkar terdapat rugi air 2%, rugi ini harus di ganti. Di
kapal laut, hal ini di lakukan degan penguapan air laut. Uap di kondensasi
lagi dan sebagai air suling di simpan dalam tanki persediaan, dari tanki ini
di masukkan kembali dalam peredaran lingkar tetapi masih banyak kapal
mengambil persediaan air pengisi boiler dari darat.
Jadi pengertian dari air pengisi boiler adalah air yang di sediakan untuk
menambah air boiler yang telah hilang dalam peredaran lingkar.
Sedangkan air boiler adalah air yang telah ikut atau mengalami peredaran
dalam siklus terjadinya uap, hingga di kondensasi, dan jadi uap lagi.
b. Syarat air pengisi boiler
Pada prinsipnya air pengisi harus memenuhi beberapa syarat, yaitu :
Sejauh mungkin gas O2 dan CO2 terbatas, yang terlarut dalam air boiler
menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi terhadap logam atau pipa besi
pada boiler.
Kadar garam dapur (NaCl dan Na2SO4) serendah mungkin sebab garam
ini menyebabkan air boiler mendidih.
Jika air pengisi boiler terjadi endapan, maka harus dalam keadaan yang
dapat di keluarkan dari boiler.
Air pengisi harus bersifat tidak agresif pada besi, cenderung Ph ke arah
basa.
c. Penanganan air boiler dan air pengisi boiler
1. Pelunakan thermis pada air pengisi boiler
Hal ini dilakukan di luar boiler di dalam apa yang di sebut deaerator,
pembuang gas atau pembuang angin. Sebuah alat pemanas muka campur,
di mana kondensat di campur dengan uap. Suhu campuran kira-kira 110C.
Bikarbonat diuraikan sebagai berikut :

Ca(HCO3)2 + Q CaCO3 + H2O + CO2


Mg(HCO3)2 + Q Mg(OH)2 + 2CO2
CaCO3 dan Mg(OH)2 sebagai lumpur halus oleh air di bawa ke dalam
boiler. Dengan zat-zat lainnya dalam air boiler di coagulasi menjadi
lumpur halus mengambang yang dengan mudah dapat di kuras.
2. Pelunakan kimia pada air boiler
Setelah pelunakan thermis, kekerasan sementara hilang, berarti bahwa ion
Ca++ dan Mg++ yang terikat pada HCO3 hilang, kini dalam air masih
ada Na++, SO4 dan Cl. Ca++ dan Mg++ harus terikat sedemikian rupa
sehingga zat yang tidak menghasilkan endapan yang membahayakan (batu
boiler) dan mudah dapat di kuras. Untuk pelunakan kimia ini dapat di
pergunakan Na2Co3 (soda), Na2Co3 dalam keadaan tertentu terurai
sebagai berikut :
Na2CO3 2Na+ + Co3
Dalam boiler timbul CO2 yang tidak dikehendaki, sedangkan Ph air naik,
karena ion-ion H+ di tarik dari air juga di pertahankan adanya kelebihan
PO4 sebanyak 15 s/d 25ppm PO4. Pada kelebihan PO4 tidak ada lagi
Ca++ karena diubah menjadi :
2PO4 + 3Ca++ Ca3(PO4)2
Fosfat kalsium tudak larut dan di singkirkan pada aktu pengurasan.
Pelunakan air di katakan di bawah kontrol apabila di pertahankan
kelebihan PO4 tertentu untuk Ca++ dan Ph tertentu untuk Mg++, juga
karena alasan lain bahwa air boiler mempunyai Ph tertentu (korosi).
Pelunakan air perlu karena pada kondensor yang agak bocor Ca++ dan
Mg++ masuk ke dalam sistem air pendingin. Dengan ini suplai Ca++ dan
Mg++ masuk ke dalam sistem.

BAB III
KESIMPULAN

Dari laporan yang telah disusun, dapat ditarik kesimpulan bahwa


boiler adalah pesawat yang berfungsi untuk menghasilkan uap. Dengan
kata lain adalah boiler merupakan bagian dari pesawat uap. Uap yang
dihasilkan dari boiler masih bersifat jenuh atau Saturated Steam. Sehingga
sebelum melakukan pengoperasian sebaiknya melakukan pengecekan
terhadap safety equipment yang ada untuk melindungi boiler terhadap
bahaya tekanan tinggi yang dihasilkan ketika pengoperasian boiler.

DAFTAR PUSTAKA
G.Cusson Ltd. Kalorimeter Instructioanal Manual Hand Book England 1
December 1986, 2 march 1987.
Maridjo Petunjuk Praktikum Mesin Konversi Penerbit Pusat Pengembangan
Pendidikan Politeknik, Bandung 1995.
M.J. Djokosetyadjo Ketel Uap PT Pradnya Paramita, Jakarta 1999.
http://artikel-teknologi.com/prinsip-kerja-kondensor/
https://www.academia.edu/8451928/laporan_praktikum_boiler

Anda mungkin juga menyukai