HP (WA) : 081310122022
Email : i.purwoto@gmail.com
AVE 1938
PUIL 1964
Peraturan PUIL 1977
KHUSUS B Peraturan PUIL 1987
KHUSUS B Peraturan
04/78 Peraturan
04/88
PUIL 2000
SNI 225 1987
SNI 04-0225-2000
PERATURAN K3 LISTRIK DI TEMPAT
KERJA
• Undang-Undang No. 1 tahun
1970 tentang Keselamatan
Kerja
– Pasal 3 (1) huruf q (objective)
Dengan peraturan
perundangan ditetapkan
syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
q. Mencegah terkena aliran
listrik berbahaya
Pelaksanaan K3 Listrik di Tempat
Kerja
• Kewajiban Pengusaha untuk melaksanakan K3
Listrik di tempat kerja
• Pelaksanaan K3 Listrik bertujuan untuk:
– Melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
dan orang lain yang berada di dalam lingkungan
tempat kerja dari potensi bahaya listrik;
– Menciptakan instalasi listrik yang aman, handal dan
memberikan keselamatan bangunan beserta sisinya;
– Menciptakan tempat kerja yang selamat dan sehat
untuk mendorong produktivitas
Persyaratan K3 Listrik
• Pelaksanaan K3 Listrik merupakan persyaratan K3
yang meliputi:
– Perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan,
pemeliharaan
– Pemeriksaan dan pengujian
• Persyaratan K3 Listrik dilaksanakan pada kegiatan:
– Pembangkit listrik
– Transmisi listrik
– Distribusi listrik
– Pemanfaatan listrik
Yang beroperasi dengan tegangan lebih dari 50 volt arus
bolak balik atau 120 volt arus searah
Standarisasi K3 Listrik
• Kegiatan perencanaan, pemasangan,
penggunaan, perubahan dan pemeliharaan yang
dilaksanakan pada kegiatan pembangkit,
transmisi, distribusi dan pemanfaatan listrik,
wajib mengacu kepada standar bidang kelistrikan
dan ketentuan perundang-undangan;
• Dilakukan terhadap instalasi, perlengkapan dan
peralatan listrik;
• Standar bidang kelistrikan meliputi:
– Standar Nasional Indonesia
– Standar Internasional
– Standar Nasional Negara lain yang ditetapkan oleh
Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik
Tenaga Kerja bidang Kelistrikan
• Perencanaan, pemasangan, perubahan dan
pemeliharaan dilakukan oleh:
– Ahli K3 bidang Listrik pada perusahaan, atau
– Ahli K3 bidang Listrik pada PJK3
• Dalam hal kegiatan yang dilaksanakan berupa
pemasangan pada pembangkit, transmisi,
distribusi dan pemanfaatan listrik dilakukan
oleh:
– Teknisi K3 Listrik pada perusahaan, atau
– Teknisi K3 Listrik pada PJK3
Ahli K3 Listrik
• Untuk perusahaan
yang memiliki
pembangkit listrik
lebih dari 200 Kilo
Volt-Ampere wajib
mempunyai Ahli K3
Listrik;
Kewajiban Ahli K3
Permen No. 12 tahun 1992
• Ahli K3 wajib:
– Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan
perundang-undangan K3 sesuai dengan bidang yang
ditentukan dala keputusan penunjukannya;
– Memberikan Laporan kepada Menteri Tenaga Kerja
atau Pejabat yang ditunjuk mengenai hasil
pelaksanaan tugas dengan ketentuan sebagai berikut:
• Untuk Ahli K3 di tempat kerja 1 kali dala, 3 bulan, kecuali
ditentukan lain
• Untuk Ahli K3 di PJK3, setiap saat setelah selesai melakukan
kegiatan
– Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia
perusahaan/instansi yang didapat berhubungan
dengan jabatannya
Kewenangan Ahli K3
• Ahli K3 berwenang untuk:
– Memasuki tempat kerja sesuai dengan keputusan
penunjukan;
– Meminta keterangan dan/atau informasi mengenai
pelaksanaan syarat-syarat K3 di tempat kerja sesuai
dengan keputusan penunjukannua
– Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa,
mengevaluasi dan memberikan persyaratan serta
pembinaan K3 yang meliputi
• Keadaan dan fasilitas tenaga kerja
• Keadaan mesin-mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi serta
peralatan lainnya
• Penanganan bahan-bahan
• Proses Produksi
• Sifat Pekerjaan
• Cara Kerja
• Lingkungan kerja.
Peraturan terkait dengan Tenaga Kerja
bidang Listrik
• Ahli K3 Listrik:
Permen No. 12 tahun 2015 jo Kepdirjen No. Kep.
47/PPK&K3/VIII/2015
• Teknisi Listrik
Permen No. 12 tahun 2015 jo Kepdirjen No. Kep.
48/PPK&K3/VIII/2015
• Teknisi Lift yang terdiri dari Penyelia,
Pemasangan, Teknisi Pemeliharaan, Teknisi
Penyetel dan Penyelia Operasi
Kepdirjen No. Kep. 407/BW/1999
Pemeriksaan dan Pengujian
• Pemeriksaan merupakan kegiatan penilaian dan
pengukuran terhadap instalasi, perlengkapan dan
peralatan listrik untuk memastikan terpenuhinya
standar bidang kelistrikan;
• Pengujian merupakan kegiatan penilaian, perhitungan,
pengetesan dan pengukuran terhadap instalasi,
perlengkapan dan peralatan listrik untuk memastikan
terpenuhinya standar bidang kelistrikan;
• Pemeriksaan dan pengujian wajib dilakukan pada
perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan
dan pemeliharaan untuk kegiatan pembangkitan,
transmisi, distribusi dan pemanfaatan listrik
SUMBER BAHAYA LISTRIK
ARUS KEJUT
PANAS
MEDAN LISTRIK
BAHAYA LISTRIK
• Dampak arus listrik bagi tubuh manusia:
– Gagal kerja jantung
– Gangguan pernafasan
– Kerusakan sel
– Terbakar
• Tiga faktor penentu tingkat bahaya listrik:
– Tegangan
– Arus V SEGITIGA
– Tahanan HUKUM OHM
I R
Sengatan Listik
• Proses terjadinya sengatan listrik
– Sentuhan langsung
– Sentuhan tidak langsung
• Tiga Faktor penentu keseriusan akibat sengatan
listrik
Voltage/Kekuatan listrik (beda potensial)
Amper (Arus Listrik)
Type Arus/jenis aliran (searah/bolak-balik)
Lama Kontak == banyaknya energi yang terserap
Daerah / bagian tubuh yang kontak (Tahanan)
Jalan Arus
Banyaknya Jaringan Resistance
Kandungan Air Dalam Jaringan
Kondisi phisik dan kejiwaan (perubahan tahanan)
Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal
bertegangan
25
Iman Purwoto, ST, MT, IPM
Telp. : 0813-1012-2022
Email : i.purwoto@gmail.com