Anda di halaman 1dari 58

PEMBELAJARAN OPERASIONAL BOILER CLASS 2`

UU TENTANG K3 ,BOILER
DAN REGULASI KETENAGA LISTRIKAN

OLEH SANTOSO BUDI

santoso budi,fak tek mesin UNTIRTA, HP 08129589918,


Email santosobud@yahoo.com
CURICULUM VITAE
Nama : Santoso Budi
Tgl,tempat lahir : 22 Oktober 1954, Jogjakarta
Pekerjaan : PT . Indonesia Power ( purna bhakti )
Dosen : UNTIRTA Banten
Instruktur UDIKLAT Suralaya
Ka Komite Akreditasi LPK Propinsi Banten

Pendidikan Formal :
• Sekolah Teknik Mesin
• Poly Teknik ITB Bandung
• Teknik Mesin UGM Jogjakata

Pendidikan/kursus non formal :


• Maintenance Conveyor System tahun 1996, Samsung, Korea Selatan
• Electro Static Presipitator tahun 2007, Denmark
• Electrode Wire & EP Mechanism tahun 2007, Swedia
• Continous Ship Unloader Krupp tahun 2007, Guang Zho China
• Swirl Unloader Mac GREGOR tahun 2007, Filipina
• Boiler Plasma Ignition System 2008, Yantai, China
• Steam Power Plant 600 Mga Watt 2009, Nancang, China

santoso budi,fak tek mesin UNTIRTA, HP 08129589918,


Email santosobud@yahoo.com
UU tentang K3 dan Ketel Uap
Pengertian
1. K3 singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Ketel Uap sering disebut Boiler adalah seperangkat
peralatan yang berfungsi menghasilkan Uap dari bahan
baku air

Undang- undang yang mendasari hal-hal Boiler

UU No.1 Tahun 1970 pasal 3. Pengawasan tidak hanya pada produk


namun diawali dari proses produksi atau pembuatan pesawat uap
dan bejana tekan yang banyak dilakukan proses pengelasan,
pengujiaan produk hingga penerbitan ijin pemakaian pesawat uap
dan bejana tekan.
Tujuan K3 secara filosofi
Tujuan K3 secara filosofi bahwa K3 ditujukan untuk menjamin
kesempurnaan jasmani dan rochani tenaga kerja serta hasil
karya dan budayanya.
Oleh karena itu keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan
untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, dan menjamin :
1). Bahwa setiap tenaga kerja dan orang lainnya ditempat kerja
dalam keadaan selamat dan sehat,
2). Bahwa setiap sumber produksi dipergunakan secara aman
dan efisien,
3). Bahwa proses produksi dapat berjalan lancar.
Tujuan K3 secara umum
Secara umum tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah
untuk mencegah atau mengurangi kejadian insiden/kecelakaan
yang merugikan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tujuan
umum dari program keselamatan dan kesehatan kerja adalah
meliputi :
a. Kemanusiaan, mencegah cidera atau kematian
b. Ekonomi, mencegah kerusakan harta, mencegah
pemborosan biaya, meningkatkan moral kerja pegawai dan
produktivitas perusahaan.
c. Sosial, memenuhi tanggung jawab perusahaan untuk ikut
menjaga kelestarian lingkungan, kesejahteraan dan
ketentraman masyarakat, serta memenuhi peraturan/hukum
yang berlaku.
Program keselamatan
Program keselamatan dibagi :
a. Tujuan jangka pendek
Yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah keselamatan kerja
yang ada pada saat ini, terutama yang membutuhkan penanganan segera,
seperti misalnya Menemukan bahaya yang ada dalam pabrik atau house
keeping ds.

b. Tujuan jangka panjang


Yang berbentuk usaha untuk memudahkan usaha keselamatan kerja
kedalam kegiatan produksi serta menjaga kesinambungan. Jika tujuan ini
dapat dicapai, maka bukan hanya kecelakaan/incident saja yang dapat
dicegah, tetapi akan diperoleh juga keuntungan ekonomis dalam bentuk
peningkatan gairah kerja,penghematan dana akibat kerusakan barang,
peningkatan effisiensi dan produktivitas perusahaan.
REGULASI KETEKNIKAN
DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN

Oleh Ir. PAHALA LINGGA

DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN KETENAGALISTRIKAN


DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
INSTALASI PENYEDIAAN DAN
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
REGULASI KETEKNIKAN SEKTOR KETENAGALISTRIKAN
 Peraturan Perundang-undangan
 Standar Peralatan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik
 Standar Kompetensi
 Baku Mutu Lingkungan
 Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000
 Inspeksi Ketenagalistrikan
 Sanksi-sanksi

Instalasi Tenaga Listrik


- Aman
- Andal
- Akrab Lingkungan

•Usaha Penyediaan •Usaha PenunjangTenaga Listrik


Tenaga Listrik
Usaha Jasa Penunjang Industri Penunjang
Tenaga Listrik Tenaga Listrik

•Tenaga Teknik yang Kompeten dan Bersertifikat


REGULASI SEKTOR KETENAGALISTRIKAN
UU No. 15/1985 tentang Ketenagalistrikan;
PP No. 10/1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga
Listrik, PP No. 3/ 2005 tentang Perubahan Atas PP No.10/1989 jo PP
No. 26/2006 tentang Perubahan Kedua Atas PP No.10/1989;
Permen ESDM Nomor 0045 Tahun 2005 tentang Instalasi
Ketenagalistrikan, Permen ESDM No. 0046 Th 2006 tentang
Adendum Permen ESDM No.45 tahun 2005
Kepmen ESDM nomor 1109K/30/MEM/2005 tentang penunjukan
KONSUIL
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0027 Tahun
2005 Tentang Tata Cara Pembubuhan Tanda SNI dan Tanda
Keselamatan;
UU NO. 15 TAHUN 1985
Pasal 15, ayat (1)
Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dan Pemegang
Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk kepentingan umum
wajib:
a. menyediakan tenaga listrik;
b. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada
masyarakat;
c. memperhatikan keselamatan kerja dan keselamatan
umum.

Pasal 17
Syarat-syarat penyediaan, pengusahaan, pemanfaatan,
instalasi, dan standardisasi ketenagalistrikan diatur oleh
Pemerintah.
UU NO. 15 TAHUN 1985
Pasal 18

(1) Pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan


umum terhadap pekerjaan dan pelaksanaan usaha
ketenagalistrikan.

(2) Pembinaan dan pengawasan umum sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) terutama meliputi keselamatan
kerja, keselamatan umum, pengembangan usaha, dan
tercapainya standardisasi dalam bidang ketenaga-
listrikan.
PP NO. 3 TAHUN 2005 jo PP No.26 Tahun 2006
Tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 1989
PASAL 21
• Setiap usaha penyediaan tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan keselamatan
ketenagalistrikan

• Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan meliputi:


- Standardisasi,
- Pengamanan Instalasi TL,
- Pengamanan Pemanfaat TL
untuk mewujudkan A3 (Aman,Andal dan Akrab lingkungan)

• Pekerjaan didalam instalasi ketenagalistrikan untuk penyediaan dan


pemanfaatan tenaga listrik harus dikerjakan oleh Badan Usaha Penunjang
Tenaga Listrik yang disertifikasi oleh lembaga sertifikasi yang terakreditasi

• Dalam hal di suatu daerah belum terdapat Badan Usaha Penunjang Tenaga
Listrik yang telah disertifikasi, (Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota) sesuai
kewenangannya dapat menunjuk Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik

• Dalam hal belum ada lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi, (Menteri,
Gubernur atau Bupati/Walikota) sesuai kewenangannya dapat menunjuk
lembaga sertifikasi
PP NO. 3 TAHUN 2005 jo PP No.26 Tahun 2006
Tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 1989 (sambungan..)
PASAL 21

• Setiap usaha penyediaan tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan


keselamatan ketenagalistrikan

• Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan meliputi:


- Standardisasi,
- Pengamanan Instalasi TL, untuk mewujudkan A3
- Pengamanan Pemanfaat TL

• Pekerjaan instalasi ketenagalistrikan untuk penyediaan dan pemanfaatan


tenaga listrik harus dikerjakan oleh Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik
yang disertifikasi oleh lembaga sertifikasi yang terakreditasi

• Dalam hal di suatu daerah belum terdapat Badan Usaha Penunjang Tenaga
Listrik yang telah disertifikasi, Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai
kewenangannya dapat menunjuk Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik

• Dalam hal belum ada lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi, Menteri,
Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dapat menunjuk
lembaga sertifikasi
PP NO. 3 TAHUN 2005 jo PP No.26 Tahun 2006
Tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 1989 (sambungan..)

PASAL 21

• Pemeriksaan dan pengujian instalasi penyediaan dan instalasi


pemanfaatan TT dan TM dilaksanakan oleh lembaga inspeksi
teknik yang diakreditasi

• Pemeriksaan instalasi pemanfaatan TR oleh lembaga inspeksi


independen yang sifat usahanya nirlaba

• Pemeriksaan instalasi TR yang dimiliki oleh konsumen TT dan atau


TM dilakukan oleh lembaga inspeksi teknik yang diakreditasi

• Setiap tenaga teknik yg bekerja dalam usaha ketenagalistrikan


wajib memiliki sertifikat kompetensi

TT = tegangan tinggi
TM = tegangan menengah
TR = tegangan rendah
PP NO. 3 TAHUN 2005 jo PP No.26 Tahun 2006
Tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 1989 (sambungan..)
PASAL 22

• Instalasi ketenagalistrikan harus sesuai dengan Standar


Nasional Indonesia bidang ketenagalistrikan.
• Setiap instalasi ketenagalistrikan sebelum dioperasikan
wajib memiliki sertifikat laik operasi.

Ketentuan mengenai perencanaan, pemasangan,


pengamanan, pemeriksaan, dan pengujian serta uji laik
operasi instalasi ketenaga-listrikan diatur dengan
Peraturan Menteri No. 0045 Tahun 2005 tentang Instalasi
Ketenagalistrikan, dan Peraturan Menteri No. 0046 Tahun
2006 tentang Perubahan Permen 0045 Tahun 2005
OBYEK REGULASI TEKNIK
- Instalasi Tenaga Listrik milik Usaha Penyediaan Tenaga
Listrik (BUMN, BUMD, Swasta, Koperasi, Swadaya
Masyarakat dan Perorangan atau Lembaga Negara
lainnya)

- Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik milik Pelanggan


TT, TM dan TR

- Industri Penunjang Tenaga Listrik (produsen peralatan


dan pemanfaat tenaga listrik)

- Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (konsultan,


kontraktor, Jasa Inspeksi dll)

- Tenaga Teknik Bidang Ketenagalistrikan


SERTIFIKASI BIDANG KETENAGALISTRIKAN

1. Sertifikasi Peralatan Tenaga Listrik Permen ESDM No. 0027 Tahun 2005
tentang Tatacara Pembubuhan
2. Sertifikasi Pemanfaat Tenaga Listrik Tanda SNI dan Tanda Keselamatan

3. Sertifikasi Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik


– Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik
– Instalasi Transmisi Tenaga Listrik
– Instalasi Distribusi Tenaga Listrik Permen ESDM No. 0045 Tahun
2005 dan Perubahannya
4. Sertifikasi Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
– Instalasi Pelanggan Tegangan Tinggi
– Instalasi Pelanggan Tegangan Menengah
– Instalasi Pelanggan Tegangan Rendah

5. Sertifikasi Tenaga Teknik SK Dirjen Listrik dan Pemanfaatan EnergiNo.


1898/40/600.4/2001 tgl 21 Maret 2001 tentang Tata Cara
Sertifikasi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
INSTALASI TENAGA LISTRIK
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
No. 0045 Tahun 2005 TENTANG INSTALASI KETENAGALISTRIKAN

PASAL 7 ayat (1)


Instalasi penyediaan tenaga listrik :
• selesai dibangun dan dipasang,
• direkondisi, dilakukan perubahan kapasitas, atau
• dilakukan relokasi
wajib dilakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap kesesuaian dengan
ketentuan standar yang berlaku.

PASAL 11 ayat (1)


Instalasi pemanfaatan tenaga listrik yang telah selesai dibangun dan dipasang
wajib dilakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap kesesuaian dengan
standar yang berlaku.

Pasal 11 ayat (5)


Pemeriksaan dan pengujian instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen
tegangan rendah dilakukan oleh lembaga inspeksi independen yang sifat
usahanya nirlaba dan ditetapkan oleh Menteri.
MASA BERLAKU SERTIFIKAT LAIK OPERASI
INSTALASI TENAGA LISTRIK

MASA BERLAKU
JENIS INSTALASI TENAGA LISTRIK
(TAHUN)

Instalasi pembangkit tenaga listrik 5

Instalasi transmisi dan distribusi tenaga


10
listrik

Instalasi pemanfaatan tenaga listrik


15
konsumen TT dan TM

Instalasi pemanfaatan tenaga listrik


15
konsumen TR
KONSUIL
• Dasar Hukum : Kepmen ESDM
No.1109K/30/MEM/2005 tentang penunjukan
KONSUIL sebagai lembaga pemeriksa instalasi
pemanfaatan konsumen tegangan rendah
• Tugas : Melaksanakan pemeriksaan instalasi
pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan
rendah dan menerbitkan Sertifikat Laik Operasi
• Cakupan : Instalasi pemanfaatan konsumen
tegangan rendah daya 450 s.d 197 kVA
PERALATAN DAN PEMANFAAT TENAGA LISTRIK
PERATURAN MENTERI ESDM No. 0027 Tahun 2005
TENTANG TATA CARA PEMBUBUHAN TANDA SNI DAN
TANDA KESELAMATAN
PASAL 2
• Setiap peralatan tenaga listrik yang SNI-nya diberlakukan
sebagai SNI Wajib harus dibubuhi tanda SNI setelah
mendapatkan sertifikat produk
• Setiap pemanfaat tenaga listrik yang SNI-nya diberlakukan
sebagai SNI Wajib harus dibubuhi tanda Keselamatan
setelah mendapatkan sertifikat produk

PASAL 5
Peralatan atau pemanfaat tenaga listrik produk impor yang
tidak mempunyai tanda SNI atau tanda keselamatan dapat
diperjualbelikan dengan dibubuhi tanda kesesuaian produk
setelah mendapatkan sertifikat kesesuaian produk
DAFTAR SNI WAJIB YG DIBERLAKUKAN
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

No. Nama Produk No SNI Dasar Peraturan

1 Pemutus Sirkit Mini SNI 04-6507.1- Permen No.009 Th 2007


(Mini Circuit Breaker) 2002/Amd1-2006

2 Tusuk-kontak & Kotak- SNI 04-3892.1-2006 Permen No.012 Th 2007


kontak
(Plugs and Sockets)
3 Saklar SNI 04-6203.1-2006 Permen No.010 Th 2007
(Electric Switch)

4 Kipas Angin SNI 04-6292.80- Permen No.011 Th 2007


(Electric Fans) 2006

5 Persyaratan Umum SNI 04-6292.1-2003 Permen No.38 Th 2005

6 Frekuensi SNI 04-1922-2002 Permen No.34 Th 2005


(50 Hz)
7 PUIL 2000 SNI 04-0225-2000 Kepmen No.2046 Th
2001
Produk Peralatan dan Pemanfaat Tenaga Listrik
Yang Telah Memperoleh Sertifikat Produk

Peralatan dan Pemanfaat


Merk yang Sudah SNI
Tenaga Listrik
MERLIN GERIN, CHINT, ABB, LIKON, HAGER,
MCB SHUKAKU, MASKO, HYUNWOO, ELITECH, VYBA,
MASKO
NATIONAL, MERTEN, CLIPSAL,BROCO, HAGER,
KOTAK-KONTAK
LEGRAND, GP, VYBA
STANDARD, NIYOKU, CABLEX SENTOSA, ,
TUSUK-KONTAK
LEGRAND, EWINDO
NATIONAL, MERTEN, CLIPSAL,BROCO, HAGER ,
SAKLAR
LEGRAND, GP, VYBA, MK, GB GEBRO

MASPION, COSMOS, UCHIDA, NLG, SANKEN,


KIPAS ANGIN
MIYAKO
USAHA PENUNJANG
KETENAGALISTRIKAN
KEBIJAKAN – KEBIJAKAN
USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK SECARA UMUM

1. UU No. 15 Tahun 1985, tentang Ketenagalistrikan


2. PP No. 25 Tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga Listrik
3. PP No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 Tentang Penyediaan Dan
Pemanfaatan Tenaga Listrik
4. Kepmen P & E No. 2500.K/40/M. PE/1997 tentang Usaha Penunjang
Tenaga Listrik bidang Konsultasi, Pembangunan dan Pemasangan,
dan bidang Pemeliharaan Peralatan Ketenagalistrikan
5. Kepmen ESDM No. 1455 K/40/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Tugas Pemerintah di Bidang Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik untuk Kepentingan Sendiri, Usaha Penyediaan Tenaga
Listrik untuk Kepentingan Umum dan Usaha Penunjang Tenaga Listrik
6. Permen ESDM No. 0001 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Pekerjaan
Jaringan Dalam Keadaan Bertegangan
7. Permen ESDM No. 048 Tahun 2006 tentang Pemanfaatan Jaringan
Tenaga listrik untuk Kepentingan TELEMATIKA
SUBSTANSI USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK
Dalam pasal 21, PP No. 3 TAHUN 2005 tentang
PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
ayat (3) :
Pekerjaan instalasi ketenagalistrikan untuk penyediaan dan pemanfaatan
tenaga listrik harus dikerjakan oleh Badan Usaha Penunjang Tenaga
Listrik yang disertifikasi lembaga sertifikasi yang terakreditasi.
ayat (4) :
Dalam hal di suatu daerah belum terdapat Badan Usaha Penunjang
Tenaga Listrik yang telah disertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dapat
menunjuk Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik
ayat (5) :
Dalam hal belum ada lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai kewenanagannya dapat menunuk lembaga
sertifikasi.
Usaha Penujang Tenaga Listrik (UPTL)
1. Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik meliputi jenis
usaha :
• Jasa Konsultansi Ketenagalistrikan
• Jasa Pembangunan dan Pemasangan Instalasi
Tenaga Listrik
• Jasa Pengujian Instalasi Tenaga Listrik
• Jasa Pengoperasian Instalasi Tenaga Listrik
• Jasa Pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik
• Jasa Penelitian dan Pengembangan
• Jasa Pendidikan dan Pelatihan; dan Usaha Jasa Lain
yang Secara Langsung berkaitan dengan
Penyediaan Tenaga Listrik (a.l : Pemanfaatan
Jaringan Tenaga Listrik untuk Telematika).
2. Industri Penunjang Tenga Listrik meliputi jenis usaha :
• Industri Peralatan Tenaga Listrik; dan
• Industri Pemanfaat Tenaga Listrik.
TUJUAN USAHA PENUNJANG
TENAGA LISTRIK

• MENUNJANG USAHA PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN


TENAGA LISTRIK DALAM RANGKA PELAYANAN TENAGA
LISTRIK KEPADA MASYARAKAT SECARA MERATA

• MENJAMIN MUTU PELAYANAN TENAGA LISTRIK KEPADA


MASYARAKAT

• MENUMBUHKEMBANGKAN BADAN USAHA PENUNJANG YANG


BERKUALITAS

• MENDORONG PERTUMBUHAN AHLI SPESIALIS DI BIDANG


KETENAGALISTRIKAN (TENAGA TEKNIK YANG KOMPETEN)

• MELINDUNGI KEPENTINGAN KONSUMEM TENAGA LISTRIK DAN


PENGUSAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
PROSES IZIN BADAN USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK
(IUPTL) DAN SERTIFIKASI BADAN USAHA JASA PENUNJANG TENAGA
LISTRIK
BADAN USAHA LEMBAGA SERTIFIKASI PEMERINTAH LEMBAGA SERTIFIKASI
UJPTL BADAN UJPTL PUSAT/DAERAH PROFESI

Permohonan
Evaluasi Persyaratan
IUPTL Evaluasi Persyaratan

TIDAK
Memenuhi
Syarat? Tenaga Teknik
Bersertifikat
TIDAK YA
Memenuhi
Syarat?

YA

* Izin Usaha Penunjang


Sertifikasi & Tenaga Listrik
Registrasi
Operasional
Komersil
PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN BADAN USAHA JASA
PENUNJANG TENAGA LISTRIK NON KONSTRUKSI

• AKTE PENDIRIAN;
• NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP);
• TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP);
• DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENGURUS BADAN USAHA;
• NERACA PERUSAHAAN TAHUN YANG BARU;
• SERTIFIKAT KOMPETENSI SESUAI PEKERJAANNYA;
• SERTIFIKAT BADAN USAHA SESUAI JENIS,KLASIFIKASI DAN
KUALIFIKASI;
• DAFTAR TENAGA TEKNIK TETAP;
• SURAT KETERANGAN DOMISILI DARI INSTANSI YANG
BERWENANG;
• REKOMENDASI BANK
• DAFTAR PERALATAN KERJA DAN ALAT UKUR YANG
BERFUNGSI DENGAN BAIK
AKREDITASI
LEMBAGA SERTIFIKASI BUJPTL
PENGATURAN AKREDITASI/SERTIFIKASI
Kebijakan No. 3, 6, 7
(Sedang Proses) Kebijakan No. 1, 2, 4, 5

LEMBAGA AKREDITASI PEMERINTAH


(PUSAT/DAERAH)
KAN LPJK DJLPE
(MSTQ)* ( JK )* (JNK)* Izin Usaha

Izin
Akreditasi Kerja

LEMBAGA SERTIFIKASI

ASOSIASI ASOSIASI PERUSAHAAN LAB.


BADAN USAHA
PROFESI PERUSAHAAN INSPEKSI TEKNIK UJI

Sertifikasi Produk
INDUSTRI PENUNJANG
TENAGA LISTRIK (IPTL)

Sertifikasi Instalasi USAHA PENYEDIAAN


TENAGA LISTRIK (UPL)
Sertifikasi Perusahaan
USAHA JASA PENUNJANG
TENAGA LISTRIK (UJPTL)

Sertifikasi Personil

*) Keterangan:
TENAGA TEKNIK
MSTQ : Metrology, Standard, Testing & Quality
JK : Jasa Konstruksi Listrik
JNK : Jasa Non Konstruksi Listrik
KAKK : Komisi Akreditasi Kompetensi Ketenagalistrikan
PROSES PERMOHONAN AKREDITASI
ASOSIASI PERUSAHAAN JASA UPTL (JASA NON
KONSTRUKSI)

KOMISI AKREDITASI
Disampaikan
kepada
Penyampaian LULUS
rekomendasi
Penyampaian Tim Penilai
Permohonan Pemberian
Akreditasi Pengkajian Tim Pelaksana Akreditasi
Penilaian
Teknis

LULUS/TIDAK LULUS

ASOSIASI PERUSAHAAN JASA NON KONSTRUKSI LEMBAGA SERTIFIKASI JASA NON KONSTRUKSI
KAK (KOMITE AKREDITASI KETENAGALISTRIKAN)
NON KONSTRUKSI

KAK

ASOSIASI AKREDITASI ASOSIASI


PROFESI BADAN USAHA

LSK LSBUPTL
SERTIFIKASI

SERTIFIKASI SERTIFIKAT BADAN USAHA

SERTIFIKAT
TENAGA TEKNIK

CATATAN: - Jasa Konsultansi Non Konstruksi


1. LSK = LEMBAGA SERTIFIKASI KOMPETENSI
2. LSBUPTL = LEMBAGA SERTIFIKASI BUPTL - Jasa Pengujian Instalasi Tenaga Listrik
- Jasa Pengoperasian Instalasi Tenaga Listrik
- Jasa Pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik
- Jasa Penelitian dan Pengembangan
- Jasa Pendidikan dan Pelatihan; dan
- Usaha Jasa Lain
KOMISI AKREDITASI
KEWENANGAN :
Memeriksa dan menilai berkas permohonan akreditasi
Lembaga Sertifikasi Badan Usaha Jasa Penunjang tenaga
Listrik Non Konstruksi(Lembaga Sertifikasi);
Memberikan akreditasi kepada Lembaga Sertifikasi yang
telah memenuhi persyaratan yang berlaku;
Mengawasi atau memantau lembaga sertifikasi dalam
pelaksanaan sertifikasi Badan Usaha Penunjang Tenaga
Listrik (BUPTL);
Memberikan perpanjangan akreditasi terhadap lembaga
sertifikasi;
Memberikan rekomendasi sanksi (administrasi) kepada
lembaga sertifikasi yang tidak mematuhi ketentuan yang
berlaku.
PERSYARATAN DAN TATACARA
AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI
BADAN USAHA JASA NON KONSTRUKSI
DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN

1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
2. PERSYARATAN ORGANISASI
3. PERSYARATAN SISTEM DAN PROSEDUR
SERTIFIKASI
1. PERSYARATAN ADMINISTRASI :
1. Menyerahkan data daftar anggota lengkap dengan kartu tanda
anggota (KTA) sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun terakhir minimal
beranggotakan 10 (sepuluh) perusahaan yang sejenis;
2. Mempunyai Kepengurusan yang Independen dalam Pelaksanaan
sertifikasi;
3. Mempunyai akte pendirian notarial;
4. Mempunyai alamat yang tetap; dan
5. Mempunyai AD/ART.

2. PERSYARATAN ORGANISASI :

1. Mempunyai organisasi yang mengikutsertakan stakeholder;


2. Mempunyai sarana dan prasarana beserta kelengkapan untuk
menyelenggarakan kegiatan sertifikasi;
3. Mempunyai Asesor yang bersertifikat kompetensi, untuk satu bidang
pekerjaan minimum 3 (tiga) orang.
3. PERSYARATAN SISTEM DAN PROSEDUR
SERTIFIKASI :
1. Mempunyai Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Operasional
penyelenggaraan sertifikasi;
2. Mempunyai Petunjuk Teknis (Juknis) tentang prosedur
pengajuan permohonan Sertifikat Badan Usaha;
3. Mempunyai program sertifikasi yang harus dipenuhi
sesuai jenis usaha, klasifikasi dan kualifikasi bidang
pekerjaan yang diinginkan a.n :
1. Mempunyai sistem dan prosedur pengawasan terhadap
pemilik sertifikat Badan Usaha serta pemberian sanksi
terhadap pelanggaran yang dilakukannya;
2. Mempunyai sistem penilaian dalam pemberian atau
perpanjangan sertifikat Badan Usaha.
KOMISI AKREDITASI
USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK
1. Bidang Jasa Konstruksi, akreditasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi (LPJK), untuk jenis usaha :
a. Jasa Konsultansi Perencanaan Tenaga Listrik
b. Jasa Konsultansi Pengawasan Tenaga Listrik
c. Jasa Pembangunan dan Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik

2. Bidang Metrologi, Pengujian, Standar dan Kualitas (MPSK), akreditasi oleh


Komite Akreditasi Nasional (KAN), untuk jenis usaha :
a. Jasa pemeriksaan dan pengujian instalasi penyediaan tenaga listrik
b. Jasa pemeriksaan dan pengujian instalasi pemanfaatan tenaga listrik pelanggan tegangan tinggi
dan menengah
c. Jasa Pemeriksaan instalasi pemanfaatan tenaga listrik pelanggan tegangan rendah
d. Jasa Pengujian peralatan dan pemanfaat listrik
e. Jasa sertifikasi produk
f. Jasa Kalibrasi

3. Bidang Jasa Non-Konstruksi, akreditasi sementara oleh DESDM cq


DJLPE sebelum ada Lembaga Akreditasi, yaitu :
a. Jasa Pengoperasian Instalasi Tenaga Listrik
b. Jasa Pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik
c. Jasa Penelitian dan Pengembangan di bidang ketenagalistrikan
d. Jasa Pendidikan dan Pelatihan di bidang ketenagalistrikan
e. Jasa Lain, antara lain : Jasa TELEMATIKA
SERTIFIKASI
BUJPTL
LEMBAGA SERTIFIKASI
KEWENANGAN :

Memeriksa, menilai dan menguji badan usaha JASA


UPTL (Jasa Non Konstruksi);
Memberikan sertifikat kepada badan usaha JASA UPTL
(Jasa Non Konstrusi) yang telah lulus dari penilaian dan
pengujian sesuai cakupan wilayah, jenis usaha, klasifikasi ,
kualifikasi yang diusulkan oleh Badan Usaha tersebut;
Memberikan perpanjangan sertifikat badan usaha;
Mengawasi atau memantau kegiatan badan usaha JASA
UPTL (Jasa Non Konstrusi) yang telah bersertifikat;
Memberikan rekomendasi sanksi kepada badan usaha
JASA UPTL (Jasa Non Konstruksi) yang tidak mematuhi
peraturan yang berlaku.
PERSYARATAN DAN TATACARA
SERTIFIKASI
BADAN USAHA JASA NON KONSTRUKSI
DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN

1. PERSYARATAN ADMINISTRASI

2. PERSYARATAN ORGANISASI

3. PERSYARATAN TEKNIS
PERSYARATAN DAN TATACARA SERTIFIKASI
BADAN USAHA JASA NON KONSTRUKSI
DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN

1. PERSYARATAN ADMINISTRASI :
a. Akta pendirian Perusahaan;
b. Mempunyai akte pendirian;
c. Mempunyai alamat yang tetap;
d. Memiliki Kemampuan Pendanaan.

2. PERSYARATAN ORGANISASI :
a. Mempunyai Struktur organisasi yang jelas;
b. Memiliki sarana dan prasarana beserta kelengkapan untuk
menyelenggarakan kegiatan dibidangnya;
PERSYARATAN DAN TATACARA SERTIFIKASI
BADAN USAHA JASA NON KONSTRUKSI
DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN

3. PERSYARATAN TEKNIS DIBIDANGNYA :

a. Mempunyai Sistem Mutu Pelaksanaan Kegiatan dibidangnya;


b. Mempunyai Memiliki Tenaga Teknik yang bersertifikat
kompetensi sesuai jenis usaha, klasifikasi dan kualifikasi
pekerjaan yang diusulkan oleh Badan Usaha tersebut;
c. Mempunyai Peralatan Kerja sesuai bidangnya;
d. Mempunyai pengalaman dibidangnya;
e. Mempunyai lingkup jenis usaha, klasifikasi, kualifikasi yang
dan wilayah kerja Badan Usaha yang diinginkan.
LEMBAGA SERTIFIKASI
USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK
1. Asosiasi Perusahaan (AKLI, GAPENRI,dll)
Melaksanakan sertifikasi badan usaha jasa penunjang tenaga listrik
2. Asosiasi Profesi (IATKI, APEI, HAEI,Gema PDKB, HAKIT,dll)
Melaksanakan sertifikasi tenaga teknik pada badan usaha jasa
penunjang tenaga listrik
3. Laboratorium Uji (PLN JTK, SUCOFINDO, National Gobel,dll)
Melaksanakan uji produk peralatan dan pemanfaat tenaga listrik
4. Lembaga Sertifikasi Produk (SUCOFINDO, PLN JTK, dll)
Melaksanakan sertifikasi produk peralatan dan pemanfaat tenaga
listrik
5. Lembaga Kalibrasi (PLN JTK,dll)
Melaksanakan kalibrasi peralatan tenaga listrik
6. Lembaga Inspeksi Instalasi Penyediaan (KONEBA, INDOSPEC,
DEPRIWANGGA, JASTEK, SUCOFINDO,RADIANT,dll)
Melaksanakan sertifikasi pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
instalasi penyediaan tenaga listrik (Pembangkit, Transmisi, Distrib)
7. Lembaga Inspeksi Nirlaba (KONSUIL)
Melaksanakan pemeriksaan instalasi pemanfaatan tenaga listrik
untuk pelanggan tegangan rendah
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JASA PENUNJANG
TENAGA LISTRIK

- Sosialisasi kebijakan-kebijakan Usaha Penunjang Tenaga


listrik ke daerah-daerah.
- Penyusunan Pedoman Akreditasi dan Registrasi Asosiasi Perusahaan
Non Jasa Konstruksi
- Penyusunan 5 (lima) Pedoman Sertifikasi dan Registrasi Badan Usaha
Jasa Penunjang Tenaga Listrik (BUPTL) untuk T.A 2007 sbb :
- Badan Usaha Jasa Operasi Pembangkit Tenaga Listrik
- Badan Usaha Jasa Pemeliharaan Pembangkit Tenaga Listrik
- Badan Usaha Jasa Operasi Transmisi Tenaga Listrik
- Badan Usaha Jasa Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
- Badan Usaha Jasa Pemanfaatan Jaringan Tenaga Listrik untuk kepentingan
Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika (TELEMATIKA)
- Kerjasama dengan Badan/Lembaga yang berkaitan dengan pelaksanaan
akreditasi di bidang Usaha Penunjang Tenaga Listrik.
- Kerjasama dengan Lembaga yang berkaitan dengan pelaksanaan
sertifikasi di bidang Usaha Penunjang Tenaga Listrik.
.
BUJPTL
TELEMATIKA
SUBSTANSI USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK
UNTUK TELEMATIKA

1. Pasal 23 A PP No. 3 Tahun 2005 tentang Penyediaan dan


Pemanfaatan Tenaga Listrik :
“Pemanfaatan instalasi ketenagalistrikan untuk kepentingan di luar
penyaluran tenaga listrik harus mendapat izin Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangannya”.

2. PERMEN ESDM No. 48 Tahun 2006 tentang Pemanfaatan


Jaringan Tenaga Listrk untuk Kepentingan Telematika :
Penggunaan jaringan tenaga listrik dapat dimanfaatkan untuk keperluan
lain selain penyaluran tenaga listrik, antara lain untuk mentransmisikan
data, internet, telekomunikasi, multimedia, dan infomatika.
RUANG LINGKUP PEMANFAATAN
JARINGAN

• Penyangga dan Jalur Sepanjang Jaringan.

• Serat optik pada Jaringan.

• Konduktor pada Jaringan.

• Kabel Pilot pada Jaringan.


KETENTUAN UMUM PEMANFAATAN JARINGAN

Tidak mengganggu fungsi utama jaringan untuk


menyalurkan tenaga listrik;
Memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan;
Mendapat persetujuan dan pengawasan Pemilik Jaringan;
Ketersediaan Kapasitas Jaringan;
Kekuatan Tiang atau Menara Penyangga;
Perbedaan Kanal dan/atau Inti Serat Optik;
Perbedaan frekuensi, Konduktor dan Kabel Pilot.
PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN
MENGGUNAKAN JARINGAN (IMJ) TELEMATIKA
• Akta Pendirian Pemanfaat Jaringan dan
perubahannya;
• Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
• Profil Pemanfaat Jaringan;
• Daerah cakupan kerja, kapasitas Jaringan, desain,
spesifikasi alat dan perangkat Telematika yang akan
digunakan;
• Kontrak kerjasama Pemanfaatan Jaringan antara
Pemilik Jaringan dan Pemanfaat Jaringan;
• Sertifikat Badan Usaha di bidang Telematika;
• Sertifikat Laik Operasi Peralatan terhadap Sistem
Operasi Ketenagalistrikan.
LEMBAGA INSPEKSI TEKNIK
NO. NAMA PERUSAHAAN No. SK KETERANGAN

1. PT. SILMA INSTRUMENTAMA 108-12/44/600.4/2006 P, TT dan TM

2. PT. CITRABUANA INDOLOKA 109-12/44/600.4/2006 P, TT dan TM

3. PT. INDUSTIRA 110-12/44/600.4/2006 P, TT dan TM

4. PT. SIBBARA SEJAHTERA 111-12/44/600.4/2006 P, TT dan TM


ABADI
5. PT. GAMMA IRIDIUM 112-12/44/600.4/2006 P, TT dan TM
PERKASA
6. PT. WIDE & PIN 113-12/44/600.4/2006 P, TT dan TM

7. PT. DEPRIWANGGA 376-12/74/600.1/2006 P, TT dan TM

8. PT. INDOSPEC ASIA 378-12/74/600.1/2006 P, TT dan TM

9. PT. KONEBA (PERSERO) 377-12/74/600.1/2006 P, TT dan TM

10. PT. PLN (PERSERO) JASA 375-12/74/600.1/2006 P, TT dan TM


SERTIFIKASI

11. PT. SUCOFINDO (PERSERO) 379-12/74/600.1/2006 P, TT dan TM

12. PT RADIANT UTAMA 206-12/20/600.1/2007 P, TT dan TM


INTERINSCO
13. KONSUIL 1109/MEM/2005 TR
LEMBAGA SERTIFIKASI
PERALATAN PEMANFAAT TENAGA LISTRIK

NO Nama Perusahaan Surat Penunjukan Keterangan

1. PT. PLN (PERSERO) 328/44/600.0/2003 Pembubuhan Tanda


JASA SERTIFIKASI SNI dan Tanda
Keselamatan

2. PT SUCOFINDO 2485/44/600.4/2003 Pembubuhan Tanda


(PERSERO) SNI dan Tanda
Keselamatan
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

NO NAMA No. SK KET.


1. IKATAN AHLI TEKNIK 218-12/77/600.1/2002 Bidang Pembangkitan dan
KETENAGALISTRIKAN (IATKI) 25 Oktober 2002 Distribusi, Sub Bidang
Operasi dan Pemeliharaan

2. GEMA PDKB 291-12/40/600.4/2004 Bidang Transmisi dan


21 September 2004 Distribusi, Sub Bidang
Operasi dan Pemeliharaan
untuk Kegiatan PDKB dan
Non PDKB

3. HIMPUNAN AHLI PEMBANGKIT 01.SK/XII/KAKK/06 Bidang Pembangkitan


TENAGA LISTRIK (HAKIT) 28 Desember 2006 Operasi dan Pemeliharaan
LSPro DAN LAB UJI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK
UNTUK PEMBUBUHAN LABEL TANDA HEMAT ENERGI

NO NAMA PERUSAHAAN No. SK KET.


1. PT TUV NORD Indonesia 94-12/47/600.4/2006 LSPro

2. PT SUCOFINDO (PERSERO) 93-12/47/600.4/2006 LSPro

3. PT KONEBA (PERSERO) 92 -12/47/600.4/2006 LSPro

4. PT SUCOFINDO (PERSERO) 91-12/47/600.4/2006 LAB UJI

5. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 90-12/47/600.4/2006 LAB UJI


TEKNOLOGI KETENAGALISTRIKAN DAN
ENERGI BARU TERBARUKAN
6. BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI 89-12/47/600.4/2006 LAB UJI
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI (B2TE BPPT)
BADAN USAHA JASA NON KONSTRUKSI YANG
SEDANG PROSES PENUNJUKAN

NO NAMA PERUSAHAAN KET.


1. PT . POWERTEL JASA TELEMATIKA

2. PT. INDOSAT M2 JASA TELEMATIKA

3. PT. ICON JASA TELEMATIKA

4. PT. SIEMENS JASA OPERASI

5. PT. TJP. SERVICES JASA OPERASI DAN


PEMELIHARAN

6. PT. NUSANTARA POWER SERVICES JASA OPERASI DAN


PEMELIHARAN
Informasi: www.djlpe.esdm.go.id

Anda mungkin juga menyukai