Anda di halaman 1dari 33

Pengantar

Desain Kelistrikan Industri

By : H. Andi Syofian. ST,.MT


REGULASI KETEKNIKAN
DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN
INSTALASI PENYEDIAAN DAN
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
REGULASI KETEKNIKAN SEKTOR KETENAGALISTRIKAN
 Peraturan Perundang-undangan
 Standar Peralatan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik
 Standar Kompetensi
 Baku Mutu Lingkungan
 Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011
 Inspeksi Ketenagalistrikan
 Sanksi-sanksi

Instalasi Tenaga Listrik


- Aman
- Andal
- Akrab Lingkungan

•Usaha Penyediaan •Usaha PenunjangTenaga Listrik


Tenaga Listrik
Usaha Jasa Penunjang Industri Penunjang
Tenaga Listrik Tenaga Listrik

•Tenaga Teknik yang Kompeten dan Bersertifikat


REGULASI SEKTOR KETENAGALISTRIKAN

 UU No. 15/1985 tentang Ketenagalistrikan;


 PP No. 10/1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik, PP No. 3/
2005 tentang Perubahan Atas PP No.10/1989 jo PP No. 26/2006 tentang
Perubahan Kedua Atas PP No.10/1989;
 Permen ESDM Nomor 0045 Tahun 2005 tentang Instalasi Ketenagalistrikan,
Permen ESDM No. 0046 Th 2006 tentang Adendum Permen ESDM No.45 tahun
2005
 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0027 Tahun 2005 Tentang
Tata Cara Pembubuhan Tanda SNI dan Tanda Keselamatan;
UU NO. 15 TAHUN 1985

Pasal 15, ayat (1)


Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dan Pemegang
Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk kepentingan umum
wajib:
a. menyediakan tenaga listrik;
b. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada
masyarakat;
c. memperhatikan keselamatan kerja dan keselamatan
umum.

Pasal 17
Syarat-syarat penyediaan, pengusahaan, pemanfaatan,
instalasi, dan standardisasi ketenagalistrikan diatur oleh
Pemerintah.
UU NO. 15 TAHUN 1985

Pasal 18

(1) Pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan


umum terhadap pekerjaan dan pelaksanaan usaha
ketenagalistrikan.

(2) Pembinaan dan pengawasan umum sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) terutama meliputi keselamatan
kerja, keselamatan umum, pengembangan usaha, dan
tercapainya standardisasi dalam bidang ketenaga-
listrikan.
PP NO. 3 TAHUN 2005 jo PP No.26 Tahun 2006
Tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 1989

PASAL 21

• Setiap usaha penyediaan tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan keselamatan


ketenagalistrikan

• Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan meliputi:


- Standardisasi,
- Pengamanan Instalasi TL,
- Pengamanan Pemanfaat TL
untuk mewujudkan A3 (Aman,Andal dan Akrab lingkungan)

• Pekerjaan didalam instalasi ketenagalistrikan untuk penyediaan dan pemanfaatan


tenaga listrik harus dikerjakan oleh Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik yang
disertifikasi oleh lembaga sertifikasi yang terakreditasi

• Dalam hal di suatu daerah belum terdapat Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik
yang telah disertifikasi, (Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota) sesuai
kewenangannya dapat menunjuk Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik

• Dalam hal belum ada lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi, (Menteri, Gubernur
atau Bupati/Walikota) sesuai kewenangannya dapat menunjuk lembaga sertifikasi
PP NO. 3 TAHUN 2005 jo PP No.26 Tahun 2006
Tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 1989 (sambungan..)

PASAL 21

• Setiap usaha penyediaan tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan


keselamatan ketenagalistrikan

• Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan meliputi:


- Standardisasi,
- Pengamanan Instalasi TL, untuk mewujudkan A3
- Pengamanan Pemanfaat TL

• Pekerjaan instalasi ketenagalistrikan untuk penyediaan dan pemanfaatan


tenaga listrik harus dikerjakan oleh Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik
yang disertifikasi oleh lembaga sertifikasi yang terakreditasi

• Dalam hal di suatu daerah belum terdapat Badan Usaha Penunjang Tenaga
Listrik yang telah disertifikasi, Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai
kewenangannya dapat menunjuk Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik

• Dalam hal belum ada lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi, Menteri,
Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dapat menunjuk
lembaga sertifikasi
PP NO. 3 TAHUN 2005 jo PP No.26 Tahun 2006
Tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 1989 (sambungan..)

PASAL 21

• Pemeriksaan dan pengujian instalasi penyediaan dan instalasi


pemanfaatan TT dan TM dilaksanakan oleh lembaga inspeksi teknik
yang diakreditasi

• Pemeriksaan instalasi pemanfaatan TR oleh lembaga inspeksi


independen yang sifat usahanya nirlaba

• Pemeriksaan instalasi TR yang dimiliki oleh konsumen TT dan atau


TM dilakukan oleh lembaga inspeksi teknik yang diakreditasi

• Setiap tenaga teknik yg bekerja dalam usaha ketenagalistrikan wajib


memiliki sertifikat kompetensi

TT = tegangan tinggi
TM = tegangan menengah
TR = tegangan rendah
PP NO. 3 TAHUN 2005 jo PP No.26 Tahun 2006
Tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 1989 (sambungan..)

PASAL 22

• Instalasi ketenagalistrikan harus sesuai dengan Standar Nasional


Indonesia bidang ketenagalistrikan.

• Setiap instalasi ketenagalistrikan sebelum dioperasikan wajib


memiliki sertifikat laik operasi.

Ketentuan mengenai perencanaan, pemasangan, pengamanan,


pemeriksaan, dan pengujian serta uji laik operasi instalasi ketenaga-
listrikan diatur dengan Peraturan Menteri No. 0045 Tahun 2005
tentang Instalasi Ketenagalistrikan, dan Peraturan Menteri No. 0046
Tahun 2006 tentang Perubahan Permen 0045 Tahun 2005
OBYEK REGULASI TEKNIK
- Instalasi Tenaga Listrik milik Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
(BUMN, BUMD, Swasta, Koperasi, Swadaya Masyarakat dan
Perorangan atau Lembaga Negara lainnya)

- Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik milik Pelanggan TT, TM dan


TR

- Industri Penunjang Tenaga Listrik (produsen peralatan dan


pemanfaat tenaga listrik)

- Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (konsultan, kontraktor, Jasa


Inspeksi dll)

- Tenaga Teknik Bidang Ketenagalistrikan


SERTIFIKASI BIDANG KETENAGALISTRIKAN

1. Sertifikasi Peralatan Tenaga Listrik Permen ESDM No. 0027 Tahun 2005
tentang Tatacara Pembubuhan
2. Sertifikasi Pemanfaat Tenaga Listrik Tanda SNI dan Tanda Keselamatan

3. Sertifikasi Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik


– Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik
– Instalasi Transmisi Tenaga Listrik
Permen ESDM No.
– Instalasi Distribusi Tenaga Listrik 0045 Tahun 2005 dan
Perubahannya
4. Sertifikasi Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
– Instalasi Pelanggan Tegangan Tinggi
– Instalasi Pelanggan Tegangan Menengah
– Instalasi Pelanggan Tegangan Rendah
SK Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi
5. Sertifikasi Tenaga Teknik No. 1898/40/600.4/2001 tgl 21 Maret 2001 tentang
Tata Cara Sertifikasi Tenaga Teknik
Ketenagalistrikan
INSTALASI TENAGA LISTRIK
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
No. 0045 Tahun 2005 TENTANG INSTALASI KETENAGALISTRIKAN

PASAL 7 ayat (1)


Instalasi penyediaan tenaga listrik :
• selesai dibangun dan dipasang,
• direkondisi, dilakukan perubahan kapasitas, atau
• dilakukan relokasi
wajib dilakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap kesesuaian dengan
ketentuan standar yang berlaku.
PASAL 11 ayat (1)
Instalasi pemanfaatan tenaga listrik yang telah selesai dibangun dan dipasang
wajib dilakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap kesesuaian dengan
standar yang berlaku.
Pasal 11 ayat (5)
Pemeriksaan dan pengujian instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen
tegangan rendah dilakukan oleh lembaga inspeksi independen yang sifat
usahanya nirlaba dan ditetapkan oleh Menteri.
MASA BERLAKU SERTIFIKAT LAIK OPERASI
INSTALASI TENAGA LISTRIK

MASA
JENIS INSTALASI TENAGA LISTRIK BERLAKU
(TAHUN)

Instalasi pembangkit tenaga listrik 5


Instalasi transmisi dan distribusi tenaga
10
listrik
Instalasi pemanfaatan tenaga listrik
15
konsumen TT dan TM
Instalasi pemanfaatan tenaga listrik
15
konsumen TR
PERALATAN DAN PEMANFAAT TENAGA LISTRIK
PERATURAN MENTERI ESDM No. 0027 Tahun 2005
TENTANG TATA CARA PEMBUBUHAN TANDA SNI DAN
TANDA KESELAMATAN

PASAL 2
• Setiap peralatan tenaga listrik yang SNI-nya diberlakukan sebagai SNI
Wajib harus dibubuhi tanda SNI setelah mendapatkan sertifikat produk
• Setiap pemanfaat tenaga listrik yang SNI-nya diberlakukan sebagai SNI
Wajib harus dibubuhi tanda Keselamatan setelah mendapatkan
sertifikat produk

PASAL 5
Peralatan atau pemanfaat tenaga listrik produk impor yang tidak
mempunyai tanda SNI atau tanda keselamatan dapat diperjualbelikan
dengan dibubuhi tanda kesesuaian produk setelah mendapatkan
sertifikat kesesuaian produk
DAFTAR SNI WAJIB YG DIBERLAKUKAN
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

No. Nama Produk No SNI Dasar Peraturan

1 Pemutus Sirkit Mini SNI 04-6507.1- Permen No.009 Th 2007


(Mini Circuit Breaker) 2002/Amd1-2006

2 Tusuk-kontak & Kotak- SNI 04-3892.1-2006 Permen No.012 Th 2007


kontak
(Plugs and Sockets)
3 Saklar SNI 04-6203.1-2006 Permen No.010 Th 2007
(Electric Switch)

4 Kipas Angin SNI 04-6292.80- Permen No.011 Th 2007


(Electric Fans) 2006

5 Persyaratan Umum SNI 04-6292.1-2003 Permen No.38 Th 2005

6 Frekuensi SNI 04-1922-2002 Permen No.34 Th 2005


(50 Hz)
7 PUIL 2000 SNI 04-0225-2000 Kepmen No.2046 Th
2001
Produk Peralatan dan Pemanfaat Tenaga Listrik
Yang Telah Memperoleh Sertifikat Produk

Peralatan dan Pemanfaat


Merk yang Sudah SNI
Tenaga Listrik
MERLIN GERIN, CHINT, ABB, LIKON, HAGER,
MCB SHUKAKU, MASKO, HYUNWOO, ELITECH, VYBA,
MASKO
NATIONAL, MERTEN, CLIPSAL,BROCO, HAGER,
KOTAK-KONTAK
LEGRAND, GP, VYBA
STANDARD, NIYOKU, CABLEX SENTOSA, ,
TUSUK-KONTAK
LEGRAND, EWINDO
NATIONAL, MERTEN, CLIPSAL,BROCO, HAGER ,
SAKLAR
LEGRAND, GP, VYBA, MK, GB GEBRO

MASPION, COSMOS, UCHIDA, NLG, SANKEN,


KIPAS ANGIN
MIYAKO
USAHA PENUNJANG
KETENAGALISTRIKAN
KEBIJAKAN – KEBIJAKAN
USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK SECARA UMUM

1. UU No. 15 Tahun 1985, tentang Ketenagalistrikan


2. PP No. 25 Tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga Listrik
3. PP No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 Tentang Penyediaan Dan
Pemanfaatan Tenaga Listrik
4. Kepmen P & E No. 2500.K/40/M. PE/1997 tentang Usaha
Penunjang Tenaga Listrik bidang Konsultasi, Pembangunan dan
Pemasangan, dan bidang Pemeliharaan Peralatan
Ketenagalistrikan
5. Kepmen ESDM No. 1455 K/40/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Tugas Pemerintah di Bidang Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik untuk Kepentingan Sendiri, Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum dan Usaha Penunjang
Tenaga Listrik
6. Permen ESDM No. 0001 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan
Pekerjaan Jaringan Dalam Keadaan Bertegangan
7. Permen ESDM No. 048 Tahun 2006 tentang Pemanfaatan Jaringan
Tenaga listrik untuk Kepentingan TELEMATIKA
SUBSTANSI USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK
Dalam pasal 21, PP No. 3 TAHUN 2005 tentang
PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

ayat (3) :
Pekerjaan instalasi ketenagalistrikan untuk penyediaan dan pemanfaatan
tenaga listrik harus dikerjakan oleh Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik
yang disertifikasi lembaga sertifikasi yang terakreditasi.
ayat (4) :
Dalam hal di suatu daerah belum terdapat Badan Usaha Penunjang Tenaga
Listrik yang telah disertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dapat
menunjuk Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik
ayat (5) :
Dalam hal belum ada lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai kewenanagannya dapat menunuk lembaga
sertifikasi.
Usaha Penujang Tenaga Listrik (UPTL)

a. Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik meliputi jenis usaha :


- Jasa Konsultansi Ketenagalistrikan
- Jasa Pembangunan dan Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik
- Jasa Pengujian Instalasi Tenaga Listrik
- Jasa Pengoperasian Instalasi Tenaga Listrik
- Jasa Pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik
- Jasa Penelitian dan Pengembangan
- Jasa Pendidikan dan Pelatihan; dan
- Usaha Jasa Lain yang Secara Langsung berkaitan dengan
Penyediaan Tenaga Listrik (a.l : Pemanfaatan Jaringan
Tenaga Listrik untuk Telematika).

b. Industri Penunjang Tenga Listrik meliputi jenis usaha :


- Industri Peralatan Tenaga Listrik; dan
- Industri Pemanfaat Tenaga Listrik.
BUJPTL
TELEMATIKA
SUBSTANSI USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK
UNTUK TELEMATIKA

1. Pasal 23 A PP No. 3 Tahun 2005 tentang Penyediaan


dan Pemanfaatan Tenaga Listrik :
“Pemanfaatan instalasi ketenagalistrikan untuk kepentingan
di luar penyaluran tenaga listrik harus mendapat izin Menteri,
Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya”.

2. PERMEN ESDM No. 48 Tahun 2006 tentang Pemanfaatan


Jaringan Tenaga Listrk untuk Kepentingan Telematika :
Penggunaan jaringan tenaga listrik dapat dimanfaatkan untuk
keperluan lain selain penyaluran tenaga listrik, antara lain untuk
mentransmisikan data, internet, telekomunikasi, multimedia, dan
infomatika.
RUANG LINGKUP PEMANFAATAN
JARINGAN

• Penyangga dan Jalur Sepanjang Jaringan.

• Serat optik pada Jaringan.

• Konduktor pada Jaringan.

• Kabel Pilot pada Jaringan.


KETENTUAN UMUM PEMANFAATAN JARINGAN

Tidak mengganggu fungsi utama jaringan untuk


menyalurkan tenaga listrik;
Memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan;
Mendapat persetujuan dan pengawasan Pemilik
Jaringan;
Ketersediaan Kapasitas Jaringan;
Kekuatan Tiang atau Menara Penyangga;
Perbedaan Kanal dan/atau Inti Serat Optik;
Perbedaan frekuensi, Konduktor dan Kabel Pilot.

Anda mungkin juga menyukai