Anda di halaman 1dari 72

PENGAWASAN NORMA

K3 LISTRIK

DKH
PELATIHAN SERTIFIKASI AK3U
Undang undang No 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja

(Syarat K3) Pasal 3 ayat (1) huruf q :

Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat


keselamatan kerja untuk:

q. Mencegah terkena aliran


listrik yang berbahaya

11/1/2015
Undang undang No 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja

(Ruang lingkup) Pasal 2 ayat (2) huruf q


Setiap tempat dimana listrik
• Dibangkitkan,
• Ditransmisikan,
• Dibagi-bagikan,
• Disalurkan dan
• Digunakan
11/1/2015
Ketenagalistrikan

previous next
Perencanaan /gambar rencana à sesuai perhitungan teknis

Pembuatan/pemasangan à sesuai gambar rencana

Pemeriksaan dan pengujian pertama à sebelum serah terima

Penggunaan à sesuai nspk

Pemeliharaaan à pada semua bagian instalasi

Pemeriksaan dan pengujian berkala à Listrik, IPP, Pesawat Lift


POLA PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN K3 LISTRIK
Pasang
Rancang Operasional Pemeliharaan
/Perubahan
Pemeriksaan : Pemeriksaan : Pemeriksaan :
1. Legalitas 1. Legalitas 1. Dokumen serah terima dari
Perancang Pemasang/ instalatur (Telah disyahkan)
2. Dokumen Instalatir 2. Manajemen operasional (harus
Perencana 2. Pengesyahan ada ahli K3 spesialis Listrik jika
an Gambar lebih dari 200 Kva)
rencana 3. Pemeliharaan yang dilakukan oleh
3. Laporan hasil Teknisi
Riksa Uji 4. Dokumen hasil Riksa Uji Berkala
4. As Buit
Drawing
5. Petunjuk
Operasional
MENTERI KETENAGA KERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KETENAGA KERJAAN


REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 12 TAHUN 2015

TENTANG
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK
DITEMPAT KERJA
Pasal 2

Pengusaha dan/atau Pengurus wajib


melaksanakan K3 Listrik di Tempat
Kerja

Pasal 3
Pelaksanaan K3 Listrik Bertujuan untuk :
• Melindungi K3 tenaga kerja dan orang lain
ditempat kerja dari potensi bahaya listrik;
• Menciptakan instalasi listrik yang aman,
handal dan memberikan keselamatan
bangunan beserta isinya;
• Menciptakan tempat kerja yang selamat
dan sehat untuk mendorong produktivitas;
Pasal 4 (1)

Pelaksanaan persyaratan K3 pada pelaksanaan K3


Listrik meliputi :
• Perencanaan
• Pemasangan
• Penggunaan
• Perubahan
• Pemeliharaan
• Pemeriksaan
• Pengujian
Pasal 4 (2)
Kegiatan K3 dilaksanakan pada kegiatan :
• Pembangkitan listrik;
• Transmisi listrik;
• Distribusi listrik; dan
• Pemanfaatan listrik;
Yang beroperasi dengan tegangan lebih dari
50 volt AC dan 120 volt DC
TEGANGAN SENTUH YANG DIIJINKAN (IEC)

Tegangan Sentuh Waktu MaksimumYang Diijinkan


(Volt) (Detik)

< 50 ~
50 5
75 1
90 0.5
110 0.2
150 0.1
220 0.05
280 0.03
Pasal 5 (1)

Perencanaan, Pemasangan, Penggunaan, Perubahan


dan Pemeliharaan pada pembankitan, transmisi,
distribusi dan pemanfaatan Listrik WAJIB mengacu
kepada standar kelistrikan dan peraturan perundang
undangan

Pasal 5 (2)
Kegiatan diatas dilakukan terhadap :
• Instalasi;
• Perlengkapan; dan
• Peralatan Listrik

Pasal 5 (3)

Standar bidang kelistrikan meliputi:


• Standar Nasional Indonesia
• Standar Internasionla; dan/atau
• Standar Nasional Negara Lain yang ditentukan
wasnaker spesialis K3 Listrik
Regulasi K3 Listrik
STANDAR PEMBANGKIT TRANSMISI DISTRIBUSI PEMANFAATAN
AVE N2004-1838 V V V V
1. PUIL 1964 V V V V
2. PUIL 1977 V V V V
3. PUIL 1987 V V V V
4. PUIL 2000 X X X V s/d 35 kV
5. PUIL 2011 X X X V s/d 1 kV
PERMENAKER V V V V
No 12 TH 2015

Standar STANDAR TERBUKA


K3 Listrik SNI – IEC – REGULASI NEGARA LAIN
KETERANGAN : AVE 38 – PUIL 64, PUIL 77 – PUIL 87, PUIL 2000
& PUIL 2011 diberlakukan oleh Kemenaker
sebagai STANDAR WAJIB
Pasal 6 (1)

Perencanaan wajib dilakukan pada:


• Pemasangan
• Perubahan
Untuk kegiatan pembangkitan transmisi, distribusi dan pemanfaatan
listrik
Pasal 6 (2)

Pemeliharaan wajib dilakukan pada:


• Penggunaan
Untuk kegiatan pembangkitan transmisi, distribusi dan pemanfaatan
listrik

Pasal 6 (3)

Perencanaan, Pemasangan, Perubahan dan Pemeliharaan


dilakukan oleh:
• Ahli K3 Bidang Litrik pada Perusahaan; atau
• Ahli K3 Bidang Listrik pada PJK3
Pasal 6 (4)

Pemasangan dan Pemeliharaan pada pembankitan, transmisi,


distribusi dan pemanfaatan dilakukan oleh:
• Teknisi K3 Bidang Litrik pada Perusahaan; atau
• Teknisi K3 Bidang Listrik pada PJK3
Pasal 7

Perusahaan yang memiliki


pembangkitan listrik diatas 200 KVA
wajib mempunyai Ahli K3 Bidang Listrik

Pasal 8

Ketentuan dan Tata cara penunjukan


PJK3, Ahli K3 dan Teknisi Bidang Listrik
dilaksanakan sesuai peraturan
perundang undangan (permenaker 4/95,permenaker
2/92, kepdijen PPK no 47/15, kepdirjen PPK no 48/15)
Pasal 9 (1)
Pemeriksaan & Pengujian dilakukan pada:
• Instalasi Listrik,
• Perlengkapan, dan
• Peralatan Listrik,
Pastikan memenuhi standar kelistrikan dan
peraturan perundang undangan
Pasal 9 (2)
Pemeriksaan & Pengujian Wajib dilakukan
pada tahapan:
• Perencanaan,
• Pemasangan,
• Penggunaan,
• perubahan,
• Pemeliharaan
Pasal 9 (3,4)
Untuk Kegiatan : Pembangkitan, transmisi, distribusi dan
pemanfaatan listrik dengan mengacu kepada standar bidang
kelistrikan dan peraturan perundang undangan
Pasal 10 (1)
Pemeriksaan & Pengujian dilakukan
oleh:
• Pengawas Ketengakerjaan Spesialis K3
Listrik,
• Ahli K3 Bidang Listrik pada Perusahaan
dan/atau
• Ahli K3 Bidang Listrik pada PJK3
Pasal 10 (2)
Pemeriksaan & Pengujian dilakukan :
• Sebelum penyerahan kepada
pemilik/pengguna,
• Setelah ada perubahan / perbaikan, dan
• Secara berkala
Pasal 10 (3)
Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagai bahan
pembinaan dan tindakan hukum oleh pegawai
pengawas ketenagakerjaan
Pasal 11

Pemeriksaan berkala dilakukan paling sedikit :


1 tahun sekali

Pengujian berkala dilakukan paling sedikit :


5 tahun sekali

Hasil pemeriksaan dan pengujian dilaporkan


kepada : Kepala Dinas Provinsi

Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagai


bahan pembinaan dan tindakan hukum oleh
pengawas ketenagakerjaan
Pasal 12

Perlengkapan dan Peralatan Listrik


WAJIB memiliki sertifikat yang
diterbitkan lembaga atau instansi
berwenang
www.themegallery.com
KLIK>> Kepdirjen PPK no 48 tahun 2015
ž Mencegah terkena aliran listrik yang
berbahaya
ž Mencegah terjadinya kerugian
materi, jiwa dan kerusakan lingkungan
yang disebabkan oleh listrik
ž Menciptakan tempat kerja yang
aman, selamat dan sehat dari
bahaya listrik
PENERAPAN

1. Mengidentifikasi bahayaNSPK

• Memeriksa,
• Meneliti,
Pengawas Instalasi & • Menghitung,
/Ahli K3 Peralatan • Mengukur SAFE
listrik • Menguji
• Menganalisis,
DANGER

2. Menilai Risiko
3. Kendalikan
Tidak tampak
Tidak berbau
Tidak berbunyi
E R
N G Dapat dirasakan
DA
Dapat menyebabkan

Kematian
vArus kejut
vPanas (Efek thermal)
N
vMedan Listrik & Magnet

Shock, Arc, Blast, other hazard (electrical safety handbook)


v Proses Terjadinya Sengatan Listrik (Arus
Kejut/shock))
§ Terdapat dua cara listrik bisa menyengat tubuh
kita, yaitu melalui sentuhan langsung dan tidak
langsung.

film film
Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan pada
bagian konduktif yang secara normal
bertegangan

ß!"#$#%#!&'()*!à

Sentuhan tidak langsung


adalah bahaya sentuhan pada
bagian konduktif yang secara normal
tidak bertegangan, menjadi
bertegangan karena terjadi
kegagalan isolasi
EFEK SENGATAN LISTRIK
BESAR ARUS YANG AKIBAT YANG TIMBUL
MELEWATI TUBUH

1 mA, atau kurang TIDAK ADA AKIBAT, TIDAK TERASA


AMAN

1 – 8 mA SENGATAN TERASA TETAPI TIDAK SAKIT


DAN TIDAK MENGGANGGU KESADARAN
8 – 15 mA SENGATAN TERASA SAKIT, TETAPI MASIH BISA
MELEPASKAN DIRI, KESADARAN TIDAK HILANG
BERBAHAYA

15 – 20 mA SENGATAN SAKIT KESADARAN BISA HILANG DAN


TIDAK BISA MELEPASKAN DIRI

20 – 50 mA KESAKITAN, SUSAH BERNAFAS, TERJADI


KONSTRAKSI PADA OTOT & KESADARAN HILANG

100 – 200 mA KONDISI MEMATIKAN LANGSUNG DAN SUSAH


DITOLONG

200 mA atau lebih TERBAKAR DAN JANTUNG BERHENTI BERDETAK


PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG
METODA :
1 Isolasi bagian aktif

2 Penghalang atau Selungkup

3 Rintangan;

4 Jarak aman atau diluar jangkauan

5 Gawai proteksi arus sisa

3 Isolasi lantai kerja.


• P en g a manan terhadap sentuhan
langsung
o Isolasi bagian aktif
o Penghalang
rintangan

o Atau dengan
penempatan
diluar
jangkauan.
Memasang Rintangan
PROTEKSI BAHAYA
“JARAK AMAN”
Jarak aman atau diluar jangkauan :
TEGANGAN
JARAK (cm)
(KV)
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
PROTEKSI BAHAYA
SENTUH TIDAK LANGSUNG
METODA :
1 Pemutusan supply secara otomatis

2 Memasang grounding (pembumian)

3
Mempergunakan perlengkapan kelas ii atau dengan
isolasi ekivalen
4 Proteksi dengan lokasi tidak konduktif
PROTEKSI BAHAYA
SENTUH TIDAK LANGSUNG
METODA :

5
Proteksi dengan ikatan penyama potensial lokal
bebas BUMI
6 Proteksi dengan separasi listrik.
Memisahkan sirkit perlengkapan dari jaringan
sumber dg menggunakan trafo pemisah atau motor
generator.

7 Mamasang tanda keselamatan


• Pengamanan
terhadap
tegangan sentuh
(tidak langsung)
§ Pentanahan
(Grounding/Earthing)

Note:
Voltase aman <50 volt,
Tripping pembatas:
Isntalasi rumah = 3 sd 5 kali arus pembatasnya (I MCB)
Instalasi tenaga = = 5 sd 10 kali arus pembatasnya (I MCB)

Jadi :
50 : (I pembatas X triping pembatas) = 50/ (4 amphere x 3 ) =
4,17 ohm (sehingga kalo nilai grounding 5 ohm aman buat
tubuh manusia)

Di PUIL 10 s.d 20 ohm tergantung kelas triping dan pembatas yg


dipergunakannya...
vAlat Proteksi
Otomatis
§ Residual Current
Device (RCD),
Earth Leakage
Circuit Breaker
(ELCB) dan
Ground Fault
Circuit Interruptor
(GFCI)
Film
RCD
vPengaman
pada
peralatan
portabel
§ Alat Kelas I
dan Kelas II
vumum
üHanya orang-orang yang berwenang, dan
berkompeten yang diperbolehkan bekerja
pada atau di sekitar peralatan listrik
üMenggunakan peralatan listrik sesuai dengan
prosedur (jangan merusak atau membuat
tidak berfungsinya alat pengaman)
üJangan menggunakan tangga logam untuk
bekerja di daerah instalasi listrik
• Pelihara alat dan sistem dengan baik
• Menyiapkan langkah-langkah tindakan darurat
ketika terjadi kecelakaan
Prosedur shut-down :
• tombol pemutus aliran listrik (emergency off)
harus mudah diraih.
• Korban harus dipisahkan dari aliran listrik dengan
cara yang aman sebelum dilakukan pertolongan
pertama.
• Hubungi bagian yang berwenang untuk
melakukan pertolongan pertama pada
kecelakaan. Pertolongan pertama harus
dilakukan oleh orang yang berkompeten
§ Prosedur Lockout/Tagout

ut

Video LOTO
Kebakaran dan Peledakan listrik

vPenyebab
Kebakaran dan
Peledakan
§ Ukuran kabel yang
tidak memadai

1 2
§ Percikan bunga api
pada peralatan
listrik atau ketika
memasukkan dan
mengeluarkan
soket ke stop-
kontak pada
lingkungan kerja
yang berbahaya di
mana terdapat
cairan, gas atau
debu yang mudah
terbakar
vPengendalian Kebakaran dan
peledakan
§ penggunaan instalasi, perlengkapan dan
peralatan sesuai dengan IP (indeks
protection)
perlindungan terhadap masuknya benda
padat
perlindungan terhadap masuknya benda cair
perlindungan pada kondisi khusus
1 2 3 4
Elemen Angka/ Artinya proteksi untuk Artinya proteksi
huruf perlengkapan manusia
Kode huruf IP
Dari masuknya benda Dari sentuh
asing padat langsung ke bagian
berbahaya dengan :
Angka 0 (tanpa proteksi) (tanpa Proteksi)
Karakteristi 1 diameter ≥ 50 mm belakang telapak
k pertama 2 diameter ≥ 12,5 mm tangan
3 diameter ≥ 2,5 mm jari
4 diameter ≥ 1,0 mm perkakas
5 debu kawat
6 kedap debu kawat
kawat

11/1/2015
1 2 3 4
Elemen Angka Artinya proteksi untuk Artinya proteksi
/huruf perlengkapan manusia
Kode huruf IP
Dari masuknya benda asing Dari sentuh langsung
cair ke bagian berbahaya
dengan :
Angka 0 (tanpa proteksi)
karakteristrik 1 tetesan air secara vertical
kedua 2 tetesan air miring (150)
3 semprotan air/ butiran halus
4 semprotan air/butiran besar
5 pancaran air
6 pancaran air kuat
7 perendaman sementara
8 perendaman kontinu
11/1/2015
IP benda
padat

IP zat cair
keselamatan Kerja listrik

vChecklist pemeriksaan
keselamatan Kerja
listrik
Agar aman
Pakai PPE
Sarung tangan anti gores
Peralatan :
- Untuk merubah dari energi listrik ke bentuk
lain (lampu, strika, motor, kontaktor,...)
- Harus diberi sumber listrik
- Kalo tidak ada sistem tidak jalan (trafo)
Perlengkapan :
- Alat yang apabila tidak ada sistem masih bisa
jalan (alat ukur, saklar, kabel, pembatas (MCB ..)
Prosedur Riksa-Uji Alat / Instalasi

Riksa/Uji
Commisi Commisi
oning oning

Gbr
Rencana

88
TIPS AMAN UNTUK MENCEGAH BAHAYA LISTRIK

ž Gunakan sarung tangan dan sepatu khusus untuk bahaya listrik;


ž Simpan peralatan listrik yang tidak digunakan di tempat yang
kering;
ž Jangan menggunakan peralatan listrik yang basah/ lembab;
ž Usahakan bekerja pada tegangan < 50 V;
ž Usahakan tempat kerja listrik terang;
ž Pastikan tidak mendekati potensi bahaya listrik;
ž Jangan mencabut/menyentak untuk melepaskan tusuk kontak;
ž Jaga kabel dari panas, minyak dan benda tajam;
ž Lepaskan peralatan yang tidak digunakan dari sumber listrik, ;
ž Ganti setiap peralatan yang rusak;
ž Pastikan bahwa saklar daya utama untuk mematikan daya listrik
mudah dijangkau dan jelas ditandai, sehingga dapat dengan cepat
dimatikan dalam keadaan darurat;
ž Lakukan pekerjaan dengan didampingi seorang petugas.
KEBAKARAN LISTRIK
Kebakaran pada peralatan
listrik yang bertegangan
“Kebakaran Kelas C”

Bahaya kebakaran listrik :


• Penggunaan media pemadaman yang salah
(konduktif) bisa menyebabkan bahaya bagi regu
pemadam;
• Terbakarnya insulator dapat menghasilkan asap
beracun
• Asap pada ruangan sempit akan membahayakan
manusia
• Kebakaran listrik bisa menjadi pemicu terbakarnya
bahan lain di sekitarnya
KEBAKARAN LISTRIK
Yang harus dilakukan bila terjadi kebakaran listrik :

• Jika terlihat asap di peralatan listrik, segera tekan switch off /


matikan arus listrik peralatan tersebut.
• Matikan aliran listrik ke ruangan dimana terjadi kebakaran
listrik.
• Jangan membuka “electrical cabinet” yang terbakar
apabila belum disiapkan alat pemadam yang sesuai.
• Orang yang tidak berkepentingan harus segera
meninggalkan ruangan.
• Singkirkan barang-barang lain yang memungkinkan terja-
dinya penyebaran kebakaran.
• Gunakan media pemadam Non-Conduktor (Dry Powder
atau Gas CO2).
LOGO

Anda mungkin juga menyukai