Anda di halaman 1dari 198

LOGO

KEMNAKER

SELAMAT DATANG
PESERTA CALON AHLI K3
UMUM
Perkenalkan

Nama : Muslim Gunawan,ST


Lahir : Bandung 07 Agustus 1974
Pekerjaan : Pengawas Ketenagakerjaan
Kantor : Jl. Martanegara No 4 - 6
Alamat : Jl. Cilame Permai E.17
Ngamprah Bandung Barat
No. HP : 081802171825
Email : muslimgunawanst@yahoo.com
RUANG LINGKUP
1. Pengawasan K3 Listrik di Tempat
Kerja
2. Pengawasan K3 sistem Proteksi
Petir
3. Pengawasan K3 Pesawat Lift
1. Pengawasan K3 Listrik
1. Peraturan K3 listrik di tempat Kerja
2. Pola Pembinaan dan Pengawasan Norma K3
Listrik
3. Sejarah peraturan perundangan K3 listrik AVE
1938, PUIL 1964, PUIL 1977, PUIL 1988, PUIL
2000. PUIL 2011
4. Pemeriksaan persyaratan K3 listrik
5. Sumber Bahaya Listrik
6. Sistem pengamanan terhadap bahaya listrik
7. Prosedur Keselamatan Kerja listrik
8. Bahaya dan pengendalian Kebakaran dan
Peledakan akibat listrik
9. pemeriksaan keselamatan Kerja listrik
10.Penerapan SMK3 terkait K3 Listrik
LOGO

1.Pengawasan K3 Listrik di

Tempat Kerja
1. Peraturan K3 Listrik Ditempat kerja

Undang undang No 1 tahun 1970


Keselamatan Kerja

Pasal 2 ayat (2) huruf q


(Ruang lingkup)
Setiap tempat dimana listrik Dibangkitkan,
ditransmisikan, dibagi-bagikan, disalurkan
dan digunakan

11/1/2015
Undang undang No 1 tahun 1970

Pasal 3 ayat (1) huruf q


(Objective)
Keselamatan Kerja

Dengan peraturan perundangan


ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
q. mencegah terkena aliran listrik
berbahaya

11/1/2015
Perencanaan /gambar rencana  sesuai perhitungan teknis

Pembuatan/pemasangan  sesuai gambar rencana

Pola Pembinaan dan Pemeriksaan dan pengujian pertama


Pengawasan Norma K3
Listrik
Penggunaan

Pemeliharaaan

Pemeriksaan dan pengujian berkala  Listrik, IPP, Pesawat Lift


2. POLA PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN K3 LISTRIK
Rancang Pasang Operasional Pemeliharaan
/Perubahan

Pemeriksaan : Pemeriksaan : Pemeriksaan :


1. Legalitas 1. Legalitas 1. Dokumen serah terima dari instalatur
Perancang Pemasang/ (Telah disyahkan)
2. Dokumen Instalatir 2. Manajemen operasional (harus ada ahli
Perencanaan 2. Pengesyahan K3 spesialis Listrik jika lebih dari 200 Kva)
Gambar rencana 3. Pemeliharaan yang dilakukan oleh Teknisi
3. Laporan hasil 4. Dokumen hasil Riksa Uji Berkala
Riksa Uji
4. As Buit Drawing
5. Petunjuk
Operasional

02/10/2022 Created by ganjar budiarto 9


3. Sejarah Regulasi K3 Listrik
STANDAR PEMBANGKIT TRANSMISI DISTRIBUSI PEMANFAATAN
AVE N2004-1838 V V V V
1. PUIL 1964 V V V V
2. PUIL 1977 V V V V
3. PUIL 1987 V V V V
4. PUIL 2000 X X X V s/d 35 kV
5. PUIL 2011 X X X V s/d 1 kV
PERMENAKER V V V V
No 12 TH 2015

Standar STANDAR TERBUKA


K3 Listrik SNI – IEC – REGULASI NEGARA LAIN
KETERANGAN :
AVE 38 – PUIL 64, PUIL 77 – PUIL 87, PUIL 2000 &
PUIL 2011 diberlakukan oleh Kemenaker sebagai
STANDAR WAJIB
02/10/2022 Created by ganjar budiarto 10
Add your company slogan

LOGO
Add your company slogan

LOGO
Add your company slogan

LISTRIK
 Ahli K3 Listrik
(Permen No 12 tahun 2015 jo Kepdirjen No. Kep.
47/PPK&K3/VIII/2015)
 Teknisi Listrik
(Permen No 12 tahun 2015 jo Kepdirjen No. Kep.
48/PPK&K3/VIII/2015)
 Teknisi Lift yang terdiri dari Penyelia
Pemasangan, Teknisi Pemeliharaan, Teknisi
Penyetel dan Penyelia Operasi
(Kepdirjen No. Kep. 407/BW/1999)
LOGO
Kewajiban Ahli K3 Add your company slogan

Permen No 2/1992
 Pasal 9
(1) Ahli keselamatan dan kesehatan kerja
berkewajiban:
a. Membantu mengawasi pelaksanaan
peraturan perundangan keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan bidang yang
ditentukan dalam keputusan penunjukannya;
b. Memberikan laporan kepada Menteri Tenaga
Kerja atau Pejabat yang ditunjuk mengenai
hasil pelaksanaan tugas dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan

1. Untuk ahli keselamatan dan kesehatan kerja di


tempat kerja satu kali dalam 3 (tiga) bulan, kecuali
ditentukan lain;
2. Untuk ahli keselamatan dan kesehatan kerja di
perusahaan yang memberikan jasa dibidang
keselamatan dan kesehatan kerja setiap saat setelah
selesai melakukan kegiatannya;
c. Merahasiakan segala keterangan tentang ahasia
perusahaan/instansi yang didapat berhubungan
dengan jabatannya.

www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
Kewenangan Ahli K3
Ahli keselamatan dan kesehatan kerja berwenang untuk:
a. Memasuki tempat kerja sesuai dengan keputusan penunjukan;
b. Meminta keterangan dan atau informasi mengenai
pelaksanaan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja
ditempat kerja sesuai dengan keputusan penunjukannya;
c. Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluasi
dan memberikan persyaratan serta pembinaan keselamatan
dan kesehatan kerja yang meliputi:
1. Keadaan dan fasilitas tenaga kerja.
2. Keadaan mesin-mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi
serta
peralatan lainnya.
3. Penanganan bahan-bahan.
4. Proses produksi.
5. Sifat pekerjaan.
6.
7. Cara kerja. kerja.
Lingkungan LOGO
Add your company slogan
Pelaksanaan pembinaan Colan Ahli K3 bidang
Listrik

LOGO
Add your company slogan

LOGO
Add your company slogan

LOGO
Add your company slogan

LOGO
Add your company slogan

LOGO
Add your company slogan

LOGO
Add your company slogan

LOGO
Add your company slogan

LOGO
Add your company slogan

LOGO
Add your company slogan

LOGO
Add your company slogan

LOGO
Add your company slogan

www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan

www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan

LOGO
Add your company slogan

LOGO
Add your company slogan

www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan

www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan

www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan

www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan

www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan

www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan

www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan

www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan

O
www.themegallery.com LOG
Add your company slogan

www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan

www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan

www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan

www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan

OGO
www.themegallery.com L
Add your company slogan

www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan

www.themegallery.com LOGO
www.themegallery.com
om
www.themegallery.com
D. Pemeriksaan persyaratan
K3 listrik
Checklist pemeriksaan
EFEK SENGATAN LISTRIK
BESAR ARUS YANG AKIBAT YANG TIMBUL
MELEWATI TUBUH

1 mA, atau kurang TIDAK ADA AKIBAT, TIDAK TERASA


AMAN

1 – 8 mA SENGATAN TERASA TETAPI TIDAK SAKIT


DAN TIDAK MENGGANGGU KESADARAN
8 – 15 mA SENGATAN TERASA SAKIT, TETAPI MASIH BISA
MELEPASKAN DIRI, KESADARAN TIDAK HILANG
BERBAHAYA

15 – 20 mA SENGATAN SAKIT KESADARAN BISA HILANG DAN


TIDAK BISA MELEPASKAN DIRI

20 – 50 mA KESAKITAN, SUSAH BERNAFAS, TERJADI


KONSTRAKSI PADA OTOT & KESADARAN HILANG

100 – 200 mA KONDISI MEMATIKAN LANGSUNG DAN SUSAH


DITOLONG

200 mA atau lebih TERBAKAR DAN JANTUNG BERHENTI BERDETAK


TEGANGAN SENTUH ABB
YANG DIIJINKAN (IEC)

Tegangan Sentuh Waktu Maksimum Yang


(Volt) Diijinkan (Detik)
< 50 ~
50 5
75 1
90 0.5
110 0.2
150 0.1
220 0.05
280 0.03
Arus listrik pada tubuh dapat
mengakibatkan :

menghentikan fungsi jantung dan


menghambat pernafasan.
Panas yang ditimbulkan oleh arus
dapat menyebabkan kulit atau
tubuh terbakar, khususnya pada
titik dimana arus masuk ke tubuh.
menghentikan fungsi jantung dan menghambat pernafasan
Luka bakar akibat listrik

02/10/2022
Arus listrik pada tubuh dapat
mengakibatkan :

Beberapa kasus dapat


menimbulkan pendarahan, atau
kesulitan bernafas dan gangguan
saraf.
Gerakan spontan akibat terkena
arus listrik, dapat mengakibatkan
cidera lain seperti akibat jatuh atau
terkena/tersandung benda lain.
Kemungkinan jatuh dari ketinggian

02/10/2022
Proteksi dari Arus Kejut

Proteksi Sentuh langsung :


1. Mencegah mengalirnya arus
melalui tubuh
2. Membatasi arus yang dapat
mengalir melalui badan sampai
nilai yang lebih kecil dari arus
kejut
Bahaya kejut listrik
disebabkan oleh :
• Sentuhan Langsung
• Sentuhan Tidak langsung
Bahaya Sentuhan Langsung

Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan pada
bagian konduktif yang secara
normal bertegangan
PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG
METODA :
1 Isolasi bagian aktif
2 Penghalang atau Selungkup
3
3 Rintangan
4
4 Jarak aman atau diluar jangkauan
5 Isolasi lantai kerja.

74
G. Sistem pengamanan terhadap
bP en g a manan terhadap sentuhan
langsung
 Isolasi bagian aktif
MENGISOLASI BAGIAN AKTIF
02/10/2022 77
MENGISOLASI BAGIAN AKTIF
MENUTUP DENGAN
PENGHALANG/SELUNGKUP
 Penghalang
rintangan
 Atau dengan
penempatan
diluar
jangkauan.
MEMASANG RINTANGAN
MEMBERI JARAK DI LUAR
JANGKAUAN
PROTEKSI BAHAYA
“JARAK AMAN”
Jarak aman atau diluar jangkauan :
TEGANGAN
JARAK (cm)
(KV)
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
84
ISOLASI LANTAI KERJA
BAHAYA SENTUH
TIDAK LANGSUNG

Sentuhan tidak langsung


adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal tidak
bertegangan, menjadi bertegangan
karena terjadi kegagalan isolasi
PROTEKSI BAHAYA
SENTUH TIDAK LANGSUNG

METODA :
1 Memasang grounding (pembumian)

2 Proteksi dengan lokasi tidak konduktif

3
3 Menggunakan peralatan dengan isolasi ganda
(misal bor
4
4 Mamasang tanda keselamatan

87
GROUNDING

• Grounding
memperkecil resistansi
alat dan bumi
• Saat ada arus kejut
atau tegangan petir,
arus mengalir ke tanah,
grounding melindungi
arus kejut melalui
tubuh
88
Pengamanan
terhadap tegangan
sentuh (tidak
langsung)
 Pentanahan
(Grounding/Earthing)
MENGGUNAKAN PERLENGKAPAN
DENGAN ISOLASI GANDA
Menggunakan perlengkapan/alat
listrik yang memiliki isolasi
ganda yaitu perlengkapan/alat
listrik dimana bagian-bagian
yang tersentuh dalam
pemakaiannya terbuat dari
bahan isolasi, pada alat kelas ini
tidak diperlukan grounding

90
Pengaman
pada
peralatan
portabel
 Alat Kelas I
dan Kelas
II
Alat Proteksi
Otomatis
 Residual Current
Device (RCD),
Earth Leakage
Circuit Breaker
(ELCB) dan
Ground Fault
Circuit Interruptor
(GFCI)
H. Prosedur Keselamatan Kerja
listrik
umum
Hanya orang-orang yang berwenang, dan
berkompeten yang diperbolehkan
bekerja pada atau di sekitar peralatan
listrik
Menggunakan peralatan listrik sesuai dengan
prosedur (jangan merusak atau membuat
tidak berfungsinya alat pengaman)
Jangan menggunakan tangga logam untuk
bekerja di daerah instalasi listrik
umum
• Pelihara alat dan sistem dengan baik
• Menyiapkan langkah-langkah tindakan darurat
ketika terjadi kecelakaan
Prosedur shut-down :
• tombol pemutus aliran
listrik (emergency off)
• harus
Korbanmudah
harus diraih.
dipisahkan dari aliran listrik dengan
cara yang aman sebelum dilakukan pertolongan
pertama.
• Hubungi bagian yang berwenang untuk
melakukan pertolongan pertama pada
kecelakaan. Pertolongan pertama harus
dilakukan oleh orang yang
berkompeten
lanjutan 8. prosedur
Khusus
 Prosedur Lock
out/Tagout
ut

Penempatan Lock dan Tag pada sebuah


alat pengisolasi energi, sesuai dengan
prosedur, untuk memastikan agar alat
pengisolasi energi dan peralatan
dikendalikan tidak bisa dijalankan sampai
Lock dan Tag dicabut
I. Bahaya dan pengendalian
akibat
Kebakaran dan Peledakan
listrik
Penyebab
Kebakaran
dan
Peledakan
 Ukuran kabel
yang tidak
memadai
 Penggunaan
adaptor atau
stop kontak
yang salah.
 Instalasi
kontak
yang tidak
memadai
 Percikan bunga
api pada peralatan
listrik atau ketika
memasukkan dan
mengeluarkan
soket ke stop-
kontak pada
lingkungan kerja
yang berbahaya di
mana terdapat
cairan, gas atau
debu yang mudah
terbakar
Pengendalian Kebakaran dan
peledakan
 penggunaan instalasi, perlengkapan dan peralatan
sesuai dengan IP (indeks protection)
Kode IP adalah sistem kode untuk menunjukan tingkat proteksi
yang diberikan oleh selungkup dari sentuh langsung ke bagian
yang berbahaya, dari benda asing padat, air dan untuk
memberikan informasi tambahan dalam hubungannya dengan
proteksi tersebut.

Angka pertama adalah perlindungan terhadap


masuknya benda padat
Angka Kedua adalah perlindungan terhadap
masuknya
benda cair
Kode IP (International Protection) IEC 60529

P23
ELEMEN PADA KODE IP
DERAJAT PERLINDUNGAN (INDEX OF PROTECTION / IP )

ANGKA I PENJELASAN ANGKA II PENJELASAN

0 Tanpa proteksi 0 Tanpa Proteksi


1 Proteksi terhadap masuknya benda padat 1 Proteksi terhadap tetesan air vertikal
>50mm

2 Proteksi terhadap masuknya benda padat 2 Proteksi terhadap tetesan air vertikal dan
lebih dari 12 mm membuat < 150 terhadap horisontal

3 Proteksi terhadap masuknya benda padat 3 Proteksi terhadap semprotan air sampai <
lebih dari 25 mm 600 terhadap horisontal

4 Proteksi terhadap masuknya benda padat 4 Proteksi terhadap semburan air dari
lebih dari 1,0 mm semua arah

5 Proteksi terhadap masuknya debu 5 Proteksi terhadap air bertekanan


6 Debu tidak bisa masuk (Dost Tght) 6 Proteksi thd banjir temporer
7 Proteksi terhadap pengaruh peredaman
8 Proteksi terhadap pengaruh bawah air.
LOGO

2. Pengawasan K3 sistem
Proteksi Petir
Ref
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
bahaya sambaran langsung

2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000)


Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi
bahaya sambaran tidak langsung

Instalasi penyalur petir yang tidak


memenuhi syarat dapat mengundang bahaya

11/1/2015
Pengawasan K3 +++++++
Instalasi Penyalur Petir +++++++++
+++++++
- - - - - - -
- - - - - -
- - - - -
11/1/2015
Terjadinya Petir

Petir terjadi karena


lompatan elektron-
elektron dari awan
bermuatan negatif ke
Bumi yang bermuatan
positif

awal
Mekanisme Terjadinya Petir
• Jika muatan pada awan telah dilepas ke bumi maka
tegangan pada awan tersebut akan turun, akibatnya
dapat terjadi beda tegangan yang tinggi antara awan
dengan pusat muatan lainnya pada awan tersebut.
• Akibatnya akan terulang kembali pelepasan muatan
melalui kanal yang terbentuk oleh pelepasan muatan
pertama. Peristiwa ini disebut pelepasan muatan
berurutan (multiple lightning stroke) yang sering
terjadi di alam.
-- - - - - - - - - - - - - - -
------------
- -
- -
-
- -
- - - -
- - -
-
- -
- - - - - -
- - - - -
- -

- - - - - -
- - - - - -
- - -

+ + + +
+ + + + + + + BUMI+ + +
+ + + + + + + + +

11/1/2015
Mekanisme Terjadinya
Petir - Step 1

• Muatan negatif terbentuk


pada awan
• Terjadi peningkatan
Medan Listrik
• Muatan listrik terbentuk
pada tanah
• Breakdown pada udara
mengawali pelepasan
Mekanisme Terjadinya
Petir - Step 2

• Leader terus bergerak ke


bawah
• Terjadi peningkatan
listrik yg lebih tinggi
• Terjadi pembangkitan
aliran (streamer) ke atas
• Streamer bergerak ke
arah step leader
Mekanisme Terjadinya
Petir - Step 3

• Streamer dan stepleader


bertemu
• Terbentuk kanal
• Potential sama
• Tampak Sambaran petir
Arus : 5.000 ~ 200.000
A
Panas: 30.000 oC

KERUSAKAN Sasaran
• THERMIS
, OBYEK YANG TERTINGGI
• ELEKTRI
S,
11/1/2015 • MEKANIS
++++++++ - - - - - - - - +++++++
++++++++ - - - - - - - - +++++++++
++++++++ - - - - - - - - +++++++
------------ +++++++ - - - - - - -
------------- +++++++ - - - - - -
------------ +++++ - - - - -
DARI AWAN
KE AWAN DARI AWAN
KE BUMI

MENYAMBAR
JARINGAN
LISTRIK

11/1/2015
02/10/2022 Created by gusti herwindo 118
02/10/2022 Created by gusti herwindo 119
02/10/2022 Created by gusti herwindo 120
02/10/2022 Created by gusti herwindo 121
BAHAYA SAMBARAN PETIR

 SAMBARAN
LANGSUNG

 SAMBARAN TIDAK
LANGSUNG

KERUSAKAN
PADA ALAT ELEKTRONIK

11/1/2015
Instalasi penyalur petir
yang tidak
memenuhi syarat dapat
mengundang bahaya

Grounding tidak sempurna

Berbahaya

11/1/2015
11/1/2015
Hindari voltage step
KONSEP PROTEKSI BAHAYA
SAMBARAN PETIR

PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG


Dengan memasang instalasi penyalur petir pada
bangunan
Jenis instalasi :
- Sistem Franklin
- Sistem Sangkar Faraday
- Sistem Elektro statik

PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG


Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan
pada jaringan instalasi listrik (Arrester)
126
Muslim gunawan
02/10/2022 127
Air Termination/Penerima
 Penerima harus dipasang
di tempat atau bagian
yang diperkirakan dapat
tersambar petir
 Jika bangunan yang
terdiri dari bagian-bagian
seperti bangunan yang
mempunyai menara,
antena, papan reklame
atau suatu blok bangunan
harus dipandang sebagai
suatu kesatuan;
Finial penyalur petir (Air
Termination/Penerima)

Dimensi minimum air terminal :


◦ Cu : 35 mm2
◦ Fe : 50 mm2
◦ Al : 70 mm2
Down Conductor / Penghantar
penurunan

 penghantar yang menghubungkan penerima dengan


elektroda bumi;
 harus dipasang sepanjang bubungan (nok) dan atau
sudut-sudut bangunan ke tanah
 Dari suatu bangunan paling sedikit harus mempunyai
2 (dua) buah penghantar penurunan;
 Penghantar penurunan harus dipasang dengan jarak
tidak kurang 15 cm dari atap yang dapat terbakar
kecuali atap dari logam, genteng atau batu;
Down Conductor / Penghantar
penurunan (permenaker : 02/1989)
Bahan penghantar penurunan yang
dipasang khusus harus digunakan kawat
tembaga atau bahan yang sederajat
dengan ketentuan :
◦ penampang sekurang-kurangnya 50 mm’.;
◦ setiap bentuk penampang dapat dipakai dengan
tebal serendah-rendahnya 2 mm.
Jarak antara alat-alat pemegang
penghantar penurunan satu dengan yang
lainnya tidak boleh lebih dari 1,5 meter
Pembumian
Elektroda bumi harus
dibuat dan dipasang
sedemikian rupa sehingga
tahanan pembumian
sekecil mungkin
 Tembaga, baja galvanis
½” (25mm x 4mm)
Tahanan pembumian dari
seluruh sistem
pembumian tidak boleh
lebih dari 5 ohm
Metode penempatan Air
Termination
Perhitungan Kebutuhan Bangunan
akan Sistem Proteksi Petir

A: Macam struktur bangunan


B: Konstruksi Bangunan
C: Tinggi Bangunan
D: Situasi Bangunan
E: Pengaruh Kilat
F: Perkiraan Bahaya
Indeks C: Bahaya berdasarkan
Tinggi Bangunan
Tinggi bangunan Indeks C
sampai......(m)
6 0
12 2
17 3
25 4
35 5
50 6
70 7
100 8
140 9
200 10
Indeks D: Bahaya berdasarkan Situasi
Bangunan
Situasi Bangunan Indeks D
Di tanah datar pada semua 0
ketinggian
Di kaki bukit sampai ¾ tinggi 1
bukit atau di pegunungan sampai
1000 meter

Di puncak gunung atau 2


pegunungan yang lebih dari 1000
meter
Indeks E: Bahaya berdasarkan Hari Guruh

Hari Guruh per tahun Indeks E


2 0
4 1
8 2
16 3
32 4
64 5
128 6
256 7
Perhitungan Kebutuhan Bangunan
akan Sistem Proteksi Petir
Kebutuhan ditentukan berdasarkan
penjumlahan indeks-indeks yang mewakili
keadaan bangunan di suatu lokasi dan
dituliskan :
R = A + B + C + D + E
INSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER PER-02 MEN/1989
SISTEM FRANKLIN
BAGIAN BAGIAN PENTING

PENERIMA
(AIR TERMINAL)

 HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)

 HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)

11/1/2015
INSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER PER-02 MEN/1989
SISTEM FRANKLIN
Franklin Benjamin,
Perintis LPS

PENERIMA
Sudut perlindungan (AIR TERMINAL)
112 o

 HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)

 HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)

Resistan pembumian
mak 5 ohm

02/10/2022 Created by gusti herwindo 142


02/10/2022 Created by gusti herwindo 143
Harus dipasang instalasi SNI 225 - 1987
PROTEKSI PETIR PUIL-1987
(Sistem internal protection) (820 - B.16 dan - C.4)

Ruangan berpotensi bahaya


ledakan gas/uap/debu/serat

02/10/2022 Created by gusti herwindo 144


++++++++
++++++++
++++++++
------------
-------------
------------

MENYAMBAR
JARINGAN LISTRIK

02/10/2022 Created by gusti herwindo 145


02/10/2022 Created by gusti herwindo 146
PROTEKSI PETIR SYSTEM
INTERNAL
Semua bagian konduktif dibonding
Semua fasa jaringan RSTNG dipasang Arrester
Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi listrik semua
kawat RSTN
tegangannya sama tidak ada beda potensial

RSTN RSTN

ARRESTER

GROUNDING

Created by
gusti
02/10/2022 147 herwindo
LIGHTNING ARRESTER (L.A)

 Lightning arrester adalah suatu alat untuk


mencegah terjadinya perambatan
gelombang tegangan/arus yang tinggi
pada suatu peralatan akibat gangguan
petir (gangguan external).
 Dalam Intalasi Tenaga listrik peralatan ini
dipasang pada line/ jala-jala untuk
mengamankan trafo, Gen-set .

02/10/2022 Created by gusti herwindo 148


PRINSIP KERJA LIGHTNING
ARRESTER (L.A)

 Apabila ada gelombang petir pada jala-jala dan melalui


Lightning Arrester maka tegangan tsb akan dipotong
(Chopped) oleh LA dan dialirkan ke
bumi(dibumikan),sehingga peralatan dalam jala-jala
menjadi aman.
 Komponen dalam lightning arrester yang memotong
gelombang dan mengalirkan sisa gelombang tsb
kebumi bersifat Non Linier Resistan dan berfungsi
sebagai AIR GAP.

02/10/2022 Created by gusti herwindo 149


LIGHTNING ARRESTER

Gambar lightning Arrester yang


digunakan untuk trafo,genset dan
dipasang dalam jala2 :
1.Thyrite valve.
2.Rumah atau pelindung keramik

3.Air gap (celah udara) sebagai


pengaman yang akan mengalirkan
gelombang tegangan/arus bila melebihi
02/10/2022
tegangan nominal LA
Created by gusti herwindo 150
LIGHTNING ARRESTER UNTUK
MENGAMANKAN TRAFO
1. Unit kumparan primer dan sekunder.
2. Inti dan pegangan kerangka .
3. Hubungan tegangan tinggi dibawah
permukaan minyak untuk mencengah busur
4. Sekreing (pengaman) tegangan tinggi untuk
melindungi bila ada kesalahan di dalam.
5. Lightning arrester de.ngan air gap untuk
huburgan ke tegangan tinggi dan grounded.
6. Tegangan tinggi dan penyambung.
7. Tegangan rendah
8. Gasket seal untuk tutup
9. Penarik dan pengangkat
10. Permukaan minyak
11. Hubungan tanah
12. Isolasi antara kumparan dan inti

02/10/2022 Created by gusti herwindo 151


LIGHTNING ARRESTER UNTUK
MENGAMANKAN MOTOR LISTRIK

02/10/2022 Created by gusti herwindo 152


LIGHTNING ARRESTER UNTUK
MENGAMANKAN MOTOR LISTRIK

02/10/2022 Created by gusti herwindo 153


PEMASANGAN PEMBUMIAN PADA MOTOR
LISTRIK

02/10/2022 Created by gusti herwindo 154


CARA PEMASANGAN LIGHTNING
ARRESTER

 Lightning arrester dipasang di jala2


masuk (sisi incoming ) di dekat
perlengkapan/alat yang dilindungi
 Break Down voltage LA harus lebih
tinggi dari pada nominal voltage alat
yang dilindungi.
 Bisa dipasang pada single phase
ataupun three phase jala2

02/10/2022 Created by gusti herwindo 155


GAMBAR ARESSTER
PENERIMA (AIR TERMINAL)
1. Dipasang pada tempat yang akan tersambar.
2. Daerah terlindung
3. Tinggi lebih dari 15 cm dari sekitar
4. Jumlah dan jarak harus diatur (daerah perlindungan 112
derajat)

Penerima dapat berupa :


a. Logam bulat panjang yang terbuat dari tembaga
b. hiasan,-hiasan pada atap, tiang-tiang, cerobong logam yang
disambung dengan instalasi penyalur petir.
c. Atap –atap dari logam yang disambung secara elekteris.

11/1/2015
SYARAT-SYARAT PEMASANGAN PENGHANTAR PENURUNAN
1. Dipasang sepanjang bubungan ke tanah.
2. Diperhitungkan pemuaian dan penyusutan.
3. Jarak antara alat pemegang penghantar maximal 1,5 meter.
4. Dilarang memasang penghantar penurunan dibawah atap dalam
bangunan.
5. Jika ada, penurunan dipasang pada bagian yang terdekat pohon,
menonjol.
6. Memudahkan pemeriksaan.
7. Jika digunakan pipa logam, pada kedua ujung harus disambung
secara elektris.
8. Dipasang minimal 2 penurunan.
9. Jarak antar kaki penerima dan titik percabangan penghantar
maximal 5 meter.

11/1/2015
BAHAN PENGHANTAR PENURUNAN
a. Kawat tembaga penampang min. 50 mm2 & Tebal minimal 2 mm.
b. Bagian atap, pilar, dinding, tulang baja yang mempunyai massa
logam yang baik.
c. Khusu tulang beton harus memenuhi :
a. Sudah direncanakan untuk itu
b. Ujung-ujung tulang baja mencapai garis permukaan air
dibawah tanah.
c. Kolom beton yang digunakan sebagai penghantar adalah kolom
beton bagian luar.
d. Pipa penyalur air hujan + minimal dua pengantar penurusan khusus.
e. Jarak antar penghantar
a. Tinggi < 25 m max. 20 m
b. Tinggi 25 – 50 m max (30 – 0,4xtinggi bangunan)
c. Tinggi > 50 m max 10 meter.
11/1/2015
SYARAT PEMBUMIAN/TAHANAN PEMBUMIAN
a. Dipasang sedemikian sehingga tahan pembumian terkecil.
b. Sebagai elektroda bumi dapat digunakan
a. Tulang baja dari lantai kamar, tiang pancang
(direncanakan).
b. Pipa logam yang dipasang dalam bumi secara tegak.
c. Pipa atau penghantar lingkar yang dipasang dalam
bumi secara mendatar.
d. Pelat logam yang ditanam.
e. Bahan yang diperuntukkan dari pabrikan (spesifikasi
sesuai standar)
f. Dipasang sampai mencapai permukaan air dalam bumi.
g. Masing-masing penghantar dari suatu instalasi yang
mempunyai beberapa penghantar harus disambungkan
dengan elektroda kelompok.
11/1/2015
e. Terdapat sambungan ukur.
f. Jika keadaan alam tidak memungkinkan,
• Masing-masing penghantar penurunan harus disambung
dengan penghantar lingkar yang ditanam dengan beberapa
elektro tegak atau mendatar sehingga jumlah tahan
pembumian bersama memenuhi syarat.
• Membuat suatu bahan lain (bahan kimia dan sebagainya)
yang ditanam bersama dengan elektroda sehingga
tahan pembumian memenuhi syarat.
g. Elektroda bumi yang digunakan untuk pembumian
instalasi listrik tidak boleh digunakan untuk pembumian
instalasi penyalur petir.

11/1/2015
BANGUNAN YANG MEMPUNYAI ANTENA
1. Antena harus dihubungkan dengan instalasi penyalur petir
dengan penyalur tegangan lebih, kecuali berada dalam
daerah perlindungan.
2. Jika antena sudah dibumikan, tidak perlu dipasang
penyalur tegangan lebih.
3. Jika antena dpasang pada bangunan yang tidak mempunyai
instalasi petir, antena harus dihubungkan melalui
penyalur tegangan lebih.
4. Pemasangan penghantar antara antena dan penyalur petir
sedemikian menghindari percikan bunga api.
5. Jika suatu antena dipasang pada tiang logam, tiang
tersebut harus dihubungkan dengan instalasi penyalur
petir.
6. Jika antena dipasang secara tersekat pada suatu
tiang
besi, tiang besi ini harus dihubungkan dengan bumi.
11/1/2015
CEROBONG YANG LEBIH TINGGI DARI 10 M

a. Instalasi penyalur petir yang terpasang dicerobong


tidak boleh dianggap dapat melindung bangunan yang
berada disekitarnya.
b. Penerima harus dipasang menjulang min 50 cm di
atas
pinggir cerobong.
c. Alat penangkap bunga api dan cincin penutup pinggir
bagian puncak dapat digunakan sebagai penerima petir.
d. Instalasi penyalur petir dari cerobong min harus
mempunyai 2 penurunan dengan jarak yang sama satu
sama lain.
e. Tiap-tiap penurunan harus disambungkan langsung
11/1/2015
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
1. Setiap instalasi penyalur petir harus dipelihara agar
selalu bekerja dengan tepat, aman dan memenuhi syarat.
2. Instalasi penyalur petir petir harus diperiksa dan diuji :
1. Sebelum penyerahan dari instalatir kepada pemakai.
2. Setelah ada perubahan atau perbaikan (bangunan
atau instalasi)
3. Secara berkala setiap dua tahun sekali.
4. Setelah ada kerusakan akibat sambaran petir.
3. Dilakukan oleh pegawai pengawas, Ahli K3 atau PJK3
Inspeksi.

4. Pengurus atau pemilik wajib membantu (penyedian


alat)

11/1/2015
Dalam pemeriksaan dan pengujian hal yang perlu
diperhatikan :
a. Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang
dapat menimbulkan karat.
b. Kerusakan-kerusakan dan karat dari penerima,
penghantar
c. Sambungan-sambungan
d. Tahanan pembumian dari masing-masing
elektroda maupun elektorda kelompok.
e. Setiap hasil pemeriksaan dicatat dan diperbaiki.
f. Tahanan pembumian dari seluruh sistem
pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm.
g. Dilakukan pengukuran elektroda pembumian.
11/1/2015
GAMBAR ARESSTER
11/1/2015
www.themegallery.com
LOGO

3. Pengawasan
K3Pesawat Lift
Sosialisasi
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Tentang
K3 ELEVATOR & ESKALATOR
Tiga Faktor utama
penyebab kecelakaan kerja :
1. Manusia
2. Peralatan
3. Lingkungan
Beberapa Kasus
Kecelakaan Elevator & Eskalator
Di Jakarta
Siapa penanggung jawab atas kejadian pada
kecelakaan Elevator Eskalator?

A. Pihak Manajemen bangunan


1. Manejer / pimpinan
2. Teknisi gedung
B. Pihak kontraktor
1. Manejer / pimpinan
2. Teknisi pelaksana
C. ???
Sekilas Permenaker No. 06 Tahun 2017
K3 ELEVATOR ESKALATOR
Tujuan :
 Melindungi tenaga kerja dan orang lain dari potensi
bahaya Elevator & Eskalator (E2)
 Menjamin & memastikan E2 yang aman & handal
 Memberikan jaminan K3 bagi pengguna
 Menciptakan tempat kerja yang aman & sehat guna
meningkatkan produktivitas.
“ Mencakup Tiga Faktor Utama
Penyebab Kecelakaan Kerja ”
Sekilas Permenaker No. 06 Tahun 2017

 Diundangkan 6 Juli 2017

 Berita Negara RI Tahun 2017 No. 909

 10 Bab, 91 Pasal.
Sekilas Permenaker No. 06 Tahun 2017
Mencabut dan tidak memberlakukan :
 Permenaker No. PER.03/MEN/1999 : Syarat-syarat K3
Lift untuk pengangkutan orang dan barang,
 Permenaker No. PER.32/MEN/2015 : Perubahan atas
Permenaker No. PER.03/MEN/1999,
 Permenaker No. PER.05/MEN/1985 : Pesawat Angkat
Angkut sepanjang mengatur Eskalator,
 Kepmenaker No.09/MEN/VII/2010 : Operator dan
Petugas PAA sepanjang mengatur Operator Eskalator,
 Kepdirjen No.407KEP.BW/1999 : Persyaratan,
penunjukan hak dan kewajiban Teknisi Lift.
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-I
Ketentuan umum
 Definisi
 Pengurus, pengusaha wajib menerapkan Syarat K3 E2
 Syarat K3 E2 :
 Permenaker No. 06 Tahun 2017
 Standar bidang E2
o SNI
o SI
DAFTAR SNI Mengenai Transportasi Vertikal
1. SNI 05-2189-1999 Definisi dan Istilah
2. SNI 03-2190-1999 Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang yang dijalankan
dengan motor traksi.
3. SNI 03-2190.1-2000 Syarat-syarat umum konstruksi lif yang dijalankandengan
transmisi hidrolis.
4. SNI 03-2190.2-2000 Syarat-syarat umum konstruksi lif pelayanan (dumbwaiter)
yang dijalankan dengan tenaga listrik.
5. SNI 03-6247.1-2000 Syarat-syarat konstruksi lif pasien.
6. SNI 03-6247.2-2000 Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang khusus untuk
perumahan.
7. SNI 03-6248-2000 Syarat-syarat umum konstruksi eskalator yang dijalankan
dengan tenaga listrik.
8. SNI 03-6573-2000 Tata cara perancangan sistem transportasi vertikal dalam
gedung (lif).
9. SNI 03-7017-2004 Lift traksi listrik pada bangunan gedung (Bagian 1 :
Pemeriksaan dan pengujian Serah Terima, Bagian 2 : pemeriksaan dan pengujian
berkala).
10. SNI 05-7052-2004 Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang yang dijalankan
dengan motor traksi tanpa kamar mesin.
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-II
Ruang lingkup
 Syarat K3 E2 pada kegiatan :
 Perencanaan & pembuatan
 Pemasangan
 Pemakaian & pemeliharaan
 Perawatan & perbaikan
 Pemeriksaan & pengujian

 SKP PJK3 Bidang Elevator Eskalator.


Permenaker No. 04 Tahun 1995
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-II
Objek K3 E2 :
 Elevator Penumpang
Panorama
Rumah tinggal
Pelayanan (service)
Pasien
Penanggulangan kebakaran
Disabilitas
Barang
 Eskalator Kemiringan 0 – 12 derajat
Kemiringan 27,5 – 35 derajat
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-III
K3 Elevator : Pasal 7 - 34
a. Mesin
b. Tali / sabuk penggantung
c. Tromol
d. Bangunan ruang luncur, ruang atas dan lekuk dasar
e. Kereta
f. Governor dan rem pengaman kereta
g. Bobot imbang, rel pemandu dan peredam
h. Instalasi listrik
Pemeriksaan gambar rencana, dokumen + perhitungan teknis
Produk Luar negeri : spesifikasi dibuktikan sertifikat
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-III
K3 Eskalator : Pasal 35 - 52
a. Kerangka, ruang mesin dan lekuk dasar
b. Peralatan penggerak
c. Anak tangga atau palet (escalator step / travolator pallet)
d. Bidang landas (floor plate & comb plate)
e. Pagar pelindung (balustrade & skirt panel)
f. Ban pegangan
g. Landasan luncur
h. Peralatan pengaman
i. Instalasi listrik
 Pemeriksaan gambar rencana, dokumen + perhitungan teknis
 Produk Luar negeri : spesifikasi dibuktikan sertifikat
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-IV
Personil K3 E2 : Pasal 53 – 67
1. Operator :
Pemeliharaan & pengoperasian
2. Teknisi :
Pemasangan, perawatan, perbaikan,
pemeliharaan & pengoperasian
3. Ahli

 Memiliki kompetensi  Sertifikat


 Memiliki kewenangan  Lisensi K3
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-IV
Kompetensi Personil K3 E2

Sikap Perilaku

Pengetahuan Keterampilan
teknik teknik
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-IV
Pengetahuan Teknik Operator/Teknisi :
1. Mengetahui peraturan perundangan K3,
2. Mengetahui identifikasi, analisa & penilaian risiko + pengendalian
potensi bahaya,
3. Mengetahui persyaratan K3,
4. Mengetahui teknik pertolongan kecelakaan kerja,
5. Mengetahui pelaksanaan prosedur kerja aman.
Keterampilan Teknik Operator/Teknisi :
Melaksanakan 5 tersebut diatas.
Sikap Operator/Teknisi :
Taat aturan, teliti, tegas, disiplin, bertanggung-jawab.
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-IV
Personil K3 E2
 Wajib memiliki sertifikat kompetensi melalui pembinaan K3 E2
 Wajib memiliki Lisensi K3 E2
 Mempunyai kewenangan & kewajiban (Pasal 63 – 66)
 Pencabutan Lisensi
o Penugasan tidak sesuai lisensi
o Melakukan kesalahan, kelalaian, kecerobohan yang
menimbulkan bahaya / kecelakaan kerja
o Tidak melakukan kewajiban
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-IV
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-V
Pemeriksaan & Pengujian : Pasal 68 - 84
 Empat jenis pemeriksaan & pengujian
1. Pertama
2. Berkala
3. Khusus
4. Ulang
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-V
Pemeriksaan & Pengujian
 Dilakukan oleh
1. Pengawas Spesialis
2. Ahli K3 E2 dari PJK3-RU
 Hasil pemeriksaan
Surat Keterangan :
1. Suket tidak memenuhi syarat K3
2. Suket memenuhi syarat K3
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-V
Pengetahuan & Keterampilan Ahli K3 E2 :
1. Peraturan perundangan K3
2. Teknik identifikasi, analisa & penilaian risiko + pengendalian
potensi bahaya
3. Jenis & sifat bahan
4. Persyaratan K3 bagian-bagian, perlengkapan & peralatan
sistim pengaman
5. Perhitungan konstruksi
6. Rangkaian instalasi listrik..
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-V
Pengetahuan & Keterampilan Ahli K3 (cont..) :
7. Persyaratan K3 perencanaan sd perbaikan & penggantian
8. Teknik pemeriksaan & pengujian
9. Teknik pertolongan kecelakaan kerja
10. Pelaksanaan prosedur kerja aman.
Permenaker No. 02 Tahun 1992
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Pengawasan : Bab VI
Oleh Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis
Sanksi : Bab VII
Sesuai UU Nomor 1 Tahun 1970 dan
UU Nomor 13 Tahun 2003
Ketentuan peralihan : Bab VIII
Penyesuaian dalam waktu 3 (tiga) tahun
untuk existing E2
Alur proses
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai