KEMNAKER
SELAMAT DATANG
PESERTA CALON AHLI K3
UMUM
Perkenalkan
1.Pengawasan K3 Listrik di
Tempat Kerja
1. Peraturan K3 Listrik Ditempat kerja
11/1/2015
Undang undang No 1 tahun 1970
11/1/2015
Perencanaan /gambar rencana sesuai perhitungan teknis
Pemeliharaaan
LOGO
Add your company slogan
LOGO
Add your company slogan
LISTRIK
Ahli K3 Listrik
(Permen No 12 tahun 2015 jo Kepdirjen No. Kep.
47/PPK&K3/VIII/2015)
Teknisi Listrik
(Permen No 12 tahun 2015 jo Kepdirjen No. Kep.
48/PPK&K3/VIII/2015)
Teknisi Lift yang terdiri dari Penyelia
Pemasangan, Teknisi Pemeliharaan, Teknisi
Penyetel dan Penyelia Operasi
(Kepdirjen No. Kep. 407/BW/1999)
LOGO
Kewajiban Ahli K3 Add your company slogan
Permen No 2/1992
Pasal 9
(1) Ahli keselamatan dan kesehatan kerja
berkewajiban:
a. Membantu mengawasi pelaksanaan
peraturan perundangan keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan bidang yang
ditentukan dalam keputusan penunjukannya;
b. Memberikan laporan kepada Menteri Tenaga
Kerja atau Pejabat yang ditunjuk mengenai
hasil pelaksanaan tugas dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
Kewenangan Ahli K3
Ahli keselamatan dan kesehatan kerja berwenang untuk:
a. Memasuki tempat kerja sesuai dengan keputusan penunjukan;
b. Meminta keterangan dan atau informasi mengenai
pelaksanaan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja
ditempat kerja sesuai dengan keputusan penunjukannya;
c. Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluasi
dan memberikan persyaratan serta pembinaan keselamatan
dan kesehatan kerja yang meliputi:
1. Keadaan dan fasilitas tenaga kerja.
2. Keadaan mesin-mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi
serta
peralatan lainnya.
3. Penanganan bahan-bahan.
4. Proses produksi.
5. Sifat pekerjaan.
6.
7. Cara kerja. kerja.
Lingkungan LOGO
Add your company slogan
Pelaksanaan pembinaan Colan Ahli K3 bidang
Listrik
LOGO
Add your company slogan
LOGO
Add your company slogan
LOGO
Add your company slogan
LOGO
Add your company slogan
LOGO
Add your company slogan
LOGO
Add your company slogan
LOGO
Add your company slogan
LOGO
Add your company slogan
LOGO
Add your company slogan
LOGO
Add your company slogan
LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
LOGO
Add your company slogan
LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
O
www.themegallery.com LOG
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
OGO
www.themegallery.com L
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com LOGO
www.themegallery.com
om
www.themegallery.com
D. Pemeriksaan persyaratan
K3 listrik
Checklist pemeriksaan
EFEK SENGATAN LISTRIK
BESAR ARUS YANG AKIBAT YANG TIMBUL
MELEWATI TUBUH
02/10/2022
Arus listrik pada tubuh dapat
mengakibatkan :
02/10/2022
Proteksi dari Arus Kejut
Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan pada
bagian konduktif yang secara
normal bertegangan
PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG
METODA :
1 Isolasi bagian aktif
2 Penghalang atau Selungkup
3
3 Rintangan
4
4 Jarak aman atau diluar jangkauan
5 Isolasi lantai kerja.
74
G. Sistem pengamanan terhadap
bP en g a manan terhadap sentuhan
langsung
Isolasi bagian aktif
MENGISOLASI BAGIAN AKTIF
02/10/2022 77
MENGISOLASI BAGIAN AKTIF
MENUTUP DENGAN
PENGHALANG/SELUNGKUP
Penghalang
rintangan
Atau dengan
penempatan
diluar
jangkauan.
MEMASANG RINTANGAN
MEMBERI JARAK DI LUAR
JANGKAUAN
PROTEKSI BAHAYA
“JARAK AMAN”
Jarak aman atau diluar jangkauan :
TEGANGAN
JARAK (cm)
(KV)
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
84
ISOLASI LANTAI KERJA
BAHAYA SENTUH
TIDAK LANGSUNG
METODA :
1 Memasang grounding (pembumian)
3
3 Menggunakan peralatan dengan isolasi ganda
(misal bor
4
4 Mamasang tanda keselamatan
87
GROUNDING
• Grounding
memperkecil resistansi
alat dan bumi
• Saat ada arus kejut
atau tegangan petir,
arus mengalir ke tanah,
grounding melindungi
arus kejut melalui
tubuh
88
Pengamanan
terhadap tegangan
sentuh (tidak
langsung)
Pentanahan
(Grounding/Earthing)
MENGGUNAKAN PERLENGKAPAN
DENGAN ISOLASI GANDA
Menggunakan perlengkapan/alat
listrik yang memiliki isolasi
ganda yaitu perlengkapan/alat
listrik dimana bagian-bagian
yang tersentuh dalam
pemakaiannya terbuat dari
bahan isolasi, pada alat kelas ini
tidak diperlukan grounding
90
Pengaman
pada
peralatan
portabel
Alat Kelas I
dan Kelas
II
Alat Proteksi
Otomatis
Residual Current
Device (RCD),
Earth Leakage
Circuit Breaker
(ELCB) dan
Ground Fault
Circuit Interruptor
(GFCI)
H. Prosedur Keselamatan Kerja
listrik
umum
Hanya orang-orang yang berwenang, dan
berkompeten yang diperbolehkan
bekerja pada atau di sekitar peralatan
listrik
Menggunakan peralatan listrik sesuai dengan
prosedur (jangan merusak atau membuat
tidak berfungsinya alat pengaman)
Jangan menggunakan tangga logam untuk
bekerja di daerah instalasi listrik
umum
• Pelihara alat dan sistem dengan baik
• Menyiapkan langkah-langkah tindakan darurat
ketika terjadi kecelakaan
Prosedur shut-down :
• tombol pemutus aliran
listrik (emergency off)
• harus
Korbanmudah
harus diraih.
dipisahkan dari aliran listrik dengan
cara yang aman sebelum dilakukan pertolongan
pertama.
• Hubungi bagian yang berwenang untuk
melakukan pertolongan pertama pada
kecelakaan. Pertolongan pertama harus
dilakukan oleh orang yang
berkompeten
lanjutan 8. prosedur
Khusus
Prosedur Lock
out/Tagout
ut
P23
ELEMEN PADA KODE IP
DERAJAT PERLINDUNGAN (INDEX OF PROTECTION / IP )
2 Proteksi terhadap masuknya benda padat 2 Proteksi terhadap tetesan air vertikal dan
lebih dari 12 mm membuat < 150 terhadap horisontal
3 Proteksi terhadap masuknya benda padat 3 Proteksi terhadap semprotan air sampai <
lebih dari 25 mm 600 terhadap horisontal
4 Proteksi terhadap masuknya benda padat 4 Proteksi terhadap semburan air dari
lebih dari 1,0 mm semua arah
2. Pengawasan K3 sistem
Proteksi Petir
Ref
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
bahaya sambaran langsung
11/1/2015
Pengawasan K3 +++++++
Instalasi Penyalur Petir +++++++++
+++++++
- - - - - - -
- - - - - -
- - - - -
11/1/2015
Terjadinya Petir
awal
Mekanisme Terjadinya Petir
• Jika muatan pada awan telah dilepas ke bumi maka
tegangan pada awan tersebut akan turun, akibatnya
dapat terjadi beda tegangan yang tinggi antara awan
dengan pusat muatan lainnya pada awan tersebut.
• Akibatnya akan terulang kembali pelepasan muatan
melalui kanal yang terbentuk oleh pelepasan muatan
pertama. Peristiwa ini disebut pelepasan muatan
berurutan (multiple lightning stroke) yang sering
terjadi di alam.
-- - - - - - - - - - - - - - -
------------
- -
- -
-
- -
- - - -
- - -
-
- -
- - - - - -
- - - - -
- -
- - - - - -
- - - - - -
- - -
+ + + +
+ + + + + + + BUMI+ + +
+ + + + + + + + +
11/1/2015
Mekanisme Terjadinya
Petir - Step 1
KERUSAKAN Sasaran
• THERMIS
, OBYEK YANG TERTINGGI
• ELEKTRI
S,
11/1/2015 • MEKANIS
++++++++ - - - - - - - - +++++++
++++++++ - - - - - - - - +++++++++
++++++++ - - - - - - - - +++++++
------------ +++++++ - - - - - - -
------------- +++++++ - - - - - -
------------ +++++ - - - - -
DARI AWAN
KE AWAN DARI AWAN
KE BUMI
MENYAMBAR
JARINGAN
LISTRIK
11/1/2015
02/10/2022 Created by gusti herwindo 118
02/10/2022 Created by gusti herwindo 119
02/10/2022 Created by gusti herwindo 120
02/10/2022 Created by gusti herwindo 121
BAHAYA SAMBARAN PETIR
SAMBARAN
LANGSUNG
SAMBARAN TIDAK
LANGSUNG
KERUSAKAN
PADA ALAT ELEKTRONIK
11/1/2015
Instalasi penyalur petir
yang tidak
memenuhi syarat dapat
mengundang bahaya
Berbahaya
11/1/2015
11/1/2015
Hindari voltage step
KONSEP PROTEKSI BAHAYA
SAMBARAN PETIR
PENERIMA
(AIR TERMINAL)
HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)
HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)
11/1/2015
INSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER PER-02 MEN/1989
SISTEM FRANKLIN
Franklin Benjamin,
Perintis LPS
PENERIMA
Sudut perlindungan (AIR TERMINAL)
112 o
HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)
HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)
Resistan pembumian
mak 5 ohm
MENYAMBAR
JARINGAN LISTRIK
RSTN RSTN
ARRESTER
GROUNDING
Created by
gusti
02/10/2022 147 herwindo
LIGHTNING ARRESTER (L.A)
11/1/2015
SYARAT-SYARAT PEMASANGAN PENGHANTAR PENURUNAN
1. Dipasang sepanjang bubungan ke tanah.
2. Diperhitungkan pemuaian dan penyusutan.
3. Jarak antara alat pemegang penghantar maximal 1,5 meter.
4. Dilarang memasang penghantar penurunan dibawah atap dalam
bangunan.
5. Jika ada, penurunan dipasang pada bagian yang terdekat pohon,
menonjol.
6. Memudahkan pemeriksaan.
7. Jika digunakan pipa logam, pada kedua ujung harus disambung
secara elektris.
8. Dipasang minimal 2 penurunan.
9. Jarak antar kaki penerima dan titik percabangan penghantar
maximal 5 meter.
11/1/2015
BAHAN PENGHANTAR PENURUNAN
a. Kawat tembaga penampang min. 50 mm2 & Tebal minimal 2 mm.
b. Bagian atap, pilar, dinding, tulang baja yang mempunyai massa
logam yang baik.
c. Khusu tulang beton harus memenuhi :
a. Sudah direncanakan untuk itu
b. Ujung-ujung tulang baja mencapai garis permukaan air
dibawah tanah.
c. Kolom beton yang digunakan sebagai penghantar adalah kolom
beton bagian luar.
d. Pipa penyalur air hujan + minimal dua pengantar penurusan khusus.
e. Jarak antar penghantar
a. Tinggi < 25 m max. 20 m
b. Tinggi 25 – 50 m max (30 – 0,4xtinggi bangunan)
c. Tinggi > 50 m max 10 meter.
11/1/2015
SYARAT PEMBUMIAN/TAHANAN PEMBUMIAN
a. Dipasang sedemikian sehingga tahan pembumian terkecil.
b. Sebagai elektroda bumi dapat digunakan
a. Tulang baja dari lantai kamar, tiang pancang
(direncanakan).
b. Pipa logam yang dipasang dalam bumi secara tegak.
c. Pipa atau penghantar lingkar yang dipasang dalam
bumi secara mendatar.
d. Pelat logam yang ditanam.
e. Bahan yang diperuntukkan dari pabrikan (spesifikasi
sesuai standar)
f. Dipasang sampai mencapai permukaan air dalam bumi.
g. Masing-masing penghantar dari suatu instalasi yang
mempunyai beberapa penghantar harus disambungkan
dengan elektroda kelompok.
11/1/2015
e. Terdapat sambungan ukur.
f. Jika keadaan alam tidak memungkinkan,
• Masing-masing penghantar penurunan harus disambung
dengan penghantar lingkar yang ditanam dengan beberapa
elektro tegak atau mendatar sehingga jumlah tahan
pembumian bersama memenuhi syarat.
• Membuat suatu bahan lain (bahan kimia dan sebagainya)
yang ditanam bersama dengan elektroda sehingga
tahan pembumian memenuhi syarat.
g. Elektroda bumi yang digunakan untuk pembumian
instalasi listrik tidak boleh digunakan untuk pembumian
instalasi penyalur petir.
11/1/2015
BANGUNAN YANG MEMPUNYAI ANTENA
1. Antena harus dihubungkan dengan instalasi penyalur petir
dengan penyalur tegangan lebih, kecuali berada dalam
daerah perlindungan.
2. Jika antena sudah dibumikan, tidak perlu dipasang
penyalur tegangan lebih.
3. Jika antena dpasang pada bangunan yang tidak mempunyai
instalasi petir, antena harus dihubungkan melalui
penyalur tegangan lebih.
4. Pemasangan penghantar antara antena dan penyalur petir
sedemikian menghindari percikan bunga api.
5. Jika suatu antena dipasang pada tiang logam, tiang
tersebut harus dihubungkan dengan instalasi penyalur
petir.
6. Jika antena dipasang secara tersekat pada suatu
tiang
besi, tiang besi ini harus dihubungkan dengan bumi.
11/1/2015
CEROBONG YANG LEBIH TINGGI DARI 10 M
11/1/2015
Dalam pemeriksaan dan pengujian hal yang perlu
diperhatikan :
a. Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang
dapat menimbulkan karat.
b. Kerusakan-kerusakan dan karat dari penerima,
penghantar
c. Sambungan-sambungan
d. Tahanan pembumian dari masing-masing
elektroda maupun elektorda kelompok.
e. Setiap hasil pemeriksaan dicatat dan diperbaiki.
f. Tahanan pembumian dari seluruh sistem
pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm.
g. Dilakukan pengukuran elektroda pembumian.
11/1/2015
GAMBAR ARESSTER
11/1/2015
www.themegallery.com
LOGO
3. Pengawasan
K3Pesawat Lift
Sosialisasi
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Tentang
K3 ELEVATOR & ESKALATOR
Tiga Faktor utama
penyebab kecelakaan kerja :
1. Manusia
2. Peralatan
3. Lingkungan
Beberapa Kasus
Kecelakaan Elevator & Eskalator
Di Jakarta
Siapa penanggung jawab atas kejadian pada
kecelakaan Elevator Eskalator?
10 Bab, 91 Pasal.
Sekilas Permenaker No. 06 Tahun 2017
Mencabut dan tidak memberlakukan :
Permenaker No. PER.03/MEN/1999 : Syarat-syarat K3
Lift untuk pengangkutan orang dan barang,
Permenaker No. PER.32/MEN/2015 : Perubahan atas
Permenaker No. PER.03/MEN/1999,
Permenaker No. PER.05/MEN/1985 : Pesawat Angkat
Angkut sepanjang mengatur Eskalator,
Kepmenaker No.09/MEN/VII/2010 : Operator dan
Petugas PAA sepanjang mengatur Operator Eskalator,
Kepdirjen No.407KEP.BW/1999 : Persyaratan,
penunjukan hak dan kewajiban Teknisi Lift.
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-I
Ketentuan umum
Definisi
Pengurus, pengusaha wajib menerapkan Syarat K3 E2
Syarat K3 E2 :
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Standar bidang E2
o SNI
o SI
DAFTAR SNI Mengenai Transportasi Vertikal
1. SNI 05-2189-1999 Definisi dan Istilah
2. SNI 03-2190-1999 Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang yang dijalankan
dengan motor traksi.
3. SNI 03-2190.1-2000 Syarat-syarat umum konstruksi lif yang dijalankandengan
transmisi hidrolis.
4. SNI 03-2190.2-2000 Syarat-syarat umum konstruksi lif pelayanan (dumbwaiter)
yang dijalankan dengan tenaga listrik.
5. SNI 03-6247.1-2000 Syarat-syarat konstruksi lif pasien.
6. SNI 03-6247.2-2000 Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang khusus untuk
perumahan.
7. SNI 03-6248-2000 Syarat-syarat umum konstruksi eskalator yang dijalankan
dengan tenaga listrik.
8. SNI 03-6573-2000 Tata cara perancangan sistem transportasi vertikal dalam
gedung (lif).
9. SNI 03-7017-2004 Lift traksi listrik pada bangunan gedung (Bagian 1 :
Pemeriksaan dan pengujian Serah Terima, Bagian 2 : pemeriksaan dan pengujian
berkala).
10. SNI 05-7052-2004 Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang yang dijalankan
dengan motor traksi tanpa kamar mesin.
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-II
Ruang lingkup
Syarat K3 E2 pada kegiatan :
Perencanaan & pembuatan
Pemasangan
Pemakaian & pemeliharaan
Perawatan & perbaikan
Pemeriksaan & pengujian
Sikap Perilaku
Pengetahuan Keterampilan
teknik teknik
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-IV
Pengetahuan Teknik Operator/Teknisi :
1. Mengetahui peraturan perundangan K3,
2. Mengetahui identifikasi, analisa & penilaian risiko + pengendalian
potensi bahaya,
3. Mengetahui persyaratan K3,
4. Mengetahui teknik pertolongan kecelakaan kerja,
5. Mengetahui pelaksanaan prosedur kerja aman.
Keterampilan Teknik Operator/Teknisi :
Melaksanakan 5 tersebut diatas.
Sikap Operator/Teknisi :
Taat aturan, teliti, tegas, disiplin, bertanggung-jawab.
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-IV
Personil K3 E2
Wajib memiliki sertifikat kompetensi melalui pembinaan K3 E2
Wajib memiliki Lisensi K3 E2
Mempunyai kewenangan & kewajiban (Pasal 63 – 66)
Pencabutan Lisensi
o Penugasan tidak sesuai lisensi
o Melakukan kesalahan, kelalaian, kecerobohan yang
menimbulkan bahaya / kecelakaan kerja
o Tidak melakukan kewajiban
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-IV
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-V
Pemeriksaan & Pengujian : Pasal 68 - 84
Empat jenis pemeriksaan & pengujian
1. Pertama
2. Berkala
3. Khusus
4. Ulang
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-V
Pemeriksaan & Pengujian
Dilakukan oleh
1. Pengawas Spesialis
2. Ahli K3 E2 dari PJK3-RU
Hasil pemeriksaan
Surat Keterangan :
1. Suket tidak memenuhi syarat K3
2. Suket memenuhi syarat K3
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-V
Pengetahuan & Keterampilan Ahli K3 E2 :
1. Peraturan perundangan K3
2. Teknik identifikasi, analisa & penilaian risiko + pengendalian
potensi bahaya
3. Jenis & sifat bahan
4. Persyaratan K3 bagian-bagian, perlengkapan & peralatan
sistim pengaman
5. Perhitungan konstruksi
6. Rangkaian instalasi listrik..
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Bab-V
Pengetahuan & Keterampilan Ahli K3 (cont..) :
7. Persyaratan K3 perencanaan sd perbaikan & penggantian
8. Teknik pemeriksaan & pengujian
9. Teknik pertolongan kecelakaan kerja
10. Pelaksanaan prosedur kerja aman.
Permenaker No. 02 Tahun 1992
Permenaker No. 06 Tahun 2017
Pengawasan : Bab VI
Oleh Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis
Sanksi : Bab VII
Sesuai UU Nomor 1 Tahun 1970 dan
UU Nomor 13 Tahun 2003
Ketentuan peralihan : Bab VIII
Penyesuaian dalam waktu 3 (tiga) tahun
untuk existing E2
Alur proses
TERIMA KASIH