Anda di halaman 1dari 26

LAP ORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTIRK
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KONSTRUKSI, DAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA PENANGGULANGAN
KEBAKARAN,
DI PT. XYZ

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM


SERTIFIKASI KEMENTERIAN
KETENAGAKERJAAN RI KELAS ONLINE

KELOMPOK 2 :
1. AMRY
SALIM
2. DESI
GUSVIKA
3. ELFONSO
ROBBY
4. M.
NURULLAH
5. TEGUH TRY

PENYELENGGAR
A
PT. INDOHES MAGNA
PERSADA JAKARTA, 7
AGUSTUS 2020
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Maksud dan Tujuan 4
C. Ruang Lingkup 4
D. Dasar Hukun 4
BAB II KONDISI PERUSAHAAN 11
A. Gambaran Umum Tempat Kerja 11
B. Temuan 12
1. Temuan Kesesuaian dengan Peraturan Perundan-undangan 12
2. Temuan Ketidak-seusaian dengan Peraturan Perundang-undangan 13
BAB III ANALISA 14
A. Analisa Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan 14
B. Analisa Ketidaksesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan 15
BAB IV PENUTUP 16
A. Kesimpulan 16
B. Saran 17

BAB I

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
PT.XYZ adalah perusahaan yang bergerak disektor industry manufaktur
spare part otomotif yang digunakan baik untuk sepeda motor dan mobil.
Perusahaan ini didirikan pada tahun September 1991, hingga saat ini telah
bediri kurang lebih 29 tahun bergerak disektor manufacture. Hal ini
menjadikan PT. XYZ menjadi salah satu perusahaan yang berpengalaman dan
telah teruji dalam bidangnya.

Pengalaman dalam kurun waktu yang cukup matang PT.XYZ


memiliki fasilitas tempat kerja, peralatan kerja, dan para pekerja yang sangat
mendukung. Selain itu disupport dengan sistem manajemen kerja yang
diproses dan terimplementasi dengan baik. Terbukti dari sertifikasi yang telah
dimiliki perusahaan yaitu Quality management systems/QMS (ISO 9001:
2015), Occupational Safety Management Systems/OHSMS (OHSAS 18001:
2007) dan Environtmental Management Systems/EMS (ISO 14001:2015)
yang diperoleh dari badan akreditasi terdaftar.

Perusahaan memiliki target yang terencana yang diinformasikan melalui


visi dan misi perusahaan. Visi dari perusahaan yaitu menjadi salah satu
perusaahan manufaktur komponen otomoti terbaik diindonesia. Misi dair
perusahaan memiliki kualitas produk dan layanan yang unggul operational
excellence dengan pengelolaan K3 dan Lingkungan yang baik serta
menjelankan tanggung jawab social bagi masyarakat.

PT. XYZ telah mengimpelmentasikan sistem manajemen K3 dalam proses


pekerjaanya. Dengan adanya pembentukan Panitia pelaksana keselamatan
Kesehatan kerja (P2K3) sejak tahun 2002 yang terdaftar didisnaker setempat.
Selain itu PT. XYZ telah memiliki dan mengimplementasikan
pelayanan kesehatan kerja ditempatnya seperti memiliki klinik kesehatan,
peralatan kesehatan dan tenaga ahlinya. Jaminan kesehatan diberikan kepada
seluruh pekerja.

Saat ini PT. XYZ memiliki jumlah total pekerja sebanyak 1200 orang
pekerja. Proses pekerjaan yang dilakukan selama 24 jam dengan 3 shift waktu
kerja. PT. XYZ memiliki tenaga ahli, tenaga sepecialist dan petugas-
petugas K3 yang tersertifikasi dan berkompeten diantaranya 3 orang ahli K3
umum, 1 orang AK3 specialis kebakaran, 2 petugas K3 kimia dan 2 petugas
K3 listrik. Para tenaga ahli ini yang membantu perusahaan dan menganalisis
bahaya dan resiko yang ada ditempat kerja dan melakukan pengendaliannya
B. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah :


1. Tujuan Umum

a) Mendeskripsikan mengenai sistem manajemen K3 di PT.XYZ

b) Menganalisa implementasi sistem manajemen K3 di PT.XYZ

c) Menganalisa temuan ketidaksesuaian berdasarkan hasil observasi K3


yang dilakukan melalui diskusi dengan repsentative personel dari
PT.XYZ

d) Menganalisa temuan ketidaksesuaian PT.XYZ sesuai dengan


perundangan K3 yang berlaku diindonesia

2. Tujuan Khusus

a) Memberikan advice atau masukan yang dapat dijadikan


pertimbangan untuk meningkatkan implementasi K3 di PT.XYZ

b) Memenuhi syarat dan menyelesaikan tugas laporan PKL dalam


kegiatan training

C. Ruang
Lingkup
1. K3 Listrik

2. K3 Penanggulangan Kebakaran

3. K3 Konstruksi Bangunan

D. Dasar Hukum
1. K3 Listrik
a) Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2 ayat
1 huruf q (ruang lingkup) setiap tempat dimana litrik dibangkitkan,
ditrnasmisikan dan digunakan
b) Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 3 ayat
1 huruf q (objective) mencegah terkena aliran listrik berbahaya
c) Peraturan menteri ketenaga kerjaan no.02 tahun 1989 tentang proteksi
petir
d) Keputusan menteri tenaga kerja RI no. kep 75/men/2002 pemberlakuan
PUIL 2000
e) Permen no 12 Tahun 2015 Pasal 2 Pengusaha dan/atau Pengurus wajib
melaksanakan K3 listrik di tempat kerja.
f) Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan dan K3 No. Kep 47 IPPK dan K3N11 I / 2015 tentang
Pembinaan Calon Ahli K3 Bidang Listrik
g) Permen no 12 Tahun 2015 Pasal 3 Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 bertujuan:
 melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan orang
lain yang berada di dalam lingkungan tempat kerja dari potensi
bahaya listrik;

 menciptakan instalasi listrik yang aman, handal dan


memberikan keselamatan bangunan beserta isinya; dan

 menciptakan tempat kerja yang selamat dan sehat untuk mendorong


produktivitas.

h) Permen no 12 Tahun 2015 Pasal 4 Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 3 merupakan pelaksanaan persyaratan K3
yang meliputi: perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan,
pemeliharaan; pemeriksaan dan pengujian. Persyaratan K3 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada kegiatan: pembangkitan
listrik; transmisi listrik; distribusi listrik; dan pemanfaatan listrik; yang
beroperasi dengan tegangan lebih dari 50 (lima puluh) volt arus bolak
balik atau 120 (seratus dua puluh) volt arus searah.

Permen no 12 tahun 2015 Pasal 5

 Kegiatan perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan, dan


pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1)
yang dilaksanakan pada kegiatan pembangkitan, transmisi,
distribusi dan pemanfaatan listrik wajib mengacu kepada standar
bidang kelistrikan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan


terhadap instalasi, perlengkapan, dan peralatan listrik.
 Standar bidang kelistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:

1. Standar Nasional Indonesia;

2. Standar Internasional; dan/atau

3. Standar Nasional Negara lain yang ditentukan oleh Pengawas


Ketenagakerjaan Spesialis K3

Listrik. Pasal 6

 Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)


wajib dilakukan pada pemasangan dan perubahan untuk kegiatan
pembangkitan, transmisi, distribusi dan pemanfaatan listrik.

 Pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)


wajib dilakukan pada penggunaan untuk kegiatan pembangkitan,
transmisi, distribusi dan pemanfaatan listrik.

 Perencanaan, pemasangan, perubahan, dan pemeliharaan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dilakukan oleh:

1. Ahli K3 bidang Listrik pada Perusahaan; atau

2. Ahli K3 bidang Listrik pada PJK3.

 Dalam hal kegiatan yang dilaksanakan berupa pemasangan


dan pemeliharaan pada pembangkitan, transmisi, distribusi dan
pemanfaatan listrik, dapat dilakukan oleh:

1. Teknisi K3 Listrik pada perusahaan; atau

2. Teknisi K3 Listrik pada PJK3

Pasal 7

 Untuk perusahaan yang memiliki pembangkitan listrik lebih dari


200 (dua ratus) kilo Volt-Ampere wajib mempunyai Ahli K3 bidang
Listrik. Permen no 12 tahun 2015
Pasal 8

 Ketentuan dan tata cara penunjukan PJK3, Ahli K3 bidang Listrik


dan Teknisi K3 Listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan
Pasal 7 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.

Pasal 9

 Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1)


merupakan kegiatan penilaian dan pengukuran terhadap instalasi,
perlengkapan dan peralatan listrik untuk memastikan terpenuhinya
standar bidang kelistrikan dan ketentuan peraturan perundang-
undangan

 Pengujian sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1)


merupakan kegiatan penilaian, perhitungan, pengetesan dan
pengukuran terhadap instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik
untuk memastikan terpenuhinya standar bidang kelistrikan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dan ayat (2) wajib dilakukan pada perencanaan, pemasangan,
penggunaan, perubahan, dan pemeliharaan untuk kegiatan
pembangkitan, transmisi, distribusi dan pemanfaatan listrik.

 Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dan ayat (2) mengacu kepada standar bidang kelistrikan dan
peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5.

Pasal 10

 Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal


9 ayat (2) dilakukan oleh:
1. Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik;

2. Ahli K3 bidang Listrik pada Perusahaan; dan/atau

3. Ahli K3 bidang Listrik pada PJK3.

 Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan:

1. sebelum penyerahan kepada pemilik/pengguna;

2. setelah ada perubahan/perbaikan; dan

3. secara berkala.

pasal 10

 (3) Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) huruf a dan huruf b yang dilakukan oleh Pengawas
Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik dan Ahli K3 bidang Listrik
pada PJK3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan
huruf c digunakan sebagai bahan pertimbangan penerbitan
pengesahan dan/atau pembinaan dan/atau tindakan hukum.

 (4) Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) huruf a dan huruf b yang dilakukan oleh Ahli K3
bidang Listrik pada Perusahaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b digunakan sebagai bahan pertimbangan
pembinaan dan/atau tindakan hukum oleh Pengawas
Ketenagakerjaan.

Pasal 11

 Pemeriksaan secara berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal


10 ayat (2) huruf c dilakukan paling sedikit 1 (satu) tahun sekali.

 Pengujian secara berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal


10 ayat (2) huruf c dilakukan paling sedikit 5 (lima) tahun sekali.

 Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) dan ayat (2) harus dilaporkan kepada Kepala Dinas Provinsi.
 Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) digunakan sebagai bahan pertimbangan
pembinaan dan/atau tindakan hukum oleh Pengawas
Ketenagakerjaan

Pasal 12

 Perusahaan yang menggunakan perlengkapan dan peralatan


listrik wajib menggunakan perlengkapan dan peralatan listrik
yang telah mempunyai sertifikat yang diterbitkan oleh lembaga
atau instansi yang berwenang.

Pasal 13 penawasan

 Pengawasan pelaksanaan K3 listrik di tempat kerja dilaksanakan oleh


Pengawas

Ketenagakerjaan. Pasal 14

sanksi

 Pengusaha dan/atau pengurus yang tidak memenuhi ketentuan


dalam Peraturan Menteri ini dikenakan sanksi sesuai dengan
Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan
Undang
-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
UU no 13 tahun 2003
Pasal 35

 (3) Pemberi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam


mempekerjakan tenaga kerja wajib memberi kan perlindungan yang
mencakup kesejahteraan, keselamatan, dan kesehatan baik mental
maupun fisik tenaga kerja.

Pasal 186

 Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 35 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 93 ayat (2), Pasal 137, dan
Pasal
138 ayat (1), dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 1
(satu)
bulan dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling sedikit
Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp
400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah).

 (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)


merupakan tindak pidana pelanggaran.

2. K3 Penanggulangan Kebakaran
a) Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 2 Ayat 2

 dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat,


alat, perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat
menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan ;

 dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut,


atau disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah
terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;

b) Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 3 Ayat (1)

 mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran

 Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan

 memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu


kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya

 mencegah dan mengendalikan timbul atau meyebar luasnya suhu,


asap, uap dan gas

c) INSTRUKSI MENAKER 11/1997 Pengawasan Khusus K3


Penanggulangan Kebakaran :

 Pedoman Fire Rating

 Pedoman Springkler

 Standar Bangunan Indonesia

d) Permenakertrans No. Per-04/Men/1980 tentang syarat- syarat

10
pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan (APAR)
e) Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Pasal 9
ayat 3 tentang Upaya pencegahan kebakaran

f) Permenaker R.I No. Per. 12/Men/2015 tentang Keselamatan dan


Kesehatan Kerja Listrik ditempat kerja

g) Permenaker R.I No. Per.02/89 tentang Prot. Petir

h) Kepmennaker KEP. 187/MEN/1999 Tentang Bahan Berbahaya dan


Beracun

i) Permenaker R.I No. 04/80 sarana proteksi kebakaran Alat pemadam api
ringan

j) Permenaker R.I No. 02/83 sarana proteksi kebakaran ALARM

k) Instruksi Menaker INS. No. 11/MEN/1997 tentang Pedoman Fire


Rating, Pedoman Springkler, Standar Bangunan Indonesia

l) Permenaker R.I No 04/87 tentang P2K3

m) Peraturan Pemerintah no. 50 Tahun 2012 tentang sistem manajemen K3

n) Keputusan mentri tenaga kerja No.186/MEN/1999 tentang Unit


penaggulangan kebakaran ditempat kerja

 Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja


 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.01/Men/1980 tentang K3
Kontruksi
 Instruksi Menaker No. Inst.01/1992 tentang pemeriksaan, keberadaan
unit organisasi K3.
 SKB Menaker dan Men PU ke-174/1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang
K3 pada tempat kegiatan konstruksi beserta pedoman pelaksanaan K3
pada tempat kegiatan konstruksi.
 Surat edaran Dirjen Binawas No. 13/BW/1998 tentang akte pengawasan
proyek konstruksi bangunan.
 Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 tentang wajib lapor
pekerjaan proyek konstruksi.
 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 ayat 4 “Setiap bangunan gedung
harus mempunyai ventilasi”.

BAB
II
KONDISI

PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Tempat Kerja

PT.XYZ adalah perusahaan yang bergerak disektor industry manufaktur


spare part otomotif yang digunakan baik untuk sepeda motor dan mobil.
Perusahaan ini didirikan pada tahun September 1991, hingga saat ini telah
bediri kurang lebih 29 tahun bergerak disektor manufacture. Hal ini
menjadikan PT. XYZ menjadi salah satu perusahaan yang berpengalaman dan
telah teruji dalam
bidangnya.

Pengalaman dalam kurun waktu yang cukup matang PT.XYZ


memiliki fasilitas tempat kerja, peralatan kerja, dan para pekerja yang sangat
mendukung. Selain itu disupport dengan sistem manajemen kerja yang
diproses dan terimplementasi dengan baik. Terbukti dari sertifikasi yang telah
dimiliki perusahaan yaitu Quality management systems/QMS (ISO 9001:
2015), Occupational Safety Management Systems/OHSMS (OHSAS 18001:
2007) dan Environtmental Management Systems/EMS (ISO 14001:2015)
yang diperoleh dari badan akreditasi terdaftar.

Perusahaan memiliki target yang terencana yang diinformasikan melalui


visi dan misi perusahaan. Visi dari perusahaan yaitu menjadi salah satu
perusaahan manufaktur komponen otomoti terbaik diindonesia. Misi dair
perusahaan memiliki kualitas produk dan layanan yang unggul operational
excellence dengan pengelolaan K3 dan Lingkungan yang baik serta
menjelankan tanggung jawab social bagi masyarakat.

PT. XYZ telah mengimpelmentasikan sistem manajemen K3 dalam proses


pekerjaanya. Dengan adanya pembentukan Panitia pelaksana keselamatan
Kesehatan kerja (P2K3) sejak tahun 2002 yang terdaftar didisnaker setempat.
Selain itu PT. XYZ telah memiliki dan mengimplementasikan
pelayanan kesehatan kerja ditempatnya seperti memiliki klinik kesehatan,
peralatan kesehatan dan tenaga ahlinya. Jaminan kesehatan diberikan kepada
seluruh pekerja.

Saat ini PT. XYZ memiliki jumlah total pekerja sebanyak 1200 orang
pekerja. Proses pekerjaan yang dilakukan selama 24 jam dengan 3 shift waktu
kerja. PT. XYZ memiliki tenaga ahli, tenaga sepecialist dan petugas-
petugas K3 yang tersertifikasi dan berkompeten diantaranya 3 orang ahli K3
umum, 1 orang AK3 specialis kebakaran, 2 petugas K3 kimia dan 2 petugas
K3 listrik. Para tenaga ahli ini yang membantu perusahaan dan menganalisis
bahaya dan resiko yang ada ditempat kerja dan melakukan pengendaliannya

B. Temuan
1. Temuan Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-
undangan a) K3 Listrik

 PT. XYZ telah memenuhi persyaratan umum instalasi listrik (PUIL)


yang diisyaratkan perundangan sesuai dengan Undang – Undang
No.
1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Pasal 3 ayat 1 Mencegah
bahaya listrik

 Pemeriksaan dan uji riksa dilakukan 1 tahun sekali sesuai


dengan Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, Pasal 3 ayat 1 Mencegah bahaya listrik

 PT. XYZ memiliki 2 orang petugas K3 listrik yang terstandard


sesuai dengan Permenaker R.I No. Per. 12/Men/2015 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik ditempat kerja

b) K3 Penanggulangan Kebakaran

 PT XYZ memiliki 2 orang Ahli K3 Specialist dibidang ahli


K3 kebakaran sesuai dengan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi RI Nomor 03 tahun 2011 tentang Pelaksanaan
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja

 PT. XYZ memiliki prosedur (SOP) pencegahan


penaggulangan kebakaran ditempat kerja dengan cara
mengidentifikasi bahaya kebakaran dari segi pegawasan energi
dan bahan/ material sesuai dengan Undang – Undang No. 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja, Pasal 9 ayat 3 tentang Upaya
pencegahan kebakaran

 PT. XYZ memiliki team penanggulangan kebakaran (ERT team)


yang terdiri dari Emergency commander, team evakuasi, team
pemadam kebakaran, team keamanan, team tugas internal dan team
logistic sesuai dengan Undang – Undang No. 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja, Pasal 9 ayat 3 tentang Upaya
pencegahan kebakaran

 PT. XYZ memiliki peralatan dan system proteksi kebakaran


kebakaran baik secara pasif (Master point (tempat berkumpul),
Emergency layout, tembok tahan api, alarm) maupun aktif (Hydrant,
sprinkler, APAR) sesuai dengan Permenaker R.I No. 04/80 sarana
proteksi kebakaran Alat pemadam api ringan dan Permenaker R.I
No.
02/83 sarana proteksi kebakaran ALARM dan Keputusan mentri
tenaga kerja No. 186/MEN/1999 tentang Unit penaggulangan
kebakaran ditempat kerja

 PT. XYZ melakukan pemeriksaan rutin untuk peralatan dan system


proteksi kebakaran secara rutin (harian, bulanan ataupun tahunan)
sesuai dengan Keputusan mentri tenaga kerja No.186/MEN/1999
tentang Unit penaggulangan kebakaran ditempat kerja
 PT. XYZ telah bekerjasama dengan pihak damkar (pemadam
kebakaran) setempat sesuai dengan Keputusan mentri tenaga kerja
No.186/MEN/1999 tentang Unit penaggulangan kebakaran
ditempat kerja

 PT. XYZ memberikan pelatihan seperti penggunaan alat pemadam


hydrant kepada pekerjanya untuk mengantisipasi kebakaran sesuai
dengan Keputusan mentri tenaga kerja No.186/MEN/1999 tentang
Unit penaggulangan kebakaran ditempat kerja

 PT. XYZ melakukan emergency drill secara rutin sesuai dengan


Keputusan mentri tenaga kerja No.186/MEN/1999 tentang Unit
penaggulangan kebakaran ditempat kerja

c) K3 Konstruksi Bangunan

 PT. XYZ melibatkan pihak ketiga dalam usaha K3 konstruksi


bangunan biasanya dalam perbaikan bangunan atau
pembangunan Gedung baru

 Proses seleksi pihak ketiga dilakukan melalui tender dan CSMS


yang diseleksi dari beberapa vendor

2. Temuan Ketidak-sesuaian dengan Peraturan Perundang-

undangan a) K3 Listrik

 PT XYZ baru akan melakukan Ahli K3 listrik tahun depan tidak


sesuai dengan Permenaker R.I No. Per. 12/Men/2015 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik ditempat kerja

b) K3 Penanggulangan Kebakaran

 PT. XYZ Teah melakukan Emergency Drill secara rutin namun


ada evaluasi mengenai “waktu berkumpul” yang agak terlambat
dikarenakan pekerja kesadaran pekerja yang kurang
dalam melakukan evakuasi tidak sesuai dengan Undang –
Undang No. 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Pasal 3 ayat 1 tentang
Upaya pencegahan kebakaran

 PT. XYZ Teah melakukan Pelatihan secara rutin namun Pekerja tidak
memakai PPE saat pelatihan tidak sesuai dengan Undang –
Undang
No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Pasal 3 ayat 1 tentang
Upaya pencegahan kebakaran

c) K3 Konstruksi Bangunan

 Tidak ada ditemukan ketidaksesuaian

BAB III
ANALIS
A

A. Analisa Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan


N Foto Analisa Saran Dasar hukum
o

1 memenuhi persyaratan pertahanka Undang –


umum instalasi listrik n Undang No. 1 Tahun
(PUIL) yang 1970 tentang
diisyaratkan Keselamatan Kerja,
perundangan Pasal 3 ayat 1
Mencegah bahaya
listrik

2 memiliki 2 orang pertahanka Permenaker R.I No.


petugas K3 listrik n Per. 12/Men/2015
yang terstandard tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Listrik ditempat kerja

3 Memiliki prosedur pertahanka Undang –


(SOP) pencegahan n Undang No. 1 Tahun
penaggulangan 1970 tentang
kebakaran ditempat Keselamatan Kerja,
kerja dengan cara Pasal 9 ayat 3

16
mengidentifikasi tentang Upaya
pencegahan

16
bahaya kebakaran dari kebakaran
segi pegawasan
energi dan bahan/
material

4 memiliki 2 orang pertahanka Surat Edaran Menteri


Ahli K3 Specialist n Tenaga Kerja dan
dibidang ahli K3 Transmigrasi RI
kebakaran Nomor 03 tahun 2011
tentang Pelaksanaan
Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja

5 memiliki peralatan pertahanka Permenaker R.I No.


dan system proteksi n 04/80 sarana
kebakaran kebakaran proteksi kebakaran
baik secara pasif Alat pemadam api
(Master point (tempat ringan dan
berkumpul),
Emergency layout, Permenaker R.I No.
tembok tahan api, 02/83 sarana
alarm) maupun proteksi kebakaran
aktif (Hydrant, ALARM dan
sprinkler, APAR) Keputusan mentri
tenaga kerja No.
186/MEN/1999
tentang Unit
penaggulangan
kebakaran ditempat
kerja

6 melakukan pertahanka Keputusan mentri


pemeriksaan rutin n tenaga kerja
untuk peralatan dan No.186/MEN/1999
system proteksi tentang Unit
kebakaran secara rutin penaggulangan
(harian, bulanan kebakaran ditempat
ataupun tahunan) kerja

17
melakukan emergency pertahanka Keputusan mentri
drill secara rutin n tenaga kerja
7 No.186/MEN/1999
tentang Unit
penaggulangan
kebakaran ditempat
kerja

B. Analisa Ketidak - sesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan

PT XYZ baru akan Segera Permenaker R.I No.


melakukan Ahli K3 dilakukan Per. 12/Men/2015
listrik tahun depan sesuai aturan tentang
tidak sesuai yang telah Keselamatan dan
dengan diatur dalam Kesehatan Kerja
peraturan Listrik ditempat
kerja

PT. XYZ Telah Menggunakan Undang – Undang


melakukan PPE saat No. 1 Tahun 1970
Pelatihan secara melakukan tentang
rutin namun pelatihan Keselamatan Kerja,
Pekerja tidak untuk Pasal 3 ayat 1
memakai PPE melindungi tentang Upaya
pekerja pencegahan
kebakaran

PT. XYZ Teah Sosialisasi Undang – Undang


melakukan untuk hasil No. 1 Tahun 1970
Emergency Drill evaluasi tentang
secara rutin emergency Keselamatan Kerja,
namun ada drill dan Pasal 3 ayat 1
evaluasi mengenai meningkatkan tentang Upaya
“waktu berkumpul” awareness pencegahan
yang agak pekerja terkait kebakaran
terlambat kesiapsiagaan
dikarenakan terhadap
kesadaran pekerja waktu
yang kurang evakuasi

18
dalam melakukan
evakuasi

BAB IV KESIMPULAN
DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari hasil penilitian dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa PT. XYZ
telah melakukan pemenuhan aspek K3 di bidang listrik, penanggulangan
kebarakaran dan kontuksi bangunan dengan baik. Masih kurang tenaga ahli
K3 listrik sehingga syarat sesuai dengan Permenaker R.I No. Per.
12/Men/2015 untuk penyediaan tenaga AK3 Listrik tidak dapat terpenuhi

Hanya sedikit perbaikan terutama dalam segi kecakapan pekerja dalam


melakukan drill untuk dapat ditingkatkan kecepatan waktu berkumpulnya dan
menekan keseriusan walaupun hanya sebatas program simulasi pelatihan saja.

PT. XYZ telah memiliki sistem manajemen K3 dan telah menerapkan


sistem K3 dengan baik, terbukti dari sertifikasi ISO 9001, ISO 14001 dan
OHSAS
18001 yang diperoleh oleh PT. XYZ dari badan sertifikasi yang terakreditasi .
Dan hal ini sudah sesuai dengan Undang-undang No. 13 Tahun 2003
tentang Kewajiban perusahaan untuk penerapan SMK3 dan Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No.26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian
Penerapan SMK3 sesuai dengan Undang-undang No. 13 Tahun 2003.

Dalam Penerapan SMK3, PT. XYZ memiliki Panitia pelaksana


Kesehatan dan keselamatan kerja (P2K3) yang telah terdaftar dari tahun 2002.
Organisasi ini yang melakukan identifikasi, implemntasi, monitoring dan
evaluasi terhadap bahaya dan resiko yang ada ditempat kerja dan
melakukan pengendaliannya melalui program-progam K3 yang diterapkan. Dan
hal ini efektif mengingat tidak ditemukan adanya kecelakaan dalam kategori
“recordable” yang ada ditempat keja .

PT. XYZ telah berupaya menerapkan K3 dari bebagai aspek yaitu


penerapan aspek K3 Pesawat Uap Bejana Tekan, K3 Listrik, dan K3
Penanggulangan Kebakaran. Dan Hasil dari upaya yang dilakukan telah
sesuai dengan regulasi yang diisyaratkan sesuai Analisa yang telah
disampaikan.

B. SARAN
Dari analisa yang telah dilakukan untuk sitem anajemen K3 di PT.XYZ
sudah cukup baik dan hal ini sangat baik untuk dipertahankan. Baik
Komitment dari manajemen perusahaan ataupun dari partisipasi dan kesadaran
para pekerja.

Adapun saran atau masukan yang dapat diberikan dari hasil obeservasi
Analisa tersebut adalah:

1. PT. XYZ Disarankan memiliki Ahli K3 dibidang listrik

2. PT. XYZ disarankan untuk melakukan pelatihan terhadap pengunaan alat


pemadam dengan menggunakan PPE

3. PT. XYZ disarankan perlu mensosialisasikan untuk hasil


evaluasi emergency drill dan meningkatkan awareness pekerja terkait
kesiapsiagaan terhadap waktu evakuasi

20
21

Anda mungkin juga menyukai