Anda di halaman 1dari 60

Keselamatan Ketenagalistrikan

( K2 )

1
Pokok Bahasan :
1. Landasan Hukum K2
2. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3. Pekerjaan Berwawasan K3
4. Permit To Work System
5. Lingkungan Kerja berstandar K3

2
1. LANDASAN HUKUM K2

LANDASAN HUKUM
Keselamatan Ketenagalistrikan
1. UU No.1 / 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No.15 / 1985 tentang Ketenagalistrikan
3. UU No. 30 / 2009 tentang Ketenagalistrikan
4. PP No.003 / 2005 tentang Instalasi Penyediaan dan Pemanfaatan
Tenaga Listrik
5. Keppres No.22 / 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena
Hubungan Kerja
6. Kep Menaker No.5/Men/1996 tentang Sistem Manajemen K3
(SMK3)
7. Keputusan Direksi PT PLN ( Persero) :
– No.090.K/DIR/2005 tentang Pedoman Keselamatan Instalasi
– No.091.K/DIR/2005 tentang Pedoman Keselamatan Umum
– No.092.K/DIR/2005 tentang Pedoman Keselamatan Kerja
3
1. LANDASAN HUKUM K2

LANDASAN HUKUM
UU No. 15/1985 tentang Ketenagalistrikan
Bab VIII Pasal 18 :
▪ Pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan umum
terhadap pekerjaan dan pelaksanaan usaha ketenagalistrikan.
▪ Pembinaan dan pengawasan umum terutama meliputi keselamatan
kerja, keselamatan umum, pengembangan usaha dan tercapainya
standardisasi dalam bidang ketenagalistrikan

PP. NO. 003 TAHUN 2005


Pasal 21 ayat 9
▪ Setiap tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki
sertifikat kompetensi, sesuai ketentuan perundangan yang berlaku
4
4
1. LANDASAN HUKUM K2

LANDASAN HUKUM
UU RI NO 30 TAHUN 2009 tentang KETENAGALISTRIKAN
BAB XI : LINGKUNGAN HIDUP DAN KETEKNIKAN

Pasal 42
Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan yang disyaratkan
dalam peraturan perundangan-undangan dibidang lingkungan hidup

Pasal 44
(1) Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan
ketenagalistrikan (K2)
(2) Ketentuan K2 yang dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk mewujudkan kondisi :
a. Andal dan aman bagi instalasi
b. Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya
c. Ramah lingkungan

5
5
Lanjutan ……… 1. LANDASAN HUKUM K2
UU RI NO 30 TAHUN 2009 Tentang : KETENAGALISTRIKAN
BAB XI LINGKUNGAN HIDUP DAN KETEKNIKAN

(3) Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) meliputi:
a. pemenuhan standardisasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik;
b. pengamanan instalasi tenaga listrik; dan
c. pengamanan pemanfaat tenaga listrik.
(4)Setiap instalasi tenaga listrik yang beroperasi wajib memiliki sertifikat laik
operasi
(5)Setiap peralatan dan pemanfaat tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan
standar nasional Indonesia
(6) Setiap tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat
kompetensi

6
6
PEMETAAN KOMPETENSI SUB BIDANG OPERASI
(HAKIT)

ANALISA, PEMECAHAN MASALAH,


LEVEL 3 : 7 UK KOORDINASI
CCR

MANDIRI BERDASARKAN STANDAR


LEVEL 2 : 12 UK PENGOPERASIAN PERUSAHAAN
UNIT DI LOKAL

PENERAPAN PROSEDUR
LEVEL 1 : 33 UK BERDASARKAN PERINTAH DI
PENGOPERASIAN ALAT BAWAH PENGAWASAN ATASAN
LANGSUNG
BANTU

7
7
LEVEL KOMPETENSI

• Level 1
Bahwa setiap Tenaga teknik yang
mempunyai Kompetensi level
ini,mampu melaksanakan tugas /
pekerjaan yang bersifat rutin
berdasarkan pemahaman prosedur /
instruksi kerja dibawah pengawasan
atasan langsung

8
8
LEVEL KOMPETENSI

• Level 2
Bahwa setiap Tenaga teknik yang
mempunyai Kompetensi level ini,mampu
melaksanakan tugas / pekerjaan yang
bersifat rutin berdasarkan pemahaman
prosedur / instruksi kerja dan mampu
melaksanakan tugas pekerjaan mandiri
yang menuntut,.
1. Kemampuan menerapkan prosedur
2. Kemampuan pemecahan persoalan
3. Kemampuan mengajukan gagasan
kepada atasannya

9
4/27/2017 9
LEVEL KOMPETENSI

• Level 3
Bahwa setiap Tenaga teknik yang mempunyai
Kompetensi level ini,mampu melaksanakan
tugas / pekerjaan yang bersifat rutin
berdasarkan pemahaman prosedur / instruksi
kerja dan mampu melaksanakan tugas
pekerjaan yang menuntut :
1. Kemampuan analisa persoalan
2. Kemampuan pemecahan persoalan
3. Kemampuan mengajukan gagasan kepada
atasannya
4. Kemampuan melakukan koordinasi

10
4/27/2017 10
Pokok Bahasan :
1. Landasan Hukum K2
2. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3. Pekerjaan Berwawasan K3
4. Permit To Work System
5. Lingkungan Kerja berstandar K3

11
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Definisi Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2)

Adalah segala upaya atau langkah-langkah pengamanan


instalasi tenaga listrik dan pengamanan pemanfaat
tenaga listrik untuk mewujudkan :
- kondisi andal bagi instalasi,
- kondisi aman dari bahaya bagi manusia, serta
- akrab lingkungan dalam arti tidak merusak lingkungan
hidup di sekitar instalasi tenaga listrik.

12
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Definisi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


(K3)
Adalah usaha-usaha untuk mengamankan
kegiatan PLN dari terjadinya kecelakaan, melalui
kegiatan-kegiatan yang tujuannya memberikan
perlindungan, pencegahan dan penyelesaian
terjadinya kecelakaan sehingga K3 merupakan
bagian dari K2.

13
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

TUJUAN KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN


(K2)

Untuk mewujudkan kondisi :


a) Andal bagi instalasi
b) Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk
hidup lainnya
c) Ramah lingkungan

14
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Ruang Lingkup Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2 )
Instalasi ketenagalistrikan yang dimiliki oleh PT PLN (Persero)
terdiri dari :
➢ Instalasi Pembangkitan
➢ Instalasi Transmisi & Gardu Induk (Instalasi Penyaluran)
➢ Instalasi Distribusi.

Ruang lingkup keselamatan ketenaga listrikan di PT PLN


(Persero) adalah dari instalasi pembangkitan sampai dengan
fuse/APP dari pelanggan.

15
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Ruang Lingkup Keselamatan Ketenagalistrikan

16
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Upaya untuk mewujudkan K2


1. Standarisasi
2. Penerapan 4 Pilar K2
3. Sertifikasi
4. Penerapan SOP
5. Adanya Pengawas Pekerjaan

17
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

1. STANDARISASI
Sebagai pegangan awal untuk melaksanakan
kegiatan kerja pada instalasi yang berpotensi bahaya
maka diperlukan :
➢ Standarisasi proses ( pemasangan, dll )
➢ Standarisasi Uji ( Komisioning Test )
➢ Standarisasi Produk ( Spesifikasi, dll)

18
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

2. PENERAPAN 4 PILAR K2

1. Keselamatan Kerja
2. Keselamatan Umum
3. Keselamatan Lingkungan
4. Keselamatan Instalasi

Tujuan :
Memberikan perlindungan terhadap pegawai,
masyarakat, instalasi & lingkungan sekitarnya.

19
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

4 PILAR KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

KESELAMATAN KESELAMATAN KESELAMATAN KESELAMATAN


KERJA UMUM LINGKUNGAN INSTALASI

PERLINDUNGAN TERHADAP : PERLINDUNGAN


PERLINDUNGAN TERHADAP :
PERLINDUNGAN TERHADAP : MASYARAKAT UMUM TERHADAP : INSTALASI
LINGKUNGAN
PEGAWAI, BUKAN PEGAWAI SEKITAR INSTALASI, PENYEDIAAN TENAGA
INSTALASI
PELANGGAN, TAMU LISTRIK

PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENCEGAHAN


TERHADAP KECELAKAAN TERHADAP KECELAKAAN TERHADAP TERHADAP KERUSAKAN
DAN PENYAKIT AKIBAT MASYARAKAT UMUM PENCEMARAN, INSTALASI, KEBAKARAN
KERJA KERUSAKAN DLL
LINGKUNGAN

20
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

PILAR 1 : KESELAMATAN KERJA

Wujud dari pilar pertama :


 Menciptakan kondisi aman dari bahaya dengan melakukan
perlindungan terhadap pekerja (pegawai & mitra kerja) .

 Untuk mencapai keselamatan pekerja adalah dengan melakukan


pencegahan terhadap :
✓ Timbulnya kecelakaan kerja,
✓ Timbulnya penyakit karena hubungan kerja
✓ Timbulnya kecelakaan di luar waktu kerja.
21
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Lanjutan .........pilar 1

Untuk mencapai Keselamatan Kerja hal – hal yang harus diperhatikan :


 Penataan Tempat Kerja.
 Lingkungan Tempat Kerja
 Memasang Tanda Peringatan & Larangan.
 Melaksanakan Prosedur Kerja.
 Memakai Alat Pelindung Diri (APD).
 Pemeriksaan Kesehatan Berkala.
 Memasang Tanda Keselamatan Pemanfaatan Tenaga Listrik.
 Sertifikasi Kompetensi Pekerja.
 Memperoleh Sertifikasi Peralatan Berbahaya
 Audit pelaksanaan keselamatan kerja atau audit SMK3

22
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

PILAR 2 : KESELAMATAN UMUM

✓ Wujud dari pilar kedua adalah menciptakan kondisi aman dari


bahaya dengan melakukan perlindungan terhadap masyarakat
umum di sekitar instalasi, pelanggan dan tamu sesuai dengan
pelaksanaan SK.DIR.091.K/DIR/2005.

✓ Pencapaian keselamatan umum adalah dengan melakukan


pencegahan terhadap timbulnya kecelakaan terhadap
masyarakat umum.

23
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Lanjutan .........pilar 2

Untuk mencapai Keselamatan Umum hal - hal yang harus diperhatikan :


✓ Pemasangan Tanda Peringatan & Larangan pada daerah yang
berpotensi bahaya
✓ Melakukan Sertifikasi Kompetensi Pekerja.
✓ Mendapatkan Sertifikasi Laik Operasi. untuk mencegah terjadinya
kesalahan fungsi dari peralatan
✓ Memperoleh Sertifikasi Peralatan Berbahaya
✓ Audit pelaksanaan keselamatan kerja atau audit SMK3

24
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

PILAR 3 : KESELAMATAN LINGKUNGAN

✓ Wujud dari pilar ketiga adalah menciptakan kondisi akrab


terhadap lingkungan sekitar instalasi dengan pelaksanaan UU No
23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan

✓ Pencapaian keselamatan lingkungan adalah dengan melakukan


pencegahan terhadap timbulnya pencemaran dan kerusakan
lingkungan.

25
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Lanjutan .........pilar 3

Untuk mencapai Keselamatan Lingkungan hal - hal yang harus


diperhatikan :
✓ Pemenuhan Baku Mutu Lingkungan (BML) merupakan suatu
batasan apakah limbah yang dihasilkan dari pengoperasian usaha
memenuhi persyaratan dan undang-undang yang berlaku.
✓ Wajib AMDAL apabila suatu usaha sesuai dengan Permen LH No.
11 Tahun 2006 tentang Jenis usaha yang wajib amdal sebelum
dilaksanakan konstruksi
✓ Tidak Wajib AMDAL apabila suatu kegiatan dan atau usaha tidak
diwajibkan menyusun AMDAL
✓ Program Antisipasi Perubahan Iklim
✓ Audit ISO 14000 tentang manajemen lingkungan hidup
26
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

PILAR 4 : KESELAMATAN INSTALASI

✓ Wujud dari pilar keempat adalah menciptakan kondisi andal


dan aman dari kerusakan dan kebakaran terhadap instalasi
penyedia tenaga listrik sesuai dengan pelaksanaan
SK.DIR.091.K/DIR/2005.

✓ Pencapaian keselamatan instalasi adalah dengan melakukan


pencegahan terhadap timbulnya kerusakan dan kebakaran
terhadap instalasi penyedia tenaga listrik.

27
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Lanjutan .........pilar 4

Untuk mencapai Keselamatan Instalasi hal - hal yang harus diperhatikan :


✓ Menerapkan Prosedur O&M Instalasi
✓ SOP Operasi Sistim Kelistrikan
✓ Karakter Pengusahaan
✓ Kesiapan Alat Pemadam
✓ SOP Penanggulangan Kebakaran
✓ Latihan Pemadam Kebakaran,
✓ Sistim Pengamanan Instalasi
✓ Program Partisipasi Pembinaan Lingkungan, program ini dikhususkan
bagi masyarakat yang berada di sekitar

28
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Upaya mewujudkan K2 ...........

3. SERTIFIKASI
1. Sertifikasi laik Operasi (SLO)
2. Sertifikasi kesesuaian dengan standart PUIL (Persyaratan
Umum Instalasi Listrik)
4. Sertifikasi kompetensi bagi teknisi

Tujuan :
Memberi kepastian bahwa peralatan instalasi maupun
karyawan yang menanganinya telah memenuhi kriteria
Standar yang telah ditetapkan.

29
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Upaya mewujudkan K2 ...........

4. PENERAPAN SOP
Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam bekerja
yang berdampak kecelakaan kerja maka setiap aktivitas
harus berdasarkan SOP yang berlaku, meliputi kegiatan :
– Pengoperasian penyedia maupun pemanfaat tenaga
listrik
– Pemeliharaan penyedia maupun pemanfaat tenaga
listrik

30
Pokok Bahasan :
1. Landasan Hukum K2
2. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3. Pekerjaan Berwawasan K3
4. Permit To Work System
5. Lingkungan Kerja berstandar K3

31
3. PEKERJAAN BERWAWASAN K3

Tujuan Utama K3
Untuk Kepentingan
UU No 1 Tahun 1970 Tentang Bersama :
Keselamatan dan Kesehatan Kerja • Pengusaha
• Pengurus
• Pekerja

1. Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja


2. Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai
dengan aman dan efisien
3. Menjamin proses produksi berjalan lancar

32
ARAH KEBIJAKAN PEMBINAAN K3

• Bekerja aman
• Nihil Kecelakaan
• Sehat
• Ramah lingkungan
TERSELENGGARANYA

Safe Produktion

Produktifitas
MANDIRI Meningkat

Di Tempat Kerja
Kesejahteraan
Meningkat

33
3. PEKERJAAN BERWAWASAN K3

Apa Kecelakaan itu ?

Kecelakaan adalah :
Suatu kejadian yang tidak diinginkan yang
dapat mengakibatkan cidera terhadap
manusia atau kerusakan pada harta/ alat

34
3. PEKERJAAN BERWAWASAN K3

Apa Penyebab Kecelakaan ?


Penyebab kecelakaan dapat terbagi menjadi empat (4)
faktor yaitu:
a. Faktor lingkungan kerja.
b. Faktor perkakas/mesin.
c. Faktor manusia.
d. Faktor manajemen.

Prosentase penyebab kecelakaan kerja :


• 3 % dari bencana alam
• 24% dari lingkungan / peralatan yang tidak
memenuhi syarat
• 73% dari perilaku yang tidak aman.

35
3. PEKERJAAN BERWAWASAN K3

Langkah Penanggulangan

Faktor Penyebab Langkah Penanggulangan


Kecelakaan Kerja Kecelakaan Kerja

PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA


TENAGA
Dalam aktivitas atau proses kerja
KERJA
harus memenuhi syarat-syarat K3
yang ditentukan
Keselamatan Kesehatan
MENGENALI RISIKO
Mengendalikan risiko kecelakaan
ALAT
meskipun risiko tidak bisa
BAHAN
dihilangkan akan tetapi
diminimalisasi

36
3. PEKERJAAN BERWAWASAN K3

Identifikasi Potensi Kecelakaan Kerja


• Pengertian bahaya adalah Sumber atau kondisi
yang berpotensi dapat menimbulkan kecelakaan/
kerugian terhadap manusia, properti dan
lingkungan

• Analisa tahapan pekerjaan adalah menganalisa


apakah saat melakukan kegiatan pekerjaan dapat
menimbulkan kecelakaan.

37
3. PEKERJAAN BERWAWASAN K3

Identifikasi Potensi Kecelakaan Kerja

Identifikasi kondisi bahaya dapat dilakukan


dengan melakukan observasi (pengamatan)
langsung, yaitu :
– pengamatan terhadap tindakan tidak aman
(unsafe act)
– pengamatan terhadap kondisi tidak aman
(unsafe condition)

38
3. PEKERJAAN BERWAWASAN K3

Potensi Kecelakaan Kerja


Tindakan Tidak Aman (unsafe act) Mana
Contoh : Safety Helm
nya??
• Mengoperasikan mesin/alat tanpa ijin
• Mengoperasikan dng kecepatan tidak sesuai
• Membuat alat pengaman tidak berfungsi
• Melepas alat pengaman
• Memakai peralatan yang rusak/defect
• Memakai peralatan tidak dengan semestinya
• Lalai memakai alat pelindung perorangan
• Tidak benar/ mengangkat tidak sesuai kemampuan Menyang
kut Kaki
• Merawat peralatan yang sedang bekerja
• Bercanda/bersenda gurau waktu bekerja
• Dalam pengaruh alkohol, obat2an.

39
3. PEKERJAAN BERWAWASAN K3

Potensi Kecelakaan Kerja

Kondisi Tidak Aman (unsafe condition)


Contoh :
• Tidak cukup pagar /batas pengaman
• Peralatan/perkakas/bahan yang rusak
• Tempat kerja /gerakan terbatas
• Tidak cukup sistem peringatan
• Bahaya kebakaran/peledakan
• Buruknya “housekeeping”
• Lingkungan berbahaya: gas,debu,fume (asap)
• Paparan kebisingan
• Paparan temperatur ekstrem
• Kurang/tidak sesuai penerangan
• Kurang/tidak sesuai ventilasi
40
3. PEKERJAAN BERWAWASAN K3

AKIBAT KECELAKAAN

AKIBAT Kecelakaan atau insiden dapat


merugikan Tenaga kerja, Perusahaan dan
Masyarakat.

41
3. PEKERJAAN BERWAWASAN K3

AKIBAT KECELAKAAN

BAGI TENAGA KERJA


- Kematian, cacat tetap dan
cidera ringan
- Kejiwaan berkaitan dengan BAGI MASYARAKAT
cacat tetap, kerusakan bentuk - Korban jiwa dan cacat
tubuh dan kehilangan harta,
- Kesedihan dan penderitaan - Kerusakan lingkungan
keluarga - Kerusakan harta
- Beban masa depan - Dan lain-lain
- Kehilangan hobby

42
Lanjutan ……… 3. PEKERJAAN BERWAWASAN K3

AKIBAT KECELAKAAN
BAGI PERUSAHAAN
- Biaya pengobatan dan kegiatan pertolongan
- Biaya ganti rugi
- Kerusakan peralatan, hasil produksi dan bahan produksi
- Kelambatan produksi (rugi waktu dan produktivitas)
- Upah yang dibayar selama korban tidak bekerja
- Biaya lembur
- Waktu kerja yang hilang (Atasan dan rekan kerja)
- Penurunan produktivitas korban setelah bekerja kembali
- Biaya melatih dan pembinaan
- Biaya dan waktu penyelesaian administrasi
- Hilangnya kepercayaan masyarakat
- Naiknya biaya asuransi
43
3. PEKERJAAN BERWAWASAN K3

KONSEP PERKEMBANGAN SEBAB KECELAKAAN

PERIODE SEBAB KECELAKAAN USAHA YANG DILAKUKAN

Masa sebelum Nasib Sesajian


revolusi Industri
Revolusi Industri Unsafe Condition Mengatasi unsafe condition
1931 ( Memberi pelindung mesin, peraturan)
th 1931 – 1960 Unsafe Action Disamping mengatasi unsafe condition juga
- Dikenal konsep HW. mengendalikan unsafe action
Heinrich
1960 – 1970 Kelemahan sistim Mengidentifikasi, mengendalikan dan
Dikenal konsep Frank manajemen mengawasi kelemahan sistem manajemen
E. Bird Jr
1970 - sekarang Manajemen Mengidentifikasi, mengendalikan dan
sistem mengawasi kelemahan sistem manajemen sejak
dini sebelum operasi dimulai
44
3. PEKERJAAN BERWAWASAN K3

Pencegahan dan Pengendalian Bahaya


Usaha-usaha pencegahan dan pengendalian bahaya dapat dilakukan
dengan cara:
a. Komitmen manajemen dan keterlibatan pekerja;
b. Analisis risiko di tempat kerja;
c. Menetapkan prosedur kerja berdasarkan analisis, pekerja
memahami dan melaksanakannya;
d. Aturan dan prosedur kerja dipatuhi;
e. Pemeliharaan sebagai usaha preventif;
f. Perencanaan untuk keadaan darurat;
g. Pencatatan dan pelaporan kecelakaan;
h. Pemeriksaan kondisi lingkungan kerja;
i. Pemeriksaan tempat kerja secara berkala.

45
Pokok Bahasan :
1. Landasan Hukum K2
2. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3. Pekerjaan Berwawasan K3
4. Permit To Work System
5. Lingkungan Kerja berstandar K3

46
5. PERMITE TO WORK SYSTEM

Jenis Pekerjaan yang Memerlukan Permit to Work


➢ Setiap pekerjaan panas (hot work), baik dilaksanakan diruang tertutup,
terbuka atau di tempat-tempat lain.
➢ Setiap pekerjaan yang menyebabkan potensi bahaya, flammable
corrosive material atau chemical dengan jumlah yang significant.
➢ Setiap pekerjaan yg berhubungan dg ruang tertutup (confined space).
➢ Pengecatan spray painting pada area ketinggian, bertegangan, dll
➢ Blasting yang dilakukan dalam ruang tertutup (confined space)
➢ Setiap pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan instalasi listrik, instalasi
bahan bakar (oil/ gas).
➢ dll

47
5. PERMITE TO WORK SYSTEM

Prosedur Pengajuan Permit to Work


(Procedure for application of permit-to-work)

Inspection & Assessment


Application Inspeksi dan membuat
Permohonan izin kerja analisa potensi bahaya
oleh supervisor oleh Ahli K3

Completion
Laporan setelah Evaluation & Approval
pekerjaan selesai ke kepala K3 Evaluasi dan penerbitan izin
oleh supervisor oleh Kepala K3

48
5. PERMITE TO WORK SYSTEM

49
5. PERMITE TO WORK SYSTEM

50
Pokok Bahasan :
1. Landasan Hukum K2
2. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3. Pekerjaan Berwawasan K3
4. Permit To Work System
5. Lingkungan Kerja berstandar K3

51
5. Lingkungan Kerja K3

Lingkungan Kerja
Beberapa faktor berbahaya yang ada di
lingkungan kerja antara lain :
▪ Faktor Fisik
▪ Faktor Kimia
▪ Faktor Biologi
▪ Faktor Fisiologi/Ergonomi
▪ Faktor Psikologi

Dalam lingkungan kerja faktor-faktor bahaya yang


mungkin timbul tersebut harus dapat ditemukan,
dievaluasi dan dicari penanganan yang tepat dan
dikendalikan bahayanya sehingga menghasilkan
lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman
selanjutnya tenaga kerja dapat bekerja dengan tenang,
selamat dan produktif.

52
5. Lingkungan Kerja K3

Lingkungan Kerja
Dalam lingkungan kerja faktor-faktor
bahaya yang mungkin timbul harus
dapat ditemukan, dievaluasi dan
dicari penanganan yang tepat
(dikendalikan bahayanya) sehingga
menghasilkan lingkungan kerja yang
sehat, aman, nyaman, tenaga kerja
dapat bekerja dengan selamat dan
produktif.

53
5. Lingkungan Kerja K3

FAKTOR – FAKTOR BAHAYA :


1. Bahaya Fisik ( Physical Hazards)
Kebisingan, radiasi, getaran, panas, pencahayaan, ketinggian

2. Bahaya Kimia (Chemical Hazards)


Eksplosif, flammable, korosif, karsinogen, toksik

3. Bahaya Biologi (Biological Hazards)


Virus, bakteri, jamur, binatang, parasit

4. Bahaya Psikologi (Psychological Hazards)


Hubungan kerja, jam kerja, kekerasan/violence, stres

5. Bahaya Ergonomi (Ergonomic Hazards)


Layout, manual handling, desain kerja/tugas

54
5. Lingkungan Kerja K3

Identifikasi
• Identifikasi bahan-bahan berbahaya dapat
menimbulkan berbagai macam petaka :
1. Mengakibatkan terjadinya kebakaran
2. Mengakibatkan terjadinya peledakan
3. Mengakibatkan terjadinya keracunan
4. Mengakibatkan terjadinya gangguan
kesehatan
5. Mengakibatkan terjadinya kerusakan
lingkungan (melalui pencemaran
lingkungan), dll

55
5. Lingkungan Kerja K3

Tempat Kerja
Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang
lingkup kesehatan lingkungan ada 8 :
• Penyehatan Air dan Udara
• Pengamanan Limbah padat/sampah
• Pengamanan Limbah cair
• Pengamanan limbah gas
• Pengamanan radiasi
• Pengamanan kebisingan
• Pengamanan faktor penyakit
• Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca
bencana.

56
5. Lingkungan Kerja K3

Tempat Kerja
 Penanganan lingkungan tempat kerja
merupakan bagian dari perlindungan
tenaga kerja, dimaksudkan untuk
memelihara dan meningkatkan kondisi
lingkungan kerja selalu tetap bersih, rapi,
sehat dan nyaman.

 Dengan penanganan kebersihan &kerapihan


ditempat kerja diharapkan dapat :
➢ Meningkatkan produktivitas tenaga kerja
➢ Meningkatkan produktivitas perusahaan
➢ Meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan
tenaga kerja.

57
5. Lingkungan Kerja K3

Pengendalian
 Pengendalian alat/ bahan-bahan berbahaya dalam perusahaan maupun
lingkungan kerja perusahaan dengan cara :

1. Pendataan alat/bahan 7. Mengerti dan menyadari serta


2. Pewadahan mau bertindak sehingga
3. Pemberian label didapatkan lingkungan kerja yang
sehat, aman, nyaman dan
4. Manajemen penyimpanan,
produktif
pengangkutan, penggunaan dan
pembuangan sisa. 8. Mengetahui berbagai macam
penyakit akibat kerja serta factor-
5. Mengetahui Peraturan-perundangan
faktor penyebabnya
yang berkaitan dengan lingkungan
kerja 9. Mengetahui efek bahan-bahan
kimia terhadap kesehatan dan
6. Menganalisa dan penarapan
lingkungan kerja.
penggunaan alat pelindung diri yang
memadahi
58
5. Lingkungan Kerja K3
Contoh Implementasi Pengendalian K3 di Unit
NO. AKTIVITAS PERIODIK

SAFETY
1. Pemeriksaan tempat dan cara kerja Hari
2. Pemeriksaan kebocoran gas, minyak Sesuai OH / WO
3. Pengukuran kebisingan lingkungan kerja Triwulan
4. Identifikasi risiko tempat kerja dan pekerja Tahunan
5. Pengukuran Intensitas cahaya ruang kerja Triwulan
6. Kesehatan Karyawan / Medical Check up Tahun
7. Pemeriksaan Lift Minggu
8. Pemeriksaan Crane, Tahun
9. Pemeriksaan Boiler, Grounding, Forklift 2 Tahun
FIRE
1. Mengikuti Test Fire Pump PLTU dan PLTGU Minggu
2. Pengecekan APAR Bulan
3. Pengecekan Hydrant dan Hose Box Bulan
4. Pengecekan dan Test Fire Protection Semester
5. Pengecekan dan test Fire Truck Minggu
6. Inspeksi gabungan dengan PMK Pemda setempat Triwulan

59
5. Lingkungan Kerja K3

Form Rekomendasi P2K3

PERUSAHAAN : KEPADA
ALAMAT : YTH. PIMPINAN PERUSAHAAN
DI ……………………………………
REKOMENDASI
No:
No BAHAYA POTENSIAL BAHAYA SARAN
1 2 3 4

60

Anda mungkin juga menyukai