Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (P.K.L)

DI PT YUTAKA MANUFACTURING INDONESIA


BIDANG K3 KONSTRUKSI BANGUNAN, K3 INSTALASI LISTRIK DAN K3 PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


BATCH KE-

KELOMPOK 2

1.
2.
3.
4.
5.

PENYELENGGARA

PT GARUDA SYSTRAIN INTERINDO

Jakarta, 14 Maret 2023


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 4

1.1. Latar Belakang 4

1.2. Maksud dan Tujuan 5

1.3. Ruang Lingkup 5

1.4. Dasar Hukum 5

1.4.1. Dasar Hukum K3 5

1.4.2. K3 dalam Konstruksi Bangunan 5

1.4.3. Pengawasan K3 dalam Norma Listrik 6

1.4.4. Pengawasan Norma K3 Penanggulangan Kebakaran 6

BAB II KONDISI PERUSAHAAN 7

2.1. Gambaran Umum Tempat Kerja 7

2.1.1. Profil Perusahaan 7

2.1.2. Visi dan Misi Perusahaan 7

2.1.3. Luas Area Perusahaan 8

2.1.4. Jumlah Tenaga Kerja 8

2.1.5. Struktur Organisasi 9

2.1.6. Alur Proses Produksi 10

2.2. Observasi Lapangan 15

2.2.1. APAR 15

2.2.2. Sistem Pemadam Kebakaran Otomatis 17

2.2.3. Kelistrikan 20

2.2.4. Penyalur Petir 21

BAB III ANALISA 23

3.1. Analisa Temuan Positif 23

2
3.1.1. Analisa Temuan Positif K3 Penanggulangan Kebakaran 23
3.1.2. Analisa Temuan Positif K3 Konstruksi Bangunan 29

3.1.3. Analisa Temuan Positif K3 Listrik 34

3.2. Analisa Temuan Negatif 38

3.2.1. Analisa Temuan Negatif K3 Penanggulangan Kebakaran, Konstruksi Bangunan, dan


Listrik 38

BAB IV PENUTUP 42

4.1. Kesimpulan 42

4.2. Saran 42

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem
ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat
penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi
keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh
sebab itu keselamatan dan kesehatan kerja saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus
diperhatikan oleh para tenaga kerja, akan tetapi harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan.
Tujuan dari penerapan K3 ditempat kerja yaitu untuk melindungi dan menjamin keselamatan setiap
tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja, menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan
secara aman dan efisien, dan meningkatkan kesejahteraan dan produktifitas.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Undang – Undang No 1. Tahun 1970 diatur bahwa setiap
pekerja berhak mendapatkan perlindungan. Perlindungan tersebut dilaksanakan guna mencegah
dan meminimalisir kecelakaan kerja yang dapat dialaminya selama melakukan pekerjaan.
Perlindungan yang ditujukan kepada para pekerja harus diberikan di segala tempat kerja pekerja,
baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam
wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Hal tersebut mencakup proses konstruksi
bangunan, norma-norma dalam instalasi listrik, dan penanggulangan kebakaran di dalam
perusahaan.

Aspek K3 harus diterapkan di seluruh kegiatan usaha terutama bagi perusahaan besar dan
perusahaan yang memiliki bahaya risiko tinggi. Salah satu contoh perusahaan yang sudah
menerapkan K3 di tempat kerja adalah PT. Yutaka Manufacturing Indonesia. PT. Yutaka
Manufacturing Indonesia merupakan salah satu tempat kerja yang memiliki jumlah pekerja sekitar
924 dan memiliki potensi sumber-sumber bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.

Berdasarkan hasil observasi Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilakukan, perusahaan
tersebut wajib menerapkan budaya K3 sesuai dengan peraturan yang berlaku dan menimbang
bahwa perusahaan tersebut memiliki pekerja lebih dari 100 orang tenaga kerja dengan potensi

4
bahaya yang cukup besar. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui lebih lanjut terkait penerapan
K3 di PT. yutaka Manufacturing Indonesia. Apakah telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

1.2. Maksud dan Tujuan

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan ke PT Yutaka Manufacturing


Indonesia memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut.

1. Memberikan pengalaman serta pengamatan secara langsung kepada para calon ahli K3
umum dalam upaya menumbuhkan kemampuan untuk menganalisis dan memahami
pelaksanaan K3 di tempat kerja.
2. Mengetahui gambaran pelaksanaan dan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja.
3. Mengetahui kesesuaian penerapan K3 di tempat kerja dengan peraturan yang berlaku

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan pada 15 Februari 2023 di PT
Yutaka Manufacturing Indonesia yaitu seputar K3 dalam konstruksi bangunan, pengawasan norma
K3 listrik, pengawasan norma K3 penanggulangan kebakaran.

1.4. Dasar Hukum

1.4.1. Dasar Hukum K3


a. Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Pasal 27 Ayat 2
b. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

1.4.2. K3 dalam Konstruksi Bangunan


a. Permenakertrans No 1 Tahun 1980 Keselamatan dan Kesehatan pada konstruksi
bangunan
b. Permenakertrans No 2 Tahun 1982 Kwalifikasi juru las ditempat kerja Permenaker
No 9 Tahun 2016 Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Ketinggian
c. Kepmenakertrans dan pekerjaan umum No 174 & 104 Tahun 1986 Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada tempat kegiatan Konstruksi
d. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 117 Tahun 2005
Pemeriksaan Menyeluruh Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pusat
Perbelanjaan, Gedung Bertingkat dan Tempat - tempat Publik Lainnya

5
e. Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawsan
Ketenagakerjaan No 20 Tahun 2004 Sertifikasi Kompetensi Keselamatan
Kesehatan Kerja Bidang Konstruksi Bangunan
f. Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawsan Ketenagakerjaan No 113
Tahun 2006 Pedoman dan Pembinaan Teknis Petugas Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Ruang Terbatas (Confined Space)
g. Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawsan Ketenagakerjaan No 45 Tahun
2008 Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bekerja pada Ketinggian
dengan menggunakan Akses Tali (Rope Access)

1.4.3. Pengawasan K3 dalam Norma Listrik


a. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No 36 Tahun 2014 Tentang
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia 0225:2011 Mengenai Persyaratan
Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) Dan Standar Nasional Indonesia
0225:2011/Amd1:2013 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL
2011) Amandemen 1 Sebagai Standar Wajib
b. Permenakertrans No 31 Tahun 2015 Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Nomor Per.02/Men/1989 Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
c. Permenakertrans No 33 Tahun 2015 Perubahan atas Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Listrik di Tempat Kerja
d. Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawsan
Ketenagakerjaan No 311 Tahun 2002 Sertifikat Kompetensi Keselamatan
Kesehatan Kerja Teknisi Listrik
e. Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawaan Ketenagakerjaan dan K3 No
48 Tahun 2015 Pembinaan Teknisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik

1.4.4. Pengawasan Norma K3 Penanggulangan Kebakaran


a. Permenakertrans No 4 Tahun 1980 Syarat – syarat pemasangan dan pemeliharaan
alat pemadam api ringan
b. Permenakertrans No 2 Tahun 1983 Instalasi Alarm Kebakaran Automatik
Kepmenakertrans No 186 Tahun 1999 Penanggulangan Kebakaran ditempat Kerja

6
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Tempat Kerja

2.1.1. Profil Perusahaan


Nama Perusahaan : PT. Yutaka Manufacturing Indonesia
Tanggal Didirikan : 26 Maret 1996
Bidang usaha : Disc Brake dan Exhaust System
Alamat : Jl. Halmahera Blok EE-1 Cikarang Barat, Bekasi. 17520
Nomor Telepon : +62218980768/9, +62218980770 (Fax)

Pada PT. Yutaka Manufacturing Indonesia memiliki beberapa pelanggan ke


seluruh dunia dalam mensuplai DB, MF2W, dan MF4W pada beberapa benua seperti
Benua Amerika, Benua Eropa, dan Benua Asia. Pada setiap benua tersebut memiliki
masing-masing kantor pusat. PT. Yutaka Manufacturing Indonesia bekerja sama
dengan PT. Astra Honda Motor, dimana komposisi kepemilikan saham PT. Yutaka
Manufacturing Indonesia sebesar 79.24% dan PT. Astra Honda Motor 20.76%

2.1.2. Visi dan Misi Perusahaan


A. Visi Perusahaan:
“Menjadi supplier Disc Brake 2 Wheeler and Exhaust Systems terbaik di dunia.
B. Misi Perusahaan

7
1. Menjadi suplai QCDSM terbaik untuk Disc Brake 2 Wheeler and Exhaust System
melalui operasi manajemen yang baik dan kolaborasi harmonis antara Yutaka
Giken & Astra Group.
2. Menjadi penerapan tata kelola perusahaan yang baik, melalui perbaikan
berkelanjutan dan keluaran produk hijau, sumber daya manusia yang
berkompetensi tinggi, keunggulan operasional, keuangan perusahaan yang
sehat dan fokus pada kepuasan pelanggan.
3. Memiliki komitmen kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
khususnya terhadap lingkungan, tenaga kerja, keamanan dan keselamatan

2.1.3. Luas Area Perusahaan


Luas area perusahaan pada PT. Yutaka Manufacturing Indonesia pada Plant 2 yakni:
1. Luas Area Perusahaan : 42.000 m²
2. Luas Bangunan : 30.635,5 m²
3. Luas Terbuka : 11.612,5 m²
4. Sisa Lahan : 27%

2.1.4. Jumlah Tenaga Kerja


Jumlah tenaga kerja di PT. Yutaka Manufacturing Indonesia (YMI), yaitu sebanyak 924
karyawan di Plant 2 yang merupakan karyawan tetap dari PT. YMI dan diambil dari 22
outsourcing.
A. Karyawan Pria : 889 orang
B. Karyawan Wanita : 35 orang

8
2.1.5. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT. Yutaka Manufacturing Indonesia (YMI) dapat dilihat sebagai berikut.

9
2.1.6. Alur Proses Produksi

Proses produksi PT. Yutaka Manufacturing Indonesia (YMI) di lakukan 2 proses


produksi yaitu proses produksi 2W dan proses Produksi 4W, sebagai berikut;

1) Proses Produksi 2W

Proses 2W merupakan proses pembuatan knalpot motor yang terdiri dari


beberapa proses yaitu Sub Assy, Bender, Welding, Blasting, Painting Assy
dan proses finish good.

a. Sub Assy

Merupakan proses penggabungan body A dan body B dari Muffler, berikut


merupkan proses Sub Assy :

1) Roll

Proses pengerolan dari material pelat Blank Body dengan


menggunakan mesin roll. body A dan body B merupakan pelat yg
diproses.

10
2) Ting

Proses penyambungan dua pelat yang telah digulung dengan roll.

3) Cultting / Forming

Proses pembuatan bentuk cekungan pada body muffler


pada motor, fungsinya agar muffler yang digunakkan
tidak bersentuhan dengan shaft roda belakang motor.

b. Bender

Bagian ini merupakan proses pengerjaan penekukan Exhaust pipe


(tipe cub). Proses ini khusus untuk tipe sport terdapat proses
bending joint pipe exhaust. Berikut merupakan jenis-jenis
pengerjaannya :

1) Bending

Proses penekukan pada exhaust pipe menggunakkan


mesin bender. Untuk muffler tipe sport dilakukan
pengisian lilin NDPA kedalam exhaust pipe.

2) Piercing

Proses pembuatan lubang-lubang pada ujung exhaust


pipe

3) Cutting

Proses pemotongan bagian sisa ( exta bead ) dari proses


Auto Ting Welding dan perluasan diameter ujung dari
pelat yang sudah diroll dengan menggunakan madrell
hidrolik.

4) Auto Mig Collar

Proses penggabungan body A dan body B dengan


pengelasan berputar dengan menggunakkan mesin Auto
Mig Collar

5) Uniting Pipe and Cup Outer & Stay

Proses menyatukan pipa dalam dengan dalam pada


knalpot motor

c. Welding

Proses menyambung logam secara permanen dengan cara


memanaskan logam sampai mencapai titik cair, dengan atau

11
tanpa pemakaian tekanan, dan dengan atau tanpa penggunaan
bahan pengisi

1) Welding patch inner

Proses pengelasan pada pembuatan knalpot motor

2) Sport tail plate

Proses pembuatan ekor piringan pada motor

3) Curling

Proses penekukan pada plat motor

4) Unting Body A & B

Proses menyatukan body A dengan body B

5) Uniting Stay

Proses pengabungan knalpot pada motor

6) Welding Nut Protector

Proses pengelasan perlindungan pada pembuatan plat

7) Uniting Pipe Exhaust

Proses ini menggabungkan exhaust pipe, collar mouth


piece, dan patch A dengan pengelasan berputar

8) Leaketes

Proses pengecekan untuk mengetahui kemungkinan


adanya kebocoran akibat pengelasan pada exhaust pipe.
Pengecekkan dilakukan dengan media air jernih dan
dilakukan penyemprotan angin kedalam exhaust pipe.
Hasilnya dengan melihat gelembung udara

d. Blasting

Proses pembukaan pori-pori permukaan benda kerja melalui


penyemprotan pasir halus (abrasive) ke permukaan benda kerja
(sand blasting).

e. Painting Assy

1) Inner & Outer Painting

12
Proses pengecatan seluruh bagian dalam muffler. Proses
kerja inner painting yaitu dengan mengalirkan cairan cat
kedalam muffler dari arah bawah sampai mencapai
kebagian atas muffler dimana muffler diletakkan pada
posisi tegak/berdiri

2) Unting Pipe tail

Proses pewarnaan pada besi unting motor

3) Tail Plate & Stay

Proses pewarnaan pada ekor plat motor

4) Assy Cover & Exhaust

Proses pewarnaan pada gabungan penutup dan knalpot

f. Finish Good

Proses ini merupakan proses akhir untuk pengerjaan pembuatan


muffler (End Proses).

2) Proses Produksi 4W

Pada proses 4W/ knalpot mobil ini terdapat 4 proses produksi yaitu:

1. Bending

a. Bending

13
Bending adalah proses penekukan exhaust pipe yang menggunakan mesin
bender. untuk muffler tipe sport dilakukan pengisian lilin NDPA ke dalam
exhaust pipe.

b. Cutting

Dilakukan pemotongan bagian sisa (extra bead) dari proses auto tig
welding serta perluasan diameter ujung dari pelat yang sudah di roll dengan
menggunakan madrell hidrolik.

c. Deburring

Deburring merupakan proses machining yang bertujuan untuk


menghilangkan sisa logam dan menghaluskan permukaan benda kerja.

d. Expand

Expand adalah perluasan diameter ujung dari exhaust pipe dengan


menggunakan mesin expander.

2. Chamber Line

a. Roll

Roll merupakan proses pengolahan material pelat Blank Body dengan


menggunakan mesin roll, dimana pelat di proses roll adalah body A dan
body B.

b. Spot Welding/ Multi Spot

Proses pengelasan dari resistan listrik dengan cara menjepit logam yang
digabungkan dengan memakai elektroda.

c. Insert Separator

Proses pemasukan separator pada bagian mobil

d. Assy End Double Seamer

Proses penutupan kaleng pada proses exhausting pada mobil

3. Welding

a. Canning Catalyst Comp

Pengalengan pada kompenan katalis mobil

b. Robot Welding

Pengelasan pada mobil

14
c. Leak Test

Proses pengecekan untuk mengetahui kemungkinan adanya


kebocoran akibat pengelasan pada exhaust pipe

d. Marking

Proses untuk pemberian identitas pada mobil

e. Thread Check

Proses pengecekan pada pembuatan mobil

f. Finishing Inspection Converter Comp & Silencer Comp

Proses inspeksi dalam penyelesaian pembuatan komponen pada mobil

4. Painting

Proses pemberian warna pada knalpot mobil.

2.2. Observasi Lapangan

2.2.1. APAR

Seluruh APAR yang terdapat di PT. Yutaka Manufakturing Indonesia memiliki APAR ( Pemadam
Api Ringan ) yang terdapat dalam Permenakertrans No.4 tahun 1980 tentang Syarat-syarat
pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan pada Pasal 1 tentang alat pemadam api
ringan merupakan alat yang ringan mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada saat
mulai terjadi kebakaran. APAR yang terdapat di PT. Yutaka Manufakturing Indonesia memiliki petunjuk
cara penggunaaan APAR di setiap area kerja yang terdapat APAR. Hal terserbut sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku yang terdapat dalam Permenakertrnas No. 4 Tahun 1980 Pasal
14 tentang petunjuk pemakaian APAR harus dibaca dengan jelas. APAR diletakan ditempat atau posisi
yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda
pemasangan di sebut dalam Pasal 4 ayat 1. Pada Pasal 6 ayat 1 disebutkan bahwa setiap alat
pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan) menggantung pada dinding dengan penguatan
Sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang
tidak terkunci. APAR yang terdapat di PT. Yutaka Manufakturing sudah sesuai dengan
Permenakertrans No.4 tahun 1980 tentang Syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat
pemadam api ringan.

15
Gambar 2.1 APAR

APAR yang terdapat terdapat di PT. Yutaka Manufakturing memiliki 3 jenis yaitu APAR Dry Chemical
Powder, APAR CO2, dan APAR Foam.

APAR yang tersedia di PT. Yutaka Manufakturing jenis Dry Chemical Powder untuk diarea ruang
meeting dan area produksi yang digunakan untuk kebakaran bahan padat. Pemasangan APAR
menurut Permenakertrans No.4 tahun 1980 Pasal 8 yaitu pemasangan alat pemadam api ringan harus
sedemikian rupa sehingga bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari
permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan tepung kering (Dry Chemical) dapat ditempatkan lebih rendah
dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
Jumlah APAR Dry Chemical Powder terbagi pada 2 plant yaitu Plant 1 berjumlah 73 APAR dan pada
Plant 2 berjumlah 96 APAR.

Gambar 2.2 APAR Dry Chemical Powder

16
APAR yang tersedia di PT. Yutaka Manufakturing jenis CO 2 ••untuk area ruang server, ruang IT, ruang
listrik (LVMDB) yang digunakan untuk kebakaran area kelistrikan. Penggunaan APAR Karbondioksida
CO2 untuk menangani kebakaran yang disebabkan oleh instalasi listrik. Jumlah APAR CO2 terbagi pada
2 plant yaitu Plant 1 berjumlah 14 APAR dan pada Plant 2 berjumlah 11 APAR.

APAR yang tersedia di PT. Yutaka Manufakturing jenis Foam untuk area painting, Gudang cat, thinner,
area blasting yang digunakan untuk kebakaran area cat dan sand blasting. Jumlah APAR Foam terbagi
pada 2 plant yaitu Plant 1 berjumlah 21 APAR dan pada Plant 2 berjumlah 24 APAR.

Pemeliharaan APAR menurut Permenakertrans No.4 tahun 1980 Pasal 11 ayat 1 yaitu pemeliharaan
APAR harus diperiksa 2 kali dalam setahun yaitu pemeriksaan dalam jangka 6 bulan dan pemeriksaan
dalam jangka 12 bulan. Pemeliharaan APAR di PT. Yutaka Manufakturing dilakukan setiap 1 bulan
sekali oleh petugas atau tenaga kerja. Pada Pasal 16 setiap APAR dilakukan pemeriksaan berkala
dengan jangka waktu tidak lebih dari 5 tahun untuk jenis APAR CO 2. Pemeliharaan APAR CO2 di PT.
Yutaka Manufakturing dilakukan pemeriksaan berkala dan pergantia APAR CO2 setiap 5 tahun sekali.

2.2.2. Sistem Pemadam Kebakaran Otomatis

Sistem pemadam kebakaran otomatis di PT. Yutaka Manufakturing terdapat 3 (tiga) jenis system
pemadam kebakaran otomatis yaitu auto thermatic halotron, liquid foam CFF31, FM-200, AFFF 6%.
Instalasi alarm kebakaran automatic dalam Permenakertrans No 2 tahun 1983 tentang instalasi alarm
kebakaran automatik. Pada Pasal 1 yaitu instalasi alarm kebakaran automatik adalah sistem atau
rangkaian alarm kebakaran yang menggunakan detector panas, detector asap, detector nyala api dan
titik panggil secara manual serta perlengkapan lainnya yang dipasang pada sistem alarm kebakaran.

Sistem pemadam kebakaran otomatis jenis auto thermatic halotron terdapat pada area ruang LVMDB
yang digunakan untuk kebakaran kelistrikan (panel listrik).

17
Gambar 2.3 Auto Thermatic Halotron

Sistem pemadam kebakaran otomatis jenis liquid foam CFF 31 terdapat pada area mesin auto blasting
yang digunakan untuk kebakaran area sand blasting dalam chamber.

Gambar 2.4 Liquid Foam CFF 31

Sistem pemadam kebakaran otomatis jenis FM-200 terdapat pada area ruang server IT plant 1 dan
plant 2 yang digunakan untuk kebakarakan area server IT.

18
Gambar 2.5 FM-200

Sistem pemadam kebakaran otomatis jenis AFF 6% terdapat pada area painting booth mulffler, disk
brake.

Gambar 2.6 AFF 6 %

Hydrant yang tersedia di PT. Yutaka Manufakturing yaitu Electric Hydrant dan Diesel Hydrant. Electric
hydrant memiliki sistem otomatis yaitu pada tekanan maksimum 8 bar hydrant langsung otomatis
berhenti sedangkan diesel hydrant dilakukan secara manual. Tekanan maksimum yaitu sebesar 10
– 12 bar apabila tekanan melebihi 12 bar safety valve terbuka untuk mengalirkan tekanan yang
berlebih. Hydrant yang tersedia di PT. Yutaka Manufakturing dengan jumlah total 50 hydrant terdapat
dalam 2 plant yaitu pada plant 1 hdyrant yang terletak di indoor berjumlah 7, outdoor 10, dan Siamese
1. Pada plant 2 hydrant yang terletak di indoor berjumlah 22, outdoor 8, dan Siamese 2. Pengecekan
Hydrant dilakukan setiap 1 bulan sekali yang dilakukan oleh Q-EHS.

19
Gambar 2.7 Hydrant

2.2.3. Kelistrikan

Hasil observasi lapangan pada K3 kelistrikan di PT. Yutaka Manufakturing Indonesia terdapat temuan
positif maupun negatif. Secara umum listrik yang dihasilkan oleh PT. Yutaka Manufakturing Indonesia
untuk digunakan pada pabrik yang berasal dari generator listrik yang mampu menyalurkan atau
mensuplai listrik sebesar 20.000 volt kemudian di reduksi terlebih dahulu tegangannya sebelum di
distribusikan ke tiap-tiap stasiun di PT. Yutaka Manufakturing Indonesia.

Instalasi listrik yang ada di PT. Yutaka Manufakturing Indonesia terlihat baik, mulai dari peletakkan
kabel yang rapih sambungan kabel dan penggunaan kabel sudah sesuai dengan kapasitas besar listrik
yang di hasilkan sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik (puill,2000). Pemeliharaan in stalasi
listrik pada panel dilakukan pengecekan selama 3 bulan sekali dan 6 bulan sekali. Pemeliharaan
instalasi listrik dilakukan dengan cara Infared (pengecekan suhu pada instalasi listrik).

Pembangkit listrik menurut Permenakertrans No. 12 Tahun 2015 tentang Keselamtan dan Kesehatan
Kerja Listrik di Tempat Kerja. Pada Pasal 1 ayat 4 pembangkit listrik adalah kegiatan untuk
memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga. Pada Pasal 1 ayat 9
Instalasi listrik adalah jaringan perlengkapan listrik yang membangkitkan, memakai, mengubah,
mengatur, mengalihkan, mengumpulkan atau membagikan tenaga kerja. Pada Pasal 1 ayat 13 yaitu
pengawas ketenagakerjaan spesialis K3 listrik adalah pengawas ketenagakerjaan yang mempunyai

20
keahlian khusus di bidang K3 listrik yang berwenang untuk melakukan kegiatan pembinaan,
pemeriksaan, dan pengujian bidang listrik serta pengawasan, pembinaan, dan pengembangan sistem
pengawasan ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pada Pasal 1 ayat 16
ahli keselamatan dan kesehatan kerja bidang listrik yang selanjutnya disebut ahli k3 bidang listrik
adalah tenaga teknis dari luar instansi yang membidangi ketenagakerjaan yang mempunyai keahlian
di bidang K3 listrik yang ditunjuk oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

Gambar 2.8 Lisensi Ahli K3 Listrik

2.2.4. Penyalur Petir

Hasil oberservasi lapangan di PT. Yutaka Manufakturing Indonesia mempunyai penyalur petir yang
telah dipasang. Penyalur petir dalam Permenaker No 2 Tahun 1989 pada Pasal 1 ayat H instalasi
penyalur petir ialah seluruh susunan sarana penyalur petir terdiri atas penerima, penghantar
penurunan, elektroda bumi termasuk perlengkapan lainnya yang merupakan satu kesatuan berfungsi
untuk menangkap muatan petir dan menyalurkan ke bumi. Pemasangan penyalur petir pada
Permenaker No 2 tahun 1989 Pasal 5 yaitu semua penyalur petir harus dilengkapi dengan sambungan
pada tempat yang mudah dicapai.

21
Gambar 2.9 Penyalur Petir

22
BAB III

ANALISA

3.1. Analisa Temuan Positif


3.1.1. Analisa Temuan Positif K3 Penanggulangan Kebakaran

Tabel 3.1 Analisa Hasil Temuan Positif K3 Penanggulangan Kebakaran

No Obyek Bukti Foto Temuan Dampak/Manfaat Peraturan Perundang-


undangan
(termasuk pasal dan
ayat)

1 Sarana dan prasarana Terdapat APAR, Memberikan proteksi


Permenakertrans No.4 tahun
Proteksi Hydrant, detector pada keamanan untuk
1980 tentang Syarat-syarat
KebakaranAktif setiap lokasi pemadaman
pemasangan dan
(APAR, detector, Untuk di ruangan kebakaran pada
pemeliharaan alat pemadam
alarm,hydrant, tertutup sudah terdapat pertolongan pertama.
api ringan pada Pasal 1
sprinkler, dll) APAR yang dapat
tentang alat pemadam api
berfungsi secara
ringan merupakan alat yang
ototmatis bila terjadi
ringan mudah dilayani oleh
kebakaran

23
satu orang untuk
memadamkan api pada saat
mulai terjadi kebakaran

24
Sarana Proteksi Terdapat gambar Memberikan Peraturan Menteri
Kebakaran Pasif layout APAR dan informasi tentang Tenaga Kerja dan
2 (Material dinding evakuasi beserta keberadaan APAR Transmigrasi Nomer 4
tahan api, sarana terdapat tanda dan jalur evakuasi Tahun 1980
evakuasi, dkk) pembatas sebagai pasal 4 ayat (1)
tanda tidak boleh ada
barang lain selain
APAR

Organisasi tim Terdapat pelatihan Memberikan Kep-Men-Naker-No.186-


3 pemadam kebakaran internal tim pemadam pemahaman apabila thn 1999 tentang Unit
kebakaran 1 bulan terjadi kebakaran Penanggulangan
sekali kepada tim Kebakaran di tempat kerja
pemadam kebakaran pada pasal 8 ayat 1poin
terkait jenis-jenis alat (h) dan (i) Yang berbunyi
pemadam kebakaran memberikan pertolongan
dan cara untuk pertama pada kecelakaan
memadamkan api dan menganmankan
seluruh lokasi tempat
kerja

25
Fire drill and Terdapat simulasi Memberikan Kep-Men-Naker-No.186-
4 emergency drill kebakaran dan pembelajaran secara thn 1999 tentang Unit
emergency drill 1tahun lansung kepada Penanggulangan
sekali tenaga kerja tentang Kebakaran di tempat kerja
penanggulangan pada Pasal 2 ayat (2) point
kebakaran secara e.Penyelanggaraan latihan
lansung. dan gladi penanggulangan
kebakaran secara berkala

26
5 Personil pemadam Untuk PT. Yutaka 1. Mengidentifikas Kemenaker Nomor..
kebakaran terlatih Manufacturing i dan 186/Men/1999 tentang
(Training K3, Lisensi Indonesia memiliki 1 melaporkan Penanggulangan
K3, dll) ahli K3 umum dan tentang adanya Kebakaran di Tempat
memiliki 1 ahli K3 faktor yang Kerja pada pasal 5, dan
spesialis kebakaran dapat pasal 7 ayat 1. a.
yang memiliki Lisensi menimbulkan mengidentifikasi dan
K3. Pada setiap regu bahaya melaporkan tentang
penanggulangan kebakaran. adanya factor yang dapat
kebakaran telah 2. Memadamkan menimbulkan bahaya
dilakukan training kebakaran kebakaran
terkait pada tahap B. memadamkan
penanggulangan awal. kebakaran pada tahap
kebakaran. 3. Mengarahkan awal
evakuasi orang
c. mengarahkan evakuasi
dan barang.
orang dan barang
4. Mengadakan
koordinasi d. mengadakan kordinasi

dengan instansi dengan instansi terkait

terkait. e. mengamankan lokasi


kebakaran

27
6 Standar Oprasional Dalam Prosedur Manfaatnya untuk Peraturan Pemerintah
ProsedurTanggap Tanggap Darurat ada di memberikan panduan Nomor 21 Tahun 2008
Darurat, dll perlihatkan Gambar pada dalam melakukan Tentang Penyelenggaraan
saat pengenalan yakni persiapan , Penanggulangan Bencana
Para Karyawan PT. penanggulangan dan
YUTAKA melakukan pemulihan keadaan
Prosedur Tanggap darurat , sehingga
Darurat yang dilakukan reaksi cepat dan tepat
1 tahun sekali. dapat menghadapi
keadaan darurat dapat
mencegah atau
mengurangi dampak
dari kejadian darurat
tersebut

3.1.2. Analisa Temuan Positif K3 Konstruksi Bangunan

Tabel 3.2 Analisa Hasil Temuan Positif K3 Konstruksi Bangunan

28
No Obyek Bukti Foto Temuan Dampak/Manfaa Peraturan Perundang-
t undangan
(termasuk pasal dan ayat)

Tidak ada dokumentasi Terdapat perancah Tercipta nya Kepmenaker Nomor 1 tahun
1. K3 konstruksi yang sesuai SNI safety saat 1980 pasal 13 ayat 2 5 yang
berbunyi 1. perancah haris
bangunan, tahap sebagai alat untuk bekerja dan diber1 lantai papan yang kuat
melakukan memudah kan dan rapat sehingga dapat
perencanaan,
menahan dengan aman tenaga
pembangunan, pemeliharaan dalam kerja perlatan dan bahan yg
dipergunakan
pemakaian, gedung. pemeliharaan
2. Lantai peracah harus di beri
pemeliharaan hingga bangunan
pagar pengaman apabila
pembongkaran
tingginya lebih dari 2meter

Personil K3 Tidak ada dokumentasi Pada PT. Yutaka Melalui pihak ke 3 KepMenaker Nomor. 174 & 104
2. Konstruksi Bangunan Manufacturing PT. Yutaka Tahun 1986 pasal 5
(Scaffolder, Ahli K3 Indonesia memiliki Manufacturing
Konstruksi Muda, K3 konstruksi Indonesia
Madya, Utama) melalui orang ke 3 memiliki personil
dari PT. Ajiguna Ahli K3
Jaya Mandiri. Konstruksi

29
sehingga dapat
melakukan tugas
dan tanggung
jawab masing-
masing

3 Sesuai dengan Manfaatnya Permenaker No 1 Tahun 1980


Alat Pelindung Diri Matriks APD PT adalah Tentang Keselamatan dan
Yutaka melindungi kesehatan kerja pada kontruksi
Manufacturing tenaga kerja yang bangunan pasal 99 ayat (4)
Indonesia sudah sedang
diintruksikan melakukan tugas
menggunakan pada kontruksi
Helmet dan alat
APD lainnya yang
wajib dipatuhi oleh
kontraktor dan
sudah ditanda
ditangani oleh
pihak terkait

30
UU No 1 Tahun 1970 Tentang
Alat-alat berat dan PT Yutaka Manfaatnya ialah
4 Keselamatan Kerja
perijinan Manufacturing memudahkan
Indonesia dalam hal karyawan PT Yutaka
UU No 22 Tahun 2009
menggunakan alat- Manufacturing
Tentang Lalu Lintas dan
alat berat dari internal Indonesia untuk
Angkutan Jalan
perusahaan. menjalankan
pekerjaanya yang
dengan
menggunakan alat
berat yang sesuai
dengan kebutuhan
di perusahaan .

31
5 Manajemen K3 PT. Yutaka Dari surat UU No 1 Tahun 1970 Tentang
Konstruksi Manufacturing perizinan kerja Keselamatan Kerja
Indonesia sudah kontraktor di Kepmenaker Nomor 174 & 104
memiliki izin kerja buktikan bahwa tahun 1986 pasal 2
kontaktor yang di manajemen K3
keluarkan oleh PT. Konstruksi telah
Ajiguna Jaya dilakukan dengan
Mandiri baik.

32
3.1.3. Analisa Temuan Positif K3 Listrik

Tabel 3.3 Analisa Hasil Temuan Positif K3 Listrik

No Obyek Bukti Foto Temuan Dampak/Manfaat Peraturan Perundang-


undangan
(termasuk pasal dan ayat)

1 K3 Instalasi Listrik Tidak ada Keadaan fisik Lebih aman


PERATURAN MENTERI
(PUIL 2000) dan dokumentasi instalasi dan untuk karyawan
ENERGI DAN ESDM No 36
Perizinan penggunaan kabel PT. Yutaka
tahun 2014
sudah sesuai dengan
standar PUIL 2000 Pemberlakuan Standar
Nasional (SNI) No. 0225:2011
Mengenai Pesyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL 2011)

Kondisi Terdapat Single Line Mempermudah untuk


PP No 50 Tahun 2012 pasal 10
2 pengoperasian Diagram (SLD) atau mengetahui alur
ayat 4 huruf c
peralatan/instalasi diagram garis tunggal distribusi listrik dan
sudah lengkap memudahkan proses PUIL 2001. Point 2.1 2.3
pengawasan

33
Personil K3 Listrik Terdapat Ahli K3 Penanggung jawab
Peraturan menteri no 12 tahun
3 (Teknisi Listrik, Listrik yang sudah khusus yang
2015 Pasal 6
Teknisi Lift, Ahli tersersifikasi berkompeten
K3 Listrik) sebanyak 1 orang dibidang listrik
Ahli K3 Listrik

34
Inspeksi dan Telah menerapkan Untuk memastikan
Permenakertrans no 33 tahun
pengujian berkala riksa uji secara instalasi listrik tetap
2015 pasal 10 pemerikasaan
4 peralatan/instalasi berkala sesuai aman dan
dan pengujian sebagai mana
dengan tingkat resiko meminimalisir potensi
dimaksud dalam pasal 9 ayat 1
masing-masing bahaya
dan 2 dilakukan oleh a.
High Risk 3 Bulan
pengawas ketenagakerjaan
Sekali Medium Risk 6
sepesialis k3 listrik b. ahli k3
bulan sekali
bidang listrik pada perusahaan
dan/atau c. ahli k3 bidang listrik
pada PJK3

SOP Kerja Listrik, Tidak ada Terdapat Instruksi Instruksi kerja


Peraturan menteri no 12 tahun
5 dll dokumentasi Kerja (IK) Dan digunakan sebagai
2015 Pasal 6
prosedur operasional panduan dan
pedoman kerja bagi
petugas yang
bertanggung jawab di
stasiun tersebut
35
Terdapat 2 unit Meminimalisir potensi
Permenaker No 02 tahun 1989
K3 Penyalur Petir penyalur petir di area sambaran petir yang
Pasal 2 Ayat 1 dan 2
6 (Permenaker pabrik dapat merusak
02/89) dan jaringan listrik di
Perizinan perusahaan tersebut

K3 Lift Tidak ada Terdapat instruksi Mempermudah


Permenaker no 32 tahun 2015
7 (Permenaker dokumentasi kerja (IK) pada mesin operator dalam
03/99) dan lift barang. mengoperasikan lift Keputusan Direktur Jendral
Perizinan Pembinaan Hubungan
Industrial Dan Pengawasan
Ketenagakerjaan Departemen
Ketenagakerjaan No 407 tahun
1999 pasal 6

36
3.2. Analisa Temuan Negatif
3.2.1. Analisa Temuan Negatif K3 Penanggulangan Kebakaran, Konstruksi Bangunan, dan Listrik

Tabel 3.4 Analisa Hasil Temuan Negatif K3 Penanggulangan Kebakaran, Konstruksi Bangunan, dan Listrik

No Kondisi (beserta foto) Potensi Bahaya Probabili Pemap Konse Rating Saran / Peraturan Perundang-
ty aran kuensi Risiko Rekomendasi undangan
/Peluang /Pemaj /Akibat (termasuk pasal dan
anan ayat)
PP no 50 tahun
1 Pada area panel utama 1. Bila ada karyawan 3 0.5 15 22.5 Diberikan tanda batas
2012 tentang
yang kondisi diruangan atau visitor yang resiko disekitar panel yang
peneraparan SMK3
tertutup tidak terdapat masuk bisa terkena sedang mempunyai tegangan
pasal 1 ayat 2 yang
tanda batas danger area bahaya tersengat tinggi pelatihan
berbunyi
listrik karena terlalu khusus ahli K3 Umum
keselamatan dan
dekat dengan sumber bagi setiap operator
kesehatan kerja
tekanan tinggi dan di berikan
yang selanjutnya di
pelatihan/ training.
singkat k3 adalah
segala kegiatan
yang menjamiin dan
melindungi
kesahatan
keselamatan tenaga
kerja melalui upaya
pencegahan

37
kecelakaan kerja
dan penyakit
akibat kerja

38
2. Di luar pengolahan Dapat menyebabkan 6 6 3 108 Melakukan ● Permenaker
limbah cair terdapat pipa terjatuh dan tersandung perencanaan nomer 37 tahun
yang mencuat ke atas di perbaikan terkait pipa
lantai

dalam ruangan tenaga kerja yang berada Risiko yang menempel ke 2016 pada pasal
bejanatekan di ruang substa lantai agar tidak 54 ayat (3)
nsial mengganggu aktivitas
● Permenaker No
kerja dalam ruangan.
1 Tahun 1980
Pasal 8

3. Tangga Dapat menyebabkan 3 3 1 9 Melakukan ● Permenaker No


akse tenaga kerja terjatuh pemeliharaan dan 1 Tahun 1980
Risiko
skaryawan licin dan Lalung pengguna tangga digunakan sebaik- Pasal 25 ayat
Renda
tidak ada rambu tidak teratur baiknya agar (2)
h
penunjuk arah tidakterjadi
kecelakaan
(tidak ada
kerja
dokumentasi)

39
4. Barang dan panel listrik yang Dapat mengganggu 0.5 2 1 1 Dapat ● Permenaker No
tidak dipakai berserakan di pekerjaan untuk aktivitas dilakuka 1 Tahun 1980
Risiko
ruangan panel listrik yang melalui jalur tersebut npemindahan alat-alat Pasal 6
renda
yang tidak dipakai ke
h
tempat pembuangan

5. 1 benda benda asing dapat 1 1 7 7 Di berikan tutup pada PP no 50 tahun


masuk ke dalam box panel panel agar benda
2012 tentang
sehingga menyebabkan Risiko benda tersebut tidak
konslet listrik Renda bisa masuk peneraparan SMK3
Box panel listrik di area h
pasal 1 ayat 2
pengolahan limbah
tidak tertutup yang berbunyi
keselamatan dan
kesehatan kerja
yang selanjutnya di
singkat k3 adalah
segala kegiatan

40
yang menjamiin dan
melindungi
kesahatan
keselamatan tenaga
kerja melalui upaya
pencegahan
kecelakaan kerja
dan penyakit akibat
kerja.
Ruang penyimpanan 1 Dapat menghambat 3 0.5 40 60 Diberikan APAR Permen no 4
limbah B3 tidak ada proses penanggulangan Risiko sehingga bila terjadi
tahun 1980 pasal
6. APAR kebakaran apabila terjadi Substan kebakaran bisa di
kebakaran si al tangani dengan cepat 4 ayat
1 setiap 1 atau
kelompok alat
pemadam api
ringan harus
ditempatkan pada
posisi yang mudah
diliat dan dicapai
dan di a,bil serta di
lengkap dengan
tandapemasangan

41
7. Motor listrik di area Mengakibatkan kebakaran 6 1 7 42 Di area motor listrik UU No 1 tahun 1970
pengolahan limbah kondisi karena motor lisrtrik konslet Resiko 1 di buat jadwal
Pasal 3 yang
nya kotor oleh sampah dan terkena air dan Substan berkala untuk
mengakibatkan life time si al melakukan sanitasi 2 berbunyi mencegah
debu serta ceceran air
motor listrik menurun karena dibuat batas pengaman
hujan dan mengurangi
terkena debu. sehingga tidak ada
benda lain di sekitar kecelakan dan
motor listrik
membrikan alat
pelidungan diri
pada pekerja

● Keputusan
Menakertrans
Nomor KEP-
174/MEN/2002

● SNI-0225
.thn 2011

● Persyaratan
Umum Instalasi
Listrik 2000
(PUIL 2000)
Nomor 36
tahun
2014
dan 4.11.6.2,
dan 4.11.7

42
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Calon
Ahli K3 Umum yang dilakukan di Plant 2 PT Yutaka Manufacturing Indonesia, beberapa kesimpulan
yang kami dapatkan adalah sebagai berikut.

4.1.2. Aspek K3 Penanggulangan Kebakaran di PT Yutaka Manufacturing Indonesia

Aspek K3 Kebakaran di PT. Yutaka Manufacturing Indonesia sudah cukup baik, terdapat APAR di tempat
yang mudah dilihat, terdapat jalur evakuasi dan titik kumpul. Namun, ditemukan ada ruangan yang
tidak terdapat APAR sehingga dapat menimbulkan keterlembatan penanganan disaat ada bahaya
kebakaran sehingga dapat mengganggu fungsi dari APAR karena terpapar debu atau benda asing
lainnya.

4.1.3. Aspek K3 Konstruksi Bangunan di PT Yutaka Manufacturing Indonesia

Ditemukan beberapa hal yaitu :


 Area kerja pada dinding atap ditemukan jaring laba laba serta debu
 Terdapat kain lap majun dan pipa besi yang berserakan
 Terdapat ceceran limbah cair
 Terdapat tangga karyawan yang licin serta tidak ada petunjuk arah (warning sticker)

4.1.4. Aspek K3 Listrik di PT Yutaka Manufacturing Indonesia

Aspek K3 listrik di PT. Yutaka Manufacturing Indonesia ditemukan di area motor listrik yang
kondisinya kotor oleh debu dan kain lap majun serta tidak ada penanda batas keamanan.

4.2. Saran

Sehubungan dengan kesimpulan yang telah dijabarkan, terdapat beberapa saran yang dapat
kami ajukan kepada PT Yutaka Manufacturing Indonesia terkait Norma K3 Penanggulangan Kebakaran,
Konstruksi Bangunan, dan Listrik, yaitu sebagai berikut.

4.2.1. Saran Penanggulangan Kebakaran

1. Penambahan APAR di Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 sesuai dengan Peraturan


Kementrian Ketenagakerjaan Nomor 4 tahun 1980.

43
4.2.2. Saran Penanggulangan Bangunan Konstruksi dan Listrik

1. Perusahaan perlu membenahi kebersihan dalam Tempat Penyimpanan Sementara


Limbha B3 hal ini dilakukan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan karyawan
yang berkerja di daerah tersebut bagian atap yang bocor untuk cepat ditutup serta letak
barang yang tidak terpakai pada bagian listrik dapat diletakkan pada tempatnya. Untuk
letak kabel yang tidak rapi untuk meminimalisir risiko terjadinya kecelakaan kerja akibat
listrik. Hal tersebut telah tercantum dalam Permenaker No.1 Tahun 1980 tentang K3 Pada
Tempat Konstruksi Bangunan Pasal 3 Ayat (1) mengenai pencegahan terjadinya
kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

2. Melakukan pemeliharaan gedung serta alat konstruksi lainnya dan menggunakan sebaik-
baiknya agar dapat menjaga keselamatan dan kesehatan seperti yang dijelaskan pada
Permenaker No 1 Tahun 1980 Pasal 25 ayat (2).

3. Mengelola barang-barang yang sudah tidak terpakai dengan baik sehingga akan menjaga
keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan di tempat kerja sesuai dengan Permenaker
No 1 Tahun 1980 Pasal 6.

44
45

Anda mungkin juga menyukai