Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KELOMPOK

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Bidang K3 Listrik, Mekanik (PAA & PTP), Pesawat Uap, Bejana


Tekan dan Tangki Timbun

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN
2022

Disusun Kelompok 1:
1. Mukhayatun Sholehah
2. Ressi Okta Puspa Sari
3. Arrahman Seputra Asyari
4. Sunandar
5. Stefanus
6. Dzaki Silverta Liadi

PT. NARADA KATIGA INDONESIA


Yogyakarta, 17 Desember 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rakhmat dan karunianya
sehingga penulisan laporan PKL ini dapat diselesaikan. Laporan PKL ini disusun dalam
rangka memenuhi salah satu syarat dalam pelaksanaan Pembinaan dan Sertifikasi Calon
Ahli K3 Umum Offline Tahun 2022.
Dalam penyusunan laporan ini penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di PT. Primissima, Yogyakarta. Dan selama pelatihan, pelaksanaan PKL dan
penyusunan laporan, penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Seluruh Staf PT. Primissima, yang telah memberikan izin untuk melakukan PKL
dan wawancara langsung
2. Seluruh Staf Panitia penyelenggara pelatihan Calon Ahli K3 Umum, yang telah
memberikan bimbingan dan saran untuk menyelesaikan kegiatan praktek kerja
lapangan ( PKL ) dan penyusunan laporan.
3. Seluruh pemateri dan Disnaker Yogyakarta yang telah memberikan materi dan
ilmu serta pengalamanya kepada kami sebagai peserta Calon Ahli K3 Umum
4. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum Offline, yang telah mampu
menjaga suasana pelatihan yang kondusif dan dapat mewujudkan kerjasama
dengan baik
Dalam penyusunan laporan PKL ini penulis sadar bahwa banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan baik dari isi maupun penyampaiannya, oleh karena itu penulis
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun sehingga tercapainya
kesempurnaan isi maupun penulisan laporan PKL ini.

Yogyakarta, 17 Desember 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 1
1.2 1
1.3 1
1.4 2 2
1.4.1 2Listrik 2
1.4.2 2
1.4.3 3
1.4.4 3
BAB II 3
KONDISI PERUSAHAAN 3
2.1 4
2.2 6
2.3 7
2.4 7
2.4.1 7
2.4.2 7
BAB III 8
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH 8
3.1 9
3.2 12
BAB IV 14
PENUTUP 14
4.1 19
4.2 19
DAFTAR PUSTAKA 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi sekarang ini mampu membuat peningkatan produktivitas.
Research dan inovasi dalam kelimuan dan teknologi berpengaruh pada industrialisasi dan
mendorong efektifivitas pekerjaan serta waktu kerja. Perkembangan teknologi diiringi
dengan meningkatnya potensi bahaya di sektor industri, sehingga perlu dilakukan suatu
upaya pengendalian terhadap sumber bahaya. Pengendalian yang harus dilakukan
diantaranya pengendalian terhadap instalasi listrik, pesawat angkat dan angkut, pesawat
tenaga dan produksi, bejana tekan dan tangka timbun. Pengendalian perlu dilakukan agar
peralatan tersebut dapat aman ketika digunakan. Calon AK3 Umum diharapkan dapat
memahami mengenai keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja sehingga
dilakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PT Primisima dengan harapan setelah
dilakukan kegiatan ini akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang implementasi
K3 di tempat kerja.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk :
1. Membekali para calon Ahli K3 Umum dalam praktek nyata dalam penerapan
persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang
meliputi : keadaan dan fasilitas tenaga kerja; keadaan mesin-mesin, alat-alat kerja,
instalasi serta peralatan lainnya; penanganan bahan kimia berbahaya; proses
produksi; sifat pekerjaan dan lingkungan kerja.
2. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 Umum di tempat kerja, sehingga
para calon Ahli K3 Umum dapat bertindak secara profesional dalam bekerja dan
dapat memberikan kontribusi yang bernilai dalam menciptakan, menjaga dan
meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja yang menjadi lingkup tanggung
jawabnya.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini adalah :
1. Pelaksanaan K3 di Bidang Listrik
2. Pelaksanaan K3 di Bidang Mekanik (Pesawat angkat dan angkut dan Pesawat tenaga
dan produksi)
1
3. Pelaksanaan K3 di Bidang Pesawat Uap
4. Pelaksanaan K3 di Bidang Bejana Tekan
5. Pelaksanaan K3 di Bidang Tangki Timbun

1.4 Dasar Hukum


Dalam pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di Indonesia dengan dasar hukum
sebagai berikut :
11.4.1 Dasar Hukum Pengawasan K3 Listrik
a. Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No.Kep. 48/PPK&K3/VIII/2015 Tentang
Pembinaan Teknisi K3 Listrik.
b. Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No.Kep. 47/PPK&K3/VIII/2015 Tentang
Pembinaan Calon Ahli K3 Bidang Listrik.
c. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 31 Tahun 2015 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per.02/MEN/1989 tentang
Pengawasan Instalansi Penyalur Petir.
d. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja.
e. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 33 Tahun 2015 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja
f. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 31 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per.02/MEN/1989
tentang Pengawasan Instalansi Penyalur Petir.
11.4.2 Dasar Hukum Pengawasan K3 Mekanik
1) Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut (PAA)
a. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
No. 8 Tahun 2020 Tentang Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
b. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 8 Tahun 2020 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
2) Pesawat Tenaga dan Produksi (PTP)
a. Peraturan Menteri ketenagakerjaan RI Nomor 38 Tahun 2016 Tantang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi

2
11.4.3 Dasar Hukum Pengawasan K3 Pesawat Uap
a. Direktorat Bina Kelembagaan K3 Checklist Pemeriksaan Pesawat Uap
b. Direktorat Bina Kelembagaan K3 Bentuk 9A Pemeriksaan Pertama Pesawat
Uap selain Ketel Uap
c. Direktorat Bina Kelembagaan K3 Bentuk 9 Pemeriksaan Pertama Ketel Uap
d. Direktorat Bina Kelembagaan K3 Bentuk 10 Laporan Bulanan Pemeriksaan
Pesawat Uap dan Bejana Tekanan
e. Direktorat Bina Kelembagaan K3 Bentuk U-5 Laporan Pengawasan
Pembuatan Pesawat Uap
f. Direktorat Bina Kelembagaan K3 Bentuk 1 Akte Izin Penggunaan Pesawat
Uap
g. Direktorat Bina Kelembagaan K3 Bentuk 6B Surat Permohonan Surat
Keterangan Kelayakan Pesawat Uap
h. Direktorat Bina Kelembagaan K3 Bentuk 6A Surat Permohonan Pengesahan
Gambar Rencana Pesawat Uap
i. Direktorat Bina Kelembagaan K3 Bentuk 6 Surat Permohonan Penggunaan
Pesawat Uap
j. Peraturan Uap Tahun 1930 (Stoom Verordening)
k. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/Men/1988
Tentang Kualifikasi dan Syarat-Syarat Operator Pesawat Uap.

11.4.4 Dasar Hukum Pengawasan K3 Bejana Tekan & Tangki Timbun


a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/Men/1988
Tentang Kwalifikasi dan Syarat-Syarat Operator Pesawat Uap
b. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 37 Tahun 2016 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana Tekanan dan Tangki Timbun

3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja


Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat K3 merupakan program
pemerintah. Program ini lahir dari keprihatinan akan banyaknya kecelakaan yang terjadi
ditempat keja yang mengakibatkan penderitaan bagi pekerja maupun keluarga pekerja.
Karena frekuensi kecelakaan kerja tidak begitu banyak, maka banyak yang memandang
sebelah mata pada program ini. Undang- Undang dibidang K3 sudah ada sejak tahun
1970 yaitu UU No.1 tahun 1970 yang mulai diundangkan pada tanggal 12 Januari 1970
yang juga dijadikan hari lahirnya K3. Kondisi kesehatan yang baik merupakan potensi
untuk meraih produktivitas kerja yang baik pula pekerja yang menuntut produktivitas
kerja tinggi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi kesehatan yang
prima. Sebaliknya, keadaan sakit atau gangguan kesehatan menyababkan tenaga kerja
tidak atau kurang produktif dalam melakukan pekerjaannya.
PT Primissima, didirikan sebagai perusahaan patungan antara Pemerintah
Republik Indonesia (RI) dengan Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) dalam
rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah
Nomor 12 tahun 1969.
Penyertaan Pemerintah RI berupa mesin-mesin pemintalan dan pertenunan serta
perlengkapannya yang merupakan grant dari Pemerintah Belanda. Grant tersebut berasal
dari para pengusaha tekstil Belanda yang ditujukan kepada GKBI untuk melestarikan
produksi mori berkualitas tinggi (Primissima cap “Cent”), sedangkan penyertaan dari
GKBI berupa tanah, bangunan pabrik, biaya pemasangan dan modal kerja.
Perusahaan PT. Primissima adalah Perusahaan yang bergerak di industri tekstil
dan produk tekstil serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
untuk menghasilkan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat,
serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan
prinsip- prinsip Perseroan Terbatas.
PT. Primissima berlokasi di daerah Medari Kabupaten Sleman ± 10 km dari kota
Yogyakarta. PT Primissima mempunyai areal tanah seluas 73.738 m yang terbagi atas
34.513 m untuk bangunan dan 41.032 m untuk garasi, jalan dan tanah lapang dan
terdapat 6 bangunan utama yaitu:
1. Pabrik I : Bagian spinning
4
2. Pabrik II : Bagian weaving
3. Bangunan serba guna
4. Bangunan aktifitas
5. Bangunan gudang
6. Lapangan utama

PT. Primissima memiliki 600 karyawan dan Adapun Visi dan Misi perusahaan, sebagai
berikut:
Visi
“ Menjadi produsen tekstil grey dan cambrics halus serta batik yang menjadi referensi
kualitas untuk perusahaan sejenis lainnya berlandaskan etika bisnis dan berintegritas ”.
Misi
PT. Primissima mempunyai beberapa misi dalam mengembangkan perusahaan yaitu :
1. Menjadi perusahaan yang berperan aktif dalam bidang industri tekstil dan batik, dalam
rangka menunjang program pemerintah untuk menggerakkan perekonomian nasional
dan peningkatan ekspor non migas.
2. Menjadi perusahaan yang mendapat kepercayaan masyarakat, pelanggan dan investor
melalui kinerja perusahaan yang baik, penuh integritas dan menjunjung tinggi etika
bisnis serta ramah lingkungan.
3. Menjadi perusahaan yang menghasilkan produk berkualitas tinggi dan inovatif dengan
harga kompetitif, sehingga memperoleh laba yang berkontribusi pada pendapatan
negara dan stakeholder lainnya.

PT. Primissima juga miliki kebijakan K3 perusahaan sebagai berikut :


PT Primissima adalah perusahaan yang menyediakan tempat kerja yang sehat,
aman, dan nyaman bagi seluruh karyawan guna mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Keberhasilan kebijakan ini merupakan tanggung jawab bersama
dengan cara menjaga dan menjalankan kebiasaan kerja yang baik dalam bidang K3.
Untuk itu manajemen berkomitmen :
1. Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik tenaga kerja dan orang lain
(mitra kerja, kontraktor, pengunjung/tamu) di tempat kerja dan masyarakat sekitar).
2. Memenuhi semua peraturan perundang-undangan pemerintah yang berlaku dan
persyaratan lainnya yang berkaitan dengan penerapan K3.
3. Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen K3 untuk

5
meningkatkan budaya K3 di tempat kerja.

PT. Primissima memiliki struktur organisasi yang terperinci. PT Primissima


memiliki kekuasaan tertinggi yang dipegang oleh Direktur yang kemudian dibawahnya
terdapat Asisten Direktur. Keduanya memiliki peran yang berbeda dan tanggung jawab
yang berbeda. Direktur PT. Primissima memiliki tanggung jawab penuh terhadap kedua
pabrik, sedangkan Asisten Direktur memiliki tanggung jawab penuh terhadap
pembuatan sarung tangan serta kerjasama terhadap pihak asing. Berikut ini adalah bagan
struktur organisasi PT. Primissima.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi di PT. Primissima

2.2 Potensi Bahaya di Tempat Kerja


Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat
menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya di tempat kerja PT. Primissima
yaitu
1. Terjepit
2. Terjatuh
3. Menimbulkan peledakan
4. Tertimpa Kanji
5. Terpeleset
6. Tertabrak
7. Tersengat aliran listrik
8. Terpapar bahan Kimia
9. Tersembur air panas dan uap panas
10. Kebakaran
11. Runtuhan bangunan

6
2.3 Faktor Bahaya
Karyawan akan menghadapi ancaman bahaya yang mengganggu kesehatan di
tempat kerja PT. Primissima, identifikasi bahaya yang dilakukan diseluruh area PT.
Primissima :
1. Faktor Ergonomi
2. Faktor Biologi
3. Faktor Fisika
4. Faktor Kimia
5. Faktor Psychologi
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Bina Kelembagaan K3 Checklist Pemeriksaan Pesawat Uap


Direktorat Bina Kelembagaan K3 Bentuk 9A Pemeriksaan Pertama Pesawat Uap selain
Ketel Uap.
Direktorat Bina Kelembagaan K3 Bentuk 9 Pemeriksaan Pertama Ketel Uap.
Direktorat Bina Kelembagaan K3 Bentuk 10 Laporan Bulanan Pemeriksaan Pesawat Uap
dan Bejana Tekanan
Direktorat Bina Kelembagaan K3 Bentuk U-5 Laporan Pengawasan Pembuatan Pesawat
Uap
Direktorat Bina Kelembagaan K3 Bentuk 1 Akte Izin Penggunaan Pesawat Uap
Direktorat Bina Kelembagaan K3 Bentuk 6B Surat Permohonan Surat Keterangan
Kelayakan Pesawat Uap
Direktorat Bina Kelembagaan K3 Bentuk 6A Surat Permohonan Pengesahan Gambar
Rencana Pesawat Uap
Direktorat Bina Kelembagaan K3 Bentuk 6 Surat Permohonan Penggunaan Pesawat Uap
Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No.Kep. 48/PPK&K3/VIII/2015 Tentang Pembinaan
Teknisi K3 Listrik
Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No.Kep. 47/PPK&K3/VIII/2015 Tentang Pembinaan
Calon Ahli K3 Bidang Listrik
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 31 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasan
Instalansi Penyalur Petir
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 33 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 31 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasan
Instalansi Penyalur Petir
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja No. 8 Tahun
2020 Tentang Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 8 Tahun 2020 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
Peraturan Menteri ketenagakerjaan RI Nomor 38 Tahun 2016 Tantang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi
Peraturan Uap Tahun 1930 (Stoom Verordening)
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/Men/1988 Tentang
Kualifikasi dan Syarat-Syarat Operator Pesawat Uap
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/Men/1988 Tentang
Kwalifikasi dan Syarat-Syarat Operator Pesawat Uap
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 37 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Bejana Tekanan dan Tangki Timbun

Anda mungkin juga menyukai