PROPOSAL SKRIPSI……X
Diusulkan oleh:
Panca Kurniawan
NIM D.111.14.0083
UNIVERSITAS SEMARANG
2021
1
LEMBAR PENGESAHAN I
Menyetujui,
Dekan Ketua
Fakultas Teknologi Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
ii
LEMBAR PENGESAHAN II
3. NIM : D.111.14.0083
Menyetujui,
Penguji I Penguji II
iii
SURAT PERYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
NIM : D.111.14.0083
citarus Dc) Pada Proses Pengasinan terhadap Sifat Fisik, Kimia dan
Organoleptik pada Telur Ayam adalah hasil penelitian saya sendiri dan belum
skripsi ini juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain yang pernah atau
diterbitkan, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan dicantumkan
dalam daftar pustaka. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila
ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang
berlaku.
Yang Menyatakan,
Panca Kurniawan
iv
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN.........................................................................................................iv
SUMMARY............................................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI...........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan penelitian...................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian................................................................................... 2
E. Hipotesis.................................................................................................. 3
A. Telur..........................................................................................................4
2. Putih Telur..........................................................................................6
3. Kuning Telur.......................................................................................7
A. Pengasinan Telur......................................................................................7
B. Metode pengasinan...................................................................................9
1. Air ......................................................................................................9
2. Garam ................................................................................................9
1. Denaturasi Protein..............................................................................11
2. Koagulasi ...........................................................................................11
3. Pembentukan Gel................................................................................12
D. Variable Pengamatan................................................................................12
1. Sifat Fisik............................................................................................12
2. Sifat Kimia..........................................................................................13
3. Uji Organoleptik.................................................................................15
1. Preparasi Bahan..................................................................................19
D. Rancangan Percobaan................................................................................22
vi
1. Analisis Kadar Air .............................................................................22
2. Tekstur................................................................................................23
5. Uji Organoleptik.................................................................................25
6. Analisa Data........................................................................................25
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................32
B. Saran........................................................................................................32
vii
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
2. Uji Skoring..........................................................................................................25
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telur merupakan salah satu sumber protein yang berasal dari hewani
yang memiliki cita rasa yang lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi
(Margono dkk., 1993). Telur yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat
adalah telur ayam, itik dan puyuh. Namun Telur memiliki kelemahan yaitu
mudah rusak. Salah satu langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan cara
pengawetan. Pengawetan telur yang paling mudah dan umum dilakukan oleh
masyarakat adalah pembuatan telur asin. Telur asin produk hasil pengawetan
dari telur yang disukai masyarakat. Telur asin lebih bergizi dibandingkan
telur rebus salah satunya meningkatkan cita rasa, yaitu masir atau berpasir
yang didapatkan dari kuning telur. Secara umum telur asin yang disukai oleh
2005).
Namun salah satu kelemahan telur asin adalah cita rasa amis yang kurang
disukai konsumen. Saat ini sudah ada telur asin asap yang ternyata lebih
disukai, namun telur asin dengan metode asap konvensional diragukan akan
merupakan gas yang tidak memiliki rasa dan bau, jika terhirup terlalu banyak
4
5
suhu tinggi. Kandungan PAH dipengaruhi oleh proses pengolahn seperti suhu
Saat ini Masyarakat membutuhkan telur asin yang bergizi, aman, namun
memiliki cita rasa yang khas. Oleh sebab itu diadakan penelitian telur asin
telur asin yang berkembang yaitu dengan pemberian ekstrak pada telur asin
untuk meningkatkan umur simpan dan kualitas telur asin, salah satunya dari
jahe mampu meningkatkan umur simpan telur asin dan cita rasa telur asin.
maupun untuk minuman kesehatan. Sereh juga memiliki zat anti mikroba dan
antioksidan yang dapat menjadi pengawet alami yang diharapkan jika ekstrak
sereh diserap kedalam telur dapat menjaga kualitas telur yang dapat
B. Rumusan Masalah
dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pengaruh Rasio Larutan Garam Dan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
ekstrak sereh terhadap sifat fisik, kimia, organoleptik telur ayam asin yang
E. Hipotesis
Dc) Pada Proses Pengasinan berpengaruh terhadap Sifat Fisik, Kimia dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telur
dikategorikan sebagai bahan makanan bergizi tinggi. Zat – zat gizi yang ada
pada telur sangat mudah dicerna dan dimanfaatkan oleh tubuh. Maka dari itu
telur sangat dianjurkan untuk dikonsumsi anak – anak yang sedang dalam
masa tumbuh kembang, ibu hamil dan menyusui, orang yang sedang sakit
Telur ayam ras adalah salah satu sumber pangan protein hewani yang
protein hewani. Hal ini dikarenakan telur ayam ras relatif murah dan mudah
2009).
keluarnya gas karbondioksida CO2 pada telur. Ada beberapa kerusakan telur
telur (Shofiyanto, 2008). Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk
8
meningkatkan umur simpan telur adalah dengan cara pengawetan. Oleh sebab
(Sutrisno dan Koswara, 1991). Dengan metode ini, telur dapat disimpan lebih
karbondioksida CO2 pada telur dan dapat mencegah masuknya mikroba pada
telur. Pengawetan telur yang paling mudah dan umum dilakukan oleh
Mutu telur dapat dinilai secara candling yaitu dengan meletakkan telur
keretakan pada kulit telur, ukuran serta gerakan kuning telur, ukuran kantong
1. Kerabang Telur
dan 0,9% fosfor. Kerabang telur dilindungi oleh lapisan kutikula luar dan
9
melindungi isi telur dari infiltrasi bakteri dari luar. Pada kerabang telur
pori-pori lebih banyak serta tebal kerabang telur lebih tipis dibandingkan
kerabang dari telur, sehingga pada warna yang lebih tua memiliki pori-
oleh pigmen ovoflavin. Bagian putih telur terdiri atas 4 lapisan yang
yang lebih dari pada putih telur. Kuning telur terdiri atas 3 bagian, yaitu
beratnya sekitar 50 mg. Germinaldsc adalah bagian kecil dari ovum yang
setelah terjadi ovulasi mengandung inti diploid zygote dan jika tidak
disebut blastoderm jika dibuahi dan blastodisc jika belum dibuahi oleh
sperma.
air dapat berpindah dari putih telur ke kuning telur (Ningrum, 2017).
B. Pengasinan Telur
Telur asin adalah suatu hasil olahan telur dengan metode penggaraman.
Fungsi garam disini yaitu menarik air sampai kadar air tertentu sehingga
bakteri tidak dapat berkembang lagi. Telur asin merupakan pengawetan telur
dengan cara immersion liquid yaitu pengawetan telur dengan cara merendam
telur dengan cairan yang dapat menutup pori-pori kulit telur sekaligus juga
bersifat antiseptik, cairan yang digunakan ini antara lain larutan garam,
larutan air kapur, dan ekstrak daun jambu biji (Suprapti, 2002).
adonan garam yang dicampur dengan komponen lain antara lain abu gosok,
serbuk bata merah atau tanah liat (Winarti, 2004). Selain itu pengasinan telur
juga dapat dilakukan dengan menggunakan media cair yaitu dengan larutan
telur asin dengan penambahan larutan ekstrak daun teh dapat memperkecil
kehilangan berat dan meningkatkan cita rasa lebih baik. Hal ini dimungkikan
12
karena ekstrak daun teh merupakan larutan yang mengandung tanin yang
penambahan ekstrak jahe pada larutan garam dan lama perendaman sangat
berpengaruh nyata terhadap warna kuning telur, tekstur putih telur dan aroma
tetapi tidak berpengaruh pada warna putih telur. Penetrasi larutan garam
dengan penambahan ekstrak jahe tidak akan terlihat berbeda terutama setelah
telur dilakukan proses perebusan yang akan adanya peningkatan rasa pedas
dan aroma yang khas serta adanya rasa asin pada telur yang telah direbus.
telur adalah mutu awal telur yang akan mengalami proses pengawetan.
Tujuan dari pengasinan telur adalah menunda kerusakan kualitas fisik dan
harus mempunyai mutu awal yang masih masuk dalam kelas AA. Ciri-ciri
telur yang masuk dalam kualitas AA adalah kulit telur bersih, tidak retak,
bentuk normal, kedalaman kantung udara 0,3 cm atau kurang, putih telur
kental dan jemih, kuning telur terletak dipusat dengan baik, kuning telur
Membran vitellin adalah salah satu bagian dari kuning telur yang amat
dari kuning telur dan mencegah air masuk, mendorong NaCl masuk ke dalam
kuning telur dan mencegah NaCl keluar. Untuk memiliki karakteristik telur
2005).
C. Metode Pengasinan
1. Air
makanan atau bahan pangan. Menurut Winarno dan Koswara (2002) air
rupa, tekstur, dan cita rasa bahan, kadar air suatu bahan sangat
2. Garam
Garam adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa.
asing dengan garam. Contoh garam adalah garam dapur (NaCl) yang
telur melali pori-pori kulit menuju kebagian putih telur dan akhirnya
kebagian kuning telur. Garam NaCl mula-mula akan diubah menjadi ion
natrium (Na+) dan ion klor (Cl-). Selama proses perendaman larutan
garam, telah terjadi proses osmosis yang lebih besar dari pada proses
pada konsentrasi garam tinggi) dapat tumbuh pada larutan garam hampir
3. Ekstrak sereh
bakteri yang terbawa dari makanan yang kita santap setiap hari
1. Denaturasi Protein
dengan berbagai cara yaitu oleh panas, ph, bahan kimia, gelombang
suara, tekan yang tinggi, dan mekanik. Senyawa kimia seperti urea dan
telur ayam adalah sebagai pengawet. Semakin tinggi kadar garam pada
telur asin maka akan semakin lama daya simpannya tetapi penambahan
(Winarno, 2004).
16
2. Koagulasi
telur (sol) diubah menjadi padat atau setengah padat (gel) dengan proses
air yang keluar dari struktur membentuk spiral-spiral yang membuka dan
melekat satu sama lain. Koagulasi ini terjadi selama rentang waktu
3. Pembentukan gel
Gel adalah fase padat dan cair, sebagai sistem larutan yang
gelasi ini adalah air, imobilisasi dan pembentukan struktur gel yang stabil
(Ningrum, 2017).
gel pada kuning telur. Hal tersebut terjadi karena adanya aktifitas kation
dan anion dari garam yaitu Na+ dan Cl yang mengikat (Ningrum, 2017).
tersebut adalah 12,0% kerabang telur ; 52,6% putih telur ; dan 35,4%
antara spesies terutama terletak pada jumlah dan proposi zat-zat yang
dan sebagian kecil oleh penguapan gas-gas seperti CO 2, NH3, N2, dan
penurunan berat telur. Untuk mengetahui berat bobot telur bisa ditimbang
5. Kadar Air
(1989) yaitu putih telur 87, 8 % ; kuning telur 49, 04 % dan pada telur
utuh 74, 0 % dan pada telur utuh 74, 0 %. Hasil penelitian Wardhana
18
(2012) menunjukan bahwa rata-rata kadar air telur twisted asin yang
(Astawan, 2008).
metabolik dan pengangkut zat – zat gizi atau bahan limbah kedalam dan
keluar sel. Semua kegiatan ini membutuhkan air dan apabila air tersebut
mengalami kristalisasi atau terikat secara kimia dalam larutan gula atau
garam, maka air tersebut tidak dapat digunakan oleh mikroba. Menurut
bahan pangan yang mempengaruhi rupa, tekstur, dan cita rasa bahan,
kadar air menyebabkan telur menjadi lebih awet. Air berperan sebgai alat
angkut gizi bagi mikroba. Penentuan kadar air telur homogen dilakukan
6. Organoleptik
bentuk, volume kerapatan dan berat jenis, panjang lebar dan diameter
d. Indra pengecapan, dalam hal kepekaan rasa, maka rasa manis dapat
warna, rasa, bau dan tekstur yang memberi petunjuk mengenai perubahan
(hidung). Aroma dalam telur asin dapat dijadikan sebagai indikator untuk
Telur asin yang tidak layak untuk dikomsumsi memiliki aroma yang
berbau sangat menyengat/ busuk. Selain itu, aroma memiliki fungsi yang
terlebih dahulu aroma makanan tercium oleh indra hidung, apabila aroma
mole), indera ini hanya dapat membedakan 4 cicip dasar yaitu rasa
manis, pahit, asam dan asin. Rasa telur asin umumnya terasa asin, sesuai
pemeraman.
oleh seluruh permukaan kulit atau ujung jari tangan. Macam – macam
kering, keras, dan berminyak. Tekstur telur asin dinilai dari tingkat
METODE PENELITIAN
1. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah Telur Ayam
berat telur ayam rata-rata sekitar 58 – 71 g per butir, air galon, garam
krosok, dan sereh. Bahan untuk analisa fisik, kimia dan organoleptik :
2. Alat
panci, dan kompor. Alat uji : labu kjehdahl, timbangan digital, pipet,
C. Prosedur Penelitian
Langkah penelitian proses pembuatan telur ayam asin adalah sebagai berikut :
20
1. Preparasi bahan
Telur ayam yang digunakan mempunyai umur yang sama yaitu 1-3
hari, kemudian dilakukan sortasi atau pemilihan telur ayam yang baik
pada kulit telur hilang, lalu tiriskan. Selanjutnya telur ayam diamplas
3,5 kg garam
Aquades Pencampuran
Toples 5L, vol. larutan 3,2 L
Perebusan
Filtrasi
kain saring
Sereh dipilih bagian yang masih segar dan dicuci lalu dipotong - potong
perlakuan yaitu 0 ml, 400 ml, 540 ml, dan 260 ml. kemudian diblender
selama 5 menit lalu ditambahkan 800 ml air setelah itu direbus 100 oC sampai
Sereh Dapur
Dikupas
Dipotong-potong
(0,5 cm)
Ditimbang
Pemblenderan
FILTRASI
PEREBUSAN,
t=100oC
Ekstrak Sereh
Dapur
4. Pengasinan
Sebanyak 6 butir telur ayam yang telah dipilih lalu diperam dengan 800
ml larutan garam dan ditambah dengan larutan ekstrak sereh dapur dengan
konsentrasi yang berbeda yaitu 0 ml, 400 ml, 540 ml, dan 260 ml, dengan
volume air yang sama yaitu 800 ml. kemudian di peram selama 14 hari dalam
toples yang tertutup. Setelah masa pemeraman selesai kemudian telur itik
ekstrak sereh
ekstrak sereh
ekstrak sereh
23
Telur Ayam
6 Butir
Pengamplasan
Larutan: 800 ml
Larutan garam,
400ml lar. Garam +
Pencampuran
400 ml ekstrak sereh
ml, 260 ml lar.
Garam + 540 ml
ekstrak sereh dan
540 ml lar. Garam + Pengasinan, T=14 hari
260 ml ekstrak sereh
Penirisan
D. Rancangan Percobaan
perlakauan. Telur yang telah dipisahkan bagian putih dan kuning tersebut
2. Tekstur
alat tersebut ditekan maka alat tersebut melakukan penekanan dan akan
pada layar Texture analizer tersebut. salah satu aspek dalam makanan
struktural (permukaan) dari produk yang dapat dilihat secara visual dan
1987).
dalam larutan asam borat. Nitrogen yang terkandung dalam larutan dapat
larutan standar HCI 0,02 N sampai terjadi perubahan warna menjadi abu-
abu atau biru kadar protein dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
dalam alat ekstasi soxhlet lalu dialiri dengan air melalui kondesnsor.
pelarut turun kembali ke labu lemak berisi lemak. pelarut didalam labu
lemak didestilasi dan ditampung. labu lemak berisi lemak hasil eksrtak
kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 1050C selama 5 jam. labu
ditimbang berat residu dalam labu lemak dinyatakan sebagai berat lemak.
berikut :
Berat lemak (gram)
Kadar lemak (%) = x
Berat sempel ( gram)
27
5. Uji Organoleptik
pada sampel yang meliputi nilai hedonik warna dan warna. Skala
hedonik yaitu : (1) sangat tidak suka; (2) tidak suka; (3) agak suka; (4)
suka; (5) sangat suka. Penilaian dilakukan oleh lebih dari 20 orang
Kriteria Skor
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Tidak suka 2
Sangat tidak suka 1
Sumber: Kartika, (1998)
F. Analisis Data
28
dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%. Penggunaan
metode uji analisis ragam didasarkan pada alasan bahwa resiko kesalahan
dalam uji analisis ragam adalah yang kecil dan dapat mengetahui signifikan
pengujian uji lanjut DMRT (Duncan Multiple Range Test) adalah karena
BAB IV
rasio larutan garam dan ekstrak sereh berpengaruh nyata terhadap kadar
air pada proses pengasinan terhadap telur ayam, yang dapat diketahui
berbeda nyata terhadap kadar air. Hasil uji kadar air rasio larutan garam
dan ekstrak sereh pada telur asin dapat dilihat pada tabel 3.
ayam asin yaitu 65,23%. Kadar air mengalami kenaikan dengan semakin
tingginya rasio larutan garam dan ekstrak sereh. Kadar air terendah pada
telur asin ditunjukkan pada P0 = (63,93%) dan kadar air tertinggi pada
garam dan ekstrak sereh maka kadar air telur ayam asin cenderung
30
Gambar 1
66.5 66.16
66 65.64
65.5 65.19
Kadar Air (%)
65
64.5
63.93
64
63.5
63
62.5
P0 P1 P2 P3
Ekstrak Sereh
dan ekstrak sereh yang berbeda akan meningkatkan kadar air telur ayam
asin. Kadar air pada proses pengasinan telur ayam untuk setiap perlakuan
menunjukkan perbedaan yang nyata. Hal ini diduga, rasio larutan garam
dan ekstrak sereh yang ditambahkan pada proses pengasinan telur ayam
Semakin tinggi volume ekstrak sereh maka kadar air telur asin
yang diberikan maka kadar air akan meningkat dan sebaliknya semakin
rasio larutan garam dan ekstrak sereh berpengaruh nyata terhadap kadar
protein pada proses pengasinan terhadap telur ayam asin, yang dapat
perlakuan berbeda nyata terhadap kadar protein. Hasil analisis uji Kadar
Protein rasio larutan garam dan ekstrak sereh pada telur ayam asin dapat
ayam asin berkisar antara 14,88% - 15,39%. Kadar protein pada proses
antar perlakuan (p≤0,05). Hal ini diduga, rasio ekstrak sereh yang
yang signifikan terhadap tiap perlakuan kadar protein telur ayam asin.
perlakuan P3. Dari data dan perhitungan statistik dapat dilihat pada
gambar 2.
15.5
15.39
15.4
Kadar Protein (%)
15.3 15.23
15.2 15.17
15.1
15
14.88
14.9
14.8
14.7
14.6
P0 P1 P2 P3
Ekstrak Sereh
sereh. Tentu tidak hanya garam yang masuk ke dalam telur, tetapi zat-zat
komposisi gizi telur asin termasuk kadar protein. Pada setiap perlakuan
mengakibatkan kadar protein pada telur asin yang dihasilkan lebih tinggi
rasio larutan garam dan ekstrak sereh berpengaruh nyata terhadap kadar
lemak pada proses pengasinan terhadap telur ayam asin, yang dapat
perlakuan berbeda nyata terhadap kadar protein. Hasil analisis uji Kadar
lemak rasio larutan garam dan ekstrak sereh pada telur ayam asin dapat
ayam asin berkisar antara 0,64% - 0,88%. Kadar lemak pada proses
yang nyata. Hal ini diduga, rasio ekstrak sereh yang ditambahkan pada
rasio ekstrak sereh berpengaruh nyata terhadap rata-rata nilai kadar lemak
34
P3. Perlakuan P2 berbeda nyata dengan perlakuan P3. Dari data dan
1
0.88
0.9
0.8 0.75
Kadar Lemak (%)
0.69
0.7 0.64
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
P0 P1 P2 P3
Ekstrak Sereh
Rasio larutan garam dan ekstrak sereh yang diberikan pada telur
ayam asin, semakin tinggi larutan garam yang diberikan maka semakin
rendah kandungan kadar lemak pada telur ayam asin. Pada perlakuan di
atas kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan P0 = (0,88%), hal ini
(2012) penggunaan tanaman obat seperti temulawak, sereh dan jahe pada
1. Cita Rasa
garam dan ekstrak sereh pada telur asin tidak berbeda nyata terhadap cita
rasa yang dihasilkan. Setelah dilakukan uji lanjut DMRT taraf 5% semua
perlakuan berbeda nyata terhadap cita rasa. Hasil uji cita rasa pada
penambahan rasio ekstrak sereh pada telur asin dapat dilihat pada tabel 6.
tetap memiliki dan menjaga cita rasa yang khas seperti telur asin pada
umumnya. Berikut grafik uji organoleptik cita rasa telur asin dapat dilihat
pada gambar 4.
36
3.50 3.20
3.00 2.80 2.85
2.50
rasa telur asin. Skor cita rasa yang dihasilkan dari setiap perlakuan yaitu
rasa pedas tidak memberi tambahan rasa pada telur asin yang dihasilkan.
Hal ini diduga karena sifat minyak atsiri pada sereh yang mudah
meskipun terdapat kandungan minyak atsiri dengan rasa pedas pada sereh.
2. Warna
larutan garam dan ekstrak sereh pada telur asin berpengaruh nyata
37
penambahan rasio ekstrak sereh pada telur asin dapat dilihat pada tabel 7.
yang signifikan sehingga warna yang dihasilkan hampir sama pada tiap
ekstrak sereh maupun larutan garam yang digunakan pada perlakuan P1.
Berikut grafik uji organoleptik warna telur asin dapat dilihat pada gambar
5.
38
2
1.5
1
0.5
0
P0 P1 P2 P3
Ekstrak Sereh
asin. Berdasarkan hasil penelitian skor warna tertinggi telur asin dengan
ekstrak sereh yang dihasilkan. Hal ini diduga penambahan ekstrak sereh
dapat memberi pengaruh nyata pada warna telur asin karena zat warna
pada larutan ekstrak sereh bersifat tidak stabil sehingga tidak dapat masuk
kedalam telur. Selain itu ada sebagian kandungan kimia sereh yang tidak
3. Tekstur
kekenyalan. Hasil uji organoleptik kekenyalan rasio sereh pada telur asin
yang signifikan sehingga tekstur yang dihasilkan hampir sama pada tiap
ekstrak sereh maupun larutan garam yang digunakan pada perlakuan P1.
Berikut grafik uji organoleptik tekstur telur asin dapat dilihat pada gambar
6.
3.5
3.05 3.05
3 2.85
Kekenyalan (%)
2.5
2.00
2
1.5
1
0.5
0
P0 P1 P2 P3
Ekstrak Sereh
terhadap tekstur telur asin dengan penambahan rasio ekstrak sereh adalah
41
sekaligus peminat tertinggi yaitu “ suka dan sangat suka’. Hal ini terjadi
menggunakan rasio sereh dan larutan garam menjadi tekstur yang kenyal
sedikit yaitu “agak suka – tidak suka”. Tekstur dinilai dari indera pengecap
(lidah) yang merupakan kesatuan interaksi antara sifat sensori aroma, rasa,
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
larutan garam dan ekstrak sereh perlakuan paling tinggi yaitu P2.
paling kecil.
pembuatan telur asin yaitu pada P2 dengan ekstrak sereh 540 ml karena
Buckle KA, Edwards RA, Fleet GH, Wootton M. 2010. Ilmu Pangan. Terjemahan
Purnomo H, Adiono. Jakarta: UI Press.
Ibrahim, Hayam M., Ferial M. Abu Salem. (2013). Effect of Adding Lemongrass
and Lime Peel Extracts on Chicken Patties Quality. Journal of Applied
Sciences Research, 9(8). 5036.
Kautsar, andi. 2005. Penggaraman pada Telur Asin. Diakses 10 Juni 2020
Lisawati, Yovita, Saribudi Sulianti Dan Chairul. 2002. Pengaruh Waktu Distilasi
Dan Derajat Kehalusan (Mesh) Serbuk Kulit Kayu Manis (Cinnamomum
Burmani Nees Ex Bl) Terhadap Kadar Sinamilaldehida Pada Minyak
Atsirihnya. Farmasi FMIPA. Universitas Andalan . Padang
Nurisman, A. 2009. Sintesa Mentol dari Sitronelal dalam Proses Satu Tahap
dengan Katalis Dwifungsi. Skripsi. Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor.
Sahria. 2017. Pengaruh Metode dan Lama Pengasinan yang Berbeda Dengan
Penambahan Asap Cair Terhadap Kualitas Telur Asin. UIN Press :
Makassar.
Steel, RGD dan J.H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Seomantri B,
Penerjemah, Jakatra: Gramedia Pustaka Utama.
Sutrisno dan Koswara. 1991. Perbaikan Proses Pengasinan Telur Ayam dan Telur
Itik . Pusbangtepa-IPB, Bogor..
Winarno, F. G. dan S. Koswara. 2002. Telur : Komposisi, Penanganan, dan
Pengolahannya. M-Brio Press. Bogor.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
48
Winarti, E. 2004. Peluang Telur Infertil pda Usaha Penetasan Telur Itik sebagai
Telur Konsumsi. Makalah Seminar Nasional Teknologi. 768-771.
Zulfikar. 2008. Sifat fisik dan organoleptik telur ayam ras hasil perendaman
dalam campuran larutan garam dengan ekstrak jahe yang berbeda. Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.