Anda di halaman 1dari 37

L APOR AN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)


PT. NADI SAMUDERA INDONESIA
BIDANG K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
K3 Mekanik (Pesawat Tenaga Produksi,
Pesawat Angkat-Angkut)

PELATIHAN CALON AHLI K3


UMUM ANGKATAN KE-1

KELOMPOK 3

1. Adri Suranta Purba


2. Ahmad Emil Fauzi
3. Amaliyah Agustin
4. Fransiskus Asisi Benny Sitinjak
5. Matilda Lesi
6. Yusrina Ahya Perina
7. Zefanya Maranatha Magunsong

PENYELENGGARA
PT NADI SAMUDERA
INDONESIA 11 – 23 OKTOBER
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Lapangan di PT. Kunango Jantan, yang di susun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
program Pelatihan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih terdapat beberapa kekurangan, hal ini
tidak lepas dari keterbatasannya pengetahuan dan wawasan yang kami miliki, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan di masa
yang akan datang.

Selama penyusunan laporan ini, kami mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Pada Kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sangat mendalam
kepada :

1. Manajemen PT. Kunango Jantan yang sudah memberikan kesempatan kepada kami untuk
melakukan Praktek Kerja Lapangan,
2. Manajemen PT. Nadi Samudera Indonesia selaku pihak penyelenggara yang sudah
mengakomodir kami untuk pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan,
3. Kemanakertrans sebagai pembimbing dan pemateri yang telah memberi banyak ilmu,
4. Kelompok 1, 2 dan 4 yang telah bersama – sama memberikan masukan dan motivasi
kepada kelompok kami.

Demikian Laporan ini kami sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi
inspirasi untuk ilmu pengetahuan yang lebih luas dan menjadi manfaat untuk dunia keselamatan
dan kesehatan kerja. Terimakasih dan Salam Sejahtera.

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan........................................................................................................................... 1
C. Ruang Lingkup ................................................................................................................................... 2
D. Dasar Hukum ..................................................................................................................................... 2
BAB II KONDISI PERUSAHAAN ....................................................................................................................... 3
A. Gambar Perusahaan.......................................................................................................................... 3
B. Temuan Positif dalam Panduan dan Video Virtual ........................................................................... 5
1. Pesawat Uap Bejana Tekan ........................................................................................................... 5
2. Pesawat Angkat dan Angkut ......................................................................................................... 7
C. Temuan Negatif dalam Panduan dan Video Virtual .......................................................................... 9
1. Pesawat Uap dan Bejana Tekan .................................................................................................... 9
2. Pesawat Angkat dan Angkut ....................................................................................................... 10
BAB III ANALISA ........................................................................................................................................... 12
A. LEMBAR PENILAIAN ........................................................................................................................... 12
1. Temuan Pesawat Uap dan Bejana Tekan ........................................................................................ 12
2. Temuan K3 Mekanik .................................................................................................................. 23
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................................................... 33
1. Kesimpulan...................................................................................................................................... 33
2. Saran ............................................................................................................................................... 33

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengingat Pentingnya Keselamatan tenaga kerja dan lingkungannya, maka
diperlukan adanya perlindungan dan tindakan pencegahannya. Untuk itu pemerintah
mengeluarkan berbagai peraturan untuk kesehatan dan keselamatan kerja seperti UU no 1
tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Permenaker RI No. 01/MEN/1982 tentang bejana
tekan.

Training Ahli K3 Umum merupakan bentuk seleksi atau penilaian khusus bagi
seseorang atau tenaga teknis tertentu yang pernah mengikuti kursus petugas K3 (safety
officer) atau kursus instruktur K3 yang berminat menjadi ahli K3 sebagaimana di maksud
dalam UU 1 tahun 1970. Dengan mengikuti pelatihan K3, diharapkan para tenaga kerja
mampu menerapkan K3 pada setiap pekerjaannya.

Kegiatan PKL(Praktik Kerja Lapangan) Pada kegiatan Training Ahli K3 Umum


bertujuan untuk melihat langsung secara dekat dan peserta diharapkan dapat semakin siap
saat bekerja. Dengan alasan kesehatan dan keamanan dari wabah Covid 19 maka sesi PKL
dilakukan secara virtual. Perusahaan yang menjadi tempat PKL adalah PT Kunango Jantan
yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Laporan PKL
merupakan salah satu salah satu persyaratan untuk mendapatkan sertifikat AK3 Umum dari
Kemenaker RI yang diadakan oleh PT Nadi Samudera Indonesia. Hal tersebut yang melatar
belakangi penyusunan laporan PKL ini.

B. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah :

1. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3
Umum.
2. Mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 di lapangan
(Pesawat Uap dan Bejana tekanan serta Mekanik).
3. Mempraktikan teori yang telah diterima selama kegiatan pembinaan.
4. Calon peserta Ahli K3 umum dapat mengidentifikasi, menganalisa dan
memberikan saran atau rekomendasi terhadap K3 di lapangan.

1
2

C. Ruang Lingkup
Adapun Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini adalah :
1. K3 Pesawat Uap Bejanan Tekan (K3 PUBT, Perijinan peralatan/pesawat
pada, K3 Mekanik dan PUBT);
2. K3 Mekanik (PAA, Forklift, Crane, Hoist, Operator K3 Mekanik, PTP,
Genset, mesin produksi/perkakas, Operator K3 Pesawat Tenaga dan Produksi);
D. Dasar Hukum
Adapun Dasar – Dasar Hukum yang Menajdi Acuan Dalam Pembuatan Laporan ini
adalah :
 Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
 Undang undang Uap 1930
 Peraturan Uap 1930
 Permenaker RI Nomor PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri
 Permenaker RI Nomor PER. 37/MEN/2016 Tentang K3 Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun
 Permenaker RI Nomor PER. 38/MEN/2016 Tentang K3 Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi
 Permenaker RI Nomor PER. 08/MEN/2020 Tentang K3 pesawat angkat dan
pesawat angkut Permenaker RI Nomor PER.01/MEN/1988 Tentang
Kwalifikasi dan Syarat-Syarat Operator Pesawat Uap
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
A. Gambar Perusahaan
PT Kunango Jantan adalah perusahaan manufaktur besar yang berfokus pada
produksi baja, pemolesan beton, galvanisasi, dan distribusi pelat baja siap pakai untuk industri
konstruksi, listrik, pertambangan, dan telekomunikasi. Perusahaan ini pada awalnya adalah
bengkel, dan kemudian berkembang menjadi perusahaan yang bergerak di bidang material
beton. PT Kunango Jantan sendiri memiliki 240 karyawan dan bergerak dalam kegiatan
produksi.

Pengolahan baja dan pembuatan produk konstruksi beton dilakukan melalui berbagai
tahapan yang sangat kompleks untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomis.
Pengolahan baja dan beton yang dilakukan di PT Kunango Jantan melalui berbagai proses,
antara lain operasi pengelasan, operasi penggrindaan, pemotongan plat, proses seperti
pembentukan plat menjadi pipa, mesin sandblasting dan crushing, Forklift dan alat angkat
lainnya. Sedangkan untuk pengolahan baja dan pembuatan beton tidak terlepas dari potensi
kecelakaan industri. Hampir semua proses pengolahan baja dan pembuatan beton memiliki
kemungkinan terjadinya kecelakaan.

PT Kunango Jantan menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)


guna untuk keselamatan siapapun yang berada dilingkungan kerja perusahaan. Dan dilakukan
secara berkelanjutan dengan cara :

 Menerapkan sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).


 Mengidentifikasi kesehatan kerja dan risiko keselamatan kerja serta pesyaratan
hukum dari pemerintah Indonesia.
 Mensosialisasikin K3 kepada seluruh karyawan, rekanan dan pihak-pihak terkait.
 Melakukan evaluasi dan tinjauan terhadap kinerja dan kesesuaian K3.
 Menciptakan lingkungan kerja yang selamat dan sehat.
PT Kunango Jantan sendiri telah membentuk Panitia Pengarah Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (P2K3). Beberapa rencana terkait keselamatan dan kesehatan
kerja dilaksanakan pada bulan Februari, dan rencana seperti penggunaan APD,
APAR, pengawasan K3 di tempat, dan peraturan K3 lainnya dilaksanakan secara
bersamaan. Melaksanakan pengawasan di PT Kunango Jantan, manajemen
menunjuk supervisor K3 di tempat yang bertanggung jawab untuk mengawasi
seluruh pabrik setiap hari.

3
4

Pembentukan P2K3 ini merupakan kewajiban sesuai dengan Permenaker No.


PER/MEN/1987 pasal 2 yang berbunyi :
 Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 orang tenaga
kerja atau lebih.
 Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan kurang dari 100
orang tenaga kerja akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang
mempunyai risiko yang besar akan terjadinya peledakan kebakaran, keracunan, dan
penyinaran radio aktif.

SITE EVACUATION PLAN

Gambar 1. Site Evacuation Plan.


5

EMERGENCY RESPON TEAM

KETUA

KOORDINATOR

PETUGAS PETUGAS
PETUGAS PETUGAS
PETUGAS RT I PENGENDALIAN PETUGAS RT II KOMUNIKASI/ GA
PEMADAM API I PEMADAM API II
LINGKUNGAN

PETUGAS PETUGAS PETUGAS PETUGAS


TIM MOBILISASI TIM SECURITY
TANDU I TANDU II TANDU III TANDU IV

Gambar 2. Struktur Organisasi Emergency Response Team.

B. Temuan Positif dalam Panduan dan Video Virtual

1. Pesawat Uap Bejana Tekan

a. Menerapkan K3 PUBT
Pada PT Kunango Jantan Penerapan K3 PUBT yaitu terdapat label penamaan
atau spesifikasi, memiliki SOP yang ditempel pada setiap mesin dan bejana uap serta
memiliki safety device yang lengkap yang telah direkayasa oleh divisi engineer. Seperti
memiliki pengatur suhu, safety valve dan jika terjadi overheat boiler tersebut dapat
tershutdown secara otomatis. Pemeriksaan dan pemeliharaan juga telah dilakukan
dengan baik.
Dasar hukum yang mengatur tertuang di dalam UU UAP tahun 1930 yang
mengatur tentang aturan umum, pemeriksaan PUBT, izin pengoperasian, pengawasan
pada saat pengoperasian, peledakan, aturan pidana serta pengecualian dan aturan
perahlihan. Pada Permenaker No 37 Tahun 2016 tentang kesehatan dan keslamatan kerja
bejana tekan dan tangki timbun yang tertulis pada pasal 71 ayat 1 dan pada Pasal 66
Pengurus dan/atau Pengusaha wajib menerapkan syarat syarat K3 Bejana Tekanan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
6

b. Operator Boiler
Berdasarkan Permenaker No 37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan dan Tangki
timbun Pasal 59 dan permenaker No Per-01/Men/1988 Operator atau teknisi K3
memiliki kompetensi dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Salah satunya memiliki lisensi k3. Di PT Kunango Jantan ditemukan temuan
positif Seluruh operator boiler sudah memiliki surat izin oprasional atau SIO untuk
mengoprasikan boiler.

c. Perijinan peralatan PUBT


Berdasarkan vidio yang dilihat, PT Kunango Jantan terdapat temuan positif yaitu
PT Kunango Jantan sudah memiliki surat izin layak operasi atau SILO pada peralatan
PUBT. Selain itu PUBT yang dimiliki PT Kunango Jantan sudah terstandarisasi yang
dilakukan oleh pihak kedua dari mitra PT Kunango Jantan.
Hal ini sudah sesuai dengan dasar hukum UU Uap 1930 yang berbunyi
perusahaan dilarang untuk menjalankan atau mempergunakan sesuatu pesawat uap
dengan tidak mempunyai ijin yang diberikan oleh kepala jabatan Pengawasan
keselamatan Kerja. Pada Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan dan Tangki
timbun Pasal 9 dan 10 Pengurus dan/atau Pengusaha yang mempunyai bejana
penyimpanan gas atau bejana transport harus mempunyai daftar atau register.

d. Kompressor
Dalam video ditemukan temuan positif yaitu terdapat safety sign yang jelas di
ruangan kompressor tersebut, terdapat label atau spesifikasi, pengujian tekan sudah
sesuai dengan yang diisyaratkan, meiliki safety device ( pengatur tekanan ) serta meiliki
SOP ( memiliki tempat penyimpanan tersendiri, akses yang terbatas pada ruangan
kompressor ) yang baik.
Dasar hukum tertuang didalam Permenaker No Per.01/MEN/1982 pasal 2
mengenai pemakaian, penggunaan serta penyimpanan dari PUBT. Pasal 22 mengenai
tanda-tanda pengenal seperti nama pemilik, nama dan nomor urut pabrik, nama gas yang
diisikan, tekanan pengisian yang diijinkan, tanda dari bahan pengisi, berat maximum.

e. Tabung gas
PT Kunango Jantan memiliki tabung gas yang berisikan gas oksigen dan acetyllen
dan juga gas lainnya. Ditemukan temuan positif mengenai bahan yang digunakan sudah
sesuai dengan standar dibuktikan dengan adanya label spesifikasi pabrikan dan proses
pembelian barang PT Kunango Jantan selalu memastikan bahwa barang harus sesuai
7

standar. Bahkan dari tahap produsen menawarkanpun PT Kunango Jantan sudah


memberikan himbawan bahwa PT Kunango Jantan akan mengambil sebuah barang dari
produsen bila produsen tersebut dapat memenuhi standar yang sudah ditentukan oleh
peraturan dan undang-undang yang berlaku. PT Kunango Jantan memiliki tempat
penyimpanan khusus serta safety device pada tabung gas (regulator).
Hal ini didasari pada Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan dan Tangki
timbun Pasal 8 Bahan dan konstruksi Bejana Tekanan harus cukup kuat dan pada Pasal
72 Pembuatan bejana penyimpanan gas harus dilakukan pengujian sifat mekanik dan uji
pecah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Standar Internasional.
Permenaker No Per.01/MEN/1982 pasal 2 mengenai pemakaian, penggunaan serta
penyimpanan dari PUBT.

f. LPG Storage Tank


Didapatkan temuan positif berupa adanya label pembuatan serta spesifikasi,
terdapat Safety Device seperti keran air yang berfungsi sebagai pelindung panas yang
akan menyiram jika terjadi kenaikan temperatur yang signifikan, dan memiliki tempat
penyimpanan khusus yang ditempatkan terpisah dari tempat produksi guna mencegah
timbulnya ledakan yang akan menimbulkan kebakaran.
Hal ini sesuai dengan Permenaker No. 37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan dan
Tangki timbun Pasal 71 ayat 1 Pemeriksaan dan/atau pengujian pertama dan pasal 43 ayat
4 Bejana Tekanan dalam keadaan berisi harus dilindungi dari sumber panas dan penyebab
karat. Permenaker No. 37/MEN/Tahun 2016 bab 6 pasal 57 ayat 1. Permenaker No
Per.01/MEN/1982 pasal 2 mengenai pemakaian, penggunaan serta penyimpanan dari
PUBT.

2. Pesawat Angkat dan Angkut

a. Persyaratan Pengoperasian Pesawat Alat Angkut


Pada pesawat angkat angkut yang berada di PT Kunango Jantan telah memenuhi
persyaratan pengoperasian atau SILO dibuktikan dengan adanya dokumen-dokumen
persyaratan pengoperasioan. PT Kunango Jantan juga telah menjalankan SOP berupa
melaksanakan pemeliharaan rutin berkala dan terdapat safety sign yang jelas.
Dasar hukum yang mengatur yaitu Peraturan Menteri No 8 Tahun 2020 pasal 5
ayat 3 bahwa Pesawat Angkat Agkut harus menyediakan prosedur pengoperasian sesuai
dengan jenis dan kapasitasnya. Permenaker No 5 tahun 1985 pasal 138 mengenai
8

pemeriksaan dan pengujian. UU no 1 1970 pasal 4 ayat 2 mengenai syarat-syarat yang


harus dilakukan seperti pemeliharaan berkala yang berdampak pada keslamatan kerja.

b. Operator
Operator Pesawat Angkat Angkut pada PT Kunango Jantan Sudah memenuhi
persyaratan atau SIO. Operator harus memiliki persyaratan sesuai yang telah ditetapkan
pada Peraturan Menteri No 8 Tahun 2020 pasal 153 ayat (2) yang menyatakan bahwa :
• berpendidikan paling rendah SMA atau sederajat;
• berpengalaman paling singkat 2 (dua) tahun
• membantu pelayanan di bidangnya;
• sehat untuk bekerja menurut keterangan dokter;
• berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahun;

c. Forklift
PT Kunango Jantan memiliki beberapa unit Forklift yang masing-masing
dioperasikan oleh operator yang telah memiliki SIO. Masing- masing Forklift di PT
Kunango Jantan sudah terdapat plat nama yang memuat data nama pabrik pembuat, tahun
pembuatan, model, nomor seri, dan kapasitas pada Forklift tersebut. Hal tersebut telah
diatur pada Peraturan Menteri No 8 Tahun 2020 pasal 16 dan 17.

d. Genset
PT Kunango Jantan memiliki Genset yang diletakkan sudah sesuai dengan aturan
yang ada yaitu tempat khusus terpisah dari ruang produksi. Genset memilik plat nama
yang memuat data. Hal tersebut sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No 38 Tahun 2016 Pasal 15. Pada genset juga telah terdapat Standar
Operasional Procedure (SOP) pemakaian Genset.
Mesin genset juga dilakukan Pemeliharaan secara berkala sesuai dengan
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 38 Tahun 2016 Pasal 133 ayat (4) pemeriksaan
berkala dilakukan paling lama satu tahun sekali.

e. PTP
Pesawat tenaga produksi atau PTP pada PT Kunango Jantan memiliki surat izin
layak operasi atau SILO dibuktikan dengan adanya dokumen dokumen penting. Terdapat
lebel penamaan beserta spesifikasi yang tertera pada setiap PTP dan SOP serta adanya
pemeliharaan peralatan masing-masing satu kali setahun, untuk pemakaian aktif
dilakukan sebanya dua kali setahun.
9

Dasar hukum yang mengatur yaitu UU No. 1 Tahun 1970,


PERMENAKERTRANS RI No. 38 Tahun 2016 pasal 133 yang berbunyi pemeriksaan
berkala dilakukan secara berkala paling lama setahun sekali.
C. Temuan Negatif dalam Panduan dan Video Virtual
1. Pesawat Uap dan Bejana Tekan

a. Pesawat Uap
Temuan negatif dari pesawat uap di PT Kunango Jantan hanya pada bagian hirarki
pengendalian bahaya yang terdapat didalam ISO 45001 (yang kemudian di adopsi
pemerintah Republik Indonesia menjadi SMK3 (Sistem Manajemen K3)) dimana hirarki
pengendalian bahaya yaitu eliminasi, subtitusi, rekayasa teknik, pengendalian administrasi
dan APD (Alat Pelindung Diri). Karena pesawat uap di PT Kunango Jantan tidak dapat di
eliminasi atau di subtitusi maka seharusnya dilakukan rekayasa teknik dengan membuat
tempat khusus menyimpan pesawat uap tersebut (membuat rumah boiler) sehingga boiler
terlindungi dari cuaca dan melindungi lingkungan dari panas yang ditimbulkan oleh boiler.
Setelah dilakukan rekayasa teknik, harus dilakukan pengendalian administrasi dengan
membuat rambu-rambu peringatan akan bahaya yang ditimbulkan oleh boiler (panas,
kelistrikan, dll.) maupun alat pelindung diri yang diwajibkan dipakai ketika berada di area
pesawat uap tersebut. Kemudian label yang menunjukkan identitas dan spesifikasi dari
pesawat uap tersebut sudah mengalami pemudaran sehingga sulit untuk terbaca.

b. Bejana Tekan

1. Kompresor
Temuan negatif dari bejana tekan (kompresor) yang terdapat di PT Kunango Jantan
terutama yaitu belum adanya operator ahli K3 bejana tekan yang diwajibkan oleh peraturan
menteri ketenagakerjaan RI No. 37 tahun 2016 pasal 59 ayat 2, (Pemasangan, pemeliharaan,
perbaikan, modifikasi dan pengisian bejana tekan dan tangki timbun dilakukan oleh teknisi
K3 bidang bejana tekan dan tangki timbun). Hirarki pengendalian bahaya yang terdapat
didalam SMK3 masih kurang dibagian pengendalian administrasi dimana hanya terdapat
sedikit rambu-rambu bahaya dan tidak terdapat rambu-rambu alat pelindung diri yang wajib
digunakan di tempat bejana tekan tersebut.

2. Tabung Gas
Tabung gas (tabung oksigen, asetilen dan gas-gas lainnya) tidak terdapat rantai
pengaman yang menjadi alat pelindung dari tabung gas tersebut dari kemungkinan bahaya
terjatuh jika terdapat getaran atau terjadi gempa bumi (mengingat daerah Sumatera Barat
adalah area rawan gempa). Tabung gas yang terdapat di PT Kunango Jantan juga sudah
10

banyak yang cat nya sudah terkelupas sehingga perlu dilakukan pengecetan ulang dan
diberikan label yang sesuai dengan peraturan menteri ketenagakerjaan No. 37 Tahun 2016.

3. LPG Storage Tank


Pada LPG (Liquid Petroleum Gas) storage tank masih terdapat kekurangan terkait
hirarki pengendalian bahaya yang diamanatkan didalam SMK3 pada bagian rekayasa teknik
untuk menyediakan pelindung LPG storage tank dari cuaca sehingga melindungi LPG
storage tank dari kemungkinan korosi. Kemudian kurangnya pengendalian administrasi
terkait rambu-rambu pemberitahuan keberadaan LPG storage tank dan alat pelindung diri
yang diwajibkan dipakai di area LPG sorage tank tersebut.

2. Pesawat Angkat dan Angkut

a. Teknisi K3
Pada pesawat angkat angkut masih tidak ada ahli K3 yang dipersyaratkan oleh
peraturan menteri ketenagakerjaan dan transmigrasi Republik Indonesia No. Per.
09/MEN/II/2010 yang mengharuskan adanya ahli k3 pesawat angkat angkut di tempat
usaha tersebut.

b. K3 Pada Alat PAA


Terlihat didalam video observasi adanya alat PAA (pesawat angkat angkut) yang
tidak terdapat safety belt. Ketiadaan safety belt dikhawatirkan dapat menyebabkan bahaya
pada operator yang bekerja menggunakan alat pesawat angkat angkut tersebut. Dimana
ini tidak sesuai dengan prinsip hirarki pengendalian bahaya yang sesuai dengan ISO
45001 atau SMK3

Tidak adanya alarm bahaya yang terdapat pada alat angkat angkut yang terpasang
di alat pesawat angkat angkut tersebut sesuai dengan peraturan menteri ketenagakerjaan
RI No. 8 Tahun 2020 Pasal 19.

c. Operator K3 Mekanik
Masih terdapat beberapa operator yang kurang memperhatikan kelengkapan APD
(alat pelindung diri) operator itu sendiri. Walau berdasarkan keterangan safety officer PT
Kunango Jantan sendiri sudah menyediakan alat pelindung diri (APD) untuk masing-
masing pekerja, namun operator nya sendiri yang tidak memakai APD yang telah
disediakan oleh perusahaan. Seharusnya dari pihak manajemen yang diwakili safety
officer selalu mengawasi dan memperingatkan setiap opeator yang tidak patuh memakai
APD masing-masing. Sehingga hirarki pengendalian bahaya yang terdapat di ISO 45001
atau SMK3 dapat terlaksana dengan baik.
11

d. Temuan Negatif di Pesawat Tenaga Produksi


Dari video observasi pada pesawat tenaga produksi terdapat beberapa temuan
terkait alat pengaman pada pesawat tenaga produksi seperti yang tertera di peraturan
menteri ketenagakerjaan RI No. 38 tahun 2016 Pasal 8 ayat 1. Dari hirarki pengendalian
bahaya yang terdapat di ISO 45001 atau SMK3 juga terdapat temuan dimana pekerja di
pesawat tenaga produksi banyak yang tidak memakai alat pelindung diri (APD) yang
sesuai dengan resiko pekerjaan masing-masing, walaupun menurut narasumber (safety
officer dari PT Kunango Jantan) bahwa Manajemen sudah menyediakan alat pelindung
diri masing-masing pekerja sesuai dengan resiko masing-masing pekerja, namun operator
sendiri yang tidak patuh mengguanakan APD nya. Serta didalam video observasi terdapat
operator yang duduk jongkok diatas mesin CNC cuting yang sedang beroperasi yang
merupakan tindakan unsafe action dan berbahaya bagi operator sendiri dan peralatan.

e. Operator K3 Pesawat Tenaga dan Produksi


Tidak ada Mekanik Khusus Dibidang pesawat tenaga dan produksi
dimana didalam peraturan menteri ketenagakerjaan RI No. 38 tahun 2016
mengatur bahwa harus terdapat ahli K3 bidang masing-masing pesawat tenaga
dan produksi.
BAB III
ANALISA
A. LEMBAR PENILAIAN
1. Temuan Pesawat Uap dan Bejana Tekan

a. Temuan Positive Pesawat Uap dan Bejana Tekan


No Obyek Positive Dasar Hukum Dokumentasi Saran

1. Menerapkan -Boiler ( punya lebel UU UAP 1930 Sudah baik dan


K3PUBT : penamaan) Tangki tetap
Permenaker No 37 Tahun 2016 K3 Bejana
boiler, bejana timbun sudah aman dipertahankan
Tekan dan Tangki timbun Pasal 9 dan 10
tekan
- memiliki SOP
Permenaker NO 37 tahun 2016 tentang
kesahatan dan keselamatan kerja bejana tekanan
-Memiliki pengatur
dam tangki timbun pasal 71 ayat 1 berbunyi :
suhu

-jika overheat boiler Pemeriksaan dan/atau pengujian pertama

bisa shutdown otomatis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 huruf a


dilakukan pada:

- boiler memliki tingat


a. perencanaan;
pengamanan jika terjadi
tekanan uap berlebihan b. pembuatan;

12
13

(safety valve) otomatis c. saat sebelum digunakan atau belum pernah


terbuka dilakukan pemeriksaan dein/atau pengujian; atau

d. pemasangan, perubahan atau modifikasi


-dilakukan kalibrasi
PUBT berkala selama
setahun sekali Permenaker No 37 Tahun 2016 K3 Bejana
Tekan dan Tangki timbun Pasal 66 Pengurus
- pemeliharaan dan/atau Pengusaha wajib menerapkan syarat
K3PUBT secara syarat K3 Bejana Tekanan sesuai dengan
berkala ketentuan peraturan perundang-undangan

2. Operator Operator pada bagian Permenaker No 37 Tahun 2016 K3 Bejana (Tidak Terdapat Video dan Sudah baik dan
boiler (ada boiler sudah memiliki Tekan dan Tangki timbun Pasal 59 ayat 1 dan 60 foto, hanya berdasarkan hasil tetap
SIO) SIO (Surat Izin dipertahankan
Operator atau teknisi K3 memiliki kompetensi wawancara kepada pihak PT
Operasional) pada,
dan kewenangan sesuai dengan ketentuan
bejana tekan dan boiler Kunago Jantan)
peraturan perundang-undangan.
14

Salah satunya memiliki lisensi k3

UU UAP 1930 Gambar boiler :

Permenaker Nomor Per-01/men/1988 Tentang


kwalifikasi dan syarat syarat operator pesawat
uap Bunyi ayat :

Operator kelas II dapat ditingkatkan menjadi


Operator kelas I dengan ketentuan:

a. Telah berpengalaman sebagai operator kelas II


sekurang-kurangnya 2 tahun secara terus
menerus.

b. Telah mengikuti pendidikan paket A2 dan


lulus ujian yang diselenggarakan oleh Ditjen
Binawas.

3. Perijinan Sudah memiliki surat UU Uap 1930 Dilarang untuk menjalankan atau (Tidak Terdapat Video dan Sudah baik dan
peralatan/pesawizin untuk penggunaan mempergunakan sesuatu pesawat uap dengan foto, hanya berdasarkan hasil tetap
at pada K3 boiler(SILO) dan bejana tidak mempunyai Ijin untuknya, yang diberikan dipertahankan
wawancara kepada pihak PT
Mekanik dan tekan, terdapat register oleh kepala jabatan Pengawasan keselamatan
15

PUBT (boiler) pada mesin boiler dan Kerja. Kunago Jantan)


sudah
(Register)
terstandarisasi
-Safty sign jelas Permenaker 01/men/1982 pasal 2 dan 22 Sudah baik dan
tetap
-Pengujian tekan sudah dipertahankan
sesuai dengan yang
dipersyaratkan

-Memiliki safety device


yang baik

- (sudah sesuai SOP)


4 kompressor
ruang kompressor selalu
terkunci, akses terbatas,
kompressor sudah
memiliki tempat
penyimpanan sendiri

- teerdapat label tahun


pengujian dan kapasitas
16

- Adanya tempat - Permenaker No 37 Tahun 2016 Pasal 71 Ayat 1 Sudah baik dan
penyimpanan khusus Bunyi ayat : tetap
dipertahankan
Pasal 1 Pemeriksaan dan/atau pengujian pertama
-tabung gas yang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 huruf a
digunakan sudah sesuai
dilakukan pada:
dengan standar
a. Perencanaan;
5 Tabung gas -Alat pengaman
b. Pembuatan;

c. Saat sebelum digunakan atau belum pernah


dilakukan pemeriksaan dein/atau pengujian; atau

d. Pemasangan, perubahan atau modifikasi


17

-Terdapat label - Permenaker No 37 Tahun 2016 Pasal 71 Ayat 1 Sudah baik dan
pembuatan dan Bunyi ayat : tetap
kapasitas isi dari dipertahankan
Pasal 1 Pemeriksaan dan/atau pengujian pertama
tangki timbun serta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 huruf a
pembumian pada
dilakukan pada:
tangki
a. Perencanaan;

-Terdapat keran air b. Pembuatan;


sebagai
c. Saat sebelum digunakan atau belum pernah
lpg storage dilakukan pemeriksaan dein/atau pengujian; atau
6 pelindung panas yang
tank
akan
d. Pemasangan, perubahan atau modifikasi
menyiram air jika
temperature
-Permenaker No. 37/MEN/Tahun 2016 Pasal 43
pada tangki mulai panas Ayat 4 berbunyi :

“Bejana Tekanan dalam keadaan berisi harus


-lpg storage tank dilindungi dari sumber panas dan penyebab
ditempatkan terpisah karat. “
dari tempat produksi
18

-Permenaker No. 37/MEN/Tahun 2016 bab 6


pasal 57 ayat 1 dan 2, bunyi pasal:

Pasal 57 Ayat 1 :

“Pemasangan Tangki Timbun dengan


menggunakan kaki terbuat dari rangka baja,
konstruksinya harus kuat dan aman.

Ayat 2 :

“Kaki rangka baja sebagaimana dimaksud ayat


(1) harus dipasang di atas fondasi dengan
konstruksi kuat menahan beban Tangki Timbun
pada saat terisi penuh. “

-Petugas di perusahan Permenaker No. 08/MEN/VII/2 010 Pasal 7 Sudah baik dan
Kunago Jantan sudah Berbunyi : tetap
APD Operator menggunakan alat dipertahankan
7 Pasal 7 :
pelindung diri
Pengusaha dan pengurus wajib melaksanakan
manajemen APD di Tempat kerja
19

Terdapat Apar dekat Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan Sudah baik dan
dan dan Tangki timbun Pasal 24 Tangki harus tetap
dengan mesin boiler dan
dilengkapi sarana pemadam kebakaran yang dipertahankan
ada lembar atau label
sesuai
pengecekan pada apar

Memiliki
sarana

8 pemadam
kebakaran
20

b. Temuan Negative Pesawat Uap Bejana Tekan


No Obyek Negative Dasar Hukum Dokumentasi Saran
1 Ada Komponen Meskipun sering di Permenaker No37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekan Meningkatkan
Bejana Tekan periksa tetapi terdapat dan Tangki timbun Pasal 30 perawatan
Berkarat komponen pada bejana khusnya pada
Kegiatan pembersihan dan pengecekan
tekan yang berkarat kebersihan
dilakukan untuk memasikan tidak boleh ada:
Pemeliharaan berkala bejana tekan
tidak ada, dan operator serta
a. karatan atau retak-retak;
tidak khusus menambahkan
b. sisa gas;
rantai pengaman
c. sisa tekanan;
- safety sign kurang,
oksigen
d. kotoran bahan yang mudah terbakar
label penamaan sudah
pudar

tidak ada rantai


pengaman tabung gas

- beberapa tabung tidak


memiliki lebel

2. K3 PUBT : boiler, Pemeliharaan berkala UU UAP 1930 (Tidak Terdapat Video dan Dilakukan
21

bejana tekan tidak ada, dan operator Permenaker NO 37 tahun 2016 tentang foto, hanya berdasarkan hasil pemeliharaan
/teknisi tidak khusus kesahatan dan keselamatan kerja bejana tekanan berkala dan
wawancara kepada pihak PT
pada boiler dam tangki timbun pasal 71 ayat 1 menyiapkan
Kunago Jantan) operator khusus
-Tidak ada rambu boiler
peringatan

- safety sign kurang,


label penamaan sudah
pudar
4. komperessor -tidak dilakukan Dilakukan
pemeliharan berkala pemeliharaan
Permenaker 01/men/1982 pasal 2 dan 22
benjana tekan berkala pada
benjana tekan
- Operator belum
memiliki SIO (Surat
Izin Operasional)
22

5. lpg storage tank Tangki timbun harus Permenaker No. 37/MEN/T ahun 2016 Pasal 22 Lakukan
(tangki timbun) Ayat 1, 3 & 4
dilengkapi pressure pembersihan
Berbunyi:
gauge agar tekanan gas kaca pressure
yang berada didalam gauge atau ganti

tangka bisa terbaca Pasal 22, Ayat 1 : pressure gauge,

“Bejana Tekanan, kompresor yang memadat gas sehingga bisa


ke dalam bejana dan pesawat pendingin harus
terbaca
dilengkapi dengan petunjuk tekanan yang dapat
ditempatkan pada kompresor atau mesin
pendingin selama masih berhubungan secara
langsung “

Ayat 3 :

“Petunjuk tekanan harus dipasang pada tempat


yang mudah dilihat”.

Ayat 4 :

Petunjuk tekanan harus diberi tanda strip merah


pada tekanan kerja tertinggi yang diperbolehkan.
23

2. Temuan K3 Mekanik

a. TEMUAN POSITIVE PESAWAT ANGKAT ANGKUT

NO OBJEK POSITIVE DASAR HUKUM DOKUMENTASI SARAN


1 Pesyaratan Pesawat Angkat Permenaker No 8 Tahun 2020 Sudah baik
Pengoperasian Angkut sudah Pasal 5 (3) dan
Pesawat memenuhi Pemakaian atau pengoperasian Pertahankan
Angkat pesyaratan Pesawat Angkat,
Angkut ( Pengoperasian Pesawat Angkut, dan Alat
forklift, crane, Pesawat Alat Bantu Angkat dan Angkut
hoist, Angkut sebagaimana dimaksud
conveyor ) meliputi:
a. pemeriksaan dan pengujian;
b. penyediaan prosedur
pemakaian/pengoperasian;
c. pemakaian atau
pengoperasian sesuai dengan
jenis dan kapasitas.

Genset Penempatan Permenaker No. 38 Tahun Sudah baik


sesuai aturan 2016 Pasal 15 tentang label dan
spesifikasi genset dan SOP Pertahankan
24

Pemakaian genset.
Pemeriksaan PERMENAKERTRANS RI
alat sesuai No. 38 Tahun 2016 Pasal 133
aturan yang berbunyi : Pemeriksaan
berkala sebagaimana dimaksud Sudah baik
dalam pasal 131 huruf b dan
dilakukan secara berkala Pertahankan
paling lama satu tahun sekali.

5 Operator Adanya SIO Sesuai dengan Permenaker Sudah baik


untuk semua No.05 Men 1985 Pasal 4 : dan
operator forklift, Setiap pesawat angkat dan Pertahankan
crane angkut harus dilayani oleh
operator yang mempunyai
kemampuan dan telah
memiliki ketrampilan khusus
tentang Pesawat Angkat dan
Angkut

Sesuai dengan Permenaker


No 8 Tahun 2020
Pasal 153 :
Operator forklift/lifttruck, rack
25

stackers, reach stackers,


telehandler kelas II
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 152 ayat (1) huruf a
harus memenuhi persyaratan:
Operator forklift/lifttruck, rack
stackers, reach stackers,
telehandler kelas II
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 152 ayat (1) huruf a
harus memenuhi persyaratan:
a. berpendidikan paling rendah
SMP atau sederajat; b.
berpengalaman paling singkat
1 (satu) tahun membantu
pelayanan di bidangnya; - 75 -
c. sehat untuk bekerja menurut
keterangan dokter; d. berusia
paling rendah 19 (sembilan
belas) tahun; e. memiliki
sertifikat kompetensi di
bidangnya; dan f. memiliki
Lisensi K3.
26

Pasal 16 dan 17 mengenai


spesifikasi dan pelabelan
forklift seperti bahan
pembuatan, nomor seri dan
kapasitas pada forklift
tersebut.

6 Pesawat Sudah adanya SOP / Pelaksanaan Syarat – Sudah baik


Tenaga SOP yang syarat K3 PTP dan
Produksi diketahui oleh PERMENAKERTRANS RI Pertahankan
setiap operator No. 38 Tahun 2016 Pasal 3
Pelaksanaan syarat-syarat K3
Pesawat Tenaga dan Produksi
( SOP) sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 bertujuan :
Melindungi K3 Tenaga kerja
dan orang lain yang berada di
tempat kerja dari potensi
bahaya Pesawat Tenaga dan
Produksi
Menjamin dan memastikan
PTP yang aman dan
27

memberikan keselamatan
dalam pengoperasian, dan
Menciptakan tempat kerja
yang aman dan sehat untuk
meningkatkan produktivitas

- ada SILO Sesuai dengan Permenaker No


- ada lebel 38 Tahun 2016 Pasal 142 (1)
penamaan Surat keterangan sebagaimana Sudah baik
dimaksud dalam Pasal 141 dan
ayat (2) meliputi surat Pertahankan
keterangan memenuhi
persyaratan K3 atau surat
keterangan tidak memenuhi
www.peraturan.go.id 2016,
No.1989 -47- persyaratan K3
tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini. (2) Pesawat
Tenaga dan Produksi yang
mendapatkan surat keterangan
memenuhi persyaratan K3
28

diberikan tanda memenuhi


syarat K3 pada setiap Pesawat
Tenaga dan Produksi. (3)
Tanda memenuhi syarat K3
sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) berupa stiker yang
dibubuhi stempel tercantum
dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak
- pemeliharaan terpisahkan dari Peraturan
peralatan Menteri ini.
masing-masing Sesuai dengan
satu kali PERMENAKERTRANS RI Sudah baik
setahun, untuk No. 38 Tahun 2016 Pasal 133 dan
pemakaian aktif yang berbunyi : Pemeriksaan Pertahankan
dua kali satu berkala sebagaimana dimaksud
tahun dalam pasal 131 huruf b
dilakukan secara berkala
paling lama satu tahun sekali
29

b. TEMUAN NEGATIVE PESAWAT ANGKAT ANGKUT

NO OBJEK NEGATIVE DASAR HUKUM DOKUMENTASI SARAN


1 Forklift Tidak ditemukan UU NO 01 Tahun 1970 BAB Tambahkan safety
safety belt pada VIII. KEWAJIBAN DAN belt pada forklift.
forklift HAK TENAGA KERJA

Tidak adanya Tambahkan tanda


tanda peringatan Permenaker No 8 Tahun 2020 peringatan bahaya
bahaya seperti Pasal 19 tentang Alat Pesawat seperti alarm suara
alarm suara atau Angkat Angkut harus diberi atau lampu
lampu peringatan lampu peringatan dan alarm peringatan
sound.
2 Operator kurangnya UU NO 01 Tahun 1970 BAB Tingkatkan
PAA pemakaian apd VIII. KEWAJIBAN DAN kesadaran akan
pada operator HAK TENAGA KERJA. pentingnya
(wearpack, Pasal 12. Dengan peraturan pemakaian APD
earplug, masker perundangan diatur kewajiban dengan cara rutin
safety, helm dan atau hak tenaga kerja melakukan safety
safety) untuk : a. Memberikan talk bila perlu setiap
keterangan yang benar bila hari sebelum
diminta oleh pegawai melakukan pekerjaan
pengawas dan atau ahli
30

keselamatan kerja; b.
Memakai ... PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA -
10 - b. Memakai alat-alat
perlindungan diri yang
diwajibkan; c. Memenuhi dan
mentaati semua syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan; d.
Meminta pada pengurus agar
dilaksanakan semua syarat
keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan; e.
Menyatakan keberatan kerja
pada pekerjaan di mana syarat
keselamatan dan kesehatan
kerja serta alat-alat
perlindungan diri yang
diwajibkan diragukan olehnya
kecuali dalam hal-hal khusus
ditentukan lain oleh pegawai
pengawas dalam batas-batas
yang masih dapat
31

dipertanggung-jawabkan.

3 Pesawat - safety sign -UU NO 01 Tahun 1970 BAB


Tenaga kurang di bagian VIII. KEWAJIBAN DAN
Produksi memasukkan HAK TENAGA KERJA.
besi / peringatan Pasal 12. Dengan peraturan
bahaya/awas perundangan diatur kewajiban
kejepit dsb dan atau hak tenaga kerja
untuk : a. Memberikan
- ada tenaga keterangan yang benar bila
kerja di atas diminta oleh pegawai
mesin CNC pengawas dan atau ahli
cutting saat keselamatan kerja; b.
beroprasi Memakai ... PRESIDEN Tingkatkan
REPUBLIK INDONESIA - kesadaran akan
10 - b. Memakai alat-alat pentingnya
- kurangnya perlindungan diri yang pemakaian APD
pemakaian apd diwajibkan; c. Memenuhi dan dengan cara rutin
pada operator mentaati semua syarat-syarat melakukan safety
(wearpack, keselamatan dan kesehatan talk bila perlu setiap
earplug, masker kerja yang diwajibkan; d. hari sebelum
32

safety, helm Meminta pada pengurus agar melakukan pekerjaan


safety) dilaksanakan semua syarat
keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan; e.
Menyatakan keberatan kerja
pada pekerjaan di mana syarat
keselamatan dan kesehatan
kerja serta alat-alat
perlindungan diri yang
diwajibkan diragukan olehnya
kecuali dalam hal-hal khusus
ditentukan lain oleh pegawai
pengawas dalam batas-batas
yang masih dapat
dipertanggung-jawabkan.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sebagian besar pelaksanaan K3 pesawat uap dan bejana tekan di PT Kunango
Jantan sudah cukup baik dan sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan yang
berlaku dari aspek Penerapan K3 PUBT seperti perijinan Operator, perijinan bejana
tekan, pemeliharaan, APD dan APK. Bahan yang digunkan untuk bejana, alat
pengaman pada bejana, saluran pipa pembuangan, alat anti guling, pewarnaan pada
bejana, sarana kebakaran, tanda bahaya, pembatasan lokasi kerja, kontruksi lantai,
peletakan bejana tekan, pelindungan bejana tekan dan tanda bahaya pada bejana
tekan. Meskipun masih ada sedikit kekurangan pada Safty Sign dan Safty Device,
penggunaan APD yang benar dan kondisi penempatan PUBT yang masih belum
optimal.
Sebagian besar pelaksanaa K3 PAA (pesawat angkat dan angkut) di PT
Kunango Jantan juga telah dilaksanakan dengan baik sesuai peraturan yang berlaku
baik pada persyaratan Pengoperasian pesawat aangkat - angkut, Operator, Perizinan,
Penyediaan Safety Sign dan Safety Device. Meskipun masih ada kekurangan
kelengkapan alat pengaman seperti pada forklift dan genset, serta kesadaran pada
penggunaan APD pada para tenaga kerja.

2. Saran
Adapun Saran yang dapat di sampaikan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesadaran Tenaga Kerja untuk menggunakan APD yang baik dan
benar
2. Sebaiknya alat berat memiliki teknisi khusus dibidangnya
3. Meningkatan alat pengaman pada forklift
4. Meningkatkan perawatan khusus bejana tekan
5. Meningkatkan perlengkapan k3 seperty safety sign dan safety device yang masih
kurang di lingkungan kerja
6. Memperbaruhi atau mengganti label penamaan yang sudah rusak atau pudar pada
peralatan di lokasi kerja.

33
DAFTAR PUSTAKA

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN, PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN


KESELAMATAN KERJA.
HIMPUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA 2020

Anda mungkin juga menyukai