Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT. PT GRAHA SARANA DUTA (TELKOM PROPERTY) BIDANG K3


KONSTRUKSI BANGUNAN, K3 INSTALASI LISTRIK DAN K3
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE 64

KELOMPOK II

1. RIZKI KURNIAWAN
2. M. IMAM GHIFARY
3. HARIS HAMONANGAN SIBURIAN
4. ANOM ATIKASURI

PENYELENGGARA
PT. AZTA PPRIMA INDONESIA
MEDAN, 16 DESEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala
nikmat dan hidayahnyalah kita biasa melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) ahli K3
umum di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk melalui virtual/ vidio mengingat dan
menimbang dalam keadaan wabah covid 19 kita tidak bisa melakukan kunjungan
langsung ke PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk/ PT Telkom Property yang bergerak
dalam bidang komunikasi berlokasi di Jl. Jendral Sudirman no 199, Sumahilang, kota
Pekanbaru. Laporan kunjungan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu
persyaratan untuk mendapatkan sertifikat ahli K3 umum yang diadakan oleh PT.
Azta Prima Indonesia yang bekerjasama dengan Kementerian Tenaga Kerja
Republik Indonesia. Pada tanggal 30 November- 14 Desember 2020. Laporan praktek
kerja lapangan ini berisi tentang bidang k3 konstruksi bangunan, k3 instalasi listrik dan
k3 penanggulangan kebakaran.

Akhirnya tidak lupa kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu dalam proses
pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) terutama anggota kelompok 2
angkatan 45 yang telah menyelesaikan pembagian tugas dalam proses pembutan laporan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini. Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan
yang harus diperbaiki dalam laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun guna kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan PKL ini
dapat bermanfaat bagi siapapun yang membutuhkan, dan memberikan kontribusi dalam
kemajuan bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Aminn.

Hormat Kami

Kelompok II

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. 1


KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang........................................................................................... 4
1.2. Maksud dan Tujuan ................................................................................... 5
1.3. Ruang Lingkup .......................................................................................... 5
BAB II KODISI PERUSAHAAN .......................................................................... 7
2.1. Gambaran Umum Perusahaan ................................................................... 7
BAB III ABALISIS ................................................................................................ 10
A. Temuan Positif Konstruksi Bangunan ....................................................... 10
B. Temuan Negatif Konstruksi Bangunan ..................................................... 10
C. Temuan Positif K3 Listrik ........................................................................ 11
D. Temuan Negatif K3 Listrk......................................................................... 13
E. Temuan Positif Bidang Kebakaran ............................................................ 15
F. Temuan Negatif Bidang Kebakaran .......................................................... 17
BAB IV PENUTUP ................................................................................................ 19
A. Kesimpulan ................................................................................................ 19
B. Saran .......................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 21

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laporan kunjungan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu
persyaratan untuk mendapatkan sertifikat ahli K3 umum yang diadakan oleh PT.
Azta Prima Indonesia yang bekerjasama dengan Kementerian Tenaga Kerja
Republik Indonesia. Pada tanggal 14 Desember 2020. Praktek Kerja Lapangan ini
dilakukan di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Perusahaan ini bergerak dalam bidang
komunikasi berlokasi di Jl. Jendral Sudirman no 199, Sumahilang, Kec. Pekanbaru kota,
kota Pekanbaru. Berdasarkan undang- undang No 1tahun 1970 tempat kerja adalah tiap
ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja
bekerja , atau sering di masuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan dimana terdapat
sumber atau sumber-sumber bahaya. Berdasarkan Per 01/MEN/1981 penyakit akibat
kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
Maka adanya upaya mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
diminimalisir, agar tidak menyebabkan kerugian dan cidera baik ringan, berat bahkan
kematian, atau terhentinya proses kerja dan kerusakan peralatan. SMK3 (Sistem
Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) bertujuan menciptakan sistem
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen,
tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien, dan produktif.

1.2. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dibuatnya laporan ini adalah:
1. Menerapkan ilmu secara teori yang telah didapat selama kegiatan pembinaan
Calon Ahli K3 Umum di PT. Azta Prima Indonesia.
2. Mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 di lapangan
khususnya pada bidang konstruksi bangunan, bidang listrik dan penanggulangan
kebakaran.
3. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta calon ahli K3 umum.
4. Peserta calon ahli K3 umum dapat mengidentifikasi, menganalisa, dan
memberikan saran atau rekomendasi yang bersifat membangun

4
Tujuan dibuat laporan ini:
1. Untuk mengetahui K3 konstruksi bangunan, K3 bidang listrik dan K3
penanggulangan kebakaran. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk/ PT Telkom
Property yang bergerak dalam bidang komunikasi berlokasi di Jl. Jendral
Sudirman no 199, Sumahilang, Kec Pekanbaru kota.
2. Untuk mengetahui penerapan Sistem Manajemen K3 di PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kerja praktek lapangan yang dilaksanakan oleh kelompok ini adalah
sebagai berikut:
1. K3 Bidang Kontruksi Bangun
2. K3 Instalasi Listrik
3. K3 Penaggulangan Kebakaran

A. Dasar hukum

1. Dasar hukum Dasar hukum yang dijadikan pedoman secara umum pada
pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut:
a) UUD 1945 pasal 27
b) UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja c. UU No. 13 tahun 2003
tentang ketenagakerjaan.
2. Dasar hukum K3 bidang kontruksi bangunan yang dijadikan pedoman dalam
pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut:
a) Peraturan mentri tenaga kerja dan transmigrasi no PER 01/MEN/1980
tentang K3 pada kontruksi bangunan.
b) Keputusan bersama mentri tenaga kerja dan mentri pekerjaan umum No:
KEP.174/MEN/86, No: 104/KPTS/1986 Tentang K3 pada tempat kegiatan
kontruksi
c) Keputusan direktur jenderal pembinaan pengawasan ketenagakerjaan No:
KEP 20/DJPPK/VI/2004 tentang kertifikasi kompetensi K3 bidang
konsreuksi bangunan.
d) Keputusan direktur jenderal pembinaan pengawasan ketenagakerjaan No.
Kep. 74/PPK/XII/2013 tentang lisensi K3 bidang supervisi perancah.

5
3. Dasar hukum K3 bidang listrik yang dijadikan pedoman dalam pembuatan
laporan ini adalah sebagai berikut:
a) Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.02/MEN/1989 tentang
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
b) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di tempat kerja.
c) Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan No: Kep.311/BW/2002 tentang Sertifikat
Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik.
d) Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI-04-0225-2000 mengenai
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja
e) Peraturan menteri Tenaga Kerja No. 12 Tahun 2015 Tentang
Keselamatan Dan Kesehatan kerja listrik di tempat kerja.
f) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 33 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas
Perturan Meneteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik Di Tempat Kerja.
4. Dasar hukum K3 bidang penanggulangan kebakaran yang dijadikan pedoman
dalam pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut:
a) Peraturan Menteri tenaga kerja dan transmigrasi No: Per-04/MEN/1980
tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan
b) Peraturan Menteri tenaga kerja No: Per/02/MEN/1983 tentang instalasi alarm
kebakaran otomatik.
c) Instruksi mentri tenaga kerja No: Inst. Menaker 11/1997 tentang
pengawas khusus K3 penanggulangan kebakaran.
d) Keputusan Menteri tenaga kerja R.I No: Kep-186/MEN/1999 tentang unit
penagulagan kebakaran ditempat kerja.

6
Bab II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Perusahaan


Perusahaan Telekomunikasi sudah ada sejak masa Hindia Belanda dan yang
menyelenggarakan adalah pihak swasta. Sedangkan perusahaan Telekomunikasi
Indonesia (PT. TELKOM) sendiri juga termasuk bagian dari perusaahaan tersebut
yang mempunyai bentuk badan usaha Post-en Telegraaflent dengan Staats blaad
No.52 tahun 1884. Dan sejak tahun 1905 perusahaan Telekomunikasi sudah
berjumlah 38 peusahaan. Namun setelah itu pemerintah Hindia Belanda mengambil
alih perusahaan tersebut yang berdasar kepada Staatsblaad tahun 1906. Dan sejak itu
berdirilah Post, Telegrf en Telefoon Dients (PTTDients) dan perusahaan ini
ditetapkan sebagai Perusahaan Negara berdasar Staats blaad No.419 tahun 1927
tentang Indonesia Bedrijven Weet (I.B.W UndangUndang Perusahaan Negara).
Perusahaan PT tersebut bertahan sampai adanya Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perpu) No.19 tahun 1960 oleh Pemerintah Republik Indonesia,
tentang adanya persyaratan suatu Perusahaan Negara (PN). Tetapi pada tahun 1961
menurut Peraturan Pemerintah No.240 bahwa Perusahaan Negara dilebur menjadi
Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi yang dimuat dalam pasal 2 I.B. 2
Namun pada tahun 1965 pmemerintah membagi perusahaan Pos dan
Telekomunikasi menjadi dua bagian yang berdiri sendiri yaitu Perusahaan Pos dan
Giro (PN. Pos dan Giro) serta Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN.
Telekomunikasi) yang sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah No.30 tahun 1965.
Dan perusahaan tersebut berkembang menjadi Perusahaan Umum (Perum). Dalam
Peraturan Pemerintah No.36 tahun 1974 dinyatakan bahwa Perum Telekomunikasi
sebagai penyelenggara jasa Telekomunikasi untuk umum baik Telekomunikasi
dalam negeri maupun luar negeri.
Kantor PT. Telkom Indonesia untuk wilayah kota Pekanbaru, Riau ini melayani
berbagai keperluan pelanggan telkom terhadap produk produk telkom. Beberapa
layanan yang tersedia yaitu pengajuan jaringan internet telkom, telkom indie home,
jaringan tv kabel dan pemasangan jaringan telepon. Kantor ini memilki 500
karyawan yang terbagi dari 3 gedung, satu gedung utama yang berketinggian 10
lantai dan baru beroperasi sejak tahun 2016.

7
E. Temuan

Temuan Positif dan Negatif dalam K3 Konstruksi Bangunan


a) Temuan positif yang terdapat pada lokasi kerja di bidang konstruksi
bangunan
1) Terdapat Gondola yang digunakan untuk merawat gedung disertai
dengan operator yang memiliki lisensi gondola.
b) Temuan negatif yang terdapat pada lokasi kerja di bidang konstruksi
bangunan
1) Kabel pada alat perbaikan (gondola) tertumpuk dan berpotensi korslet
2) Penutup grounding rusak

Temuan Positif dan Negatif dalam K3 Listrik


a) Temuan positif yang terdapat pada lokasi kerja di bidang K3 listrik:
1) Terdapat Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko (IBPR) pada
instalasi listrik.
2) Terdapat Isolasi Listrik yang baik.
3) Lift terbagi menjadi 2 jenis, lift penumpang dan lift barang, masing-
masing dilengkapi dengan IBPR dan ceklis rutin harian.
4) Tercantum SOP pada instalasi listrik dan terdapat tanda bahaya agar tetap
berhati-hati.
5) Pemberian IBPR disetiap instalasi listrik Lift.
6) Terdapat Penyalur petir di atas gedung dengan radius 90 derajat,
dilakukan pengecekkan 1 bulan sekali.
7) Terdapat Grounding 4 titik yang terbuat dari kawat tembaga yang
ditanam sedalam 15-20 meter.
8) Perhatikan grounding masuk batas aman <0,2 ohm, sehingga panel listrik,
trafo, kubikel, beroprasi dengan baik.
9) Perusahaan tersebut sudah memiliki teknisi lift, k3 listrik. Dikarenakan
memiliki tegangan yangtinggi sehingga memerlukan tenisi tersebut.
10) Pengujuin atau menginfeksi rutin baik dilakukan bulanan atau mingguan
dengan jangka 2 kali dalam sebulan untuk 1 lift.
b) Temuan negatif yang terdapat pada lokasi kerja di bidang K3 listrik:

8
1) Terdapat kabel listrik yang berantakan pada Gondola dan pada gondola
kabel yang amat berantakan dan membahayakan pengoprasi.
2) Isolasi lantai tidak dilakukan/ Seharusnya lantai diberi matras agar lebih
aman untuk petugas.
3) Penutup grounding perlu perhatian untuk diperbaiki sehingga tidak ada
terjadi kecelakaan pada petugas.
4) Terlihat pada kabel eacu yang berantakan.
5) Pencahayaan ruang power lift kurang terang, sehingga mengganggu
proses untuk pemeriksaan.
Temuan Positif dan Negatif dalam K3 penanggulangan kebakaran
a) Temuan positif yang terdapat pada lokasi kerja di bidang K3 penanggulangan
kebakaran:
1) Terdapat 3 APAR pada setiap lantai, dan dilakukan pemerikasaan apar
2) Terdapat sarana proteksi kebakaran aktif berupa hydrant pilar yang
mudah dilihat dan mudah dijangkau dan terdapat ceklist bulanan di
dalam hydrant.
3) Terdapat sarana proteksi kebakaran aktif berupa fire alarm, detector dan
Springkler.

4) Penanggulangan pasif berupa material dan lapisan tahan api dan penahan
Panas.
5) Terdapat 2 exhaust fan yang akan mensupplay udara segar ke ruangan
tangga darurat jika terjadi keadaan darurat seperti kebakaran.
6) Fire dan emergency drill setiap 3 bulan.
7) Terdapat tim pemadam kebakaran yang sudah mengikuti pelatihan
dibuktikan dengan Sertifikat.

b) Temuan negatif yang terdapat pada lokasi kerja di bidang K3 penanggulangan


kebakaran:
1) Ada beberapa tempat yang terdapat APAR tidak diberikan penanda
APAR.
2) Warna dinding klinik sama dengan sign sehingga sign tidak terlihat .
3) Peredam panas di ruangan genset robek atau rusak .

9
BAB III

ANALISA

A. Temuan Positif Kontruksi Bangunan

No Foto Temuan Analisa Saran Dasar Hukum


1 Terdapat gondola Dalam hal Permen No. 05
yang dapat melakukan tahun 1985 pasal
digunakan untuk perawatan 6 tentang
merawat gedung gedung, harus peralatan angkat
dan disertai dilakukan sebaik angkut.
dengan operator mungkin dan
yang memiliki diberikan tanda
lisensi gondola. bahwa sedang
Adanya
perawatan
gedung agar
tidak
terjadinya
kecelakaan disaat
bekerja.

B.Temuan Negatif Kontruksi Bangunan

No Foto Temuan Analisa Saran Dasar Hukum


1 Kabel pada alat Akan lebih baik Per.01/m en/1980
gondola dalam setiap kabel
keadaan dirapikan atau
bertumpuk dan diberi jarak dan
dapat dilapisi dengan
menyebabkan isolasi lakban
terjadinya konslet hitam agar
pada alat terhindar dari
tersebut. terjadinya
konslet.

10
2 Penutup Diperbaiki atau  Per.01
grounding rusak. dibuat baru /men/19 80
Penutup
grounding yang
telah rusak.

C.Temuan Positif K3 Listrik

No Jenis Temuan Analisis Saran Keterangan

1 IBPR Identivikasi Lakukan  PP No 50


Bahaya dan pemerikasaan Tahun 2012
Pengendalian power lift secara pada Pasal
Resiko Pada berkala. 7 mengenai
instalasi listrik. Kebijakan K3.

2 Isolasi yang baik  Peraturan


dan aman Mentri No.
untuk Per. 01 tahun
pengoprasian. 1980 pasal 6
tentang
keselamatan
dan kesehatan
kerja.
3 Terdapat 2 lift. Lebih  Permenaker
Lift barang dan ditingkatkan lagi No. 3 Tahun
lift penumpang, untuk 1999 pasal 3
serta dilengkapi pemeriksaan (1) tentang
IBPR dan Ceklis harian syarat syarat
rutin harian. , tentang kerja
mingguan, lift untuk
atau bulanan pengangkutan
sehingga orang dan
keamanan lift barang
terjamin.  Permenaker
no 12 tahun
2015 pasal
Sembilan
tentang
pemekriksaan
instalasi listrik.
11
12
4 Terdapat SOP
disetiap instalasi
listrik da nada
juga tanda
bertekanan
tinggi agar
lebih berhati
hati.

5 Pemberian IBPR Petugas instalasi  UU No 1 tahun


disetiap instalasi listrik haru 1970 pasal 3
listrik Lift selalu (1) huruf q.
memperhatikan  Permenaker no
IBPR yang 2 tahun 2015
telah pasal 9 tentang
terpasang. pemer tentang
instalasi listrik.
6 Terdapat Pemeriksaan  Permenaker no
penangkal petir penangkal petir 2 tahun 1989
dirustop seharuskan tentang
prusahaan dilakukan secara penyalur petir
dengan radius rutin.  Puil 2000
90 drajat,  Permenaker no
pemeriksaan 31 tahun 2015.
dilakukan 1
bulan sekali
7 Grounding 4 Penutup  Permenaker no
titik yang grounding perlu 2 tentang
terbuat dari masa perbaikan. instalasi
tembaga, npenyalur
kedalaman petir.
kisaran 14-20
meter

8 Pengoprasian Perhatikan Tingkatkan  Permenaker no


peralatan/instalasi grounding masuk pemeriksaan 31 tahun 2015
batas aman secara rutin. tentang k3
<0,2 ohm, listrik.
sehingga
panel listrik,
trafo, kubikel,
beroprasi
dengan baik.

13
9 Anggota k3 listrik, k3 Perusahaan Tingkatkan  Permenaker no
listrik, teknis lift, AK3U. tersebut sudah pemeriksaan 12 tahun 2015
memiliki teknisi rutin dan juga jo kep 47.
lift, k3 listrik. teknisi harus PPKgK3VIII/2015
Dikarenakan memiliki AK3 listrik.
memiliki sertifikan k3 lift
tegangan agar lebih
yangtinggi mengerti
sehingga tentang lift
memerlukan
tenisi tersebut.
10 Inspeksi secara berkala Pengujuin atau Tingkatkan  UU No
menginfeksi pemeriksaan 1 tahun1970
rutin baik secara  Kepmen 407
dilakukan bersekala. tahun1999
bulanan atau  Permenaker no
mingguan 31 tahun 2015
dengan jangka 2  Permenaker no
kali dalam 12/men//2015
sebulan untuk tentang k3
1 listrik.
lift

D. Temuan Negatif K3 Lisatrik

No Fot Temuan Analisis Saran Keteranagan


1 Terlihat pada Tingkatkan Peraturan mentri
gondola kabel kerapian 5R, agar no per. 01 tahun
yang amat lebih nyaman 1980 pasal 6
berantakan dan untuk tentang
membahayakan pengoprasi. keselamatan dan
pengoprasi. kesehatan kerja.

14
2 Seharusnya lantai Seharusnya PUIL 2000
diberi matras lantai diberi potensi bahaya
agar lebih aman matras agar sentuhan
lebih
untuk petugas. aman dan langsung dan
nyaman tidak tidak langsung.
kemungkinan
terjadi hal hal yg
tidak diinginkan.

3 Penutup Tingkatkan permenaker no.


grounding perlu keselamatan 2 tahun 1989
perhatian untuk dengan cara tentang instalasi
diperbaiki memperbaiki nya penyalur petir.
sehingga tidak
ada terjadi
kecelakaan pada
petugas

4 Terlihat pada Tingkatkan Permenaker no


1
kabel eacu yang kerapian dalam tahun 1989.
berantakan. pemasangan
kabel dan
pelindung kabel.

5 Pencahayaan Seharusnya Permenaker no


ruang power lift diberi lampu 35 tahun 2015
agar
kurang terang, terlihat mana syarat k3 lift
sehingga yang kurang untuk orang dan
mengganggu spesifik barang.
proses untuk
pemeriksaan

15
E. Temuan Positif K3 Penanggulanagn Kebakaran

No Foto Temuan Analisa Saran Dasar Hukum


1. Terdapat 3 APAR  Permen Per
pada setiap lantai, dan 04/ Men/1980
dilakukan
pemerikasaan apar

Terdapat sarana
proteksi kebakaran
aktif berupa hydrant
Dilakukan
pilar yang mudah
 Peraturan
dilihat dan mudah pengecekan
Mentri
dijangkau dan secara berkala
NOMOR: PER
terdapat ceklist agar dapat
04/MEN/1980
bulanan di dalam digunakan
 Tentang: Syarat
hydrant. pada saat
– Syarat
keadaan
Pemeliharaan
darurat
Alat
Terdapat sarana
Pemadam Api Ringan
proteksi kebakaran
aktif berupa fire
alarm, detector dan
Springkler

 Peraturan
Mentri tenaga
kerja No. 02
tahun 1983

16
2. Penanggulangan pasif  Permen pupr no
berupa material dan 26/prt/2008
lapisan tahan api dan (persyaratan
penahan Panas teknis proteksi
kebakaran dan
Terdapat jalur lingkungan)
evakuasi untuk
keadaan Darurat
 UU no 1
tahun 1970
Pasal 3 ayat 1

Terdapat 2 exhaust fan


yang akan mensupplay
udara segar ke ruangan  KEPMENKES R.I
tangga darurat jika NO 1204/MENK
ES/SK/X/2004
terjadi keadaan darurat
seperti kebakaran

3. . Diharapkan
Fire dan selalu konsisten  menaker r.i no
emergency drill dan peningkatan kep-
setiap 3 bulan dalam 186/men/1999
penerapannya

17
4. Terdapat tim pemadam  Permen Per 04/
kebakaran yang sudah Men/1980
mengikuti pelatihan
dibuktikan dengan
Sertifikat

E. Temuan Negatif K3 Penanggulanagn Kebakaran

No Foto Temuan Analisa Saran Dasar Hukum


1 Ada beberapa Seharusnya  UU
tempat yang diberikan penandaan  no 1 tahun
terdapat APAR pada setiap tempat 1970 pasal 14
tidak diberikan APAR agar APAR huruf b
penanda APAR dapat mudah terlihat
dan mudah
ditemukan

2 Warna dinding Seharusnya dinding  UU no 1 tahun


klinik sama di cat dengan warna 1970 Pasal 14
dengan sign yang berbeda seperti huruf b
sehingga sign warna putih agar
tidak terlihat sign dapat terlihat
dengan jelas

18
3. Peredam panas Seharusnya peredam  Permen pupr
di ruangan panas diperbaiki no 26/prt/2008
genset robek atau diganti dengan (persyaratan
atau rusak bahan yang baru teknis proteksi
kebakaran dan
lingkungan)

19
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. PT. Telekomunikasi Indonesia pada analisis K3 Penaggulangan Bidang

Kontruksi Bangun sebagian besar memiliki temuan positif, namun masih

kabel pada alat gondola dalam keadaan bertumpuk dan dapat menyebabkan

terjadinya konslet pada alat tersebut dan penutup grounding rusak.

2. PT. Telekomunikasi Indonesia pada analisis K3 Penaggulangan Bidang K3

Instalasi Listrik Bangun Sebagian besar memiliki temuan positif, namun

masih terdapat temuan negatif yaitu terdapat kabel listrik yang berantakan

pada gondola, isolasi lantai tidak dilakukan, kabel ACCU ada yang tidak

tercover dengan baik, titik grounding rusak (terbuka), penerangan ruang lift

kurang (redup) dan kurangnya fasilitas.

3. Pada PT. Telekomunikasi Indonesia berdasarkan analisis K3 Penanggulangan

Kebakaran sebagian sudah memiliki temuan positif. Akan tetapi pada temuan

postif bagian team pemadam kebakaran atau organisasi tidak adanya dibentuk

oleh PT.Telekomunikasi Indonesia.

4. Pada PT. Telekomunikasi Indonesia berdasarkan analisis K3 Penanggulangan

Kebakaran pada bagian negatif yaitu bagian APAR masih kurangnya

memberikan penanda adanya APAR , untuk warna APAR dengan bagunan

klinik mempunyai warna yang sama pada sign APAR sehingga sulit untuk

dilihat, tidak adanyan perbaikan terhadap ruangan peredam panas yang sudah

robek dan pecah.

20
4.2. Saran

1. Berdasarkan hasil praktik kerja lapangan diperoleh temuan-temuan baik positif

maupun negatif, maka saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

2. Untuk temuan positif harus tetap di pertahankan dan ditingkatkan agar menjadi

lebih baik lagi

3. Untuk mengantisipasi terjadinya faktor risiko penyebab kecelakaan kerja maka

perlu untuk lebih banyak dilakukan sosialisasi dan pengarahan melalui safety

meeting yang diikuti oleh semua pihak supaya lebih memperhatikan

keselamatan kerja.

4. Pemeriksaan dan inspeksi terhadap material dan peralatan yang akan digunakan

(terutama bidang kontruksi bangunan, kelistrikan dan penanggulangan

kebakaran) perlu dilaksanakan dengan teliti agar tidak menimbulkan potensi

terjadinya kecelakaan kerja saat digunakan misalnya pemeriksaan terhadap

penerangan, tata letak, panjang dan cover pada kabel,

mengajukan/mengupayakan adanya isolasi lantai, perbaikan penutup lubang

grounding, memperbaiki pelapis tahan panas dan peredam suara, serta memeriksa

kelengkapan sign APAR secara rutin.

5. Untuk mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan bebas dari potensi bahaya

kecelakaan kerja, maka perlu dilakukan upaya budaya kerja yang tertib serta

pengawasan yang tinggi terhadap potensi bahaya kecelakaan kerja, khususnya

pada daerah/proses pelaksanaan pekerjaan yang telah diidentifikasi memiliki

potensi bahaya dengan tingkat risiko yang tinggi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. 2017. Modul Pembinaan Calon Ahli


Kesehatan dan Keselamatan Kerja Umum (AK3U). Jakarta : Direktorat Pengawasan
Norma K3.

Kementrian Ketenagakerjaan Republik Indonesia.2017. Himpunan Peraturan Perundang-


undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Diktorat Pengawasan Norma
K3.

21

Anda mungkin juga menyukai