KELOMPOK II
1. RIZKI KURNIAWAN
2. M. IMAM GHIFARY
3. HARIS HAMONANGAN SIBURIAN
4. ANOM ATIKASURI
PENYELENGGARA
PT. AZTA PPRIMA INDONESIA
MEDAN, 16 DESEMBER 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala
nikmat dan hidayahnyalah kita biasa melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) ahli K3
umum di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk melalui virtual/ vidio mengingat dan
menimbang dalam keadaan wabah covid 19 kita tidak bisa melakukan kunjungan
langsung ke PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk/ PT Telkom Property yang bergerak
dalam bidang komunikasi berlokasi di Jl. Jendral Sudirman no 199, Sumahilang, kota
Pekanbaru. Laporan kunjungan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu
persyaratan untuk mendapatkan sertifikat ahli K3 umum yang diadakan oleh PT.
Azta Prima Indonesia yang bekerjasama dengan Kementerian Tenaga Kerja
Republik Indonesia. Pada tanggal 30 November- 14 Desember 2020. Laporan praktek
kerja lapangan ini berisi tentang bidang k3 konstruksi bangunan, k3 instalasi listrik dan
k3 penanggulangan kebakaran.
Akhirnya tidak lupa kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu dalam proses
pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) terutama anggota kelompok 2
angkatan 45 yang telah menyelesaikan pembagian tugas dalam proses pembutan laporan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini. Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan
yang harus diperbaiki dalam laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun guna kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan PKL ini
dapat bermanfaat bagi siapapun yang membutuhkan, dan memberikan kontribusi dalam
kemajuan bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Aminn.
Hormat Kami
Kelompok II
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Laporan kunjungan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu
persyaratan untuk mendapatkan sertifikat ahli K3 umum yang diadakan oleh PT.
Azta Prima Indonesia yang bekerjasama dengan Kementerian Tenaga Kerja
Republik Indonesia. Pada tanggal 14 Desember 2020. Praktek Kerja Lapangan ini
dilakukan di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Perusahaan ini bergerak dalam bidang
komunikasi berlokasi di Jl. Jendral Sudirman no 199, Sumahilang, Kec. Pekanbaru kota,
kota Pekanbaru. Berdasarkan undang- undang No 1tahun 1970 tempat kerja adalah tiap
ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja
bekerja , atau sering di masuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan dimana terdapat
sumber atau sumber-sumber bahaya. Berdasarkan Per 01/MEN/1981 penyakit akibat
kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
Maka adanya upaya mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
diminimalisir, agar tidak menyebabkan kerugian dan cidera baik ringan, berat bahkan
kematian, atau terhentinya proses kerja dan kerusakan peralatan. SMK3 (Sistem
Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) bertujuan menciptakan sistem
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen,
tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien, dan produktif.
4
Tujuan dibuat laporan ini:
1. Untuk mengetahui K3 konstruksi bangunan, K3 bidang listrik dan K3
penanggulangan kebakaran. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk/ PT Telkom
Property yang bergerak dalam bidang komunikasi berlokasi di Jl. Jendral
Sudirman no 199, Sumahilang, Kec Pekanbaru kota.
2. Untuk mengetahui penerapan Sistem Manajemen K3 di PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kerja praktek lapangan yang dilaksanakan oleh kelompok ini adalah
sebagai berikut:
1. K3 Bidang Kontruksi Bangun
2. K3 Instalasi Listrik
3. K3 Penaggulangan Kebakaran
A. Dasar hukum
1. Dasar hukum Dasar hukum yang dijadikan pedoman secara umum pada
pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut:
a) UUD 1945 pasal 27
b) UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja c. UU No. 13 tahun 2003
tentang ketenagakerjaan.
2. Dasar hukum K3 bidang kontruksi bangunan yang dijadikan pedoman dalam
pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut:
a) Peraturan mentri tenaga kerja dan transmigrasi no PER 01/MEN/1980
tentang K3 pada kontruksi bangunan.
b) Keputusan bersama mentri tenaga kerja dan mentri pekerjaan umum No:
KEP.174/MEN/86, No: 104/KPTS/1986 Tentang K3 pada tempat kegiatan
kontruksi
c) Keputusan direktur jenderal pembinaan pengawasan ketenagakerjaan No:
KEP 20/DJPPK/VI/2004 tentang kertifikasi kompetensi K3 bidang
konsreuksi bangunan.
d) Keputusan direktur jenderal pembinaan pengawasan ketenagakerjaan No.
Kep. 74/PPK/XII/2013 tentang lisensi K3 bidang supervisi perancah.
5
3. Dasar hukum K3 bidang listrik yang dijadikan pedoman dalam pembuatan
laporan ini adalah sebagai berikut:
a) Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.02/MEN/1989 tentang
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
b) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di tempat kerja.
c) Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan No: Kep.311/BW/2002 tentang Sertifikat
Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik.
d) Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI-04-0225-2000 mengenai
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja
e) Peraturan menteri Tenaga Kerja No. 12 Tahun 2015 Tentang
Keselamatan Dan Kesehatan kerja listrik di tempat kerja.
f) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 33 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas
Perturan Meneteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik Di Tempat Kerja.
4. Dasar hukum K3 bidang penanggulangan kebakaran yang dijadikan pedoman
dalam pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut:
a) Peraturan Menteri tenaga kerja dan transmigrasi No: Per-04/MEN/1980
tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan
b) Peraturan Menteri tenaga kerja No: Per/02/MEN/1983 tentang instalasi alarm
kebakaran otomatik.
c) Instruksi mentri tenaga kerja No: Inst. Menaker 11/1997 tentang
pengawas khusus K3 penanggulangan kebakaran.
d) Keputusan Menteri tenaga kerja R.I No: Kep-186/MEN/1999 tentang unit
penagulagan kebakaran ditempat kerja.
6
Bab II
KONDISI PERUSAHAAN
7
E. Temuan
8
1) Terdapat kabel listrik yang berantakan pada Gondola dan pada gondola
kabel yang amat berantakan dan membahayakan pengoprasi.
2) Isolasi lantai tidak dilakukan/ Seharusnya lantai diberi matras agar lebih
aman untuk petugas.
3) Penutup grounding perlu perhatian untuk diperbaiki sehingga tidak ada
terjadi kecelakaan pada petugas.
4) Terlihat pada kabel eacu yang berantakan.
5) Pencahayaan ruang power lift kurang terang, sehingga mengganggu
proses untuk pemeriksaan.
Temuan Positif dan Negatif dalam K3 penanggulangan kebakaran
a) Temuan positif yang terdapat pada lokasi kerja di bidang K3 penanggulangan
kebakaran:
1) Terdapat 3 APAR pada setiap lantai, dan dilakukan pemerikasaan apar
2) Terdapat sarana proteksi kebakaran aktif berupa hydrant pilar yang
mudah dilihat dan mudah dijangkau dan terdapat ceklist bulanan di
dalam hydrant.
3) Terdapat sarana proteksi kebakaran aktif berupa fire alarm, detector dan
Springkler.
4) Penanggulangan pasif berupa material dan lapisan tahan api dan penahan
Panas.
5) Terdapat 2 exhaust fan yang akan mensupplay udara segar ke ruangan
tangga darurat jika terjadi keadaan darurat seperti kebakaran.
6) Fire dan emergency drill setiap 3 bulan.
7) Terdapat tim pemadam kebakaran yang sudah mengikuti pelatihan
dibuktikan dengan Sertifikat.
9
BAB III
ANALISA
10
2 Penutup Diperbaiki atau Per.01
grounding rusak. dibuat baru /men/19 80
Penutup
grounding yang
telah rusak.
13
9 Anggota k3 listrik, k3 Perusahaan Tingkatkan Permenaker no
listrik, teknis lift, AK3U. tersebut sudah pemeriksaan 12 tahun 2015
memiliki teknisi rutin dan juga jo kep 47.
lift, k3 listrik. teknisi harus PPKgK3VIII/2015
Dikarenakan memiliki AK3 listrik.
memiliki sertifikan k3 lift
tegangan agar lebih
yangtinggi mengerti
sehingga tentang lift
memerlukan
tenisi tersebut.
10 Inspeksi secara berkala Pengujuin atau Tingkatkan UU No
menginfeksi pemeriksaan 1 tahun1970
rutin baik secara Kepmen 407
dilakukan bersekala. tahun1999
bulanan atau Permenaker no
mingguan 31 tahun 2015
dengan jangka 2 Permenaker no
kali dalam 12/men//2015
sebulan untuk tentang k3
1 listrik.
lift
14
2 Seharusnya lantai Seharusnya PUIL 2000
diberi matras lantai diberi potensi bahaya
agar lebih aman matras agar sentuhan
lebih
untuk petugas. aman dan langsung dan
nyaman tidak tidak langsung.
kemungkinan
terjadi hal hal yg
tidak diinginkan.
15
E. Temuan Positif K3 Penanggulanagn Kebakaran
Terdapat sarana
proteksi kebakaran
aktif berupa hydrant
Dilakukan
pilar yang mudah
Peraturan
dilihat dan mudah pengecekan
Mentri
dijangkau dan secara berkala
NOMOR: PER
terdapat ceklist agar dapat
04/MEN/1980
bulanan di dalam digunakan
Tentang: Syarat
hydrant. pada saat
– Syarat
keadaan
Pemeliharaan
darurat
Alat
Terdapat sarana
Pemadam Api Ringan
proteksi kebakaran
aktif berupa fire
alarm, detector dan
Springkler
Peraturan
Mentri tenaga
kerja No. 02
tahun 1983
16
2. Penanggulangan pasif Permen pupr no
berupa material dan 26/prt/2008
lapisan tahan api dan (persyaratan
penahan Panas teknis proteksi
kebakaran dan
Terdapat jalur lingkungan)
evakuasi untuk
keadaan Darurat
UU no 1
tahun 1970
Pasal 3 ayat 1
3. . Diharapkan
Fire dan selalu konsisten menaker r.i no
emergency drill dan peningkatan kep-
setiap 3 bulan dalam 186/men/1999
penerapannya
17
4. Terdapat tim pemadam Permen Per 04/
kebakaran yang sudah Men/1980
mengikuti pelatihan
dibuktikan dengan
Sertifikat
18
3. Peredam panas Seharusnya peredam Permen pupr
di ruangan panas diperbaiki no 26/prt/2008
genset robek atau diganti dengan (persyaratan
atau rusak bahan yang baru teknis proteksi
kebakaran dan
lingkungan)
19
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
kabel pada alat gondola dalam keadaan bertumpuk dan dapat menyebabkan
masih terdapat temuan negatif yaitu terdapat kabel listrik yang berantakan
pada gondola, isolasi lantai tidak dilakukan, kabel ACCU ada yang tidak
tercover dengan baik, titik grounding rusak (terbuka), penerangan ruang lift
Kebakaran sebagian sudah memiliki temuan positif. Akan tetapi pada temuan
postif bagian team pemadam kebakaran atau organisasi tidak adanya dibentuk
klinik mempunyai warna yang sama pada sign APAR sehingga sulit untuk
dilihat, tidak adanyan perbaikan terhadap ruangan peredam panas yang sudah
20
4.2. Saran
2. Untuk temuan positif harus tetap di pertahankan dan ditingkatkan agar menjadi
perlu untuk lebih banyak dilakukan sosialisasi dan pengarahan melalui safety
keselamatan kerja.
4. Pemeriksaan dan inspeksi terhadap material dan peralatan yang akan digunakan
grounding, memperbaiki pelapis tahan panas dan peredam suara, serta memeriksa
5. Untuk mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan bebas dari potensi bahaya
kecelakaan kerja, maka perlu dilakukan upaya budaya kerja yang tertib serta
21
DAFTAR PUSTAKA
21