Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)


PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

PENGAWASAN K3 BIDANG KONSTRUKSI, ISTALASI LISTRIK DAN


PENANGGULANGAN KEBAKARAN
DI
PT. SARANA ALLOY CASTING
Jl. Raya Curug – Kosambi No. 38 Cimahi, Kec. Klari, Kab. Karawang Jawa Barat 41371

PEMBINAAN CALON AK3 UMUM


ANGKATAN KE : II

KELOMPOK : II

1. SUPARWANTO (KETUA)
2. FAHMI FS
3. RIKI
4. TEGUH
5. SUKARMAN
6. NONI
7. FAISAL

PT. SURYA GEMILANG TRIDAYA


AGUSTUS 2019

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan tentang
“Pengawasan K3 bidang Konstruksi Bagunan, Instalasi listrik dan Penanggulangan
Kebakaran” Laporan ini disusun sebagai salah satu bukti telah melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) dengan baik.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
1. Kementerian Ketenagakerjaan sebagai pembina Ahli K3 umum
2. PT. Surya Safety dan Trainers Management Indonesia sebagai penyelenggara
pembinaan Ahli K3 Umum.
3. PT. Sarana Alloy Casting sebagai tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL)
4. Bapak/ibu instruktur yang telah memberikan pengarahan materi.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari pihak
pengawas guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik  di
masa yang akan datang.

Karawang, 7 Agustus 2019

Kelompok II
Team Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belang................................................................................. 1
B. Maksud & Tujuan........................................................................ 1
C. Ruang Lingkup............................................................................. 2
D. Dasar Hukum............................................................................... 2
BAB II. KONDISI PERUSAHAAN.................................................................. 4
A. Gambaran Umum Tempat Kerja................................................. 4
B. Stuktur Organisasi....................................................................... 4
C. Alur Proses Produksi.................................................................... 5
D. Temuan........................................................................................ 5
BAB III. ANALISA....................................................................................... 7
A. Analisa Temuan Positif................................................................ 7
B. Analisa Temuan Negatif............................................................... 8
BAB IV . PENUTUP..................................................................................... 11
A. Kesimpulan.................................................................................. 11
B. Saran............................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan wawasan dan pengetahuan calon Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Umum (Ahli K3 Umum) maka dilaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) sebagai satu materi dalam pembinaan, melalui PKL ini calon Ahli K3
Umum dapat berlatih menjalankan kewajiban dan kewenangannya sesuai dengan
keputusan penunjukan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-02/MEN/1992
tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pasal 9 dan pasal 10. Dengan melakukan PKL calon Ahli K3 Umum
dapat mempraktekkan dan membandingkan antara ilmu pengetahuan/teori K3 yang
telah diperoleh selama pelatihan dengan praktek khususnya dalam bidang kesehatan
kerja dan lingkungan kerja.
Pemerintah Indonesia sebagai anggota dari Organissi Perburuhan Internasional
atau lebih dikenal dengan International Labour Organization (ILO) telah mengeluarkan
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja sebagai dasar Hukum
bagi pelaksanaan perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja, yang
menjelaskan hak dan kewajiban pekerja juga perusahaan yang memperkerjakannya.
Dengan dikeluarkannya peraturan perundang-undangan di atas beserta aturan-aturan
pelaksana lainnya, maka tidak ada alasan bagi perusahaan untuk tidak
memberlakukan norma-norma keselamatan dan kesehatan kerja dalam ruang lingkup
area kerjanya.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud dilakukannya Praktek Kerja Lapangan ini adalah melakukan identifikasi
dan evaluasi penerapan K3 di PT. Sarana Alloy Casting. sehingga diharapkan dapat
lebih memahami tentang penerapan K3 di tempat kerja masing-masing sesuai dengan
syarat-syarat K3 yang ada dalam Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja.
1
Adapun Tujuan dilakukannya program Praktek Kerja Lapangan, diharapkan Calon
Ahli K3 Umum ini dapat hal-hal sebagai berikut :
 Memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai penerapan K3 di industri.
 Menerapkan ilmu/teori yang didapatkan dalam pelatihan Ahli K3 Umum dengan
cara mengidentifikasi, memeriksa, menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaan
syarat-syarat K3 di industri mengacu terhadap peraturan perundang-undangan
K3 yang berlaku.
 Sebagai perbandingan dalam penerapan syarat – syarat K3 di industri terhadap
kepatuhan peraturan K3 yang diwajibkan.

C. Ruang Lingkup
Adapun Ruang Lingkup dari praktek kerja lapangan (PKL) ini yang dilaksanakan di
PT. Sarana Alloy Casting. Karawang, Jawa Barat pada tanggal 7 Agustus 2019 yang
meliputi:
1. Pengawasan Konstruksi bangunan
2. Pengawasan Instalasi listrik
3. Pengawasan penanggulangan kebakaran

D. Dasar Hukum
Adapun dasar hukum yang digunakan sebagai landasan dalam pembuatan
laporan PKL ini, diantaranya:
a. Konstruksi Bangunan
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Kepdirjen No.20 Tahun 2004 tentang Sertifikasi Kompetensi K3 Bidang
Kontruksi Bangunan.
3. Permennaker No.Per.01/MEN/1980 tentang K3 pada Konstruksi Bangunan
b. Instalasi Listrik
1. UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
3. Permenaker No. 33 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Permenaker No. 12
Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja

2
4. PUIL 2011
5. Kepdirjen Binwasnaker & K3 No. 47 Tahun 2015 Tentang Pembinaan Calon
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bidang Listrik
6. Permen No.12 Tahun 2012 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik
ditempat Kerja.

c. Penanggulangan kebakaran
1. UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Permenakertrans No 4/Men/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR
4. Pemernakertrans No 2/Men/1983 tentang Instalasi Kebakaran Alarm
Automatik
5. Kepmenaker No 186/Men/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja
6. Instruksi Menaker No 11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran

3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja


PT. Sarana Alloy Casting adalah produsen aluminium ingot yang telah
berpengalaman selamalebih dari satu decade mendukung berbagai perusahaan di
industry otomotif nasional
1. Visi & Misi
a. Menjadi Perusahaan Peleburan dan Pemanfaatan Aluminium yang
terkemukaa dan bermutu di Indonesia
b. Menyediakan Tenaga Kerja Yang Berpengalaman dan Bertanggung Jawab di
bidangnya
c. Meningkatkan dan mempertahankan system manajemen mutu yang
berkesinambungan
d. Memenuhi kepuasan pelanggan dari aspek waktu dan mutu
2. Karyawan
Total keseluruhan karyawan 45 orang dengan 42 laki-laki dan 3 perempuan. Hari
kerja PT. Sarana Alloy Casting adalah Senin sampai dengan Jum’at. Dari 45 karyawan,
35 di lapangan dan 10 di office.

B. Struktur Organisasi

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Sarana Alloy Casting

4
C. Alur Proses Produksi

Gambar 2. Alur Proses Produksi

D. Temuan
Dalam kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) yang telah kami lakukan pada
tanggal 7 Agustus 2019, kami menemukan hal positif dan negatif terkait dengan
pelaksaanaan program K3 dan juga beberapa hal yang memerlukan perbaikan lebih
lanjut. Adapun temuan – temuan tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Temuan Positif
1. Sudah Tersedianya APAR di area kerja, tetapi untuk penempatannya masih
belum sesuai
2. Pengawasan Pemeriksaan Tamu dan peraturan area parkir sudah cukup
bagus
3. Terdapat Instruksi Kerja Hampir disetiap masing-masing proses dan alat
4. Sign Penunjut APAR sudah terpasang hampir di semua titik penyimpanan
APAR
5. Jalur Kabel listrik di area office sudah cukup rapih

5
2. Temunan Negatif
1. Jumlah APAR masih belum memenuhi standart, belum ada jalur evakuasi,
Titik Kumpul dan juga belum ada tim tanggap darurat kebakaran
2. Belum ada checklist untuk inspeksi APAR dan bebrapa apar sudah Expired
3. Penyambungan sumber listrik tanpa menggunakan tusuk kontak (steker) &
terdapat bagian yang terkelupas
4. Belum adanya poster peringatan “JANGAN PADAMKAN API LOGAM CAIR
DENGAN AIR” di area tungku
5. Tombol & lampu pada panel litrik di area produksi rusak/hilang
6. Belum tersedianya alarm sensor kebakaran di area produksi dan office
7. Belum tersedianya APAR jenis foam untuk pemadaman api kelas pada area
yang berdekatan dengan tungku

BAB III
6
ANALISA

A. TEMUAN POSITIVE

Peraturan Per
No Foto Lokasi Temuan
Undang-undangan
PERMENAKER No. 4
Tahun 1980 Pasal 4 Ayat
1 setiap satu kelompok
APAR harus
ditempatkan pada posisi
yang mudah diliat
dengan jelas mudah
Sudah Tersedianya APAR di dicapai dan diambil
serta dilengkapi dengan
area kerja, tetapi untuk
1. pemberian tanda
penempatannya masih pemasangan
belum sesuai Pasal 4 Ayat 3 tinggi
pemberian tanda
pemasangan tersebut
Ayat 1 adalah 125 cm
dari dasar lantai tepat
diatas 1 atau kelompok
pemadam api ringan
bersangkutan

Pengawasan Pemeriksaan UU No.1 Tahun 1970


2. Tamu dan Lokasi area parkir tentang Keselamatan
sudah cukup bagus kerja

Undang-undang No 1
tahun 1970 tentang
Terdapat Instruksi Kerja
Keselamatan Kerja
3 Hampir disetiap masing-
PP No. 50 Tahun 2012
masing proses dan alat
Pasal 10 Ayat 4 Huruf
D Instruksi Kerja.
4 Sign Penunjut APAR sudah Permenakertrans
terpasang, namun standar No.04 Tahun 1980
ketinggian belum sesuai Pasal 8 pemasangan
aturan alat pemadam api
ringan harus
sedemikian rupa
sehingga bagian
paling atas

7
(puncaknya) berada
pada ketinggian 1,2 m
dari permukaan lantai
kecuali jenis CO2 dan
tepung kering (dru
chemical) dapat
ditempatkan lebih
rendah dengan syarat,
jarak antara dasar
pemadam api ringan
tidak kurang 15 cm
dari permukaan lantai
5 Jalur Kabel listrik di area Permenaker No.33
office sudah cukup rapih Tahun 2015 tentang
perubahan atas
menteri
ketenagakerjaan
No.12 Tahun 2015
tentang keselamatan
dan kesehatan kerja
Listrik ditempat kerja
UU No.1 Tahun 1970
Pasal 3 Ayat 1 Huruf Q
mencegah terkena
aliran listrik
berbahaya
Permenaker No.12
Tahun 2015 tentang
K3 Listrik ditempat
Kerja Bab III
perencanaan
pemasangan
penggunaan dan
pemeliharaan
Pasal 5 Ayat 1
kegiatan
perencanaan,
pemasangan,
penggunaan,
perubahan dan
pemeliharaan
sebagaimana
dimaksud dalam pasal
4 Ayat 1 Huruf A yang
dilaksanakan pada
kegiatan
pembangkitan,

8
tranmisi, distribusi
dan pemanfaatan
listrik wajib mengacu
pada standar bidang
kelistrikan dan
ketentuan peraturan
perundang undangan
Ayat 3 standar bidang
kelistrikan
sebagaimana
dimaksud pada Ayat 1
meliputi A.standar
nasional Indonesia B.
standar internasional
C. standar nasional
Negara lain yang
ditentukan oleh
pengawas
ketenagakerjaan
spesialis K3 listrik
PUIL atau SNI 0225
2011. 133.3 (2.4.3)
kondisi instalasi
133.31 semua
perlengkapan listrik
harus ditulis
sedemikian sehingga
mampu dengan aman
menahan setres dan
karakteristik kondisi
lingkungan lokasinya
dan yang mungkin
mengenainya namun,
apabila suatu jenis
perlengkapan yang
menurut desainnya
tidak memiliki sifat
yang sesuai dengan
lokasinya,
perlengkapan itu
mungkin bisa
digunakan dengan
syarat dilengkapi
proteksi tambahan
yang memadai
sebagai bagian dari
instalasi listrik yang

9
lengkap.

B. TEMUAN NEGATIVE
Peraturan
Foto Analisa Potensi Saran /
No Temuan Perundang-
(Lokasi) Bahaya Rekomendasi
undangan
1 Jumlah APAR Kebakaran tidak Penambahan UU No.1 Tahun
masih belum segera Jumlah APAR 1970 Pasal 3 huruf
memenuhi dipadamkan, di area kerja, B. mencegah
standart, belum proses evakuasi Penambahan mengurangi
ada jalur terhambat sign jalur memadamkan
evakuasi, Titik evakuasi, dan kebakaran
Kumpul dan juga juga C. mencegah
belum ada tim penentuan mengurangi bahaya
tanggap darurat titik kumpul peledakan dan G.
kebakaran mencegah dan
mengendalikan
timbul atau
menyebar luasnya
suhu, kelembapan
debu, kotoran,
asap, uap, gas,
hembusan angin,
cuaca, sinar atau
radiasi, suara dan
getaran.
Permenakertrans
No.4 Tahun 1980
pasal 4 Ayat 5
penempatan antara
alat pemadam api
yang satu dengan
yang lainnya atau
kelompok satu
dengan yang
lainnya tidak boleh
melebihi 15 m dan
pasal 11 setiap alat
pemadam api
ringan harus
diperiksa 2 (dua)
kali dalam setahun
yaitu A.
pemeriksaan dalam
10
jangka 6 b(enam)
bulan B.
pemeriksaan dalam
jangka 12 (dua
belas) bulan.
Kepmen No.186
tahun 1999 pasal 2
Ayat 2 Huruf
F.memiliki buku
rencana
penanggulangan
keadaan darurat
kebakaran bagi
tempat kerja yang
memperkerjakan >
50 (lima puluh)
tenaga kerja dan
atau tempat kerja
yang berpotensi
dari bahaya
kebakaran sedang
dan berat.
Pasal 3 Ayat 1
dengan
memperhatikan
jumlah tenaga kerja
dan atau klasifikasi
tingkat potensi
kebakaran.
3 Belum ada Kondisi APAR Diadakan UU No 1 Tahun
checklist untuk Kosong, jadwal 1970 Pasal 3 huruf
inspeksi APAR Perlengkapan pengecekan B. mencegah
dan bebrapa aksesoris APAR checklist mengurangi
APAR sudah rusak, Kadaluarsa APAR Setiap 6 memadamkan
Expired Bulan kebakaran
C. mencegah
mengurangi bahaya
peledakan dan G.
mencegah dan
mengendalikan
timbul atau
menyebar luasnya
suhu, kelembapan
debu, kotoran,
asap, uap, gas,
hembusan angin,
cuaca, sinar atau

11
radiasi, suara dan
getaran.
Permenakertrans
No; Per-
04/MEN/1980
pasal 11 setiap alat
pemadam api
ringan harus
diperiksa 2 (dua)
kali dalam setahun
yaitu A.
pemeriksaan dalam
jangka 6 b(enam)
bulan B.
pemeriksaan dalam
jangka 12 (dua
belas) bulan.

4 Penyambungan Konsleting listrik, Inspeksi UU No.1 Tahun


sumber listrik kebakaran dan Peralatan 1970 tentang
tanpa potensi tersengat Listrik Secara Keselamatan Kerja
menggunakan listrik bagi Berkala dan
tusuk kontak operator Menambahka PUIL 2011 No.
(steker) & n Socket 510.4 Tusuk Kontak
terdapat bagian (tusuk kontak) & Kotak Kontak
yang terkelupas dengan
standar SNI
pada pada
setiap kabel
yang akan di
hubungkan ke
stop kontak
5 Belum adanya Terjadinya Di buatkan UU No.1 Tahun
poster / sign kebakaran yang Sign atau 1970 pasal 14 huruf
peringatan lebih hebat pada poster terkait B Memasang dalam
“JANGAN saat terjadi peringatan dalam tempat kerja
PADAMKAN API kebakaran di kebakaran di yang di pimpin nya
LOGAM CAIR area tungku area tungku semua gambar
DENGAN AIR” di keselamatan kerja
area tungku yang di wajibkan
dan semua bahan
pembinaan lain nya
pada tempat-
tempat yang
mudah di lihat dan
trrbaca menurut
petunjuk pegawai

12
pengawas atau ahli
K3
6 Tombol & lampu Tersetrum pada Penambahan UU No 1 tahun
pada panel litrik saat Tombol dan 1970 pasal 3 ayat 1
di area produksi pengoprasian lampu pada huruf q mencegah
rusak/hilang panel, potensi panel listrik terkena aliran listrik
masuknya air yang berbahaya .
pada bagian PERMENAKER No.
dalam panel yang 12 tahun 2015
mengakibatkan pasal 2 pengusaha
konsleting listrik dan / pengurus
wajib
melaksanakan K3
listrik ditempat
kerja
7 Belum Kebakaran di Pemasangan PERMENAKER No.2
tersedianya area office dan Heat / Smoke tahun 1983 pasal 3
alarm sensor produksi yang Detector di ayat 1 detektor
kebakaran di tidak terdeteksi, area office harus dipasang
area produksi terhambatnya dan area pada bagian
maupun office penanggulangan produksi bangunan kecuali
kebakaran apabila bagian
bangunan tersebut
telah dilindungi
dengan system
pemadam
kebakaran
otomatik
8 Belum Penanggulangan Penambahan PERMENAKER No. 4
tersedianya kebakaran di APAR dengan tahun 1980
APAR jenis foam area tungku tipe foam Pasal 4 Ayat 4
untuk kurang optimal sekitar area pemasangan dan
pemadaman api tungku penempatan APAR
kelas D pada harus sesuai
area yang dengan jenis
berdekatan penggolongan
dengan tungku kebakaran
Pasal 2 Ayat 2 huruf
b Jenis Busa

13
BAB IV
PENUTUP

A. K E S I M P U L A N
Secara garis besar kondisi K3 bidang Listrik, Konstruksi dan Penanggulangan
Kebakaran di PT. Sarana Alloy Casting masih perlu ditingkatkan penerapannya
terhadap perundangan dan peraturan yang masih berlaku.
B. S A R A N
1. Besar Harapan kami dari Kelompok II sehubungan dengan hasil Audit / Kunjungan
Observasi dapat dipertimbangkan oleh Manajemen PT. Sarana Alloy Casting
untuk perbaikan kinerja K3 di tempat kerja.
2. Adapun berikut merupakan rangkuman point-point saran dari Kel. II adalah :
 Penambahan Jumlah APAR di area kerja, Penambahan sign jalur evakuasi,
dan juga penentuan titik kumpul
 Diadakan jadwal pengecekan checklist APAR Setiap 6 Bulan
 Inspeksi Peralatan Listrik Secara Berkala dan Menambahkan Socket (tusuk
kontak) dengan standar SNI pada pada setiap kabel yang akan di
hubungkan ke stop kontak
 Di buatkan Sign atau poster terkait peringatan kebakaran di area tungku
 Penambahan Tombol dan lampu pada panel listrik
 Pemasangan Heat / Smoke Detector di area office dan area produksi
 Penambahan APAR dengan tipe foam sekitar area tungku

14

Anda mungkin juga menyukai