Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT. IKI (PERSERO) INDUSTRI KAPAL INDONESIA


BIDANG K3 KONSTRUKSI BANGUNAN, K3 INSTALASI LISTRIK DAN K3
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE 97

KELOMPOK 3
1. Dimas Tafia Mahkota
2. Anita Tomalepu
3. Syamsul Ma’arif
4. Sapra Minanga
5. Baso Nurwinsa
6. Dian Riswanto

PENYELENGGARA
PT. INDOTAMA JASA SERTIFIKASI
Makassar, 05 – 17 Desember 2022

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ i


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2. Maksud dan Tujuan ....................................................................................... 1
1.3. Ruang Lingkup .............................................................................................. 2
1.4. Dasar Hukum ................................................................................................ 2
BAB II KONDISI PERUSAHAAN ............................................................................... 4
2.1. Gambaran Umum Tempat Kerja ................................................................... 4
2.1.1. Sejarah Singkat ...................................................................................... 4
2.1.2. Sarana Pokok dan Fasilitas Penunjang .................................................. 5
2.1.3. Struktur Organisasi ................................................................................. 7
2.1.4. Jumlah Tenaga Kerja ............................................................................. 7
2.1.5. Visi dan Misi ........................................................................................... 8
2.2. Temuan ......................................................................................................... 8
2.2.1. Temuan Positif........................................................................................ 8
2.2.2. Temuan Negatif ...................................................................................... 8
BAB III ANALISA ..................................................................................................... 10
3.1. Analisa dan Temuan Positif......................................................................... 10
3.2. Analisa dan Temuan Negatif ....................................................................... 18
BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 28
4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 28
4.2 Saran........................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 30

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai suatu rangkaian kegiatan dalam


pelatihan dan Pembinaan Calon Ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Umum, dimaksudkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan peserta
pelatihan sehingga peserta tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis, tetapi
juga memiliki pengetahuan lapangan yang merupakan implementasi teori
tersebut secara langsung.

Pada kegiatan PKL ini, peserta pelatihan berkesempatan untuk


berkunjung ke PT. Industri Kapal Indonesia (PT. IKI) untuk melihat secara
langsung penerapan K3 secara umum di perusahaan, dan lebih khusus K3 di
bidang konstruksi bangunan, instalasi listrik dan penanggulangan kebakaran.
Secara singkat, PT. IKI (Persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang berdiri pada tahun 1962 di Makassar, Sulawesi Selatan, yang
bergerak di bidang reparasi dan produksi kapal baru.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam laporan ini akan


dijelaskan analisa hasil temuan-temuan penerapan K3 konstruksi bangunan,
instalasi listrik, dan penanggulangan kebakaran di perusahaan, kemudian
membandingkannya dengan peraturan perundang-undangan, peraturan
Menteri Tenaga Kerja maupun regulasi lain.

1.2. Maksud dan Tujuan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) Pelatihan dan Pembinaan Calon Ahli K3


Umum ini dimaksudkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan peserta
pelatihan sehingga peserta tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis, tetapi
juga memiliki pengetahuan lapangan yang merupakan implementasi teori
tersebut secara langsung. Adapun tujuan penulisan laporan PKL ini adalah
untuk mengetahui penerapan peraturan dan norma K3 di perusahaan yang

1
dikunjungi (PT. IKI (Persero)), dalam lingkup K3 konstruksi, instalasi listrik &
penanggulangan kebakaran

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pengamatan Kelompok III sebagai berikut :

1. Pengamatan dan Penerapan K3 Konstruksi


2. Pengamatan dan Penerapan K3 Instalasi Listrik
3. Pengamatan dan Penerapan K3 Penanggulangan Kebakaran

1.4. Dasar Hukum

Dasar Hukum sebagai berikut :

1. Dasar Hukum (Umum)


a. Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
2. Dasar Hukum K3 Konstruksi Bangunan
a. Undang-Undang No. 2 Tahun 2003 Tentang Jasa Konstruksi
b. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
c. Permenakertrans No. PER.01/MEN/1980 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan
d. Kep. Dirjen Panwasnaker No. KEP.20/DJPPK/VI/2004 Tentang
Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang
Konstruksi Bangunan
e. Permenaker RI No.9 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Dalam Pekerjaan Pada Ketinggian
3. Dasar Hukum K3 Instalasi Listrik
a. Permenaker No. 12 tahun 2015 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Listrik Di Tempat Kerja
b. Undang – Undang No. 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan
c. Permenaker RI No. 31 tahun 2015 dan Permenaker RI No.
PER.02/MEN/1989 Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
d. Permenaker RI No. 6 tahun 2017 Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Elevator dan Eskalator

2
e. Kep. Dirjen Panwasnaker dan K3 No. KEP.48/PPK&K3/VIII/2015
Tentang Pembinaan Teknisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Listrik
f. Kep. Dirjen Panwasnaker dan K3 No. KEP.47/PPK&K3/VIII/2015
Tentang Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Bidang Listrik
g. Kep. Dirjen Panwasnaker No. KEP.89/PPK/XII/2012 Tentang
Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Spesialis Listrik
4. Dasar Hukum K3 Penanggulangan Kebakaran
a. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. 186 Tahun
1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
b. Permenakertrans RI No. PER.04/MEN/1980 Tentang Syarat-
Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
c. Instruksi Menaker RI No. INS 11/M/BW/1997 Tentang Pengawasan
Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
d. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 Tentang
Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 2 tahun 1983 Tentang Instalasi
Alarm Kebakaran Automatik

3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Tempat Kerja


2.1.1. Sejarah Singkat
PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) atau PT. IKI adalah
sebuah Badan usaha milik negara yang berdiri pada tahun 1962 di
Makassar, Sulawesi selatan. Pada awal berdirinya, PT. Industri Kapal
Indonesia (Persero) dibangun dengan dua proyek pembangunan
galangan kapal, masing-masing proyek galangan kapal Paotere dan
proyek galangan kapal Tallo. Proyek galangan kapal Paotere pada
waktu itu dibangun oleh Departemen Perindustrian
Dasar/Pertambangan, yang dimaksudkan untuk membuat kapal-kapal
baja yang mempunyai kapasitas 2500 ton, sedangkan proyek galangan
kapal Tallo pada waktu itu dibangun oleh Departemen Urusan Veteran
yang dimaksudkan untuk membuat kapal-kapal kayu berkapasitas 300
ton yang dilengkapi dengan Slip Way dan fasilitas peluncuran dengan
panjang 45 meter dan daya angkat 500 ton.
Pertengahan tahun 1963, aktivitas kedua proyek tersebut
masing-masing meliputi pekerjaan dasar dikarenakan peralatan belum
dimiliki oleh galangan kapal Paotere, sedangkan galangan kapal Tallo
hanya memiliki mesin dan perkakas yang didatangkan dari polandia.
Dengan adanya keterbatasan dana pada tahun 1963 maka pemerintah
memutuskan untuk menggabungkan kedua proyek tersebut dibawah
pembinaan Departemen Perindustrian Dasar/ Pertambangan, dan
melakukan perubahan nama menjadi Proyek Galangan Kapal
Makassar dengan surat keputusan Presiden Kepres N0. 225/1963 dan
dinyatakan sebagai proyek vital dalam industri perkapalan Indonesia.
Dengan terjadinya penggabungan tersebut maka terjadi pula beberapa
perubahan yang meliputi : (1) Lokasi Eks galangan kapal Tallo pindah
dan dibangun bersebelahan dengan galangan kapal Paotere; (2)
Mengadakan redesigning sesuai dengan biaya yang ada dan rencana
pemasarannya serta menitik beratkan penyelesaian proyek tahap I
4
dengan sasaran utama mereparasi dan melakukan pemeliharaan kapal
yang berkapasitas sampai 500 ton; (3) Menunda pembangunan
galangan kapal Paotere dan akan dilakukan pada pembangunan tahap
II dengan target rencana perluasan wilayah.
Setelah berjalan selama tujuh tahun setelah penggabungan,
pada tanggal 30 Maret 1970, penyelesaian dan pemakaian galangan
kapal tahap I diresmikan oleh Sekjen Departemen Perindustrian
Indonesia. Semenjak tahun 1970-1977 galangan kapal Makassar
masih berstatus sebagai proyek. Pada tanggal 29 Oktober 1977 status
galangan kapal berubah menjadi Perseroan terbatas dengan nama PT.
Industri Kapal Indonesia -disingkat PT. IKI- dan kantor pusat bertempat
di Makassar, dengan unit-unit produksi yang meliputi: (a) Unit dock dan
galangan kapal di Padang; (b) Unit dock dan galangan kapal di Gresik;
(c) Unit dock dan galangan kapal Makassar di Makassar; (d) Unit dock
dan galangan kapal Bitung di Bitung. Sejalan dengan perubahan
manajemen yang ada, maka galangan kapal Padang dan Gresik dijual
ke PT. Kodja Jakarta, hal tersebut membawa pengaruh terhadap
produksi dan unit usaha, sehingga unit produksi yang dimiliki sampai
pada tahun 1994 hanya: (a) Dock dan galangan kapal Makassar di
Makassar; (b) Dock dan galangan kapal Bitung di Bitung. Sedangkan
unit usaha yang dimiliki yaitu (1) Unit usaha Jakarta; dan (2) Unit
usaha dan perdagangan di Makassar.

2.1.2. Sarana Pokok dan Fasilitas Penunjang


a. Sarana Pokok
1. Tempat membangun dan mereparasi kapal yang terdiri dari dua
unit mesin Side Track untuk menarik (parker) kapal dari arah
timur ke barat.
2. Alat peluncuran (slip way) horizontal dan miring.
3. Panjang perairan 796 meter dan panjang dermaga 196 meter.
4. Sarana bengkel, gudang plat, bengkel mesin, pipa, kayu, ruang
kompresor, Mouldloft, Crane.
5. Graving dock.
6. Kantor.
5
b. Prasarana dan Fasilitas.
1. Luas wilayah dan kedalaman perairan.
a. Luas galangan : 317.000 m2
b. Kedalaman perairan : 7 - 8 meter
2. Prasarana produksi.
a. Slip Way : 1 buah
b. Side Track : 4 buah
c. Graving Dock : 4 buah
d. Mobile Crane : 6 buah
3. Bengkel mekanik (workshop)
a. Mesin bubut
b. Mesin gerinda
c. Mesin bor
d. Mesin gergaji
e. Mesin frals
f. Mesin las
4. Bengkel Konstruksi
a. Tabung las dan kelengkapannya
b. Peralatan las listrik
c. Water test pump
5. Bengkel Pertukangan Kayu
a. Mesin ketan
b. Mesin bor
c. Gergaji listrik
d. Gergaji tangan
e. Pahat
f. Palu
6. Peralatan Pada Bengkel Plat
a. Mesin gunting plat
b. Mesin roll plat
c. Peralatan las listrik
d. Mesin bending
e. Mesin bor
f. Mesin gerinda
6
g. Crane.
7. Alat transportasi
a. Kapal pandu
b. Forklift
c. Mobile Crane
8. Alat Angkat
a. Overhead Crane
b. Tower Crane
9. Fasilitas
a. Air bersih
b. Listrik
10. Pergudangan

2.1.3. Struktur Organisasi

2.1.4. Jumlah Tenaga Kerja


Jumlah Tenaga Kerja di PT. IKI (Persero) sebanyak 201 orang.

7
2.1.5. Visi dan Misi
a. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan galangan kapal dan Engineering yang kuat
dan berdaya saing tinggi.
b. Misi Perusahaan
Selalu meningkatkan kualitas yang terbaik berdasar pada
pelayanan yang tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya serta
mengutamakan kepuasan pelanggan untuk peningkatan nilai
perusahaan.
2.2. Temuan
2.2.1. Temuan Positif
a. Tersedianya perancah yang memadai untuk pekerjaan konstruksi
pekerjaan kapal dan reparasi kapal
b. Adanya instalasi penyaluran petir untuk crane-crane berukuran
tinggi
c. Adanya safety sign di tiap panel listrik untuk mengingatkan bahaya
tersengat listrik bertegangan tinggi
d. Panel-panel listrik tertutup dengan baik untuk mencegah korsleting
dan sengatan listrik pada pekerja.
e. Tersedianya petunjuk penggunaan Alat Pemadam Api Ringan
(APAR).
f. Tersedianya jalur evakuasi jika terjadi bencana, misalnya
kebakaran.
g.

2.2.2. Temuan Negatif


a. Bekerja pada ketinggian tanpa mengunakan perancah maupun
safety body harness
b. Penumpukan material, tidak teraturnya penyimpanan bahan & alat-
alat kerja, serta tempat kerja yang tidak tertata rapi
c. Tidak adanya Ahli K3 Listrik untuk mengawasi genset perusahaan
yang berkapasitas > 200 kVA
d. Adanya panel-panel listrik yang terbuka sehingga rawan korsleting
dan apabila tersentuh akan menimbulkan bahaya kejut
8
e. Adanya kabel-kabel listrik yang berada di atas genangan air
sehingga rawan korsleting dan membahayakan para pekerja
f. APAR yang terpasang dalam kondisi cacat
g. Tidak dicantumkannya tanggal, bulan, dan tahun pemeriksaan
APAR di tabung APAR
h. Tidak adanya selang air di tempat penyimpan selang untuk sarana
penanggulangan kebakaran.

9
BAB III
ANALISA

3.1. Analisa dan Temuan Positif


No. Foto Lokasi Analisis Saran Dasar Hukum

Ruang Lingkup K3 Konstruksi

-Tetap -Permenakertrans No.1 thn


-Lokasi fabrikasi kondisi
1. PT. IKI
dipertahankan 1980
baik dan memiliki pintu
area luas untuk -Pasal 5 ayat 1
masuk dan pintu keluar
memasukan, Disetiap tempat kerja harus
yang luas.
menempatkan, dilengkapi dengan sarana
-Area memiliki ventilasi
mengeluarkan dan untuk keperluan keluar masuk
dan pencahayaan yang
memanuver dengan aman
cukup
material. Dan ayat 3 : Semua tempat
kerja harus mempunyai
ventilasi yg cukup sehingga
dpt mengurangi bhya debu,
uap dan bahaya lainnya
-Permenakertrans No.1 Tahun
1980 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Pada

10
Konstruksi Bangunan Pasal 6
tentang „‟ Kebersihan dan
kerapian di tempat kerja harus
dijaga sehingga
bahan-bahan yang berserakan,
bahan-bahan bangunan,
peralatan dan alat-alat kerja
tidak merintangi dan
menimbulkan kecelakaan kerja.

11
Memiliki Area Parkir Agar tetap -Permenaker no. 1 Tahun 1980
kendaraan pada memlihara Pasal 5 ayat 1 : Disetiap tempat
PT. IKI
setiap Gedung lahan parkir dan kerja harus dilengkapi dengan
memperhatikan sarana untuk keperluan keluar
rambu petunjuk masuk dengan aman
dan garis marka
agar kerapian
parkir tetap
terjaga.

Ruang Lingkup K3 Instalasi Listrik

Adanya penyalur petir Lakukan - Permenaker RI No.02 ahun


yang terpasang di maintenance 1989 Tentang Pengawasan
bagian atas crane secara periodik Instalasi Penyalur Petir
untuk mencegah dan dilakukan riksa Pasal 9 Ayat 1 (a),
2. PT. IKI
bahaya sambaran uji sesuai dengan “Bangunan yang terpencil
petir yang dapat ketentuan pada atau tinggi dan lebih tinggi
mengancam regulasi dari pada bangunan
keselamatan operator sekitarnya seperti: menara,

12
dan mencegah cerobong, silo, antena
kerusakan asset pemancar, monumen dan
perusahaan lain-lain”

- Peraturan Menaker Nomor


31 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan
Menteri Tenaga Kerja
Nomor Per.02/men/1989
Tentang Pengawasan
Instalasi Penyalur Petir
Pasal 49A, “Pembuatan,
pemasangan, dan/atau
perubahan instalasi
penyalur petir harus
dilakukan pemeriksaan dan
pengujian oleh Pengawas
ketenagakerjaan Spesialis
K3 Listrik dan/atau Ahli K3
Bidang Listrik.”

13
- UU No. 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
Pasal 3 Ayat 1 (q) dan 14
(b).
Adanya safety sign di Safety sign di Pasal 3 (q) : “Mencegah
3. PT. IKI tiap panel listrik untuk tiap panel terkena aliran listrik yang
mengingatkan sebaiknya berbahaya.”
bahaya tersengat ditambahkan Pasal 14 (b) : “Memasang
listrik bertegangan tentang bahaya dalam tempat kerja yang
tinggi radiasi dipimpinnya, semua gambar
gelombang listrik keselamatan kerja yang
dan gelombang diwajibkan dan semua
magnet bahan pembinaan lainnya,
pada tempat – tempat
yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.”

- Permenaker RI No. 12
tahun 2015 Tentang
Keselamatan dan

14
Kesehatan Kerja Listrik di
Tempat Kerja Pasal 3 (a),
“Melindungi keselamatan
dan Kesehatan tenaga kerja
dan orang lain yang berada
di dalam lingkungan tempat
kerja dari potensi bahaya
listrik."

- UU No. 1 tahun 1970


Tentang Keselamatan Kerja
Pasal 3 Ayat 1 (q) :
Panel – panel listrik Harus “Mencegah terkena aliran
dalam kondisi diberlakukan listrik yang berbahaya.”
tertutup serta untuk panel-
dilengkapi indikator panel lain yang - Permenaker RI No. 12
4. PT.IKI
sehingga dapat ada di PT. IKI Tahun 2015 Tentang
mencegah terjadinya dan selalu Keselamatan dan
sengatan listrik pada melakukan Kesehatan Kerja Listrik di
pekerja pengawasan Tempat Kerja Pasal 3 (b) :
pada panel- “Menciptakan instalasi listrik
panel listrik yang aman, handal dan
yang ada. memberikan keselamatan

15
bangunan beserta isinya.”

Ruang Lingkup K3 Kebakaran

- UU No. 1 Tahun 1970


Tentang Keselamatan Kerja
Disarankan Pasal 3 Ayat 1 (b), :
PT. IKI Terpasangnya
untuk memasang “Mencegah, mengurangi
1. petunjuk penggunaan
poster yang lebih dan memadamkan
APAR di dekat lokasi
besar dan tidak kebakaran.”
pemasangan APAR
mudah luntur
tentang petunjuk - Permenakertrans RI No. 4
pemakaian Tahun 1980 Tentang Syarat
APAR – Syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan Pasal
14 „‟Petunjuk cara-cara
pemakaian alat pemadam
api ringan harus dapat
dibaca dengan jelas.”

16
- UU No.1 Tahun 1970
Tentang Keselamatan Kerja
Pasal 3 Ayat 1 (d) :
“Memberi kesempatan atau
Adanya 2 (dua) titik Safety sign untuk jalan menyelamatkan diri
PT. IKI kumpul yang berada jalur evakuasi pada waktu kebakaran atau
di dalam workshop sebaiknya kejadian – kejadian lain
PT. IKI (Persero) ditambah
2. yang berbahaya.”
untuk evakuasi jika sehingga jalur
terjadi keadaan evakuasi lebih - Peraturan Menteri
darurat mudah diketahui Pekerjaan Umum dan
pekerja maupun Perumahan Rakyat No.
pengunjung 26/PRT/M/2008 Tentang
Persyaratan Teknis Sistem
Proteksi Kebakaran Pada
Bangunan Gedung dan
Lingkungan Pasal 1 Ayat 4 :
“Sarana penyelamatan
adalah sarana yang
dipersiapkan untuk
dipergunakan oleh penghuni
maupun petugas pemadam

17
kebakaran dalam upaya
penyelamatan jiwa manusia
maupun harta benda bila
terjadi kebakaran pada
suatu bangunan gedung
dan lingkungan.
-

18
3.2. Analisa dan Temuan Negatif
No. Foto Lokasi Analisis Saran Dasar Hukum

Ruang Lingkup K3 Konstruksi

- UU No.1 Tahun 1970


Tentang Keselamatan Kerja
Pasal 3 Ayat 1 (p) :
“Mengamankan dan
Penyortiran memperlancar pekerjaan
Penumpukan
untuk material bongkar-muat, perlakuan
material dan tidak
yg sudah tak dan penyimpanan barang.”
tertatanya alat kerja
terpakai dan
menyebabkan
PT. IKI menempatkan/m - Peraturan Menteri Tenaga
1. penurunan
enata kembali Kerja dan Transmigrasi
produktivitas kerja
material tsb No.1 Tahun 1980 Tentang
dan meningkatkan
pada tempat yg Keselamatan dan
resiko kecelakaan
aman. Kesehatan Kerja Pada
kerja
Konstruksi Bangunan Pasal
6 tentang „‟ Kebersihan dan
kerapian di tempat kerja
harus dijaga sehingga
bahan-bahan yang

19
berserakan, bahan-bahan
bangunan peralatan dan
alat-alat kerja tidak
merintangi atau
menimbulkan kecelakaan
kerja‟‟.
-Sebaiknya bekerja -Permenaker No. 9 thn 2016
-Bekerja di ketinggian
menggunakan Pasal 1 ayat 1-9
tidak menggunakan
perancah/scaffoldi Pasal 31 tentang pengusaha
lantai kerja yang
ng yg sesuaikan dan/ pengurus wajib
aman dan pengaman
dgn elevasi menyediakan tenaga kerja yang
dari jatuh.
pekerjaan disertai :
-Tidak ada pagar pengaman a. Kompeten, dan
pegawasan K3 terkait dan menggunakan b. Berwenang di bidang K3
2. PT. IKI
working at height safety body dalam pekerjaan ketinggian
harness. Pasal 32, 33, dan juga 35
-Harus ada
pengawasan dari
tenaga Ahli K3
-Tenaga kerja
harus berlisensi

20
-Sebaiknya -UU No.1 Tahun 1970
-Tidak ada
perancah/scaffold Pasal 2 ayat 2 huruf i
kelengkapan pada
ing harus -Pemenaker No.9 Tahun 2016
perancah/scaffolding,
melewati tahap Pasal 1 ayat 1-8
seperti Jack base,
inspeksi dari Pasal 2
PT. IKI akses tangga,
personil yg -Pasal 15 ayat 1 : Pengusaha
Catwalk, toeboard,
memiliki lisensi dan/ pengurus wajib
pipa support, maupun
sebelum memastikan pekerjaan pada
tagging inspeksi/color
dinyatakan layak ketinggian yg menggunakan
code.
untuk digunakan perancah dan/ tangga
memenuhi syarat K3
Ayat 2 : Persyaratan K3
perancah dan/ tanga
sebagaimana dimaksud pd ayat
(1) mengacu pd ketentuan
perundang-undangan.

21
Ruang Lingkup K3 Listrik

- UU No.1 Tahun 1970


Tentang Keselamatan
Kerja Pasal 3 Ayat 1 (q) :
“Mencegah terkena aliran
listrik yang berbahaya.”

Tidak adanya Ahli K3


- Permenaker RI No. 12
Listrik untuk
Tahun 2015 Tentang
mengawasi Recruitment Ahli
1. PT. IKI Keselamatan dan Kesehatan
pembangkit listrik K3 Listrik
Kerja Listrik di Tempat Kerja
dengan kapasitas
Pasal 7 :
>200 KVA
“Untuk perusahaan yang
memiliki pembangkitan listrik
lebih dari 200 (dua ratus) kilo
Volt-Ampere wajib mempunyai
Ahli K3 Bidang Listrik”

22
- UU No.1 Tahun 1970
Tentang Keselamatan Kerja
Pasal 3 Ayat 1 (q) :
“Mencegah terkena aliran
listrik yang berbahaya.”

- Permenaker RI No. 12
Dapat segera
Potensi timbulnya Tahun 2015 Tentang
diperbaiki dan
2. PT. IKI hubungan arus Keselamatan dan
dilakukan
pendek dan terbakar Kesehatan Kerja Listrik di
penggantian
Tempat Kerja Pasal 3 (b)
:“Menciptakan instalasi
listrik yang aman, handal
dan memberikan
keselamatan bangunan
beserta isinya.”

23
- Permenaker RI No. 12
Tahun 2015 Tentang
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik di
Tempat Kerja Pasal 3 (b) :
PT. IKI Adanya kabel-kabel Sebaiknya
“Menciptakan instalasi listrik
listrik yang berada di dipindahkan ke
yang aman, handal dan
atas genangan air tempat yang
kering dan lebih memberikan keselamatan
sehingga rawan
bangunan beserta isinya.”
korsleting dan aman atau
membahayakan para membuat jalur
3. pekerja air atau saluran - PUIL 2011 (Persyaratan

air agar tidak Umum Listrik 2011) Bagian

ada air 134.1.1.4 MOD (2.5.3.1)

menggenang di dan Bagian 134.1.1.6 MOD

area tsb. (2.5.3.3).


Bagian 134.1.1.4 MOD
(2.5.3.1) :
Jika tidak ada ketentuan
lain, perlengkapan listrik
tidak boleh ditempatkan di:
daerah lembab atau basah;
ruang yang mengandung

24
gas, uap, debu, cairan, atau
zat lain yang dapat
merusakkan perlengkapan
listrik; dan ruang yang
suhunya melampaui batas
normal (lihat Bagian 8).

Bagian 134.1.1.5 MOD


(2.5.3.2) : “Selama masa
pembangunan,
perlengkapan listrik yang
hanya boleh dipasang di
ruang kering harus
dilindungi terhadap cuaca
untuk mencegah
perlengkapan tersebut
mengalami kerusakan yang
permanen (lihat Bagian 8).”

25
Ruang Lingkup K3 Kebakaran

- UU No.1 Tahun 1970


Tentang Keselamatan Kerja
Pasal 3 Ayat 1 (b) :

Segera “Mencegah, mengurangi


Memasang APAR
dilakukan dan memadamkan
yang cacat
maintenan kebakaran.”
(sudah tidak
memiliki pressure e atau
pergantian - Permenakertrans RI No. 4
gauge)
APAR yang Tahun 1980 Tentang Syarat
1. PT. IKI – Syarat Pemasangan dan
cacat atau
berpotensi Pemeliharaan Alat

terjadinya Pemadam Api Ringan Pasal

malfungtion 5 tentang „‟Dilarang


memasang dan
menggunakan alat
pemadam api ringan yang
didapati sudah berlubang-
lubang atau cacat karena
karat‟‟

26
Tidak Tiap APAR yang

dicantumkannya terpasang dalam Permenaker No.4 Tahun 1980

tanggal, bulan, dan perusahaan Pasal 22 ayat 7 tentang

tahun pemeriksaan sebaiknya di „‟Tanggal, bulan dan tahun


2. PT. IKI
APAR di masing- berikan tanggal, pengisian harus dicatat pada

masing tabung APAR bulan dan tahun badan alat pemadam api
pemeriksaan dan ringan tersebut.‟‟
pengisian

Kepmenaker RI No. 186 tahun


1999 Tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran
Tidak adanya selang di Tempat Kerja,
Pengadaan
air di tempat
selang Ps. 2 ayat (1), “Pengurus
penyimpan selang
Pemadam atau Perusahaan wajib
3. PT. IKI untuk sarana
mencegah, mengurangi dan
penanggulangan Perbaikan Kotak
memadamkan kebakaran...”
kebakaran. Selang
Pemadam Ps. 2 ayat (2) huruf b,
“Kewajiban mencegah,
mengurangi dan
memadamkan kebakaran di
tempat kerja meliputi : ...
penyedian sarana deteksi,
27
alarm, memadamkan
kebakaran dan sarana
evakuasi”

Belum dibentuknya Membentuk Unit UU No. 1 Tahun 1970 tentang


Unit Penanggulangan Keselamatan Kerja Ps. 3
Penanggulangan Kebakaran. PT. mengenai syarat-syarat K3
Kebakaran sehingga IKI (Persero) Angka (1) huruf b, “mencegah,
masalah yang masuk dalam mengurangi & memadamkan
meliputi kegiatan klasifikasi tingkat kebakaran”
administrasi, resiko bahaya
Kepmenaker RI No. 186 tahun
identifikasi sumber- kebakaran
1999 Tentang Unit
sumber bahaya, sedang III.
4 PT. IKI Penanggulangan Kebakaran
pemeriksaan, Dengan jumlah
di Tempat Kerja,
pemeliharaan, dan tenaga kerja
perbaikan sistem >200 orang, maka Ps. 2 ayat (1), “Pengurus
proteksi kebakaran sesuai ketentuan atau Perusahaan wajib
belum tertangani untuk mencegah, mengurangi dan
dengan baik. Terkait memadamkan kebakaran...”
komposisi unit
penanggulangan
Ps. 2 angka 2d, “Kewajiban
kebakaran di PT. IKI
mencegah, mengurangi dan
(Persero), maka
memadamkan kebakaran di
yang bertanggung

28
jawab adalah Ahli K3 penanggulangan tempat kerja meliputi : ...
umum di perusahaan kebakarannya pembentukan unit
yang berjumlah 8 adalah 36 penanggulangan kebakaran di
orang, dengan Pemimpin tempat kerja”
komposisi 7 orang Petugas Peran
Ahli K3 Umum dan 1 Kebakaran; 8
orang Ahli K3 Regu
Lingkungan Penanggulangan
Kebakaran; 3
Koordinator Unit
Penanggulangan
Kebakaran; 1
Ahli K3 Spesialis
Penanggulangan
Kebakaran

29
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil observasi pada saat Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.
IKI (Persero) antara lain sebagai berikut :

1. PT. IKI (Persero) telah memiliki kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) serta telah menerapkan :
a. K3 Konstruksi dengan tersedianya perancah namun kurang memadai
untuk pekerjaan konstruksi ataupun pekerjaan kapal dan reparasi kapal.
b. K3 Instalasi listrik berupa adanya instalasi penyaluran petir untuk crane-
crane berukuran tinggi, adanya safety sign di tiap panel listrik walaupun
tidak semua panel listrik namun sudah mewakilkan sebagian besar panel
listrik untuk mengingatkan bahaya arus listrik bertegangan tinggi, tetapi
sebagian besar panel-panel listrik tidak dalam keadaan tertutup dengan
baik untuk mencegah gangguan eksternal pada instalasi dan paparan
langsung pada pekerja.
c. K3 Penanggulangan Kebakaran berupa tersedianya petunjuk penggunaan
Alat Pemadam Api Ringan (APAR); Namun banyak APAR yang sudah
tidak laik pakai, dan kurang jelasnya jalur evakuasi jika terjadi bencana,
misalnya kebakaran.

2. Budaya K3 belum cukup kuat dilihat dari kurangnya kesadaran para pekerja
untuk mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) di area workshop serta tidak
menerapkan Budaya Kerja 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin).
3. Terdapat beberapa temuan yang bersifat negatif yang kurang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan terkait bidang K3 Konstruksi Bangunan, K3
Penanggulangan Kebakaran dan K3 Instalasi Listrik. Oleh karena itu perlu
adanya evaluasi agar kedepannya pelaksanaan dan penerapan K3 dapat
meningkat serta menjamin dan melindungi tenaga kerja dari potensi
kecelakaan kerja.

30
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat dipertimbangkan oleh PT. IKI (Persero) untuk dapat
diterapkan di perusahaan antara lain sebagai berikut :
1. Sebaiknya perusahaan melakukan maintenace secara berkala pada Alat
Pemadam Api Ringan (APAR).
2. Perusahaan sebaiknya menambahkan safety sign untuk menuju titik kumpul
agar jalur evakuasi lebih mudah untuk ditemukan baik untuk para pekerja
maupun para pengunjung yang ada di perusahaan.
3. Perusahaan segera melengkapi bagian-bagian dari perancah yang sesuai
dengan regulasi yang berlaku, serta pengawasan terkait perancah oleh
personil berlisensi untuk digunakan para pekerja saat bekerja di ketinggian
lebih dari 2 meter dan ada potensi jatuh.
4. Sebaiknya perusahaan melakukan recruitment Ahli K3 Listrik untuk
mengawasi pembangkitan listrik serta instalasi listrik yang ada di perusahaan
karena perusahaan memiliki pembangkitan listrik yang lebih dari 200 kVA.
5. Sebaiknya perusahaan segera melakukan penggantian pada instalasi listrik
yang sudah rusak. Selain itu, kabel-kabel sambungan listrik yang ada di
genangan air sebaiknya dipindahkan ke tempat yang kering dan tidak
lembab/basah agar tidak menimbulkan korsleting.
6. Perusahaan hendaknya membentuk Unit Penanggulangan Kebakaran
dengan komposisi 36 Pemimpin Petugas Peran Kebakaran; 8 Regu
Penanggulangan Kebakaran; 3 Koordinator Unit Penanggulangan
Kebakaran; 1 Ahli K3 Spesialis Penanggulangan Kebakaran dikarenakan PT.
IKI (Persero) masuk dalam klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran
sedang III dengan jumlah tenaga kerja >200 orang (Lampiran III Kepmenaker
RI No. 186 tahun 1999)

31
DAFTAR PUSTAKA

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Modul Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U)

https://www.ikishipyard.co.id/

Permen No. 04 Tahun 1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan

Permen PU No. 26 Tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran
pada Bangunan Gedung dan Lingkungan

Permenaker RI No. 02 Tahun 1989 Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir

Permenaker RI No. 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik
di Tempat Kerja

Permenakertrans No. 01 Tahun1980 Tentang K3 pada Konstruksi Bangunan

UU No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

32

Anda mungkin juga menyukai