Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PENGAWASAN PESAWAT NORMA K3 (PESAWAT UAP,


BEJANA TEKAN, TANGKI TIMBUN), MEKANIK BIDANG
(PESAWAT ANGKAT-ANGKUT, PESAWAT TENAGA DAN
PRODUKSI), KONSTRUKSI BANGUNAN DAN LISTRIK

DI PT. BEKASI POWER

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

KELOMPOK 1

1. HANIF SAMBA
2. MEYDIANA TRISTYANTI
3. ANGGIA NARULITA H

PENYELENGGARA
PT. TRAINERS MANAGEMENT INDONESIA

APRIL 2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan........................................................................................1
C. Ruang Lingkup................................................................................................2
D. Dasar Hukum...................................................................................................2

BAB II KONDISI PERUSAHAAN...................................................................................4


A. Gambaran Umum Perusahaan.....................................................................4
B. Temuan...........................................................................................................6
a. Temuan Positif……………………………………....…….………….6
b. Temuan Negatif……………………………………………….……...7

BAB III ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH..........................................8


A. Analisa Temuan Positif................................................................................8
B. Analisa Temuan Negatif.............................................................................13

BAB IV. PENUTUP............................................................................................................22


A. Kesimpulan...................................................................................................22
B. Saran..............................................................................................................22

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan
tentang “ Pengawasan Pesawat Norma K3 (pesawat uap, bejana tekan, tangki timbun)
bidang mekanik (pesawat angkat-angkut, pesawat tenaga dan produksi) konstruksi
bagunan dan listrik ”. Laporan ini disusun sebagai bukti terdokumentasi bahwa kami
telah melaksanakan tugas Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak – pihak yang telah membantu, mulai dari proses perencanaan
kegiatan sampai dengan selesai terima kasih kepada:
Kementrian Ketenagakerjaan sebagai pembina Ahli K3 umum, PT. Bekasi Power
Cikarang sebagai tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL), Bapak/Ibu Instruktur yang
telah memberikan pengarahan serta materi.. Serta rekan – rekan sesama peserta
pelatihan Ahli K3 umum lainnya, yang telah memberikan dukungan baik moril ataupun
materil.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, baik dari segi
penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan
masukan dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari pihak pengawas guna
menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan
datang.

Bandung, 10 April 2019

Kelompok I
Tim Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan dunia industri disertai dengan perkembangan teknologi terhadap


alat-alat yang digunakan dalam produksi memiliki resiko dalam penggunaannya. Dalam
setiap langkah produksi, dapat ditemukan adanya potensi bahaya yang bilamana tidak
dikendalikan, potensi bahaya tersebut akan menjadi penyebab terjadinya kecelakaan.
Pada dasarnya setiap tenaga kerja maupun perusahaan tidak ada yang
menghendaki terjadinya kecelakaan, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan.
Suatu kemungkinan bahaya besar, berupa kecelakaan, kebakaran, peledakan,
pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja dapat diakibatkan oleh kondisi
peralatan produksi, kesalahan pengoperasian peralatan akibat kurang pemahaman dan
kemampuan serta keterampilan tenaga kerja.
Dalam rangka perlindungan tenaga kerja, setiap orang yang berada di tempat
kerja, mencegah kerusakan alat-alat produksi serta mencegah pencemaran lingkungan
maka perlu diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam
menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja telah diatur dalam peraturan
perundangan di Indonesia untuk memenuhi syarat - syarat K3 di tempat kerja. Kegiatan
pembinaan calon ahli K3 umum, sebagai tenaga teknis diluar kementrian Tenaga Kerja
untuk mengawasi ditaatinya peraturan perundangan K3 di tempat kerja.
PKL adalah salah satu kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan pembinaan calon
Ahli K3 Umum. Dalam pelaksanaan pembinaan tersebut, kelompok I melakukan PKL
di PT. Bekasi Power Cikarang dengan topik Pengawasan Pesawat Norma K3 (pesawat
uap, bejana tekan, tangki timbun) bidang mekanik (pesawat angkat-angkut, pesawat
tenaga dan produksi) konstruksi bagunan dan listrik.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk :
1. Membekali para calon Ahli K3 Umum dalam praktek nyata dalam pengawasan
norma keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja.
2. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 Umum di tempat kerja,
sehingga para calon Ahli K3 Umum dapat bertindak secara professional
didalam bekerja dan dapat memberikan kontribusi yang bernilai dalam
menciptakan, menjaga dan meningkatkan kinerja Ahli K3 Umum di tempat
kerja yang menjadi lingkup tanggung jawabnya.

1
C. Ruang Lingkup
Dalam Praktek Kerja Lapangan ini, calon Ahli K3 Umum belajar melakukan
terhadap Pemenuhan Peraturan Perundangan K3 dengan lingkup sebagai berikut :
1. Pengawasan K3 Bidang Pesawat Uap
2. Pengawasan K3 Bidang Bejana Tekan dan Tangki Timbun
3. Pengawasan K3 Bidang Pesawat Angkat dan Angkut
4. Pengawasan K3 Bidang Pesawat Tenaga dan Produksi
5. Pengawasan K3 Bidang Konstruksi Bangunan
6. Pengawasan K3 Bidang Listrik

D. Dasar Hukum
Dasar hukum yang digunakan sebagai landasan dalam pembuatan laporan PKL ini,
diantaranya:
1) Pesawat Uap
a) Permenaker RI No. 1 Th. 1988 Tentang Kualifikasi dan syarat-syarat operator
Pesawat Uap
b) UU Uap Th. 1930
c) UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

2) Bejana Tekan dan Tangki Timbun


a) UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b) Permenaker RI No. 37 Th. 2016 Tentang Bejana Tekan dan Tangki Timbun

3) Pesawat Angkat dan Angkut


a) UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b) Permenaker RI No.Per.05/MEN/1985 Tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
c) Permenaker RI No.Per.09/MEN/VII/2010 Tentang Operator dan Petugas
Pesawat Angkat dan Angkut.

4) Pesawat Tenaga dan Produksi


a) UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b) UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
c) Permenaker RI No. 38 Tahun 2016 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pesawat Tenaga dan Produksi.

5) Konstruksi Bangunan
a) Permenaker RI No. 1 Th. 1980 Tentang K3 Konstruksi Bangunan
b) UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

6) Listrik
a) Permenaker RI No. 14 Th. 2012 Tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Listrik
b) Permenaker No. 2 Th. 1989 Tentang Instalasi Petir

2
c) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 31 Th. 2015 Tentang Perubahan atas
Permenaker No. PER.02/MEN/1989 Tentang pengawasan instalasi penyalur
petir.
d) Permenaker No. 3 Th. 1999 Tentang Lift Listrik.
e) UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
f) Permenaker RI No. 12 Th. 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja
g) Kepmenaker No. 407 Th. 1999 Tentang Kompetensi Teknisi Lift.
h) Keputusan Dirjen Binawas No. 311 Th. 2002 Tentang sertifikasi K3 bagi
teknisi Listrik.

3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Perusahaan


PT. Bekasi Power Cikarang merupakan sebuah Perusahaan yang berlokasi di
Cikarang, Bekas, Jawa Barat. Perusahaan ini adalah anak perusahaan PT Jababeka Tbk
yang didirikan pada tahun 2007. PT Bekasi Power didirikan sebagai perusahaan
penyedia listrik 130 megawatt (MW) yang dihasilkan oleh uap dan gas (PLTGU).
Perusahaan ini memperkuat sistem listrik Bekasi-Karawang melalui gardu Cibatu milik
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Pembangkit Listrik ini terdiri dari turbin gas 6B yang canggih, diproduksi oleh
General Electric Energy dengan kapasitas masing-masing 40 - 42 MW sesuai rating
ISO. Selain itu, ada dua generator uap dari Thermax Babcock and Wilcox Limited.
Siklus gabungan ini dilengkapi oleh turbin uap dari Shin Nippon dengan kapasitas 46 -
50MW yang didorong oleh suhu uap bertekanan tinggi dari kedua generator uap,
ditembakkan menggunakan gas buang dari turbin-turbin gas.

a. Informasi Umum
Nama Perusahaan : PT. Bekasi Power Cikarang
Alamat : Kawasan Industri Gerbang Teknologi Cikarang, Jl
Tekno No. 8 Cikarang Utara, Tanjungsari, Bekasi, Jawa
Barat.
Bidang Usaha : Pembangkit
Jam buka : Buka 24 Jam
Bidang Usaha : Industri pembangkit listrik

b. Karyawan
Total karyawan : 130 Orang
Hari kerja : Senin – Jumat
c. Jam Kerja Karyawan

a. Office
Normal : 08.00 – 17.00 (Waktu Istirahat: 75 menit)
Waktu istirahat :10.00 – 10.15 WIB dan 12.00 – 13.00 WIB
Hari kerja : Senin-Jumat.
b. Produksi
Shift 1 : 07.00 – 15.00 (Waktu Istirahat: 75 menit)

4
Waktu istirahat : 10.00 – 10.15 WIB dan 12.00 – 13.00 WIB
Shift 2 : 15.00 – 23.00 (Waktu Istirahat: 75 menit)
Waktu istirahat : 16.00 – 16.15 WIB dan 19.00 – 20.00 WIB
Shift 3 : 23.00 – 07.00 (Waktu Istirahat: 75 menit)
Waktu istirahat : 02.00 – 02.15 WIB dan 03.30 – 04.30 WIB
Hari kerja : Senin-Jumat.

Sedangkan di hari Sabtu dan Minggu jika ada kebutuhan peningkatan


permintaan maka pekerja dilemburkan guna memenuhi permintaan pelanggan,
kegiatan produksi diliburkan kecuali petugas Keamanan (tetap masuk selama hari
Sabtu, Minggu dan Hari Libur Nasional).

d. Alur Proses Distribusi Secara Umum

Berikut alur proses distribusi

5
e. Lay Out

Denah Listrik Tenaga Gas dan Uap

B. Temuan Hasil Observasi


Dalam kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) yang telah kami lakukan pada
tanggal 09 April 2019, kami menemukan hal positif dan negatif terkait dengan
pelaksaanaan program K3 dan juga beberapa hal yang memerlukan perbaikan lebih
lanjut. Berdasarkan hasil observasi lapangan, diperoleh temuan sebagai berikut:

a. Temuan Positif
1. Konstruksi bangunan sudah dirancang dengan baik dan kuat.
2. Kebijakan K3 telah tersedia di lokasi seperti ditempelkannya Undang-undang
No.1 tahun 1970 di tempat yang mudah dilihat dan dibaca.
3. Sudah tersedianya poster K3 dan pentingnya K3 di tempat-tempat yang mudah
dilihat.
4. Perawatan dilakukan secara sistem melalui software yang disebut INFOR,
sehingga proses maintanance bisa berjalan dan terjadwal dengan baik.
5. Radius proteksi penyalur petir dapat mencakup 150m2 per satu penyalur petir.
6. Pengaman instalasi dan peralatan listrik sudah memadai dengan adanya MCC
(Main Control Center) Room dan MSS (Main Sub Station) Room.
7. Beban maksimum yang di perbolehkan dari overhead crane telah
dicantumkan/ditulis pada bagian yang mudah dilihat atau di bagian hook nya.
8. Tersedianya alat pengaman yang lengkap seperti encloser sebagai peredam
suara di mesin turbin dan tersedianya APD yang memadai.
9. Area kerja sudah memiliki penerangan lampu yang cukup terang, dan
mempunyai ventilasi.
10. Pesawat angkat-angkut telah dilengkapi safety device seperti alarm
penanda kelebihan berat muatan.

6
b. Temuan Negatif
1. Pemakaian APD yang tidak sesuai dengan standarnya
2. Banyak pekerja yang kurang meperhatikan tata cara pemakaian APD
3. Pengurus tidak bisa melampirkan bukti bahwa tenaga kerja telah diberikan
pelatihan di bidang K3
4. Pengurus tidak bisa melampirkan bukti izin/pengesahan mesin, pesawat,
bejana tekan, pesawat angkat angkut.
5. Pengurus tidak bisa melampirkan hasil riksa uji pesawat, peralatan, bejana
tekan, pesawat angkat angkut.
6. Pengurus tidak bisa membuktikan bahwa pesawat angkat dioperasikan oleh
operator yang terlatih.
7. Tidak adanya gambar instalasi listrik
8. Tidak adanya laporan hasil riksa uji pada penyalur petir
9. Tidak ditunjukkannya hasil riksa uji penyalur listrik
10. Pengurus tidak dapat menunjukkan sertifikat ahli K3 listrik

7
BAB III
ANALISA

Berdasarkan hasil observasi lapangan di PT. Bekasi Power Cikarang :


A. Temuan Positif

Peraturan Ket
No Temuan Manfaat
Perundangan K3
1 Konstruksi bangunan Bangunan tidak UU No. 1 Tahun
sudah dirancang dengan mudah roboh dan 1970 tentang
baik dan kuat. terbuat dari baja Keselamatan Kerja,
sehingga tidak Pasal 3 ayat (1)
mudah terbakar huruf o menyatakan
bahwa
“Mengamankan dan
memelihara segala
bangunan”

2 Kebijakan K3 telah Tenaga Kerja UU No. 1 Tahun


tersedia di lokasi seperti mengetahui dan 1970 tentang
telah ditempelkannya bisa menerapkan Keselamatan Kerja,
Undang-undang No.1 peraturan tentang Pasal 14 ayat (1)
tahun 1970 di tempat yang K3 ditempat menyatakan bahwa
mudah dilihat dan dibaca kerjanya untuk “Pengurus
menciptakan area diwajibkan secara
kerja yang bebas tertulis
dari kecelakaan menempatkan dalam
kerja tempat kerja yang

8
dipimpinnya, semua
syarat keselamatan
kerja yang
diwajibkan, sehelai
Undang-undang ini
dan semua
peraturan
pelaksanaannya
yang berlaku bagi
tempat kerja yang
bersangkutan, pada
tempat-tempat yang
mudah dilihat dan
terbaca dan menurut
petunjuk pegawai
pengawas atau ahli
keselamatan kerja”
3 Sudah tersedianya poster Sebagai pengingat UU No. 1 Th 1970
K3, dan pentingnya K3 kepada Tenaga tentang Keselamatan
ditempat-tempat yang kerja akan Kerja, Pasal 3 Ayat 1
mudah dilihat dan dibaca pentingnya huruf r:
menerapkan K3 “menyesuaikan dan
dalam pekerjaan menyempurnakan
pengamanan pada
pekerjaan yang
bahaya
kecelakaannya
menjadi bertambah
tinggi.”
4 Perawatan dilakukan secara Dengan adanya PER.04/MEN/1985
sistem melalui software sistem software BAB 1 Ketentuan
yang disebut INFOR, pengingat tersebut Umum Pasal 3 ayat 2

9
sehingga proses dapat tantang “setiap bahan
maintanance bisa berjalan memudahkan dari Bagian
dan terjadwal dengan baik. petugas/pengurus kontruksi pesawat
terkait tenaga dan produksi
menjadwalkan yang utama harus
dan mengecek memiliki tanda hasil
(maintanance) pengujian atau
peralatan dan sertifikat bahan yang
pesawat. diakui”.
5 Radius proteksi penyalur Dengan adanya PER. 02/MEN/1989
petir dapat mencakup penyalur petir, tentang pengawasan
150m2 per satu penyalur petir dapat instalasi penyalur
petir. diteruskan ke petir, Pasal 1 huruf
dalam tanah untuk H “Instalasi
diolah kembali penyalur petir
menjadi tenaga adalah seluruh
listrik. susunan penyalur
petir terdiri atas
penerima(Air
Terminal/rod),
penghantar
penurunan (down
conductor),
elektroda bumi)earth
electrode) termasuk
perlengkapan
lainnya yang
merupakan satu
kesatuan berfungsi
untuk menangkap
muatan petir dan
menyalurkannya”

10
6 Pengaman instalasi dan Manfaat MCC Permenaker RI No.
peralatan listrik sudah dab MSS adalah 14 Th. 2012 Tentang
memadai dengan adanya untuk mengontrol Kegiatan Usaha
MCC (Main Control instalasi listrik Penyediaan Listrik,
Center) Room dan MSS pada perusahaan Pasal 1 ayat 1
(Main Sub Station) Room. tersebut dan “Usaha penyediaan
sebagai tenaga tenaga listrik adalah
cadangan jika pengadaan tenaga
instalasi listrik listrik meliputi
tersebut mati. pembangkitan
transmisi,
distribusi,dfan
penjualan tenaga
listrik kepada
konsumen.”
7 Beban maksimum yang di Memudahkan PER.05/MEN/1985
perbolehkan dari overhead petugas untuk tentang pesawat
crane telah menentukan angkat dan angkut
dicantumkan/ditulis pada kapasitas beban Pasal 3 “beban
bagian yang mudah dilihat maksimal yang maksimum yang
atau di bagian hook nya. dapat diangkat diijinkan dari
alat angkat pesawat angkat dan
tersebut. angkut harus ditulis
pada bagian yang
mudah dilihat dan
dibaca dengan
jelas”.
“semua pesawata
angkat dan angkut
tidak boleh dibebani
melebihi beban
maksimum yang

11
diijinkan”.
8 Tersedianya alat Mengurangi PER 01/MEN/1980
pengaman yang lengkap resiko terjadinya tentang keselamatan
seperti encloser sebagai bahaya yang tidak dan kesehatan kerja
peredam suara di mesin diinginkan pada konstruksi
turbin dan tersedianya bangunan, menteri
APD yang memadai. tenaga kerja dan
transmigrasi, pasal 9
“ kebisingan dan
geteran ditempat
kerja tidak boleh
melebihi ketentuan
nilai ambang batas
yang berlaku”
9 Area kerja sudah memiliki Memudahkan UU No. 1 Tahun
penerangan lampu yang pekerja dalam 1970 tentang
cukup terang, dan bekerja di kondisi Keselamatan Kerja,
mempunyai ventilasi. gelap dan adanya Pasal 3 huruf I
sirkulasi udara. “memperoleh
penerangan yang
cukup dan sesuai”.
Pasal 3 huruf K
“menyelenggarakan
penyegaraan udara
yang cukup”.

10 Pesawat angkat-angkut Dengan adanya PER.05/MEN/1985


telah dilengkapi safety safety device, tentang pesawat
device seperti alarm petugas dapat angkat dan angkut
penanda kelebihan berat mengetahui pasal 1 ayat 9
muatan. ambang batas “pembuatan dan
kemampuan alat pemasangan

12
tersebut. pesawat angkat
adalah orang atau
badan hokum yang
melakukan
pekerjaan
pembuatan dan
pemasangan
instalasi pesawat
angkat dan
bertanggung jawab
selama batas waktu
tertentu”.

B. Temuan Negatif

Saran / Peraturan
No Temuan Potensi Bahaya
Rekomendasi Perundangan K3
1 Pemakaian APD yang Dapat Sosialisasi pemakaian UU No. 1 Th 1970
tidak sesuai dengan menimbulkan helmet sesuai SOP tentang
standarnya cidera kepala jika dan pembaharuan Keselamatan Kerja
(tidak ada chinstrip di tidak ada APD APD yang kurang Pasal 13: “Barang
beberapa helmet) yang memadai lengkap. siapa akan
untuk kepala. memasuki sesuatu
tempat kerja,
diwajibkan
mentaati semua
petunjuk
keselamatan kerja
dan memakai alat-
alat perlindungan
diri yang
diwajibkan.”

13
2 Banyak pekerja yang Dapat Sosialisasi pemakaian UU No. 1 Tahun
kurang meperhatikan tata menimbulkan APD dan teguran 1970 tentang
cara pemakaian APD cidera kepala jika terhadap tenaga kerja Keselamatan Kerja,
tidak ada APD yang bersangkutan. Pasal 9 Ayat 1
yang memadai Huruf b: “Semua
untuk kepala. pengamanan dan
alat-alat
perlindungan yang
diharuskan dalam
tempat kerjanya.”
Huruf c: “Alat-alat
perlindungan diri
bagi tenaga kerja
yang
bersangkutan.”
Huruf d: “Cara-
cara dan sikap
yang aman dalam
melaksanakan
pekerjaannya.”
UU No. 1 Th 1970
tentang
Keselamatan Kerja
Pasal 13: “Barang
siapa akan
memasuki sesuatu
tempat kerja,
diwajibkan
mentaati semua
petunjuk
keselamatan kerja
dan memakai alat-

14
alat perlindungan
diri yang
diwajibkan.”
3 Pengurus tidak bisa Pemaparan TK di Setiap pagi Permenaker RI No.
melampirkan bukti bahwa lapangan tidak diadakannya safety 09 Tahun 2010
tenaga kerja telah diberikan maksimal meeting dan Pasal 5 Ayat 1:
pelatihan di bidang K3 sehingga tingkat pelatihan berkala “Pesawat angkat
resiko nya tinggi sesuai kebutuhan dan angkut harus
TK. dioperasikan oleh
operator pesawat
angkat-angkut
yang mempunyai
lisensi K3 dan buku
kerja sesuai jenis
dan
kualifikasinya.”

Ayat 2: “Operator
pesawat angkat
dan angkut
sebagaimana
dimaksud pada
Ayat (1) meliputi
operator peralatan
angkat, pita
transport, pesawat
angkutan diatas
landasan dan
diatas permukaan
dan alat angkutan
jalan rel.”

15
Permenaker RI No.
12 Th 2015
Tentang
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Listrik di Tempat
Kerja Pasal 1 ayat
17: “Teknisi
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Listrik adalah
tenaga teknis yang
mempunyai
keterampilan di
Bidang K3 listrik
dan memiliki
lisensi dari menteri
atau pejabat yang
ditunjuk”.
4 Pengurus tidak bisa Alat tersebut Lebih diperhatikan Permenaker RI No.
melampirkan bukti tidak sesuai untuk inspeksi 5 Th. 1985 Pasal
izin/pengesahan mesin, standar. peralatan yang akan 135 ayat 1 “Setiap
pesawat, bejana tekan, digunakan dan pembuatan
pesawat angkat angkut. dilampirkan peredaran
sertifikat sesuai alat pemasangan,
yang ada. pemakaian,
perubahan dan
atau perbaikan
tehnis pesawat
angkat-angkut
harus mendapat
pengesahan dari

16
Direktur atau
pejabat yang
ditunjuknya.”
5 Pengurus tidak bisa Tingginya resiko Pengujian riksa uji Permenaker RI No.
melampirkan hasil riksa bahaya terhadap segera dilakukan 5 Th. 1985 Pasal
uji pesawat, peralatan, operator secara berkala sesuai 138 ayat 4
bejana tekan, pesawat SOP yang berlaku “Pemeriksa dan
angkat angkut. pengujian ulang
pesawat angkat-
angkut
dilaksanakan
selambat-
lambatnya dua
tahun setelah
pengujian pertama
dan pemeriksaan
pengujian ulang,
selanjutnya
dilaksanakan satu
tahun sekali.”
6 Pengurus tidak bisa Pemakaian tidak Segera dilakukannya Permenaker RI No.
membuktikan bahwa sesuai pelatihan terhadap 5 Tahun 1985
pesawat angkat –angkut peruntukannya operator terkait dan Tentang Pesawat
dioperasikan oleh operator dan akan dilampirkan sertifikat Angkat dan Angkut
yang terlatih. menyebabkan terhadap pemakaian Pasal 4: “Tiap
resiko yang tinggi alat tersebut. pesawat angkat
untuk operator dan angkut harus
dan lingkungan dilayani oleh
kerja operator yang
mempunyai
kemampuan dan
telah memiliki

17
keterampilan
khusus tentang
pesawat angkat
dan angkut”.
8 Pengurus tidak bisa Dikhawatirkan Agar dipasang untuk Permenaker RI No.
membuktikan terhadap alat tidak siap jika pencantolan 12 Th 2015
pengukuran instalasi terjadi bahaya pengukuran tekanan Tentang
listrik karena alat supaya dapat Keselamatan dan
pengukurnya terdeteksi potensi Kesehatan Kerja
tidak ada bahanya Listrik di Tempat
Kerja Pasal 2:
“Pengusahan dan
atau pengurus
wajib
melaksanakan K3
listrik di tempat
kerja:.
Ayat 3:
“Pelaksanaan K3
listrik
sebagaimama
dimaksud dalam
pasal 2 bertujuan:
a. Melindungi
keselamatan dan
kesehatan tenaga
kerja dan orang
lain yang berda di
dalam lingkungan
tempat kerja dari
pontensi bahaya
listrik, b.

18
Menciptakan
instalasi listrik
yang aman, handal,
dan memberikan
keselamatan
bangunan beserta
isinya. c.
Menciptakan
tempat kerja yang
selamat dan sehat
untuk mendorong
produktivitas.”
9 Tidak adanya laporan hasil Tidak dapat Dilakukan Permenaker RI No
riksa uji pada penyalur petir dipastikan pemeriksaan 31 Th 2015
penyalur petir penyalur petir dan Tentang
berfungsi dengan eksistansi kebumian Pengawasan
baik Instalasi Penyalur
Petir Pasal 49 (a) :
“pembuatan,
pemasangan, dan
atau perubahan
instalasi penyalur
petir hams
dilakukan
pemeriksaan dan
pengujian oleh
pengawas
ketenagakerjaan
spesialis K3 listrik
dan atau ahli K3
bidang listrik”.

19
10 Tidak ditunjukkannya Tidak dapat Hasil riksa uji harus Permenaker RI No.
12 Th 2015
hasil riksa uji penyalur dipastikan terkait dibuktikkan dengan
Tentang
listrik kualitas alat dokumen laporan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
tersebut agar dapat dipastikan
Listrik di Tempat
dikhawatirkan kondisi alat penyalur Kerja Pasal 11 ayat
1: “Pemeriksaan
tidak dapat petir tersebut
secara berkala
berfungsi dengan sebagaimana
dimaksud dalam
baik.
pasal 10 ayat 2
huruf c paling
sedikitv 1 tahun
sekali”.

Ayat 2: “Pengujian
secara berkala
sebagaimana
dimaksud dalam
pasal 10 ayat 2
huruf c dilakukan
paling sedikit 5
tahun sekali”.

Ayat 3: “Hasil
pemeriksaan dan
pengujian
sebagaimana
dimaksud pada
ayat 1 dan ayat 2
harus dilaporkan
kepada kepala
dinas provinsi”.

Ayat 4: “Hasil
pemeriksaan dan
pengujian
sebagaimana
dimaksud pada
ayat 1 dan ayat 2
digunakan sebagai
bahan
pertimbangan
pembinaan dan
atau tindakan
hukum oleh
pengawas

20
ketenagakerjaan”.
11 Pengurus tidak dapat Jika tidak ada Setiap Ahli K3 harus Permenaker RI No.
menunjukkan sertifikat ahli sertifikat ahli K3 disertai dan 12 Th 2015
K3 listrik Listrik dibuktikan dengan Tentang
dikhawatirkan sertifikat dan Keselamatan dan
ahli tersebut tidak lisensinya. Kesehatan Kerja
kompeten dalam Listrik di Tempat
menjalankan Kerja Pasal 1 Ayat
tugasnya 16 : “Ahli
keselamatan dan
kesehatan kerja
bidang listrik yang
selanjutnya disebut
ahli K3 bidang
listrik adalah
tenaga teknis dari
luar instansi yang
membidangi
ketenagakerjaan
yang mempunyai
keahlian di bidang
K3 yang ditunjuk
oleh menteri atau
pejabat yang
ditunjuk.”

21
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil pemantauan lapangan yang telah dilakukan mengenai


Pengawasan Pesawat Norma K3 (pesawat uap, bejana tekan, tangki timbun) bidang
mekanik (pesawat angkat-angkut, pesawat tenaga dan produksi) konstruksi bagunan
dan listrik di PT Bekasi Power maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Secara umum pelaksanaan K3 di PT. Bekasi Power khususnya di wilayah kerja
mekanik, pada perawatan dan pengawasan pesawat uap dan bejana tekan,
konstruksi bagungan serta instalasi listrik sudah berjalan dengan baik
2. Berdasar hasil pemeriksa dilapangan masih ada beberapa operator yang belum
konsisten dalam mentaati dan melaksanakan ketentuan pengguanaan APD, seperti
tidak lengkap menggunakan APD yang disarankan maupun kelengkapan dari APD
itu sendiri.
3. Untuk setiap data yang dibutuhkan dokumen sebagai bukti, pengurus belum dapat
menunjukkan sehingga belum dapat dipastikan kebenarannya.

B. SARAN

Dari PKL yang dilakukan di PT. Bekasi Power dengan ini diberikan saran agar
perusahaan melakukan tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan pada daftar
temuan negatif dan positif, seperti :

1. Sosialisasi pemakaian helmet sesuai SOP dan pembaharuan APD yang kurang
lengkap.
2. Sosialisasi pemakaian APD dan teguran terhadap tenaga kerja yang
bersangkutan.
3. Setiap pagi diadakannya safety meeting dan pelatihan berkala sesuai kebutuhan
TK.
4. Lebih diperhatikan untuk inspeksi peralatan yang akan digunakan dan
dilampirkan sertifikat sesuai alat yang ada.
5. Pengujian riksa uji segera dilakukan secara berkala sesuai SOP yang berlaku
6. Segera dilakukannya pelatihan terhadap operator terkait dan dilampirkan
sertifikat terhadap pemakaian alat tersebut.
7. Segera dilakukan dan dilampirkan gambar instalasi listrik untuk mempermudah
proses pemeliharaan listrik tersebut agar meminimalisiir resiko bahaya yang
tinggi
8. Agar dipasang untuk pencantolan pengukuran tekanan supaya dapat terdeteksi
potensi bahanya
9. Dilakukan pemeriksaan penyalur petir dan eksistansi kebumian
10. Hasil riksa uji harus dibuktikkan dengan dokumen laporan agar dapat dipastikan
kondisi alat penyalur petir tersebut
11. Setiap Ahli K3 harus disertai dan dibuktikan dengan sertifikat dan lisensinya.

22
Dan meningkatkan penerapan temuan-temuan positif dan terus melakukan
upaya-upaya peningkatan berkelanjutan terhadap penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Perusahaaan.

23

Anda mungkin juga menyukai