DI PT ANGKASA PURA II
KELOMPOK 2
PENYELENGGARA
PT. DELTA REKA KREASI
Dumai, 25 Januari 2022
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan berkat-Nya kami dapat melaksanakan praktek kerja lapangan
bimbingan Calon Ahli K3 Umum di PT ANGKASA PURA II pada tanggal 25
Januari 2022. Sebagai salah satu persyaratan yang harus di penuhi bagi peserta
Calon Ahli K3 Umum.
Laporan praktek kerja ini merupakan bentuk aplikasi dari pelatihan
bimbingan Teknik calon anggota AK3 Umum yang dilaksanakan oleh PT. Delta
Reka Kreasi pada tanggal 17 Januari 2022 hingga 28 Januari 2022. Laporan PKL
ini berisi tentang K3 Konstruksi bangunan, Penanggulangan kebakaran, dan
Listrik yang di terapkan pada perusahaan yang kami kunjungi.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terciptanya
laporan PKL ini.Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Hormat Kami
Kelompok II
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
adalah trasnportasi vertical yang digunakan untuk mengangkur orang atau barang.
Eskalator adalah pesawat transportasi untuk memindahkan orang atau barang
mengikuti jalur lintasan rel yang digerakkan oleh motor listrik.
Upaya perlindungan tenaga kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan
sehat, selamat, aman dan sejahtera sehingga pada akhirnya untuk mencapai suatu
tingkat produktivitas yang tinggi dimana aspek pentingnya adalah Penerapan K3
yang merupakan wujud dari kewajiban sebuah perusahaan. Untuk mendukung hal
ini, pemberian saran kepada perusahaan akan dilakukan berdasarkan observasi
atau pengamatan secara langsung untuk menemukan kekurangan yang ada dalam
mengimplementasikan keselamatan dan kesehatan kerja.
3
3. Keselamatan dan Kesehatan penanggulangan kebakaran
4. Keselamatan dan kesehatan kerja pada listrik
5. Kualifikasi dan Syarat-syarat tenaga ahli, teknisi dan operator
4
k. Permenaker No. 6 Tahun 2017 tentang K3 elevator dan escalator
l. Kep. Dirjen Binwasnaker dan K3 No. 47 tahun 2015 tentang
Pembinaan calon ahli K3 dibidang listik
m. Kep. Dirjen Binwasnaker No.20 Tahun 2004 tentang sertifikasi
kompetensi K3 bidang konstruksi bangunan.
5
Kabupaten Indragiri Hulu. Berdasarkan Rapat Kepala Kantor Perwakilan
Departemen Perhubungan tanggal 23 Agustus 1985 nama Pelabuhan Udara
Simpang Tiga diganti menjadi Bandar Udara Simpang Tiga terhitung tanggal 1
September 1985.
Pada 1 April 1994 Bandar Udara Simpang Tiga bergabung dengan
Manejemen yang di kelolah oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) dan di sebut
dengan Kantor Cabang Bandar Udara Simpang Tiga Yang kelak berubah nama
menjadi Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II yang di tetapkan melalui keputusan
Presiden No.Kep.473/OM.00/1988-AP II tgl. 4 April 1998 dan di resmikan oleh
Presiden Republik Indonesia Abdurrahman Wahid tgl 29 April 2000.
Pada tahun 2009 lalu, Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II telah dimulai
peluasan Bandara Sultan Syarif Kasim II oleh pihak Angkasa Pura II yang bekerja
sama dengan pemerintah provinsi Riau. Peluasan ini direncanakan akan
diselesaikan pada akhir 2011 dan dibangun sebagai persiapan menghadapi Pekan
Olah Raga Nasional (PON) yang akan digelar pada 2012. Peluasan ini dilakukan
karena dinilai tidak lagi dapat menampung jumlah penumpang melalui
menggunakan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II yang setiap tahunnya semakin
meningkat.
6
1.8. Landasan Teori arameter Observasi
Pagar pembatas adalah pagar yang berfungsi sebagai pembatas wilayah yang
bertujuan untuk perlindungan, pagar pembatas dibagi menjadi :
- Pagar pembatas permanen, terbuat dari bahan beton, bata merah, baja,
stainless stell, tumbuhan hidup, kayu / papan, batu kali, dan sebagainya.
Digunakan untuk fungsi keindahan, melindungi privatisasi, keamanan.
7
Setiap ruangan harus dilindungi secara tersendiri dan apabila suatu ruangan
terbagi oleh dinding pemisah atau rak yang mempunyai celah 30 cm kurang dari
langit-langit atau dari balok melintang harus dilindungi secara sendiri-sendiri.
Setiap daerah diantara 2 lantai yang memiliki lubang dengan luas lebih dari 9 m2
maka disetiap tingkat harus dipasang 1 detektor pada langit-langitnya dengan
jarak 1,5 m dari sisi lubang. Setiap lantai Gedung dimana secara khusus dipasang
saluran pembuangan udara harus dilindungi sekurang-kurangnya 1 detektor asap
atau sejenisnya yang ditempatkan pada saluran mendatar lubang penghisap
sedekat mungkin dengan saluran tegaknya.
Panil indikator adalah suatu panel kontrol utama yang dilengkapi indikator
beserta perlengkapannya. Panil indikator harus dilengkapi dengan :
1.8.3. APAR
Alat pemadam api ringan ialah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh
satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.
Kebakaran dapat digolongkan :
- Kebakaran bahan padat kecuali logam (golongan A)
- Kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar (golongan B)
8
- Kebakaran instalasi listrik bertegangan (golongan C)
- Kebakaran logam (golongan D)
Jenis alat pemadam api ringan :
- Jenis cairan atau air
- Jenis busa
- Jenis tepung kering
- Jenis gas (hydrocarbon berhalogen)
Penggolongan kebakaran dan jenis pemadam api ringan dapat diperluas sesuai
dengan perkembangan teknologi.
1. Mudah dilihat, diakses dan diambil serta dilengkapi dengan tanda pemasangan
APAR / Tabung Pemadam.
2. Tinggi pemberian tanda pemasangan ialah 125 cm dari dasar lantai tepat di
atas satu atau kelompok APAR bersangkutan (jarak minimal APAR / Tabung
Pemadam dengan laintai minimal 15 cm).
3. Jarak penempatan APAR / Tabung Pemadam satu dengan lainnya ialah 15
meter atau ditentukan lain oleh pegawai pengawas K3 atau Ahli K3.
4. Semua Tabung Pemadam / APAR sebaiknya berwarna merah.
Syarat tanda pemasangan APAR :
9
Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga
bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1.2m dari permukaan
lantai kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dru chemical) dapat ditempatkan
lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan atau
disebut APAR tidak kurang dari 15 cm dari permukaan lantai. Setiap alat
pemadam api ringan harus diperiksa 2 kali dalam setahun, yaitu :
- Pemeriksaan dalam jangka 6 bulan
- Pemeriksaan dalam jangka 12 bulan
10
sebagaimana dimaksud dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran diperhatikan berdasarkan
jumlah pekerja atau klasifikasi tingkat potensi bahaya kebakaran, klasifikasi
tingkat potensi bahaya kebakaran :
1.8.6. Listrik
11
1. Melindungi keselamatan dan Kesehatan kerja dan orang lain yang berada di
dalam lingkungan tempat kerja dari potensi bahaya listrik
1. Pembangkitan listrik
2. Transmisi listrik
3. Distribusi listrik
4. Pemanfaatan listrik
Yang beroperasi dengan tegangan lebih dari 50 volt arus bolak balik atau 120 volt
arus searah.
Pasal 7, untuk perusahaan yang memiliki pembangkitan listrik lebih dari 200 Kva
wajib mempunyai ahli K3 bidang listrik.
12
Berdasarkan Ayat 13 eskalator adalah pesawat transportasi untuk memindahkan
orang atau barang, mengikuti jalur lintasan rel yang digerakkan oleh motor listrik.
13
satu kesatuan berfungsi untuk menangkap muatan petir dan menyalurkannya
kebumi, dibagi menjadi :
1. Penerima, ialah peralatan dan atau penghantar dari logam yang menonjol lurus
keatas dan atau mendatar guna menerima petir.
2. Penghantar penurunan, ialah penghantar yang menghubungkan penerima
dengan elektroda bumi.
3. Elektroda bumi, ialah bagian dari instalasi penyalur petir yang ditanam dan
kontak langsung dengan bumi.
Instalasi penyalur petir diatur dalam permenaker No.2 Tahun 1989 tentang
Pengawasan instalasi penyalur petir.
14
BAB II
PERMASALAHAN
Objek Temuan
No
Observasi Positif Negatif
Konstruksi Bangunan
1 Pagar pembatas Pemasangan pagar pembatas Tidak ada
sudah sangat baik dan tertutup.
(restricted area)
Dan sudah memenuhi
permenaker No.1 tahun 1980
pasal 10.
Penanggulangan Kebakaran
1 Instalasi Alarm Perusahaan sudah menerapkan Perlunya dilakukan penambahan
Kebakaran pemasangan sistem Instalasi jumlah smoke detektor pada
otomatik Alarm Kebakaran otomatik Gedung di setiap ruangan,
yang sesuai dengan dikarenakan jumlah unit smoke
Permenaker No. 2 Tahun 1983. detektor yang ada hanya 2 unit.
15
Objek Temuan
No
Observasi Positif Negatif
3 APAR Apar selalu di cek kondisinya Tidak ada nya dilakukan
tiap bulan sekali dan memiliki pemeriksaan terhadap APAR yang
check sheet di setiap apar. Dan seharusnya dilakukan 2 kali dalam
peletakan apar dan segitiga setahun yaitu dalam pemeriksaan
apar sudah sesuai dengan jangka 6 bulan dan 12 bulan
PERMENAKER No.04 Tahun berdasarkan PERMENAKER
1980 tentang Pemasangan dan No.04 Tahun 1980 pasal 11 dan
pemeliharaan Alat Pemadam harus melaporkan hasil
Api Ringan. pemeriksaan ke dinasker provinsi.
4 Jalur Evakuasi Terdapatnya jalur evakuasi Peta layout jalur evakuasi kurang
sesuai dengan Undang-undang besar.
No.1 Tahun 1970 pasal 3 point
D (memberikan kesempatan
atau jalan menyelamatkan diri
pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang
berbahaya.
K3 Listrik
1 Eskalator dan Perusahaan sudah Perlunya adanya instruksi
elevator melaksanakan permenaker No.6 mengenai beban kapasitas
tahun 2017 tentang K3 elevator maksimal pada travelator agar
dan eskalator, dan sudah terhindarnya dari beban berlebih.
dilakukan pengecekan secara Dan perlunya Teknisi K3 elevator
berkala. Perusahaan juga sudah dan eskalator.
menyediakan elevator khusus
disabilitas dengan tujuan
mempermudah disabilitas.
16
BAB III
ANALISA PEMBAHASAN
17
No. Parameter Dokumentasi Analisa Temuan Saran Dasar Hukum
K3 Konstruksi
1. Pagar pembatas Adanya pembuatan Perusahaan agar terus tetap ➢ permenaker No.1
pagar pembatas dengan mempertahankan dan mematuhi peraturan tahun 1980 pasal 10.
tujuan untuk permenaker No.1 tahun 1980 pasal 10.
mengamankan area
konstruksi dari orang
ramai.
Penanggulangan Kebakaran
1. Instalasi Alarm Jumlah unit smoke Perlunya dilakukan penambahan jumlah ➢ Permenaker No. 2
Kebakaran detektor hanya smoke detektor pada Gedung di setiap Tahun 1983 pasal 1
otomatik terpasang 2 pada ruangan, dikarenakan jumlah unit smoke huruf a dan pasal 3
gedung detektor yang ada hanya 2 unit, dan perlu ayat 1 dan 3.
dilakukannya pengecekan terhadap
detektor yang ada.
2. Unit Tidak adanya simulasi Perlunya diadakan simulasi kebakaran ➢ Keputusan Menteri
penanggulangan kebakaran tidak hanya disosialisasikan, simulasi No. 186 Tahun 1999
kebakaran dilakukan sekurang kurangnya 3 bulan Tentang Unit
sekali. Penanggulangan
Kebakatan di tempat
kerja
18
No. Parameter Dokumentasi Analisa Temuan Saran Dasar Hukum
4. Prosedur tanggap Tidak adanya buku Perusahaan perlu membuat buku rencana ➢ Keputusan Menteri
darurat rencana penanggulangan kebakaran dan Tenaga Kerja No.
penanggulangan melakukan penyelenggaraan Latihan dan 186 Tahun 1999
keadaan darurat gladi penanggulangan kebakaran secara pasal 2 Tentang unit
kebakaran dan berkala. penanggulangan
penyelenggaraan kebakaran di tempat
Latihan dan gladi kerja,.
penanggulangan
kebakaran secara
berkala.
3. APAR APAR selalu Petugas harus terus melakukan ➢ PERMENAKER
dilakukan pengujian pengecekan dan pengujian terhadap apar No.04 Tahun 1980
secara rutin sebulan 1 setiap bulannya, agar APAR dapat tentang Pemasangan
kali berdasarkan hasil diketahui kondisinya dan dapat digunakan dan pemeliharaan
yang ada di data check jika terjadinya kebakaran, dan harus Alat Pemadam Api
sheet, tetapi tidak ada melakukan pemeriksaan terhadap APAR Ringan, pasal 11
melakukan 2 kali dalam setahun yaitu pemeriksaan (pemeliharaan)
pemeriksaan APAR dalam jangka 6 bulan dan 12 bulan dan
yang seharusnya hasil pemeriksaan harus dilaporkan ke
dilakukan 2 kali dalam dinasker provinsi.
setahun.
19
No. Parameter Dokumentasi Analisa Temuan Saran Dasar Hukum
4. Jalur Evakuasi Sudah terdapatnya Layout jalur evakuasi dapat dicetak lebih ➢ Undang-Undang
jalur evakuasi. besar lagi dan ditempatkan di tempat yang No.1 Tahun 1970
mudah dilihat oleh orang ramai. pasal 3 point D,
memberi kesempatan
atau jalan
menyelamatkan diri
pada waktu
kebakaran atau
keajdian-kejadian
lain yang berbahaya.
K3 Listrik
1. Travelator Tidak adanya instruksi Perlunya adanya penambahan instruksi ➢ Permenaker No.6
mengenai beban yang mengenai beban kapasitas maksimal pada tahun 2017 pasal 54
ada pada travelator, travelator agar terhindarnya dari beban (Teknisi K3 elevator
dan tidak adanya berlebih. Perusahaan perlu Teknisi K3 dan eskalator), pasal
teknisi K3 elevator dan Elevator dan eskalator yang memiliki 70 (pemeriksaan atau
eskalator berlisensi. lisensi, dan dilakukan pemeriksaan atau pengujian), pasal 80
pengujian pertama, berkala, khusus, dan (pelaporan hasil
ulang, pemerikasaan atau pengujian pemeriksaan atau
berkala dilakukan paling sedikit 1 tahun pengujian)
sekali dilakukan oleh pengawas
ketenagakerjaan spesialis atau ahli K3
bidang elevator dan eskalator, dan hasil
pemeriksaan atau pengujian harus
dilaporkan ke pimpinan unit kerja
pengawasan ketenagakerjaan
20
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Berdasarkan Observasi yang telah dilakukan pada PT ANGKASA PURA II :
1. Perusahaan belum sepenuhnya menerapkan Sistem Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) khususnya pada Konstruksi, Penanggulangan
Kebakaran dan Listrik
2. Perusahaan memiliki sistem kinerja yang jelas secara tertulis seperti standar
operasional prosedur (SOP) sebagai pedoman dalam mengoperasikan
peralatan atau alat kerja.
3. Informasi mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam
terinformasi dengan baik.
3.2. Saran
21
Notulen presentasi :
1. Instalasi Hydrant (halaman :10 point 1.8.4.)
2. Instalasi Penyalur Petir (halaman : 13 point point 1.8.8.)
3. Prosedur tanggap darurat (halaman : 19, No. 4 parameter prosedur tanggap
darurat)
4. Pergantian tentang perubahan regulasi K3 listrik yang terbaru
PERMENAKER No. 12 Tahun 2015 digantikan dengan PERMENAKER No.
33 Tahun 2015.
22