Pokok Bahasan
• Tugas-tugas bagian pengadaan
• Peran bagian pengadaan dalam berkompetisi
• Prosedur pengadaan
• Pembelian rutin dan pembelian sistem tender dan lelang
• Faktor-faktor memilih supplier
• Cara meranking supplier
• Memilih supplier baru
• Mengelola hubungan dengan supplier
• Membina/mengembangkan kemampuan supplier
• Melibatkan supplier dalam pengambangan produk
• Manfaat e-procurement bagi perusahaan
1. Bagian Pengadaan
Tugas dari manajemen pengadaan adalah:
menyediakan input (barang dan jasa) yang dibutuhkan
dalam kegiatan produksi maupun kegiatan lain dalam
perusahaan
Menyediakan jasa (transportasi dan pergudangan, jasa
konsultasi dan sebagainya)
Mendapatkan barang-barang (merchandise) yang
akan dijual (resale), biasanya pada perusahaan ritel
Bagian Pengadaan (2)
Klasifikasi bagian pengadaan secara umum:
Bahan baku dan komponen untuk kebutuhan produksi
Capital equipment (mesin dan peralatan jangka
panjang lainnya)
Maintenance, repair and operating (MRO) supplies,
seperti suku cadang mesin dan sebagainya
Kegiatan pengadaan
• 1974, kegiatan pengadaan dianggap sebagai
kegiatan pendukung (menurut Amer)
• 1980-an, kegiatan pengadaan adalah kegiatan
yang strategis
– Persaingan yang semakin ketat
– Ikut berperan dalam menciptakan inovasi produk dan
jasa (Carter, 2007)
• Keunggulan bagian pengadaan:
– Dari segi ongkos (40%-70% dari produk akhir)
– Kualitas produk (dari bahan baku dan komponen)
– Dari segi waktu (pemilihan supplier utk kirim barang)
Istilah Bagian Pengadaan
• Purchasing Management → Supply Management
• National Association of Purchasing Management
(NAPM) → Institute for Supply Management (ISM)
• International Federation of Puchasing and Materials
Management (IFPMM) → International Federation
of Purchasing and Supply Management (IFPSM)
2. Tugas-tugas Bagian Pengadaan
• Berdasarkan tujuan:
– Melakukan proses pembelian barang dan jasa
– Menyediakan barang dan jasa dengan harga yang murah,
berkualitas dan terkirim tepat waktu
• Secara umum:
– Merancang hubungan yang tepat dengan supplier
– Memilih supplier
– Memilih dan mengimplementasikan teknologi yang cocok
– Memelihara data item yang dibutuhkan dan data supplier
– Melakukan proses pembelian
– Mengevaluasi kinerja supplier
3. Proses Pembelian
• Pembelian bisa dilakukan melalui proses tender
atau pembelian rutin
• Proses pembelian rutin, berlaku untuk item-item
yang suppliernya sudah jelas karena ada
kesepakatan jangka panjang dengan perusahaan
• Proses pembelian tender (dan lelang), dilakukan
untuk item-item yang suppliernya masih harus dipilih
Pembelian Rutin
Supplier Bagian Gudang User Keuangan
Pengadaan
(1) Buat PR / MR
dan kirim ke bagian
pengadaan
(6) Lakukan
pembayaran
Pembelian dengan Tender / Lelang
User mendefinisikan kebutuhan barang/ jasa
Seleksi:
Tahap 1: lakukan seleksi awal berdasarkan aspek teknis
Tahap 2: evaluasi berdasarkan aspek finansial
Putuskan pemenang
Pengembangan Perancangan
Ide awal konsep awal Prototipe
E-auction
Flowtrough distribution
Penggunaan 3PL (jasa logistik pihak ketiga)
Tradisional vs Modern
Tradisional → jaringan distribusi dianggap sebagai
serangkaian fasilitas fisik, seperti gudang dan
fasilitas pengangkutan dan operasi masing-masing
fasilitas ini cenderung terpisah antara satu dengan
yang lainnya
Modern → jaringan distribusi merupakan bagian
integral dari kegiatan supply chain secara holistik
dan memiliki peran strategis sebagai titik penyalur
produk maupun informasi dan juga sebagai wahana
untk menciptakan nilai tambah
2. Fungsi-fungsi dasar Manajemen
Distribusi dan Transportasi
Manajemen distribusi dan transportasi/ manajemen
logistik/ distribusi fisik (physical distribution) memiliki
fungsi menghantarkan produk dari lokasi di mana
produk tersebut diproduksi sampai di mana mereka
akan digunakan
Mencakup aktivitas:
Fisik
Menyimpan persediaan
Warehousing
Cross-docking
Strategi 1: Direct Shipping
Pelayanan Point-to-point
Menghilangkan fasilitas antara misalnya gudang dan
distribution center
DSD (direct store delivery) – pabrik mengirim barang
langsung ke outlet retail
Kandidat Direct shipping
Barang yang mudah rusak, barang dengan volume
besar, produk spesial
Kunggulan dari Direct Shipping
Inventory dalam supply chain lebih sedikit
Penanganan (handling) dan kemungkinan kerusakan
produk lebih kecil
Waktu dari produksi sampai ke toko lebih cepat
Keakuratan lebih baik – invoice sesuai dengan
bukti penerimaan, produk yang tepat masuk ke toko
Tantangan dari Direct Shipping
Personel toko menjadi lebih sibuk
Kiriman, berkas-berkas dan aktivitas lebih banyak
Kemungkinan untuk menyebar resiko lebih kecil
Tidak ada safety stock jika ada permasalahan
dengan supplier
Biaya transportasi bisa lebih tinggi
Perusahaan manufaktur bisa mengeluarkan biaya
yang lebih karena harus mengambil/mengirim ke
masing-masing toko
Strategi 2: Warehousing
Produk disimpan terlebih dahulu di
gudang/distribution center sebelum dikirim ke toko
Kandidat warehousing
Barang yang tahan lama, barang dengan volume
besar/bulky, produk dengan resiko tinggi (masalah
supply dan permintaan yang tidak pasti)
Keunggulan dari Warehousing
Pengaman terhadap masalah-masalah supplier
Pengaman terhadap permintaan dalam jumlah
besar yang mendadak
Biaya transportasi mungkin lebih kecil karena
barang-barang dapat digabungkan untuk
mencapai volume yang ekonomis
Tantangan dari warehousing
Tingkat inventory di dalam supply chain lebih tinggi
Biaya penanganan (handling) lebih tinggi
Biaya tenaga kerja lebih tinggi
Biaya fasilitas lebih tinggi
Kemungkinan kerusakan barang karena kesalahan
penanganan atau penyimpanan lebih tinggi
Strategi 3: Cross-Docking
Memindahkan produk langsung dari
dermaga/tempat penerimaan ke dermaga/tempat
pengiriman – tanpa penyimpanan sementara
Gue (2001), produk yang tepat ditangani dengan
crossdocking adalah:
Barang yang variasinya lebih sedikit dan volume
kebutuhannya banyak
Hubungan yang dekat dan pertukaran informasi yang
transparan antara perusahaan pemesan dan pengirim
Keunggulan dari Cross-Docking
Mempercepat aliran produk dari supplier ke toko
Menghilangkan buruh dari proses
Tidak ada aktivitas penyimpanan dan penanganan
Menghilangkan dua aktivitas termahal dalam operasi
distribusi (penyimpanan dan order picking)
Mengurangi inventory barang jadi dalam sistem
Meningkatkan perputaran inventory
Mengurangi kebutuhan terhadap fasilitas distribusi
Tantangan dari Cross-Docking
Membutuhkan kapabilitas IT dan pembagian
informasi secara real-time yang baik
Membutuhkan kerjasama dan ketepatan keputusan
dari pembeli
Mungkin memerlukan tata letak fasilitas yang baru,
peralatan bar code scanning, dan Warehouse
Management System ($500,000)
Memastikan visibilitas produk selama produk
tersebut bergerak dalam sistem
3. Strategi Distribusi (2)
Strategi Pengiriman Keuntungan Kerugian
Pengiriman Dari pabrik ke Pemendekan waktu Menanggung risiko
Langsung pelanggan kirim yang lebih tinggi
Pengurangan bila ketidakpastian
inventory tinggi
Pengiriman memalui Melewati satu atau Pengiriman bisa Biaya fasilitas dan
Warehouse lebih gudang atau dilakukan dengan operasional akan
fasilitas penyangga skala ekonomi yang lebih tinggi
lebih tinggi Tingkat kerusakan
barang bisa jadi
lebih tinggi
Cross-docking Mengalir lewat Pengiriman bisa Lemah dari sisi
fasilitas cross- relatif cepat dan kebutuhan investasi
docking tetap bisa sistem yang
mencapai economies biasanya cukup
transportation yang tinggi
baik
4. Mode Transportasi serta
Keunggulan dan Kelemahannya
Dalam manajemen transportasi/ pengiriman,
biasanya dibedakan antara pihak yang memiliki
barang dan pihak yang melakukan pengiriman.
Pemilik barang yang berkepentingan barangnya
untuk dikirim disebut shipper
Pihak yang yang bertugas melakukan pengiriman
dinamakan carrier
4. Mode Transportasi serta
Keunggulan dan Kelemahannya (2)
Dasar pertimbangan mengevaluasi mode transportasi:
Dilihat dari sudut pengirim/carrier
Biaya-biaya yang terlibat (biaya alat transportasi, biaya beli, sewa alat)
Biaya operasional tetap (biaya terminal/bandara)
Biaya operasional variabel (biaya bahan bakar)
Biaya lain (biaya overhead)
Kecepatan, volume yang bisa diangkut, maupun fleksibilitas dalam melakukan
pengiriman
Dari sisi shipper
Ongkos yang timbul pada supply chain
Biaya transportasi
Biaya persediaan
Biaya loading/unloading
Biaya fasilitas
Tingkat service level
Ketidakpastian waktu pengiriman
4. Mode Transportasi serta
Keunggulan dan Kelemahannya (3)
Mode Transportasi Truk Kereta Kapal Pesawat Paket
Volume yang bisa dikirim Sedang Sangat Sangat Banyak Sangat
banyak banyak sedikit
Fleksibilitas waktu kirim Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi
Fleksibilitas rute Tinggi Sangat Sangat Sangat Sangat
pengiriman rendah rendah rendah tinggi
Kecepatan Sedang Sedang Rendah Sangat Tinggi
tinggi
Biaya pengiriman Sedang Rendah Rendah tinggi Sangat
tinggi
Inventory (in transit) Dikit banyak Sangat Rendah Sangat
banyak rendah
5. Penentuan Rute dan Jadwal
Pengiriman
Merupakan salah satu keputusan operasional yang
sangat penting dalam manajemen distribusi
Keputusan jadwal pengiriman serta rute yang akan
ditempuh oleh setiap kendaraan akan sangat
berpengaruh terhadap biaya-biaya pengiriman
Faktor yang perlu dipertimbangkan
Biaya
Waktu
Gunakan rumus d ( x1 x2 ) ( y1 y2 )
2 2
Toko 1 Rute 1
0.0
Toko 2 Rute 2
10.1 0.0
Toko 3 Rute 3
13.6 2.2 0.0
Toko 4 Rute 4
17.0 5.3 16.4 0.0
Toko 5 Rute 5
14.8 4.5 15.6 17.8 0.0
Toko 6 Rute 6
12.5 8.2 6.6 9.9 9.1 0.0
Toko 7 Rute 7
24.4 12.9 12.6 15.8 13.7 12.8 0.0
Toko 8 Rute 8 10.9 10.3 4.4 7.6 6.8 10.5 11.9 0.0
Order 320 85 300 150 200 120 180 230
Mencari rute yang feasible
Savings terbesar = 24.4, gabungkan rute 1 dan
rute 7
Total beban = 320 + 120 = 500
Kapasitas sebuah truk 700 unit sehingga rute 1 dan
rute 7 feasible
Rute 1: toko 1 dan toko 7
Cari nilai saving terbesar kedua
Gudang Toko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4 Toko 5 Toko 6 Toko 7 Toko 8
Toko 1 Rute 1
0.0
Toko 2 Rute 2
10.1 0.0
Toko 3 Rute 3
13.6 2.2 0.0
Toko 4 Rute 4
17.0 5.3 16.4 0.0
Toko 5 Rute 5
14.8 4.5 15.6 17.8 0.0
Toko 6 Rute 6
12.5 8.2 6.6 9.9 9.1 0.0
Toko 7 Rute 1
24.4 12.9 12.6 15.8 13.7 12.8 0.0
Toko 8 Rute 8 10.9 10.3 4.4 7.6 6.8 10.5 11.9 0.0
Order 320 85 300 150 200 120 180 230
Mencari rute yang feasible
Savings terbesar kedua = 17.8, gabungkan rute 4
dan rute 5
Total beban = 150 + 200 = 350 feasible
Diperoleh:
Rute 1: toko 1 dan toko 7
Rute 2: toko 4 dan toko 5
Cari nilai saving terbesar ketiga
Gudang Toko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4 Toko 5 Toko 6 Toko 7 Toko 8
Toko 1 Rute 1
0.0 Tidak
Rute 2
digabung
Toko 2
10.1 0.0 karena sudah
Rute 3 dialokasikan
Toko 3
13.6 2.2 0.0
Toko 4 Rute 4
17.0 5.3 16.4 0.0
Toko 5 Rute 4
14.8 4.5 15.6 17.8 0.0
Toko 6 Rute 6
12.5 8.2 6.6 9.9 9.1 0.0
Toko 7 Rute 1
24.4 12.9 12.6 15.8 13.7 12.8 0.0
Toko 8 Rute 8 10.9 10.3 4.4 7.6 6.8 10.5 11.9 0.0
Order 320 85 300 150 200 120 180 230
Mencari rute yang feasible
Saving terbesar ketiga = 16.4, gabungkan rute 3
ke rute 4 dan rute 5
Total beban = 300 + 150 + 200 = 650
feasible
Diperoleh:
Rute 1: toko 1 dan toko 7
Rute 2: toko 3, toko 4 dan toko 5
Cari nilai saving terbesar keempat
Gudang Toko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4 Toko 5 Toko 6 Toko 7 Toko 8
Toko 1 Rute 1
0.0
Toko 2 Rute 2
10.1 0.0
Toko 3 Rute 4
13.6 2.2 0.0
Toko 4 Rute 4
17.0 5.3 16.4 0.0
Toko 5 Rute 4
14.8 4.5 15.6 17.8 0.0
Toko 6 Rute 6
12.5 8.2 6.6 9.9 9.1 0.0
Toko 7 Rute 1
24.4 12.9 12.6 15.8 13.7 12.8 0.0
Toko 8 Rute 8 10.9 10.3 4.4 7.6 6.8 10.5 11.9 0.0
Order 320 85 300 150 200 120 180 230
Mencari rute yang feasible
Saving terbesar keempat = 12.9, gabungkan rute 2
ke rute 1 dan rute 7
Total beban = 85 + 320 + 180 = 585 feasible
Rute terakhir adalah rute 6 dan 8
Total beban = 120 + 230 = 350
Diperoleh:
Rute 1: toko 1, toko2, dan toko 7 (beban 585)
Rute 2: toko 3, toko 4 dan toko 5 (beban 650)
Barcoding