Anda di halaman 1dari 15

UNDANG – UNDANG UAP

TAHUN 1930
Pasal 1

1. Pesawat Uap
Ialah ketel uap dan alat-alat lainnya, langsung atau tidak
langsung berhubungan atau tersambung dengan suatau
ketel uap dan diperuntukan bekerja dengan tekanan >
tekanan udara.
2. Ketel Uap ialah suatu pesawat dibuat guna menghasilkan
uap yang dipergunakan diluar pesawatnya
Pasal 2
Peralatan suatu pesawat uap ialah semua alat-lat untuk
pengaman dari pesawat uapnya
Pasal 3
Pemakai pesawat uap
a. Dipakai dalam rumah tangga
b. Perusahaan
Pasal 4
• Pesawat uap tetap
Ialah semua pesawat yang ditembok atau dalam
tembokan
• Pesawat berpindah
Ialah semua pesawat yang tidak ditembok
Pasal 5
Tentang proses rencana penggunaan pesawat uap
Pasal 6
Tentang pelarangan peroperasian pesawat uap yang belum
mempunyai izin
Pasal 7
1. Akte ijin diberikan bila pemeriksaan dan pengujian terhadap
pesawat uap dan alat-alat perlengkapannya memenuhi
syarat
2. Tidak perlu ada pengujian lagi bila sudah ada keterangan
bahwa pesawat uap sudah dilakukan pengujian yang
memenuhi syarat  untuk pesawat uap dari luar negeri.
Pasal 8
• Tentang lampiran syarat-syarat untuk proses mendapatkan
Akte Ijin
• Ketentuan cara pemeriksaan dan pengujian yang harus
dimuat
Pasal 9
Tentang biaya pemeriksaan dan pengujian

Pasal 10
Calon pemakai pesawat uap harus menyediakan tenaga kerja
dan alat-alat untuk proses pemadatan
Pasal 11
1. Kerusakan dari proses pemadatan dibebankan pada
calon pemakai bila  tidak sesuai dengan ketentuan
2. Kerusakan dibebankan pada pemerintah bila  petugas
dalam melaksanakan pemadatan tidak sesuai dengan
ketentuan
Pasal 12
• Pesawat uap tidak diberikan ijin pemakaian  karena
tidak memenuhi syarat
• Pemohon  dapat banding 14 hari setelah
pemberitahuan
• Dari keberatan-keberatan pemohon maka pesawat uap
dapat dilakukan uji ulang
Pasal 13
• Pesawat uap dan perlengkapannya  terus diawasi
• Dapat juga pengawasan oleh ahli K3 spesialis pesawat uap

Pasal 14
• Pegawai pengawas dan ahli K3 pesawat uap  bebas
memasuki tempat kerja
• Bila dilarang memasuki tempat kerja  bantuan Polisi.

Pasal 15
Pegawai pengawas dan ahli K3  wajib memberikan syarat-
syarat keselamatan kerja
Pasal 16
• Pesawat uap  harus diperiksa dan diuji baik atas
permintaan maupun tidak
Pasal 17
Pengguna pesawat uap  wajib menyediakan :
• Tenaga kerja
• Dan alat-alat uji.
Pasal 18
• Pegawai pengawas K3 pesawat uap dapat memerintahkan :
• Pesawat uapnya diberhentikan
• Harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian
• Dalam tempo 3 hari pemakai dapat meminta penundaan
Pasal 19
Kewajiban pemakai untuk memenuhi syarat-syarat K3 pesawat
uap
Pasal 20
• Pegawai pengawas K3 pesawat uap 
- Berhak memberikan syarat-syarat K3 pesawatnya
- Melarang operator pesawat uap yang diragukan
kemampuannya
Pasal 21
• Pegawai pengawas K3 pesawat uap  melarang suatu
pesawat uap beroperasi lebih lanjut bila hasil pemeriksaan
dan pengujian tidak memenuhi syarat
Pasal 22
• Pegawai pengawas K3 pesawat uap melarang pesawat uap
beroperasi bila tidak memiliki ijin

Pasal 23
Bila terjadi peledakan pesawat uap 
• Pemakai segera melaporkan kepada
petugas setempat
• Menjaga kondisi akibat ledakan kecuali
yang membahayakan
Pasal 24

Peledakan  Pemeriksaan tempat ledakan  menetapkan :


A. 1. Kelalaian Tidak dipenuhi oleh :
2. Syarat-syarat keselamatan - Operator pesawat uap
kerja pesawat uap - Pemakai pesawat uap
B. Sabotase dari pihak ketiga
C. Mencabut akte ijin pesawat uap dan membuat proses verbal

Pasal 25

Pengusutan dapat pula dilaksanakan oleh PPNS


Pasal 26
Sanksi pemakai pesawat uap adalah - Kurungan max 3 bulan
- Atau denda Rp. 500,-
Bila :
a. Menjalankan pesawat uap tanpa akte ijin / akte ijin dicabut
b. Alat-alat pengaman pesawat uap tidak dipelihara dengan baik
c. Merubah alat-alat pengaman pesawat uap tanpa
pemberitahuan secara tertulis ke pegawai pengawas pesawat
uap melalui dinas yang berwenang
d. Tidak memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja khusus
yang diberikan
e. Bila telah terjadi ledakan tidak segera melaporkan kepada
Dinas yang bertanggung jawab
Pasal 27

Operator pesawat uap yang meninggalkan pesawat uap


sedang beroperasi dikenakan sanksi :
•Penjara maksimal 1 bulan
•Atau denda Rp. 300,-

Pasal 28

Pidana tersebut merupakan pelanggaran


Pasal 29 dan Pasal 30

Undang-undang uap 1930 tidak berlaku pada:


1. Pesawat uap yang dipasang pada Kapal Angkatan Laut R.I
2. Kapal Dinas Pembasmian Penyelundupan NARKOBA di laut
3. Kapal-kapal komunikasi dan Kapal Polisi Daerah
4. Kapal-kapal asing
5. Dipakai < dari 6 bulan berturut-turut di Indonesia (pemilik
orang asing dan syarat-syarat keselamatan kerja terpenuhi)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai