Mujiyono
Tempat / Tgl. Lahir Purworejo, 15 Juli 1959
Pengalaman Kerja -Kepala Bidang Pengawasan
Disnakertrans DKI Jakarta
-Kepala Seksi K3, Disnakertrans DKI
Jakarta
-Kepala Seksi Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kecamatan Kelapa
Gading
-Pegawai Fungsional K3
Pasal 3
1. “Akte Ijin itu diberikan bila pemeriksaan dan pengujian atas pesawat
uapnya dan pemeriksaan atas alat-alat perlengkapannya memberikan
hasil yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam peraturan
pemerintah”.
Pasal 10
I. Oleh pemakai :
1. Dalam hal pemindahan dari pesawat uapnya
2. Bila keadaan dari pesawat uap dan alat-alat perlengkapannya
tidak sesuai lagi dengan uraian dan syarat-syarat yang
dimuat dalam Akte Ijinnya.
3. Bilamana atau sebutan dari pemegang ijinnya tidak benar
lagi.
4. Dalam hal terdapat cacat dalam pesawat uap dan alat-alat
perlengkapannya.
5. Dalam hal pembetulan pesawat uap dan alat-alat
perlengkapannya.
6. Mengenai pemeliharaan dan pengladenan pada pesawat uap
dan alat-alat perlengkapannya.
7. Mengenai bangunan dan ruangan dalam mana dipasangkan
ketel-ketel uap dari kapal-kapal api.
II. Oleh pemakai dan oleh seorang yang meladeninya sewaktu
dipakai pesawat uapnya, baik bila pesawat uap dan alat-alat
perlengkapannya sedang dipakai, maupun bila tidak dipakai
terhadap keselamatan kerja bagi pesawat-pesawat uap dan alat
perlengkapannya itu.
b. Apa yang harus diperbuat oleh pemakai sesuatu pesawat uap untuk
memungkinkan tidak berbahaya, serta mempermudah
pengawasannya, dan apa yang dapat diperintah oleh pegawai-pegawai
dan ahli-ahli termaksud dalam pasal 13, bertalian dengan
pengawasan itu.
c. Dalam hal-hal mana Akte Ijinnya dapat dicabut, pula dalam
Peraturan Pemerintah dimaksud dalam ayat (1) ditujukan dalam hal-
hal mana Kepala Jawatan Pengawasan Keselamatan Kerja dapat
memberikan kebebasan dan aturan-aturan Peraturan Pemerintah
tersebut secara untuk sebagian atau dengan bersyarat.
Pasal 20
Pasal 28
Pasal 32
SH STEAM
D’-C’ : Steam
AREA
condensing
P2 E-D’ : Steam
WATER WATER+STEAM expanding
AREA AREA B-E : Process in the
A C’ D’ boiler
E-D’ : Process in the
B steam turbine
0°C D’-C’ : Process in the
condensor
0 S C’-B : Water from
condensor back to the
boiler
K : Critical poin =
3208 Psia (steam &
Boiler
1. Uap basah/upa jenuh (campuran air dan uap) biasanya
digunakan untuk pemanasan/proses industri
2. Uap yang dipanaskan lanjut (superheated steam) biasanya
digunakan untuk turbin uap
3. Keuntungan dari uap pemanasan lanjut adalah :
Menambah efisensi turbin
Mencegah kerusakan pada kipas-kipas turrbin uap
rendah hasil kondensasi
Mengurangi kondensasi ketika melalui suatu jalur
pipa yang panjang
4. Proses pemanasan awal pada air yang masuk ke boiler akan
meningkatkan efisiensi dari boiler
Energi panas relatif dengan tekanan dan temperatur
Mudah diproses/dihasilkan
Mudah didapatkan dan ditransportasikan
(dipindahkan)
Mudah dihasilkan karena sumber air banyak
Dapat diproses berulang : air uap air uap
Ciri-ciri Uap Basah (Wet steam)
1. Uap basah adalah uap yang dalam keadaan seimbang dengan
air yang ada di bawahnya.
2. Uap basah adalah uap yang mempunyai tekanan dan
temperatur yang sama dengan tekanan dan temperatur didih air
di bawahnya.
3. Uap basah adalah uap yang mempunyai pasangan harga antara
tekanan dan temperatur didihnya.
4. Uap basah adalah uap yang apabila didinginkan akan segera
mengembun jadi air.
5. Uap jenuh adalah uap yang membawa bintik-bintik air sebesar
10 % dan dibiarkan mengembang akan mengembun jadi air.
Ciri-ciri Uap Jenuh (saturated
steam)
1. Uap jenuh adalah uap yang dalam keadaan seimbang dengan
air yang ada di bawahnya.
2. Uap jenuh adalah uap yang mempunyai tekanan dan
temperatur yang sama dengan tekanan dan temperatur didih
air di bawahnya.
3. Uap jenuh adalah uap yang mempunyai pasangan harga
antara tekanan dan temperatur didihnya.
4. Uap jenuh adalah uap yang apabila didinginkan akan segera
mengembun jadi air.
5. Uap jenuh adalah uap yang bila melakukan ekspansi atau
dibiarkan mengembang akan mengembun jadi air.
Ciri-ciri Uap Kering/Uap yang
Dipanaskan Lanjut (superheated
steam)
1. Uap yang temperaturnya Tu (K) jauh lebih tinggi di atas
temperatur didih air Td (K) pada tekanan P (kg/cm2).
2. Uap yang tidak bisa seimbang dengan air.
3. Uap yang tidak mempunyai pasangan harga antara tekanan
dan temperaturnya.
4. Uap yang apabila didinginkan tidak akan segera
mengembun.
5. Uap yang bila melakukan ekspansi tidak akan mengembun.
6. Tidak dapat membuat uap yang dipanaskan lanjut dari uap
jenuh selama uap tersebut masih bersinggungan dengan air
yang ada di bawahnya.
Entalpi (Enthalpy)
H = Entalpi, yaitu sejumlah panas/kalor yang
diperlukan untuk memanaskan air menjadi uap
(basah, kering)
h’ = h1 = Kalor/panas zat cair, yaitu panas yang diperlukan
untuk memanaskan air dari temperatur 0°C sampai
pada temperatur tertentu (h1 dalam kkal/kg).
r = Kalor/panas penguapan, yaitu panas yang
diperlukan untuk memanaskan air pada temperatur
penguapan menjadi uap jenuh dengan temperatur
yang sama (r dalam kkal/kg).
h” = h2 = Entalpi jenis = h’ + (r x dryness)
1 kkal adalah jumlah panas yang diperlukan oleh satu kg
air untuk menaikan temperaturnya sebesar 1°C, yaitu
dari 14,5°C menjadi 15,5°C.
Contoh Soal
Data :
Tekanan uap = 10 kg/cm2
Temperatur air masuk = 30 °C (berarti
enthalpy feedwater = 30 kkal/kg)
Uap dihasilkan = 3000 kg/jam
(dryness = 0,98)
Penyelesaian :
P = 10 kg/cm2 dari tabel didapatkan data :
h’ = 185,654 dan
r = 478,09
Enthalpy jenis uap (h2) = h’ + (r x dryness)
= 185,654 + (478,09 x 0,98)
= 654,2 kkal/kg
Contoh Soal (lanjutan)
Man hole
Burner
Expansion safety door
Burner
Air inlet
Blow down pipe Explosion door
Kotak isap
Pipa
Udara primer
Kotak api
Damper
Down comer
Water drum
Ash pit
Stack tube
Man hole
Boiler shell
Fire box tube plate
Cleaning hole
Horinzontal tube
Fire box
Burner hole
Fire door
Water screen
Super heater
Water tube
Peephole
Pre heater
Evaporator
Electric
magnet valve
Feed water
pump
Circulation valve
Thermostat
Steam strap
Strainer
Burner Blow down valve
Feed water inlet
Separator
Radiation Economizer
Economizer
evaporation
Feed water
Feed water
Air heater
Air heater
Separator
Heating
Stack by pass
Feed water HP
Evaporator LP
Header Econimizer HP
Steam drum HP Superheater LP
Evaporator HP
Turbin LP
Superheater HP
Turbin HP
Burner
Gas panas dari
turbin gas
Gb. Ketel uap Combined cycle
Gambar. Ketel uap cairan hitam
Gambar. Ketel uap Bagasse
Gambar. Ketel Uap Bark
Gambar. Ketel uap besi tuang (Cast Iron Boiler)
Gambar. Ketel uap listrik tipe electroda
Gambar. Ketel uap kombinasi pipa air & pipa api
Boiler
VERTICAL PACKAGE BOILER TYPE “VW”
Steam Capacity : 100 kg/hr ~ 1000 kg/hr
Steam Pressure : 10 kg/cm2
Steam Temperature : Saturated
Design,
Manufacture & Installation
by INDOMARINE
DETAIL DIAGRAM OF FIRE TUBE PACKAGE
BOILER
INDOMARINE WATER TUBE BOILER
W - XXX DF TYPE
INDOMARINE WATER TUBE BOILER
WS - XXX IF TYPE
INDOMARINE WATER TUBE BOILER
WR - XXX FM TYPE
INDOMARINE WATER TUBE BOILER
HRT - XXX TYPE
INDOMARINE FIRE TUBE BOILER
F - XX L TYPE
Ghaz - Per Uap
I. PERATURAN UMUM
(Pasal 1 s/d Pasal 4)
KETEL UAP
TEKANAN TINGGI
> 0.5 KG/CM2
PEMANAS AIR
PESAWAT UAP SELAIN
KETEL UAP PENGERING UAP
PENGUAP
BEJANA UAP
a. KETEL UAP :
LUAS PANAS ( M2) X TEKANAN ― KERJA MAX
(KG/CM2)= <0
ATAU
BILA TEKANANNYA < 2 ATM.
PERHITUNGAN BERDASARKAN
GRONDSLAGEN (DASAR-DASAR
PERHITUNGAN UNTUK
PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN)
PEMAKAIAN BESI COR
1. HANYA UNTUK :
a. KETEL VOL < 100 DM3 DAN P < 3 ATM
b. KETEL TEKANAN RENDAH
c. SALUT UAP DARI CYLINDER DAN MESIN
UAP, DAN DILUAR BAGIAN KETEL UAPNYA.
A. PEMANAS AIR
- PEMASANGANNYA, SEDEKAT
MUNGKIN DENGAN GELAS DUGA
- POSISINYA :
10 CM DIATAS GARIS API
ATAU
15 CM DIATAS GARIS API UNTUK
KETEL DIKAPAL
KETEL UAP
MENGGUNAKAN :
PESAWAT * PANAS
UAP * AIR
PESAWAT UAP * STEAM
LAINNYA : * TEKANAN
* PEMANAS AIR
* PENGERING UAP
* PENGUAP
* BEJANA UAP
SASARAN K3 – UAP
DIPATUHINYA : a. UU UAP 1930
b. PERATURAN UAP 1930
c. KETENTUAN LAIN TENTANG
UAP
MENYIMPANG
PELEDAKAN
3. AIR PENGISI PESAWAT UAP :
TELITI DULU DI LAB
KANDUNGAN BAHAN KIMIA DAN BAHAN MINERAL
NEGATIF
AKIBAT :
PENYALURAN PANAS TERHAMBAT
BOROS BAHAN BAKAR
PROSES PEMBUATAN UAP LAMBAT
TERJADI PEMANSAN LEBIH
POMPA TIDAK BERFUNGSI
PEMERIKSAAN DT MENGETAHUI
TIDAK LENGKAP a. KUAT TARIK DITAMBAH
b. BATAS MULUR
DENGAN
AKIBAT : c. KOMPOSISI KIMIA HYDRO
KERUSAKAN NDT MENGETAHUI TEST
PELEDAKAN a. KUALITAS SAMBUNGAN
LAS-LASAN
b. DENGAN GAMMA RAY,
X-RAY
5. ALAT PENGAMAN
SESUAIKAN DENGAN PERATURAN
ATASI DENGAN :
TINGKATKAN PENGETAHUAN
TINGKATKAN KETERAMPILAN/KEAHLIAN
AKIBATKAN TINGKATKAN DISIPLIN
PELEDAKAN SESUAI DENGAN PERATURAN
OPERATOR BERSERTIFIKAT