Anda di halaman 1dari 2

NAMA : GHINA SALSABILA

NIM : N1A118146

STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

BACALAH UU TENTANG UAP TAHUN 1930 KEMUDIAN BUATLAH RANGKUMAN


POIN PENTING YANG HARUS DIPAHAMI OLEH SEORANG K3.

Sebagai ahli K3, berikut poin-poin penting yang harus dipahami oleh seorang K3:

 Pada pasal 13 ayat 1 yang berbunyi, “Semua pesawat uap jang dipakai beserta
perlengkapannja berada di bawah pengawasan terus menerus oleh Negara.
Pengawasan ini didjalankan oleh pegawai-pegawai dari Kantor Daerah dan
Resort dalam wilajah di mana pesawat uap itu berada menurut aturan jang
ditetapkan dengan peraturan pemerintah.” Yang mana pesawat uap tersebut
berada dibawah pengawasan karena menghindari terjadinya human factor
ataupun kecelakaan ketika menerbangkan pesawat tersebut. Pengawasan dan
pemeriksaan pesawat uap ini dilampirkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 1948.
 Dalam pasal 19 ayat 1, kewajiban yang harus dipenuhi oleh pembawa pesawat
uap ada 7 dan dimohon untuk kepada pemakai dan orang yang menjalaninya
memakai pesawat tersebut dengan baik dan melengkapi pelengkapan yang
harus dibawa pada saat bekerja ataupun tidak bekerja.
 Lalu, pada pasal 19 ayat 2 yang berbunyi, “Demikian juga dalam peraturan
pemerintah, seperti termaksud pada ajat (1) pasal ini, ditentukan hal-hal, di mana
Direktur Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerdja, Hygiene Perusahaan
dan Kesehatan Kerdja dapat memberi pembebasan seluruh atau bersjarat atas
ketentuan-ketentuan dalam peraturan pemerintah tersebut.” yang mana
dihimbau oleh Direktur Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerja, serta
Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja agar dapat memberi pembebasan
secara menyeluruh atau bersyarat atas ketentuan tersebut.
 Untuk mematuhi SOP secara menyeluruh, pasal 20 ayat 1 berbunyi, “Pegawai
jang berkewadjiban melakukan pengawasan terhadap pesawat uap, berwenang
memerintahkan dilakukannja usaha jang dipandang perlu guna mendjamin
keamanan pesawat dan ditaatinja ketentuan-ketentuan dalam undang-undang
ini.”
 Seperti yang kita ketahui, K3 saat menjunjung tinggi norma-norma keselamatan
dan kesehatan kerja maka pasal 21 ayat 1 & 2 pun berbunyi,
(1) “Djika pada pemeriksaan atau pertjobaan ternjata bahwa pesawat tidak lagi
memenuhi sjarat jang diperlukan untuk keamanan dalam pemakaian,
pegawai jang bersangkutan melarang pemakaian selanjutnja.”
(2) “Larangan demikian itu ia beritahukan kepada Bupati/Kepala Daerah jang
bersangkutan jang bertanggung jawab atas pelaksanaannja, dan kepada
Direktur Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerdja, Hygiene Perusahaan
dan Kesehatan Kerdja”
 Dan yang terakhir adalah pasal 22 yang berbunyi,
(1) “Djika pegawai jang berkewadjiban melakukan pengawasan mendapatkan
bahwa suatu pesawat uap bekerdja tanpa adanja izin jang diperlukan itu, ia
melarang pemakaian selanjutnja. Terhadap larangan ini berlaku ketentuan
termaksud pada pasal 21 ajat (2)”
(2) “Pesawat uap tidak boleh dipakai lagi, kecuali setelah berdasarkan suatu
permohonan, ternjata dari suatu pemeriksaan dan pertjobaan sesuai dengan
pasal 7 dan 8 bahwa terhadap pemakaian ini tidak ada keberatan.”

Anda mungkin juga menyukai