Anda di halaman 1dari 4

MUHAMMAD HAFIZH SETIAWAN

D3 AERONAUTIKA
20060003

UTS HUKUM PENERBANGAN


SOAL A
1. Sebut dan uraikan difinisi pengangkutan dalam hukum hukum penerbangan dan
sebutkan unsur unsur
pengangkutan Definisi pengangkutan yaitu pemindahan barang dari tempat asal ke tempat
tujuan yang dipindahkan antara lain yaitu benda maupun manusia. Angkutan dapat berarti suatu
proses atau gerakan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Berdasarkan ulasan tersebut dapat
diartikan bahwa pengangkutan mengandung pengertian suatu proses kegiatan memuat barang
atau mengangkut orang, membawa barang atau penumpang ke tempat yang lain. Jika dirumuskan
dalam suatu kalimat yang dimaksud angkutan adalah proses kegiatan memuat barang atau
penumpang ke dalam alat tempat pemuatan yang diangkut ke tempat tujuan dan diturunkan ke
tempat yang telah ditetapkan.
Unsur unsur pengankutan yaitu :
>Adanya sesuatu benda yang akan di angkut
>Tersedianya angkutan yang di gunakan untuk memindahkan barang dari tempat asal ke tempat
tujuan
>Tersedianya tempat yang yang dapat dilalui transpotasi darat maupun udara

7. Jelaskan dari arti Pengangkutan pada nilai kegunaan tempat (place utility)
kegunaan tempat/place utility artinya yaitu benda yang yang kurang bermanfaat yang
akan di pindahkan ke tempat lain yang membuat benda itu lebih berguna dari tempat sebelumnya
dan bermanfaat di tempat yang baru
contoh:
>sparepart yang baru di pindahkan ke daerah terpencil untuk memudahkan penggantian spare
part yang sudah rusak atau sudah tidak bisa di pakai
>pesawat yang dipindahkan ke daerah yang lebih membutuhkan
>sparepart di pindahkan dari pesawat 1 ke pesawat 2 sebagai pengganti sparepart yang rusak

8. Jelaskan dari arti Pengangkutan pada nilai kegunaan waktu (time utility)
Pengangkutan pada nilai kegunaan waktu/time utility artinya pengangkutan benda yang
di pindahkan dari tempat asal ke tempat yang baru dimungkinkan terjadi suatu kegiatan pada
tempat baru yang membutuhkan suatu benda tersebut atau benda tersebut lebih di butuhkan di
tempat itu dimana benda aitu di butuhkan tepat pada waktunya.
Contoh:
>Teknisi pesawat yang di butuhkan dikala pesawat butuh perbaikan
>sparepart pesawat yang di butuhkan dikala butuh
>Avtur/avgas yang di gunaan bahan bakar pada pesawat terbang

SOAL B

3. Dalam UU no 1 2009, sebutkan dasar hukum (pasal-pasal berapa dan apa bunyi pasal
tersebut) bahwa setiap peaswat udara yang dibuat atau didatangkan dari luar negeri harus
mendapatkan sertifikasi validasi tipe yang berdasarkan perjanjian antar negara bidang
kelaikudaraan dan telah dilakukannya pemeriksaan dan uji

Pasal 13
1.Pesawat udara, mesin pesawat udara, dan baling-baling pesawat terbang yang akan dibuat
untuk digunakan secara sah (eligible) harus memiliki rancang bangun.

2.Rancang bangun pesawat udara, mesin pesawat udara, dan baling-baling pesawat terbang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat surat persetujuan setelah dilakukan
pemeriksaan dan pengujian sesuai dengan standar kelaikudaraan.

3.Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi standar
kelaikudaraan dan ketentuan perundang-undangan.

Pasal 14
1.Setiap orang yang melakukan kegiatan rancang bangun pesawat udara, mesin pesawat udara,
dan baling-baling pesawat terbang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 harus mendapat surat
persetujuan.

Pasal 15
1.Pesawat udara, mesin pesawat udara, atau baling-baling pesawat terbang yang dibuat
berdasarkan rancang bangun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 untuk diproduksi harus
memiliki sertifikat tipe.

2.Sertifikat tipe sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah dilakukan pemeriksaan
kesesuaian terhadap standar kelaikudaraan rancang bangun (initial airworthiness) dan telah
memenuhi uji tipe.

Pasal 16
1.Setiap pesawat udara, mesin pesawat udara, dan baling-baling pesawat terbang yang dirancang
dan diproduksi di luar negeri dan diimpor ke Indonesia harus mendapat sertifikat validasi tipe.

2.Sertifikasi validasi tipe sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan
perjanjian antarnegara di bidang kelaikudaraan.
3.Sertifikat validasi tipe sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah lulus
pemeriksaan dan pengujian.

Pasal 17
1.Setiap perubahan terhadap rancang bangun pesawat udara, mesin pesawat udara, atau baling-
baling pesawat terbang yang telah mendapat sertifikat tipe sebagaimana dimaksud dalam Pasal
15 harus mendapat surat persetujuan.

2.Persetujuan perubahan rancang bangun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah
dilakukan pemeriksaan kesesuaian rancang bangun dan uji tipe sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 ayat (2).

3.Persetujuan perubahan rancang bangun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. persetujuan perubahan (modification);
b. sertifikat tipe tambahan (supplement); atau
c. amendemen sertifikat tipe (amendment).

Pasal 18
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan prosedur mendapatkan surat persetujuan
rancang bangun, kegiatan rancang bangun, dan perubahan rancang bangun pesawat udara,
sertifikat tipe, serta sertifikat validasi tipe diatur dengan Peraturan Menteri.

17. Dalam UU no 1 2009, sebutkan dasar hukum (pasal-pasal berapa dan apa bunyi pasal
tersebut) tentang persyaratan untuk mendapatkan sertifikat organisasi perawatan pesawat
dan penentuan lembaga yang menerbitkan sertifikat organisasi perawatan pesawat udara,
serta ketentuan sangsi atas pelanggaranya.

Pasal 48
Untuk mendapatkan sertifikat organisasi perawatan pesawat udara sebagaimana dimaksud dalam
pasal 47 ayat (1) huruf b harus memenuhi persyaratan:
a. memiliki atau menguasai fasilitas dan peralatan pendukung perawatan secara berkelanjutan;
b. memiliki atau menguasai personel yang telah mempunyai lisensi ahli perawatan pesawat udara
sesuai dengan lingkup pekerjaannya;
c. memiliki pedoman perawatan dan pemeriksaaan;
d. memiliki pedoman perawatan dan pemeriksaan (maintenance manuals) terkini yang
dikeluarkan oleh pabrikan sesuai dengan jenis pesawat udara yang dioperasikan;
e. memiliki pedoman jaminan mutu (quality assurance manuals) untuk menjamin dan
mempertahan kinerja perawatan pesawat udara, mesin, baling-baling, dan komponen secara
berkelanjutan;
f. memiliki atau menguasai suku cadang untuk mempertahankan keandalan dan kelaikudaraan
berkelanjutan; dan
g. memiliki pedoman sistem manajemen keselamatan.
Pasal 49
Sertifikat organisasi perawatan pesawat udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47
ayat (1) huruf b dapat diberikan kepada organisasi perawatan pesawat udara di luar negeri yang
memenuhi persyaratan setelah memiliki sertifikat organisasi perawatan pesawat udara yang
diterbitkan oleh otoritas penerbangan negara yang bersangkutan.

Pasal 50
Setiap orang yang melanggar ketentuan perawatan pesawat udara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 47 ayat (1) dikenakan sanksi administratif berupa:
a.pembekuan sertifikat; dan/atau
b.pencabutan sertifikat.

27. Dalam UU no 1 2009, sebutkan dasar hukum (pasal-pasal berapa dan apa bunyi pasal
tersebut) tentang sasaran keselamatan penerbangan, dan tentang keharusan mempubliksi
hasil pencapaian kinerja keselamatan penerbangan

PASAL 310
1.Sasaran keselamatan penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 309 ayat (1) huruf b
meliputi:
1.target kinerja keselamatan penerbangan;
2.indikator kinerja keselamatan penerbangan; dan
3.pengukuran pencapaian keselamatan penerbangan.

2.Target dan hasil pencapaian kinerja keselamatan penerbangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus dipublikasikan kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai