Anda di halaman 1dari 11

PP UAP 1930 (Stoom Verordening 1930) memproduksi uap lanjutan

Pasal 1 2. satu keran kontrol uap


Ketel uap tekanan rendah =< 0.5 kg/cm2 , 3. satu monometer
Tinggi => 0.5 kg/cm2 4. lobang pemeriksaan
Pasal 2 Pasal 16
Pesawat Uap slain ktel uap : pemanas air, pengering uap, penguap, 1. tidak perlu katup pengaman bila : bejana dan ketel uapnya
bejana uap bersambung langsung dan tekanannya juga sama
Pasal 3 2. tingkap pengaman saluran harus dipasang saringan
Tidak termasuk bejana uap (dia pipa uap <450mm, cylinder/salut mesin 3. bila bejana uap pararel dan tekanan sama
uap, pipa uap pmnas bhan cair) maka : cukup satu katup pengaman dan satu manometer
Pasal 4 4. bejana pemanas bahan cair yang ruangan bahan cair dimaksud
Pengesahan gambar rencana (pembuatan/perbaikan) terpisah dengan uap dari ketelnya dan tekanannya > ½ kg/cm 2 perlu
-ajukan ke depnakertrans RI melalui Kadis stmpt; satu tingkap pengaman
-kalkir 4 x skla min. 1:12, gmbr detail las skala 1:1 lengkp dngn spek. Pasal 17
Pasal 7 1. kemampuan tingkap pengaman akan dihitung dan dicoba
tidak diperlukan akte izin (tapi tetap dalam pengawasan) 2. tingkap pengaman harus mudah diperiksa
a. ketel uap : luas panas ( m2) x tekanan ― kerja max 3. kemampuannya harus mudah disetel
(kg/cm2)= <0 atau bila tekanannya < 2 atm. 4. konstruksinya harus aman, supaya jangan mudah berantakan
b. pemanas air dari pipa ø d ≤ 50 mm. 5. tingkap pengaman model bandul bandulnya harus dijamin tidak
c. pengering uap terpisah dari ketel, ø d ≤ 25 mm tergeser
d. bejana pengembun/penampung uap dan 6. begitu juga dudukannya
sebagainya (tanpa tekanan) ø d ≤ 450 mm atau Pasal 18
volume (dm3) x p. uap (kg/cm3) ≤ 600 atau pesawat tekanan < ½ kg/cm2, cukup satu tingkap hawa saja, bila
volumenya < 100 dm3 tekanan max. 1 kg/cm2
e. bejana uap untuk memanasi bahan cair Pasal 19
(dengan tekanan) pedoman tekanan
volume (dm3) x tekanan (kg/cm2) = atau - skala harus jelas - skala min. p. max + 2
volume < 75 dm3 - p max pakai strip merah - pakai pipa lengkung
Pasal 11 - harus jelas terlihat oleh operator
pemakaian besi cor, Pasal 20
1. hanya untuk : alat pengisi :- cukup satu pompa bila luas panas < 5 m2 namun
a. ketel vol < 100 dm3 dan p < 3 atm kapasitasnya uap dari ketelnya
b. ketel tekanan rendah Pasal 21
c. salut uap dari cylinder dan mesin uap, & diluar bagian ketel uapnya. *- harus ada nr valve - harus ada keran - harus ada keran kontrol
2. pemanas air dan pengering uap kecuali ø < 200 mm * ketel uap tr cukup satu nr
3. tutup penguap bila penguapnya dengan double Pasal 22
4. perunggu dan lain sbgnya boleh dipakai seizin kepala dbnkk & nyp tanda batas air terendah
Pasal 12 - pemasangannya, sedekat mungkin dengan gelas duga
perlengkapan pengaman pesawat uap ketel uap tekanan tinggi : - posisinya : 10 cm diatas garis api atau
a. 2 katup pengaman b. 1 pedoman tekanan 15 cm diatas garis api untuk ketel dikapal
c. 2 keran coba/pengukur air + 1 gelas duga dengan keran sembur Pasal 23
atau 2 gelas duga. gelas pedoman
d. 2 alat pengisi e. 1 alarm f. 1 tanda batas air terendah 1. bila dipasang pada 1 kolom bersama, diameternya yang ke ketel
g. 1 keran cabang tiga h. 1 keran pembuang air 50 mm jika dipsg sendiri-sendiri,diamtr 25 mm, kecuali ketel kecil
i. lobang lalu orang/pemeriksaan j. plat nama 2. harus mempunyai keran kontrol
Pasal 13 3. panjang gelas duga
ketel uap tekanan rendah - minimal dapat melihat air 60 mm diatas garis api dan 40 mm
a. satu gelas duga b. satu pompa c. satu pipa pengaman dibawah garis api
d. satu pelat nama - ø minimal 8 mm
Pasal 14 - pemasangannya, pada tempat/arah pengapian
ketel uap dengan - volume < 500 dm3 & - tekanan ≤ 3 kg/cm2 Pasal 25
a. satu katup pengaman - pipa penghubung antara pesawat uap harus pakai flexible dan keran
ketel uap dipararel secara terbuka, dianggap satu unit untuk peralatan Pasal 26
pengamannya, dan pedoman tekanannya minimal pada dom - ruangan ketel pada kapal penumpang harus terpisah dinding besi
Pasal 15 dengan kamar penumpang
Selain ketel uap apendages yg dipasang : Pasal 27 (penting)
a. pemanas air pemadatan ketel uap yang dianggap baru atau setelah reparasi berat
1. satu tingkap pengaman 2. satu keran pembuang p. kerja p. uji
3. chek valve/n.r valve pada inlet 4. lobang pemeriksaan ≤ 5 kg/cm2 2x
b. pengeringan uap > 5 < 10 +5
1. satu tingkap pengaman bila unitnya dapat dipisahkan dari ketelnya ≥ 10 1,5 x
2. keran pembuang air 3. lobang pemeriksaan - holdin time ± 15 menit - tidak bocor & deformasi
c. penguap Pasal 28
1. satu tingkap pengaman 2. satu pedoman tekanan Steam test boleh ya boleh tidak (tergantung kondisi)
3. satu gelas duga 4. satu keran buang Pasal 29
d. bejana uap - pengujian 1 sebelum di tembok,untuk ketel bertembok
1. 1 (satu) tingkap pengaman bila : tekanannya < ½ x tekanan Pasal 31
Ketelnya atau 2 (dua) tingkap pengaman bila : tekanannya > ½ x 1. kewajiban pemeriksa setelah memeriksa (melapor)
tekanan ketelnya atau bila : bejana dimaksud dapat 2. wewenang kepala kantor untuk memberi/tidak memberi izin
diwajibkan membayar sejumlah biaya yang akan ditetpkan dalam
UU UAP 1930 (Stoom Oordonatie 1930) peraturan pemerintah.
Pasal 1 ketel uap dipararel secara terbuka, dianggap satu unit untuk peralatan
1)Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan pesawat uap ialah pengamannya, dan pedoman tekanannya minimal pada dom
ketel uap dan alat-alat lainnya yang dengan peraturan pemerintah Pasal 11(penting)
ditetepkan demikian, langsung atau tidak langsung berhubungan atau (1)Akibat buruk dari sesuatu pengujian dibebankan atau dipertanggung
tersambung dengan suatu ketel uap dan diperuntukkan bekerja dengan jawabkan kepada yang meminta pengujian, kecuali bila pemadatan itu
tekanan yang lebih besar (tinggi) dari pada tekanan udara. dilakukan dengan tidak penuh kebijaksanaan sebagai mana mestinya.
(2)Ketel uap ialah suatu pesawat yang dibuat guna menghasilkan uap (2)Dalam hal terakhir, yakni bila pemadatan itu tidak dilakukan dengan
atau Stoom yang dipergunakan diluar pesawatnya. sempurna, dan karenanya pesawat itu menjadi rusak, maka
Pasal 2 penggantian kerugian akan dibayar oleh pemerintah/Negara.
Yang disebut peralatan dari suatu pesawat uap dalam undang-undang Pasal 12
ini ialah semua alat-alat (yang dipasang pada pesawatnya) yang (1)Bila kepala jawatan pengawasan keselamatan kerja berpendapat
ditujukan untuk pemakaian dengan aman dari pesawat uapnya. bahwa pemakaian pesawat uapnya itu tidak dapat diluluskan mengingat
Pasal 3 syarat-syarat keselamatan, maka ia tidak akan memberikan idzinnya,
Yang disebut pemakai dari sesuatu pesawat uap : untuk pemakaian pesawat uap itu, lantas hal ini diberitahukan kepada si
a.Jika melulu untuk dipakai dalam rumah tangga, ialah kepala keluarga pemohon dengan mengemukakan alasan-alasannya.
atau kepala atau pemimpin dari suatu bangunan dalam mana (2)Si pemohon dapat mengajukan keberatan-keberatannya dalam
pesawatnya digunakan. tempo 14 hari setelah menerima pemberitahuan itu kepada suatu
b.Dalam hal lain-lainnya ialah kepala atau pemimpin dari perusahaan, komisi (dewan banding) yang terdiri atas : pegawai departemen tenaga
onderneming estate atau bangunan dimana pesawatnya dipakai. kerja yang ditunjuk menaker dan dua orang ahli (sarjana mesin/uap)
Pasal 4 buat tiap 2tahun sebagai anggota.
Yang dimaksud dalam undang-undang ini dengan : (3)Kecuali keberatan-keberatan itu ternyata benar-benar tidak dapat
• Pesawat uap tetap ialah semua pesawat yang ditembok atau dalam diterima (tidak beralasan) maka komisi tersebut akan memerintahkan
tembokan. untuk memeriksa pesawat uapnya dan bila perlu mengujinya kembali
• Pesawat uap berpindah ialah semua pesawat yang tidak ditembok. oleh pegawai pemeriksa lainnya atau oleh seorang ahli.
Pasal 5 (4)Bila pemeriksaan ulang itu memberikan kesan untuk menyatakan
(1)Seseorang yang telah merancangkan suatu pesawat uap untuk bahwa keberatan-keberatan yang berkepentingan tidak beralasan,
dipergunakan di Indonesia dapat mengajukan gambar ontwerpnya, jika maka komisi tersebut diatas memberitahukan kepada yang
di Indonesia pada kepala jawatan pengawasan keselamatn kerja, di berkepentingan bahwa idzinnya tetap tidak akan diberikan.
Nederland pada perwakilan jawatan pengawasan keselamatan kerja Pasal 19 (penting)
alamat westerdeksdijk no. 2, Amsterdam yaitu kantor cabang pusat Dalam Peraturan Pemerintah ditetapkan:
pembelian dari perwakilan Indonesia di Den Haag. a. kewajiban-kewajiban apa yang harus dipenuhi
(2) Dengan peraturan pemerintah telah ditetapkan : I. Oleh Pemakai:
a. Surat keterangan yang harus dilampirkan pda permintaan 1. dalam hal pemindahan dari pesawat uapnya.
pengesahan tersebut diatas. 2. Bila keadaan dari pesawat uap dan alat-alat perlengkapannya tidak
b. Jumlah pembayaran ongkos bea yang diwajibkan kepada sesuai lagi dengan uraian dan syarat-syarat yang dimuat dalam
Negara, dan Akte ijinnya.
c. Oleh pejabat instansi pemerintah mana pengesahan tersebut 3.Bilamana atau sebutan dari pemegang Ijinnya tidak benar lagi".
dapat ditarik kembali. 4.Dalam hal terdapat cacat dalam pesawat uap dan alat-alat
Pasal 6 (penting) perlengkapannya".
(1)Adalah dilarang untuk menjalankan atau mempergunakan sesuatu 5.Dalam hal pembetulan pesawat uap dan alat-alat
pesawat uap dengan tidak mempunyai idzin untuknya yang diberikan perlengkapannya".
oleh kepala jawatan pengawasan keselamatan kerja. 6.Mengenai pemeliharaan dan pengladenan pada pesawat uap dan
(2)Dengan peraturan pemerintah dapatlah ditunjuk pesawat-pesawat alat-alat perlengkapannya".
uap atas mana tidak berlaku ayat sebelum ini. 7.Mengenai bangunan dan ruangan dalam mana dipasangkan ketel-
Pasal 7 ketel uap dari kapal-kapal api
Akte idzin diberikan apabila (dari) pemeriksaan dan pengujian atas II. Oleh pemakai dan oleh seorang yang meladeni-nya sewaktu dipakai
pesawat uapnya dan pemeriksaan atas alat-alat perlengkapannya pesawat uapnya, baik bila pesawat uap dan alat-alat perlengkapannya
memberikan hasil yang memenuhi syarat yang ditetapkan peraturan sedang dipakai, maupun bila tidak dipakai terhadap keselamatan kerja
pemerintah. bagi pesawat-pesawat uap dan alat perlengkapannya itu".
Pasal 8 b. Apa yang harus diperbuat oleh pemakai sesuatu pesawat uap untuk
Dengan peraturan pemerintah ditetapkan : memungkinkan tidak berbahaya, serta mempermudah pengawasannya,
• Keterangan-keterangan apa saja yang harus dimuat dalam dan apa yang dapat diperintah oleh pegawai-pegawai dan ahli-ahli
permohonan (surat permintaan) untuk mendapatkan akte idzin, dan termaksud dalam pasal 13, bertalian dengan pengawasan itu".
keterangan-keterangan atau surat-surat apa saja yang harus c. Dalam hal-hal mana Akte Ijinnya dapat dicabut","Pula dalam
dilampirkan pada permohonan itu, dan keterangan-keterangan atau Peraturan Pemerintah dimaksud dalam ayat (1), ditujukan dalam hal-hal
syarat-syarat apa saja yang harus dimuat dalam suatu akte idzin. mana Kepala Jawatan Pengawasan Keselamatan Kerja dapat
• Syarat-syarat apa yang harus dipenuhi oleh pesawat-pesawat uap memberikan kebebasan dan aturan-aturan Peraturan Pemerintah
dimaksud dalam pasal 6, dan oleh alat-alat perlengkapannya. tersebut secara untuk sebagian atau dengan bersyarat".
• Cara-cara pemeriksaan dan pengujian dan peraturan-peraturan Pasal 26
yang harus diperhatikan bila melakukan pemeriksaan dan pengujian Pemakai dari sesuatu pesawat uap di hukum penjara 3 bulan atau
• Dalam hal-hal apa saja kepala jawatan pengawasan keselamatan denda paling tinggi 500 golden apabila :
kerja dapat memberikan kebebasan atas syarat-syarat yang dimuat a. Menjalankan pesawat uap
dalam peraturan pemerintah secara penuh, secara sebagian atau - sebelum akte idzin yang di perlukan untuknya diberikan,atau
dengan bersyarat. - setelah akte idzinnya dicabut,atau
Pasal 9 - setelah ada larangan menurut ayat (1) pasal 21 dan ayat (1) pasal 22
Untuk pemeriksaan pertama dan pengujian atas suatu pesawat uap b. Membiarkan
yang dilakukan pemerintah atau Negara, pula untuk mendapatkan - alat-alat pengaman di rubah tanpa seizin pegawai pengawas
suatu akte idzin baru bilamana akte semulanya hilang, adalah
- membiarkan alat-alat itu di halangi untuk bekerja dengan baik dan Kewajiban Operator
tepat • Dilarang meninggalkan tempat pelayanan selama pesawat
c. Tidak cukup menjaga diindahkannya syarat-syarat istimewa yang uap dioperasikan.
mengikat untuk menjalankannya. • Melakukan pengecekan, pengamatan dan perawatan pesawat
d. Telah terjadi peledakan tidak segera melapor kepada uap.
PEMDA/DEPNAKER • Mengisi buku laporan harian pengoperasian pesawat uap.
Pasal 27 • Menghentikan pengoperasian pesawat uap, bila ada
Orang yang diserahi pelayanan suatu pesawat uap dihukum penjara kerusakan atau tidak berfungsinya alat-alat pengaman dan
paling lama 1 bulan atau denda paling banyak 300 gulden, jika pada melaporkan ke atasan.
waktu pesawat uap itu bekerja ia tidak berada ditempat. • Operator kelas I berkewajiban mengawasi kegiatan operator
Pasal 29 kelas II.
Undang-undang ini tidak berlaku atas pesawat-pesawat uap yang • Operator kelas I bertanggung jawab atas seluruh
dipasang dalam : pengoperasian seluruh instalasi pesawat uap.
a. Kapal-kapal alri dan dinas pembasmian penyelundupan candu di laut • Membuat laporan bulan pemakaian pesawat uap kepada
b. Kapal-kapal komunikasi dan polisi daerah P2K3 di perusahaan.
Pasal 30 Jumlah Operator
Kecuali ketentuan-ketentuan pasal 23 dan 24, maka undang-undang ini --Jumlah operator untuk setiap shift pelayanan
tidak berlaku atas: -----------------------------------------------------------------------------------------------
a. Pesawat-pesawat uap yang dipasang di kapal atau alat Kapasitas jumlah operator untuk setiap ketel uap
pelayaran berbendera asing, dengan ketentuan : --------------------------------------------------------------------
• pemakai dapat membuktikan bahwa ketentuan undang- Operator Kelas II Operator Kelas I
undang uap dinegaranya telah dipenuhi, atau -----------------------------------------------------------------------------------------------
• kapal tersebut memiliki sertifikat kebaikan yang masih berlaku -
dan diakui Indonesia < 10 Ton/jam 1 orang 1 orang
• Kecuali pemiliknya menginginkan pengawasan pesawat > 10 Ton/jam - < 20 Ton/jam - 1 orang
uapnya oleh JPKK > 20 Ton/jam - < 40 Ton/jam 1 orang 1 orang
b. Pesawat uap yang diangkut-angkut yang pemiliknya bertempat > 40 Ton/jam - < 60 Ton/jam 2 orang 1 orang
tinggal di luar negeri dengan syarat : > 60 Ton/jam - < 80 Ton/jam 3 orang 1 orang
• Pemakai dapat membuktikan telah dipenuhinya ketentuan > 80 Ton/jam 3 orang 2 orang
undang-undang uap di negaranya, dan
• Pesawat uap dipakai berturut-turut < 6 bulan PERMEN No.02/Men/1982 ttg Kualifikasi Juru Las ditempat Kerja
Pasal 31 Pasal 3
Para pemakai pesawat uap yang pada waktu berlakunya undang- (1)Juru las dianggap trampil apabila telah menempuh ujian las dengan
undang ini mempunyai akte idzin, tetap berhak memakai pesawat uap hasil memuaskan dan mempunyai sertifikat juru las.
itu dengan akte itu kecuali bila sesuatu bagian dari pesawat uap atau (2) Juru las tersebut (1) dianggap tidak trampil apabila selama 6 (enam)
alat-alat perlengkapannya di ganti baru dengan tidak disesuaikan bulan terus-menerus tidak melakukan pekerjaan las sesuai dengan
dengan syarat-syarat yang dikeluarkan dengan undang-undang ini. yang tercantum dalam sertifikat juru las.
Pasal 4
(1)Peserta Juru Las harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
PERMEN No.01/Men/1988 ttg Kualifikasi & Syarat Op. Pesawat Uap a.berbadan sehat baik fisik maupun mental yang dinyatakan dengan
Operator Kelas I surat keterangan dokter pemeriksa kesehatan badan tenaga kerja
Syarat: sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
1. Sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA jurusan mekanik, b. berumur sekurang-kurangnya 18 tahun;
listrik atau IPA c. pernah mengikuti dan lulus latihan dasar atau mereka yang oleh
2. Berpengalaman sekurang-kurangnya 2 tahun. Direktur dianggap memenuhi syarat.
3. Berkelakuan Baik dari Kepolisian (2)Direktur dapat mengadakan perubahan terhadap syarat-syarat
4. Berbadan sehat dari dokter tersebut pada ayat (1)
5. Umur sekurang-kurangnya 23 tahun Pasal 10
6. Lulus paket A1 + A2 Ujian praktek tersebut pada pasal 8 huruf b, setiap peserta juru las
Operator Kelas II harus dapat menunjukkan ketrampilan mengelas seperti pada tabel 2
Syarat: lampiran I dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA jurusan mekanik, a. untuk juru las kelas I (satu) harus lulus melakukan percobaan las,
listrik atau IPA 1G, 2G, 3G, 4G, 5G, dan 6G.
2. Pernah sebagai pembantu operator selama 1 tahun. b. untuk juru las kelas II (dua) harus lulus melakukan percobaan las 1G,
3. Berkelakuan Baik dari Kepolisian 2G, 3G, dan 4G.
4. Berbadan sehat dari dokter c. Untuk juru las kelas III (tiga) harus lulus melakukan percobaan las 1G
5. Umur sekurang-kurangnya 20 tahun dan 2G.
6. Lulus paket A1. Tabel 2
Operator yang dinyatakan lulus mendapat sertifikat dan SIO.
SIO berlaku 5 tahun.
SIO dapat diperpanjang dan dicabut
Wewenang Op Kelas I
• Melayani ketel uap uap dengan kapasitas > dari 10 ton/jam
• Pesawat uap selain ketel uap semua ukuran.
• Mengawasi kegiatan operator kelas II
Wewenang Op Kelas II
• Melayani ketel uap uap dengan kapasitas < dari 10 ton/jam
• Pesawat uap selain ketel uap semua ukuran.
a.pembuatan spesifikasi prosedur pengelasan WPS (W e ld ing
Procedure Spesification) dan pencatatan prosedur kualifikasi PQR
(Procedure Qualification Record) bila dilaksanakan dengan pengelasan;
b.pembuatan harus sesuai dengan gambar rencana;
c.perencanaan jumlah Bejana Tekanan atau Tangki Timbun yang akan
dibua t;
d.penomoran seri pembuatan; dan
e.rencana jenis zat pengisi.
(3)Pemasangan, perbaikan dan modifikasi Bejana Tekanan dan Tangki
Timbun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 meliputi:
a.pembuatan gambar rencana pemasangan, perbaikan atau modifikasi;
b.pembuatan rencana gambar fondasi, landasan, rangka kaki;
c.pembuatan prosedur kerja aman pemasangan, perbaikan dan
Permenaker 37 tahun 2016 modifikasi;
Pasal 1 d.pelaksanaan pemasangan, perbaikan, dan modifikasi harus sesuai
Bejana Tekanan adalah bejana selain Pesawat Uap dengan gambar rencana; dan
Menampung gas,udara, campuran gas, atau e.pembuatan spesifikasi prosedur pengelasan WPS (Welding
Tangki Timbun adalah bejana selain bejana tekanan yang menyimpan Procedure Spesification) dan pencatatan prosedur kualifikasi PQR
atau menimbun cairan bahan berbahaya atau cairan lainnya, di (Procedure Qualification Record) bila dilaksanakan dengan pengelasan.
dalamnya terdapat gaya tekan yang ditimbulkan oleh berat cairan yang (4)Pemakaian Bejana Tekanan dan Tangki Timbun sebagaimana
disimpan atau ditimbun dengan volume tertentu dimaksud dalam Pasal 4 harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian
Pasal3 sebelum digunakan serta dilakukan pemeliharaan secara berkala.
Pelaksanaan syarat-syarat K3 Bejana Tekanan atau Tangki Timbun (5)WPS (Welding Procedure Spesification) dan pencatatan prosedur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 bertujuan: kualifikasi PQR (Procedure Qualification Record) sebagaimana
a.melindungi K3 Tenaga Kerja dan orang lain yang berada di Tempat dimaksud pada ayat (2) huruf a dan ayat (3) huruf e dilakukan evaluasi
Kerja dari potensi bahaya Bejana Tekanan atau Tangki Timbun; penilaian oleh Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis.
b.menjamin dan memastikan Bejana Tekanan atau Tangki Timbun yang Pasal 12
aman untuk mencegah terjadinya peledakan, kebocoran, dan (1)Bahan Bejana Tekanan yang dibuat dari baja karbon harus
kebakaran; dan mempunyai kuat tarik tidak kurang 35 kg/ mm2 (tiga puluh lima kilogram
c.menciptakan Tempat Kerja yang aman dan sehat untuk meningkatkan per milimeter persegi) dan tidak lebih dari 56 kg/ mm2 (lima puluh enam
produktivitas. kilogram per mili meter persegi).
Pasal 5 (2)Dalam hal bahan Bejana Tekanan mempunyai kuat tarik lebih dari
(1)Bejana Tekanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 56 kg/ mm2 (lima puluh enam kilogram per mili meter persegi) maka
(perencannaa,pemasanga) meliputi: perkalian kuat tarik dengan angka regang hingga putus harus
a.bejana penyimpanan gas, campuran gas; menghasilkan nilai paling sedikit 1200 (seribu dua ratus) kecuali Bejana
b.bejana penyimpanan bahan bakar gas yang digunakan sebagai Tekanan tersebut tidak mempunyai sambungan kuat tarik paling
bahan bakar untuk kendaraan; tinggi 75 kg/ mm2 (tu ju h puluh lima kilogram per mili meter persegi).
c.bejana transport yang digunakan untuk penyimpanan (2)Angka regang hingga putus untuk baja karbon pada batang coba dp
atau pengangkutan; 5 (lima) paling sedikit tercantum dalam Lampiran yang merupakan
d.bejana proses; dan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
e.pesawat pendingin. (3)Dalam hal tebal bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kurang
(2)Bejana Tekanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai dari 8 mm (delapan milimeter), angka regang hingga putus boleh
tekanan lebih dari 1 kg/cm2 (satu kilogram per sentimeter persegi) dan kurang dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
volume lebih dari 2,25 (dua koma dua puluh lima) liter. (4)Batang coba untuk percobaan kekuatan tarik dari pelat bahan bejana
Pasal 6 harus diambil dari bagian memanjang.
(1)Tangki Timbun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 meliputi: (5)Bejana Tekanan yang dibuat selain bahan baja karbon harus
a.tangki penimbun cairan bahan mudah terbakar; memiliki tanda hasil pengujian atau sertifikat bahan dari lembaga yang
b.tangki penimbun cairan bahan berbahaya; dan berwenang.
c.tangki penimbun cairan selain huruf a dan huruf b. Pasal 13
(2)Tangki Timbun cairan bahan mudah terbakar memiliki volume paling (1)Bejana penyimpanan gas yang dipergunakan untuk asetilen terlarut
sedikit 200 (du a ratus) liter. dalam aseton harus seluruhnya diisi dengan bahan yang mengandung
(3)Tangki Timbun cairan bahan mudah terbakar dan berbahaya porous mass yang merata.
memiliki volume paling sedikit 450 liter dan/atau temperatur lebih dari (2)Bahan porous mass tidak boleh terbuat dari bahan yang apabila
99 °c. bersenyawa dengan asetilen yang dilarutkan dalam aseton merusak
Pasal 7 bejana peny1mpanan gas.
(1)Syarat-syarat K3 perencanaan Bejana Tekan dan Tangki Timbun (3)Bahan porous mass harus tidak melesak atau mengecil
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 meliputi: dan tidak menimbulkan kantong-kantong karena sentuhan atau
a.pembuatan gambar konstruksi/ instalasi dan cara kerjanya; temperatur sampai 50 °c (lima puluh derajat celcius).
b.perhitungan kekuatan konstruksi; (4)Bejana Tekanan yang tidak mempunyai sambungan dan dibuat dari
c.pemilihan dan penentuan bahan pada bagian utama harus memiliki baja leleh harus rata dan bebas cacat.
tanda hasil pengujian dan/ atau sertifikat bahan yang diterbitkan oleh (5)Khusus Bejana Tekanan yang diproses dan ditarik dari balok baja/
lembaga yang berwenang; ingot yang panas tidak boleh mempunyai rongga udara di dalamnya
d.menyediakan lembar data keselamatan asetilen dan aseton, khusus atau membentuk cembungan atau cekungan.
pembuatan bejana penyimpanan asetilen dan ase ton ; dan (6)BejanaTekanan tanpa sambungan yang dalam pembuatannya
e.pembuatan gambar konstruksi alat perlindungan dan cara kerjanya. mengalami cacat dilarang diperbaiki dengan cara pengelasan.
(2)Pembuatan Bejana Tekanan dan Tangki Timbun sebagaimana (6)Katup penutup pada bejana penyimpanan gas yang berisi asetilen
dimaksud dalam Pasal 4 selain memenuhi persyaratan sebagaimana terlarut dalam aseton harus aman agar tidak terjadi kebocoran gas pada
dimaksud pada ayat (1), ju ga m e lipu ti: setiap kedudukan katup.
Pasal 15
(1)Katup penutup pada bejana penyimpanan gas, campuran gas, (5)Semua alat perlengkapan termasuk regulator penurun tekanan dari
dan/atau bejana transport harus diberi pelindung katup yang aman dan bejana penyimpanan gas untuk zat asam atau oksigen dan gas lain
kuat. yang mudah beroksidasi dilarang menggunakan gemuk dan bahan-
(2)Pelindung katup harus memberikan ruang bebas antara dinding bahan pelumas yang mengandung minyak dan paking yang mudah
bagian dalam dengan bagian-bagian katup penutup paling sedikit 3 mm terbakar.
(tiga milimeter). Pasal 20
(3)Pelindung katup diberi lubang dengan garis tengah paling sedikit 6,5 (1)Untuk bejana penyimpanan gas, campuran gas, dan bejana transport
mm (enam koma lima milimeter) dan apabila diberi dua lubang atau berisi gas atau campuran gas, yang dipadat menjadi cair atau terlarut
lebih maka gans tengahnya paling sedikit 5 mm (lima milimeter) serta harus sesuai dengan persyaratan tercantum dalam Lampiran yang
tutup pelindung harus selalu terpasang. merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(4)Lubang pengeluaran gas dari katup penutup harus dilengkapi (2)Dalam hal terdapat gas atau campuran yang tidak tercantum dalam
dengan mur-mur penutup atau sumbat penutup berulir. Tabel Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Pasal 16 Peraturan Menteri ini, nilai dari Pl, PO, V, dan n ditetapkan oleh Men
(1)Bejana Tekanan berisi gas atau gas campuran yang dapat teri.
menimbulkan tekanan melebihi dari yang diperbolehkan, harus diberi (3)Tekanan PO tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tingkap pengaman atau alat pengaman sejenis yang dapat bekerja tidak terpisahkan Peraturan Menteri ini berlaku untuk tem pera tu r 15
dengan baik. °c (lima belas derajat celciu s).
(2)Bejana Tekanan yang berisi gas atau gas campuran (4)Dalam hal temperatur selain 15 °c (lima belas derajat celcius), PO
yang dikempa menjadi cair melarut atau menjadi padat dan gas yang harus diperhitungkan setiap perbedaan 1 °c (satu derajat celcius) di
dipanasi sampai melebihi 50 °c (lima puluh derajat celcius), termasuk atas atau di bawah temperatur 15 °c (lima belas derajat celcius),
juga bagian dari pesawat pendingin yang dipanasi harus diberi tingkap tekanan P harus ditambah atau dikurangi dengan 0,4 kg/ cm2 (nol koma
pengaman, kecuali apabila telah terdapat pelat pengaman. empat kilogram per sentimeter persegi) untuk asetilen terlarut, 0,43
(3)Tingkap pengaman tersebut harus bekerja apabila terjadi tekanan kg/cm2 (nol koma empat puluh tiga kilogram per sentimeter persegi)
lebih besar dari tekanan kerja yang diperbolehkan. untuk gas minyak, dan 0,52 kg/ cm2 (nol koma lima puluh dua kilogram
(4)Bejana Tekanan yang berisi gas atau campuran dalam keadaan cair per sentimeter persegi) untuk gas lainnya.
terlarut atau padat akan dipakai sesuai dengan tekanan pengisian yang (5)Bejana penyimpanan gas atau bejana transport yang berisi butan,
diperbolehkan harus lebih rendah dari tekanan desain. isobutan, propan yang dikempa menjadi padat dan menjadi cair atau
(5)Dalam hal sifat gas atau keadaan lain yang bersifat khusus campuran, berlaku ketentuan sebagai berikut:
menyebabkan tingkap pengaman tidak dapat dipergunakan, maka a.pengangkutan gas digolongkan menurut tekanan pemadatannya;
bejana yang bersangkutan harus diberi pelat pengaman yang dapat b.tidak boleh diisi selain dengan gas butan, isobutan, dan propan
pecah apabila tekanan meningkat sampai dengan 5/4 (limaper empat) dengan tekanan lebih dari 2/3 (dua per tiga) tekanan Pl huruf a pada
kali yang diperbolehkan. temperatur 50 °c (lima puluh derajat celcius); dan
(6)Alat-alat pengaman yang dihubungkan dengan pipa pembuang yang c.volume gas yang diisikan tidak boleh melebihi 0,8 (nol koma delapan)
tidak dapat tertutup harus disalurkan langsung dengan pipa pembuang kali volume bejana.
di atas atap bangunan. Pasal 22
(7)Pipa pembuang sebagaimana dimaksud pada ayat (6) harus lebih (1)Bejana Tekanan, kompresor yang memadat gas ke dalam bejana
tinggi 1 m (satu meter) dari atap dan ujungnya harus dilengkungkan ke dan pesawat pendingin harus dilengkapi dengan petunjuk tekanan yang
bawah. dapat ditempatkan pada kompresor atau mesin pendingin selama masih
Pasal 17 berhubungan secara langsung.
(1)Bejana Tekanan yang berisi gas atau gas campuran yang dipadatkan (2)Petunjuk tekanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
menjadi gas cair yang tidak dilengkapi dengan alat pengaman sedikit harus dapat menunjukan 1,5 (satu koma lima) kali tekanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), ayat (2), dan ayat desain.
(4) harus dilengkapi dengan alat untuk menentukan berat gas atau gas (3)Petunjuk tekanan harus dipasang pada tempat yang mudah dilihat.
campuran. (4)Petunjuk tekanan harus diberi tanda strip merah pada tekanan kerja
(2)Bejana Tekanan yang berisi gas dalam keadaan beku harus tertinggi yang diperbolehkan.
dilengkapi dengan alat yang dapat menunjukan berat gas dalam (5)Petunjuk tekanan harus dilengkapi dengan sebuah keran cabang
kilogram dengan nilai tidak melebihi hasil bagi volume Bejana Tekanan tiga yang mempunyai flensa dengan garis tengah 40 mm (empat
dalam satuan liter dengan nilai volume jenis (V) Tabel yang tercantum puluh milimeter) dan tebal 5 mm (lima milimeter).
dalam Lampiran dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Pasal23
Peraturan Menteri ini. Bahan, konstruksi, dan alat perlengkapan Tangki Timbun harus cukup
(3)Bagian bawah dari Bejana Tekanan yang berisi gas yang dipadatkan kuat.
harus diberi alat pembuang gas yang baik. Pasal 24
Pasal 18 Tangki Timbun yang berisi cairan yang mudah terbakar harus
(1)Bejana penyimpanan gas dan bejana transport harus diberi alat anti dilengkapi:
guling. a.plat nama;
(2)Alat anti guling sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh b.pipa pengaman;
terhubung dengan tutup pelindung. c.indikator volume atau berat;
Pasal 19 d.pengukur temperatur;
(1)Regulator penurun tekanan pada bejana penyimpanan gas untuk zat e.katup pengisian dan pengeluaran;
asam atau oksigen harus dipasang secara vertikal. f.lubang lalu orang/lubang pemeriksaan;
(2)Regulator penurun tekanan bejana penyimpanan gas untuk zat air g.alat penyalur petir dan pembumian;
harus dipasang secara vertikal sehingga pada waktu regulator dibuka h.sarana pemadam kebakaran yang sesuai;dan1.perlengkapan lainnya
tidak terjadi semburan gas. untuk pemeriksaan dan pemeliharaan.
(3)Petunjuk tekanan dari regulator penurun tekanan harus terpasang, Pasal 25
mudah dibaca, dan terhindar dari benturan. Tangki Timbun yang berisi cairan bahan berbahaya pada temperatur
(4)Untuk gas yang mudah beroksidasi, pemakaian katup penutup tertentu terjadi reaksi kimia berubah menjadi gas beracun atau terjadi
maupun regulator penurun tekanan harus dibuat aman dan kuat untuk reaksi kimia dan terjadi kenaikan temperatur berubah menjadi gas
menghindari terjadinya kejutan tekanan dalam regulator penurun beracun, harus dilengkapi:
tekanan. a.plat nama;
b.alat pendingin tangki;
c.gas scrubber, d.bejana penyimpanan gas didirikan kembali dengan posisi kepala di
d.tirai air; atas dan melalui pipa yang hampir sampa1 dasar disemprot dengan
e.sistem alarm; angin kering selama 20 (dua puluh) menit.
f.katup pengaman; (2)Pembersihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 untuk bejana
g.indikator volume atau berat; penyimpanan gas yang beroksidasi dilakukan dengan cara:
h.indikator suhu;1.alat petunjuk tekanan gas beracun; a.bejana penyimpanan gas yang sudah dikeringkan diisi dengan bahan
J.alat penyalur petir/pembumian; dan cair berupa totual, benzol, atau bensin paling sedikit 1 liter dan ditutup
k.alat perlengkapan lainnya untuk pemeriksaan dan pemeliharaan. rapat kemudian diputarbalikan selama 15 menit dengan penempatan
Pasal 26 tengah-tengah bejana penyimpanan gas di atas balok;
Tangki Timbun yang berisi cairan selain sebagaimana dimaksud b.bahan cair sebagaimana dimaksud pada huruf a dituangkan dalam
dalam Pasal 24 dan Pasal 25 harus dilengkapi: bejana penyimpanan gas gelas yang jernih, didiamkan sampai semua
a.plat nama; kotoran turun, kemudian bahan cair diuji dan apabila ternyata masih
b.pipa pengaman; kotor maka harus diulangi dengan memasukan bahan cair lagi sampai
c.indikator volume atau berat; bahan cair pembilas bersih dan tidak berwarna; dan
d.pengukur temperatur; c.bejana penyimpanan gas disemprot dengan uap kering selama 1
e.katup pengisian dan pengeluaran; (satu) jam kemudian dikeringkan dengan angin.
f.lubang lalu orang/lubang pemeriksaan; (3)Selain cara pembersihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
g.alat penyalur petir dan pembumian; dan ayat (2) dapat dilakukan dengan cara lain sesuai buku petunjuk dari
h.perlengkapan lainnya untukpemeriksaan dan pemeliharaan. pabrik pembuat atau standar.
Pasal 27 Pasal 32
Lokasi tempat Tangki Timbun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 Pengeringan bejana penyimpanan gas sebagaimana dimaksud dalam
sampai dengan Pasal 26 harus dipasang tanda bahaya kebakaran, Pasal 29 ayat (1) huruf b dilakukan dengan menggunakan angin
larangan merokok, larangan membawa korek api, alat-alat api lainnya, bertekanan atau nitrogen yang bebas dari kandungan minyak.
dan larangan membawa peralatan yang dapat menimbulkan peledakan Pasal 33
atau kebakaran. Bejana Tekanan yang sudah dibersihkan tidak boleh diisi dengan zat
Pasal 28 lain yang berbeda dengan zat semula.
(1)Lokasi tempat Tangki Timbun harus dipasang pagar pengaman Pasal 34
dengan jarak paling sedikit 25 m (dua puluh lima meter) dihitung dari Bejana Tekanan atau Tangki Timbun yang dibubuhi tanda tidak
dinding Tangki Timbun dan tanda larangan masuk bagi yang tidak memenuhi syarat K3 dilarang diisi atau digunakan.
berkepentingan. Pasal 35
(2)Tinggi pagar pengaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling Bejana Tekanan yang diisi dengan gas atau campuran gas dalam
rendah 2 m (dua meter). keadaan cair atau terlarut tidak boleh melebihi berat yang dinyatakan
Pasal 29 dengan kilogram dari gas atau campuran gas dihitung dari hasil bagi
(1)Pengisian Bejana Tekanan dan Tangki Timbun harus dilakukan angka yang menunjukan volume Bejana Tekanan dalam liter dan nilai
tahapan sebagai berikut: volume jenis (V) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
a.pembersihan dan pengecekan; tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
b.pengeringan; dan Pasal 37
c.pengisian. (1)Dalam pengisian ulang bejana peny1mpanan gas asetilen dissous
(2)Khusus pengisian bejana penyimpanan gas dan bejana transport atau asetilen terlarut dalam aseton, harus mempunyai berat tarra:
untuk gas yang dikempa menjadi cair, selain melalui tahapan a.untuk isi 40 (empat puluh) liter tidakboleh berkurang 1 kg (satu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga dilakukan: kilogram) atau lebih; dan
a.penimbangan; dan b.untuk isi 5 (lima) liter tidak boleh berkurang 0,2 kg (nol koma dua
b.pengisian ulang. kilogram) atau lebih.
(3)Penimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a harus (2)Apabila berat tarra sebagaimana dimaksud pada ayat
dilakukan timbangan kontrol. (1) berkurang, peng1s1an ulang ditangguhkan, sesudahnya ditambah
(4)Timbangan kontrol sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus aseton atau bila perlu ditambah porous mass.
diperiksa oleh Pengurus paling sedikit 1(satu) bulan sekali. Pasal 38
Pasal 30 (1)Pengisian Bejana Tekanan untuk gas yang mudah terbakar dapat
Pembersihan dan pengecekan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dilakukan menggunakan kompressor atau pompa dengan tekanan kerja
ayat (1) huruf a dilakukan untuk memastikan tidak boleh ada: pengisian paling banyak 1,3 (satu koma tiga) kali tekanan kerja.
a.karatan atau retak-retak; (2)Apabila tekanan dalam pipa pengisi kurang dari 0,5 (nol koma lima)
b.sisa gas; atrnosfer maka motor penggerak atau pompa harus berhenti secara
c.sisa tekanan; otomatis.
d.kotoran bahan yang mudah terbakar; dan Pasal 40
e.aseton yang diisikan kedalam bejana penyimpanan gas yang melebihi (1)Pemindahan Bejana Tekanan isi maupun kosong tidak boleh
42 % (empat puluh dua persen) dari porous mass. dilempar atau dijatuhkan.
Pasal 31 (2)Pemindahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
(1)Pembersihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 untuk bejana menggunakan alat bantu.
penyimpan gas zat asam atau oksigen, nitrogen, zat air dapat dilakukan Pasal 41
dengan cara: Bejana Tekanan dilarang dipergunakan sebagai rol pengangkut atau
a.tingkap dilepas, bejana penyimpanan gas dibalik dan dipukuli dengan sebagai alat lainnya.
palu kayu agar karat dan kotoran lainnya jatuh keluar; Pasal 42
b.bejana penyimpanan gas disandarkan dengan posisi kepala di bawah (1)Bangunan tempat penyimpanan bejana penyimpanan gas dan
dengan sudut 20 (dua puluh) derajat, dimasukan pipa uap yang hampir bejana transport dengan jumlah yang besar harus terbuat dari bahan
sampai dasar bejana penyimpanan gas, disemprot dengan uap selama yang tidak mudah terbakar dan lantai harus terbuat dari bahan yang
2 (dua) jam, setiap setengah jam diputar 90 (sembilan puluh) derajat; tidak menimbulkan percikan api.
c.bejana penyimpanan gas didirikan dengan posisi kepala di bawah (2)Bangunan tempat penyimpanan sebagaimana dimaksud pada ayat
selama 2 (dua) jam sehingga air dapat mengalir keluar; dan (1), harus mempunyai ventilasi yang cukup dan harus mempunyai pintu
keluar atau pintu penyelamatan.
Pasal 43
(1)Bejana Tekanan yang tidak digunakan dilarang ditempatkan dalam Kendaraan yang diperuntukkan mengangkut Bejana Tekanan dilarang
satu ruangan yang terdapat Bejana Tekanan sedang digunakan. mengangkut penumpang
(2)Bejana Tekanan dilarang ditempatkan atau disimpan dekat tangga, Pasal 52
gang, di depan lubang angin, alat pengangkat, atau benda bergerak Bejana Tekanan dan Tangki Timbun yang dipasang pada alat
yang dapat menyentuh atau menimpa. transportasi harus mempunyai konstruksi yang kuat dan aman.
(3)Bejana Tekanan yang berisi bahan yang tidak mudah terbakar Pasal 53
disimpan terpisah dari Bejana Tekanan berisi bahan yang mudah (1) Perbaikan Bejana Tekanan dan Tangki Timbun harus dilakukan
terbakar. sesuai dengan prosedur sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan
(4)Bejana Tekanan dalam keadaan berisi harus dilindungi dari sumber peraturan perundang undangan dan/ atau standar yang berlaku.
panas dan penyebab karat. (2) Pekerjaan perbaikan Tangki Timbun harus dilakukan sesuai dengan
Pasal 44 prosedur K3 pekerjaan di ruang terbatas sesuai dengan ketentuan
Bejana Tekanan yang berisi media dengan berat jenis melebihi berat peraturan perundang-undangan.
jenis udara, dilarang disimpan dalam ruangan bawah tanah yang tidak Pasal 54
mempunyai ventilasi. (1) Pemasangan Bejana Tekanan baik vertikal maupun horisontal harus
di atas kerangka penumpu yang kuat.
(2)Lokasi pemasangan Bejana Tekanan harus memiliki ruang bebas
Pasal 45 untuk perawatan, pemeriksaan dan pengujian.
(1)Bejana penyimpanan gas dan bejana transport yang berisi gas yang (3) Lantai di sekitar lokasi pemasangan harus rata,bersih, dan tidak licin.
berbeda-beda harus disimpan secara terpisah. (4)Khusus Bejana Tekanan berisi gas atau campuran gas berbahaya
(2)Bejana penyimpanan gas dan bejana transport yang telah berisi dan tekanan melebihi atmosfer harus dilengkapi dengan pagar
ditempatkan di tempat terbuka harus dilindungi dari panas matahari dan pengaman dan dibuatkan tanda larangan masuk kecuali bagi yang
hujan. berwenang.
Pasal 46 Pasal 55
(1)Pengosongan Bejana Tekanan yang berisi gas beroksidasi dan (1)Ruangan tempat pemasangan Tangki Timbun di bawah permukaan
mudah terbakar harus dilakukan dengan menyisakan tekanan untuk tanah lebih dari 50 cm (lima puluh sentimeter) harus:
mencegah masuknya kotoran. a.mempuyai dinding dan perlengkapan yang terbuat dari bahan yang
(2)Pengisian kembali Bejana Tekanan untuk zat asam atau oksigen dan tidak mudah terbakar; dan
gas beroksidasi dilarang memakai peralatan pemadat dan b.mempunyai lantai dasar yang kuat menahan beban Tangki Timbun
perlengkapan bejana yang mengandung pelumas dan minyak. pada saat berisi penuh.
(3)Untuk mengisi dan mengosongkan kembali Bejana Tekanan untuk (2)Dinding dan lantai dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
gas cair tidak boleh dipercepat dengan pemanasan langsung dengan mampu menahan rembesan apabila terjadi tumpahan atau kebocoran
api terbuka atau nyala gas, tetapi dapat menggunakan pemanasan Tangki Timbun.
dengan kain basah atau udara panas atau menggunakan alat pemanas Pasal 56
listrik yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut, temperatur kontak (1)Pemasangan Tangki Timbun di atas lantai yang mempunyai fondasi
bahan dipanaskan tidak boleh melebihi 40 °c (empat puluh derajat yang konstruksinya kuat menahan beban Tangki Timbun pada saat
celcius). terisi penuh.
(4)Pada pengisian kembali Bejana Tekanan berisi asetilen yang terlarut (2)Lantai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mampu menahan
dalam aseton, bidang penghubung dari tingkat penurun tekanan harus resapan cairan Tangki Timbun.
dilapisi secara sempurna. Pasal 57
Pasal 48 (1)Pemasangan Tangki Timbun dengan menggunakan kaki terbuat dari
(1)Bejana penyimpanan gas atau bejana transport yang berisi gas yang rangka baja, konstruksinya harus kuat dan aman.
mudah terbakar atau berbahaya bagi kesehatan dalam keadaan (2)Kaki rangka baja sebagaimana dimaksud ayat (1) harus dipasang di
terkempa menjadi cair atau terlarut, apabila tidak dihubungkan dengan atas fondasi dengan konstruksi kuat menahan beban Tangki Timbun
pipa pengisi atau pipa lain yang sejenis harus diletakan dalam posisi pada saat terisi penuh.
berdiri sehingga zat cairnya tidak dapat keluar. Pasal 58
(2)Bejana penyimpanan gas atau bejana transport untuk gas yang (1)Tangki Timbun atau kelompok Tangki Timbun sebagaimana
dikempa atau terlarut yang dilengkapi pipa untuk pengambilan gas atau dimaksud dalam Pasal 24 sampai dengan Pasal 26 harus dikelilingi
zat cair harus dilengkapi tanda penunjuk arah aliran gas yang benar. oleh tanggul atau tembok tanah atau tembok yang terbuat dari batu.
(3)Keran bejana penyimpanan gas yang berisi asetilen terlarut dalam (2)Tanggul atau tembok sebagaimana dimaksud ayat (1) harus mampu
aseton harus mempunyai tingkap penutup keran. menahan dan menampung isi cairan dalam Tangki Timbun sebagai
(4)Kunci pembuka dan penutup tingkap penutup keran sebagaimana berikut:
dimaksud pada ayat (3) harus selalu tergantung pada bejananya. a.sebesar 80 % (delapan puluh persen) dari jumlah isi tangki untuk
Pasal 49 pemasangan 1 (satu) Tangki Timbun;
(1)Bejana Tekanan dilarang diangkat dengan menggunakan magnet b.sebesar 60 % (enam puluh persen) dari jumlah isi tangki untuk
pengangkat sling yang membelit pada Bejana Tekanan. pemasangan 2 (dua) sampai dengan 4 (empat) Tangki Timbun; dan
(2)Alat angkut Bejana Tekanan harus dilengkapi dengan peralatan yang c.sebesar 50 % (lima puluh persen) dari jumlah isi tangki untuk
dapat mencegah timbulnya gerakan atau geseran yang pemasangan lebih dari 4 (empat) Tangki Timbun.
membahayakan. Pasal 59
(3)Pengangkutan Bejana Tekanan tidak boleh melebihi ukuran dan (1)Pengangkutan Bejana Tekanan dan Tangki Timbun dilakukan oleh
kapasitas kendaraan serta harus dilindungi dari panas matahari. operator K3.
Pasal 50 (2)Pemasangan, pemeliharaan, perbaikan, modifikasi dan peng1s1an
(1)Kendaraan pengangkut Bejana Tekanan dalam keadaan berisi harus Bejana Tekanan dan Tangki Timbun dilakukan oleh teknisi K3 bidang
selalu disertai petugas. Bejana Tekanan dan Tangki Timbun.
(2)Kendaraan pengangkut Bejana Tekanan berisi gas beracun, iritan, (3) Pekerjaan pengelasan pada pembuatan, pemasangan,
korosif atau mudah terbakar, harus disertai petugas yang mengerti pemeliharaan, perbaikan atau modifikasi Bejana Tekanan dan Tangki
mengenai cara bongkar muat yang aman. Timbun dilakukan oleh juru las.
(3)Bejana Tekanan kosong hanya boleh diangkut dalam keadaan keran (4) Operator K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), teknisi K3
tertutup. sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan juru las sebagaimana
Pasal 51 dimaksud pada ayat (3) harus memiliki kompetensi dan kewenangan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 67 (11)Untuk Tangki Timbun dilakukan pengetesan kebocoran dengan
Lisensi K3 dapat dicabut apabila teknisi Bejana Tekanan dan Tangki pengisian air secara penuh didiamkan selama 2 x 24 jam.
Timbun yang bersangkutan terbukti: (12)Jika terjadi kebocoran atau perubahan bentuk pada Tangki Timbun,
a.melakukan tugas tidak sesuai dengan jenis dan kualifikasi Bejana kaki rangka baja, fondasi, dan lantai maka harus dilakukan perbaikan
Tekanan dan Tangki Timbun; sebelum digunakan.
b.melakukan kesalahan, atau kelalaian , atau kecerobohan sehingga Pasal 73
menim bulkan keadaan berbahaya atau kecelakaan kerja; dan (1)Pemeriksaan dan/ atau pengujian pertama pada saat sebelum
c.tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal digunakan atau belum pernah dilakukan pemeriksaan dan/atau
66. pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (1) huruf c
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN meliputi:
Pasal 68 a.gambar konstruksi/instalasi;
(1)Setiap kegiatan perencanaan, pembuatan, pemasangan, pengisian, b.sertifikat bahan dan keterangan lain;
pengangkutan, pemakaian, pemeliharaan, perbaikan, modifikasi, dan c.catatan data pembuatan (manufacturing data record);
penyimpanan Bejana Tekanan dan Tangki Timbun harus dilakukan d.cara kerja Bejana Tekanan untuk bejana proses;
pemeriksaan dan/atau pengujian. e.bagian luar dan bagian dalam Bejana Tekanan;
(2)Pemeriksaan dan/ atau pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat f.ukuran/ dimensi teknis;
(1) dilaksanakan sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal g.pengujian tidak merusak; dan
2 ayat (2). h.percobaan padat (hidrostatic test).
Pasal 70 (2)Percobaan padat (hidrostatic test) sebagaimana dimaksud pada ayat
Pemeriksaan clan/atau pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal (1) huruf h, tekanan uji 1,5 kali dari tekanan kerja yang diperbolehkan
68, meliputi: atau tekanan desain atau tercantum dalam Lampiran yang merupakan
a.pertama; b.berkala; c.khusus; dan d.ulang. bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 71 (3)Dalam pelaksanaan percobaan padat (hidrostatic test), Bejana
(1)Pemeriksaan dan/ atau pengujian pertama sebagaimana dimaksud Tekanan tidak boleh berkeringat, atau bocor, atau tidak boleh terjadi
dalam Pasal 70 huruf a dilakukan pada: perubahan bentuk menetap yang menyebabkan volume bejana
a.perencanaan; melebihi 0,2 % (nol koma dua persen) dari volume semula.
b.pembuatan; Pasal 74
c.saat sebelum digunakan atau belum pernah dilakukan pemeriksaan (1)Pemeriksaan dan/atau pengujian pertama pada pemasangan,
dan/ atau pengujian; atau perubahan atau modifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat
d.pemasangan, perubahan atau modifikasi. (1) huruf d meliputi pemeriksaan persyaratan sebagaimana dimaksud
(2)Pemeriksaan dan/ atau pengujian pertama pada perencanaan dalam Pasal 7 ayat (3).
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi pemeriksaan (2)Selain pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1). dilakukan pemeriksaaan dan/atau pengujian:
Pasal 72 a.bagian luar dan bagian dalam Bejana Tekanan;
(1) Pemeriksaan dan/atau pengujian pertama pada pembuatan b.ukuran/ dimensi teknis;
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (1) huruf b meliputi c.pengujian tidak merusak; dan
pemeriksaan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat d.percobaan padat (hidrostatic test).
(2). (3)Percobaan padat (hidrostatic test) sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) Untuk Tangki Timbun selain dilakukan pemeriksaan dan/atau (2) huruf d, tekanan uji 1,5 (satu koma lima) kali dari tekanan kerja yang
pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pemeriksaan diperbolehkan atau tekanan desain atau tercantum dalam Lampiran
dan/atau pengujian alat pembumian, penyalur petir, dan sarana yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
penanggulangan kebakaran sesuai dengan ketentuan peraturan (4)Dalam pelaksanaan percobaan padat (hidrostatic test), Bejana
perundang-undangan. Tekanan tidak boleh berkeringat, atau bocor, atau tidak boleh terjadi
(3)Pembuatan bejana penyimpanan gas (tabung LPG) harus dilakukan perubahan bentuk menetap yang menyebabkan isi bejana melebihi 0,2
pengujian sifat mekanik dan uji pecah sesuai dengan Standar % (nol koma dua persen) dari isi semula.
Nasional Indonesia (SNI) atau Standar Inter na siona l. Pasal 75
(4)Pembuatan bejana penyimpanan gas dan bejana transport selain (1)Pemeriksaan dan/atau pengujian berkala sebagaimana dimaksud
tabung LPG, per 200 unit diambil 2 (dua) unit untuk dilakukan pengujian dalam Pasal 70 huruf b dilakukan sesuai dengan Lampiran yang
sifat mekanik dan uji pecah. merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(5)Dalam hal hasil pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) (2)Pemeriksaan dan/atau pengujian berkala sebagaimana dimaksud
salah satu unit tidak memenuhi syarat, diambil 1 (satu) unit lagi untuk pada ayat (1) meliputi:
dilakukan pengujian. a.gambar konstruksi/instalasi;
(6) Dalam hal hasil pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) b.sertifikat bahan dan keterangan lain;
keduaunit tidak memenuhi syarat, diambil 2 (dua) unit lagi untuk c.catatan data pembuatan (manufacturing data record);
dilakukan pengujian. d.cara kerja Bejana Tekanan untuk bejana proses;
(7) Untuk bejana penyimpanan gas asetilen yang terlarut dalam aseton e.bagian luar dan bagian dalam Bejana Tekanan;
selain dilakukan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) juga f.bagian luar untuk Tangki Timbun;
diambil 1 (satu) unit untuk dilakukan pemeriksaan dan pengujian porous g.ukuran/dimensi teknis; dan
mass. h.pengujian tidak merusak.
(8)Apabila pengujian porous mass sebagaimana dimaksud pada ayat (3)Untuk Tangki Timbun selain dilakukan pemeriksaan dan/ atau
7 tidak memenuhi syarat, dapat diambil 1 (satu) unit lagi untuk pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat
dilakukan pengujian porous mass. (2)dilakukan pemeriksaan dan/ atau pengujian alat pembumian,
(9)Jika hasil pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ayat (5), penyalur petir, dan sarana penanggulangan kebakaran sesua1 dengan
ayat (6), ayat (7) dan ayat (8) tidak memenuhi syarat, maka pembuatan ketentuan peraturan perundang-undangan.
terhadap 200 (dua ratus) unit bejana penyimpanan dianggap tidak (4)Apabila hasil pemeriksaan bejana sebagaimana dimaksud pada ayat
memenuhi syarat. (2) tidak memenuhi persyaratan K3 maka harus dilakukan percobaan
(10)Pelaksanaan pengujian sifat mekanik, sifat kimia, dan porous mass padat (hidrostatic test).
dapat dilakukan di lembaga uji yang berwenang sesuai dengan (5)Percobaan padat (hidrostatic test) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 ayat (3) dan ayat (4).
(6)Untuk Bejana Tekanan dengan volume sampai dengan 60 (enam j. mengetahui cara pemeriksaan dan/ atau pengujian pesawat uap dan
puluh) liter harus dilakukan penimbangan dengan hasil penimbangan pipa penyalur;
tidak boleh lebih besar atau lebih kecil 5 % (lima persen) dari berat k. mengetahui cara pemeriksaan dan/ atau pengujian Bejana Tekanan;
semula. l. mengetahui K3 nuklir;
(7)Untuk bejana penyimpanan gas asetilen yang terlarut dalam aseton, m. mengetahui jenis korosi dan pencegahannya;
pengujian berkala dilakukan sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud n. mengetahui kelistrikan dan alat kontrol
dalam Pasal 72 ayat (7). otomatis;dan
(8)Pemeriksaan secara berkala untuk Tangki Timbun dilakukan paling o. mengetahui jenis fondasi dan kerangka dudukan.
lambat 2 (dua) tahun dan pengujian dilakukan paling lambat 5 (lima) (3) Keterampilan teknik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
tahun. mencakup:
Pasal 76 a.memeriksa dan menganalisis jenis-jenis pesawat uap dan
(1) Pemeriksaan dan/atau pengujian khusus sebagaimana dimaksud perlengkapannya;
dalam Pasal 70 huruf c merupakan kegiatan pemeriksaan dan/atau b.memeriksa dan menganalisis jenis-jenis Bejana Tekanan dan
pengujian yang dilakukan setelah terjadinya kecelakaan kerja, perlengkapannya;
kebakaran, atau peledakan. c.mampu menghitung kekuatan konstruksi pesawat uap dan Bejana
(2)Pemeriksaan dan/ atau khusus dimaksud pada ayat tekanan;
(1)dilakukansebagaimana sesuai dengan ketentuan peraturan d.memeriksa dan menganalisis pipa penyalur;
perundang-undangan. e.memeriksa dan menganalisis kekuatan bahan;
Pasal 77 f.memeriksa dan menganalisis pengelasan dan pengujian tidak
(1)Pemeriksaan dan/atau pengujian ulang sebagaimana dimaksud merusak (Non Destructive Test);
dalam Pasal 70 huruf d dilakukan apabila hasil pemeriksaan g.memeriksa dan menganalisis air pengisi ketel uap;
sebelumnya terdapat keraguan. h.memeriksa dan menganalisis pembuatan, pemasangan dan
(2)Pemeriksaan dan/ atau pengujian ulang sebagaimana dimaksud perbaikan/ modifikasi;
pada ayat (1) dilakukan sebagaimana pemeriksaan dan/ atau pengujian i.memeriksa dan menguji pesawat uap dan p1pa penyalur;
dalam Pasal 73 ayat (1), Pasal 74 ayat (2) dan Pa sa l 75 kecuali pada J.memeriksa dan menguji Bejana Tekanan;
percobaan padat (hidrostatic test). k.memeriksa dan menganalisis korosi dan pencegahannya;
Pasal 78 l.memeriksa dan menganalisis kelistrikan dan alat kontrol otomatis;
(1)Pemeriksaan dan/atau pengujian sebagaimana dimaksud dalam m.memeriksa dan menganalisis fondasi dan kerangka dudukan; dan
Pasal 70 huruf a, huruf b, dan huruf d menggunakan contoh formulir n.mampu membuat laporan dan analisa hasil pemeriksaan dan
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan pengujian pesawat uap dan Bejana Tekanan.
dari Peraturan Menteri ini. (4)Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diubah
(2)Pemeriksaan dan/atau penguJian sebagaimana dimaksud dalam sesuai dengan perkembangan teknik dan teknologi.
Pasal 70 huruf c mengacu pada ketentuan peraturan perundang- (5)Perilaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi sikap
undangan. jujur, hati-hati, teliti, koordinatif, profesional, tegas, berta nggung jawab,
Pasal 79 patuh, dan disiplin.
Pemeriksaan dan/atau penguJian sebagaimana dimaksud dalam Pasal Pasal 82
70 dilakukan oleh: Pengurus dan/ atau Pengusaha memfasilitasi dalam pelaksanaan
a.Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis; atau pemeriksaan dan/ atau pengujian Bejana Tekanan atau Tangki Timbun
b.Ahli K3 Bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekanan. beru pa penyediaan alat-alat bantu.
Pasal 80 Pasal 83
(1)Pemeriksaan dan/atau pengujian yang dilakukan Pengawas (1)Hasil pemeriksaan dan/atau penguJian sebagaimana dimaksud
Ketenagakerjaan Spesialis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 dalam Pasal 70 harus dilaporkan ke pimpinan unit kerja pengawasan
huruf a dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. ketenagakerjaan.
(2)Ahli K3 bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan sebagaimana (2)Hasil pemeriksaan dan/atau pengujian sebagaimana dimaksud pada
dimaksud dalam Pasal 79 huruf b harus ditunjuk oleh Menteri sesua1 ayat (1) wajib dituangkan dalam Surat Keterangan yang diterbitkan oleh
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. unit kerja pengawasan ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan
(3)Untuk dapat ditunjuk sebagai Ahli K3 bidang Pesawat Uap dan peraturan perundang-undangan.
Bejana Tekan harus memiliki kompetensi sesua1 dengan ketentuan (3)Surat Keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilengkapi
peraturan perundang undangan. dengan alasan teknis pada lembar tersendiri.
Pasal 81 (4)Surat Keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuat
(1)Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat (3) dalam 3 (tiga) rangkap dengan rincian:
meliputi: a.lembar pertama, untuk pemilik;
a.pengetahuan teknik; b.lembar kedua, untuk unit ketenagakerjaan setempat; dan
b.keterampilan teknik; dan c.lembar ketiga, untuk unit ketenagakerjaan pusat.
c.perilaku. 5)Unit kerja pengawasan ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud
(2)Pengetahuan teknik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a pada ayat (2) wajib menyampaikan surat keterangan kepada unit
mencakup: pengawasan ketenagakerjaan di pusat setiap 1 (satu) bulan sekali.
a.memahami peraturan perundang-undangan di bidang pesawat uap Pasal 84
dan Bejana Tekanan; (1)Surat keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 ayat (2)
b.mengetahui jenis-jenis pesawat uap dan perlengkapannya; meliputi Surat Keterangan Memenuhi Persyaratan K3 atau Surat
c.mengetahui jenis-jenis Bejana Tekanan dan perlengkapannya; KeteranganTidak Memenuhi Persyaratan K3 tercantum dalam Lampiran
d.mengetahui cara menghitung kekuatan konstruksi pesawat uap dan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Bejana Tekanan; (2)Bejana Tekanan dan Tangki Timbun yang mendapatkan Surat
e. mengetahui pipa penyalur; Keterangan Memenuhi Persyaratan K3 diberikan Tanda Memenuhi
f. mengetahui jenis dan sifat bahan; Syarat K3 pada setiap Bejana Tekanan dan Tangki Timbun.
g. mengetahui teknik pengelasan dan penguJian tidak merusak (Non (3)Tanda memenuhi syarat K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Destructive Test); berupa stiker yang dibubuhi stempel tercantum dalam Lampiran yang
h. mengetahui jenis dan pengolahan air pengisi ketel; merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
i.mengetahui proses pembuatan, pemasangan, dan Pasal 85
perbaikan/ modifikasi;
Bejana Tekanan dan Tangki Timbun yang tidak memenuhi syarat K3 10).Membuat laporan pengawasan pembuatan P.Uap dengan Form
dibongkar atau dipotong dengan menggunakan prosedur kerja yang Btk4, 5, 6 dan 7 Dengan modal beberapa berita acara yang telah dibuat
aman. di setiap langkah tadi.
Pasal 86 Kemudian semua lembaran Btk.U tadi diteken oleh ; AK3-PUBT +
Pengawasan pelaksanaan K3 Bejana Tekanan dan Tangki Timbun di Enginer + Pengawas K3PUBT .
Tempat Kerja dilaksanakan oleh Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis 11).Semua dokumen dibundel, menjadi “Manufacturinhg Data Report”
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 12).Untuk Ketel jenis Ketel Uap berpindah(packaged Boiler), dokumen
Pasal87 itu sangat Dibutuhkan dalam rangka AKTE izin.
Pengusaha dan/ atau Pengurus yang tidak memenuhi ketentuan dalam Untuk Ketel Uap jenis Ketel Uap Tetap (Stationaty Boiler).
Peraturan Meteri ini dikenakan sanksi sesuai dengan Undang-Undang Dokumen itu sangat dibutuhkan dalam rangka perakitan di lokasi
Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Undang-Undang rencana pemasangan.
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
B. PROSEDUR & TEKNIK RIKSA-UJI PADA PROSES PERAKITAN
Untuk Ketel Jenis Packaged Boiler tidak ada pross perakitan di lokasi
pemasangan bhb karena dikirim ke lokasi pemasangan sdh dalam
A. PROSEDUR & TEKNIK RIKSA-UJI PADA PROSES PEMBUATAN keadaan Build Up.
Didalam proses pembuatan Pesawat Uap di pabrik pembuat dalam Tetapi Ketel jenis Stationary Boiler dikirim dari pabrik pembuat ke lokasi
wilayah Hukum RI, selaku AK3-PUBT yang dilakukan secara berurut pemasangan kondisinya (partnya) masih terpisah satu sama lain, dan
sbb; perlu pengangkutan khusus.
1. Pemeriksaan dokumen yang harus ada, yaitu sbb; Sesampainya parts di lokasi pemasangan, maka dilakukan proses
a. Pengesahan gambar rencana pembuatan Pesawat Uap yang perakitan yang
diterbitkan oleh Direktur PNK3 Kemnaker RI. Riksa-uji harus dilakukan secara berurut sbb;
b. Gambar konstruksi P.Uap yang disyahkan oleh Direktur PNK3. 1. Pemeriksaan Dokumen yg harus lengkap sbb ;
c. SKP pabrik pembuat yg diterbitkan oleh Dirjen PPK & K3. a. Jika buatan dalam Negeri
d. Sertifikat material yang syah (ada cap & stamp pihak thirt Party yang 1). Manufacturing data report yg didapat dari pabrik pembuat Dalam
diakui dunia (contoh ; Lloyd registered, Shippinh Beurau) , dari pelat Negeri --harus lengkap.
dan pipa baja yang akan dibuat sbg Parts P.Uap. 2). Manufactuting data Report serahkan ke Pengawas K3PUBT Unit
Andaikan Sert material belum ada cap thirth party yg berwenang, apa Wasnaker Setempat, tapi AK3-PUBT ybs hrs Copy satu set untu bahan
langkah kita menurut ketentuan yg berlaku di Indonesia..? pengawasan/riksa- Uji.
Jawab : Harus dilakukan Uji Lab dulu di B4T, kemudian B4T 3). Dari mulai pembuatan pindasi sampai selesai lakukan pengawasan
menertbitkan surat Hasil Uji……untuk memastikan bahwa material agar sesuai Dg gambar rencana yg telah disyahkan, termasuk material,
dengan sertifikatnya itu sesuai apakah tidak. kampuh las, kawat Las, juru las, proses pengelasan dst hingga selesai.
e. Setifikat dan Buku Kerja Welder Kelas I. Ingan sambungan las yg dilakukan di lapangan seawaktu perakitan juga
f. WPS yg dibuat relevan dengan “Detail gambar sambungan” yang hrs Di NDT tenaga ahli yg berwenang.
ada di gambar konstruksi.(material,fiiler metal,joint,kampu 4).Hydro Test ( pasal 27).
g. Lembar perhitungan kekuatan konstruksi yang dibuat oleh Pabrik 5).Steam Test
pembuat (kita tdk perlu menghitung lagi), boleh mengginakan rumus; 6).Buat laporan hasil riksa-uji dg form btk.9 (untuk Boiler), Btk.9a
Gronslagen, BS, DIN, ASME, atau JIS. (P.Uap selain Boiler)
7).Lampirkan Form Btk.6 yg diisi oleh perusahaan calom pemakai.
2. Proses pemeriksaan dan pengujian di lapangan, berurut sbb; 8).Laporan diketahui Pengawas K3PUBT
1).Pelat dan pipa baja sbg bahan baku P.Uap yg akan dibuat meliputi 9).Terbit Akte Izin.
sbb; Panjang, lebar, tebal. Kalai pipa, diamater. Tebal, Panjang. b. Jika buatan Luar Negeri
2).Cocokkan Nomor di Plate atau Pipa dengan Sert bahannya. 1). Selain manufacturing data report, maka Gbr konstruksi segera kirim
Buat laporan pengawasan pembuatan P.Uap dengan menggunakan ke Direktur PNK3 untuk disyahkan.
Form Bt. U.1 2). Prosedur & Teknik riksa uji selanjutnya sama dengan tsb. diatas.
3). Awasi pada proses pembentukan dari bahan baku menjadi bahan Catatan : Perusahaan perakitnya perlu SKP sebagai perusahaan
setengah jadi. Dan buatlah laporan pengawasan dg form.Btk.U-3. perakit P.uap yg diterbitkan Dirjen Binwasnaker & K3.
4). Periksa kawat las yg dipakai untuk memastikan apakah sesuai yg Untuk Ketel Uap stationer ini, ada proses perakitan sekaligus untuk
tertulis di WPS. Sekaligus periksa PQR nya ( buat berita acaranya) Melakukan pemeriksaan pertama, dlm rangka Akte Izin.
teken AK3-PUBT + Enginer Pabrik pembuat.
5). Awasi pada proses pengelasan dari mulai las titik, las akar dan las Teknik Hydro Test Yang Benar Itu Seperti Apa.
isi dg berpedoman kepada WPS. Sekaligus lihat wajah Welder, untuk 1. Menemukan kebocoran/rembesan di setiap sambungan las dsb di
memastikan kesesuaiannya dg sert yg di Kantor pabrik pembuat Boiler ybs.
tadi( buat berita acaranya). 2. Menemukan titik masing-masing pelat atau pipa Boiler yang terjadi
6). Lakukan pengukuran ketidak bulatan badan D. Ingat deviasi perubahan bentuk yang menetap.
maksimum yang diizinkan = 1 % x Dia drum (buat berita acaranya) Teknik Hydro Test, secara berurut harus dilakukan sbb;
7). Awasi pelaksanaan NDT, terutama UT dan RT. Apakah dilakukan 1. Siapkan perlengkapan sbb ;
oleh PJK3 yang syah serta tenaga NDT yang berwenang.(buat berita a. Air bersih dalam bak secukupnya
acaranya) b. Pompa Hydro Test
8). Lakukan Hydrostatic Test, dengan mengacu kepada Stoom 2. Pasang pipa selang dari Pompa Hydro ke Drum Boiler (gunakan
Verordening 1930 pasal 27 (buat berita acaranya) pompa maks. 3 nepel yg tepat).
kg/cm2 3. Ketel penuhi dengan air bersih dg menggunakan Pompa Boiler
9). Pengawasan terhadap perlakuan panas ( Heat Treatment ) . dimana hingga penuh, dan
Boiler Diatas lori masuk ke ruang HT yg terlapisi Batu tahan Api (Fire lanjutkan dengan buang angin.
Brick) dan Dikanan kiri atas bawah terdapat Burner, sehingga boiler 4. Fungsikan Pompa Hydro, mengikuti grafik yg telah kita siapkan
semakin tinggi suhunya hingga mencapay temperature sekitar 1200 (lihat di papan tulis).
derajat Celsius atau lebih rendah dari suhu itu tergantung berapa mm
tebal pelat baja ynbs, dengan maksud untuk menghilangkan tegangan Teknik Steam Test Yang Benar Itu Seperti Apa
di dalam logam ( dibuktikan dg alat perekam). Buatlah Berita acaranya. - Air pada garis normal (hi lo); tutup keran yang keluar pintu
ketel;
- Buka keran pompa utama pipa air pengujian;
- Hidupkan boiler > Vac = 55oC/jam
- Tekanan naik perlahan setelah P=- 75%, matikan
- Cek Steam valve macet
- Tepat pada tekanan 100 % SV-1 (membuka atau menutup)
- SV-I dikunci dengan traktor-ketel terus hidup
- SV-II distel membuka pada tek.103%
- Ketel dimatikan-uji pompa –blowdown
- Alaram buka blowdown dibuka hingga pada level air terendah
hingga alarm tdiak bunyi
- Ukur tinggi cinci pengaman pada sv-I dan sv-II h … mm

Anda mungkin juga menyukai