Anda di halaman 1dari 26

Laporan On job Training

PT.Wilmar Nabati Indonesia – HP. Boiler Wuxi


Departemen Utility WINA OLEO

TRY MANDA SINURAT


NIK. 6220034777
Lembar Pengesahan

Laporan On Job Training

Nama : TRY MANDA SINURAT


NIK : 6220034777
Departement : UTYLITY

Diketahui Oleh :

Bilwijer H M. Iqbal

SUPERVISOR HEAD DEPARTEMENT


PENDAHULUAN

PT. Wilmar Nabati Indonesia (WINA) adalah perusahaan dengan investasi modal asing yang
berada di bawah naungan Wilmar group Internasional yang bergerak dalam bidang pengolahan
minyak sawit dan turunannya. baik berupa produk edible oil dan non edible oil (oleochemical).

Adapun produk akhir yang dihasilkan diantaranya:

 Produk edible oil berupa crude palm kernel oil, refined palm oil, fatty acid distillate,
refined palm olein, refined palm stearine, crude kernel olein dan crude kernel stearine
yang banyak digunakan untuk industri makananan. Juga dihasilkan minyak goreng
kemasan dengan merek sania dan fortune.
 Untuk produk oleochemical berupa fatty acid, glycerine, methyl ester dan soap noodle
yang digunakan diberbagai industri. Biodiesel juga merupakan produk akhir yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar.
1. Definisi
Oleokimia adalah produk yang dihasilkan oleh industri kimia dengan memakai minyak dan
lemak sebagai bahan baku. Oloekimia terdiri dari dua kelompok yaitu :
A. Oleokimia Dasar : asam lemak (Fatty Acid),Glycerine,alcohol lemak (Fatty
alcohol), Metil Ester dan Amina Lemak.
B. Oleokimia Turunan : Asam lemak alkanolamida, asam lemak etoksilat, lemak
alcohol etoksilat dll.
2. Bahan Baku
Secara umum bahan baku untuk industri oleo kimia adalah minyak atau lemak yang
berasal dari tumbuhan nabati seperti minyak sawit (CPO),minyak inti sawit (CPKO),minyak
kelapa (CNO) dan juga berasal dari hewan seperti lemak sapi (Tallow),lemak babi
(Lard).Sedangkan untuk industrioleo adalah etilena,propiline dan olefin.Bahan baku yang
digunakan untuk oil splitting.
a. RPO (Refine Palm Oil)
b. RPS (Refine Palm Stearine)
c. CPKO (Crude Palm Kernel Oil)
d. CNO (Coconut Oil)
Gambaran Umum PT. WINA oleochemical Pelintung

PT. WINA Oleochemical pelintung merupakan salah satu perusahan yang berada di
bawah naungan group wilmar international. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan
di Indonesia yang menggunakan minyak kelapa sawit untuk di olah menjadi bahan oleokimia
yaitu asam lemak (crude fatty acid), di bangun dengan tiga splitter untuk memproduksi crude
fatty acid dan dua evaporasi dengan produk glycerine.
PT. WINA Oleochemical pelintung beralamat di jl. P. batam, kelurahan pelintung-
kawasan industri dumai barat. Lokasi dekat dengan dermaga sehingga lebih mudah dalam
penjualan dan pendistribusian produk dengan pengangkutan menggunakan kapal-kapal
besar.
PT. WINA Oleochemical pelintung secara struktur perusahan terdiri dari beberapa
Departemen yaitu Boiler, Produksi, Electrical & Intrument, Mechanic, Tank farm, PPIC,
ETP, Store, dan EHS. Penulis disini berada di departemen BOILER.

A. Profil WUXI High Pressure Boiler

Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan uap (steam)
dalam berbagai keperluan. Air di dalam boiler dipanaskan oleh panas dari hasil pembakaran
bahan bakar (sumber panas lainnya) sehingga terjadi perpindahan panas dari sumber panas
tersebut ke air yang mengakibatkan air tersebut menjadi panas atau berubah wujud menjadi
uap. Air yang lebih panas memiliki berat jenis yang lebih rendah dibanding dengan air yang
lebih dingin, sehingga terjadi perubahan berat jenis air di dalam boiler. Air yang memiliki
berat jenis yang lebih kecil akan naik, dan sebaliknya air yang memiliki berat jenis yang lebih
tinggi akan turun ke dasar. (Djokosetyardjo, M.J.1990)

WUXI High Pressure Boiler adalah salah satu unit pendukung pada departemen produksi
PT. WINA OLEO CHEMICAL yang bertujuan untuk menghasilkan steam high pressure
untuk membantu departemen produksi dan Oleochemical, sehingga tujuan departemen
produksi untuk menghasilkan produk yang bermutu sesuai dengan harapan dapat terpenuhi.

Adapun spesifikasi dari Wuxi High Pressure Boiler adalah: kapasitas flow rate 20 T/H,
designed pressure 7,0 Mpa, Rated Steam Temperature 2860 C. Bahan bakar yang digunakan
adalah bahan bakar padat (batubara) dengan nilai kalor 5600 – 6000 Kcal/kg.
B. Alat pengaman pada Water Tube Boiler

Apendages ketel adalah peralatan ketel yang digunakan untuk menjamin keselamatan ketel
pada waktu beroperasi.apendages ketel sudah ditetapkan oleh undang-undang keselamatan
kerja.berbagai apendages yang bersinggungan dengan uap tidak boleh menggunakan bahan dari besi
tuang karena terlalu rapuh.appendages adalah suatu alat pengaman yang harus ada pada ketel
sehingga ketel dapat beroperasi dengan aman.

Adapun alat pengaman pada ketel meliputi :

1. Katup pengaman (safety valve )


Berpungsi untuk mengamankan ketel dari kelebihan tekanan dari tekanan maksimum yang
telah ditntukan .katup pengaman ini dipasang lebih dari satu.
2. Gelas penduga ( sight glass )
Berfungsi untuk mengetahui batas permukaan air didalam ketel.
3. Transmitter
Berfungsi untuk mengukur ketinggian air dalam steam drum dan melaporkan hasil
pengukurannya pada controller .hasil ini disebut juga instrument signal.

4. Blow down valve


Berfungsi untuk membuang air beserta endapan-endapan yang terjadi pada dasar drum ketel,
atau digunakan untuk mengosongkan air pada saat ketel akan over houl.
5. Main steam valve
Berfungsi untuk mengatur bukaan pada saat uap dari ketel akan dialirkan ke steam distributor
header.
6. Alarm
Alat ini berfungsi untuk memberi tanda apabila ketel kelebihan atau kekurangan air (level
atau permukaan air pada batas maksimum dan minimum yang telah ditentukan ).
7. Manhole,handhole dan eyehole
Lubang – lubang ini berfungsi sebagai sarana untuk memudahkan orang2 melakukan
perbaikan,pembersihan dan pemeriksaan pada boiler.
8. Pelat cap (name plate )
Dalam undang- undang uap pasal 12 setiap ketel harus mempunyai plat cap sesi empat
dengan ukuran 80 x 140 mm.pada plat cap tersebut harus tertera dengan jelas :
a) Nama pabrik pembuat ketel
b) Tahun pembuatannya
c) Tekanan kerja yang diijinkan
d) Seri nomor
e) Negara tempat pabrik pembuat ketel
C. Bagian-bagian dan Peralatan Pendukung Ketel Uap
1. Rangka bakar rantai (Chain Grate)
Chain grate berfungsi sebagai ban berjalan untuk memasukkan bahan bakar ke dalam
tungku. Bahan bakar turun ke bawah dari corong batu bara (coal hopper) yang diterima oleh
rangka bakar rantai di bagian depan dan terus dibawa masuk perlahan-lahan ke dalam tungku.
Tebal lapisan batubara diatur oleh pintu sorong yang ada di mulut tungku bawah. Namun
banyaknya bahan bakar yang dibakar ditentukan oleh kecepatan gerak rangka bakar rantai
tersebut dan dari banyaknya udara pembakar yang disalurkan baik melewati celah-celah
rangka bakar tersebut sebagai udara primer, maupun dari sebelah atas rangka bakar sebagai
udara sekunder.
Dengan demikian, tebal lapisan batubara adalah tetap, dan hanya diubah bila jenis batu
bara yang digunakan diganti. Sehingga pintu sorong tersebut hanya distel bila batubara yang
digunakan diganti dengan batubara jenis lainnya, serta bila besarnya butiran-butiran berbeda.
Pengeringan dan pemanasan awal, pengegasan dan pembakaran bahan bakar, serta
pembentukan abu dan terak, akan berlangsung di bagian-bagian yang berurutan dari rangka
bakar, dari depan ke belakang.
Pada ujung akhir dari rangka bakar, abu dan terak jatuh kesumuran abu, sehingga batang-
batang rangka bakar menjadi bersih dan bebas dari abu dan terak, sehingga setelah kembali
lagi kedepan, maka batang rangka bakar tersebut langsung bersinggungan dengan batu bara
segar yang baru saja turun dari corong batu bara (coal hopper).

2. Economizer

Gas asap setelah meninggalkan tungku temperaturnya masih tinggi sekitar 5000 C,
sehingga akan merupakan kerugian panas yang besar bila gas asap tersebut langsung dibuang
lewat cerobong. Gas asap yang masing panas ini dapat dimanfaatkan kembali untuk
memanasi air terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam drum ketel, sehingga air telah
dalam keadaan panas.

Air yang telah dalam keadaan panas tersebut pada saat masuk ke dalam drum ketel
membawa keuntungan karena di tempat air masuk ke dalam drum, dinding ketel tidak
mengerut sehingga drum ketel lebih awet, dengan demikian biaya perawatan menjadi lebih
murah. Lain halnya jika air dalam keadaan dingin masuk kedalam drum tersebut, dinding
drum akan mengerut dan muda pecah atau bocor, sehingga biaya perawatannya lebih mahal.
Keuntungan kedua ialah dengan memanfaatkan gas asap yang masih mempunyai
temperatur yang tinggi tersubut untuk memanasi air sebelum masuk ke dalam drum ketel,
berarti akan memperbesar efisiensi dari ketel tersebut, karena dapat memperkecil kerugian
panas yang diderita oleh ketel.

Keuntungan ketiga ialah air yang telah dalam keadaan panas masuk ke dalam drum ketel
tersebut, untuk menguapkannya di dalam tungku hanya sedikit saja dibutuhkan panas,
sehingga dengan demikian untuk menguapkan air di dalam tungku hanya dibutuhkan sedikit
bahan bakar, sehingga pemakaian bahan bakarnya lebih hemat atau biaya operasinya menjadi
lebih otomatis.

Keuntungan keempat ialah bila air telah dalam keadaan panas memasuki drum ketel,
maka untuk menguapkannya hanya dibutuhkan panas yang sedikit di dalam penguap,
sehingga luas bidang yang dipanaskan (Heating Surface) dari penguap menjadi lebih sedikit,
akibatnya ukuran tungku menjadi lebih kecil, oleh karena itu harga tungku menjadi lebih
murah.

3. Pemanas Udara (Air Preheater)


Gas asap setelah ke luar dari memanasi ekonomiser masih bertemperatur sekitar 300 0 C
sehingga sayang bila dibuang langsung lewat cerobong, karena panas yang terkandung di
dalam gas asap tersebut masih dapat dimanfaaatkan lagi untuk memanaskan udara sebelum
dimasukkan ke dalam tungku, sehingga efisiensi thermis ketel uap dapat dinaikkan lagi.
Memanaskan udara pembakaran sebelum dimasukkan ke dalam tungku berarti
mengurangi kebutuhan panas untuk menaikkan temperatur udara di dalam tungku, sehingga
api di dalam tungku tidak banyak mengalami penurunan temperatur, sehingga mengurangi
kemungkinan api di dalam tungku tiba-tiba padam sendiri. Dengan demikian bila api di
dalam tungku padam sendiri, maka ada sejumlah kerugian bahan bakar yang dibuang, lagi
pula operasi ketel menjadi terganggu.
Manfaat lain dengan memanaskan udara pembakar terlebih dahulu sebelum masuk ke
dalam tungku, ialah udara yang telah dalam keadaan panas masuk ke dalam tungku
membantu untuk mempercepat penguapan air yang terkandung di dalam bahan bakar,
sehingga akan mempercepat berlangsungnya pembakaran bahan bakar di dalam tungku, yang
dengan demikian untuk kapasitas tungku yang sama, yaitu untuk jumlah bahan bakar yang
sama, tungku yang menggunakan udara panas ukuran-ukurannya menjadi lebih kecil
sehingga dapat lebih murah investasinya.
4. Electro Static Presipitator ( ESP )
Adalah salah satu alternatif penangkap debu dengan efisiensi tinggi (diatas 90%) dan
rentang partikel yang didapat cukup besar. Dengan menggunakan elektro static presipitator
ini,jumlah limbah debu yang keluar dari cerobong diharapkan hanya sekitar 0.16% (dimana
efektifitas penangkapan debu mencapai 99.84% ).
Cara kerja dari electrostatic presipitator yaitu sebagai berikut :
melewatkan gas buang (flue gas ) melalui suatu medan listrik yang terbentuk
antara discharge electrode dengan collector plate , flue gas yang
mengandung butiran debu pada awalnya bermuatan netral dan pada saat
melewati medan listrik , partikel debu tersebut akan terionisasi sehingga
partikel debu tersebut menjadi bermuatan negatif (-).
partikel debu yang bermuatan negatif (-) selanjutnya menempel pada pelat-
pelat pengumpul ( collector plate ). Debu yang dikumpulkan dicollector plate
dipindahkan kembali secara periodik dari collector plate melalui suatu
getaran ( rapping ). Debu ini kemudian jatuh ke bak penampung ( ash hopper
)dan dipindahkan ( transport ) ke flyash silo dengan cara dihembuskan (
vacuum ). Boiler PT. WINA OLEO CHEMICAL saat ini menggunakan
sistem ESP ini.

5. Cerobong (Chimney)
Cerobong digunakan untuk mengalirkan gas asap ke luar dari ketel uap dengan kecepatan
tertentu, dan digunakan untuk mengatasi geseran-geseran yang terjadi terhadap aliran gas
asap, mulai dari rangka bakar, hingga ke luar cerobong. Dengan kata lain: untuk
menimbulkan isapan cerobong atau Stack Draugh. Di samping itu, digunakan juga untuk
membuang gas asap setinggi mungkin sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.

6. Deaerator
Fungsi deaerator adalah untuk menghilangkan oksigen dan gas terlarut lainnya dari air
umpan boiler. Deaerasi diperlukan karena oksigen bersifat korosif ke metal boiler. Selain itu,
lebih murah/efisien untuk menghilangkan hampir keseluruhan oksigen dengan steam
daripada secara kimiawi. Konsekuensi unit deaerator yang tidak berfungsi dengan baik yaitu
korosi terhadap Economizer, Boiler Feed Pump, Boiler Separation Equipment, Pipa Boiler
(Sisi air) dan Steam Condensate Lines. Selain itu biaya kimia akan menjadi lebih tinggi.
Temperatur oprasi deaerator yaitu 950 C – 1050 C dengan tekanan kerja maks 0,03 Mpa, (titik
didih air = 1080 C).

7. Continious Blow Down (CBD)


CBD berfungsi untuk mengontrol kandungan padatan air boiler. Keuntungan blowdown
kontinu adalah :
 Level kandungan padatan boiler dapat dipertahankan secara lebih konsisten.
 Penghematan bahan kimia dan energi karena lebih sedikit air yang diblowdown.
 Kontrol level air boiler yang lebih baik/konsisten.
 Mengurangi kesalahan manusia sehungungan dengan kealpaan melakukan blowdown
pada interval waktu tertentu.

8. Kipas (Fan)
Fan terdiri dari FD Fan (Forced Draft Fan) yang berfungsi untuk menyuplai udara
primer dari bagian bawah ruang bakar (fire grate), ID Fan (Induced Draft Fan) yang
berfungsi untuk menciptakan kevakuman pada furnace dan menarik asap dan abu sisa
pembakaran kemudian dibuang melalui cerobong (Chimney), dan Sec FD Fan (Secondary
Forced Draft Fan) yang berfungsi untuk memaksimalkan pembakaran di dalam furnace.

9. High Pressure Feed Water Pump


High pressure feed water pump berfungsi untuk memompakan feed water dari deaerator
ke dalam boiler. Pompa ini merupakan pompa piston yang mampu memompakan air dengan
tekanan yang tinggi.
10. Crusher
Crusher adalah alat yang digunakan untuk memecah batu bara. Batu bara yang ada
terkadang ukurannya terlalu besar, sehingga apabila dimasukkan ke dalam furnace tidak akan
terbakar habis yang dapat menimbulkan kerugian terhadap besarnya pemakaian batubara.
Oleh karena itu diperlukan crusher untuk memecah batu bara yang besar tersebut sesuai
dengan ukuran yang diinginkan.
11. Submergate
Submergate berfungsi untuk membawa terak dan sisa pembakaran dari furnace ke belt
conveyor, yang selanjutnya akan di buang ke tempat pembuangan terak dan sisa pembakaran.
Submergate tidak bisa bekerja tanpa adanya air, oleh karena itu harus sering diperhatikan
level air di submergate. Kekurangan air pada submergate dapat menyebabkan keausan pada
plat submergate karena bergesekan dengan terak dan sisa pembakaran.

12. Belt conveyor


Belt conveyor dibedakan atas belt conveyor yang pengangkut bahan bakar dan conveyor
abu. Conveyor pengangkut bahan bakar berfungsi untuk memindahkan bahan bakar dari
hopper batu bara ke bunker batu bara, sedangkan conveyor abu berfungsi untuk membuang
terak dan abu sisa pembakaran dari submergate ke pembuangan terak dan abu sisa
pembakaran.

13. Iron remover


Iron remover terdiri dari belt conveyor yang di tengah-tengahnya terdapat magnet
permanen. Iron remover berfungsi untuk menangkap logam (besi) yang terikut bersama
batubara atau tercampur secara tidak sengaja. Apabila besi yang terikut/tercampur dalam
batubara tidak dibuang, dikawatirkan akan merusak crusher.

14. Slag extractor


Slag extractor berfungsi untuk mengangkat abu yang berada di dasar kolam abu ke
tempat pengumpul abu yang berada di luar kolam abu.
D. Proses Pembentukan Steam
Adapun proses pembentukan steam adalah sebagai berikut: Feed water dipanaskan
telebih dahulu di Hot Water Tank dengan steam, sehingga temperatur air naik menjadi 600 C
– 800 C. Tujuan pemanasan ini adalah agar mengurangi perbedaan suhu yang terlalu jauh
antara feed water boiler dengan suhu yang terdapat di dalam boiler. Dilarang untuk
memasukkan feed water boiler dalam keadaan dingin ke dalam boiler. Hal ini akan
menyebabkan penyusutan yang mengakibatkan kebocoran pada pipa-pipa yang dipasang
dengan sistem expander. Kemudian feed water dipompakan ke deaerator dengan pompa
deaerator.

Di deaerator air akan dipanaskan kembali dengan steam untuk memisahkan air dari
oksigen dan gas lain yang terkandung di dalam air. Oksigen harus dihilangkan karena dapat
menyebabkan korosi terhadap economizer, boiler feed pump, steam separation equipment,
pipa boiler (sisi air) dan steam condensate lines. Di deaerator, temperatur air dijaga pada
range 950 C – 1050 C.
Dari deaerator, air dipompakan ke boiler menggunakan feed water pump. Temperatur
feed water dijaga agar tidak melebihi 1050 C, supaya air tidak bercampur dengan uap
(temperatur didih air = 1080 C), sehingga menyebabkan kevakuman di dalam pompa dan
dapat mengakibatkan kerusakan pada pompa maupun turunnya kapasitas pompa. Namun
sebelum masuk ke dalam boiler, air melewati sistem economizer. Economizer memanfaatkan
panas dari gas asap sisa pembakaran yang akan dibuang ke cerobong (Chimney). Di
economizer, temperatur air naik menjadi ± 2770 C. Di dalam boiler air dipanaskan kembali
dan diubah menjadi uap, selanjutnya uap ini didistribusikan kembali kedalam dapur boiler
tepatnya dititik terpanas yaitu ruang dimana gas buang belum melewati economizer, sistem
ini bertujuan agar terjadinya siklus steam cair menjadi steam kering yang merupakan tahap
awal untuk didistribusikan kedepartemen produksi oleo chemical.
E. Boiler Water treatment
Air yang digunakan sebagai Feed water boiler harus di analisa terlebih dahulu di
laboratorium dengan tujuan mengontrol parameter air umpan dan air boiler agar sesuai
dengan batasan yang telah ditetapkan sehingga program perawatan air boiler (boiler water
treatment) dapat tercapai. Hal ini dilakukan karena di dalam air terkandung impuriti/kotoran
atau gas yang dapat menyebabkan korosi ataupun scale pada boiler. Impuriti/kotoran ini
dapat berupa:
1. Padatan terlarut (Dissolved solid) antara lain: calcium, magnesium, natrium, besi.
2. Gas terlarut antara lain oksigen, carbon monoksida, karbon dioksida.
3. Padatan tersuspensi (Suspended Solid)
Adapun tujuan program perawatan air boiler (Boiler Water Treatment) antara lain:
a. Untuk mencegah terjadinya scale/deposit
b. Untuk mencegah korosi
c. Untuk mencegah terjadinya carry over.
Untuk membantu melaksanakan program boiler water treatment, dipergunakan beberapa
bahan kimia antara lain:
1. Nalco – 1700
2. Nalco – 7208
3. Nalco – 2556
4. Nalco – 8507
Adapun parameter yang dijaga pada feed water boiler adalah:

Parameter Parameter Mixbed Feed Water Boiler Wuxi HP Boiler


pH , as unit 7,0 - 9,2 7,0 - 9,5 9,0 - 10,5
TDS , as ppm 1; max 5; max 300; max
p-alkalinity , as CaCO2 ppm -
m-alkalinity , as CaCO3 ppm 100; max
O-alkalinity , as CaCO3 ppm 2,5 x SiO2; min
T – Hardness , as CaCO3 ppm Trace Trace Trace
Silica , as SiO2 ppm 0,2; max 0,2; max 8, max
Iron , as Fe ppm 0,02; max 0,02; max -
Phosphate , as PO4 ppm 5 - 15
Surgard , as ppm Surgard 1,0 - 2,0
A. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjalankan konveyor batu bara
1. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjalankan Crusher
a. Operator harus memeriksa apakah jumlah minyak pelumas di bantalan block cukup.
b. Operator harus memeriksa apakah ada jarak yang tepat antara rotator dan plat
saringan.
c. Operator harus memeriksa apakah setiap pengikat sudah kuat dan dapat diandalkan.
d. Operator harus menggunakan tangan untuk memutar motor dua sampai tiga ring.
Dalam rangka untuk memastikan tidak terjebak. Harusnya tidak ada benda asing
dalam rongga crusher.
e. Operator harus menjalankan crusher tanpa beban selama dua sampai tiga menit.
Hanya jika dalam keadaan normal setelah menjalankan crusher tanpa beban dua
sampai tiga menit, operator dapat memulai untuk memasukkan bahan ke dalam
crusher.
f. Dilarang untuk memasukkan blok besi atau material lain yang tidak dapat
dihancurkan ke dalam crusher.
g. Ketika crusher sedang berjalan, pegawai dilarang berdiri dalam garis kerja gaya
inersia dari rotator. Dilarang juga untuk melakukan tindakan pembersihan,
penyesuaian atau inspeksi. Dalam rangka untuk menghindari bahaya.
h. Operator harus berhenti mengumpan bahan sebelum menghentikan crusher.
Operator dapat menghentikan crusher hanya setelah rongga crusher mengosongkan
semua bahan.

2. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjalankan rorary screen


a. Operator harus sering memeriksa apakah setiap pengikat sudah kuat dan dapat
diandalkan.
b. Operator harus sering memeriksa apakah pori-pori saringan tersumbat. Operator
harus membersihkan dengan segera jika dia menemukan pori-pori saringan tersebut
tersumbat.
c. Operator harus mengganti minyak speed reducer sekali per tiga bulan. Operator
harus menginjekkan minyak ke poros utama sekali per tiga hari.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjalankan konveyor
a. Konveyor harus distart ketika tanpa beban. Material di atas konveyor semua sudah
harus dikosongkan ketika menghentikan konveyor.
b. Operator harus memeriksa apakah belt keluar jalur ketika konveyor berjalan.
Operator harus mencari alasan dan menghilangkan kesalahan jika konveyor keluar
jalur.
c. Operator harus memeriksa apakah pengikat sabuk retak dan apakah roller pembawa
lengkap dan fleksibel dalam proses berjalan.

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjalankan slag extractor


a. Operator harus menstart slag extractor dan pertama kali membuka suply air sebelum
memulai grate boiler.
b. Piringan slag extractor harus berjalan dengan konstan.
c. Operator harus sering memeriksa level minyak dan menambahkan minyak secara
teratur.
d. Ketika piringan slag extractor terjebak, operator dapat membalikkan putaran
piringan slag extractor dan menghilangkan masalah. Jika masalah tidak dapat
dihilangkan, operator harus mengeluarkan benda asing secara manual.
e. Jika slag extractor tidak digunakan untuk jangka panjang, operator harus
menghilangkan sisa terak dan sisa air.

B. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengoperasikan valve


1. Ketika operator menstart boiler, operator harus mendrain, hangatkan pipa terlebih
dahulu. Operator harus mengoperasikan dari kecil ke besar ketika membuka valve.
Dalam rangka untuk mencegah dampak dari uap air yang akan menyebabkan pipa
melompat dan perpindahan.
2. Setelah switch valve sampai di tempat, operator harus memutar balik setengah putaran
untuk mencegah macet yang disebabkan ekspansi oleh panas dan persinggungan
dengan dingin.
3. Operator harus mengganti komponen material dari seluruh valve setiap tahun. Jika
operator menemukan bahwa ada yang longgar dan kebocoran udara, dia harus
mengencangkan dengan segera.
4. Ketika membuat inspeksi pembongkaran pada valve, perlu untuk menetapkan orang
tertentu. Ketika pembongkaran valve, perbaikan harus dilakukan dalam waktu yang
sama. Dalam rangka untuk menghindari percampuran bagian dan menyebabkan
perakitan yang salah yang akan menyebabkan kebocoran valve. Operator harus
melumasi minyak di atasnya dan melakukan perlindungan terhadap korosi.

C. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pompa air bertekanan tinggi
1. Operator harus mengkonfirmasi bahwa bearing box memiliki minyak pelumas
berkualitas sebelum menghidupkan pompa air. Seal mekanik air pendingin memiliki air
yang sukup. Perpindahan valve pompa air pada posisi yang benar (yakni semua valve
pompa air dan deaerator telah terbuka, valve outlet dalam keadaan menutup) (buka
sedikit untuk menjamin jumlah aliran minimum), buka valve outlet setelah pompa air
telah mulai normal.
2. Operator harus memeriksa apakah pipa cairan sisa pemakaian telah terhubung ke
tempat yang aman.
3. Operator harus memastikan bahwa segel mekanik blok lokasi telah dilepas. Lebih baik
untuk menghilangkan segel mekanik blok lokasi. Dalam rangka untuk mencegah
kelonggaran dan memasang kembali baut dalam proses berjalan.
4. Dalam rangka mencegah penguapan di tempat segel poros dan menyebabkan kegagalan
seal, operator harus sering memeriksa apakah jumlah air pendingin untuk kotak segel
poros sudah cukup. Suhu air outlet tidak bisa melebihi 400 C.
5. Operator harus sering memeriksa suhu bearing box dan apakah jumlah minyak pada
level konstan, level tangki bearing box cukup dan apakah ada kebocoran.
6. Pompa air tidak dapat bekerja dibawah jumlah minimum titik aliran. Dalam rangka
untuk mencegah penguapan cairan di dalam pompa dan peningkatan suhu yang akan
menyebabkan kerusakan pada keseimbangan alat, impeller dan choma. Kemudian akan
menyebabkan kerusakan pada pompa air.
7. Operator harus sering memeriksa apakah ada angka-angka yang ditunjukkan pressure
gauge, temperature meter dan ammeter berada dalam range yang dinilai.
8. Biasanya, pompa air harus bekerja dengan konstan, jangan dihidupkan sebentar-
sebentar. Jika tidak maka akan mempercepat penuaan peralaatan. Selama periode
commisioning, dapat distart paling banyak enam kali setiap hari. Pompa air dapat
dihidupkan kurang dari tiga kali selama proses berjalan normal.
9. Operator harus sering memeriksa apakah ada getaran yang abnormal dan suara di
pompa air. Jika ada keadaan abnormal, operator harus menghentikannya sekaligus.
D. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menggunakan FD Fan dan ID Fan
1. Operator harus memeriksa apakah level minyak dan suhu minyak ruang bearing di FD
fan dan ID fan dan jumlah air yang diresirkulasi normal setiap hari.
2. Operator harus memeriksa tingkat ketebalan dari baut pondasi fan. Operator harus
menanganinya dengan segera bila bautnya longgar.
3. Operator harus memeriksa keadaan berjalan shaft coupling dari fan setiap hari.
Operator harus memeriksa apakah baut shaft coupling ketat dan apakah ada keausan
pada elastic washer dan baut. Ketika ada keausan, operator harus menggantinya dengan
segera. Operator harus memeriksa keadaan konsentris poros coupling. Bila tidak
konsentris, operator harus membuat penyesuaian dengan segera.
4. Operator harus memeriksa apakah getaran FD fan dan ID fan abnormal dan apakah
suara bearing normal.
5. Alasan getaran yang abnormal mungkin keausan pada impeller fan atau debu pada
impeller atau ketidak selarasan coupling.

Persiapan Pengapian

a. Yakinkan bahwa semua yang berputar dan bergerak telah diberi minyak pelumas
secukupnya. Pemberian jenis bahan mutu minyak pelumas agar disesuaikan dengan
standar yang diperlukan.

b. Masuklah ke dalam ruang pembakaran dan periksa secara hati-hati kondisi chain
grate, kondisi dinding dapur, nozle-nozle udara apakah ada kemungkinan tersumbat,
pastikan tidak ada orang tertinggal di dalam dapur maupun boiler proper dan gas duct.

c. Yakinkan bahwa alat kontrol tekanan ruang dapur telah berfungsi dengan sempurna.

d. Periksa semua damper pengatur udara.

e. Periksa banyaknya bahan bakar apakah sudah cukup tersedia untuk pengoperasian
awal.

f. Periksa banyaknya air dalam feed water tank.

g. Periksa pemasangan kerangan-kerangan dan Apendages apakah sudah benar sesuai


fungsinya.

h. Buka kerangan air vent dan kerangan starting valve.


i. Periksa alat pengukur tekanan (Pressure Gauge) dan alat pengukur suhu
(Thermometer).

j. Operasikan peralatan pengisi bahan bakar dalam keadaan kosong untuk mengamati
operasinya, apabila telah normal masukkan bahan bakar ke dalam ruang bakar hingga
merata ke atas rangka bakar.

Proses Pengapian

a. Periksa kondisi air dalam water level gauge (gelas penduga)

b. Apabila level air dalam gelas penduga tinggi, melebihi HWL, harus dilakukan
blow down sehingga level air berada pada posisi antara NWL dan HWL.

c. Ubah posisi Boiler Interlock dan Electric Interlock ke posisi “ON”.

d. Operasikan ID Fan secukupnya, setelah beroperasi normal, posisikan ID Fan ke


posisi “Auto”.

e. Operasikan FD Fan dengan feed back 30 – 40 %.

f. Operasikan Sec. FD Fan (2nd FD Fan) dengan ± 30 %. Biarkan kondisi seperti ini
beberapa saat untuk menstabilkan sistem balancing draft di dalam ruang dapur.

g. Operasikan alat pensupply bahan bakar, perhatikan agar api tidak terlalu kedepan
yang dapat mengakibatkan hopper terbakar.

h. Tutup kerangan buang udara (Air Vent) bila tekanan boiler mencapai 1 kg/cm2.

i. Untuk menaikkan tekanan dapat dilakukan dengan jalan menaikkan feed back FD
Fan di control panel. Ikuti prosedur-prosedur menaikkan tekanan boiler.
Prosedur menaikkan tekanan boiler

a. Apabila uap mulai terjadi, setiap kerangan uap harus dioperasikan untuk menjaga
agar handle dari masing-masing kerangan itu dapat bergerak bebas walaupun ada
thermal expansi.

b. Untuk boiler baru, apabila tekanan mencapai 2 – 10 kg/cm 2 setiap sambungan


dengan mur pada tutup manhole, gelas penduga, kerangan pembuang, meter
tekanan dan peralatan-peralatan lainnya haru dikencangkan kembali dan diperiksa
kefungsiannya.

c. Apabila ketel telah mencapai tekanan kerja normal, kerangan pengaman (Safety
Valve) harus dicoba kefungsiannya dengan jalan mengangkat handlenya untuk
meyakinkan bahwa kerangan pengaman itu dapat bekerja dengan baik.

d. Periksa bagian luar dari dapur dan ducting atas kemungkinan rusak yang
disebabkan oleh thermal ekspansi.

e. Teliti apakah ada kondisi yang memungkinkan abnormal pada setiap bagian yang
berputar atau bergerak. Perhatian khusus diberikan pada kemungkinan terlalu
panasnya bearing Induced Draft Fan.

f. Penyaluran uap pada waktu operasi normal dari ketel :

 Setiap kerangan pembuang (Drain Valve) pada pemipaan uap harus dibuka

 Yakinkan bahwa tidak ada terjadi bahaya water hammering, atau bunyi
abnormal serta kebocoran setelah dibukanya keran utama.

 Pembukaan total kerangan uap utama secara tiba-tiba harus dihindarkan.


Yang dikhawatirkan kemungkinan turunnya tekanan secara tiba-tiba dan
kenaikan level air, yang akan menyebabkan carry over.
Pengoperasian Boiler

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat boiler beroperasi normal, sehingga timbulnya
kerusakan dapat dicegah:

a. Level air pada drum

Ketinggian air dalam gelas penduga harus diperhatikan dan dipertahankan pada
normal water level. Level air yang terlalu tinggi menyebabkan carry over, apabila
level air terlalu rendah akan menyebabkan over heating. Untuk itu agar level air dijaga
sesuai dengan yang telah ditentukan.

b. Tekanan uap

Mempertahankan tekanan operasi normal untuk menghindari variasi yang ekstirm


pada tekanan. Penguapan berlebihan atas tekanan uap akan menyebabkan besarnya
volume uap, yang dapat menaikkan beban dalam ruang uap pada drum, yang
menyebabkan separator uap kurang berfungsi dan uap kemungkinan menjadi
mengandung air (uap basah). Pengontrolan tekanan bergantung kepada jumlah
pemberian bahan bakar.

c. Beban

Guna pencapaian efisiensi ketel yang tinggi serta pemeliharaannya, maka perlu
dikontrol agar beban boiler yang terjadi tidak melebihi kapasitas boiler seperti yang
tercantum dalam spesifikasi design, maka itu perlu untuk memperhatikan dan
mengontrol distribusi pemakaian uap tersebut ke setiap peralatan atau mesin yang
memakai uap.

d. Temperatur pada masing-masing posisi

Selama operasi normal, temperatur pada masing-masing posisi berbeda besar sekali
berdasarkan kondisi operasi. Temperatur yang terlalu tinggi pada gas pembuangan
(exhaust gas) menyebabkan berkurangnya efisiensi boiler, maka pembersihan abu
dengan soot blowing harus dilakukan. Apabila telah dilakukan soot blowing secara
berulang-ulang tetapi temperatur gas buang tetap tinggi, maka kemungkinan telah
terjadi deposit kerak pada bagian dalam pipa air, atau kerusakan penyangga api pada
ruang pembakaran (short pass), sehingga perlu dilakukan pemeriksaan.
Pengawasan selama boiler operasi normal:

a. Perhatikan kondisi pembakaran di dalam ruang dapur, bahan bakar menyebar merata
dan pembakaran merata.

b. Pada saat Safety valve blow off, harus dicatat pada tekanan berapa Safety valve blow
off dan pada tekanan berapa Safety valve menutup

c. Amati jangan sampai ada bahan bakar yang terbakar di bawah fire grate

d. Setiap 1 jam : membuat jurnal operasi dengan mencatat semua peralatan seperti :

a. Mencatat tekanan steam (tekanan kerja boiler)

b. Mencatat water flow meter (pemakaian air) dan steam flow meter

c. Mencatat temperatur outlet steam, gas, dan lain-lain

d. Memeriksa kondisi pompa yang dipergunakan

e. Memeriksa semua peralatan yang bergerak dan berputar

f. Memeriksa semua kerangan atas kemungkinan kebocoran.

e. Setiap 4 jam :

a. Melaksanakan soot blowing (pembersihan pipa-pipa)

b. Membuang abu dari bawah fire grate, yaitu dengan cara mengengkol damper
abu

c. Memeriksa meteran-meteran pengukur tekanan dan temperatur

f. Setiap pergantian shift :

Memeriksa bahagian-bahagian yang berputar dan bergerak, dan berikan minyak


pelumas sesuai dengan spesifikasi minyak pelumas pada masing-masing kondisi
tempat peralatan tersebut.
Stop Boiler

A. Stop operasi boiler dalam waktu yang tidak lama :

1. Tutup feeder pemasukan bahan bakar, sehingga tidak ada lagi bahan bakar yang
masuk kedalam ruang bakar

2. Tutup kerangan uap utama, kerangan supply uap lainnya dan kerangan air vent
(kerangan ventilasi udara)

3. Matikan FD fan dan 2nd FD fan

4. Keluarkan seluruh seluruh batu bara dan sisa pembakaran dari atas fire grate hingga
benar-benar bersih

5. Matikan ID fan

6. Bersihkan semua abu yang berada di dalam submergate

7. Turunkan tekanan boiler dengan cara melaksanakan sirkulasi air ke dalam boiler dan
melaksanakan blow down dari masing-masing pipa drain

8. Isi air ke dalam boiler hingga mencapai High Water Level

9. Buka seluruh main hole dan hand hole

10. Periksa kembali semua kerangan blow down dan continious blow down telah tertutup
dengan baik dan tidak terdapat kebocoran

11. Posisikan semua breaker peralatan ke posisi “off” sedang instumen panel tetap pada
posisi “on”.
B. Stop operasi boiler dalam waktu yang lama :

Apabila boiler tidak akan dioperasikan dalam waktu yang lama karena kondisi stanbye
atau ada rekondisi, boiler harus dilakukan perawatan seperti dibawah ini:

1. Perawatan kering:

a. Air di dalam boiler dikosongkan

b. Semua manhole, handhole dan header harus tertutup dengan baik

c. Masukkan gas nitrogen.

2. Perawatan Basah:

a. Boiler harus tetap dipanaskan hingga tekanan 2 kg/cm2

b. Setiap hari air boiler di analisa

c. Setiap 1 bulan diadakan penggantian air total.


Kendala dan tindakan perbaikan

Langkah pertama : menentukan tema utama


Tema utama :” pengelolaan abu bottom ash”

Bottom ash adalah sisa dari pembakaran kasar dari batu bara yang akan jatuh ke slag
eksraktor (submarget)

Langkah kedua : macam-macam penybab

Metode Manusia

Pembakaran kurang sempurna Operator tidak memastikan pembakaran

Putaran chain grate terlalu cepat

Kurang pemantauan

SUBMARGET
TRIP / RUSAK

Rantai putus Rantai submarget miring

Motoran pecah bearing

Lingkungan Alat Material


Langkah Ketiga : Menentukan Penyebab Utama

Penyebab A B C D E Total %
Pembakaran kurang sempurna A 2 2 1 1 6 55%
Operator tidak memastikan B 1 1 2 1 5 25%
pembakaran
Motoran pecah bearing C 1 0 0 0 1 5%
Rantai submarget miring D 1 1 0 0 2 15%
Total 14 100%

Keterangan:
Menang =2
Seri =1
Kalah =0

Penyebab NILAI % KOMULATIF


Pembakaran kurang sempurna A 6 55% 50%
Operator tidak memastikan B 5 25% 65%
pembakaran
Rantai submarget miring D 2 15% 85%
Motoran pecah bearing C 1 5% 100%
14 100%

Langkah keempat : Rencana tindakan perbaikan


Macam Objective Action (how) Location Schedule Pic (who)
penybab (what) (why) (where) (when)
Manusia Kurang nya Membuat Area kantor Awal bulan Head
refresh schedule utility dan maret 2020 department
training refresh ruang rapat dan leader
training yang oleo utility
fix
Metode Melakukan Pengecekan Area utility Awal bulan Leader shift
cek dan dan maret 2020 dan operator
control pada pengontrolan boiler
item pada
peralatan pengelolaan
abu, dan pada
setiap item
peralatan yang
bersangkutan
Alat Suara Pengecekan Area boiler Awal bulan Maintanence
motoran atau maret 2020 dan Operator
kasar mengganti lapangan
item yg sudah boiler
tidak layak di
gunakan

PENUTUP

Adapun kesimpulan dari laporan ini adalah:


1. WUXI High Pressure Boiler adalah salah satu unit pendukung pada departemen produksi
PT. WINA yang bertujuan untuk menghasilkan steam high pressure untuk membantu
departemen produksi Refinery dan Oleochemical, sehingga tujuan departemen produksi
untuk menghasilkan produk yang bermutu sesuai dengan harapan dapat terpenuhi.

2. WUXI High Pressure Boiler di design dengan peralatan-peralatan yang dapat


meningkatkan efisiensi boiler.

3. Dalam pengoperasian boiler baik persiapan pengapian, pengapian, pengawasan boiler


pada operasi normal, maupun menaikkan tekanan harus mengikuti prosedur-prosedur
yang berlaku untuk mencegah kecelakaan dan hal-hal yang tidak diinginkan.

4. Untuk meningkatkan efisiensi boiler serta mencegah peralatan boiler dari karat, harus
dilakukan boiler water treatment.

Anda mungkin juga menyukai