Diketahui Oleh :
Bilwijer H M. Iqbal
PT. Wilmar Nabati Indonesia (WINA) adalah perusahaan dengan investasi modal asing yang
berada di bawah naungan Wilmar group Internasional yang bergerak dalam bidang pengolahan
minyak sawit dan turunannya. baik berupa produk edible oil dan non edible oil (oleochemical).
Produk edible oil berupa crude palm kernel oil, refined palm oil, fatty acid distillate,
refined palm olein, refined palm stearine, crude kernel olein dan crude kernel stearine
yang banyak digunakan untuk industri makananan. Juga dihasilkan minyak goreng
kemasan dengan merek sania dan fortune.
Untuk produk oleochemical berupa fatty acid, glycerine, methyl ester dan soap noodle
yang digunakan diberbagai industri. Biodiesel juga merupakan produk akhir yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar.
1. Definisi
Oleokimia adalah produk yang dihasilkan oleh industri kimia dengan memakai minyak dan
lemak sebagai bahan baku. Oloekimia terdiri dari dua kelompok yaitu :
A. Oleokimia Dasar : asam lemak (Fatty Acid),Glycerine,alcohol lemak (Fatty
alcohol), Metil Ester dan Amina Lemak.
B. Oleokimia Turunan : Asam lemak alkanolamida, asam lemak etoksilat, lemak
alcohol etoksilat dll.
2. Bahan Baku
Secara umum bahan baku untuk industri oleo kimia adalah minyak atau lemak yang
berasal dari tumbuhan nabati seperti minyak sawit (CPO),minyak inti sawit (CPKO),minyak
kelapa (CNO) dan juga berasal dari hewan seperti lemak sapi (Tallow),lemak babi
(Lard).Sedangkan untuk industrioleo adalah etilena,propiline dan olefin.Bahan baku yang
digunakan untuk oil splitting.
a. RPO (Refine Palm Oil)
b. RPS (Refine Palm Stearine)
c. CPKO (Crude Palm Kernel Oil)
d. CNO (Coconut Oil)
Gambaran Umum PT. WINA oleochemical Pelintung
PT. WINA Oleochemical pelintung merupakan salah satu perusahan yang berada di
bawah naungan group wilmar international. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan
di Indonesia yang menggunakan minyak kelapa sawit untuk di olah menjadi bahan oleokimia
yaitu asam lemak (crude fatty acid), di bangun dengan tiga splitter untuk memproduksi crude
fatty acid dan dua evaporasi dengan produk glycerine.
PT. WINA Oleochemical pelintung beralamat di jl. P. batam, kelurahan pelintung-
kawasan industri dumai barat. Lokasi dekat dengan dermaga sehingga lebih mudah dalam
penjualan dan pendistribusian produk dengan pengangkutan menggunakan kapal-kapal
besar.
PT. WINA Oleochemical pelintung secara struktur perusahan terdiri dari beberapa
Departemen yaitu Boiler, Produksi, Electrical & Intrument, Mechanic, Tank farm, PPIC,
ETP, Store, dan EHS. Penulis disini berada di departemen BOILER.
Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan uap (steam)
dalam berbagai keperluan. Air di dalam boiler dipanaskan oleh panas dari hasil pembakaran
bahan bakar (sumber panas lainnya) sehingga terjadi perpindahan panas dari sumber panas
tersebut ke air yang mengakibatkan air tersebut menjadi panas atau berubah wujud menjadi
uap. Air yang lebih panas memiliki berat jenis yang lebih rendah dibanding dengan air yang
lebih dingin, sehingga terjadi perubahan berat jenis air di dalam boiler. Air yang memiliki
berat jenis yang lebih kecil akan naik, dan sebaliknya air yang memiliki berat jenis yang lebih
tinggi akan turun ke dasar. (Djokosetyardjo, M.J.1990)
WUXI High Pressure Boiler adalah salah satu unit pendukung pada departemen produksi
PT. WINA OLEO CHEMICAL yang bertujuan untuk menghasilkan steam high pressure
untuk membantu departemen produksi dan Oleochemical, sehingga tujuan departemen
produksi untuk menghasilkan produk yang bermutu sesuai dengan harapan dapat terpenuhi.
Adapun spesifikasi dari Wuxi High Pressure Boiler adalah: kapasitas flow rate 20 T/H,
designed pressure 7,0 Mpa, Rated Steam Temperature 2860 C. Bahan bakar yang digunakan
adalah bahan bakar padat (batubara) dengan nilai kalor 5600 – 6000 Kcal/kg.
B. Alat pengaman pada Water Tube Boiler
Apendages ketel adalah peralatan ketel yang digunakan untuk menjamin keselamatan ketel
pada waktu beroperasi.apendages ketel sudah ditetapkan oleh undang-undang keselamatan
kerja.berbagai apendages yang bersinggungan dengan uap tidak boleh menggunakan bahan dari besi
tuang karena terlalu rapuh.appendages adalah suatu alat pengaman yang harus ada pada ketel
sehingga ketel dapat beroperasi dengan aman.
2. Economizer
Gas asap setelah meninggalkan tungku temperaturnya masih tinggi sekitar 5000 C,
sehingga akan merupakan kerugian panas yang besar bila gas asap tersebut langsung dibuang
lewat cerobong. Gas asap yang masing panas ini dapat dimanfaatkan kembali untuk
memanasi air terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam drum ketel, sehingga air telah
dalam keadaan panas.
Air yang telah dalam keadaan panas tersebut pada saat masuk ke dalam drum ketel
membawa keuntungan karena di tempat air masuk ke dalam drum, dinding ketel tidak
mengerut sehingga drum ketel lebih awet, dengan demikian biaya perawatan menjadi lebih
murah. Lain halnya jika air dalam keadaan dingin masuk kedalam drum tersebut, dinding
drum akan mengerut dan muda pecah atau bocor, sehingga biaya perawatannya lebih mahal.
Keuntungan kedua ialah dengan memanfaatkan gas asap yang masih mempunyai
temperatur yang tinggi tersubut untuk memanasi air sebelum masuk ke dalam drum ketel,
berarti akan memperbesar efisiensi dari ketel tersebut, karena dapat memperkecil kerugian
panas yang diderita oleh ketel.
Keuntungan ketiga ialah air yang telah dalam keadaan panas masuk ke dalam drum ketel
tersebut, untuk menguapkannya di dalam tungku hanya sedikit saja dibutuhkan panas,
sehingga dengan demikian untuk menguapkan air di dalam tungku hanya dibutuhkan sedikit
bahan bakar, sehingga pemakaian bahan bakarnya lebih hemat atau biaya operasinya menjadi
lebih otomatis.
Keuntungan keempat ialah bila air telah dalam keadaan panas memasuki drum ketel,
maka untuk menguapkannya hanya dibutuhkan panas yang sedikit di dalam penguap,
sehingga luas bidang yang dipanaskan (Heating Surface) dari penguap menjadi lebih sedikit,
akibatnya ukuran tungku menjadi lebih kecil, oleh karena itu harga tungku menjadi lebih
murah.
5. Cerobong (Chimney)
Cerobong digunakan untuk mengalirkan gas asap ke luar dari ketel uap dengan kecepatan
tertentu, dan digunakan untuk mengatasi geseran-geseran yang terjadi terhadap aliran gas
asap, mulai dari rangka bakar, hingga ke luar cerobong. Dengan kata lain: untuk
menimbulkan isapan cerobong atau Stack Draugh. Di samping itu, digunakan juga untuk
membuang gas asap setinggi mungkin sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.
6. Deaerator
Fungsi deaerator adalah untuk menghilangkan oksigen dan gas terlarut lainnya dari air
umpan boiler. Deaerasi diperlukan karena oksigen bersifat korosif ke metal boiler. Selain itu,
lebih murah/efisien untuk menghilangkan hampir keseluruhan oksigen dengan steam
daripada secara kimiawi. Konsekuensi unit deaerator yang tidak berfungsi dengan baik yaitu
korosi terhadap Economizer, Boiler Feed Pump, Boiler Separation Equipment, Pipa Boiler
(Sisi air) dan Steam Condensate Lines. Selain itu biaya kimia akan menjadi lebih tinggi.
Temperatur oprasi deaerator yaitu 950 C – 1050 C dengan tekanan kerja maks 0,03 Mpa, (titik
didih air = 1080 C).
8. Kipas (Fan)
Fan terdiri dari FD Fan (Forced Draft Fan) yang berfungsi untuk menyuplai udara
primer dari bagian bawah ruang bakar (fire grate), ID Fan (Induced Draft Fan) yang
berfungsi untuk menciptakan kevakuman pada furnace dan menarik asap dan abu sisa
pembakaran kemudian dibuang melalui cerobong (Chimney), dan Sec FD Fan (Secondary
Forced Draft Fan) yang berfungsi untuk memaksimalkan pembakaran di dalam furnace.
Di deaerator air akan dipanaskan kembali dengan steam untuk memisahkan air dari
oksigen dan gas lain yang terkandung di dalam air. Oksigen harus dihilangkan karena dapat
menyebabkan korosi terhadap economizer, boiler feed pump, steam separation equipment,
pipa boiler (sisi air) dan steam condensate lines. Di deaerator, temperatur air dijaga pada
range 950 C – 1050 C.
Dari deaerator, air dipompakan ke boiler menggunakan feed water pump. Temperatur
feed water dijaga agar tidak melebihi 1050 C, supaya air tidak bercampur dengan uap
(temperatur didih air = 1080 C), sehingga menyebabkan kevakuman di dalam pompa dan
dapat mengakibatkan kerusakan pada pompa maupun turunnya kapasitas pompa. Namun
sebelum masuk ke dalam boiler, air melewati sistem economizer. Economizer memanfaatkan
panas dari gas asap sisa pembakaran yang akan dibuang ke cerobong (Chimney). Di
economizer, temperatur air naik menjadi ± 2770 C. Di dalam boiler air dipanaskan kembali
dan diubah menjadi uap, selanjutnya uap ini didistribusikan kembali kedalam dapur boiler
tepatnya dititik terpanas yaitu ruang dimana gas buang belum melewati economizer, sistem
ini bertujuan agar terjadinya siklus steam cair menjadi steam kering yang merupakan tahap
awal untuk didistribusikan kedepartemen produksi oleo chemical.
E. Boiler Water treatment
Air yang digunakan sebagai Feed water boiler harus di analisa terlebih dahulu di
laboratorium dengan tujuan mengontrol parameter air umpan dan air boiler agar sesuai
dengan batasan yang telah ditetapkan sehingga program perawatan air boiler (boiler water
treatment) dapat tercapai. Hal ini dilakukan karena di dalam air terkandung impuriti/kotoran
atau gas yang dapat menyebabkan korosi ataupun scale pada boiler. Impuriti/kotoran ini
dapat berupa:
1. Padatan terlarut (Dissolved solid) antara lain: calcium, magnesium, natrium, besi.
2. Gas terlarut antara lain oksigen, carbon monoksida, karbon dioksida.
3. Padatan tersuspensi (Suspended Solid)
Adapun tujuan program perawatan air boiler (Boiler Water Treatment) antara lain:
a. Untuk mencegah terjadinya scale/deposit
b. Untuk mencegah korosi
c. Untuk mencegah terjadinya carry over.
Untuk membantu melaksanakan program boiler water treatment, dipergunakan beberapa
bahan kimia antara lain:
1. Nalco – 1700
2. Nalco – 7208
3. Nalco – 2556
4. Nalco – 8507
Adapun parameter yang dijaga pada feed water boiler adalah:
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pompa air bertekanan tinggi
1. Operator harus mengkonfirmasi bahwa bearing box memiliki minyak pelumas
berkualitas sebelum menghidupkan pompa air. Seal mekanik air pendingin memiliki air
yang sukup. Perpindahan valve pompa air pada posisi yang benar (yakni semua valve
pompa air dan deaerator telah terbuka, valve outlet dalam keadaan menutup) (buka
sedikit untuk menjamin jumlah aliran minimum), buka valve outlet setelah pompa air
telah mulai normal.
2. Operator harus memeriksa apakah pipa cairan sisa pemakaian telah terhubung ke
tempat yang aman.
3. Operator harus memastikan bahwa segel mekanik blok lokasi telah dilepas. Lebih baik
untuk menghilangkan segel mekanik blok lokasi. Dalam rangka untuk mencegah
kelonggaran dan memasang kembali baut dalam proses berjalan.
4. Dalam rangka mencegah penguapan di tempat segel poros dan menyebabkan kegagalan
seal, operator harus sering memeriksa apakah jumlah air pendingin untuk kotak segel
poros sudah cukup. Suhu air outlet tidak bisa melebihi 400 C.
5. Operator harus sering memeriksa suhu bearing box dan apakah jumlah minyak pada
level konstan, level tangki bearing box cukup dan apakah ada kebocoran.
6. Pompa air tidak dapat bekerja dibawah jumlah minimum titik aliran. Dalam rangka
untuk mencegah penguapan cairan di dalam pompa dan peningkatan suhu yang akan
menyebabkan kerusakan pada keseimbangan alat, impeller dan choma. Kemudian akan
menyebabkan kerusakan pada pompa air.
7. Operator harus sering memeriksa apakah ada angka-angka yang ditunjukkan pressure
gauge, temperature meter dan ammeter berada dalam range yang dinilai.
8. Biasanya, pompa air harus bekerja dengan konstan, jangan dihidupkan sebentar-
sebentar. Jika tidak maka akan mempercepat penuaan peralaatan. Selama periode
commisioning, dapat distart paling banyak enam kali setiap hari. Pompa air dapat
dihidupkan kurang dari tiga kali selama proses berjalan normal.
9. Operator harus sering memeriksa apakah ada getaran yang abnormal dan suara di
pompa air. Jika ada keadaan abnormal, operator harus menghentikannya sekaligus.
D. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menggunakan FD Fan dan ID Fan
1. Operator harus memeriksa apakah level minyak dan suhu minyak ruang bearing di FD
fan dan ID fan dan jumlah air yang diresirkulasi normal setiap hari.
2. Operator harus memeriksa tingkat ketebalan dari baut pondasi fan. Operator harus
menanganinya dengan segera bila bautnya longgar.
3. Operator harus memeriksa keadaan berjalan shaft coupling dari fan setiap hari.
Operator harus memeriksa apakah baut shaft coupling ketat dan apakah ada keausan
pada elastic washer dan baut. Ketika ada keausan, operator harus menggantinya dengan
segera. Operator harus memeriksa keadaan konsentris poros coupling. Bila tidak
konsentris, operator harus membuat penyesuaian dengan segera.
4. Operator harus memeriksa apakah getaran FD fan dan ID fan abnormal dan apakah
suara bearing normal.
5. Alasan getaran yang abnormal mungkin keausan pada impeller fan atau debu pada
impeller atau ketidak selarasan coupling.
Persiapan Pengapian
a. Yakinkan bahwa semua yang berputar dan bergerak telah diberi minyak pelumas
secukupnya. Pemberian jenis bahan mutu minyak pelumas agar disesuaikan dengan
standar yang diperlukan.
b. Masuklah ke dalam ruang pembakaran dan periksa secara hati-hati kondisi chain
grate, kondisi dinding dapur, nozle-nozle udara apakah ada kemungkinan tersumbat,
pastikan tidak ada orang tertinggal di dalam dapur maupun boiler proper dan gas duct.
c. Yakinkan bahwa alat kontrol tekanan ruang dapur telah berfungsi dengan sempurna.
e. Periksa banyaknya bahan bakar apakah sudah cukup tersedia untuk pengoperasian
awal.
j. Operasikan peralatan pengisi bahan bakar dalam keadaan kosong untuk mengamati
operasinya, apabila telah normal masukkan bahan bakar ke dalam ruang bakar hingga
merata ke atas rangka bakar.
Proses Pengapian
b. Apabila level air dalam gelas penduga tinggi, melebihi HWL, harus dilakukan
blow down sehingga level air berada pada posisi antara NWL dan HWL.
f. Operasikan Sec. FD Fan (2nd FD Fan) dengan ± 30 %. Biarkan kondisi seperti ini
beberapa saat untuk menstabilkan sistem balancing draft di dalam ruang dapur.
g. Operasikan alat pensupply bahan bakar, perhatikan agar api tidak terlalu kedepan
yang dapat mengakibatkan hopper terbakar.
h. Tutup kerangan buang udara (Air Vent) bila tekanan boiler mencapai 1 kg/cm2.
i. Untuk menaikkan tekanan dapat dilakukan dengan jalan menaikkan feed back FD
Fan di control panel. Ikuti prosedur-prosedur menaikkan tekanan boiler.
Prosedur menaikkan tekanan boiler
a. Apabila uap mulai terjadi, setiap kerangan uap harus dioperasikan untuk menjaga
agar handle dari masing-masing kerangan itu dapat bergerak bebas walaupun ada
thermal expansi.
c. Apabila ketel telah mencapai tekanan kerja normal, kerangan pengaman (Safety
Valve) harus dicoba kefungsiannya dengan jalan mengangkat handlenya untuk
meyakinkan bahwa kerangan pengaman itu dapat bekerja dengan baik.
d. Periksa bagian luar dari dapur dan ducting atas kemungkinan rusak yang
disebabkan oleh thermal ekspansi.
e. Teliti apakah ada kondisi yang memungkinkan abnormal pada setiap bagian yang
berputar atau bergerak. Perhatian khusus diberikan pada kemungkinan terlalu
panasnya bearing Induced Draft Fan.
Setiap kerangan pembuang (Drain Valve) pada pemipaan uap harus dibuka
Yakinkan bahwa tidak ada terjadi bahaya water hammering, atau bunyi
abnormal serta kebocoran setelah dibukanya keran utama.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat boiler beroperasi normal, sehingga timbulnya
kerusakan dapat dicegah:
Ketinggian air dalam gelas penduga harus diperhatikan dan dipertahankan pada
normal water level. Level air yang terlalu tinggi menyebabkan carry over, apabila
level air terlalu rendah akan menyebabkan over heating. Untuk itu agar level air dijaga
sesuai dengan yang telah ditentukan.
b. Tekanan uap
c. Beban
Guna pencapaian efisiensi ketel yang tinggi serta pemeliharaannya, maka perlu
dikontrol agar beban boiler yang terjadi tidak melebihi kapasitas boiler seperti yang
tercantum dalam spesifikasi design, maka itu perlu untuk memperhatikan dan
mengontrol distribusi pemakaian uap tersebut ke setiap peralatan atau mesin yang
memakai uap.
Selama operasi normal, temperatur pada masing-masing posisi berbeda besar sekali
berdasarkan kondisi operasi. Temperatur yang terlalu tinggi pada gas pembuangan
(exhaust gas) menyebabkan berkurangnya efisiensi boiler, maka pembersihan abu
dengan soot blowing harus dilakukan. Apabila telah dilakukan soot blowing secara
berulang-ulang tetapi temperatur gas buang tetap tinggi, maka kemungkinan telah
terjadi deposit kerak pada bagian dalam pipa air, atau kerusakan penyangga api pada
ruang pembakaran (short pass), sehingga perlu dilakukan pemeriksaan.
Pengawasan selama boiler operasi normal:
a. Perhatikan kondisi pembakaran di dalam ruang dapur, bahan bakar menyebar merata
dan pembakaran merata.
b. Pada saat Safety valve blow off, harus dicatat pada tekanan berapa Safety valve blow
off dan pada tekanan berapa Safety valve menutup
c. Amati jangan sampai ada bahan bakar yang terbakar di bawah fire grate
d. Setiap 1 jam : membuat jurnal operasi dengan mencatat semua peralatan seperti :
b. Mencatat water flow meter (pemakaian air) dan steam flow meter
e. Setiap 4 jam :
b. Membuang abu dari bawah fire grate, yaitu dengan cara mengengkol damper
abu
1. Tutup feeder pemasukan bahan bakar, sehingga tidak ada lagi bahan bakar yang
masuk kedalam ruang bakar
2. Tutup kerangan uap utama, kerangan supply uap lainnya dan kerangan air vent
(kerangan ventilasi udara)
4. Keluarkan seluruh seluruh batu bara dan sisa pembakaran dari atas fire grate hingga
benar-benar bersih
5. Matikan ID fan
7. Turunkan tekanan boiler dengan cara melaksanakan sirkulasi air ke dalam boiler dan
melaksanakan blow down dari masing-masing pipa drain
10. Periksa kembali semua kerangan blow down dan continious blow down telah tertutup
dengan baik dan tidak terdapat kebocoran
11. Posisikan semua breaker peralatan ke posisi “off” sedang instumen panel tetap pada
posisi “on”.
B. Stop operasi boiler dalam waktu yang lama :
Apabila boiler tidak akan dioperasikan dalam waktu yang lama karena kondisi stanbye
atau ada rekondisi, boiler harus dilakukan perawatan seperti dibawah ini:
1. Perawatan kering:
2. Perawatan Basah:
Bottom ash adalah sisa dari pembakaran kasar dari batu bara yang akan jatuh ke slag
eksraktor (submarget)
Metode Manusia
Kurang pemantauan
SUBMARGET
TRIP / RUSAK
Penyebab A B C D E Total %
Pembakaran kurang sempurna A 2 2 1 1 6 55%
Operator tidak memastikan B 1 1 2 1 5 25%
pembakaran
Motoran pecah bearing C 1 0 0 0 1 5%
Rantai submarget miring D 1 1 0 0 2 15%
Total 14 100%
Keterangan:
Menang =2
Seri =1
Kalah =0
PENUTUP
4. Untuk meningkatkan efisiensi boiler serta mencegah peralatan boiler dari karat, harus
dilakukan boiler water treatment.