Anda di halaman 1dari 8

BAB V

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

5.1. Sistem Utilitas


Sistem utilitas merupakan bagian penting dalam suatu pabrik, karena hal
ini dapat menunjang kelancaran kegiatan proses produksi. Unit utilitas pabrik
amoniak ini akan menyediakan kebutuhan pabrik antara lain: listrik dan bahan
bakar, sehingga yang termasuk bagian utilitas meliputi.
 Persediaan air
 Pembangkit listrik
 Penyediaan bahan bakar

5.1.1. Unit persediaan air


Persediaan air yang dibutuhkan oleh pabrik amoniak tidak dibutuhkan
dalam proses produksi, tetapi dibutuhkan untuk keperluan kantor dan klinik dan
dinas kebersihan dan pertamanan.

a. keperluaan kantor dan klinik


 Untuk kebutuhan kantor, poliklinik dan lain-lain diperlukan sekitar
10.000 liter/hari, maka setiap jam dibutuhkan air sebesar 416.667 kg air.
 Jumlah karyawan 110 orang, diperlukan kebutuhan air sekitar 10
liter/orang sehingga air yang disediakan = 110 x 10 liter = 1100 liter
= 1100 kg/hari = 45.833 kg/jam
 Kebutuhan untuk perumahan pabrik merencanakan mendirikan 6 buah
perumahan untuk karyawan. Dianggap setiap rumah berpenghuni 6 orang,
perkiraan kebutuhan air setiap orang 300 liter/hari. Perkiraan kebutuhan
air untuk kebutuhan perumahan tersebut sebesar = 6 x 6 x 300 liter/hari
= 10.800 liter/hari
= 10.800 kg/hari
= 450 kg/jam
RANCANGAN PABRIK AMONIAK 78

Laporan III

Jadi kebutuhan air secara keseluruhan sebesar:


a. Untuk kantor dan poliklinik = 416.667 kg/jam
b. Untuk karyawan = 45.833 kg/jam
c. Untuk perumahan = 450 kg/jam
Total = 912.5 kg/jam
Untuk faktor keamanan maka kebutuhan air dibuat 20% lebih dari
kebutuhan sehingga kebutuhan sebesar = 1.2 x 912.5 kg/jam
= 1095 kg/jam
b. Air untuk dinas kebersihan dan pertamanan
Diperkirakan air yang disediakan sekitar = 200 liter/hari
= 200 kg/hari
= 8.33 kg/jam
Kebutuhan total air = 1095 + 8.33 kg/jam
= 1103.33 kg/jam
Untuk memenuhi kebutuhan air secara keseluruhan, air dibeli dari PDAM
(Perusahaan Daerah air Minum).

5.1.2 Pembangkit listrik

78
RANCANGAN PABRIK AMONIAK 79

Laporan III

Perincian kebutuhan listrik untuk memenuhi kebutuhan pabrik dan


lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan listrik untuk peralatan proses dan utilitas :
Tabel 5.1. Kebutuhan Listrik Pabrik Amoniak
No Nama alat Kode alat Jumlah Power (Hp) Jumlah total (Hp)
1 Kompresor 2SCOMPR 1 139.352 139.352
2 Kompresor 3SCOMPR 1 16.6634 16.6634
3 Pompa P-1 1 5.53 5.53
4 Pompa P-2 3 46.375 139.125
Jumlah total kebutuhan listrik = 300.6704 Hp = 224.209 kW

Kebutuhan listrik untuk keperluan :


1. Penerangan jalan dan daerah proses 15 % dari kebutuhan = 33.63 kW
2. Untuk 1 perumahan direktur = 10 kW
3. Untuk 5 perumahan staf karyawan , 5 x 7 kW = 35 kW
4. Untuk kantor, poliklinik 30 % dari total kebutuhan = 67.26 kW
5. Bengkel dan services 30 % dari total kebutuhan = 67.26 kW
6. Instrumentasi dan kontrol 10 % dari kebutuhan = 22.42 kW
Jumlah = 235.57 kW
Kebutuhan listrik pabrik sebesar = 235.57 + 224.209 = 459.779 kW
Faktor keamanan 20 %, sehingga kebutuhan listrik pabrik menjadi
= 1,2 x 459.779 = 551.734 kW
Penyediaan listrik untuk pabrik di supplay oleh PLN dari PLTU Suralaya
dan sebagai cadangan jika terjadi pemadaman listrik digunakan 3 buah
generator masing – masing berkapasitas 400 kW.

5.1.3 Unit Pemanas Dowterm

79
RANCANGAN PABRIK AMONIAK 80

Laporan III

Unit pemanas Dowterm merupakan sarana pensirkulsi media yang


temperatur sevisnya diatas temperatur steam ( diatas 120 oC ). Prinsip kerjanya
sama seperti boiler hanya saja yang disirkulasikan adalah fluida pemindah
panas bertemperatur tinggi ( high temperatur heating medium ) yang dikenal
sebagai Dowterm oil yaitu Theminol – 55 . Jika air boiler ( air demin ) hanya
digunakan untuk satu kali sirkulasi, maka Dowterm oil ini dapat digunakan
berkali – kali . Alasannya karena sifat fisik Dowterm oil ( yang digunakan
disini yaitu Therminol – 55 ) relatif stabil sehingga sesuai untuk kondisi
proses dengan beda temperatur yang ekstrim sekalipun .
Komponen – konponen utama dari unit pemanas Dowterm :
1. Pembakar ( burner )
Burner berfungsi memberikan sumber panas bagi Dowterm oil agar
perannya sebagai media pemanas dapat terpenuhi.
2. Sistem perpipaan ( piping system )
Sebagai jalur pensirkulasi Dowterm untuk menyuplai panas ke proses
yang diinginkan.
3. Storage dan expansion tank
Kedua tangki ini memiliki fungsi yang saling berkaitan. Storage tank
berada di dasar sistem yang berperan untuk menyimpan, drain ,
overflow oli. Serdangkan expansion tank yang berada di level paling
atas dari sistem mempunyai fungsi yang lebih spesifik, yaitu :
 Mengantisipasi jika terjadi kenaikan volume oli pada proses
pemanasan sehingga aman ( saat dilakukan pemanasan 100 oC ,
volume oli naik 10 % ).
 Menjaga agar oli tetap penuh dalam sistem perpipaan .
 Mencegah moisture dalam udara masuk ke sistem Dowterm.
 Mencegah terjadinya “ hammering “ saat operasi dan juga mencegah
pompa sirkulasi oli dari kavitasi.
4. Unit kontrol proses

80
RANCANGAN PABRIK AMONIAK 81

Laporan III

Keberadaan kontrol dimaksudkan agar fungsi dan logik operasi dapat


dikontrol sehingga peeran overall sistem dapat dipenuhi dengan baik.
Unit kontrol ini sebagian bersentuhan langsung dengan “ unit user “ di
plant produksi dan sebagian ada diplant Dowterm itu sendiri .

Kebutuhan akan panas dari unit Dowterm diplant produksi, contohnya


proses heting pada reaktor pada saat reaksi di reaktro RG memerlukan
panas 375 oC, yang mana tidak dapat dipenuhi oleh steam ( steam dengan
tekanan 7 bar hanya menghasilkan temperatur kira – kira 150 oC ). Dowterm
oil dapat menjangkau suhu tersebut.

Prosedur operasi unit pemanas Dowterm :


1. Pompa sirkulasi di plant produksi dinyalakan.
2. Setting temperatur di panel control room plant produksi.
3. Pompa sirkulasi di unit Dowterm dinyalakan.
4. Burner dinyalakan ( posisi auto ).
5. Setting temperatur :
- Temperatur Regulator : 400 oC ( high point )
- Temperatur Regulator full load : 380 oC ( low point )
- Limit temperatur Regulator : 400 oC ( alarm point/ set )
- Temperatur Regulator Flue gas : 350 oC ( flue gas off )
Selanjutnya oli Dowterm yang disirkulasikan akan naik temperaturnya (sesuai
setting panel burner) dan penggunaan oli ini di plant produksi akan
dikontrol oleh unit kontrol sesuai setting temperatur yang diingikan pada
reaktor.

Sifat – sifat fisik dari Dowterm oil :

81
RANCANGAN PABRIK AMONIAK 82

Laporan III

Nama produk : Therminol – 55


Wujud : Cairan jernih berwarna kuning muda
Komposisi : Campuran hidrokarbon sintetik
Kandungan uap : 250 ppm
Flash point : 177 oC
Fire point : 218 oC
Divusivitas : 19 mm2/s ( pada 40 oC )
3,5 mm2/s ( pada 100 oC )
Densitas : 868 Kg/m3 pada 25 oC
SpGr : 0,876
Berat molekul : 320 gr/mol
Boiling range : 340 oC ( 10 % ) ; 390 oC ( 90 % )
Panas penguapan : 228 kJ/Kg ( pada temperatur 340 oC )
Temperatur sevis : - 25 sampai dengan 340 oC

Mekanisme atau cara kerja boiler Dowterm adalah sebagai berikut:


Pada saat pertama kali start operasi , yaitu pada saat temperatur masih
rendah ( dibawah low temperatur ), jalankan blower dan pompa solar. Blower
ini berfungsi untuk mensuplai O2 yang diperlukan pada proses pembakaran,
sedangkan solar sebagai bahan bakarnya. Solar masuk karena tekanan dari
pompa ( sehingga tekanan solar tinggi ), tetapi tidak akan keluar dulu (ditahan
oleh selonoid valve). Setelah beberapa saat, elektroda yang ada di dalam
burner akan dialiri listrik ( karena adanya PLC ), sehingga akan timbul
lompatan bunga api. Lompatan ini akan ditangkap oleh sensor fotocell yang
kemudian akan mengirimkan sinya PLC agar membuka soleniod valve.
Setelah terbuka, solar akan keluar dari sprayer dan timbulah api ( terbakar ).
Hasil dari proses pembakaran ini menimbulkan panas yang dapat menaikkan
temperatur Dowterm oil.

82
RANCANGAN PABRIK AMONIAK 83

Laporan III

5.1.4. Spesifikasi Alat Utilitas


Pompa Dowterm ( P – 2 , P – 3 , P – 4 )
Fungsi : Mengalirkan cairan Dowterm oil dari storage tank ke Flue
tank.
Jenis alat : Pompa sentrifugal
Kapasitas : 358966.9586 kg/jam
Motor : Power = 46.375 Hp
Voltage = 220 – 440 volt, AC, 3 phase, 50 Hz
Putaran = 1800 rpm
Type stater = Squarrel cage induction
Bahan : Stainless steel seal
Jumlah : 3 buah

5.2. Pengolahan Limbah

83
RANCANGAN PABRIK AMONIAK 84

Laporan III

Dalam setiap proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi yang
merupakan bagian integral dari siklus sumberdaya akan dihasilkan sumberdayA
sisa (spent resources), dimana bahan-bahan tersebut sudah tidak dapat
dipergunakan lagi pada proses yang sedang berjalan. Proses recycle (daur ulang)
juga sangat tidak ekonomis untuk dilakukan. Maka bahan sisa industri ini harus
dilepas ke lingkungan untuk berproses secara alami (regenerasi) menjadi bahan-
bahan yang kelak dapat dipergunakan kembali diwaktu-waktu mendatang.
Proses pelepasan sumberdaya sisa (limbah industri) memerlukan suatu
kajian yang komprehensip terhadap keseimbangan lingkungan lingkungan hidup
dan juga terhadap tata kehidupan sosial masyarakat sekitar pabrik agar tidak
terjadi permasalahan non-teknis pada saat pabrik telah beroperasi. Sebagian besar
limbah industri, baik berupa fas, padat maupun cair merupakan bahan-bahan yang
berbahaya bagi keseimbangan ekosistem lingkungan dan kehidupan mahluk hidup
lainnya jika tidak dilakukan pengolahan samapai limbah tersebut memenuhi syarat
untuk dibuang kelingkungan.
Pabrik pembuatan amoniak dari fresh sintesis gas menghasilkan limbah
padat berupa katais ruthenium yang berasal dari flash tank dan limbah gas yang
berupa H2, N2, Ar, CH4 dan NH3 yang sebagian keluar dari flash tank, tetapi
limbah gas ini tidak berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia karena
sudah dibawah batas normal standar limbah industri, sehingga bisa langsung
dibuang kelingkungan sekitar.limbah padat berupa katalis ruthenium yang berasal
dari flash tank akan dikirim kembali kepada vendor penjual katalis tersebut dana
akan diolah kembali menjadi katalis baru oleh vendor katalis tersebut.

84

Anda mungkin juga menyukai