Sarana Penunjang
Utilitas
Utilitas PT Pertamina RU IV Cilacap adalah semua bahan/sarana media yang
dibutuhkan untuk menunjang operasi pengolahan kilang seperti tenaga listrik,
tenaga uap, air pendingin, air bersih, bahan bakar cair/gas, angin instrumen, dan
lain-lain sehingga kilang dapat memproduksi BBM dan NBM. Pengadaan sistem
utilitas dalam industri, khususnya untuk operasional kilang BBM dan petrokimia di
Pertamina selama ini selalu diusahakan sendiri, mengingat kebutuhan yang
diperlukan belum dapat diperoleh dari sumber lain. Dalam pengoperasiannya,
utilitas harus handal agar tidak menyebabkan kehilangan produksi kilang berupa
BBM, NBM, maupun petrokimia serta mengakibatkan kerusakan seperti pada
katalis, peralatan operasi, dan keselamatan. Diagram alir sederhana Unit Utilities
pada PT Pertamina RU IV dapat dilihat pada gambar berikut.
Utilitas I 3 51 G 1/2/3 8 24
Utilitas 3 51 G 201 20 20
Paraxylene
Total 112
2. Unit Pembangkit Tenaga Uap
Uap bertekanan yang ada pada unit ini sebagian besar adalah untuk
menggerakkan unit turbin generator sebagai unit pembangkit listrik yang
menggunakan tenaga uap sebagai tenaga penggeraknya. Unit ini memilki 9 buah
boiler yang memiliki tekanan kerja 60 kg/cm2 dan temperatur 460°C yang biasa
disebut High Pressure Steam (HP Steam) dengan total kapasitas terpasang saat
ini 790 ton/jam. Keseluruhan boiler dan steam yang dihasilkan adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.9 Daftar Boiler
Area Jumlah Boiler Steam Capacity/boiler Total Steam Capacity
(ton/jam) (ton/jam)
Utilitas I 3 60 180
Total 10 990
Total 38600
Total 131.17
Total 139.17
Oil Movements pada awalnya bernama terminal dan merupakan bagian dari
proses pengilangan minyak yang ada di RU IV Cilacap. Bagian ini bertanggung
jawab dalam menangani pergerakan minyak baik kedalam maupun keluar kilang
terlebih dengan kondisi kilang yang memiliki kapasitas pengolahan 348.000
barrel/hari crude oil. Tugas dan tanggung jawab bagian ini antara lain:
Menerima crude oil dan menyalurkannya ke unit FOC I dan FOC II.
Menerima stream dari unit FOC I dan FOC II.
Menyiapkan feed untuk secondary processing.
Menerima stream dari secondary/tertiaery processing.
Menyalurkan produksi dari kilang ke tangki penampungan.
Melaksanakan blending produk menjadi finish product.
Loading/transfer minyak ke kapal, Perbekalan Dalam Negeri (PDN), dan Own
Use.
Untuk menunjang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut, tersedia
fasilitas dan peralatan operasi antara lain :
Pipa-pipa, untuk penyaluran pergerakan minyak.
Tangki-tangki, untuk penampungan crude, produk dan slops.
Dermaga, untuk bongkar/muat crude oil, BBM dan NBM.
Pompa-pompa, untuk pemompaan feed ke kilang, blending, dan lain-lain.
Oil Catcher (CPI), untuk menampung minyak yang tercecer dari bocoran pipa-
pipa, drain tangki, dari parit dan holding basin.
Holding basin yang berhubungan dengan CPI berfungsi untuk mengembalikan
atau memperbaiki kualitas air buangan, terutama mengembalikan kandungan
oksigen.
Silencer untuk mengurangi kebisingan.
Groyne sebagai sarana pelindung pantai dari kikisan gelombang laut.
3.3.3 Laboratorium
1. Distilasi ASTM
2. Spesific gravity
3. Reid vapour pressure
4. Flash point dan smoke point
5. Convadson carbon residu
6. Warna
7. Cooper strip dan silver strip
8. Viscositas kinematic
9. Kandungan air
b. Laboratorium Analitik dan Gas
Bagian ini mengadakan pemeriksaan terhadap raw material mengenai sifat-
sifat kimianya, termasuk didalamnya tentang kerak dan finishing product. Alat-
alat yang digunakan untuk analisa antara lain :
1. N2 analyzer, untuk menganalisa sulfur, Cl2, H2S
2. Atomic Absorption Spectrophotometer(AAS), untuk menganalisa semua metal
yang ada dalam sampel air maupun zat organik.
3. Polychromator, untuk menganalisa semua metal yang ada dalam sampel air
maupun zat organik.
4. Nuclear Magnitute Resonance(NMR), untuk menganalisa kandungan H2
dalam sampel avtur.
5. Portable Oxygen Tester(POT), untuk menganalisa kandungan oksigen dalam
gas pada cerobong asap.
6. Infra red Spectrophotometer(IRS), untuk menganalisa kandungan oil dalam
sampel air, juga menganalisa aromat dan minyak berat.
7. Spectro Fluorophotometer, untuk menganalisa kandungan oil dalam water
slop, menganalisa bahan baku, stream product, dan finishing product untuk
pabrik paraxylne.
c. Laboratorium Penelitian dan Pengembangan
Bagian ini bertujuan untuk mengadakan penelitian, misalnya :
1. Blending fuel oil.
2. Lindungan lingkungan (pembersihan air buangan).
3. Evaluasi crude.
4. Di samping mengadakan penelitian rutin, laboratorium ini juga mengadakan
penelitian yang sifatnya non-rutin, misalnya penelitian terhadap produk
kilang di unit tertentu yang tidak biasanya dilakukan penelitian, guna
mendapatkan alternatif lain tentang penggunaan bahan baku.
d. Ren. ADM/Gudang/Statistik
Bagian ini bertugas untuk mengatur administrasi laboratorium,
pergudangan, dan statistik.
e. Laboratorium Paraxylene
Laboratorium ini khusus menangani unit paraxylene yang mempunyai kerja
dan tugas menganalisa terhadap bahan baku, produk yang dihasilkan dan bahan
penunjang lainnya.
c. Holding Basin
Holding basin adalah kolom untuk menahan genangan minyak bekas
buangan pabrik supaya tidak lolos ke badan air penerima, dengan perantaraan
skimmer (penghisap genangan minyak di permukaan), floating skimmer
(penghisap minyak di bagian tengah), dan baffle (untuk menahan agar
minyaknya tidak terbawa ke badan air penerima). Selanjutnya genangan
minyak ditampung pada sump pit kemudian dipompakan ke tangki slops untuk
direcovery. Holding basin dibuat dengan tujuan mencegah pencemaran
lingkungan, khususnya bila oil water sampai lolos ke badan air penerima.
Genangan minyak berasal dari bocoran- bocoran peralatan pabrik atau lainnya.
Holding basin yang terdapat di Pertamina RU IV Cilacap ada dua yaitu
Exciting Holding Basin unit 49 dan New Holding Basin unit 66.
Secara Umum
Unit Utilities pada PERTAMINA RU-IV adalah semua bahan/sarana/media yang
dibutuhkan untuk menunjang operasi pengolahan kilang seperti tenaga listrik, tenaga uap, air
pendingin, air bersih, bahan bakar cair/gas, air instrument, dan lain-lain sehingga kilang dapat
memproduksi BBM dan NBM.
Pengadaan sistem Utilities dalam industri, khususnya untuk operasional kilang BBM dan
petrokimia di Pertamina selama ini selalu diusahakan sendiri, mengingat kebutuhan dukungan
pasokan yang kontinyu belum dapat diperoleh dari sumber lain. Utilities harus handal karena bila
terjadi kegagalan dalam pengoperasian Utilities, tidak saja akan mengakibatkan kehilangan
produksi kilang berupa BBM, NBM, dan Petrokimia tetapi juga dapat menimblakn kerusakan
katalis, peralatan operasi, dan keselamatan (safety).
Hampir semua industri, terutama pada industri perminyakan, uap banyak dipakai karena
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Mempunyai kandungan panas (heat content) yang tinggi.
2. Dihasilkan dari air, bahan baku mudah didapat dan relatif murah.
3. Bersih, tidak berwarna dan tidak berbau
4. Dapat menimbulkan tenaga dan kemudian dapat digunakan sebagai media pemanas
5. Mudah didistribusikan dan dikontrol
Untuk menghasilkan uap dengan tekanan dan temperatur tertentu dibutuhkan suatu
peralatan yang dinamakan Ketel Uap atau Boiler
Prinsip Kerja boiler yang paling sederhana adalah memanaskan air agar menjadi uap dan
memanaskan uap kembali pada tingkat lanjut agar menjadi uap kering.
Pada ketel uap pipa air prinsip kerjanya adalah, udara disedot menggunakan forced draft
fan ( FD fan) melalui air duct, kemudian masuk ke dalam wind box casing dimana ada burner
sebagai media penyalaan untuk membakar bahan bakar dan udara. Panas hasil pembakaran antara
bahan bakar dan udara di dalam wind casing dihembuskan ke combustion chamber. Panas
pembakaran setelah digunakan di combustion chamber dengan perpindahan panas secara radiasi,
dilepaskan melalui cerobong setelah digunakan untuk memanaskan saturated steam menjadi
superheated steam di pipa superheater. Akan tetapi sebelum panas tersebut dilepaskan melalui
cerobong, panas tersebut dilepaskan melalui cerobong, panas tersebut digunakan pada economizer.
Pada economizer, air umpan boiler ( BFW) mengalami pemanasan awal (preheating) oleh
gas panas sisa pembakaran (flue gas) yang telah memberikan panasnya pada air yang bersikulasi
di dalam dinding pipa air ( water tube) dalam ruang bakar (combustion chamber) sebelum akhirnya
gas tersebut dibuang melalui stack (cerobong). Selanjutnya air umpan dalam boiler tersebut masuk
ke dalam steam drum.
Didalam steam drum ini terdapat 2 (dua) fasa yaitu, fasa air dan fasa uap yang dipisahkan
oleh cyclone separator. Didalam steam drum juga terjadi pertukaran panas dari hasil pembakaran
yang diserap secara konveksi dan radiasi sehingga terbentuk gelembung-gelmbung uap air yang
lebih ringan dibandingkan dengan air. Air yang mempunyai densitas lebih besar akan turun ke
mud drum melalui downcomer tube. Selama mengalir, air mengalami pemanasan. Sebagian air
berubah menjadi gelembung-gelumbung uap air dan naik menuju steam drum melalui riser tube.
Sedangkan yang masih berwujud air akan turun menuju mud drum. Kemudian dari mud drum
masuk ke dalam header wall tube melalui feeder tube yang selanjutnya menuju ke wall tube yang
ada di dinding ketel uap. Di wall tube, air mengalami pemanasan sehingga merubah fasa air
menjadi uap basah ( wet steam). Uap basah tersebut menuju ke steam drum melalui riser tube.
Sirkulasi ini terjadi secara kontinyu. Setelah terjadi pemisahan oleh separator, 36
akan keluar sebagai uap jenuh (saturated steam) dari steam drum dan setelah itu saturated
steam ini masuk ke dalam superheater untuk mendapatkan pemanasan lanjut. Dari superheater ini
dihasilkan superheated steam yang nantinya dikumpulkan dalam header untuk selanjutnya
dialirkan sebagai sumber energi untuk proses.
II.4 BAGIAN TERPENTING DARI BOILER
1. Safety Valve (Pressure Safety Valve)
Adalah Katup pengaman yang dipasang pada steam drum, superheater dan economizer.
Katup pengaman ini disebut juga Pressure Safety Valve (PSV) dan akan bekerja apabila
tekanan pada boiler lebih tinggi dari setting PSV dan ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada boiler serta melindungi pekerja dari kecelakaan. Biasanya PSV
dipasang pada outlet secondary superheater sebelum NRV (66,5 kg/cm²), pada steam drum
2 buah (77 dan 76 kg/cm²), pada outlet economizer 1 buah (84 kg/cm²).
2. Steam Drum/Upper Drum
Steam Drum yang terletak pada bagian atas fungsi utamanya adalah untuk menyediakan
volume yang cukup dan velocity yang rendah dalam pemisahan uap dari air.
Dalam steam drum terdapat :
Ruang penampungan campuran uap dan air.
Campuran uap dan butir-butir air yang dihasilkan dari steam generating tubes (riser
tubes, furnace wall tubes dan front wall tubes), dimana campuran uap dan air akan melewati
vertical baffle panel yang berfungsi memisahkan butir-butir air yang terikut dalam uap dan
masuk kedalam ruangan inlet boiler feed water.
Ruang inlet boiler feed water.
Butir-butir air yang terpisah dari uap akan jatuh kembali keruangan BFW dan bercampur
dengan feed water inlet dan seterusnya akan sirkulasi kembali melalui down comer.
Sedangkan butir-buitr uap yang bersifat saturated akan naik ke bagian atas steam drum
melalui primary screen dan screen dryer.
Fungsi primary screen dan screen dryer adalah untuk memisahkan dengan sempurna
antara butir-butir uap dengan butir-butir air.
Tujuannya untuk mencegah carry over, yaitu terikutnya butir-butir air kedalam aliran
steam.
3. Mud Drum / Lower Drum :
Drum yang terletak dibagian bawah dan terisi penuh oleh air. Dalam mud drum juga
terdapat saluran untuk intermitten blowdown. Mud drum juga berfungsi untuk menampung
sludge yang terbentuk dan membuangnya secara periodik melalui intermitten blowdown.
4. Superheater :
Adalah alat pemanas lanjut pada boiler dimana fungsinya adalah untuk menaikkan
temperatur uap pada tekanan tetap.
Uap basah (saturated steam) yang keluar dari steam drum dimasukkan kedalam
superheater yang terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu :
Primary Superheater
Secondary Superheater
Antara primary dan secondary diinjeksikan air tekanan tinggi (desuperheater water)
untuk mengatur dan mengontrol temperatur uap yang keluar dari secondary superheater
agar steam yang keluar dari boiler memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Temperatur HP Steam ini dapat diatur secara automatic dari Control Room melalui
Temperatur Indicator Controller (TIC). Superheater ini terletak pada Radiant Section atau
Convection Section
5. Economizer :
Alat ini berfungsi untuk memanaskan BFW sebelum masuk kedalam steam drum,
dengan memanfaatkan gas panas hasil pembakaran (flue gas) sebelum dibuang ke
cerobong.
Hal ini ada dua keuntungan :
Naiknya effesiensi boiler
Turunnya temperature gas buang sehingga tidak mengganggu lingkungan.
PI
WATER 17 23 39 LEVEL
COLOUMN GLASS
LT STEAM DRUM LT
29
INJEKSI PHOSPHATE
38 36 DRAIN 38
MUD
DRUM
BFW EX ECONOMIZER
TO STEAM DRUM
ECONOMIZER PI
FLUE GAS NC
TO STACK
DRAIN
VALVE
BFW EX DEAERATOR
RUDY ADI BUDIARTO / 426508 2
CILACAP 29 MEI 2013
Gambar 2. 3 Economizer
SUPERHEATER
TO SILINCER
HPS HEADER
PI 47
43
44
NRV
45
56
SAMPLING
42
SECONDARY SEPERHEATER PRIMARY SUOERHEATER
53 50 51 52 50 49 48
DESUPERHEATER
WATER TIMUR BARAT
3
RUDY ADI BUDIARTO / 426508
CILACAP 29 MEI 2013
Gambar 2. 4 Superheater
6. Combustion Chamber
Adalah ruang pembakaran bahan bakar dimana terjadi perpindahan panas dari panas
yang dihasilkan pembakaran bahan bakar ke air didalam tube secara radiasi. Combustion
chamber ini disebut juga Radiant Section.
7. Soot Blower
Perlengkapan pada boiler yang berfungsi untuk membuang jelaga yang menempel pada
dinding bagian luar tubes akibat adanya pembakaran yang tidak sempurna sehingga
menghambat perpindahan panas, dan effesiensi boiler akan turun. Alat ini umumnya
dipasang pada convection section. Media yang digunakan untuk membuang jelaga adalah
uap dengan tekanan menengah (Medium Pressure Steam).
8. Forced Draft Fan
FD Fan adalah atau blower merupakan perlengkapan pada boiler yang berfungsi
memasukkan udara kedalam combustion chamber untuk memenuhi kebutuhan udara
pembakaran agar proses pembakaran pada boiler dapat berjalan dengan sempurna. Jumlah
udara yang masuk kedalam combustion chamber dapat diatur secara automatic sesuai
kebutuhan agar diperoleh pembakaran sempurna. Penggerak dari FD Fan ini biasanya
turbin uap atau motor listrik.
II.4.1 Komponen Pendukung Boiler
Komponen pendukung boiler terdiri dari:
A. Boiler Feed Water Pump (Pompa Air Umpan Boiler)
Pompa air umpan boiler (boiler feed water pump) berfungsi untuk mengalirkan air umpan
dari deaerator tank menuju boiler dan menambah tekanannya untuk dialirkan ke drum boiler,
digunakan juga untuk spray water atau injeksi temperatur pada uap. Biasanya pompa yang
digunakan pompa jenis sentrifugal. Pompa air umpan ini terdapat dua tipe yakni pompa yang
digerakkan oleh turbin dan pompa yang digerakkan oleh motor.
B. Sea Water Desalination
Sea Water Desalination merupakan alat untuk memurnikan air, yaitu memisahkan air
dengan kadar garam yang dikandungnya agar diperoleh air dengan kadar garamyang rendah (fresh
water)
C. Softener
Softener merupakan alat yang berfungsi untuk mengeliminasi unsur-unsur Mg dan Ca yang
terdapat pada air umpan. Unsur-unsur tersebut harus diminimalkan memperlambat pembentukan
kerak (scale) pada pipa-pipa evaporator yang akan meneruskan perpindahan panas.Prinsip
kerjanya dengan cara pertukaran ion.
D. Deareator
Deareator mempunyai fungsi utama yaitu menghilangkan kandungan-kandungan oksigen
dan gas-gas lainnya yang masih terkandung didalam air pengisi boiler.Karena oksigen dapat
menyebabkan terjadinya korosi pada pipa-pipa dan dinding boiler.Cara kerja deareator yakni air
disemprot dengan menggunakan low pressure steam sehingga kandungan oksiges dan gas lain
hilang dan temperatur air meningkat.
E. Induced Draft Fan (IDF)
Induced Draft Fan yakni alat bantu boiler yang berfungsi sebagai penghisap gas asap sisa
pembakaran bahan bakar yang keluar dari boiler.
F. Forced Draft Fan (FDF)
Force Draft Fan adalah alat bantu boiler yang berfungsi sebagai penghembus udara, dan
force draft fan ini boleh dijalankan apabila induced draft fan sudah dijalankan terlebih dahulu.
Udara yang dihembuskan force draft fan dilewatkan melalui air heater terlebih dahulu, supaya
mendapatkan udara penghembus yang bersuhu tinggi antara 250°C - 350°C.
II.5 PERPINDAHAN PANAS PADA BOILER
Perpindahan panas pada boiler dapat terjadi dengan tiga cara atau kombinasi dari
ketiganya, yaitu:
II.5.1 Konduksi
Perpindahan panas secara konduksi adalah proses perpindahan panas melalui kontak
secara fisik, dimana panas mengalir dari suatu bagian ke bagian lain dalam satu material atau
material yang saling bersentuhan. Besarnya kemampuan logam untuk menyerap panas tergantung
pada konduktivitas panasnya.Pada boiler proses konduksi ini terjadi pada:
Dinding ruang bakar
Dinding pipa gas asap
Dinding pipa air
II.5.2 Konveksi
Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas yang dialirkan dari benda
panas ke benda dingin melalui pergerakan benda pembawa panas tersebut. Pada boiler, yang
berperan sebagai benda panas adalah flue gas (udara hasil pembakaran) dan benda dingin adalah
tube boiler yang berisi air.
Pada boiler proses konveksi terjai pada:
Gas asap dengan dinding pipa gas asap
Dinding pipa gas asap ke air
II.5.3 Radiasi
Perpindahan panas secara radiasi adalah perpindahan panas oleh pancaran panas dari suatu
benda bertemperatur tinggi ke benda bertemperatur rendah yang terpisah satu sama lain tanpa
media penghantar. Radiasi bergantung kepada perbedaan temperature serta warna dari benda yang
menerima panas. Pada boiler, proses radiasi terjadi pada ruang bakar yaitu dari api pembakaran ke
dinding ruang bakar.
II.6 PROSES PEMBAKARAN
Seperti telah diketahui bersama bahwa terjadinya api disebabkan oleh tiga faktor yaitu
udara, bahan bakar, dan sumber panas. Api terdapat dalam furnace karena adanya proses
pembakaran sebagai akibat bereaksinya antara bahan bakar, udara dan sumber panas.
Proses ini menghasilkan :
1. Panas
2. Gas-gas sisa pembakaran
Besar kecilnya nyala lidah api tinggi rendahnya panas api yang terjadi selama proses
pembakaran tergantung dari :
1. Baik tidaknya pemcampuran uap bahan bakar dengan udara
2. Perbandingan antara banyaknya uap bahan bakar dengan udara
3. Besar kecilnya ruang pembakaran.
Pembakaran adalah reaksi antara bahan bakar yang umumnya terdiri dari atom Carbon,
Hydrogen, dan Sulphur dengan atom Oksigen yang ada dalam udara. Hasil reaksi adalah
Eksotermis yaitu menghasilkan panas, sedangkan atom Nitrogen adalah inert atau tidak ikut
dalam reaksi diatas.
Semua bahan bakar biasanya mengandung hidrogen, yang apabila dibakar akan
menghasilkan uap air. Panas yang dihasilkan sebagian akan digunakan untuk mengubah air
menjadi uap tentunya akan menghasilkan panas yang lebih dari yang didapatkan, kemudian
jumlah total panas yang dihasilkan per satuan bahan bakar dinyatakan sebagai Gross atau
Higher Heating Value (HHV).
Dalam bahan bakar pada umumnya mengandung beberapa senyawa, yaitu:
Kadar sulphur (dapat menurunkan panas pembakaran dan bersifat korosif)
Kadar abu (dapat membentuk deposit pada batu tahan api dan pada pipa air boiler)
Kadar air (dapat membuat korosi pada pipa saluran dan tangki penampung, panas
pembakaran turun dan menurunkan efisiensi pembakaran)
Didalam proses pembakaran bahan bakar penyedian oksigen yang cukup dapat
menghasilkan pembakaran yang sempurna. Pembakaran yang sempurna akan menghasilkan
jumlah panas yang maksimum dari panas pembakaran bahan bakar. Massa oksigen yang
diperlukan dapat dihitung melalui masing-masing komponen gas yang dapat bereaksi dengan
oksigen.
Dalam kebanyakan proses pembakaran bahan bakar oksigen yang diperlukan diambilkan
dari udara bebas dapat ditentukan kebutuhan udara untuk pembakaran bahan bakar. Untuk
perhitungan teknis komposisi udara adalah sebagai berikut :
Komposisi berat Nitrogen : 77% dan Oksigen 23%
Komposisi volume Nitrogen : 79% dan Oksigen 21%
Pada bahan bakar cair (Fuel Oil)
Sebelum reaksi pembakaran, terjadi dahulu thermal dekomposisi atau cracking pada Fuel
Oil hingga terbentuk atom-atom Carbon, Hydrogen, dan Sulphur dalam reaksi bertingkat
sebagai berikut:
C + O2 = CO2
2C + O2 = 2CO
2H2 + O2 = 2H2O
S + O2 = SO2
Indikasi bahwa reaksi pembakaran Fuel Oil berlangsung sempurna adalah dari warna api,
yaitu kuning cerah.
Pada bahan bakar gas (Fuel Gas)
Oksigen dalam udara panas mixing chamber melakukan penetrasi terhadap molekul
hydrokarbon dalam fuel gas (fuel gas tidak terjadi dekomposisi), dalam reaksi: