Anda di halaman 1dari 39

1.

Pengertian Ketel Uap (Boiler)

Ketel uap adalah suatu pesawat yang menggunakan kalor untuk mengubah air menjadi uap
melalui proses mendidih didalam bejana tertutup. Ketel uap juga sering disebut Boiler atau
Steam generator. Jika fluidanya bukan air atau uap air (misalnya mercury dan sebagainya) maka
pesawat atau unit ini disebut vaporizer atau vapor generator atau Thermal liquid heater.
Prinsip kerja ketel uap adalah : memindahkan panas (heat) dari external heat source
(biasanya pembakaran bahan bakar) ke fluida yang berada di dalam ketel uap tersebut.
Produk atau hasil uap setiap jam (output rate) suatu ketel uap ditentukan oleh beberapa
factor, antara lain :
a. Harga atau nilai pembakaran bahan bakar yang digunakan.

b. Luas permukaan perpindahan panas

c. Distribusi bidang pemanas, luas daerah radiasi (primer) dan luas daerah konveksi (sekunder).

d. Sirkulasi uap atau air dan gas asap hasil pembakaran.

Suatu ketel dikatakan ideal apabila memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a. Produksi uap setinggi mungkin pada pemakaian bahan bakar yang minimal. Jadi kerugian
panas diusahakan sekecil mungkin, yang berarti menaikkan efesiensi ketel uap.
b. Menempati ruangan yang kecil pada produksi uap yang tinggi.

c. Pemeriksaan dan pembersihan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat

d. Konstruksi beserta alat-alat bantunya harus dapat dipercaya atau handal (keamanan terjamin).

e. Pelayanan dan pemeliharaan mudah dan murah.

Proses Pembentukkan Uap

1
Pembakaran bahan bakar di dalam dapur (Furnace) menghasilkan gas asap dan kalor. Kalor
hasil pembakaran ini sebagian diserap oleh dinding-dinding ruang bakar dan sebagian yang lain
bersama gas asap dialirkan kebagian-bagian ketel uap dan akhirnya keluar melalui cerobong.
Pada waktu gas asap bersinggungan dengan bagian –bagian ketel uap, sejumlah kalor terlepas
dari gas asap diserap bagian-bagian ketel uap tadi dan akhirnya terserap oleh air yang berada di
dalam bagian-bagian tadi ; akibatnya suhu gas asap turun dan suhu air didalam ketel uap naik.
Jika hal ini berlangsung secara terus menerus dalam waktu yang cukup maka suhu air tersbut
akan mencapai titik didihnya. Titik didih air adalah suhu air pada waktu mendidih, yang
harganya tergantung pada tekanan yang bekerja pada permukaan air. Harga titik didih air dapat
dilihat pada tabel berikut :

2
Air yang telah mendidih apabila diberi kalor terus suhunya tidak akan naik, tetapi sebagian
darinya akan berubah menjadi uap, dan jika kalor diberikan terus padanya maka seluruh air di
dalam ketel uap tersebut akan berubah menjadi uap.
Uap air hasil pendidikan seperti diuraikan di atas disebut uap jenuh atau uap kenyang
(saturated steam). Jadi uap jenuh adalah uap yang suhunya sama dengan titik didih air. Kalau
uap jenuh dipanaskan terus maka akan menjadi uap kering atau uap panas lanjut (superheated
steam).
Proses pembentukkan uap secara skematis dilukiskan dalam suatu diagram temperatur Vs
entropy (T-S diagram) sebagai berikut :

Gambar T-S Diagram

Keterangan :
1. Air dingin yang sudah bebas kesadahan
2. Air masuk feed waterheater dan kemudian ke ekonomiser dan evaporator
3. Titik didih air (saturated liquid)
4. Uap jenuh (saturated steam)
5. Uap panas lanjut (superheated steam)
6. Uap keluar dari turbin, masuk kondensor
7. Air keluar dari kondensor

3
MACAM-MACAM KETEL UAP

Sejalan dengan berkembangnya teknologi di bidang ketel uap, saat ini terdapat banyak
sekali macam atau jenis ketel uap, baik yang digunakan untuk keperluan industri maupun untuk
keperluan percobaan-percobaan/penelitian-penelitian ( di Laboratorium).
Secara garis besar, ketel uap dapat dibedakan /diklasifikasikan menurut beberapa dasar
atau sudut pandangan sebagai berikut:
I. Berdasarkan kontruksinya :
a. Ketel uap lorong api : corn wall, lanchashire, pipa-pipa silang
b. Ketel uap pipa-pipa api (fire tube boiler) : schot, lokomobil, lokomotif
c. Ketel uap pipa-pipa air (water tube boiler) : pipa air lurus, pipa air lengkung

II. Berdasarkan tekanan kerjanya :


a. Ketel uap tekanan rendah : <20 atm
b. Ketel uap tekanan sedang : 20-50 atm
c. Ketel uap tekanan tinggi : 50-140 atm
d. Ketel uap tekanan sangat tinggi : > 140 atm

III. Berdasarkan kapasitasnya :


a. Ketel uap kapasitas kecil : <10 ton/ jam
b. Ketel uap kapasitas sedang : 10-100 ton / jam
c. Ketel uap kapasitas besar : >100 ton/jam

4
2. Langkah prosedur pengoperasian start-up boiler

1. TUJUAN.
Prosedur ini dipergunakan sebagai pedoman untuk melakukan start-up Boiler agar
berlangsung dengan tepat dan aman.

2. PERALATAN KERJA.
1. Radio HT.
2. Kunci F.

3. PERLENGKAPAN.
1. Sarung Tangan.
2. Sepatu kerja.
3. Helm.
4. Face Shield.

4. LANGKAH KERJA
4.1 Menerima intruksi dari kepala shift untuk melakukan Start-Up Boier.
4.2 Mengkoordinasikan dengan bagian pihak elektrik, instrument control, bahan
bakar, dan maintenance, WTP bahwa akan melakukan Start-Up Boiler.

4.3 Kordinasi ke kepala shift untuk mentransmisi listrik ke setiap peralatan mesin
yang berputar (motorized) dan peralatan instrument.

4.4Melakukan pengecekan kondisi unit Boiler.

 Valve dalam posisi OPEN antara lain :


 Valve drain superheater
 Valev air vent steam drum dan superheater.
 Valve manual emergency steam drum.
 Valve manual countinus blowdown.

5
 Valve motorize resirkulasi economizer.
 Valve inlet dan outlet supply fuel oil.

 Valve dalam posisi CLOSED, antara lain :


 Valve manual drain economizer.
 Valve air vent economizer.
 Valve drain header main steam.
 Valve valve motorize emergency drain steam drum.
 Semua motorize valve blowdown, downcomer.
 Valve drain feedwater.

4.5 Menghubungi workshop bahan bakar untuk melakukan pengisian penuh coal
bunker boiler yang akan di start, dan melakukan pemeriksaan bed material dalam
furnace.

4.6 Menghubungi operator ESP untuk melakukan pemanasan perangkat ESP.


4.7 Melakukan test runig FAN,melakukan pemeriksaan setiap bagian dari peralatan
yang berputar dalam kondisi baik dan normal.
4.8 Menghubungi pihak DCS untuk melakukan pengujian interlock dan test proteksi
MFT,dan melakukan pemeriksaan setiap damper fan posisi bukaan valvenya
apakah sudah sesuai standrat ketentuan.
4.9 Meghubungi pihak turbin untuk melakukan pengisian air steam drum
 Apabila bagian dalam boiler terdapat air hubungi workshop WTP untuk
melakukan sample dan pengujian kualitas air boiler terlebih dahulu.
 Setelah kualitas air dinyatakan qualified, lakukan pengisian air boiler
hingga level air steam drum mencapai -100mm.
 Membuka valve resirkulasi economizer.
 Memeriksa dan mencatat nilai ekspansi Boiler.
4.10 Mengoperasikan IDF
 Memeriksa dan memastikan cooling water sudah terbuka

6
 Memastikan dan memeriksa tidak ada kebocoran oli dan level olinya
dalam posisi normal.
 Start IDF(mengikuti SOP dan Instruksi kerja start IDF)
4.11 Mengoperasikan HPF
 Memeriksa dan memastikan V-belt HPF dalam kondisi baik.
 Memastikan dan memeriksa tidak ada kebocoran oli dan level olinya
dalam posisi normal.
 Start HPF(mengikuti SOP dan Instruksi kerja start HPF).
4.12 Mengoperasikan PAF

 Memeriksa dan memastikan cooling water sudah terbuka


 Memastikan dan memeriksa tidak ada kebooran oli dan level olinya
dalam posisi normal.
 Start PAF(mengikuti SOP dan Instruksi kerja start PAF).
4.12 Mengoperasikan oil pump (mengikuti SOP dan insttruksi kerja start oil
pump).
4.13 Oil leakage test.
Ikuti SOP dan instruksi kerja oil leakage test. Setelah test kebocoran line fuel
oil, atur tekanan solar pada pneumatic control yg telah ditentukan.
4.14 Purging dan setting air system.
Mengikuti SOP dan instruksi kerja purging dan setting air system.
4.15 Mengoperasikan oil gun
Mengikuti SOP dan insttruksi kerja start oil gun
 Start oil gun ke-1 (ikuti langkah SOP start oil gun).
 Perhatikan nilai kevakuman furnace pertahankan pada nilai -100 pa
dengan cara membuka damper pada IDF dan PAF jika damer sudah
terbuka penuh tetapi nilai kevakuman belum mencapai yang diinginkan
dapat menambah speed PAF dan IDF nya.
 Perhatikan saat menyalakan pengapian dilapangan , pastikan penyalaan
sempurna, jika tidak menggantikan dengan oil gun yang satunya.
 Pada saat tekanan steam header mencapai 0.2 Mpa dapat menutup
semua valve air vent.

7
 Perhatikan trend temperature furnace dan pressure steam drum. Jika
sudah dalam kondisi stabil dapat menyalakan oil gun yang ke-2. Ulangi
langkah sebelumnya dengan tetap memperhatikan nilai kevakuman
furnace pada nilai -100 pa. Dalam kondisi ini perhatikan juga hal-hal
sebagai berikut :
 Kenaikan level air pada steam drum, mempertahankan pada posisi 0
mm, jika terjadi kenaikan level air steam drum lakukan regulating
blowdown
 Kenaikan tekanan main steam pada kisaran 0,7 – 1 Mpa dapat menutup
semua drain superheater (kecuali drain main steam header).
4.16 Melakukan pengujian fluidisasi dan mencatat tekanan diferensial bed
material terendahnya.
4.17 Melakukan buka tutup valve continus blowdown, injeksi kimia, sampling, dan
drain.
4.18 Mengatur tekanan kevakuman furnace 0 – 50 pa, dan mengaktifkan proteksi
trip IDF, trip PAF, level air steam drum tinggi dan rendah level III, tekanan
negatif furnace tinggi dan rendah level II, serta mengaktifkan MFT boiler.
4.19 Saat suhu bed mencapai 500°C dapat meakukan start coal feeder.
4.20 Mengoperasikan SAF
 Memeriksa dan memastikan cooling water sudah terbuka
 Memastikan dan memeriksa tidak ada kebooran oli dan level olinya
dalam posisi normal.
 Start SAF(mengikuti SOP dan Instruksi kerja start PAF).
4.21 Start coal feeder
Ikuti SOP dan instruksi kerja start coal feeder
 Ikuti SOP dan instruksi kerja start coal feeder.
 Tetap memperhatikan pressure furnace jika sistem pada system AUTO
IDF dan PAF tidak mampu maka secara otomatis akan beralih kemode
MANUAL.
 NOTED : untuk menjaga kestabilan pressure furnace pada saat start
coal feeder lepas terlebih dahulu mode AUTO pada damper-damper

8
IDF dan PAF menjadi MANUAL. Jika kondisi penyalaan api pada
furnace sempurna ditandai dengan kestabilan nilai vacum furnce, posisi
kembali mode AUTO.
 Perhatikan kenaikan parameter tekanan main steam dan temperatur
furnace. Jaga tekanan stabil pada kisaran nilai 3,7 – 4 Mpa.
 Lakukan pengaturan tekanan solar saat coal feeder telah beroperasi.
 Setting kecepatan coal feeder pada 5 T/H.
 Jika masih terjadi kenaikan tekanan main steam lakukan tahap
mematikan salah satu burner yang sedang beroperasi.
 Mengamati level air steam drum jika mengalami penurunan maka dapat
diatur bukaan valve feedwater motorize nya.
 Mengamati perubahan temperatur main steam , atur pada kisaran 500 -
535°C jika mengalami peningkatan dan penurunan dapat
mengoperasikan buka – tutup valve spray water.
4.22 Saat suhu bed naik tetap mempertahankan kondisi sirkulasi fuel oil.
4.23 Saat suhu bed sudah stabil dan mencapai nilai temperature bed yang telah telah
ditentukan maka pengoperasian purging dan fuel oil pump dapat dimatikan.
4.24 Menghubungi operator ESP untuk mengoperasikan field electric ESP.
4.25 Saat tekanan stem drum mencapai 0,1 mpa, lakukan pencucian water level
gauge pada steam drum.
4.26 Saat tekanan steam drum mencapai 0,2 mpa hubungi petugas DCS,untuk
membersihkan pipa pressure gauge, dan mencatat nilai ekspansi seluruh area
boiler tersebut, serta melakukan drain setiap header.
4.27 Saat tekanan steam drum naik hingga 0.3 – 0.4 mpa hubungi petugas
maintenace untuk mengoperasikan baut flange.
4.28 Saat tekanan steam drum naik hingga 6.0 mpa periksa sekali lagi kondisi
menyeluruh unit boiler dan lakukan pencatatan ekspansi boiler.
4.29 Saat tekanan steam drum naik hingga 8.0 mpa, lakukan kembali pencucian
water level gauge pada steam drum dan menghubungi WTP untuk melakukan
pemeriksaan kualitas steam.

9
4.30 Saat tekanan steam drum naik hingga 2.5 mpa lakukan drain sekali pada setiap
header water wall.
4.31 Jika kualitas steam sudah qualified dan tekanan main steam lebih rendah 0.2 -
0.3 mpa dai tekanan main pipenya, serta temperatur main steam nilainya
dikisaran 490 - 520°C dapat melapor kepala shift untuk meminta ijin parallel,
dan menghubungi pihak opeasional turbin dan petugas penjaga boiler untuk
melakukan persiapan parallel boiler.
4.32 Parallel boiler
Ikuti SOP dan instruksi kerja saat melakukan parallel steam
 Buka penuh main steam valve.
 Lakukan pembukaan main steam stop valve secara perlahan, dan
lakukan STOP pembukaan valvenya jika terjadi lonjakan pressure dan
mengimbangi beban pada boiler yang satunya agar tidak drop bebannya
yang dapat berakibat penurunan temperatur dan pressure steam secara
signifikan.ini dilakukan sampai main steam stop valve sampai terbuka
penuh.
 Menjaga kualitas air steam drum tetap pada posisi normal 0 – 50mm,
jika terjadi kenaikan air dapat mengatur bukaan main feedwater valve
serta melakukan regulating blowdown agar level airnya tetap terjaga
pada posisi normal.
 Jika terjadi lonjakan pressure main steam saat proses pembukaan main
steam stop valve, dapat mengatur buka-tutup exhaust steam untuk
mengurangi lonjakan pressure serta mengurangi penggunaan batu bara
pada coal feeder dan memainkan spray water nya untuk mengimbangi
nilai temperaturnya jika terjadi lonjakan temperature yang signifikan.
4.33 Ketika suhu steam stabil dapat membuka penuh main stop steam valve,
kemudian segera menutup valve drain header main steamnya.
4.34 Lapor kepala shift bahwa start-up boiler telah selesai.

3. PARAREL STEAM BOILER

10
4.1 Pengoperasian peningkatan tekanan boiler

Sebelum menaikkan tekanan, valve pembuangan udara ditutup hingga pada posisi 1/2,
penyalaan api sampai dalam proses boiler paralleling harus melaksanakan pengerjaan di bawah
ini:

1) Ketika tekanan steam naik mencapai 0.05~0.10Mpa, bersihkan indikator air steam drum
pada lokasi dan melakukan perbandingan pemeriksaan petunjuk indikator air lainnya
dengan indikator air steam drum di tempat.

2) Ketika tekanan steam naik mencapai 0.15~0.20Mpa, tutup semua katup udara atas boiler
serta katup desuperheater header dan katup hidrofobik inlet header tekanan tinggi rendah
superheater.

3) Ketika tekanan steam naik mencapai 0.25 ~ 0.35Mpa, lakukan pembuangan limbah air
header bawah pada water wall secara berurutan dan perhatikan level air steam drum.
Ketika pengiriman air pada boiler, valve resirkulasi yang di antara steam drum dengan
inlet economizer harus ditutup, dan beritahukan petugas otomatisasi panas (DCS) untuk
membersihkan pipa pressure gage dan petugas pengolahan air membersihkan pipa
pengambilan sampel uap air.

4) Ketika tekanan steam naik mencapai 0.35 ~0.40Mpa, kencangkan baut flange, manhole
dan area lainnya. Ketika terjadi sebagian penerimaan panas yang tidak merata dan
mempengaruhi ekspansi, harus pada bagian ujung header ekspansi lebih kecil untuk
melepaskan air, agar membuat penerimaan panas merata dan mencatat nilai indikat
semua ekspansi satu kali.
5) Ketika tekanan steam naik mencapai 2.5Mpa, beritahu petugas otomatisasi panas (DCS)
memasukkan semua instrumen dan melakukan blowdown satu kali.
6) Ketika tekanan steam naik mencapai 6.0MPa, stabilkan tekanan, lakukan pemeriksaan
keseluruhan pada unit boiler. Jika terdapat gangguan, harus menghentikan peningkatan
tekanan, tunggu setelah kerusakan diatasi dan melanjutkan peningkatan tekanan, periksa
semua peralatan berputar satu kali.
7) Ketika tekanan steam naik mencapai 8.0Mpa, bersihkan indikator air sekali dan lakukan
perbandingan dengan indikator level air lainnya. Beritahu petugas pengolahan air (WTP)

11
untuk menguji steam dan kualitas air boiler, periksa peralatan secara menyeluruh dan
mengatur suhu steam superheater, juga memastikan kestabilan pembakaran.

8)Ketika tekanan steam naik mencapai 9.0Mpa, hubungi kepala shift , turbin siap paralleling.

Note: pada keseluruhan proses penambahan suhu dan tekanan, upayakan stabil dan merata
, selanjutnya periksa catatan nilai indikator ekspansi sesuai langkah di bawah ini:

a) Sebelum dan sesudah pemberian air boiler

b) Saat tekanan steam drum masing-masing mencapai 0.3 ~


0.4 、 2.5 、 6.0 、 9.0Mpa maka periksa status ekspansi. Jika menemukan
masalah ekspansi yang tidak normal maka harus mencari tahu penyebabnya
dan setelah mengatasi permasalahannya baru dapat melanjutkan peningkatan
tekanan.

4.2 Paralel Boiler

Paralelling boiler: ketika startup boiler sistem header, steam tekanan dan suhu sesuai ketentuan
dikirim masuk ke dalam proses main pipe disebut parelling boiler. Penyalaan boiler sampai
semua masuk dalam main pipe diperlukan waktu sekitar 3.5 ~4.5 jam. Pada paralelling boiler
dengan main pipe steam atau sebelum pemasokan steam langsung ke turbin, harus melakukan
pemanasan pipa steam.waktu pemanasan pipa steam dalam kondisi panas umumnya adalah
minimal 2 jam. Pemanasan pipa steam tekanan tinggi harus dilakukan secara lambat, kecepatan
peningkatan suhu dapat dikontrol pada 2-3°C/min. pemanasan pipa steam boiler pada umumnya
harus dilakukan bersamaan sesuai penambahan tekanan boiler. Sebelum paralelling boiler harus
memberitahukan boiler samping dan hubungi turbin, perhatikan perubahan suhu steam.

Ketentuan parallel boiler:

1) Kualitas air boiler dan steam kualifikasi.

2) Ketika paralleling, memastikan tekanan header outlet superheater rendah dari tekanan
main pipe

12
0.2~0.3MPa.

3) Suhu main steam di antara 500~540°C.

4) Status pengoperasian peralatan boiler dalam keadaan baik, pembakaran stabil.

5) Level air drum pada posisi -50mm di indikator air.

Langkah kerja paralelling boiler:

1) Setelah menerima perintah kepala shift untuk paralleling.

2) Mengatur pembakaran, memenuhi syarat paralelling di atas.

3) Memberitahukan untuk pengawasan suhu dan tekanan steam, hubungi turbin membuka
main pipe steam hidrofobik.
4) Ketika paralelling, buka dulu bypass pada steam stop valve kemudian buka steam stop
valve dengan perlahan. Waktu paralelling umumnya 5-10 menit. Dalam proses
paralelling jika menimbulkan penurunan suhu steam atau terjadi hantaman air pada pipa
steam maka harus segera paralleling dan tutup steam stop valve dan bypass, selanjutnya
meningkatkan hidrofobik, setelah kembali normal baru melakukan paralelling lagi.
5) Ketika tekanan keluar superheater mencapai tekanan main pipe, harus bergantian
menutup valve pembuangan udara dan membuka steam stop valve, pada saat bersamaan
pertahankan kestabilan tekanan suhu steam.

6) Ketika steam stop valve terbuka penuh, dan aliran uap utama stabil, valve pembuangan
udara dapat ditutup kembali, tutup semua body hidrofobik, steam stop valve hidrofobik
dan bypass steam stop valve. Dalam waktu bersamaan mengatur pembakaran
penambahan beban, menjaga kestabilan suhu dan tekanan steam.
7) Setelah paralelling selesai, lakukan pemeriksaan keseluruhan pada boiler.

Pembawaan beban

Setelah paralleling boiler normal, dapat menambahkan beban hingga 180T/h, setelah berhenti
beberapa waktu, pada kondisi umumnya tambahkan beban hingga rating beban. Ketika
membawa beban, operator boiler harus konsentrasi mengatur pembakaran, memastikan

13
kestabilan tekanan steam, suhu steam, dan level air. Personil khusus memantau coal feeder agar
tidak terjadi penghentian pasokan batu bara. Pada kondisi kecelakaan darurat kecepatan
penambahan beban tidak dibatasi. Setelah beban stabil, supervisor melakukan pembagian
kapasitas penguapan boiler sesuai beban ekonomis.

5. ESP (Elektrostatik precipitator)

Elektrostatik precipitator (ESP) adalah sebuah teknologi untuk menangkap abu hasil
proses pembakaran dengan jalan memberi muatan listrik padanya. Prinsip kerja ESP
yaitu dengan cara memberikan muatan negatif kepada abu-abu tersebut melalui
beberapa elektroda (biasa disebut discharge electrode). Jika abu tersebut dilewatkan
lebih lanjut kedalam sebuah kolom yang terbuat dari susunan beberapa plat-plat yang
memiliki muatan lebih positif (biasa disebut collecting electrode), maka secara alami
abu tersebut akan tetarik oleh plat-plat tersebut. Setelah abu terakumulasi pada plat
tersebut, sebuah sistem rapper khusus akan membuat abu tersebut jatuh kebawah dan
keluar dari sistem ESP.

Electrostatic Precipitator (ESP) adalah satu alternatif penangkap debu dengan


efisiensi tinggi (mencapai diatas 90%) dan rentang partikel yang didapat cukup besar.
Dengan menggunakan electrostatic precipitator (ESP) ini jumlah limbah debu yang
keluar dari cerobong diharapkan hanya sekitar 0,16% (efektifitas penangkapan debu
mencapai 99,84%).

Langkah pengoperasian start Electostatic precipitator


Persiapan

14
a) Memeriksa kondisi peralatan dalam keadaan baik.
b) Memastikan lubricating oil pada bearing motor rapping anoda,katoda dan
reducer dalam kondisi baik.
c) Memastikan setiap bagian yang berputar dapat bergerak dengan bebas dan
normal.
d) Melakukan pemeriksaan setiap pintu thermal insulating box dan manhole,
pastikan telah tertutup dengan rapat.
e) Memastikan seluruh peralatan insulator dalam kondisi yang baik.
f) Memastikan tidak ada petugas yang berada diarea yang berbahaya dan berputar
saat data peralatan.
g) Setiap bagian peralatan di kontrol kelistrikannya dan pastikan telah tersambung
dengan benar dan dalam kondisi yang baik sebelum digunakan.
h) Memastikan Switch pengoperasian peralatan dalam keadaan terputus.
i) Saat memastikan tidak ada petugas pada area medan elektrik dan area
berbahaya pada peralatan. Atur switch ,insulating high breakge “electric field”

Pengoperasian start Electrostatic precipitator(ESP):


- atur setiap switch power pada posisi “close” (switch automatic panel control
electric low voltage and high voltage) hubungkan ke sumber tegangan.
- System mulai beroperasi
- 6 jam sebelum mengaktifkan heater controller diatur keposisi ”auto”mulai
heatting temperatur, pada heater controller akan meningkat hingga 100°C dan
akan otomatis memanaskan electric heater.
- 2 jam sebelum mengaktifkan motor rapping ke mode “auto” vibrator terlebih
dahulu pengoperasiannya diubah ke mode “auto”.
- Tutup aliran ash exhaust, atau controller vibrator hopper ke posisi “manual”.
- Start power high voltage untuk mendistribusikan listrik ke ESP (saat igniting
fuel oil tidah harus start field electric).

15
5 FLUIDISASI

A. Pengertian Fluidisasi
Fluidisasi adalah salah satu alat system pembakaran pada boiler yang menggunakan
bed material yaitu berupa pasir silica sebagai medianya yang mana udara di tiupkan pada
partikel bed sehingga terjadi fluidisasi.

B. Langkah - langkah test bubbling bed material


Sebelum tungku di masukan material dasar, harus periksa ada tidaknya sampah dalam
tungku, tidak ada smpah besar pada pipa slag. Kemudian isi furnace dengan material slag
yang terkandung jumlah larbon 1-2 % Kedalam pipa slag terlebih dulu untuk mencegah
timbulnya gumpalan slag dalam proses penyalaan api.pastikan material bed pada
boiler(menggunakan slag dingin) dengan ketebalan 350- 400 mm.Kemudian nayalakan
IDF,HPF,PAF jaga tekanan negatif oulet furnace (-300 pa), perlahan-lahan menambah
volume Primary Air Fan hingga sampai lapisan material bed terfluidisasi semuanya.
Untuk mencapai standar fluidized keseluruhan : gunakan besi panjang untuk menyentuh
plate distribusi udara,dapat dengan rileks pengadukannya,serta dengan mudah menyentuh
nozzle. jika jika besi yang di gunakan sudah menyentuh nozzle
pada dasar bed berarti bed material sudah terfluidisasi dengan merata.jika tidak merata dapat
membuka katup udara primary air fan sehingga membuat bahan lapisan terfluidisasi semua.
Flow Primary Air Fan saat itu adalah flow fluidisasi udara terendah. Catat nilai Frekuensi
Paf,Arus Paf,Flow Paf dan Flow batubara.

C. Tujuan Test Fluidisasi


 Menentukan kapasitas fluidized udara minimum sebagai refrensi yang di gunakan

16
pada kondisi boiler beroperasi.
 Untuk mengetahui tingkat bukaan buffle ventilasi,dan arus listrik primary air fan,serta
kapasitas primary air fan minimum yang di gunakan.
 Memastikan material bed terfluidisasi dengan baik sehingga temperatur merata,dan
mencegah temperatur berlebih pada suatu bagian.

6. Steam Drum Boiler

Steam Drum adalah komponen pada boiler pipa air yang berfungsi sebagai reservoir
campuran air dan uap air, dan juga berfungsi untuk memisahkan uap air dengan air pada proses
pembentukan uap. Tapi tidak semua boiler pipa air (water tube) menggunakan steam drum ini.
Boiler supercritical beroperasi pada tekanan tinggi di atas tekanan kritis, sehingga tidak
mungkin berbentuk gelembung-gelembung uap air, karena itu boiler supercritical tidak perlu
steam drum untuk memisahkan air dengan uap air. Steam drum terbuat dari bahan baja karbon
tinggi dengan tensile strenght yang tinggi dan dapat bekerja pada suhu 3900C dan dapat bekerja
dengan baik pada tekanan 350 psi (2.4 MPa).

Gambar. Konstruksi Steam Drum

17
Air feed water yang disupply boiler feed water pump, masuk ke boiler menuju
economiser dan selanjutnya masuk ke steam drum. Dari steam drum, air dipompa sama pompa
sirkulasi boiler menuju ke raiser tube / wall tube untuk dapat mencapai fase uap saturasi. Dari
raiser tube air kembali masuk ke steam drum. Komponen di dalam steam drum bisa terjadi
pemisahan antara air dengan uap air, sehingga air dipompa kembali menuju raiser tube,
sedangkan uap akan menuju ke pipa boiler sisi superheater. Uap saturated yang masuk ke pipa-
pipa superheater dipanaskan lebih lanjut sehingga dapat mencapai uap superheater dan
memenuhi syarat untuk masuk turbin uap. Terdapat beberapa perlengkapan yang dipasang pada
steam drum seperti, katup pengaman, water level indicator, dan pengatur level. Feed water pada
boiler juga dialirkan ke steam drum melalui sebuah feed pipe yang membentang di dalam drum,
sepanjang steam drum.

Untuk meningkatkan pengawasan level air pada boiler, dirancang beberapa alat ukur dengan
beberapa jenis sebagai berikut:

a. Tiga unit parameter water level balance container: digunakan sebagai pelengkap tekanan
differensial pada transmitter. Level air steam drum akan diawasi/dikontrol melalui tekanan
differensial saat terjadi perubahan level air.

b. Dua unit parameter water level dual color free zona mica: di pasang pada sudut kiri dan
kanan steam drum boiler, sebagai parameter dilapangan dan pengawasan uji water level steam
drum.

Dua unit parameter water level elektroda: terdiri dari alarm suara dan lampu. Water level ini
berfungsi sebagai sebagai alarm, penunjuk level air dan sebagai proteksi

Standart level air pada boiler ini berada pada posisi +76mm > x > -76mm. Jika beroperasi
dalam jangka waktu yang lama dimana posisi air terlalu tinggi atau rendah maka dapat
berdampak pada berkurangnya fungsi separator. Jika level air boiler melebihi level air standart
+125 mm (level air aman tertinggi atau alarm level air tinggi II) maka DCS akan mengeluarkan
alarm serta steam drum emergency drain valve akan aktif untuk pembuangan air boiler secara
darurat. Jika level air berada pada level +200 mm (level air tinggi III atau level air boiler trip)

18
maka boiler akan berhenti secara automatis. Tingginya level air akan berdampak pada water-
flooding pada horizontal separator sehingga menurunkan kemampuan pemisahan air dan steam.
Saat level air terlalu rendah, dapat juga mengakibatkan penurunan efisiensi separator steam
saturasi yang meninggalkan steam drum memasuki sistem super-heater. Jika level air drum
lebih rendah dari -200 mm (level air aman terendah atau alarm level air rendah II), maka DCS
akan mengeluarkan alarm. Jika level air lebih rendah dari -280 mm (level air low III atau level
air low boiler trip), maka boiler akan stop boiler automatis. Kandungan air yang dibawa steam
mengakibatkan endapan kotoran padat pada dinding pipa superheater dan turbine blade. Hal ini
sangat berdampak pada keekonomisan pengoperasian dan keamanan power plant. Oleh karena
itu, DCS dan operasional harus lebih teliti dalam mengawasi level air boiler.

bagian dalam drum uap dengan fungsi

Drum uap boiler dimaksudkan untuk melakukan hal berikut.


1. Uap dimurnikan oleh bagian dalam drum uap yang mungkin memiliki pemisah baffle,
pemisah siklon, pemisah Chevron, demister / Pengering layar.

19
2. Bertindak sebagai reservoir dan menyediakan kepala yang diperlukan untuk sirkulasi air
melalui permukaan penguapan.
3. Pasokan air untuk waktu yang singkat jika terjadi penghentian pasokan air.

Kriteria ukuran drum uap adalah sebagai berikut.


1. Panjangnya ditentukan berdasarkan jumlah siklon yang akan ditempatkan. Jumlah siklon
ditentukan sehingga kecepatan campuran uap air adalah 5 sampai 6 m/s. Penurunan
tekanan melintasi siklon dibatasi hingga 4-5 psi. Penurunan tekanan yang lebih tinggi
secara drastis mempengaruhi rasio sirkulasi.
2. Diameternya ditentukan untuk menahan volume air yang dibutuhkan antara ketinggian air
normal dan ketinggian perjalanan. Untuk boiler pemulihan panas limbah, waktu
penghentian proses / waktu isolasi gas dapat berlangsung dari 4-5 menit.

Bagian Bagian Steam Drum

 Steam water separator horiontal :


secara keseluruhan terdapat 52 buah yang disusun dua baris dan merata

 Drying Cabinet :
menggunakan drying cabinet bertype “W” sebanyak 20 buah

 Pipa distribusi feed water :


feed water disupply ke dalam steam drum dengan menggunakan pipa feed water yang terhubung
dengan sisi sebelah kanan steam drum.

 Continue Blowdown pipe :


memiliki banyak lubang pipa di bagian tengah steam drum menggunakan tiga jalur yang
digabungkan menjadi satu

 Pipa dosing :
pipa yang panjangnya sama dengan steam drum, di bagian bawah terdapat lubang kecil

20
 Downcomer :
4 buah pipa besar yang mengalirkan air dari steam drum menuju water wall

 Riser tube :
pipa pipa pada dinding boiler yang berfungsi mengubah air menjadi steam / uap yang kemudian
dialirkan ke steam drum. Selain itu berfungsi untuk menaikan presssure pada steam drum

 Economser recircullation :
berfungsi untuk recirkulasi air dari downcomer untuk disalurkan lagi ke economiser pada saat
start up dan shut down boiler sehingga dapat mencegah kerusakan pipa pipa economiser

 Auxiliary steam :
untuk berbagi steam atau preheating ke boiler lainnya sebelum dilakukan start boiler

 2 buah safety valve :


Safety valve utama steam drum 1.08 kali takanan kerja ( 11.03 x 1.08 = 11.92 Mpa)
Safety valve control steam drum 1.05 kali tekanan kerja ( 11.03 x 1.05 = 11.58 Mpa)

Penataan internal drum harus memenuhi kriteria kinerja berikut.

Pipa Distribusi Air Umpan


1. Harus mendistribusikan air tawar ke seluruh panjang drum sehingga air tawar bercampur
dengan baik dengan air ketel. Ini harus mengarah ke air yang didinginkan secara seragam
melalui panjang drum. Distributor pakan tidak boleh mengganggu ketinggian air drum.
Seharusnya tidak menyebabkan pembengkakan tingkat air yang terlokalisir.
2. Seharusnya tidak menghalangi masuknya air ke downcomer. Jika tidak, hal itu dapat
menyebabkan kegagalan sirkulasi bagian evaporator.

21
3. Pipa tidak boleh mengarahkan air dingin ke permukaan drum. Ini dapat menyebabkan
perbedaan suhu logam dan dapat meregangkan logam. Kecepatan keluaran air umpan dari
distributor harus dibatasi hingga 1,2 m/s. Distributor harus ditempatkan pada jarak 250
mm dari permukaan internal drum uap.
4. Pipa distributor umpan harus diberi flensa agar mudah dilepas dan flensa harus memiliki
pemesinan yang tepat pada permukaan kawin. Gasket tidak boleh digunakan karena gagal
selama periode tertentu.
5. Lokasi distributor pakan harus berada di ruang uap dengan baffle yang tepat jika terjadi
steaming economizer. Uap harus mengambil jalan berliku-liku untuk memfasilitasi
pemisahan tetesan air.

Katup Pengaman
1. Harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga uap saat dikeluarkan tidak mengganggu
penarikan uap oleh sambungan uap jenuh ke superheater. Seharusnya tidak menyebabkan
kelaparan Superheater. Oleh karena itu umumnya terletak di luar unit pengering uap.

2. Diameter lubang masuk rintisan tidak boleh kurang dari diameter lubang desain yang
dipilih berdasarkan kapasitas pelepasan uap yang diperlukan.
3. Panjang rintisan katup pengaman harus sesingkat mungkin. Jika stub panjang, akan
terjadi penurunan tekanan pada pipa yang menyebabkan seringnya dudukan ulang &
pengangkatan.

Pipa Dosis Kimia


Untuk mempertahankan kimia air boiler yang diinginkan, bahan kimia yang sesuai ditambahkan
langsung ke dalam air drum. Bahan kimia diberikan melalui pipa distribusi bahan kimia. Dalam
boiler bertekanan tinggi, manajemen pH dan fosfat adalah jenis program yang diadopsi. Ada
program perawatan lain yang terbukti seperti semua perawatan volatil (AVT) dan perawatan
polimer.

22
1. Bahan kimia konsentrat dimasukkan ke dalam air boiler. Oleh karena itu perpipaan harus
dari bahan yang tidak menimbulkan korosi. Pipa harus dari konstruksi baja tahan karat.
2. Bahan kimia harus didistribusikan dengan baik ke seluruh panjang drum. Atau bisa juga
disambungkan ke pipa air umpan itu sendiri sehingga membantu pencampuran yang lebih
baik.
3. Pipa distribusi bahan kimia tidak boleh tersumbat karena bahan kimia. Diameter lubang
harus 6 mm. Lubang harus dipasang pada 300 mm.
4. Bahan kimia tidak boleh terkuras melalui pipa blow down. Itu harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga bahan kimia tercampur dengan baik dengan air tawar sebelum
masuk ke downcomer.
5. Bahan kimia tersebut dapat dimasukkan ke dalam pipa air umpan tepat sebelum drum. Ini
akan memastikan pencampuran yang baik antara air & bahan kimia. Ini juga akan
memastikan distribusi yang sangat baik.

Pipa Continuous Blowdown


Air ketel diuapkan terus menerus dan uap murni relatif meninggalkan drum ketel. Mekanisme ini
menyebabkan konsentrasi air boiler dengan padatan terlarut lebih banyak. Karena kelarutan
berbagai padatan terlarut dibatasi berdasarkan tekanan operasi, konsentrasi padatan terlarut
dalam air boiler perlu dibatasi. Selalu ada sisa padatan terlarut air boiler ke dalam steam. Ini
disebut carry over yang menguap. Persentase sisa setiap konstituen adalah fungsi dari tekanan
operasi boiler. Oleh karena itu perlu dilakukan pembatasan konsentrasi air boiler dengan padatan
terlarut. Silika adalah konstituen air yang buruk yang menyebabkan endapan keras pada bilah
turbin.
Pipa continuous blow down diperlukan untuk memenuhi kriteria berikut.
1. Ini harus meniup air boiler TDS tinggi saja. Dalam tidak harus menyebabkan blow down
air tawar.
2. Itu harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menguras bahan kimia dosis.
3. Karena merupakan kebiasaan untuk mengambil sampel air boiler dari saluran CBD,
sampel harus merupakan representasi dari padatan air boiler.
4. Pipa CBD harus dapat menarik air boiler dari seluruh panjang steam drum. Pengambilan
sampel yang terlokalisasi akan menyebabkan sampel air boiler yang salah.

23
Pengukur Tingkat Drum
Level drum bukanlah sesuatu yang benar-benar satu level di dalamnya. Tergantung pada ukuran
downcomer, jumlah off, jarak antara downcomer, tingkat sirkulasi, dan tekanan operasi boiler
dan pengaturan baffle, tingkat drum bervariasi sepanjang drum. Tapping level drum perlu
ditempatkan secara strategis sehingga level air aman pada level air rendah. Harus ada perangkat
yang menghindari perubahan tingkat gelombang kecil. Untuk meringkas, pengukur level harus
memenuhi kriteria berikut.
1. Harus menunjukkan level sebenarnya di dekat area downcomer.
2. Harus memiliki perangkat yang menyaring variasi tingkat kecil.
3. Tapak pengukur level drum harus berada pada level yang sama dengan level transmitter.
4. Pusat pengukur ketinggian harus sesuai dengan ketinggian air normal drum (NWL) yang
diinginkan.
5. Kedua lokasi pengukur level harus sedemikian rupa sehingga kondisi level di dalam tidak
akan berbeda.

Ruang Kotak Cyclon


Ketika boiler dilengkapi dengan pemisah siklon, semua campuran uap air dikumpulkan dalam
ruang. Campuran dibuat untuk melewati beberapa siklon. Siklon dipasang melalui sistem flensa
ke ruang kotak siklon. Siklon memisahkan air dan kembali ke ruang air drum. Uap keluar
melalui unit chevron atas. Sistem total harus memenuhi persyaratan berikut.
1. Kotak pemisah uap harus dapat diturunkan sepenuhnya dalam ketel drum untuk
memfasilitasi penggantian tabung bank. Kotak harus dari konstruksi yang dilas untuk
ketel drum tunggal.
2. Kotak pemisah uap harus kedap bocor. Tidak boleh ada melewatkan uap / air. Air / uap
dapat menyebabkan percikan lokal air drum ke bagian demister.
3. Siklon harus dapat dilepas. Flensa pemasangannya harus anti bocor. Perawatan yang baik
diperlukan saat membuat ini. Setiap kebocoran di sini lagi akan menyebabkan percikan
air ke bagian demister.
4. Desain siklon harus sedemikian rupa sehingga ada cukup kaki segel di sisi air saat
permukaan air turun. Dalam kasus siklon masuk tangensial, air memisahkan daun melalui

24
bagian bawah. Oleh karena itu kaki segel harus setidaknya 200mm di bawah permukaan
air yang rendah. Dalam kasus siklon aksial, air dikeluarkan dari atas dan karenanya
situasi seperti itu tidak muncul.
5. Pemasangan pemisah chevron harus tepat di atas siklon.
6. Arah crimping di chevron harus sedemikian rupa sehingga tetesan air yang terpisah tidak
masuk kembali ke dalam uap.

Pemurni Uap / Pengering Uap / Demister


Demister dapat menjadi pengering Chevron dua tahap / demister / pengering layar. Tujuannya
adalah untuk menjebak tetesan dan membawanya kembali ke air drum.
1. Harus ada jarak 300 mm antara HWL dan steam purifier, agar air tidak langsung masuk
ke steam driers / demisters.
2. Bingkai pemasangan demister harus anti bocor. Itu harus dilas segel ke drum.
3. Pengemasan Chevron / Demister harus miring agar tetesan air terkumpul di bagian
bawah. Tetesan air yang terpisah harus dikumpulkan dalam bak dan harus dialirkan ke
sisi air. Tetesan tidak boleh masuk kembali ke uap.
4. Daerah demister/pengering harus memenuhi persyaratan luas minimum teoritis. Jika
tidak, kecepatan uap akan sangat tinggi, sehingga tetesan air akan terbawa bersama uap.

Pipa Outlet Uap Jenuh


Ada banyak arti dalam mengambil outlet uap yang didistribusikan dari seluruh panjang
pengering. Setelah area yang lebih kering dirancang dan digabungkan, tidak ada artinya
mengambil uap jenuh melalui satu saluran keluar. Ini menyiratkan bahwa efektivitas kering akan
turun. Sambungan manifold di dalam drum atau di luar drum lebih disukai.
1. Penyekat diperlukan untuk mencegah masuknya uap langsung ke dalam pipa saluran
keluar uap.
2. Jumlah sadapan harus disediakan untuk menarik uap secara terdistribusi ke seluruh
panjang demister.

Penurun

25
Tergantung pada rasio sirkulasi, area aliran downcomer dipilih. Dianjurkan untuk mengambil air
dari seluruh panjang drum. Ini menghindari penurunan permukaan air yang sangat rendah tepat
di atas downcomer. Saat level air rendah, uap dapat langsung masuk ke downcomer dan kepala
sirkulasi akan hilang.
1. Untuk menghindari pusaran yang diinduksi aliran pada saluran masuk downcomer,
pemutus pusaran adalah suatu keharusan untuk downcomer 100 nb ke atas.
2. Pemutus pusaran harus memiliki pelat tutup untuk mencegah mata melihat ruang uap.
3. Lebih disukai memiliki lebih banyak jumlah downcomer yang dipasang untuk menutupi
panjang drum.

Pipa Blowdown Intermitten


Sangat tepat untuk menamakannya sebagai katup pembuangan darurat yang melaluinya
ketinggian air diturunkan jika ketinggiannya tinggi. Dalam boiler bertekanan rendah, katup
penghembus intermiten ditempatkan secara strategis untuk menghilangkan lumpur yang
mengendap yang dihasilkan oleh reaksi fosfat dengan garam kalsium dan magnesium.
1. Tap off ini umumnya terletak sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu indikasi
ketinggian air.
2. Penataan tidak boleh mengganggu aliran melalui downcomer

7. Kontrol Level Drum Uap Boiler

Steam drum merupakan bagian vital dari sistem boiler di industri kimia. Fungsi boiler yang
tepat dan aman tergantung pada berbagai parameter seperti level steam drum, aliran air umpan
dan aliran steam. Tekanan, suhu dan level sistem boiler tidak dapat diatur secara langsung tetapi
tergantung pada aliran air umpan. Tekanan atau suhu dalam sistem boiler dapat dipertahankan
dengan mengontrol aliran bahan bakar dan udara sedangkan level dapat dipertahankan dengan
mengatur aliran air umpan. Tujuan pengontrol level drum adalah untuk menjaga level pada nilai
yang diinginkan, level antarmuka yang optimal membutuhkan antara uap dan air di dalam drum
uap. Sangat penting bahwa tingkat cairan harus cukup rendah untuk memastikan bahwa ada
pemisahan yang tepat antara uap dan air dan cukup tinggi untuk menjamin bahwa air ada di
setiap tabung pembangkit uap.

26
Komponen Kontrol Level Steam Drum
Ada berbagai komponen yang mempengaruhi level steam drum:
 Gelembung ada di bawah tingkat antarmuka antara uap dan air ke dalam drum uap karena
air mendidih.
 Peningkatan/penurunan volume gelembung uap menyebabkan variasi ketinggian air yang
mengakibatkan fenomena 'ketinggian air palsu'.
 tekanan drum uap. Kontraksi atau ekspansi gelembung uap tergantung pada variasi
tekanan drum uap karena perubahan permintaan uap.

Desain strategi kontrol level drum boiler biasanya digambarkan sebagai:


1. Elemen tunggal
2. Dua elemen
3. Kontrol tiga elemen

1. Kontrol Level Drum Elemen Tunggal (Single Elemen Control)


Desain pertama: Kontrol level Drum Elemen Tunggal' dijelaskan di bawah ini

Skema

27
Kontrol level drum elemen tunggal adalah strategi termudah yang cocok untuk boiler
kecil yang memiliki variasi beban/gangguan rendah dan sedang. Dalam pendekatan ini, level
sedang diukur yang membantu dalam mengontrol aliran air umpan untuk mempertahankan level
steam drum. Karena kenaikan atau penurunan permintaan steam, fenomena seperti
pembengkakan & penyusutan terjadi pada steam. Kelemahan dari pendekatan ini adalah bahwa
level steam drum dipengaruhi oleh air umpan dan gangguan steam yang tidak terkontrol.

Strategi penyetelan PID


Dari sudut pandang kontrol, drum boiler adalah proses yang terintegrasi. Ini berarti
bahwa setiap ketidaksesuaian antara aliran masuk (air) dan aliran keluar (uap) akan
menyebabkan perubahan terus menerus pada level drum. Mengintegrasikan loop sulit untuk
disetel dan dapat dengan mudah menjadi tidak stabil jika waktu integral pengontrol diatur terlalu
pendek (yaitu, penguatan integral yang tinggi). Persyaratan yang dikenakan proses untuk waktu
integral yang lama membuat loop lambat untuk pulih dari gangguan ke level drum.

Selain di atas, level drum boiler terkenal karena responsnya yang terbalik. Jika level
drum rendah, dan lebih banyak air umpan ditambahkan untuk meningkatkannya, level drum
cenderung menurun terlebih dahulu sebelum meningkat. Ini karena air umpan yang lebih dingin
menyebabkan sebagian uap di evaporator mengembun, menyebabkan volume air/uap berkurang,
dan karenanya turunnya level drum.

Kontrol umpan balik konvensional mengalami kesulitan dalam mengatasi respons


terbalik ini. Loop kontrol yang menggunakan penguatan pengontrol tinggi dan tindakan turunan
dapat bekerja dengan baik di aplikasi level lain, tetapi akan dengan cepat menjadi tidak stabil
pada level drum boiler. Stabilitas paling baik dicapai dengan menggunakan gain pengontrol yang
rendah, waktu integral yang lama, dan tidak ada turunan. Namun, pengaturan ini membuat
respons pengontrol sangat lamban dan tidak cocok untuk mengendalikan proses yang kritis
seperti level drum boiler.

28
Level drum dipengaruhi oleh perubahan air umpan dan laju aliran uap. Tetapi karena
respon loop kontrol umpan balik yang sangat lambat, perubahan aliran umpan atau aliran uap
dapat menyebabkan penyimpangan yang sangat besar pada level drum boiler. Kontrol level drum
elemen tunggal dapat bekerja dengan baik hanya jika waktu tinggal drum sangat besar untuk
mengakomodasi deviasi yang besar, tetapi hal ini jarang terjadi. Untuk alasan ini, strategi
pengendalian biasanya diperluas juga untuk mencakup aliran air umpan dan uap.

2. Two Element Drum Level Control

Scheme

Strategi kontrol level drum dua elemen efektif untuk boiler dengan variasi beban
sedang. Di tingkat elemen ganda, pengendalian efek pembengkakan dan penyusutan drum boiler
dilakukan dengan hati-hati. Tekanan drum bervariasi sesuai dengan aliran uap. jika beban
meningkat dan tekanan drum turun. Dalam pengontrol dua elemen, efek ini dikompensasikan
dengan mengukur aliran uap bersama dengan level drum. Aliran uap memiliki hubungan
langsung dengan tekanan dan suhu. Jadi, di sebagian besar penyebab pengukuran aliran uap
dikompensasi oleh tekanan dan suhu. Kelemahan dari strategi ini adalah bahwa gangguan akibat

29
tekanan steam drum dan variasi beban tidak dapat diatur dalam suplai air umpan karena variabel
ini tidak diukur dalam strategi kontrol ini.

Strategi penyetelan PID


Banyak boiler memiliki dua atau tiga pompa umpan yang akan dinyalakan atau
dimatikan tergantung pada beban boiler. Jika pompa umpan dihidupkan atau dimatikan, laju
aliran air umpan total berubah. Hal ini menyebabkan penyimpangan pada level drum, di mana
pengontrol level drum akan bertindak dan mengubah posisi katup kontrol air umpan untuk
mengimbanginya. Seperti dijelaskan di atas, respons pengontrol level kemungkinan sangat
lambat, sehingga menghidupkan dan mematikan pompa umpan dapat mengakibatkan
penyimpangan besar pada level drum.

Tindakan kontrol yang lebih cepat diperlukan untuk menangani perubahan laju aliran
air umpan. Tindakan yang lebih cepat ini diperoleh dengan mengontrol laju aliran air umpan itu
sendiri, selain level drum. Untuk mengontrol level drum dan laju aliran air umpan, digunakan
kontrol kaskade. Pengontrol level drum menjadi pengontrol utama, dan outputnya menggerakkan
titik setel pengontrol aliran air umpan, loop kontrol sekunder.

3. Three Element Drum Level Control

Scheme

30
Sistem kontrol level air boiler tiga elemen adalah sistem yang biasanya menggunakan
level air yang diukur, laju aliran uap dari boiler, dan debit air ke dalam boiler untuk mengatur
aliran air ke dalam boiler. Ini adalah strategi kontrol level drum boiler yang paling umum dan
efektif untuk menggunakan kontrol level drum tiga elemen sehingga efek penyusutan dan
pembengkakan dapat diatasi. Gambar diatas menunjukkan skema kontrol tiga elemen kontrol
level drum. Penyusutan dan pembengkakan memperkenalkan fenomena ketinggian air palsu
yang mengarah pada pengukuran tiga parameter termasuk ketinggian air drum, aliran air umpan
dan aliran uap.

Dengan penambahan pengukuran aliran air umpan dan aliran uap dalam sistem kontrol,
seseorang dapat dengan mudah menentukan perbedaan besar antara keduanya dan mengambil
tindakan kontrol untuk mempertahankan ketinggian air. Hasil yang sama dapat dicapai dengan
menggunakan kontrol dua elemen, tetapi ada beberapa kelemahan dari kontrol dua elemen
seperti tidak dapat berubah karena gangguan beban terjadi pada pasokan air umpan. Kedua,
interaksi pentahapan antara level drum dan aliran air umpan tidak dapat dihilangkan dengan
kontrol dua elemen.

Jadi, untuk mengatasi masalah ini, tiga elemen kontrol level drum uap digunakan di
mana laju aliran air umpan variabel ketiga ditambahkan yang digunakan untuk memanipulasi
katup kontrol air umpan. Output dari pengontrol level drum dua elemen mengalir dengan
pengontrol aliran air umpan. Aliran uap bertindak sebagai titik setel ke pengontrol air umpan dan

31
aliran air umpan digunakan sebagai variabel proses. Dengan demikian, jumlah uap yang
meninggalkan drum menghasilkan penambahan jumlah air umpan yang sama ke drum. Strategi
kontrol level drum tiga elemen efektif untuk variasi beban yang cepat karena dapat dengan
mudah menangani keseimbangan antara aliran air umpan dan aliran uap.

Strategi penyetelan PID


Seperti aliran umpan, perubahan aliran uap juga dapat menyebabkan penyimpangan
besar pada level drum dan mungkin dapat membuat boiler tersandung. Perubahan laju aliran uap
dapat diukur dan pengukuran ini dapat digunakan untuk meningkatkan kontrol level dengan
sangat berhasil dengan menggunakan strategi kontrol umpan maju.

Untuk strategi kontrol umpan maju, laju aliran uap diukur dan digunakan sebagai titik
setel pengontrol aliran air umpan. Dengan cara ini laju aliran air umpan diatur agar sesuai dengan
aliran uap. Perubahan laju aliran uap akan segera dilawan oleh perubahan serupa dalam laju
aliran air umpan. Untuk memastikan bahwa penyimpangan pada level drum juga digunakan
untuk kontrol, output pengontrol level drum ditambahkan ke umpan maju dari aliran uap.

8. Pengujian Sistem Proteksi FSSS

A. Pengertian

Furnace Safeguard Supervision System (FSSS) merupakan sebuah sistem pengamanan


terhadap furnace boiler ketika akan terjadi suatu kondisi tidak aman, maka sistem ini akan
mengaktifkan Master Fuel Trip (MFT) dan boiler akan shutdown darurat.

B. Tujuan

32
Pengujian FSSS dilakukan sebelum boiler melakukan start dan bertujuan untuk
memastikan sistem Proteksi dapat berfungsi sesuai dengan ketentuan parameter yang telah
ditetapkan.

Gambar 5. Layout sistem FSSS

C. Pengujian Proteksi FSSS

Sebelum melakuka pengujian proteksi, program control motor fan & motor coalfeeder
pada monitor akan diubah terlebih dahulu ke mode Test atau mode Demo dimana peralatan
yang ada dilapangan tidak akan beroperasi Ketika di start. Untuk proses pengujian dilakukan
bersamaan dengan orang I&C untuk memanipulai parameter dengan mengubah logic
deprogram DCS. Beberapa item Pengujian Proteksi:

1. MFT manual
Simulasi Pengoperasian Boiler, Start interlock boiler besar saat pengujian terlebih
dahulu menekan satu tombol dan proteksi harus tidak bekerja, selanjutnya meneka dua
tombol secara bersamaan disaat ini proteksi harus dipastikan bekerja. Reset sistem
proteksi

33
Gambar 6. Tombol MFT manual

2. All Induce Draft Fan (IDF) trip.


Simulasi Pengoperasian Boiler,Start interlock besar dan start proteksi IDF;operator
mematikan kedua IDF secara manual di lapangan. jika sistem bekerja reset kembali
sistem proteksi.

Gambar 7. Tombol Emergency Fan


3. Primary Air Fan trip
Simulasi Pengoperasian Boiler,Start interlock besar dan start proteksi PAF: operator
mematikan PAF secara manual di lapangan. jika sistem bekerja reset kembali sistem
proteksi.
4. Furnace outlet pressure low II (-2489 Pa)

34
Simulasi Pengoperasian boiler, start interlock besar dan start poteksi pressure low II:
saat pengujian akan dilakukan short wiring dua buah oleh pihak DCS dilapangan. jika
sistem bekerja reset kembali sistem proteksi.

5. Furnace outlet pressure high II (+2489 Pa)


Simulasi Pengoperasian boiler, start interlock besar dan start poteksi pressure Hight II:
saat pengujian akan dilakukan short wiring dua buah oleh pihak DCS dilapangan. jika
sistem bekerja reset kembali sistem proteksi.

6. Steam drum level low III (-280 mm)


Simulasi Pengoperasian boiler, Start interlock besar dan star proteksi Steam drum low
III; pegujian proteksi dilakukandengan metode pemaksaan sinyal analog. Jika sistem
bekerja reset kembali sistem proteksi.

7. Steam drum level high III (+200 mm)


Simulasi Pengoperasian boiler, Start interlock besar dan star proteksi Steam drum High
III; pegujian proteksi dilakukan dengan metode pemaksaan sinyal analog. Jika sistem
bekerja reset kembali sistem proteksi.

8. Interlock Steam Drum Water level


Start interlock emergency steamdrum, pegjian dilakukan dengan metode pemaksaan
sinyal analog steamdrum dengan nilai diatas 200mm akan tebuka otomatis dan
dibawah 76mm akan tertutup otomatis.

9. Pencucian Water Level Glass Pada Steam Drum


35
A. Tujuan
Pencucian water level glass bertujuan untuk membersihkan kotoran atau kerak yang menempel
pada sight glass water level steam drum. Pada umumnya kotoran atau kerak yang menempel
berasal dari kualitas air yang sudah jenuh maupun buih-buih yang terbentuk di dalam steam
drum. Water level glass dapat dilihat di Gambar 1.

Gambar 1. Water level glass steam drum

B. Syarat-syarat sebelum melakukan pencucian water level glass

Sebelum melakukan pencucian water level glass steam drum ada beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi, yaitu :
1. Operator lapangan melakukan pemeriksaan dan memastikan kondisi di sekitar lokasi dan
peralatan aman untuk melakukan pencucian water level glass.

2. Operator DCS memastikan kondisi boiler beroperasi normal.

3. Operator lapangan memakai APD yang diperlukan dan pakaian anti panas.

36
C. Langkah-langkah Pencucian Water Level Glass
Langkah-langkah pencucian water level glass, yaitu :
1 Lapor atasan bahwa akan dilakukan pencucian water level glass.

2 Menutup valve steam gate kemudian buka ¼ - ⅓ putaran.

3 Menutup valve water gate, kemudian buka ¼ - ⅓ putaran.

4 Buka valve drain gate 1 dan 2 seperlunya, maka akan terjadi pembilasan dengan steam dan
water pada glass.

5 Tutup valve water gate maka terjadi pembilasan dengan steam pada glass.

6 Buka lagi ¼ - ⅓ valve water gate dan tutup valve steam gate, maka terjadi pembilasan dengan
water pada glass.

7 Tutup valve water gate dan kosongkan level glass, setelah kosong tutup penuh valve drain gate
1 dan 2.

8 Periksa hasil pembilasan, jika glass tidak terlihat bersih maka lakukan pembilasan ulang.

9 Bila sight glass sudah terlihat bersih, maka buka secara bergantian pada valve steam dan air
hingga putaran penuh untuk menyesuaikan kembali posisi level air.

10 Konfirmasikan dengan operator DCS dan pastikan kondisi level air di lapangan dan di DCS
sudah sama.

11 Lapor atasan terkait bahwa pencucian water level glass telah selesai dilakukan dengan aman.

37
Gambar 1. Skema peralatan water level glass

LAMPIRAN

38
1.ketel uap 2.langkah2 start up boiler

3.pararel steam 4.ESP

5.fluidisasi 6.steam drum

7.control level steam drum 8.Proteksi FSSS

9.pencucian water lavel drum

39

Anda mungkin juga menyukai